i
PEM BUATAN PROTOTIPE DYE SEL SURYA DENGAN M EM ANFAATKAN
ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea ba ta ta s L)
Oleh,
Dw i Susmiyanto NIM : 192009047
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan M atematika guna memenuhi sebagian dari persyarat an untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN M ATEM ATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA W ACANA
v
M O T T O
“M ASA DEPAN KU ADA DITAN GAN KU, DAN AKU YAN G
M EN EN TUKAN N YA”
1. Sesungguhnya Allah tidak akan m engubah nasib suatu kaum kecuali kaum it u sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri m ereka. (QS. 13:11)
vii DAFTAR ISI
HALAM AN JUDUL ... i
LEM BAR PENGESAHAN ... ii
LEM BAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
LEM BAR HAK BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI ... iv
M OTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 9
1.1. Lat ar Belakang Penelit ian ... 9
1.2. Sel Surya Pewarna Tersensit isasi (SSPT) ... 9
1.3. Ant osianin ... 10
1.3.1. Ekst raksi Ant osianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L)... 10
1.4. Derajat Keasaman (PH) ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 11
BAB II KARAKTERISASI EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (IPOM OEA BATATAS L) SEBAGAI FOTOSENSITISER PADA SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI ... 12
I. PENDAHULUAN ... 13
II. M ETODOLOGI ... 15
A. M enyiapkan Alat dan Bahan ... 15
B. Ekst raksi Ant osianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batat as L) ... 15
C. M embuat Cairan PH ... 15
D. Uji Spekt rum Absorbansi Ant osianin Ubi Jalar Ungu M enggunakan Spekt rofot om et er UV-Vis ... 15
E. Pembuatan lapisan TiO2... 16
F. Pembuatan elekt roda karbon ... 16
G. Pembuatan Elekt rolit ... 17
H. Perangkaian dan Pengujian SSPT ... 17
III. HASIL DAN PEM BAHASAN ... 17
A. Hasil Uji Spekt rofot omet er UV-Vis pada Ant osianin Ubi Jalar Ungu .. 17
B. Analisis Total Ant osianin Ubi Jalar Ungu ... 17
C. Pengujian Tegangan SSPT... 19
IV. KESIM PULAN ... 19
DAFTAR PUSTAKA... 19
BAB III FABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) DENGAN M EM ANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea bat at as L) ... 21
1. PENDAHULUAN ... 22
2. M ETODOLOGI ... 23
A. M enyiapkan Alat dan Bahan ... 23
B. Ekst raksi Ant osianin Ubi Jalar Ungu (ipomoea batat as L)... 23
C. Uji Spekt rum Absorbansi ant osianin Ubi Jalar Ungu M enggunakan Spekt rofot om et er UV-Vis ... 23
D. Pembuatan Elekt roda Kerja ... 23
viii
F. Pembuatan Larutan Elekt rolit ... 24
G. Perangkaian dan Pengujian SSPT ... 24
3. HASIL DAN PEM BAHASAN ... 24
A. Hasil Uji Spekt rofot om et er UV-Vis pada Ant osianin Ubi Jalar Ungu ... 24
B. Karakt erisasi I-V dan V-t pada SSPT ... 25
4. KESIM PULAN ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 26
9 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelit ian
Beberapa tahun t erakhir permasalahan t entang krisis energi menjadi banyak
perbincangan. Hal t ersebut dikarenakan semakin menipisnya cadangan minyak bumi, gas bumi
dan bat u bara yang ada di bumi. M inyak bumi, gas bumi dan bat u bara merupakan sumber
energi yang tak dapat diperbaharui dalam wakt u yang cepat . Selain it u meningkat nya jumlah
penduduk juga menjadi fakt or yang mempengaruhi krisis energi sehingga kebut uhan energi
meningkat . Pencarian sumber energi alt ernat if yang murah, aman dan ramah lingkungan saat
ini gencar dilakukan oleh banyak penelit i. Hal ini semata-mat a hanya unt uk mencar i solusi atas
kebut uhan energi.
Salah sat u energi alt ernat if yang memiliki pot ensi sangat besar namun belum
dimaanfaat kan secara maksimal adalah sel surya (photovolt aic/ solar cell) yang mampu
mengkonversi sinar matahari secara langsung menjadi ener gi list rik tanpa mengahsilkan emisi
gas buang apapun[1]. Sel sur ya sangat ber pot ensi digunakan di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara yang dilewat i garis kat ulist iwa sehingga m empunyai int ensitas penyinaran
matahari yang sangat besar.
1.2. Sel Surya Pewarna Tersensit isasi (SSPT)
Sel surya dapat dibedakan m enjadi t iga berdasarkan t eknologi dan bahan
pem buatannya. Per tama sel sur ya yang t erbuat dari silikon t unggal dan silikon mult i kristal.
Kedua, sel surya lapis t ipis (t hin f ilm solar cell) dan yang ket iga sel surya organik at au Dye
Sensit ized Solar Cell (DSSC) atau Sel Surya Pewarna Tersensit isasi (SSPT). SSPT pertama kali
dikembangkan oleh Grat zel et .al sehingga disebut juga sel Grat zel[2]. SSPT memiliki pot ensi yang sangat besar unt uk dikembangkan karena mudah dibuat , bahannya mudah didapat , murah dan
ramah lingkungan.
Sist em kerja SSPT dimulai dari dye(D) menyerap sebuah fot on sehingga elekt ron yang
berpindah dari level energi t erendah (HOM O) ke level ener gi t er t inggi (LUM O). Pada keadaan
t ereksitasi dye (D*) menginjeksi elekt ron menuju pita konduksi semi kondukt or TiO2. Kemudian
elekt ron t ersebut m elewat i TiO2 menuju elekt roda TCO (elekt roda kerja) dan selanjut nya
elekt ron m engalir menuju elekt roda lawan melalui rangkaian ekst ernal. Set elah it u elekt ron
masuk kembali ke dalam sel dan mereduksi sebuah donor t eroksidasi (I+) yang ada dalam elekt rolit . Terakhir dye t eroksidasi (D+) akhirnya menerima elekt ron dari donor t ereduksi (I3
-)
dan t ergenerasi kembali menjadi molekul awal (D)[3]. Prinsip kerja sel surya TiO2 t ersensit asi dye dit unjukkan secara skemat ik pada Gambar 1. Sedangkan urut an proses yang t er jadi
dirangkum dalam persamaan (1) sampai persamaan (5) berikut .
D + cahaya D* (1)
D* + TiO2 e
(TiO2) + D +
(2)
D* D (3)
D+ + e- (TiO2) D + TiO2 (4)
2 D+ + 3I- 2D + I3
-
10
Gambar 1. Skema prinsip kerja SSPT [3] dengan modifikasi gambar.
1.3. Ant osianin
Ant osianin merupakan pigm en yang berperan t erhadap t imbulnya warna m erah, ungu
dan biru pada beberapa bunga, buah, dan daun. Ant osianin bersifat polar sehingga dapat
dilarut kan dengan pelarut polar sepert i etanol, aset on, dan air[ 4]. Ant osianin bersifat t idak st abil dan mudah t erdegradasi. M anfaat dari ant osianin adalah melindungi sel dari sinar ult ra violet
dan berfungsi sebagai ant ioksidan yang mampu m enghambat oksidasi t oksin.
Dalam ubi jalar ungu (Ipomoea batat as L) t erdapat kandungan ant osianin. Ubi jalar
ungu m erupakan tanaman merambat yang banyak t umbuh di Indonesia. Jenis ant osianin yang
t erdapat dalam ubi jalar ungu yait u peonidin dan sianidin. St rukt ur peonidin dan sianidin dapat
dilihat pada Gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2. (a) st rukt ur kimia peonidin, (b) st rukt ur kimia sianidin.
1.3.1.Ekt raksi Ant osianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea bat atas L)
Ubi jalar ungu dikupas kemudian dicuci mengunakan air bersih lalu dit imbang sebanyak
40 gram. Ubi jalar ungu yang t elah ditimbang lalu dit umbuk dan dihaluskan menggunakan
mor tar. Set elah halus ubi jalar ungu t ersebut dimasukkan dalam tabung erlenm eyer yang sudah
dilapisi aluminium foil. Sebagai pelarut nya disiapkan sebanyak 40 ml met hanol dicampur 8 ml
asam asetat dan 52 ml aquades. Kemudian pelarut t ersebut dimasukkan dalam tabung
er lenmeyer yang di dalamnya t elah t erdapat ubi jalar ungu. Set elah it u tabung erlenmeyer
11
menggunakan kertas saring dan dimasukkan dalam bot ol gelap atau bot ol yang dilapisi
alumunium foil kemudian disimpan dalam kulkas. Langkah-langkah t ersebut diulangi dengan
pelarut yang berbeda yait u 50 ml m et hanol dicampur 8 ml asam asetat dan 42 ml aquades.
Dan pelarut yang t erakhir 60 ml met hanol dicampur 8 ml asam asetat dan 32 ml aquades.
1.4. Derajat Keasaman (PH)
PH adalah derajat keasaman yang digunakan unt uk menyatakan t ingakat keasaman
at au kebasaan yang dimiliki oleh suat u larut an. Besaran PH dimulai dari 0 sampai dengan 14.
PH 0 m enunjukkan kondisi larutan yang sangat asam, sedangkan PH 14 m enunjukkan kondisi
larut an yang sangat basa. Dan unt uk kondisi net ral dit unjukkan pada PH 7. Air murni pada suhu
25o C bersifat net ral.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhmad Herman Yuw ono, Donanta Dhanesw ara, Alfian Ferdiansyah, Arif Rahman, 2011, Sel Surya Tersensit isasi Zat Pewarna Berbasis Nanopart ikel TiO2 Hasil Proses Sol-Gel dan
Perlakuan Pasca-Hidrot ermal, Jurnal M at erial dan Energy Indonesia Vol. 01, No. 03 (2011)
127-140.
[2] M . Grat zel, 2003, Dye-sensit ized solar cells, Journal of Phot ochemist r y and Phot obiology C:
Phot ochemist r y Review s 4 (2003) 145-153.
[3] Akhiruddin M addu, M ahfuddin Zuhri, dan Ir mansyah, 2007, Penggunaan Ekst rak Ant osianin
Kol M erah sebagai Fot osensit izer pada Sel Surya TiO2 Nanokristal Tersensit isasi Dye,
M akara, Teknologi, Vol. 11 No. 2.
[4] Kukuk Yudiono, 2011, Ekst raksi Ant osianin Dari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea bat at as cv.
Ayamurasaki) Dengan Teknik Ekst raksi Subcrit ical Wat er, Jurnal Teknologi Pangan Vol.2
12
BAB II
Karakterisasi Ekst rak Antosianin Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas L) sebagai Fotosensitiser pada Sel
Surya Pew arna Tersensitisasi
Abstrak – Salah sat u t erobosan unt uk m engubah energi cahaya m enjadi list rik yait u menggunakan Sel
Surya Pew arna Tersensit isasi. Sel Surya Pew arna Tersensit isasi t ersusun dari kaca kondukt or, TiO2, cairan
elekt rolit , dye ant osianin sebagai sensit iser, dan elekt roda karbon. Pada penelit ian ini t elah dilakukan ekst raksi ant osianin ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) dengan variasi perbandingan pelarut unt uk mengekst rak. Sebanyak 40 gr ubi jalar ungu direndam dalam pelar ut selama 24 jam. Pelar ut yang digunakan adalah met hanol:asam aset at :aquades dengan nilai perbandingan 20:4:26, 25:4:21, dan 30:4:16. Dari hasil penelit ian diperoleh ekst rak ant osianin dari ubi jalar ungu t ert inggi yait u 31,16 mg/ 100 gr pada saat ekst raksi menggunakan perbandingan larut an met hanol:asam asetat :aquades = 30:4:16. Konsent rasi ant osianin yang t erendah yait u 14,725 mg/ 100 gr pada pebandingan larutan met hanol:asam asetat :aquades = 20:4:25. Hasil ini menunjukan bahw a semakin t inggi proporsi met hanol dan semakin rendah proporsi aquades yang di gunakan dapat meningkat kan konsent rasi ant osianin yang dihasilkan.
13 I. PENDAHULUAN
Permasalahan t entang energi akhir-akhir ini banyak m enjadi sorotan karena
persediaannya yang semakin menipis. Terutama t entang energi yang berasal dari fosil karena
merupakan energi yang t idak dapat diperbaharui (non renew able). Sehingga banyak para ahli
yang m elakukan penelit ian unt uk menciptakan energi alt ernat if yang dapat diperbaharui.
Dimana nant inya energi alt er nat if ini dapat mem enuhi kebut uhan energi manusia.
Salah sat u energi yang keberadaannya m elimpah adalah energi matahari, karena
t ersedia dalam jumlah yang besar dan t ersedia dalam kurun w akt u yang lama. Beberapa
penelit ian t elah dilakukan unt uk mendapat kan cara merubah energi mat ahari ini menjadi
energi list rik sepert i pembuat an sel surya/ solar cell. Sel surya sangat cocok unt uk
dikembangkan di Indonesia karena merupakan negara t ropis. Sehingga int ensitas matahari
yang dit erima cukup besar.
Berdasarkan bahan pembuatannya sel sur ya ada dua macam. Yang per tama yait u sel
surya yang t erbuat dari silikon, t etapi biaya pembuat an sel surya yang berbahan silikon
sangat lah mahal. Yang kedua adalah Dye Sensit ized Solar Cell (DSSC) atau Sel Surya Pewarna
Tersensit isasi (SSPT). SSPT merupakan sel surya yang dikembangkan per t ama kali oleh Grat zel
et .al, sehingga disebut juga sel Grat zel [1]. Sist em kerja SSPT meniru sist em kerja fot osint esis
pada t umbuhan. Keunggulan SSPT yait u bahan dasar pembuatannya relat if lebih murah dan
ramah lingkungan.
SSPT t erdiri dari sepasang kaca elekt roda yait u elekt roda kerja dan elekt roda lawan
yang mengapit elekt rolit . Elekt roda kerja merupakan kaca TCO (t ransparent conduct ing oxide)
yang dilapisi semikondukt or celah lebar sepert i TiO2 yang kemudian direndam dalam dye
ant osianin sebagai fot osensit izer sebagai t ransport pembawa muatan. Sedangkan elekt roda
lawan merupakan TCO yang dilapisi karbon yang berfungsi sebagai katalis unt uk mempercepat
reaksi redoks dengan elekt rolit . Pasangan redoks yang biasa digunakan yait u, I/ I3
(iodide/ t riiodide) [2]. Ilust rasi bent uk SSPT dapat dilihat pada Gbr. 1.
Sist em kerja SSPT dapat dilihat sepert i yang dit unjukkan pada Gbr. 2 dimulai dari dye (D)
menyerap sebuah fot on sehingga elekt ron t ereksit asi. Pada keadaan t ereksitasi dye (D*) menginjeksi elekt ron m enuju pita konduksi semi kondukt or TiO2. Kemudian elekt ron t ersebut
mel ewat i TiO2 menuju elekt roda kerja dan selanjut nya elekt ron m engalir m enuju elekt roda
lawan melalui rangkaian ekst ernal. Set elah it u elekt ron masuk kembali ke dalam sel dan
mereduksi sebuah donor t eroksidasi (I+) yang ada dalam elekt rolit . Terakhir dye t eroksidasi (D+) akhirnya menerima elekt ron dari donor t ereduksi (I3
-) dan t ergenerasi kembali menjadi molekul
aw al (D) [4].
Ant osianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah, biru dan ungu pada
buah, bunga dan daun. Salah sat u sumber ant osianin yang murah dan banyak t erdapat di
Indonesia adalah pada ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu merupakan t umbuhan m erambat yang
t umbuh disegala cuaca. Jenis ant osianin yang t erkandung dalam ubi jalar ungu yait u peonidin
dan sianidin. Ant osianin bersifat t idak stabil dan mudah t erdegradasi. Sifat dari ant osianin
14
Gbr. 1. Skema SSPT [3] dengan modifikasi.
Gbr 2. Skema prinsip kerja SSPT. (1) Dye t ereksitasi, (2) elekt ron melewat i TiO2
menuju elekt roda kerja, (3) elekt ron m enuju elekt roda lawan, (4) elekt ron
t ereduksi, (5) dye t ereduksi t ergenerasi kembali [4] dengan modifikasi gambar.
Penggunaan perbandingan pelarut yang t epat dapat mengopt imalkan proses ekst raksi
ant osianin, sehingga ant osianin yang didapat kan akan semakin banyak. Telah banyak penelit ian
yang bert ujuan mendapat kan cara t erbaik unt uk mengekst rak ant osianin. Salah sat unya adalah
Sri Winart i, et .al, [5] t elah menggunakan beberapa perbandingan pelarut et hanol:asam
asetat :air (5:1: 25; 10: 1:20; 15:1:15; 20:1:10 dan 25:1:5). Didapat kan ant osianin 1,3170
m g/ 100 gr dengan per bandingan pel ar ut et hanol:asam -aset at :air (25:1:5).
Dalam peneli t ian i ni ber t uj uan m enget ahui per bandingan yang paling opt im al unt uk
m engekst rak ant osianin jika pelarut yang digunakan adal ah m et hanol:asam aset at :aquades.
(a) (b)
15 II. M ETODOLOGI
A. M enyiapkan Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelit ian ini meliput i ubi jalar ungu (Ipomoea
batat as L), met hanol PA, asam asetat PA, aquades, KCl, CH3CO2Na.3H2O, HCl, kaca TCO
(t ransparent conduct ing oxide), det erjen, pensil 8B, TiO2, Poliet ilen Glikol 4000 (PEG 4000), KI,
dan I2. Peralatan yang digunakan antara lain t imbangan digital, mortar, erlenm eyer, beker gelas,
corong, spat ula, pipet , gelas ukur, kertas sar ing, t isu, alumunium foil, PH met er, lampu halogen
100 watt , mult i met er digital FLUKE, dan spekt rofot om et er OPTIZEN 2120 UV (UV-Vis).
B. Ekt raksi Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea bat at as L)
Ubi jalar ungu dit imbang menggunakan t imbangan digital sebanyak 40 gram.
Selanjut nya ubi jalar ungu digerus dan dihaluskan mengunakan mor tar. Ubi jalar ungu yang
t elah halus dimasukkan dalam erlenmeyer yang t elah dilapisi alumunium foil, kemudian
direndam selama 24 jam dengan campuran pelarut met hanol:asam asetat :aquades dengan
perbandingan 20:4:26, 25:4:21, dan 30:4:16. Selama proses perendaman erlenm eyer di simpan
dalam t empat yang gelap. Set elah 24 jam cairan ekst rak disaring menggunakan kert as saring
dan dimasukkan dalam bot ol yang dilapisi alumunium foil. Hal ini bert ujuan agar ant osianin
t idak t erkena cahaya sehingga mudah t erdegradasi.
C. M embuat cairan PH
Sebanyak 0,186 gram KCl ditambah 98 ml aquades dimasukkan dalam beker gelas
kemudian ditambah HCl sediki demi sedikit sampai menjadi PH 1. Unt uk membuat PH 4,5 yait u
5,4439 gram CH3CO2Na.3H2O, dan aquades dicampur dalam beker gelas. Kemudian
ditambahkan HCl sampai menjadi PH 4,5. Unt uk mengukur PH digunakan PH met er.
D. Uji Spekt rum Absorbansi Antosianin Ubi Jalar Ungu M enggunakan Spekt r ofot omet er UV-Vis
Cairan ekst raksi ant osianin yang diekst rak dengan perbandingan pelarut 20:4:26
dimasukkan ke dalam kuvet . Dimasukkan juga cairan perbandingan pelarut 20:4:26 ke dalam
kuvet . Gbr. 4 merupakan cairan ekst raksi ant osianin yang dimasukkan ke dalam kuvet .
(a) (b)
Gbr. 4. (a) Cairan ant osianin yang t elah diencer kan dengan larut an buffer
dengan PH 1. Dari kiri ke kanan merupakan perbedaan larutan ekst rak dengan
perbandingan 20:4:26, 25:4:21, dan 30:4:16. (b) Cairan ant osianin yang t elah
diencerkan dengan larutan buf fer dengan PH 4,5. Dari kiri ke kanan merupakan
perbedaan larut an ekst rak dengan perbandingan 20:4:26, 25:4:21, dan
16
Set elah it u kedua kuvet dimasukkan dalam spekt rofot omet er OPTIZEN 2120 UV
kemudian diuji absorbansinya. Panjang gelombang yang digunakan ant ara 400-700 nm.
kemudian hal yang sama juga dilakukan pada cairan ekst raksi dengan perbandingan pelarut
25:4:21 dan 30:4:16.
Dari spekt rum ant osianin yang t elah diperoleh kem udian dicari panjang gelombang
yang merupakan letak dimana nilai puncak absorbansi berada. Nilai dari panjang gelombang
inilah yang disebut
max yang kemudian akan digunakan dalam proses analisis jumlahant osianin.
Set elah it u dilakukan juga analisis t otal ant osianin menggunakan spekt rofot om et er
UV-Vis. Unt uk set iap cairan ekst rak diambil 0,2 ml, kemudian diencerkan menggunakan cairan PH 1
sampai menjadi 1,8 ml. Set elah diencerkan lalu dimasukkan ke dalam kuvet . Dengan Hal yang
sama juga dilakukan dengan m enggunakan PH 4,5. Set elah it u analisis jumlah ant osianin
dilakukan dengan m engukur absorbansi sampel menggunakan
max = 530 nm dan
= 700 nm[6].
E. Pembuat an lapisan TiO2
Sebanyak 2 gram serbuk TiO2 dihaluskan dalam mor tar. Sambil t erus dihaluskan
kemudian dit ambahkan asam asetat sebayak 5 ml. Set elah it u ditambahkan juga 10 t et es
det erjen dan diaduk sampai rata selama 10 menit . Selanjut nya disiapkan kaca TCO dan diukur
t erlebih dahulu resistansinya m enggunakan m ult imet er digital. Kemudian pada sisi kondukt if
dit empel selot ip di sekeliling t epi kaca sepert i yang nampak pada Gbr. 5.
(a) (b)
Gbr. 5. (a) Kaca TCO yang disolat ip pada t epinya, (b) Kaca TCO yang t elah
selesai dilapisi past a TiO2 dan dioven dalam suhu 300 o
C selama 30 menit .
Set elah it u pasta TiO2 dit et eskan pada per mukaan kaca dan diratakan dengan
menggunakan batang pipet lalu dit unggu sampai kering. Set elah kering semua selot ip yang
menempel dilepas, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 300o C selama 30 m enit . M at ikan oven dan lapisan TiO2 dibiarkan agar menjadi dingin.
F. Pembuat an elekt roda karbon
Kaca TCO diukur resistansinya m enggunakan mult im et er digital. Kemudian pada sisi
kondukt ifnya diarsir menggunakan pensil 8B. Set elah it u bagian yang diarsir dilet akkan diatas
nyala api lilin sehingga muncul lapisan jelaga. Selanjut nya salah sat u t epinya dibersihkan
17
G. Pembuat an elekt rolit
Unt uk membuat larutan elekt rolit iodida/ t riiodida (I-/ I3
-) yait u dengan mencampur kan
8,3 gr KI dengan 1,269 gr I2 dalam beker gelas. Kemudian ditambahkan sebanyak 100 ml
Poliet ilen Glikol 4000 (PEG 4000). Campuran t ersebut diaduk sebent ar kemudian dist irer
selama 20 menit .
H. Perangkaian dan Pengujian SSPT
Elekt roda TCO yang berlapis TiO2 direndam masing-masing dalam cairan ant osianin
dengan perbandingan pelarut 20:4:26, 25:4:21, dan 30:4:16 dalam wakt u yang sama yait u 1
jam. Set elah it u angkat dan keringkan di udara t erbuka. Kemudian pasangkan elekt roda kaca
TCO berlapis TiO2 dan elekt roda kaca TCO yang t elah dilapisi karbon. Set elah it u di sela kedua
elekt roda dit et esi larutan elekt rolit . Terakhir agar kedua elekt roda t idak bergeser maka dijepit
menggunakan klip pada kedua sisinya. SSPT yang t elah siap uji dapat dilihat pada Gbr. 6.
Selanjut nya SSPT siap unt uk diuji.
Gbr. 6. St rukt ur SSPT siap uji.
III. HASIL DAN PEM BAHASAN
A. Hasil Uji Spekt rofotomet er UV-Vis pada Ant osianin Ubi Jalar Ungu
Unt uk menget ahui nilai absorbansinya dilakukan pengujian ant osianin ubi jalar ungu
menggunakan spekt rofot omet er UV-Vis. Dari hasil spekt rofot om et er UV-Vis t ersebut dapat
diketahui bahwa puncak absorbansi dari yang t erendah sampai yang t er t inggi adalah cairan
ekst rak dengan perbandingan pelarut 30:4:16 kemudian 20:4:26, dan yang t erakhir 25:4:21.
Daerah serapan ant osianin ubi jalar ungu t erletak pada panjang gelombang 450-600 nm. Dan
puncak serapan t erletak pada panjang gelombang 530 nm. Puncak serapan atau
max inilahyang kemudian digunakan unt uk menguji cairan ekst rak yang t elah diencerkan m enggunakan
PH 1 dan PH 4,5 pada met ode analisa jumlah ant osianin.
B. Analisis Total Antosianin Ubi Jalar Ungu
Set elah dilakukan pengenceran m enggukana cairan PH 1 dan PH 4,5 kemudian
dilakukan pengujian menggunakan spekt rofot omet er UV-Vis dengan m enggunakan panjang
gelombang 530 nm dan 700 nm. Hasil uji spekt rofot omet er UV-Vis dapat dilihat pada Gbr. 7
18
Gbr. 7. Spekt rum ant osianin yang diencerkan m enggunakan PH 1.
perbandingan pelarut 20:4:26, perbandingan pelarut 25:4:21, dan
perbandingan pelarut 30:4:16.
Gbr. 8. Spekt rum ant osianin yang diencerkan menggunakan PH 4,5.
perbandingan pelarut 20:4:26, perbandingan pelarut 25:4:21, dan
perbandingan pelarut 30:4:16.
Jumlah ant osianin yang t erkandung dalam cairan ekst rak kemudian dihit ung dengan
menggunakan persamaan Ref. [6] .
A
vis maxA
700
PH1
A
vis maxA
700
PH4.5
1
A
1000
1
2
A
MW
DF
Antosianin
Dengan m enggunakan persamaan (1) dan persamaan (2) diperoleh hasil perhit ungan
jumlah ant osianin yait u unt uk perbandingan pelarut met hanol:asam asetat :aquades (20:4:26)
menghasilkan jumlah ant osianin sebanyak 14,725 mg/ 100 gr. Unt uk perbandingan pelarut
met hanol:asam asetat :aquades (25:4:21) menghasilkan ant osianin 27,85 mg/ 100 gr. Dan yang
t erakhir perbandingan pelarut met hanol:asam asetat :aquades (30:4:16) ant osianin yang
dihasilkan sebanyak 31,16 mg/ 100 gr.
Dari data diatas hubungan perbandingan pelarut dengan jumlah ant osianin adalah
semakin sedikit met hanol dan semakin banyak aquades yang digunakan maka jumlah
ant osianin yang deporoleh akan semakin sedikit . Sebaliknya, semakin banyak m ent hanol yang
digunakan dan semakin sedikit aquades maka jumlah ant osisnin yang didapat kan akan semakin
banyak.
400 450 500 550 600 650 700
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Panjang gelombang (nm)
A b so rb a n si
400 450 500 550 600 650 700
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Panjang gelombang (nm)
19
C. Pengujian Tegangan SSPT
Dilakukan pengujian t egangan keluaran dari SSPT m enggunakan mult i met er digit al
FLUKE. Kemudian diamat i dan dicatat t egangan yang muncul di mult i met er set iap 5 menit .
Pengambilan data dilakukan selama 1 jam. Set elah dilakukan pengujian t egangan keluaran dari
SSPT, data yang diperoleh dapat digrafikkan menjadi sepert i Gbr. 9.
Gbr. 9. Grafik t egangan t erhadap wakt u.
Dari Gbr. 9 dapat dilihat bahwa t egangan keluaran yang dihasilkan SSPT unt uk TiO2
yang direndam dalam cairan ant osianin dengan per bandingan pelarut 20:4:26 adalah yang
paling kecil. Rata-rata t egangan yang muncul adalah 530 mV. Kemudian unt uk TiO2 yang
direndam dalam cairan ant osianin dengan perbandingan pelarut 25:4:21 t egangannya lebih
t inggi dengan rata-rata t eganganya 617 mV. Dan yang t erakhir TiO2 yang direndam dalam cairan
ant osianin dengan perbandingan pelarut 30:4:16 menghasilkan t egangan yang paling t inggi
diantara yang lainnya dengan rat a-rata sebesar 679,3 mV. Selain it u t egangan yang dihasilkan
oleh t iga SSPT t egangannya relat if konst an dan t idak mengalami penurunan t egangan yang
signifikan. Tegangannya mampu ber t ahan dalam kurun wakt u yang cukup lama.
IV. KESIM PULAN
Perbandingan pelarut yang opt imal unt uk mengekst rak ubi jalar ungu (Ipomoea
batat as L) adalah met hanol:asam-asetat :aquades = 30:4:16 yang menghasilkan ant osianin
sebanyak 31,16 m g / 100 gr. Semakin banyak jumlah ant osianin yang digunakan unt uk
merendam TiO2 maka t egangan yang dihasilkan oleh SSPT m enjadi semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhiruddin M addu, M ahfuddin Zuhri, dan Ir mansyah, 2007, Penggunaan Ekst rak Ant osianin
Kol M erah sebagai Fot osensit izer pada Sel Surya TiO2 Nanokristal Tersensit isasi Dye,
M akara, Teknologi, Vol. 11 No. 2.
0 10 20 30 40 50 60
0 100 200 300 400 500 600 700 T eg an g an ( m V ) Waktu (menit)
20
[2] M . Grat zel, 2003, Dye-sensit ized solar cells, Journal of Phot ochemist r y and Phot obiology C:
Phot ochemist r y Review s 4 (2003) 145-153.
[3] M aya. S.W.K, Gont jang. P, 2012, St udi Aw al Fabrikasi Dye Sensit ized Solar Cell (DSSC)
dengan M enggunakan Ekst raksi Daun Bayam (Amarant hus hibridus L.) Sebagai Dye
Sensit izer dengan Variasi Jarak Sumber Cahaya Pada DSSC, ITS, Surabaya.
[4] T. M arinado, 2009, Phot oelect rochemical St idies of Dye-Sensit ized Solar Cell Using Organik
Dyes, St ockholm.
[5] Sri Winart i, Ulya Sarofa, Dhini Anggraeni, 2008, Ekt raksi dan Stabilitas War na Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea bat atas L.) Sebagai Pewarna Alami, Jurnal Teknik Kimia. Vol.3, No.1.
[6] M . M onica Giust i, Ronald E. Wrolstad, 2001, Charact erizat ion and M easurem ent of
Ant hocyanins by UV-Visible Spect roscopy, Current Prot ocols in Food Analyt ical Chemist r y
21
BAB III
FABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT)
DENGAN M EM ANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR
UNGU (Ipomoea batatas L)
ABSTRAK
Telah difabrikasi Sel Surya Pew arna Tersensit isasi (SSPT) menggunakan ekst rak ant osianin ubi jalar ungu (Ipomoea batat as L). Sel Surya Pew arna Tersensit isasi dibuat dengan m enyusun secara berlapis kaca kondukt or TCO (Transparent Conduct ing Oxide), TiO2, dye ant osianin sebagai sensit izer, cairan elekt rolit
redoks (I-/ I3
-), dan elekt roda karbon. Unt uk m engekst rak ant osianin dari ubi jalar ungu (Ipomoea bat at as
L) digunakan per bandingan pelarut met hanol:asam asetat :aquades (30:4:16). Kaca kondukt or TCO yang t elah dilapisi TiO2 kemudian direndam dalam cairan ant osianin dengan per bedaan lama perendaman.
Variasi lam a perendaman yang dilakukan yait u 1 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Pengujian Sel Surya Pew arna Tersensit isasi t erhadap lam pu halogen pada jarak 30 cm. Hasil t erendah di peroleh Voc 390 mV, Isc 4,51 A unt uk perendaman 1 jam. Unt uk perendaman 24 jam menghasilkan hasil keluaran t erbaik Voc 573,1 mV, Isc 9,6 A.
22 1. PENDAHULUAN
Sel surya mer upakan salah sat u t erobosan energi alt ernat if unt uk mengatasi krisis
energi. Sel surya bekerja dengan merubah energi matahari menjadi list rik secara langsung.
M engingat Indonesia t er masuk dalam negara t ropis, maka Indonesia m erupakan negara yang
sangat berpot ensi unt uk pengem bangan serta m enjadikan sel surya sebagai energi masa
depan.
Berdasarkan perkembangan t eknologi dan bahan pem buatannya sel surya dapat
dibedakan menjadi t iga, yang pert ama sel surya yang t erbuat dari silikon t unggal dan silikon
mult i kristal. Kedua, sel surya lapis t ipis (t hin film solar cell) dan yang ket iga sel surya organik
at au Dye Sensit ized Solar Cell (DSSC) atau Sel Sur ya Pewarna Tersensit isasi (SSPT). SSPT disebut
juga sel Grat zel karena dikembangakan pertama kali oleh Grat zel et .al[ 3]. SSPT memiliki pot ensi yang sangat besar unt uk dikembangkan karena mudah dibuat , bahannya mudah didapat ,
murah dan ramah lingkungan.
SSPT t ersusun dari dua kaca TCO (t ransparent conduct i ng oxide) yang berfungsi sebagai
elekt roda kerja dan elekt roda lawan. Elekt roda kerja dibuat dari kaca TCO yang dideposisikan
pasta TiO2 t ersensit isat i dye yang berfungsi sebagai t ransport pembawa m uatan dan dye
sebagai penyerap cahaya. Sedangkan elekt roda lawan dibuat dari kaca TCO yang dilapisi
karbon. Kedua elekt roda t ersebut dirangkai m engapit elekt rolit . Pasangan elekt rolit redoks
yang digunakan adalah iodide/ t riiodide (I-/ I3
-)[3]. Gambar 1 menunjukan SSPT t erdiri dari subst rat kaca elekt roda, lapisan TiO2 nanokristal, larut an elekt rolit yang m engandung pasangan
redoks I-/ I3
-.
Gambar. 1. St rukt ur SSPT [2] dengan modifikasi gambar
Ti O2 adalah m at er ial fot okat alis yang m emi liki daya oksidasi yang kuat,
phot ostabilitas yang t inggi dan selekt ivitas redoks. Syarat pent ing unt uk meningkat kan
akt i vi t as katalis dari TiO2 adalah meningkat kan luas permukaan dari TiO2 yang bergant ung pada
ukuran kristalnya[5].
Ant osianin merupakan zat w arna alami yang t erkandung dalam t umbuhan. Ant osianin
bisa t erdapat pada daun, batang, buah, bunga dan akar t umbuhan. Dalam penelit ian ini
digunakan ekst rak ant osianin dari ubi jalar ungu (Ipomoea batat as L). Penggunaan ubu jalar
ungu dikarenakan tanaman t ersebut sangat mudah didapat kan dan harganya relat if murah.
23
Gambar. 2. Skema prinsip kerja SSPT [4] dengan modifikasi gambar.
Dimulai dari dye yang menyerap sebuah fot on sehingga m enyebabkan elekt ron
t ereksitasi. Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada elekt ron menuju pit a konduksi
semi kondukt or TiO2. Kemudian elekt ron t ersebut m elewat i TiO2 menuju elekt roda kerja dan
selanjut nya elekt ron mengalir menuju elekt roda lawan melalui rangkaian ekst ernal. Set elah it u
elekt rolit m embawa el ekt ron dari elekt roda lawan masuk kembali ke dye[1].
2. M ETODOLOGI
A. M enyiapkan Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelit ian ini meliput i ubi jalar ungu (Ipomoea
batat as L), met hanol PA, asam asetat PA, aquades, KCl, CH3CO2Na.3H2O, HCl, kaca TCO
(t ransparent conduct ing oxide), det erjen, pensil 8B, TiO2, Poliet ilen Glikol 4000 (PEG 4000), KI,
dan I2. Peralatan yang digunakan antara lain t imbangan digital, mortar, erlenm eyer, beker gelas,
corong, spat ula, pipet , gelas ukur, kertas sar ing, t isu, alumunium foil, PH met er, lampu halogen
100 watt , mult i met er digital FLUKE, dan spekt rofot om et er OPTIZEN 2120 UV (UV-Vis).
B. Ekt raksi Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea bat at as L)
Ubi jalar ungu dit imbang menggunakan t imbangan digital sebanyak 40 gram.
Selanjut nya ubi jalar ungu digerus dan dihaluskan mengunakan mor tar. Ubi jalar ungu yang
t elah halus dimasukkan dalam erlenmeyer yang t elah dilapisi alumunium foil, kemudian
direndam selama 24 jam dengan campuran pelarut met hanol:asam asetat :aquades dengan
perbandingan 30:4:16. Selama proses perendaman er lenm eyer di simpan dalam t empat yang
gelap. Set elah 24 jam cairan ekst rak disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan
dalam bot ol yang dilapisi alumunium foil. Hal ini bert ujuan agar ant osianin t idak t erkena
cahaya sehingga mudah t erdegradasi.
C. Uji Spekt rum Absorbansi Antosianin Ubi Jalar Ungu M enggunakan Spekt r ofot omet er UV-Vis
Cairan ekst raksi ant osianin dimasukkan ke dalam kuvet . Dimasukkan juga cairan
perbandingan pelarut 30:4:16 ke dalam kuvet . Kem udian diuji spekt rumnya menggunakan
spekt rofot om et er OPTIZEN 2120 UV.
D. Pembuat an Elekt roda Kerja
24
ditambahkan asam asetat sebayak 5 ml dan 10 t et es det erj en sambil diaduk sampai rata
selama 10 menit .
Kaca TCO dibersihkan mengunakan aset on kemudian diukur resistansinya
menggunakan mult im et er digital. Set elah it u pasta TiO2 yang sudah jadi dit et eskan pada kaca
TCO dan dirat akan dengan batang pipet dengan luas 2cmx2cm. Lapisan TiO2 t ersebut
didiamkan dalam udara t erbuka sampai kering. Kem udian lapisan TiO2 dioven dengan suhu
300o C selama 30 m enit . Set elah dingin elekt roda kerja direndam dalam ekt rak ant osianin dengan variasi lama perendaman 1 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam.
E. Pembuat an Elekt roda Law an
Kaca TCO dibersihkan mengunakan aset on kemudian diarsir menggunakan pensil 8B.
Set elah it u kaca TCO dibakar menggunakan api lilin.
F. Pembuat an Lar utan Elekt rolit
8,3 gr KI dengan 1,269 gr I2 dicampur dalam beker gelas. Kemudian ditambahkan
sebanyak 100 ml Poliet ilen Glikol 4000 (PEG 4000). Campuran t ersebut diaduk sebentar
kemudian dist irer selama 20 m enit .
G. Perangkian dan Pengujian SSPT
Elekt roda kerja dan elekt roda lawan disusun salaing berhadapan. Set elah it u pada
sambungan keduanya dit et esi larutan elekt rolit . Kemudian jepit kedua kaca menggunakan
binder klip agar posisinya t idak mudah bergeser. Unt uk mengetahui karakt erist ik SSPT yang
t elah dibuat kemudian diuji menggunakan rangkaian sepert i pada Gambar 3.
Gambar 3. Rangkaian pengukuran I-V
3. HASIL DAN PEM BAHASAN
A. Hasil Uji Spekt rofotomet er UV-Vis pada Ant osianin Ubi Jalar Ungu
Cairan ekst raksi ant osianin ubi jalar ungu diuji absorbansinya menggunakan
spekt rofot om et er OPTIZEN 2120 UV. Dari hasil spekt rofot omet er UV-Vis t ersebut dapat
diketahui bahwa puncak absorbansi berada pada panajng gelombang 530. Daerah serapan
ant osianin ubi jalar ungu t er letak pada panjang gelombang 450-600 nm sepert i yang nampak
25
Gambar 4. Spekt rum ant osianin ubi jalar ungu.
B. Kar akt erisasi I-V dan V-t pada SSPT
SSPT yang t elah jadi diukur t egangan dan arusnya dengan mult imet er FLUKE
menggunakan bant uan rangkaian pengukuran karakt erist ik I-V sepert i pada Gambar 4. Nilai
hambatan yang digunakan adalah 2 M
. Besarnya arus dan t egangan diukur pada nilairesistansi yang diubah dari resistansi minimal sampai resistansi maksimal. Berdasarkan nilai
ar us dan t egangan yang t elah didapat kan kemudian digrafikkan menjadi sepert i Gambar 5
berikut .
Gambar 5. Grafik karakt erist ik I-V SSPT dengan perbedaan lama perendaman
TiO2 dalam cairan ekst rak ant osianin
Selanjut nya dapat dit ent ukan ar us rangkaian pendek (ISC), t egangan rangkaian buka
(VOC) dari empat data yang berbeda lama perendamannya. Nilai karakt erist ik t ersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakt erisasi I-V SSPT.
Karakt erisasi I-V Rendam 1 Jam 12 Jam 18 Jam 24 Jam
ISC (
A) 4.51 8.1 8.8 9.6VOC (mV) 390 419 557.2 573.1
400 450 500 550 600 650 700 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.1
Panjang gelombang (nm)
A bs or ba ns i
0 100 200 300 400 500 600 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perendaman 1 jam Perendaman 12 jam Perendaman 18 jam Perendaman 24 jam
26
Set elah dilakukan karakt erist ik I-V selanjut nya dilakukan pengukuran V-t . Diukur dan
dicatat t egangannya set iap 5 menit sekali. Pengukuran dilakukan selama 1 jam unt uk sat u SSPT.
Kemudian data yang diperoleh dibuat grafik menjadi sepert i Gambar 6.
Gambar 6. Grafik t egangan t er hadap wakt u.
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa t egangan keluaran yang dihasilkan SSPT unt uk TiO2
yang direndam dalam cairan ekst rak ant osianin selama 1 jam rata-rata t egangannya 390 mV.
Unt uk perendaman 12 jam rat a-rata t eganganya 416,4 mV. Unt uk perendaman 18 jam dan 24
jam masing-masing m empunyai rata-rata t egangan 554,8 mV dan 590,1 mV. Dari semua SSPT
yang diukur t idak mengalami degradasi t egangan yang sangat cepat .
4. KESIM PULAN
Berdasarkan data dan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa SSPT yang
direndam selama 24 jam m empunyai nilai karakt erist ik t erbesar yait u ISC 9,6
A, VOC 573,1 m V.Dan nilai karakt erist ik t erendah yait u SSPT yang direndam 1 jam dengan ISC 4,51
A, VOC 390mV. Tegangan yang dihasilkan t idak mudah t erdegradasi. Sehingga t egangannya tahan dalam
kurun wakt u yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhiruddin M addu, M ahfuddin Zuhri, danIrmansyah, 2007, Penggunaan Ekst rak
Ant osianin Kol M erah sebagai Fot osensit izer pada Sel Surya TiO2 Nanokristal
Tersensit isasi Dye, M akara, Teknologi, Vol. 11 No. 2.
[2] L. M uliani, E. S. Rosa, J. Hidayat , Shobih, B.Yuliart o, 2012, Pembuat an Sel Surya Berbasis
Dye-Sensit ized M enggunakan Subst rat Fleksibel, Prosiding InSINas.
[3] M . Grat zel, 2003, Dye-sensit ized solar cells, Journal of Phot ochemist r y and Phot obiology
C: Phot ochemist r y Review s 4 (2003) 145-153.
[4] T. M arinado, 2009, Phot oelect rochemical St idies of Dye-Sensit ized Solar Cell Using
Organik Dyes, St ockholm.
[5] Vit riany Ekasari, Gat ut Yudoyono, 2013, Fabrikasi DSSC dengan Dye Ekst rak Jahe M erah
(Zingiber Of ficinale Linn Var. Rubrum) Variasi Larutan Ti02 Nanopart ikel Berfase Anatase
dengan Teknik Pelapisan Spin Coat ing, Jurnal Sain dan Seni POM ITS Vol. 2, No.1.
0 10 20 30 40 50 60
300 350 400 450 500 550 600 650
Perendaman 1 jam Perendaman 12 jam Perendaman 18 jam Perendaman 24 jam
27
KESIM PULAN
Telah dibuat Sel Surya Tersensit isasi Pew arna (SSPT) menggunakan ekst rak ant osianin
ubi jalar ungu (Ipomoea bat at as L). Perbandingan pelarut met hanol:asam asetat :aquades
(30:4:16) unt uk mengekst rak ant osianin dari ubi jalar ungu merupakan perbandingan pelarut
yang opt imal. Jumlah ant osianin yang diperoleh sebesar 31,16 mg/ 100 gr. Hasil karakt erist ik
t erbaik diperoleh dari SSPT yang lapisan TiO2 nya direndam dalam cairan ekst rak dengan
jumlah ant osianin t ert inggi. Selain it u karakt erisasi t ert inggi juga diperoleh dari SSPT yang