• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA SURABAYA."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI

POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET

NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA

SURABAYA

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam

(S. Sos.I)

DisusunOleh :

SUBAIDAH

NIM. B03212046

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

ABSTRAKS ... iii

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... . 15

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... . 16

4. Teknik Pengumpulan Data... . 18

5. Teknik Analisis Data ... . 19

G. Sistematika Pembahasan ... . 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 23

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam... 23

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam... 27

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 29

D. Pengertian Terapi positive Thinking... 31

1. Hakikat Manusia menurut PTT ... 36

2. Kelemahan dan Kelebihan ... 37

3. Strategi Berpikir positive ... 37

4. Ciri-ciri Kepribadian Positive ... 46

E. Pengertian Mindset Negatif ... 50

1. Ciri-ciri Mindset Negatif ... 53

2. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir Seseorang... 53

(7)

e. Keadaan Sarana dan Pra Sarana ... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian... ... 66

1. PelaksanaanBimbingandanKonselingIslamdenganTerap i Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 68

2. HasilPelaksanaan PenelitianBimbingandanKonselingIslam dengandenganTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 77

3. Pengujian Hipotesis ... 89

BAB IV ANALISISDATA ... 90

A. Analisi Data TerapiTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujianHipotesis ... 90

B. Analisis Data SejauhManaPengaruhTerapiPositive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujian Dua Sample ... 94

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Subaidah (B03212046). Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Positif Thinking Dalam Mengatasi Mindset Negative Siswa Kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

Fokus penelitian ini adalah (1)Bagaimana Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif Thinking dalam Mengatsi Mindset

Negative Siswa? (2) Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Positif Thinking dalam mengatasi MindsetNegative siswa?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitif dengan eksperimen analisis uji-T (Paired sample T-test). Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan angket Pret test dan

Post Test, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah 18 Siswa SMA

Nurul Huda Surabaya. Adapun indikator dari masing-masing variabel adalah 1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke positif. Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak menyia-nyiakan waktu. 2) Mindset Negatif dalam hal ini dibatasi pada: aspek prilaku, aspek sikap, aspek pandangan.

Dalam penelitian ini proses konseling Dalam pengkondisian awal sebelum mengarah ke proses Positif thinking tersebut, peneliti memberikan gambaran awal yang dikemas dalam sebuah training/pelatihan yang disitu mencakup pembahasan tentang Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang mudah putus asa, Mengurangi sifat klien yang awalnya malas untuk belajar, Mendorong klien agar bisa percaya diri. Semua gambaran awal tersebut dijelaskan tentang betapa pentingnya aspek-aspek tersebut dalam kehidupan. Dalam penelitian ini menggunakan Terapi Positive Thinking dengan strategi teladan/modelling dan afirmasi positif. Langkah selanjutnya adalah melihat adanya pengaruh atau tidaknya Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi mindset negative siswa di SMA Nurul huda Surabaya. Dengan melihat hasil uji-t menunjukkan bahwa korelasi 0,830 > 0,000 Nilai korelasi lebih besar dari pada nilai signifikan, hal ini menunjukkan adanya Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif Siswa di SMA Nurul Huda Surabaya.Adapun sejauh mana pengaruhnya adalah Tinggi.

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang

diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.1 Siswa digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk

memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan, siswa

juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan

tersebut. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system

pendidikan nasional: “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan

jenis pendidikan tertentu.”

Tugas guru seharusnya untuk menjadi fasilitator dimana guru

mengusahakan berbagai sumber belajar yang menunjang pencapaian tujuan

pembelajaran.2 Guru merupakan pembimbing dalam artian mengusahakan kemudahan anak untuk belajar. Guru juga bisa disebutsebagai mediator yang

kreatif memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Guru

dapat disebut juga dengan learning manager (pengelola kelas), yaitu

mengusahakan terciptanya kondisi belajar di kelas yang optimal. Guru juga

sebagai motivator, yaitu lebih banyak memberikan dorongan semangat

terhadap belajar siswa, sehingga siswa bergairah untuk belajar atas dorongan

1

Id Tesis, Pengertian Siswa Menurut Para Ahli, ( https://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/), di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.00 pm

2

(10)

2

diri sendiri, dan mereka menjadi sadar bahwa belajar adalah demi

kepentingan masa depan dirinya.

Dukungan dari guru sangatlah penting bagi siswakarena dukungan

dari guru merupakan penyemangat bagi para siswa. Dengan adanya guru yang

mendukungparasiswanyaberartibahwa guru telah membangkitkan motivasi

siswa dalam menuntut ilmu dan mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa

yang mendapat dukungan dari guru pasti akan terus menunjukkan kreatifitas

yang mereka miliki. Kedepannya guru harus mewujudkan keberhasilan

siswanya dimana dengan hal itu siswa mampu menerima ilmu yang diajarkan

dan juga memberi contoh yang baik kepada siswanya, serta menerapkan

perilaku yang baik dan sopan pada kehidupan sehari-hari, baik itu di sekolah

maupun di rumah. Hal tersebut akan sulit terwujud jika terdapat stereotip

terhadap siswa-siswa tertentu.

Seperti yang terjadi pada kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

Kelas tersebut mendapat julukan negatif atau label negatif dari para guru.

Padahal kata-kata negatif atau labeling secara negatif pada siswa dapat

menyebabkan siswa justru akan semakin membuat siswa mengidentifikasi

dirinya seperti halnya yang dilabelkan kepada dirinya. Hal tersebut justru

menjadikan siswa semakin mengarahkan dirinya kepada berbagai kenegatifan

tersebut karena label tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara singkat peneliti kepada seorang siswa

kelas XI IPS di SMA Nuru Huda Surabaya yang beranama Sutima

menyatakan bahwa sebenarnya dirinya mempunyai kemauan yang besar

(11)

3

untuk belajar, bahkan ia semangat membantu orangtuanya berjualan kue demi

mendapatkan uang untuk membiayai sekolah. Akan tetapi, semangat tersebut

luntur karena label negatif yang membuatnya tidak semangat belajar lagi.3 Wawancara singkat selanjutnya kepada siswa yang bernama Rosyid

menyatakan bahwa kelas XI IPS masih tetap di anggap nakal dan di pandang

sebelah mata oleh guru-guru dan hanya ada satu guru saja yang sayang sama

mereka.4

Dalam terminologi hipnoterapi, kata-kata yang bersifat negatif dapat

masuk ke alam bawah sadar seseorang dan langsung memprogram pikiran

sadarnya.5 Kekuatan alam pikiran bawah sadar 88% cukup kuat untuk memerintah, sedangkan pikiran sadar hanya 12%. Selanjutnya, pikiran sadar

memerintah organ-organ tubuh (fisik). Demikian pula jika seseorang terbiasa

menerima kata-kata negatif yang merendahkan baik oleh orang-orang di

lingkungan rumah, sekolah, maupun di lingkungan permainan bersama

teman-teman dsb. Pengalaman pahit tersebut dapat berubah menjadi

penghalang (blocks) secara mental yang disebut mental blocks.

Labeling merupakan suatu persoalan yang cukup dilematik.6 Ketika seseorang atau kelompok memberi label kepada orang lain atau pihak lain

katakanlah dengan sebutan nakal maka julukan tersebut akan tersosialisasi

3

Hasil wawancara kepada Sutima siswi kelas XI IPS pada tanggal 20 Oktober 2015 jam 9.30 pm

4

Hasil wawancara kepada rosyid siswa kelas XI IPS pada tanggal 6 Mei 2016 pada jam 21.00 am

5

Miracle Ways, Mental Block & Program Negatif, (https://miracleone.wordpress.com/hypno-therapy/mental-block/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.00 pm

6

(12)

4

dengan intens. Pandangan orang lain terhadap pihak yang dijuluki akan

menjadi sangat negatif, tidak perduli apakah pemberian label tersebut

memiliki landasan argumen yang kuat atau tidak, bersifat benar atau hanya

mengada-ngada. Sehingga dalam keadaan tertentu orang yang diberi label

tersebut kemudian tidak akan mampu membendung arus negatif yang

menerpa mereka, dari berbagai cacian, kecaman, hujatan, dan sanksi.

Tidak ada seorang pun guru yang berniat mengganggu kesejahteraan

psikologis siswanya dan membuat siswanya mengalami “petaka”. Sebagian

besar guru tidak menyadari betapa berbahayanya kedaan tersebut.

Diantaranya yaitu tentang pandangan negatif guru terhadap para siswanya.

Tanpa sadar guru mempunyai penilaian tertentu kepada siswanya. Penilaian

negatif ini sering kali mengganggu karena hanya dengan kejadian yang sekali

terjadi atau fakta yang tidak lengkap, guru telah memberikan penilaian

kepada anak dengan atribut yang negatif (labelling).

Penilaian guru terhadap siswa mempengaruhi sikap dan prilaku guru

terhadap siswa. Fakta tersebut ditemukan oleh DePorter dkk (2000).7 Ketika berinteraksi dengan siswa dari kelompok “berkemampuan tinggi”, guru-guru

cenderung banyak mengumbar senyum, lebih banyak mengobrol dengan

akrab, berbicara dengan penuh intelektual dan penuh humor, menggunakan

kosakata komplek, dan bertindak lebih matang. Ketika berhadapan dengan

siswa yang “berkemampuan rendah”, guru-guru yang sama cenderung

berbicara lebih keras dan lambat karena seolah-olah siswa tidak dapat

7

(13)

5

mendengar, jarang senyum. Ternyata, guru-guru memperlakukan siswanya

sesuai dengan cap guru tersebut terhadap siswa.

Para siswa di kelas tersebut juga berpemikiran bahwa dari sekian

banyak kelas yang ada di SMA Nurul Huda Surabaya, kelas XI IPS-lah yang

merupakan kelas yang para siswanya dikenal sebagai siswa yang nakal. Dari

pemikiran itu pula, muncul pemikiran dari siswa di kelas XI IPS tersebut

bahwa mereka adalah siswa yang nakal. Ditambah lagi karena label dari para

guru yang mengatakan bahwa kelas XI IPS tersebut merupakan kelas para

siswa yang kurang potensial karena buangan dari kelas yang difavoritkan

(kelas IPA) dan setiap ada kericuhan di sekolah, para guru secara langsung

menganggap kelas XI IPS sebagai penyebab kericuhannya.

Banyak siswa yang tidak terima dengan julukan tersebutkarena

menurut mereka yang menjadikankelas tersebutmendapatjulukan kelas nakal

hanyalahberasaldari kenakalan beberapa anak saja. Akan tetapi, para guru

memberikan julukan tersebut dengan melakukan generalisasi bahwa semua

anak dalam satu kelas tersebut adalah anak-anak yang nakal. Dari dulu hingga

sekarang banyak persepsi orang yang salah, dimana orang-orang selalu

berfikiran kalau anak yang diterima di kelas IPA adalah anak yang pintar dan

anak yang pendiam, tetapi anak yang masuk kelas IPS adalah anak yang

kurang pintar dan nakal.

Dari persepsi itu, para siswa menjadi kurang semangat dalam belajar.

Padahal, persepsi yang

(14)

6

Terlebihapabilaterdapat siswa yang memiliki kemampuan cenderung di IPS

tetapi siswa itu memaksakan untuk masuk IPA hanya karena alasan bahwa

kelas IPS akan membuatnya diejek danmenjadi kelas tempat anak nakal,

persepsi yang sedemikian justru akan berpengaruh pada masa depannya.

Maka, karena berbagai label itulah siswa di kelas XI IPS tersebut

semakin acuh terhadap peningkatan belajarnya serta memiliki motivasi

belajar yang sangat rendah dikarenakan image yang telah terlabel buruk serta

pemikiran-pemikiran negatif lainnya. Maka dari itu diperlukannya upaya

bantuan yang dapat menjadikan para siswa tersebut tidak lagi terbelenggu

pada label yang membuat diri mereka semakin merasa tidak berharga dengan

cara membuat mereka memiliki kekuatan untuk berubah lebih baik serta

membuktikan bahwa labeling tersebut tidak lagi pantas diberikan kepada

mereka dengan kemampuan berfikir yang positif.

Pikiran yang positifamatlahpentingdimilikiolehseseorang. Jika

seseorang memiliki sikap positif, hal itu akan melahirkan perasaan-perasaan

positif, gambaran-gambaran konstruktif, serta mengetahui sesuatu yang

sebenarnya Anda inginkan. Hal itu tentu saja akan memberikan energi

kebaikan, pencerahan, dan kekuatan untuk mendorong pencapaian

kebahagiaan serta kesuksesan. Bahkan, pikiran positif juga akan memberikan

beragam manfaat bagi kesehatan.Berpikir positif merupakan sikap mental

yang melibatkan proses pemasukan berbagai pikiran, kata, gambaran

konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran seseorang. Pikiran

(15)

7

dalam setiap situasi dan tindakan. Apa pun harapan seseorang, pikiran positif

dapat mewujudkannya.8Jadi, berpikir positif merupakan sikap mental mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.Dari situlah, peneliti

akan melakukan sebuah upaya bantuan dalam bentuk Bimbingan dan

Konseling Islam dengan terapiPositif Thingking untuk mengatasiMindset

Negatif Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka

penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Bagaimana ProsesBimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi positif

Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di

SMA Nurul Huda Surabaya?

2. Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif

Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di

SMA Nurul Huda Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkanrumusanmasalah yang

penelitiuraikandiatasmakatujuanpenelitianiniadalah:

1. Untuk mendeskripsikan Bimbingan dan Konseling Islam denganTerapi

Positif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa PadaKelas XI IPS

di SMA Nurul Huda Surabaya.

8

(16)

8

2. Untuk menjelaskan hasil Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam

dengan TerapiPositif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa

PadaKelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Denganadanyapenelitianini, di harapakan

dapatbermanfaatsecarateoritisdanpraktisbagiparapembacanya.Adapunmanfaat

daripenelitianinidiantaranyasebagaiberikut:

1. ManfaatTeoritis

a. Menambahkhasanahkeilmuan Bimbingan dan Konseling Islam

bagipeneliti yang laindalamhalMindsetnegatif siswa menggunakan

terapi positif thinking.

b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan

Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses

konselingdalamhal mengatasi Mindsetnegatif siswa.

2. ManfaatPraktis

a. Penelitianinidiharapkandapat membantu menangani mindset negatif di

SMA Nurul Huda Surabaya. Dan juga untukmahasiswaBimbingan dan

Konseling Islamsebagaicalonkonselor.

b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan

Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses

konselingdalam mengatasi mindset negatif di kelas XI IPS dengan

(17)

9

E. Definisi Operasional

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam bukunya Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,

Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan Konseling Islam adalah

proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali

eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9

Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama

teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha

pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang

mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas

hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan

membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong

mengatasi masalah yang dihadapinya.10

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs.

Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis,

kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah

beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara

menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan

9

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam , (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15

10

(18)

10

Al Hadits Rasulullah Saw.kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras

dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, dan Al Hadits.11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan

Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan

berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat

mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta

dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar

secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam

hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.

2. Terapi Positif Thinking

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan

memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan

bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap

menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti

karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan

membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri

kita.12

Di dalam Terapi Positif Thinking ada beberapa stategi yang dapat di

gunakan yaitu strategi teladan dan memberikan afirmasi positif.

a. Kelemahan dan kelebihan

11

Drs. Syamsul Munir Amin M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal. 23

12

(19)

11

 Kelebihan

1) Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang

negatif ke positif

2) Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli

3) Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli

 Kelemahan

1) Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap

sesutau hal

2) Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi

terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal

3. Mindset negatif

Mindset adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap

seseorang serta sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang

menentukan perilaku, pandangan, sikap, dan masa depan seseorang13.

Mindset merupakan keyakinan seseorang yang mempengaruhi perilaku

dan sikap yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidup dari

seseorang tersebut. Mindset sering dimaknai dengan kepercayaan (belief)

atau sekumpulan kepercayaan (set of belief). Mindset, baik yang disadari

ataupun tidak, akan menentukan cara berpikir, berkomunikasi, dan

bertindak. Membentuk belief atau mindset positif menjadi kebutuhan bagi

setiap orangtua maupun guru yang menghendaki kesuksesan bagi

anak-anaknya. Betapa pentingnya membentuk mindsetpositif karena akan

13

(20)

12

membentuk prilaku yang positif dan betapa berbahayanya jika mindset

negatif yang terbentuk pada seorang anak karena akan membentuk prilaku

yang negatif.

Menurut James Arthur Ray, menerangkan mindset adalah segugusan

keyakinan, nilai-nilai, identitas, ekspetasi, sikap, kebiasaan, opini, dan

pola pikir tentang diri anda, orang lain, dan hidup. melalui mindset, anda

menafsirkan (memaknai) apa pun yang anda liat dan anda alami dalam

hidup. sedangkan American Heritage Dictionary mendefinisikan mindset

sebagai “a fixed mental attitude or disposition” (suatu sikap mental atau

disposisi tertentu yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang

terhadap situasi yang dihadapinya).14

Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk sukses dan

mencapai kemapanan finansial15. Hanya persoalannya adalah banyak orang yang takut menggunakan potensi itu. Sikap tidak berani mencoba,

perasaan takut gagal, merasa tidak mampu, merasa terlalu muda atau

terlalu tua adalah pikiran negatif yang membelenggu kita. Mindset negatif

inilah yang membuat kita berjalan di tempat dan akhirnya tidak pernah

bisa mencapai puncak kesuksesan.

Perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal adalah cara

mereka berpikir16. Orang sukses selalu memikirkan “apa yang mereka inginkan dan cara mendapatkannya”. Sedangkan orang yang gagal selalu

14

(21)

13

memikirkan dan membicarakan “apa yang tidak mereka inginkan”. Orang

sukses memiliki mindset yang mendorong keberhasilannya, sedangkan

orang gagal memilki mindset yang menghalangi keberhasilannya.

F. Metode Penelitian

1. PendekatandanJenisPenelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena

analisis data dilakukan secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan

semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan statistic atau secara

computerized berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan dalam

desain penelitian. Menggunakan data-data statistic dengan pendekatan

eksperiment. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel penelitian yang

akan digunakan adalah pendekatan eksperimen.17

Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut

Suryabrata dalam buku metode penelitian adalah untuk menyelidiki

kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan

perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak

diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel

yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol

diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain

dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan

sampel secara random.

17

(22)

14

Peneliti menggunakan Pretest Posttest Control Group Design, dalam

penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang

baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.18 Pengaruh perlakuannya adalah (O2– O1) – (O4– O3)

Adapun keterangan dari gambar 3.1 diatas, atau disebut juga skema

desain penelitian pretest and posttest control group design, adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Keterangan Pretest Postest Control Group Design

R1 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok eksperimen

O1 Pre Test pada kelompok eksperimen

X Intervensi pada kelompok eksperimen berupa Terapi Positif Thinking

O2 Post Test pada kelompok eksperimen

R2 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok kontrol

O3 Pre Test pada kelompok kontrol

- Tidak ada Intervensi pada kelompok kontrol

O4 Post Test pada kelompok kontrol

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 76

R1 O1 X O2

(23)

15

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah

penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan

untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan

sebagainya,sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian.19

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi

dibagi menjadi dua bagian, yaitu finite (terbatas) dan infinite (tidak

terbatas). Populasi terbatas artinya diketahui jumlahnya sedang tidak

terbatas tidak diketahui jumlahnya.20Populasi yang sudah ditentukan disebut dengan populasi sasaran (target population).Dalam populasi

sasaran, peneliti menjelaskan secara spesifik batasan dari populasi yang

dipakai.21 Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi terbatas yang diambil dari siswa dan siswi kelas XI IPS di SMA Nurul Huda

Surabaya. Target populasinya adalah pelajar yang sedang duduk di kelas

XI IPS Nurul huda Surabaya.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel

adalah bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga hasil penelitian

19

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 109.

20

Wasis, PedomanRisetPraktis, (Jakarta: EGC, 2006), hal. 44 21

(24)

16

dapat digeneralisasikan, generalisasi hasil penelitian oleh sampel berlaku

juga bagi populasi penelitian tersebut.22Karena sampel digunakan untuk mewakili populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk

penelitian yang berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil

temuannya.Namun dalam penelitian ini, peneliti melibatkan seluruh

anggota populasi yang disebut dengan sensus. Hal ini dikarenakan jumlah

populasinya berjumlah kecil dan terbatas.23

Populasi di dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI

IPS di SMANurul Huda yang berjumla 18 siswa dan siswi yang berasal

dari kelasXI IPS yang mendapatkan label negatif dari para guru.

3. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.24 Jadi variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan.25 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Variabeldalampenelitianperluditentukan agar

alurhubunganduaataulebihvariabeldalampenelitiandapatdipastikansecarat

22

AsepSaepulHamdi& E. Bahrudin,

MetodePenelitianKuantitatifAplikasidalamPendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hal.38 23

Istijanto, AplikasiPraktisRiset, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2007), hal. 114 24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118

25

(25)

17

egasdanjelas.Penentuanvariabeldalamsuatupenelitianberkisarpadavariabel

bebas, variabelterikat, danvariabelkontrol.

Dalam Penelitianiniterdapatduavariabelyakni X (variabelbebas)

dan Y (variabelterikat).

a. Variabelbebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Positif Thinking.

b. Variabelterikat (VY) adalahMindset Negatif siswa kelas XI IPS di

SMA Nuruk Huda Surabaya.

Dari variabel tersebut di uji dibuat indikator dari indikator di

perjelas menjadi indikator-indikatordalampenelitianiniadalah:

a. Indikator variabel bebas (X) :

Terapi positif thinking dibatasi pada:

1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat

bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke

positif.

2) Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak

menyia-nyiakan waktu.

b. Indikator variabel terikat (Y) :

Mindset negatif dalam hal ini dibatasi pada:

1) Aspek prilaku. aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan

mengontrol prilaku negatif.seperti suka murung tidak dapat

(26)

18

tidak mempunyai toleransi, memberdayakan kemampuan yang

dimiliki, rendahnya etika.

2) Aspek sikap aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk

bersikap baik dan tidak mudah terpengaruh saat menghadapi hal

negatif. Seperti, mengambil inisiatif untuk bertindak,

Mengendalikan sendiri aktifitas yang dilakukan, Memikirkan segala

sesuatu yang menyangkut diri sendiri, kemampuan mengendalikan diri,

cenderung untuk bersikap negatif.

3) Aspek kepercayaan (pandangan) aspek ini ditujukan dengan

kemampuan untuk percaya akan kemampuan diri dan potensi

yang ada pada diri. Seperti, keyakinan akan kemampuan,

kemandirian siswa, tidak konsistennya persepsi, Adanya kesadaran

akan perubahan dalam hidup, Rendahnya keinginan menjadi lebih baik,

Potensi siswa, Kurang memiliki keyakinan.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Diartikansebagaipengamatandanpencatatansecarasistematikterhada

pgejala yang tampakpadaobjekpenelitian.Dalampenelitianini,

observasidilakukanuntukmengamatisiswa SMA Nurul Huda Surabaya

yang meliputi: keadaanataukondisiSiswa, kegiatanpara Siswa di

Sekolah, dan proses terapikonseling yang dilakukan.

b. Dokumentasi

Dokumentasimerupakanmetodepengumpulan data

(27)

19

arsiptermasukbukutentangpendapatteori, dalilatauhukum-hukum lain

yang berhubungandenganmasalahpenelitian.

Metodeinidigunakanuntukmencari data

tentangstrukturorganisasiSekoalah SMA Nurul Huda

Surabaya.jumlahguru, siswasertasaranadanprasaranadan data-data lain

yang diperlukan.Disampingitujugaletakgeografis, peta,

fotokegiatandanwujud lain yang

diperlukanuntukmenunjangkejelasanobyekpenelitian.

c. Angket (Kuesioner)

Angketataukuesioneradalahteknikpengumpulan data

melaluiformulir yang berisipertanyaan-pertanyaan yang

diajukansecaratertulispadasekumpulan orang

untukmendapatkanjawabanatauanggapandaninformasi yang

diperlukanolehpeneliti.26

Pelaksanaannyadilakukandengancaramemberikanseperangkatperta

nyaansecaralangsungdantertuliskepadaresponden yang

dalamhalinidiberikankepadasiswa di SMA Nurul Huda Surabaya.

2. Teknik Analisis Data

Teknikanalisis data merupakanlangkah yang

sangatpentingdalampenelitian.Sebabdarihasilitudapatdigunakanuntukmen

jawabrumusanmasalah yang telahdiajukanpeneliti.

26

(28)

20

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk

menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan proses bimbingan

dan konseling islam dengan positif thinking dalam mengatasi mindset

negatif siswa. Sedangkanlangkah-langkahanalisis data

dalampenelitianiniantara lain:

a. Memeriksa (Editing)

Hal inidilakukansetelahsemua data yang

kitakumpulkanmelaluikuesioneratauangketatauinstrumenlainnya.Langk

ahpertama yang

perludilakukanadalahmemeriksakembalisemuakuesionertersebutsatuper

satu.Halinidilakukandenganmaksuduntukmengecek

apabilaterjadikesalahanmakarespondendimintauntukmengisiangketkem

bali.

b. MemberiTandaKode (Coding)

Memberitandakodeterhadappertanyaan-pertanyaan yang

telahdiajukan.Hal ini,

dimaksudkanuntukmempermudahwaktumengadakantabulasidananalisa.

c. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan, jikasemuamasalahediting dancoding

kitaselesaikan.Artinyatidakadalagipermasalahan yang

timbuldalameditingdancoding atausemuanyatelahselesai.

Analisisperhitunganrumusstatistikdenganmenggunakantabeldata.

(29)

21

disesuaikandengankebutuhankomponenrumustersebut.Dengandemikia

n,

rumusperhitungananalisisrumus-rumustersebuthanyadilakukandalamtabelitu.27

TeknikAnalisis data

dimaksudkanuntukmengkajikaitannyadengankepentinganpengajuanhi

potesispenelitian.Tujuannyaadalahuntukmencarikebenaran data

tersebutdanuntukmendapatkansuatukesimpulandarihasilpenelitian

yang

dilakukan.Sehinggadapatmembuktikanadatidaknyapengaruhterapiposi

tifthinking dalammengatasimindset negativesiswa kelas X1 IPS di

SMA Nurul Huda Surabaya.

G. Sistematika Pembahasan

Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa yang ada

dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat dibagi dalam

beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan susunan sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisilatarbelakang, rumusanmasalah, tujuanpenelitian,

manfaatpenelitian, definisioperasional, kerangkateoridanhipotesis,

metodepenelitian yang meliputi:pendekatandanjenispenelitian, populasi,

sampeldantekniksampling, variabeldanindikatorpenelitian,

teknikpengumpulandata,

27

(30)

22

danteknikanalisisdatasertadalambabsatuinijugaberisitentangsistematikape

mbahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengertian

bimbingan konseling islam, tujuan bimbingan konseling islam, fungsi

bimbingan konseling islam, terapi positif thinking yang membahas tentang

pengertian, kelebihan dan kelemahan PTT, bentuk dan cara PTT dan juga

hubungan konseling dengan PTT. Pada bab ini juga menjelaskan tentang

pengertian Mindset negatif, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

mindset negatif pada siswa,dan dampak berpikir negatif serta menjelaskan

tentang penelitian terdahulu yang relavan.

BAB III: PENYAJIAN DATA

Bab inidalamnyaberisitentangdeskripsiumum objekpenelitian,

deskripsihasilpenelitian yang di

dalamnyamembahastentangdeskripsiproses Pengaruh Bimbingan dan

Konseling Islam dengan terapi positif thinking terhadap mindset negatif

siswa di SMA Nurul Huda Surabaya, dan juga pengujian hipotesis.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini membahastentanganalisisdatatentang proses PTT terhadap

label negatif di SMA Nurul Huda Surabaya danjuga Pengaruh PPT

sebagai Bimbingan Konseling Islam terhadap Mindset negatif siswa di

SMA Nurul Huda Surabaya.

(31)

23

Bab inimerupakanakhirdaripembahasan yang berisiKesimpulandan

(32)

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Secara etimologis, Bimbingan dan Konseling terdiri atas dua kata

yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata guidance) dan “konseling”

(diadopsi dari kata counseling). Secara harfiah istilah “guidance” dari

akar kata “guide” berati mengarahkan (to direct), membantu (to pilot),

mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).1Dari segi pengertian bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekelompok individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2

Untuk menjelaskan pengertian bimbingan, maka berikut ini adalah

penjelasan dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai berikut:

Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan

merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman

diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian

1

Syamsu Yusuf, LN, Landasan Bimbingan dan Konseling, cet.ke 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

2

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hal. 4

(33)

24

diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk maderasah,

keluarga dan masyarakat.3

Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan dalam bukunya

Sofyan S. Wilis bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni

pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si

terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan,

menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.4

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan dalam

kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai

kebahagiaan.5

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para pakar

bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing

kepada seorang individu maupun kelompok agar individu maupun

kelompok yang dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian

nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan

3

Thoharin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan madrasah (berbasis integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 16-17

4

Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung: Alvabeta CV, 2010), hal. 11

5

(34)

25

norma yang berlaku sehingga akan mencapai kebahagiaan dan

kesejahteraan hidupnya.

Konselingjuga merupakan pelayanan terpenting dalam program

bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi

secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.6

Mohammad Surya menyatakan bahwa konseling adalah suatu

proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu lingkungan sosial,

antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang konselor yang

memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan

pengetahuan psikologis, berusaha membantu klien dengan metode yang

cocok dengan kebutuhan klien tersebut, dalam hubungaannya dengan

keseluruhan program ketenagaan, supaya dapat mempelajari lebih baik

tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahamkan

tentang dirinya untuk realistik, sehingga klien dapat menjadi anggota

masyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.7

Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para tokoh

konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda, yang intinya

bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan

antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk

meningkatkan suatu pemahaman dan kecakapan dalam menemukan suatu

masalah yang dihadapi dan menghasilkan sebuah solusi.

6

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 21

7

(35)

26

Setelah diketahui arti dari bimbingan dan konseling, maka

kemudian dalam hai ini, perlu diketahui juga maksud dari penulis dalam

mendefinisikan Bimbingan Konseling Islam itu sendiri, adalah sebagai

berikut:

Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan

Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8

Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama

teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha

pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang

mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas

hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan

membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong

mengatasi masalah yang dihadapinya.9

Maka dari itu makna secara keseluruhan maksud dari Bimbingan

dan Konseling Islam itu adalah suatu aktivitas pemberian nasehat dengan

atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan

yang komunikatif antara konselor dan konseli atau klien.10 Sedangkan

8

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15

9

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1 (Jakarta : Bina Rencana Pariwara, 2002), hal. 4-5

10

(36)

27

menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs. Syamsul Munir Amin,

M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses

pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap

individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang

dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai

yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Al Hadits Rasulullah Saw. ke

dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan

Al Qur’an, dan Al Hadits.11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan

dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan

berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat

mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta

dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar

secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam

hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling Islam dapat

dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai

manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

diakhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam

yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:

11

(37)

28

a) Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan

kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,

bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah

Tuhannya.

b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan

tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,

lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan

alam sekitarnya.

c) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga

muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,

tolong-menolong dan rasa kasih sayang.

d) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga

muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada

Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan

menerima ujianNya.

e) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu

individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan

benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,

dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

(38)

29

f) Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai

dengan Islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.12 Sedangkan dalam bukunya Bimbingan Dan Konseling Dalam

Islam, Aunur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling

Islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya

sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan di akherat.

2. Tujuan khususnya adalah:

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2) Membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

3) Membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau

menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.13

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Dilihat dari beragamnya klien maka fungsi Bimbingan dan

Konseling Islam secara tradisional dibagi menjadi:

1. Fungsi Preventif (pencegahan) yaitu membantu individu agar dapat

berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami

masalah kejiwaan, upaya ini meliputi: pengembangan strategi dan

12

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 43.

13

(39)

30

program yang dapat digunakan mengantisipasi resiko hidup yan tidak

perlu terjadi.

2. Fungsi Remedial atau Rehabilitatif yaitu konseling banyak

memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat

dipengaruhi psikologi klinik dan psikiatri. Fokus peranan remedial

adalah: penyesuaian diri, menyembuhkan masalah psikologis yang

dihadapi dan mengembalikan kesehatan mental serta mengatasi

gangguan emosional.

3. Fungsi Edukatif (pengembangan atau developmental) yaitu berfokus

pada membantu meningkatkan keterampilan dalam kehidupan,

mengidentifikasi dan memecahkan masalah hidup serta meningkatkan

kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan.14

Sedangkan secara umum, fungsi Bimbingan dan Konseling

meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut:

1. Fungsi pencegahan, yaitu merupakan usaha pencegahan terhadap

timbulnya masalah.

2. Fungsi penyaluran, bimbingan konseling membantu mendapatkan

kesempatan penyaluran pribadi masing-masing.

3. Fungsi penyesuaian, bahwa bimbingan konseling membantu

tercapainya penyesuaian dengan lingkungannya.

4. Fungsi perbaikan, yaitu Bimbingan dan Konseling berusaha untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

14

(40)

31

5. Fungsi pengembangan, pelayanan yang diberikan dapat membantu

dalam mengembangkan keseluruhan potensi dan keterampilan yang

ada dalam diri individu secara lebih terarah.

A. Terapi Positif Thinking

1. Pengertian Terapi Positif Thinking

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan

memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan

bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap

menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti

karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan

membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri

kita.15

Pikiran positif merupakan salah satu kekuatan yang dahsyat dalam

mengaktifkan faktor nilai tambah dalam diri seseorang. Pikiran positif

memancarkan gelombang optimisme, dan antusiasme yang dahsyat ke

dalam dunia sekitar, sehingga dapat mengaktifkan sikap positif, dan

akhirnya membuahkan hasil yang positif pula. Pikiran positif telah

membantu Lance Amstrong, pembalap sepeda terkemuka di dunia, untuk

mengalahkan penyakit kanker yang dideritanya. Pikiran ini telah

menggerakkan lance untuk tetap berusaha mencari kesembuhan. Pikiran

positif ini juga telah membantu Lance untuk berlatih kembali untuk tampil

di kejuaraan juara dunia yang terpaksa ditinggalkannya ketika dalam

15

(41)

32

pengobatan. Hasilnya pun luar biasa, Lance berhasil merebut kembali

gelar juara dunia.

Dalam bukunya berjudul Terapi Berpikir Positif, Ibrahim Elfiky

mengutip pendapat Victor Hugo yang mengatakan bahwa pikiran adalah

kekuatan yang sangat efektif, dan tanpanya, setiap kekuatan hanya besar

saja. Pikiran dapat dikatakan sebagai pusat kekuatan. Pikiran dapat

mempengaruhi hasil akhir dari sebuah tindakan. Hal tersebut dapat

digolongkan menjadi sebuah diagram, sebagai berikut:

Positive thinking merupakan cara berpikir yang berangkat dari

hal-hal yang mampu menyulut semangat perubahan menuju taraf hidup yang

lebih baik.16

16Jamal Ma’mur Asmani,

The Law Of Positive Thinking, (Yogyakarta: Gara Ilmu, 2009) hal. 30

konsentrasasi Berpikir

Alam Bawah Sadar

Proses Perwujudan

Hasil

(42)

33

Di dalam Al-Qur’an jugaterdapatsebuah ayat yang membahas tentang

berpikir positif yakni dalam Surat Ali Imran 3 : 139 yang berbunyi:

ن ْو ۡ ْو

ٱ

ي ۡ ممن ن ۡ ۡ ۡ

٩

Yang artinya yaitu: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)

kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi

(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.

Ayat tersebut turun ketika umat Islam mengalami kekalahan pada

perang uhud. Waktu itu pasukan Islam dikalahkan oleh tentara Quraisy

yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Umat Islam ketakutan. Oleh sebab

itu Allah kemudisn menjanjikan sebuah kemenangan pada berikutnya,

sejauh mereka tak merasa rendah diri, berkecil hati, tidak memandang

negatif pada kemampuan diri sendiri, apalagi kelompok.Dari ayat tersebut

dapat diambil penjelasan bahwa seseorang harus berpikir positif dalam

kondisi apapun, bahkan ketika dalam ancaman kematian sekalipun, sudah

seharusnya dimiliki oleh setiap diri manusia. Siapapun itu sudah

semestinya senantiasa memberikan makna baru, baik terhadap diri sendiri

maupun lingkungan, sehingga irama hidup tidak monoton dan

membosankan.

DR William James, Father of America Psychology mengatakan,

We can alter our lives by altering our altitudes (manusia dapat mengubah

sikap dan cara berpikirnya). Orang yang terbiasa berpikir positif selalu

menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja

(43)

34

Berikut ini adalah 10 sikap positif di saat sulit, di mana

langkah-langkah ini merupakan upaya menyikapi kegagalan ini merupakan upaya

menyikapi kegagalan ataupun permasalahan yang sedang kita hadapi.

Yakinlah bahwa di balik sulitnya perjuangan menuju segala hal positif itu

ada hikmahnya. Berikut hikmah yang bisa di ambil:

1) Positif merupakan pilihan, maksudnya ialah dalam hidup ada bahagia,

duka, dan kesuksesan-kegagalan. Ini merupakan hukum alam. Tapi apapun

yang menimpa kita pada saat ini, merupakan efek dari apa yang telah kita

pilih dan lakukan di masa lalu. Begitupun sikap positif adalah pilihan dan

bukan warisan yang serta merta bisa dimiliki oleh setiap orang tanpa

melalui proses perenungan dan usaha keras. Ingat bahwa anda akan

menjadi apa yang anda pikirkan.

2) Yakin mencapai tujuan, maksudnya ialah keyakinan merupakan pondasi.

Keyakinan akan melahirkan kekuatan yang berlipat ganda untuk

melakukan tindakan konkrit sebagai wujud dari sebuah proses panjang

kesuksesan. Ketika kita mempunyai mimpi kita tidak akan bisa

mencapainya jika tidak mempunyai keyakinan untuk mencapainya.

3) Perubahan tidak dapat dihindari, berarti segalanya berubah dan akan selalu

berubah. Bisa disimpulkan bahwa perubahan itu sendirilah yang abadi.

Tak dapat di tawar-tawar lagi. Jika ilmu yang kita miliki hanya itu-itu saja

maka kita sendiri yang akan tergilas dan pada akhirnya kalah bersaing

dengan mereka yang selalu kreatif dan inovatif. Karena itu, mulailah

(44)

35

4) Kegagalan tidak sama dengan kehilangan maksudnya, Gagal bukanlah

akhir dari segalanya walau ia rasanya tidak enak, sakit, pahit, dan malu.

Tanyakan pada orang-orang sukses, apakah mereka pernah gagal dalam

memperjuangkan apa yang diinginkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya

pernah. Mereka pasti belajar dari kegagalan, memahami dan menganalisa

kesalahan apa yang sebenarnya yang telah membuatnya gagal. Dari sana

mereka mencari cara untuk memperbaiki kesalahan tadi dan berusaha

untuk menemukan formula yang lebih efektif guna mencapai kesuksesan.

5) Optimis maksudnya ialah, kita harus fokus pada kelebihan kita dan segera

bangkit dari keterpurukan.

6) Tenang dalam berpikir, maksudnya ialah santai, tenang, dan berfikir

adalah ciri-ciri orang yang bekerja keras dengan cerdas, penuh strategi dan

tepat sasaran. Mulailah dengan langkah-langkah kecil tanpa melupakan

tujuan utama.

7) Praktikkan reaksi yang positif, maksudnya ialah di dalam diri manusia

terdapat perbedaan yang sangat tipis. Dan perbedaan itu adalah sikap.

Namun perbedaan itu akan menjadi besar dan jelas ketika sikap tersebut

menjadi positif atau negatif. Saat kita mempraktikkan reaksi positif maka

segalanya akan menjadi positif dan segalanya akan menjadi lebih mudah.

8) Tak ada yang tak mungkin, maksutnya ialah saat kita sudah bisa lebih

tenang dan selalu positif dalam menghadapi segala bentuk situasi maka

(45)

36

Tidak ada tindakan yang positif itu merugi, akan ada hikmah di pengujung

waktu.

9) Mulai dari langkah kecil maksudnya jangan pernah takut untuk bermimpi

karena hari ini tak selamanya malam. Ada pagi hari untuk mengawali

langkah-langkah kecil. siang hari untuk melakukan hal besar. Dan sore

hari untuk mengevaluasi diri.

10) Komitmen maksudnya ialah jika anda telah melakukan sembilan hal di

atas, langkah berikutnya adalah komitmen yang harus dijaga untuk

menjalankan kesembilan hal tersebut.

2. Hakikat Manusia

Pada dasarnya manusia dibekali sebuah pemikiran yang luar biasa,

tinggal tergantung dari manusia tersebutlah untuk menggunkanannya

apakah akan berfikir positif atau sebaliknya. Manusia mempunyai potensi

untuk melakukah hal tersebut dan hal itupun bisa terjadi karena ada faktor

yang mendukungnya baik dari internal maupun eksternal. Untuk membuat

individu tersebut selalu berpikir positif terhadap sesuatu hal itu tidaklah

mudah karena harus ada tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut

untuk mencapainya. Berpikir positif akan bisa membawa individu dalam

sebuah kenyaman dalam menjalani hidupnya. Hakekat masalah dalam

pendekatan Positif Thinking karena adanya gangguan emosional pada diri

seseorang karena keyakinannya pada ide-ide negatif atau pikiran-pikiran

yang tidak logis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendekatan

(46)

37

1) Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang negatif.

2) Membantu klien agar selalu semangat dalam belajar

3) Mendorong klien agar bisa berpikir positif, tidak mudah putus asa dan

selalu percaya diri.

Sebagaimanaterapipadaumumnya,

terapipositifthingkingmemilikibeberapakelemahandankelebihan.Berikutme

rupakanuraiankelemahandankelebihandariterapipositif thinking, yaitu:

3. Kelemahan dan kelebihan

 Kelebihan

a. Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang

negatif ke positif

b. Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli

c. Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli

 Kelemahan

a. Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap

sesutau hal

b. Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi

terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal

4. Strategi Berpikir Positif

Berikutbeberapastrategi yang ada di dalamterapipositifthingking,

(47)

38

1. Strategi teladan (Modelling)

a. Tujuan Teknik Modelling

Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan

kebutuhan ataupun permasalahan konseli, diantaranya yaitu: untuk

perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa

belajar sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus

belajar lewat trial and error, membantu konseli untuk merespon hal-

hal yang baru, melaksanakan tekun respon- respon yang semula

terhambat atau terhalang, dan mengatasi respon- respon yang tidak

layak.17

Jadi dapat disimpulkan tujuan teknik modelling dapat merubah

tingkah laku dengan mengamati model agar konseli memperkuat

perilaku yang sudah terbentuk.

b. Macam-Macam Teknik Modelling

Macam-macam penokohan atau modelling menurut corey adalah :

1. Penokohan yang nyata (live model), contohnya misalnya terapis

yang dijadikan model oleh pasien atau konselinya, atau guru,

anggota keluarga atau tokoh lain yang dikagumi.

2. Penokohan yang simbolik (symbolic model), adalah tokoh yang

dilihat memlalui film, video, atau media lain. contoh : seorang

penderita neurosis yang melihat tokoh dalam film dapat

mengatasi masalahnya dan kemudian ditirunya.

(48)

39

3. penokohan ganda (multiple model) yang terjadi dalam kelompok.

seorang anggota dari sesuatu kelompok mengubah sikap dan

mempelajari sesuatu sikap baru, setelah mngamati bagaimana

anggota-anggota lain dalam kelompoknya bersikap. ini adalah

salah satu dari efek yang diperoleh secara tidak langsung pada

seseorang yang mengikuti terapi kelompok.18

Menurut bandura menyatakan bahwa jenis-jenis modeling ada empat

yaitu :

1. Modeling tingkah laku baru, melalui taknik modeling ini orang

dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena

adanya kemampuan kognitif. Stimulasi tinngkah laku model

ditransformasi menjadi gambaran mental dan symbol verbal yang

dapat diingat dikemudian hari. Ketrampilan kognitif simbolik ini

membuat orang mentransformasi apa yang didapat menjadi

tingkah laku baru.

2. Modeling mengubah tingkah laku lama, ada dua macam dampak

modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama tingkah laku

model yang diterima secara sosial memperkuat respon yang sudah

dimiliki. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara

sosial dapat memperkuat atau memperlemah tingkah laku yang

tidak diterima itu. Bila diberi suatu hadiah maka orang akan

18

(49)

40

cenderung meniru tingkah laku itu, bila dihukum maka respon

tingkah laku akan melemah.

3. Modeling simbolik, modeling yang berbentuk simbolik biasanya

didapat dari model film atau televisi yang menyajikan contoh

tingkah laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya.

4. Modeling kondisioning,modeling ini banyak dipakai untuk

mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi model

tingkah laku emosional yang mendapat penuatan. Muncul respon

emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu

ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia mengamati

model itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan

obyek yang menjadi sasaran emosional model yang diamati.

Di dalamkutipan yang berisi“bukan kepandaian yang akan

memberhasilkan kita, tetapi kebaikan. Maka marilah kita sepenuhnya

tulus untuk menjadikan diri kita peneladan dari perilaku yang baik

agar kita diberikan izin untuk menganjurkan kebaikan dan yang

akhirnya akan menjadikan kita berwenang untuk mengharuskan

kesetiaan kepada kebaikan” (Mario Teguh).

Salah satu syarat untuk mencapai keberhasilan adalah kebaikan.

Keberhasilan dekat dengan orang yang mengusahakan kebaikan bagi

dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ingatlah bahwa keberhasilan kita

tidak hanya dinikmati sendiri melainkan juga orang lain. Jadi, kalau

(50)

41

sehingga keberhasilan kita pun menjadi sesuatu yang patut diteladani

karena kita mendasarkannya pada kebaikan buan pada kepandaian.

Dengan demikian kita mengajarkan pada diri kita dan orang lain

bahwa kesetiaan untuk melakukan kebaikan adalah jalan menuju

keberhasilan.19

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Ahzab:21 yang berbunyi:

ْو ۡي ن م ٌ ۡ و ي ۡمن ۡ

Yang artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Sejak kecil seseorang terbiasa meniru orang lain untuk membentuk

kepribadian kita.20 Kepribadian adalah sekumpulan perilaku yang ada pada seseorang dan menjadi pembeda dengan orang lain. Orang yang pertama

yang kita tiru dan menjadi tempat belajar adalah orang tua. Peniruan ini

penyangkut ekspresi wajah, gerak tubuh, nilai-nilai, keyakinan, perilaku

dan lain-lain. Kemudian kita meniru beberapa kata dari lingkungan

keluarga. Kita belajar mengungkapkan kata-kata dari pergaulan teman dan

tetangga. Setelah itu kita belajar dari sekolah, guru, dan para pimpinan.

Terakhir kita belajar dari media informasi yang di dalamnya ada

para artis, pembawa acara, dan lain-lain. Sepanjang perjalanan hidup ini

kita sering meniru perilaku, gaya, dan ucapan dari dunia luar agar kita

19

Yopi Jalu Paksi, 101 Tips Kilat! Berpikir Positif & Berjiwa Besar, (Jakarta:Pressindo, 2010) hal. 54

20

(51)

42

menjadi pribadi yang lebih baik yang dapat berinteraksi dengan semua

orang.Strategi teladan ini berhubungan erat dengan pembentukan cara

pandang, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang kita

anggap sebagai figur yang baik dalam bidang tertentu. Ketika kita

menghadapi persoalan di bidang yang sama maka kita akan bersikap

seperti yang kita tiru itu. Contoh idola yang patut kita tiru atau banggakan

yaitu Rasulullah SAW, kita dapat mencontoh bagaiman beliau hidup

dengan penuh kesabaran, tidak pemarah, selalu optimis dan tidak mudah

putus asa, tidak pernah iri hati serta selalu bersyukur atas yang beliau

terima. 21

Lalu apa hubungannya, semua itu dengan kita yang teropsesi ingin

melejitkan potensi berpikir positif? Di sadari atau tidak, itu sangat

berhubungan sekali. Diharapkan, dari sosok beliau yang luar biasa itu,

anda bisa belajar dari bagaimana sikap Rasulullah SAW, ketika

menghadapi suatu persoalan, sehingga beliau berhasil menyelesaikannya.

Bagaimana beliau menghadapi musuh-musuhnya, para suku Quraisy

ketika masih di mekkah banyak yang menentangnya. bagaiman kesabaran

beliau berdakwah bertahun-tahun di Mekkah tetapi pengikutnya tetap tidak

banyak. Padahal ajakan itu untuk kebaikan umatnya sendiri. Kesabaran,

ketabahan, dan tak pernah merasa putus asa, semua itu hasil dari berpikir

positif yang luar biasa. Bahkan dengan seorang musuh yang sering kali

21

Gambar

Tabel 1.1
Tabel. 3. 1
  Tabel 3.2
gambar (kecuali tim peneliti), dilarang membuat gaduh, dilarang
+7

Referensi

Dokumen terkait

tindakan dan langkah-langkah secara terorganisasi. Pengarahan adalah kegiatan yang saling berhubungan erat dalam manajemen sumber daya manusia. Pengarahan diperlukan

 ISO 9241-5 dilengkapi dengan annex A (Anthropometric Data Needed for Workstation Design and Selection) yang berisikan informasi data yang terkait dengan ukuran

Berdasarkan uraian di atas untuk meningkatkan produksi sawi manis dengan pemupukan berimbang dan jumlah bahan organik yang melimpah, maka perlu dilakukannya penelitian

Meskipun memiliki perbedaan, kelima penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi penulisan penelitian

Pada sistem yang diusulkan, untuk menampilkan objek struktur rangka manusia 3 dimensi di layar monitor user mengarahkan marker pada kamera kemudian kamera mendeteksi

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Lestari (2018), yakni dalam artikelnya yang berjudul “Pesan Kearifan Lingkungan dalam Buku 366 Cerita

a) Nama pekerjaan : pembuatan terumbu karang buatan (TKB) sebanyak 20 unit untuk rehabilitasi sumberdaya kelautan dan perikanan. b) Lokasi pekerjaan di kawasan

1) Allah SWT, yang banyak memberikan rahmatnya kepada saya melalui kesehatan dan inspirasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tetap semangat dalam mencapai