• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MEMAAFKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MEMAAFKAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Harga diri, sesuatu hal yang selalu dimiliki oleh setiap orang. Tak seorangpun yang tidak memiliki harga diri, bahkan untuk mereka yang dianggap tidak berharga sekalipun oleh masyarakat. Berjuang mati-matian dilakukan untuk menegakkan harga dirinya. Marah, bahkan tak jarang seseorang berkelahi ketika ia merasa orang lain telah menginjak-injak harga dirinya. Sangat penting harga diri di mata seseorang, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dan harga diri yang tinggi.

Menurut Branden (1969) mendefinisikan harga diri sebagai suatu pengalaman kemampuan untuk mengatasi tantangan-tantangan dasar kehidupan dan hidup dalam kebahagiaan. (http://books.google.co.id/books/id=82z1RX_ pxHsC&printsec=frontcover&dq=mau+bahagia&hl=id&ei=oW9OTYqHKInnrAf

Harga diri berkaitan dengan kompetensi dan perasaan nilai pribadi, atau dengan kata lain harga diri itu merupakan perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri (Lantinga, 2006, dalam Ubaydillah, 2009). Mempunyai harga diri yang kuat berarti merasa cocok dengan kehidupan dan penuh keyakinan, yaitu mempunyai kompetensi dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan. Dalam proses pertumbuhan dan proses kehidupan, ternyata tidak mudah dalam membentuk sikap diri yg positif. Hal ini dikarenakan adanya pandangan yang tidak menyenangkan terhadap diri, entah karena pengaruh komentar teman, saudara, orangtua atau pasangan sendiri. Sikap diri negatif dapat juga karena kita merasa gagal, tidak dapat berbuat apa-apa, merasa tidak bertanggung jawab terhadap sesuatu yang harus dilakukan atau tidak dapat berkata jujur akan sesuatu.

(2)

2

Harga diri dalam tingkat apapun merupakan pengalaman pribadi yg berada dalam inti kehidupan kita.

Banyak orang beranggapan bahwa harga dirinya akan naik jika seseorang tersebut mampu mengekspresikan kemarahannya. Seseorang beranggapan bahwa dengan berani mengekspresikan kemarahannya kepada siapa saja, maka orang-orang akan menilainya sebagai orang-orang yang keras. Hal demikian akan membuat orang lain takut dan takluk kepadanya. Seseorang marah kepada orang lain pasti dikarenakan ada sesuatu hal yang tidak mengenakkan yang dilakukan orang lain kepadanya. Melakukan kesalahan, mengecewakan, ingkar janji, atau hal yang membuat seseorang menjadi marah. Upaya yang biasa dilakukan seseorang untuk meredakan amarah orang lain adalah dengan meminta maaf. Sayangnya, tidak semua orang dengan gampang mau memaafkan kesalahan orang lain. Merasa harga dirinya terinjak-injak, gengsi, atau dengan berbagai alasan untuk tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Intinya adalah ketika seseorang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, berarti ia merasa memiliki harga diri yang tinggi.

(3)

3

akan mudah memaafkan atau meminta maaf kepada orang-orang disekiarnya dibandingkan dengan mereka yang harga dirinya lebih rendah. Meminta maaf dan memaafkan tidak mengurangi harga diri tetapi justru semakin menambah kualitas harga diri (Theo Riyanto & Heru Susanto, 2009. http://books.google.co.id/books/id=82z1RX_pxHsC&printsec=frontcover&dq=m au+bahagia&hl=id&ei=oW9OTYqHKInnrAfpndq_DZBg&sa=X&0i=book_result &ct=result&resnum=1&ved=OCCYQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false).

Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap–sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari–hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Misalnya seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup positif, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.

Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia (http://repository.binus.ac.id/content/CB112/CB11279224.doc).

(4)

4

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Al Mabuk ,1995 (dalam buku Forgiveness Psikologi, Snyder & Lopes), yang meneliti tentang efek dari intervensi atau perlakuan kelompok yang dirancang untuk membantu remaja memaafkan orang tua mereka yang berkaitan dengan kurangnya kasih sayang. Analisis dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa memaafkan orangtua itu dikaitkan dengan harga diri yang lebih tinggi, sikap yang lebih baik terhadap ayah dan ibu, kecemasan yang lebih rendah, depresi lebih rendah, dan harapan yang lebih tinggi.

Adapun memaafkan itu sendiri mempunyai banyak pengertian, memaafkan adalah pilihan hidup (Amalianingsih 2008: 14). Seseorang dapat memilih untuk tetap bertahan dengan kemarahannya dan tidak mau memaafkan orang lain, atau ia melupakan semuanya dan berusaha memaafkan orang tersebut.

Memaafkan adalah sebuah perubahan motivasional dengan berkurang atau menurunnya keinginan untuk membalas dendam, menghindari orang lain yang telah menyakitinya, yang cenderung mencegah seseorang berespon destruktif pada interaksi sosial, dan mendorong orang untuk menunjukkan perilaku konstruktif terhadap orang lain yang telah menyakitinya (dalam Ibrahim, 2008: 9).

Memaafkan orang lain adalah nilai hidup yang universal sifatnya. Semua agama dan semua doktrin kearifan menilainya sebagai tindakan terpuji. Dalam agama, memaafkan termasuk karakteristik utama ketakwaan dan termasuk perilaku / sifat yang sangat disenangi Tuhan. Dari sisi kebugaran jiwa, dengan memaafkan orang lain, ruang emosi kita akan relatif bersih dari beban negatif kebencian, kedendaman atau tuntutan pada orang lain. Kebencian kita pada orang lain seringkali merugikan kita lebih dulu sebelum membahayakan orang lain. Cuma, kita kerap kurang menyadarinya.

(5)

5

membangun perasaan terhadap diri sendiri berdasarkan apa yang kita lakukan dalam hidup kita. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan dalam hidup, akan semakin bagus juga harga diri yang terbangun. Sebaliknya, semakin buruk perasaan kita terdahap diri sendiri, maka akan semakin kuat memicu kesombongan dalam bentuk sikap atau perilaku yang menuntut orang lain untuk menghargai kita atau jangan sampai mengungguli kita, misalnya cepat merasa tersinggung atau mereasa direndahkan. Begitu kesombongan sudah kokoh, maka sulit kita bisa memaafkan orang lain, sekali pun itu untuk urusan yang kecil. Selain itu, dengan memaafkan orang lain, berarti kita telah membuat perbaikan di muka bumi (lingkungan), dari yang paling mikro (keluarga / tempat kerja) sampai ke yang paling makro (sosial, nasional, dan global), (http://www.e-psikologi.com/epsi/search.asp).

Sebenarnya, berbicara soal memaafkan tidak bisa lepas dari konsep "forgiveness" itu sendiri. Memaafkan dapat berarti dua hal: meminta maaf dan memaafkan. Untuk melakukan dua tindakan tersebut, ada beberapa elemen yang dilibatkan, seperti korban, pelaku, dan berbagai jenis serta tingkat trauma, luka, atau ketidakadilan.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Leonard Horwitz, seorang ahli psikoanalisa dari Greater Kansas City Psychoanalitic Institute. Sedangkan Enright and Human Development Study Group (1996) menyebutkan bahwa tindakan forgiveness selalu berkaitan dengan tiga aspek. Yang pertama memaafkan orang lain, lalu menerima permintaan maaf dari orang lain, dan terakhir memaafkan diri sendiri. Untuk mencapai tataran forgiveness seutuhnya, ketiga aspek tersebut harus tercapai semua. Sayangnya, kita tidak dapat selalu mendapatkan ketiga aspek tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

6

Seperti yang diketahui bahwa memaafkan bukanlah kejadian sesaat, melainkan sebuah proses. Memaafkan adalah suatu proses yang harus ditumbuhkan dan dipelihara karena berlawanan dengan kecenderungan alamiah manusia untuk membalas dendam dan menentang ketidakadilan. Memaafkan secara tulus memang sulit, namun kita semua pasti bisa melakukannya.

Seseorang memilih untuk bertahan tidak mau memaafkan orang lain karena berusaha mempertahankan harga dirinya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini mencoba melihat pengaruh harga diri terhadap kemampuan seseorang untuk memaafkan orang lain. Hipotesanya adalah, semakin tinggi harga diri seseorang, maka semakin mudah orang tersebut untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih mahasiswa sebagai subyek penelitian. Adapun mahasiswa itu sendiri adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Ada juga pengartian bahwa mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. (http://psiko-malangraya.blogspot.com/2010/05/pengertian-mahasiswa.html).

Berdasarkan pengertian mahasiswa tersebut, peneliti dapat mengasumsikan bahwa mahasiswa adalah kumpulan masyarakat yang mempunyai intelektualitas yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat awam yang tidak pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini yang salah satu yang menjadi alasan peneliti kenapa memilih mahasiswa sebagai obyeknya karena dengan daya intelektualitas yang dimiliki, akan berhubungan dengan harga diri maupun memaafkan sesuai dengan penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

(7)

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara harga diri dengan memaafkan.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang Psikologi khususnya Psikologi Sosial.

2. Secara Praktis

(8)

HUBUNGAN ANT

S

UNIVERSIT

NTARA HARGA DIRI DENGAN MEMA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

SEPTIAN WAHYU LUKYANA

09810147

FAKULTAS PSIKOLOGI

SITAS MUHAMMADIYAH MALA

2011

MAAFKAN

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan antara Harga Diri dengan Memaafkan. Nama Peneliti : Septian Wahyu Lukyana

No.Induk Mahasiswa : 09810147 Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 7 – 12 November 2010

Malang, 31 Januari 2011 Pembimbing I Pembimbing II

(10)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan antara Harga Diri dengan Memaafkan. Nama Peneliti : Septian Wahyu Lukyana

No.Induk Mahasiswa : 09810147 Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 7 – 12 November 2010

Malang, 31 Januari 2011 Pembimbing I Pembimbing II

(11)

ii

L E M B A R P E N G E S A H A N

Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji

Tanggal 5 Februari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Hudaniah, M.Si, Psi ( )

Anggota Penguji : 1. Yudi Suharsono, M.Si, Psi ( )

2. Yuni Nurhamida, M.Si, Psi ( )

.

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(12)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Septian Wahyu Lukyana NIM : 09810147

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MEMAAFKAN

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan saya buat sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 31 Januari 2011 Ketua Program Studi Yang menyatakan,

(13)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rakhmatnya serta hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri dengan Memaafkan”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penyusunan menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

8. Drs. Tulus Winarsunu M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Pembimbing I. berkat pengarahannya, penulis dapat menuangkan ide serta gagasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Bapak Drs Oman Sukaman, M. Si, selaku Pembimbing I yang juga senantiasa membantu penulis untuk menemukan solusi ketika mengalami hambatan dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Ibu hudainiah M. Si, selaku Pembimbing II yang tidak lelah untuk membantu penulis dalam pemeberian pengarahan yang berguna kaitannya dengan penulian skripisi ini.

11.Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si beserta Ibu Dra. Nida Hasanati yang sering memeberikan dukungan secara moril kepada penulis sehingga peulisan skripsi ini bias terselesaikan.

12.Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi selaku dosen wali yang senantiasa memberikan informasi berkenaan dengan penulisan skripsi.

(14)

v

14.Semua teman-teman fakultas Psikologi Universitas Muhammdiyah Malang yang ikut membantu penulis dalam penulisan skripsi ini, thank u so much. Am gonna missed u all.

15.Buat smua teman-teman kost Tirto Rahayu Gg.11 no.8 (TX 11), u r ma best friends I eva had.

16.Semua pihak yang penulis mungkin lupa namannya, yang telah ikut membantu dalam Kepada semua pihak tersebut di atas, penyusun hanya dapat mendoakan, semoga segala

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna kesempurnaan karya tulis ini.

Akhirnya semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Amien.

Malang, 31 Januari 2011 Penulis

(15)

vi

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Memaafkan 1. Pengertian Memaafkan ... 8

2. Tipe-tipe Memaafkan ... 10

3. Faktor-faktor yang terdapat dalam memaafkan ... 10

4. Kepribadian yang mudah memaafkan (The forgiving personality) ... 12

5. Proses memaafkan ... 13

6. Sebab-sebab seseorang berat memaafkan orang lain ... 14

7. Manfaat memaafkan ... 15

8. Pendekatan-pendekatan dalam Memaafkan ... 18

9. Hambatan Memaafkan ... 20

10.Kekuatan Memaafkan ... 21

(16)

vii

2. Jenis-jenis Harga Diri ... 23

3. Penilaian Harga Diri ... 24

4. Ciri-ciri Harga Diri ... 25

5. Proses Pembentukan dan Perubahan Harga Diri ... 27

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ... 28

7. Karakteristik Harga Diri ... 29

C. Hubungan antara Memaafkan dengan Harga Diri ... 30

D. Kerangka Pemikiran ... 33

E. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Validitas dan Reliabilitas ... 40

H. Analisa Data ... 43

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44

B. Analisa Data ... 46

C. Pembahasan ... 47

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

(17)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Alasan Moral ... 18

Tabel 2.2 Perbedaan Harga Diri ... 22

Tabel 2.3 Ciri-ciri Harga Diri ... 23

Tabel 3.1 Uji Validitas skala harga diri dan Indeks Validitasnya ... 35

Tabel 3.2 Uji validitas skala memaafkan dan indeks validitasnya ... 35

Tabel 3.3 Hasil Reliabilitas Harga Diri ... 36

Table 3.4 Reliability Statistics... 36

Tabel 4.1 Sebaran T-score harga diri ... 39

(18)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

(19)

x

INTISARI

SEPTIAN WAHYU LUKYANA (2011). HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MEMAAFKAN. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pembimbing: 1. Drs. Oman Sukmana, M.Si 2. Hudaniah, S.Psi, M.Si

Kata Kunci: Harga Diri, Memaafkan

Harga diri adalah apa yang seseorang itu pikirkan dan rasakan tentang dirinya, bukan yang orang lain pikirkan atau rasakan tentang diri seseorang itu. Harga diri berkaitan dengan kompetensi dan perasaan nilai pribadi, atau dengan kata lain harga diri itu merupakan perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri (Lantinga, 2006). Harga diri dalam tingkat apapun merupakan pengalaman pribadi yg berada dalam inti kehidupan kita. Banyak orang beranggapan bahwa harga dirinya akan naik jika seseorang tersebut mampu mengekspresikan kemarahannya. Dari kemarahan tersebut maka akan berpotensi pada proses memaafkannya. Memaafkan adalah pilihan hidup (Amalianingsih, 2008). Seseorang dapat memilih untuk tetap bertahan dengan kemarahannya dan tidak mau memaafkan orang lain, atau ia melupakan semuanya dan berusaha memaafkan orang tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengunakan teknik statistik yaitu teknik korelasional. Adapun populasi yang dipakai adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala dengan jenis skala likert. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment.

(20)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rakhmatnya serta hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri dengan Memaafkan”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penyusunan menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

8. Drs. Tulus Winarsunu M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Pembimbing I. berkat pengarahannya, penulis dapat menuangkan ide serta gagasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Bapak Drs Oman Sukaman, M. Si, selaku Pembimbing I yang juga senantiasa membantu penulis untuk menemukan solusi ketika mengalami hambatan dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Ibu hudainiah M. Si, selaku Pembimbing II yang tidak lelah untuk membantu penulis dalam pemeberian pengarahan yang berguna kaitannya dengan penulian skripisi ini.

11.Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si beserta Ibu Dra. Nida Hasanati yang sering memeberikan dukungan secara moril kepada penulis sehingga peulisan skripsi ini bias terselesaikan.

12.Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi selaku dosen wali yang senantiasa memberikan informasi berkenaan dengan penulisan skripsi.

13.Papa and Mama, yang selalu senantiasa mendukung dan membimbing ananda. Walaupun ananda masih mempunyai banyak kesalahan. Papa and Mama senantiasa mengasihani dan mencintai ananda. Serta my old sista and my lil bro, I love u.

(21)

15.Buat smua teman-teman kost Tirto Rahayu Gg.11 no.8 (TX 11), u r ma best friends I eva had.

16.Semua pihak yang penulis mungkin lupa namannya, yang telah ikut membantu dalam Kepada semua pihak tersebut di atas, penyusun hanya dapat mendoakan, semoga segala

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna kesempurnaan karya tulis ini.

Akhirnya semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Amien.

Malang, 31 Januari 2011 Penulis

(22)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Septian Wahyu Lukyana NIM : 09810147

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MEMAAFKAN

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan saya buat sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 31 Januari 2011 Ketua Program Studi Yang menyatakan,

(23)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Memaafkan 1. Pengertian Memaafkan ... 8

2. Tipe-tipe Memaafkan ... 10

3. Faktor-faktor yang terdapat dalam memaafkan ... 10

4. Kepribadian yang mudah memaafkan (The forgiving personality) ... 12

5. Proses memaafkan ... 13

6. Sebab-sebab seseorang berat memaafkan orang lain ... 14

7. Manfaat memaafkan ... 15

8. Pendekatan-pendekatan dalam Memaafkan ... 18

9. Hambatan Memaafkan ... 20

10.Kekuatan Memaafkan ... 21

B. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri ... 21

(24)

3. Penilaian Harga Diri ... 24

4. Ciri-ciri Harga Diri ... 25

5. Proses Pembentukan dan Perubahan Harga Diri ... 27

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ... 28

7. Karakteristik Harga Diri ... 29

C. Hubungan antara Memaafkan dengan Harga Diri ... 30

D. Kerangka Pemikiran ... 33

E. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Validitas dan Reliabilitas ... 40

H. Analisa Data ... 43

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44

B. Analisa Data ... 46

C. Pembahasan ... 47

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

(25)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Alasan Moral ... 18

Tabel 2.2 Perbedaan Harga Diri ... 22

Tabel 2.3 Ciri-ciri Harga Diri ... 23

Tabel 3.1 Uji Validitas skala harga diri dan Indeks Validitasnya ... 35

Tabel 3.2 Uji validitas skala memaafkan dan indeks validitasnya ... 35

Tabel 3.3 Hasil Reliabilitas Harga Diri ... 36

Table 3.4 Reliability Statistics... 36

Tabel 4.1 Sebaran T-score harga diri ... 39

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

(27)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Putra.

Baumeister, 1998, dalam Shane J Lopes dan C.R. Snyder. Positive Psichology Assesment. A. Handbook of Models and Measures.

Brehm dan Kassin, (1993), dalam Malahayati, Marthalia, 2008. Hubungan Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Petani di Kabupaten Pamekasan. Skripsi: Fakultas Psikologi UMM.

Branden, 1994; Taylor dan Brown 1988, dalam Shane J Lopes dan C.R. Snyder. Positive Psichology Assesment. A. Handbook of Models and Measures.

Clemes, (1995), dalam Malahayati, Marthalia, 2008. Hubungan Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Petani di Kabupaten Pamekasan. Skripsi: Fakultas Psikologi UMM.

Diponegoro, (2005), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi: Fakultas Psikologi UMM.

Feist dan Feist, (2000), dalam Malahayati, Marthalia, 2008. Hubungan Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Petani di Kabupaten Pamekasan. Skripsi: Fakultas Psikologi UMM

Gunawan (2007) dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Humanitas, (2004: Vol.1 No.1), dalam Dewanto, Wijoyo, 2005. Hubungan antara Harga diri dengan Kecemasan Sosial pada Remaja Akhir. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Ibrahim, (2007), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Kerlinger, Fred N. (1990). Asas-Asos Penelitian Behavioral. Gadjah . Mada University Press, Yogyakarta.

(28)

53

Maccoby (1980), dalam Fatmawati, Mulia, 2010. Perbedaan Perilaku Depresi ditinjau dari Harga Diri pada Remaja. Skripsi: Fakultas Psikologi UMM.

Martin, (2003), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Mc.Collough, dkk (1997), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

_______________ (2001), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

_______________ (2003), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Nazir, Mohammad.1983. Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nelson (1998), dalam Ibrahim, Hizam, 2008. Proses Psikologis Istri dalam Memaafkan Suami (Studi Kasus Rumah Tangga). Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Rosenberg, 1985. The Self-Esteem Motive in Social Influence: Agreement With Valued Majorities and Disagreement With Derogated Minorities. Jurnal Of Personality and Social Psychology 1998.

Silalahi, Ulber, 2009. Bandung. Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama: Bandung

Smedes (1995:12) dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Soesilo, (2006), dalam Amalianingsih, Rizky Ekasari, 2008. Hubungan antara Religiusitas dengan Memaafkan (Forgiveness) pada Korban Bencana Luapan Lumpur Panas Sidoarho. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta; Bandung

(29)

54

Tennen dan Affleck, (1993), dalam Shane J Lopes dan C.R. Snyder. Positive Psichology Assesment. A. Handbook of Models and Measures.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM Press.

WEBSITE

Ubaydillah, 2009.(http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/19/0108354/calon.intelektual.yang.ber kelakuan.barbar).

http://books.google.co.id/books/id=82z1RX_pxHsC&printsec=frontcover&dq=m au+bahagia&hl=id&ei=oW9OTYqHKInnrAfpndq_DZBg&sa=X&0i=bo ok_result&ct=result&resnum=1&ved=OCCYQ6AEwAA#v=onepage&q &f=false

Theo Riyanto & Heru Susanto, 2009. http://books.google.co.id/books/id=82z1RX_pxHsC&printsec=frontcove r&dq=mau+bahagia&hl=id&ei=oW9OTYqHKInnrAfpndq_DZBg&sa= X&0i=book_result&ct=result&resnum=1&ved=OCCYQ6AEwAA#v=on epage&q&f=false

http://repository.binus.ac.id/content/CB112/CB11279224.doc

http://www.e-psikologi.com/epsi/search.asp

Gambar

Tabel 4.3 Rangkuman Analisa Korelasi antara Harga diri dengan Memaafkan 41

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas maka perlu di lakukan penelitian tentang pemasaran bawang merah di Desa Tonsewer Selatan yang bertujuan untuk menganalisis nilai farmer’s share ,

Hasil penelitian menunjukkan OD biofilm pada kelompok yang diberi perlakuan penambahan larutan kombinasi EDTA 17% dan NaOCl 2,5% mempunyai OD yang rendah daripada

Skripsi berjudul “Perubahan Kebijakan Perjuangan Rakyat Aceh dari DI/TII sampai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tahun 1953 - 2005” ini telah diuji dan disahkan oleh Program Studi

Minimnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan infrastruktur pedesaan yang berkelanjutan Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan melalui penyediaan infrastruktur

Izin Gangguan yang selanjutnya disebut izin adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya,

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, diketahui bahwa alasan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas karena pengabaian keterangan saksi dan visum

(3) Perusahaan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang menjalankan usaha di bidang dan/atau yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam

• Langkah kebijakan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu