BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Motivasi Belajar
2.1.1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadaari atau tidak, untuk mencapai tujuan itu siswa perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorongannya (Slameto, 1998)
Tujuan tersebut menyangkut berbagai kebutuhan seseorang termasuk kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
Hubungan antara motivasi dan pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut a) motivasi memberi semangat, sehingga siswa menjadi aktif, sibuk dan tertarik, b) motivasi menopang upaya dan memlihara agar belajar siswa tetap berlangsung, c) motivasi mengarahkan dan mengendalikan tujuan siswa sehingga memapu melengkapi tugas belajar dan berhasil mencapai tujuan belajar yang diinginkan, d) motivasi bersifat selektif sehingga siswa dapat menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan bagaimana tugas-tugas belajar akan dilakukan. Dengan demikian, motivasi berfungsi sebagai penentu prioritas untuk keberhasilan siswa dalam belajar.
Pengertian motivasi belajar tim penulis buku MKDK IKIP Semarang (1998) adalah dorongan atau semagant yang muncul dalam diri manusia untuk melakukan kegiatan secara berulang-ulang atau terus-menerus tanpa pantang menyerah untuk memperoleh suatu keinginan yang lain dari hasil kegiatan pengulangan tersebut. Jadi boleh dikatakan motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang dalam belajar.
didapatkan seseorang akan menurunkan semangat dan cara ia mendapatkan apa yang diinginkannnya.
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Kismayati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen 3 YSKI Semarang”, manusia dikaruniai mekanisme pertahanan diri yang disebut “fight /flight syndrono”. Ketika dihadapkan pada suatu
tantangan secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan atau menghadapi tantangan (fight) atau menghindari tantangan (flight). Dalam banyak kasus, tantangan merupakan rangsangan untuk mencapai kesuksessan, dengan kata lain tantangan tersebut merupakan motivator.
Secara umum setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggung jawab. Tanggung jawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Tim yang diberi tanggung jawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam setiap team anggota merasa bahwa tim tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas sehingga akan tercipta motivasi dan komitmen yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi yang kuat memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
Demikian juga dengan motivasi belajar. seperti tercantum dalam http: //www.dynamic.com/avcfibook/learning_process (10 Oktober 2006).
sehingga dapat menimbulkan sesuatu hassil yang diluar keinginan pemberi semangat.
Suatu aliran pemikiran yang lain lagi tentang motivasi belajar dianggap sebagai pengaruh perilaku manusia terhadap bermacam-macam motivasi atau kebutuhan untuk melakukan kegiatan belajar. memang untuk mendapatkan suatu hassil berupa pengalaman yang dapat dari lingkungan untuk mencari kematangan dibutuhkan suatu dorongan baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.
Selanjutnya, motivasi belajarpun, seperti termuat dalam http://www.dynamicflight.com/avcfibook/learning_process, dapat berupa
motivasi negatif maupun positif. Motivasi yang negatif dapat berupa ketakutan, dan dapat ditanggapi siswa sebagai suatu ancaman. Namun demikian, motivasi yang negatif dapat bermanfaat dalam situasi tertentu meskipun dalam proses belajar, motivasi yang positif lebih memainka peranan penting. Dalam hal ini, motivasi yang negatif tidak seefektif motivasi positif dalam mewujudkan pembelajaran yang efisien.
menanamkan konsep prestasi diri, rasa nyaman dan aman, pengakuan kelompok, dan prestasi sebagai pencitraan diri yang membanggakan. Inilah yang akan menjadi motivasi yang positif dalam diri siswa.
2.2. Layanan Bimbingan Belajar
Dewasa ini masyarakat mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kemajuan teknologi, akulturasi kebudayaan, peperangan, perubahan norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan. Siswa menjadi gelisah oleh karena perubahan ini. Berbagai perubahan ini berakibat meningkatnya „demand‟ dan „expectations‟ yang harus dipenuhi siswa (Siswoharjono, 1993).
Bimbingan dan konseling bertujuan memberi pertolongan kepada siswa yang ditolong agar ia mencapai / memiliki kehidupan yang layak dan bahagia di dalam masyarakat. Berdasarkan bidang masalah layanan oleh Bimbingan dan Konseling. Siswoharjono (1993) membagi persoalan-persoalan dalam beberapa kelompok, yaitu :
1. Persoalan personal / pribadi, emosional, atau psikologis
2. Persoalan edukatif, yaitu persoalan yang dihadapi dalam studi, seperti cara belajar, dan ketidak berhasilan dalam studi.
3. Segi sosial atau pergaulan tentang penyesuaian dan permasalahan dalam menghadapi lingkungan sosial.
Siswa SMP diduga juga mengalami beberapa masalah dalam proses belajarnya, siswa mengalami banyak permasalahan dari dalam atau luar diri mereka yang menghambat proses belajarnya sehingga kelangsungan dan hasrat belajarnya kurang lacar.
2.2.1. Pengertian Bimbingan Belajar
P.M Hatari (1981) adalah membantu siswa dalam proses pengembilan keputusan mengenai karier atau pekerjaan terutama yang mempengaruhi kehidupannya di kehidupan yang akan datang.
Pujo Suwarno (1988) memberikan definisi bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau kelompok individu dari semua jenis dan unsur baik yang telah memiliki problem maupun yang belum untuk mencegah atau mengatasi kesulitan kehidupannya agar individu atau kelompok individu itu memahami dan mengerti dirinya dan mampu membuat keputusan sendiri dalam menghadapi sesuai dengan kemampuannya sehingga tercapai keberhasilan hidup sebagi individu maupun sebagai mahluk sosial.
Bimbingan belajar merupakan bagian dari bimbingan dan konseling di sekolah. Bersama-sama dengan bagian-bagian yang lainnya bimbingan belajar dilaksanakan dalam program kegiatan bimbingan dan konseling melalui pelaksanaan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. 2.2.2. Tujuan Bimbingan Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004) tujuan pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal. Diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki tujuan diantaranya adalah:
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa. b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan
fungsimenggunakan buku pelajaran.
c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yangmemanfaatkan perpustakaan.
d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan danujian.
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan,cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatan yang dimiliki. f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang
studitertentu.
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107) tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. Penyesuaian tersebut contohnya berupa penyesuaian diri dengan lingkungan keadaan kelas, dengan suasana ketika mengikuti pelajaran disekolah, dan dengan teman kelompok belajar di sekolah.
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005) tujuan bimbingan belajar sendiri adalah:
a. Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, sepertikebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan perhatianterhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua kegiatanbelajar yang dipogramkan.
b. Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar.
c. Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif, sepertiketerampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan mempersiapkandiri menghadapi ujian.
d. Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaanpendidikan, contohnya membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugassekolah, memantapkan diri dalam memperdalam pelajarantertentu,dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai haldalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas
2.2.3. Manfaat Bimbingan Belajar
1. Siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam rangka menyiapkan diri berperan sebagai orang dewasa, yaitu mendapatkan pekerjaan untuk kehidupannya serta meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Siswa dapat memilih pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan
potensi dirinya dan agar siswa mampu menjadi tenaga kerja produktif. 3. Siswa mendapat berbagai macam informasi tentang berbagai macam
lapangan kerja.
4. Siswa dapat mengerti tentang hal-hal yang dipersyaratkan dalam pekerjaan dan persyaratan yang harus dipenuhi.
5. Siswa dapat mengerti tentang penyesuaian diri terhadap keanekaragaman dan perubahan yang terjadi dalam dunia kerja. 6. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional yang
sangat diperlukan dalam memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi.
7. Siswa dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa manfaat bimbingan belajar adalah melaksanakan tugas-tugas perkembangan, mendapatkan pekerjaan untuk kehidupannya, mengerti tentang penyesuaian diri dalam dunia kerja, mengembangkan kemampuan berpikir rasional, dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
2.2.4. Pengelolaan Bimbingan Belajar
berbeda dengan di SD. Disamping itu bimbingan belajar juga membantu siswa mengatasi kesulitan dalam belajar; baik yang menyangkut mata pembelajaran tertentu, maupun karena pengaruh lainnya seperti spikologik, sosial, ekonomi, baik secara perorangan maupun secara berkelompok.
Supaya dalam pelaksanaan bimbingan belajar itu terarah dan mencapai sasaran. Maka perlu disusun program untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Program tersebut meliputi segi-segi berikut :
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR
Tujuan Materi Bimbingan Jenis Layanan
Program Bimbingan Belajar, diarahkan agar siswa dapat:
a) Mengembangkan rencana
untuk mengatur waktu belajar.
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Informasi
b) Mengembangkan motivasi
belajar
2. Menumbuhkan disiplin belajar maupun kelompok
Bimbingan pembelajaran
c) Mengembangkan cara belajar menghadapi ulangan.
3. Mengembangkan
penguasaan materi program di SMP.
Orientasi
d) Mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien.
4. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan dalam kegiatan belajar Bimbingan Kelompok
e) Mengatur keseimbangan antara waktu belajarr dengan kegiataan ekstrakurikuler
5. Orienatasi belajar di
pendidikan tinggi. Informasi
5.1 Pengembangan wakatu
belajar dan kegiatan ekstra kurikuler
5.2 Mengembangkan motiviasi belajar.
Bimbingan pembelajaran
5.3 Cara belajar menghadapi ulangan / ujian.
Konseling Kelompok
5.4 Mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila diperlukan
Konseling perorangan
5.5 Menumbuh dan
mengembangkan budi pekerti yang luhur
Bimbingan kelompok
2.3. Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar
Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar ada hubungannya dengan motivasi belajar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari (2004) menemukan bahwa layanan bimbingan belajar berhubungan dengan motivasi belajar yang membawa dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Kismayati (2005) juga menemukan ada hubungan layanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar.
pada nilai semester sehinga layanan bimbingan belajar perlu ditingkatkan lagi dalam mendorong siswa supaya dapat lebih bermotivasi lagi dalam belajar.
Hasil penelitian Yuniarti (1988) berdasarkan batasanya tentang siswa yang bermiliki motivasi belajar tinggi dan memiliki motivasi belajar rendah. Penelitianya terhadap 394 siswa SLTP Negeri di Yogyakarta. Hasil penelitianya adalah : 1) ada kecenderungan siswa yang lebih tinggi motivasi belajar lebih tinggi pula prestasinya dalam mata pelajaran IPA bila dibandingkan dengan siswa yang rendah motivasi belajar tidak signifikan pada tingkat signifikan 5%. 2) ada kecenderungan siswa yang tinggi motivasi belajar akan memperoleh prestasi mata pelajaran IPA yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lebih rendah motivasi belajar dan kelebihan ini signifikan pada tingkat signifikan 1%. 3) ada kecenerungan siswa yang tinggi motivasi belajar untuk memperoleh prestasi mata pelajaran bahasa yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kategori lainya, dan kelebihan ini pada tingkat signifikan 1%.
Sri Hardjo dan Badjuri (2003) mengkorelasikan motivasi belajar dan kebiasaan belajar dengan prestasi siswa kelas V dan VI SD di Kabupaten Semarang dengan temuan 1) Terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar dan prestasi kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi r = 0,030**. 2) Terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar dengan koefisien korelasi r = 0.029**. 3) Terdapat korelasi yang signifikan antara gabungan motivasi belajar dan cara belajar secara bersama pada koefisien korelasi r = 0,037**.
2.4. Penelitian yang Relevan
Kismayati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen 3 YSKI Semarang” mengatakan layanan bimbingan belajar dengan
motivasi belajar siswa dan upaya memberikan dorongan serta semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar pada siswa ternyata memang membuahkan hasil berupa peningkatan nilai prestasi siswa pada nilai semester sehinga layanan bimbingan belajar perlu ditingkatkan lagi dalam mendorong siswa supaya dapat lebih bermotivasi lagi dalam belajar.
2.5. Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :