• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemilikan Hak Milik Atas Tanah Bagi WNI Keturunan Tionghoa di Daerah Istimewa Yogyakarta T1 312007091 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemilikan Hak Milik Atas Tanah Bagi WNI Keturunan Tionghoa di Daerah Istimewa Yogyakarta T1 312007091 BAB IV"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

132 BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari pembahasan mengenai larangan pemilikan hak milik atas tanah bagi warga negara suku Tionghoa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur DIY PA VIII No.K.898/A/1975, hal : Penyeragaman Policy pemberian hak atas tanah kepada seorang WNI Non Pribumi, sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Bahwa alasan atau latar belakang masih berlaku larangan pemilikan HM bagi suku Tionghoa tersebut yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur DIY No.K/898/A/1975, tidak tepat lagi jika diberlakukan di DIY. Hal ini karena DIY sejak tahun 1984 telah memberlakukan UUPA sepenuhnya di DIY, yaitu sejak dikeluarkan Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1984 dan diberlakukannya Peraturan Daerah DIY No. 3 Tahun 1984.

Alasan dikeluarkan dan diberlakukan Surat Edaran Gubernur DIY tersebut, karena pada jaman dulu Gubernur (Sultan/Raja) memiliki pemikiran takut kalau tanah di DIY dikuasai oleh warga negara suku Tionghoa karena lebih kaya dan pandai melihat tanah yang berprospek untuk dikembangkan dibandingkan warga negara indonesia asli (pribumi). Dari alasan diberlakukannya larangan pemilikan HM tersebut juga tidak tepat jika dasar pertimbangannya dilihat dari sisi ekonomi, karena yang digunakan sebagai

(2)

133

Jika Surat Edaran Gubernur DIY tersebut ditinjau dari tata urutan perundang-undangan, asas preferensi hukum, dan perkembanganan hukum seharusnya sudah tidak relevan lagi dan bertendensi diskriminatif, tetapi masih saja hingga sekarang masih tetap diberlakukan di DIY. Karena sangat jelas bahwa Surat Edaran Gubernur DIY tersebut bertentangan dengan UUPA, asas nasionalitas (Pasal 9 ayat (1) jo. Pasal 21 ayat (1) UUPA), asas persamaan hak (Pasal 9 ayat (2)), asas Equality Before The Law, asas Lex Superior Derogat

Lex Inferiori, UU Kewarganegaraan, UU HAM, dan UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

2. Dengan masih diberlakukannya Larangan pemilikan HM yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur tersebut di DIY, bahwa yang diperbolehkan memiliki tanah dengan HM yaitu hanya WNI asli (pribumi) saja, sedangkan bagi WNI keturunan Tionghoa hanya diberikan HGB. Bahwa sebenarnya setiap warga negara indonesia didalam ketentuan UUPA tanpa adanya perbedaan berhak untuk memiliki HM atas tanah di Indonesia, termasuk juga di DIY yang telah memberlakukan UUPA sepenuhnya.

Tetapi dengan masih diberlakukannya larangan pemilikan HM tersebut banyak terjadi penyelundupan (pelanggaran) hukum, misalnya seperti: WNI keturunan Tionghoa yang ingin membeli tanah di DIY dengan HM dengan meminjam nama dari WNI asli (pribumi), WNI keturunan Tionghoa dapat memiliki HM atas tanah di DIY karena nama, wajah, dan perawakannya mirip dengan WNI asli (pribumi), atau WNI keturunan Tionghoa dapat memiliki HM atas tanah di DIY dengan cara memberikan uang tambahan kepada Notaris / PPAT agar dibantu pengurusan tanahnya agar mendapatkan status HM.

B. SARAN

(3)

134

1. Pemerintah Daerah seharusnya mencabut dan tidak memberlakukan aturan larangan kepemilikan hak milik atas tanah yang berlaku di DIY tersebut, karena dengan adanya larangan tersebut mengurangi hak asasi yang dimiliki orang sebagai warga negara untuk dapat memiliki tanah dengan status HM di Indonesia.

Karena aturan larangan pemilikan HM atas tanah bagi WNI keturunan Tionghoa tersebut juga jelas-jelas bertentangan dengan:

- UUPA;

- UU Kewarganegaraan;

- UU HAM;

- UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;

- Asas “nasionalitas”, yang pemilikan HM atas tanah di Indonesia adalah hak bagi setiap warga negara indonesia.;

- Asas “persamaan hak”, yang pemilikan hak atas tanah (termasuk pemilikan HM atas tanah) adalah hak setiap warga negara tanpa membedakan jenis kelamin, suku atau golongan, ataupun warga kulit; - Asas “Superior Derogat Lex Inferiori”, yang dimana peraturan yang

tingkatannya lebih rendah tidak boleh bertentangan atau bertabrakan dengan peraturan yang tingkatannya lebih tinggi;

- Asas “Equality Before The Law”, yang bahwa setiap orang sebagai warga negara mempunyai kedudukan yang sama di depan / di hadapan hukum.

Selain itu bahwa alasan / latar belakang larangan pemilikan HM atas tanah bagi WNI keturunan Tionghoa tersebut yang dasar pertimbangannya melihat pada keadaan ekonomi seorang tidak tepat, karena seharusnya dasar

Referensi

Dokumen terkait

Sumber eksplan pepaya berupa embrio zigotik yang digunakan untuk optimasi taraf kematian terhadap kanamisin, uji gus menggunakan plasmid pRQ6 (gen gus , NPH , promotor 35S, dan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut, 3 (tiga) hipotesis terdukung dan 1 (satu) hipotesis tidak terdukung. Hasil penelitian menunjukkan konflik peran tidak berpengaruh

Kepemimpinan transformasional, komitmen karyawan dan motivasi secara simultan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada perusahaan

yang sangat sulit, salah satunya SD 015 Wa‟Yagung. Untuk menuju sekolah ini dari Kota Tarakan harus menempuh rute penerbangan Tarakan-Long Bawan selama 70 menit,

LCD Projector adalah perangkat animasi tiga dimensi yang sering digunakan untuk media presentasi, karena mampu menampilkan screen dengan ukuran besar. Selain itu LCD Projector

Para Peserta akan bekerja sama, dalam kompetensi mereka dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di dalam yurisdiksi masing-masing termasuk prosedur dan

1. Para Pihak akan mengembangkan kerja sama dan konsolidasi yang telah terjalin erat antara kedua negara khususnya peningkatan kapasitas kerja sama kepolisian.

Tulisan kedua tentang status data stok karbon dalam biomas hutan di Indonesia, penulis sudah mengumpulkan dan menyediakan informasi mengenai status data biomas hutan yang