BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI
POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET
NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA
SURABAYA
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam
(S. Sos.I)
DisusunOleh :
SUBAIDAH
NIM. B03212046
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
ABSTRAKS ... iii
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... . 15
3. Variabel dan Indikator Penelitian ... . 16
4. Teknik Pengumpulan Data... . 18
5. Teknik Analisis Data ... . 19
G. Sistematika Pembahasan ... . 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 23
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam... 23
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam... 27
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 29
D. Pengertian Terapi positive Thinking... 31
1. Hakikat Manusia menurut PTT ... 36
2. Kelemahan dan Kelebihan ... 37
3. Strategi Berpikir positive ... 37
4. Ciri-ciri Kepribadian Positive ... 46
E. Pengertian Mindset Negatif ... 50
1. Ciri-ciri Mindset Negatif ... 53
2. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir Seseorang... 53
e. Keadaan Sarana dan Pra Sarana ... 62
B. Deskripsi Hasil Penelitian... ... 66
1. PelaksanaanBimbingandanKonselingIslamdenganTerap i Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 68
2. HasilPelaksanaan PenelitianBimbingandanKonselingIslam dengandenganTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 77
3. Pengujian Hipotesis ... 89
BAB IV ANALISISDATA ... 90
A. Analisi Data TerapiTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujianHipotesis ... 90
B. Analisis Data SejauhManaPengaruhTerapiPositive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujian Dua Sample ... 94
BAB V PENUTUP ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Subaidah (B03212046). Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Positif Thinking Dalam Mengatasi Mindset Negative Siswa Kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.
Fokus penelitian ini adalah (1)Bagaimana Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif Thinking dalam Mengatsi Mindset
Negative Siswa? (2) Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Terapi Positif Thinking dalam mengatasi MindsetNegative siswa?
Dalam menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitif dengan eksperimen analisis uji-T (Paired sample T-test). Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan angket Pret test dan
Post Test, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah 18 Siswa SMA
Nurul Huda Surabaya. Adapun indikator dari masing-masing variabel adalah 1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke positif. Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak menyia-nyiakan waktu. 2) Mindset Negatif dalam hal ini dibatasi pada: aspek prilaku, aspek sikap, aspek pandangan.
Dalam penelitian ini proses konseling Dalam pengkondisian awal sebelum mengarah ke proses Positif thinking tersebut, peneliti memberikan gambaran awal yang dikemas dalam sebuah training/pelatihan yang disitu mencakup pembahasan tentang Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang mudah putus asa, Mengurangi sifat klien yang awalnya malas untuk belajar, Mendorong klien agar bisa percaya diri. Semua gambaran awal tersebut dijelaskan tentang betapa pentingnya aspek-aspek tersebut dalam kehidupan. Dalam penelitian ini menggunakan Terapi Positive Thinking dengan strategi teladan/modelling dan afirmasi positif. Langkah selanjutnya adalah melihat adanya pengaruh atau tidaknya Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi mindset negative siswa di SMA Nurul huda Surabaya. Dengan melihat hasil uji-t menunjukkan bahwa korelasi 0,830 > 0,000 Nilai korelasi lebih besar dari pada nilai signifikan, hal ini menunjukkan adanya Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif Siswa di SMA Nurul Huda Surabaya.Adapun sejauh mana pengaruhnya adalah Tinggi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang
diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.1 Siswa digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan, siswa
juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan
tersebut. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional: “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.”
Tugas guru seharusnya untuk menjadi fasilitator dimana guru
mengusahakan berbagai sumber belajar yang menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran.2 Guru merupakan pembimbing dalam artian mengusahakan kemudahan anak untuk belajar. Guru juga bisa disebutsebagai mediator yang
kreatif memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Guru
dapat disebut juga dengan learning manager (pengelola kelas), yaitu
mengusahakan terciptanya kondisi belajar di kelas yang optimal. Guru juga
sebagai motivator, yaitu lebih banyak memberikan dorongan semangat
terhadap belajar siswa, sehingga siswa bergairah untuk belajar atas dorongan
1
Id Tesis, Pengertian Siswa Menurut Para Ahli, ( https://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/), di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.00 pm
2
2
diri sendiri, dan mereka menjadi sadar bahwa belajar adalah demi
kepentingan masa depan dirinya.
Dukungan dari guru sangatlah penting bagi siswakarena dukungan
dari guru merupakan penyemangat bagi para siswa. Dengan adanya guru yang
mendukungparasiswanyaberartibahwa guru telah membangkitkan motivasi
siswa dalam menuntut ilmu dan mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa
yang mendapat dukungan dari guru pasti akan terus menunjukkan kreatifitas
yang mereka miliki. Kedepannya guru harus mewujudkan keberhasilan
siswanya dimana dengan hal itu siswa mampu menerima ilmu yang diajarkan
dan juga memberi contoh yang baik kepada siswanya, serta menerapkan
perilaku yang baik dan sopan pada kehidupan sehari-hari, baik itu di sekolah
maupun di rumah. Hal tersebut akan sulit terwujud jika terdapat stereotip
terhadap siswa-siswa tertentu.
Seperti yang terjadi pada kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.
Kelas tersebut mendapat julukan negatif atau label negatif dari para guru.
Padahal kata-kata negatif atau labeling secara negatif pada siswa dapat
menyebabkan siswa justru akan semakin membuat siswa mengidentifikasi
dirinya seperti halnya yang dilabelkan kepada dirinya. Hal tersebut justru
menjadikan siswa semakin mengarahkan dirinya kepada berbagai kenegatifan
tersebut karena label tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara singkat peneliti kepada seorang siswa
kelas XI IPS di SMA Nuru Huda Surabaya yang beranama Sutima
menyatakan bahwa sebenarnya dirinya mempunyai kemauan yang besar
3
untuk belajar, bahkan ia semangat membantu orangtuanya berjualan kue demi
mendapatkan uang untuk membiayai sekolah. Akan tetapi, semangat tersebut
luntur karena label negatif yang membuatnya tidak semangat belajar lagi.3 Wawancara singkat selanjutnya kepada siswa yang bernama Rosyid
menyatakan bahwa kelas XI IPS masih tetap di anggap nakal dan di pandang
sebelah mata oleh guru-guru dan hanya ada satu guru saja yang sayang sama
mereka.4
Dalam terminologi hipnoterapi, kata-kata yang bersifat negatif dapat
masuk ke alam bawah sadar seseorang dan langsung memprogram pikiran
sadarnya.5 Kekuatan alam pikiran bawah sadar 88% cukup kuat untuk memerintah, sedangkan pikiran sadar hanya 12%. Selanjutnya, pikiran sadar
memerintah organ-organ tubuh (fisik). Demikian pula jika seseorang terbiasa
menerima kata-kata negatif yang merendahkan baik oleh orang-orang di
lingkungan rumah, sekolah, maupun di lingkungan permainan bersama
teman-teman dsb. Pengalaman pahit tersebut dapat berubah menjadi
penghalang (blocks) secara mental yang disebut mental blocks.
Labeling merupakan suatu persoalan yang cukup dilematik.6 Ketika seseorang atau kelompok memberi label kepada orang lain atau pihak lain
katakanlah dengan sebutan nakal maka julukan tersebut akan tersosialisasi
3
Hasil wawancara kepada Sutima siswi kelas XI IPS pada tanggal 20 Oktober 2015 jam 9.30 pm
4
Hasil wawancara kepada rosyid siswa kelas XI IPS pada tanggal 6 Mei 2016 pada jam 21.00 am
5
Miracle Ways, Mental Block & Program Negatif, (https://miracleone.wordpress.com/hypno-therapy/mental-block/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.00 pm
6
4
dengan intens. Pandangan orang lain terhadap pihak yang dijuluki akan
menjadi sangat negatif, tidak perduli apakah pemberian label tersebut
memiliki landasan argumen yang kuat atau tidak, bersifat benar atau hanya
mengada-ngada. Sehingga dalam keadaan tertentu orang yang diberi label
tersebut kemudian tidak akan mampu membendung arus negatif yang
menerpa mereka, dari berbagai cacian, kecaman, hujatan, dan sanksi.
Tidak ada seorang pun guru yang berniat mengganggu kesejahteraan
psikologis siswanya dan membuat siswanya mengalami “petaka”. Sebagian
besar guru tidak menyadari betapa berbahayanya kedaan tersebut.
Diantaranya yaitu tentang pandangan negatif guru terhadap para siswanya.
Tanpa sadar guru mempunyai penilaian tertentu kepada siswanya. Penilaian
negatif ini sering kali mengganggu karena hanya dengan kejadian yang sekali
terjadi atau fakta yang tidak lengkap, guru telah memberikan penilaian
kepada anak dengan atribut yang negatif (labelling).
Penilaian guru terhadap siswa mempengaruhi sikap dan prilaku guru
terhadap siswa. Fakta tersebut ditemukan oleh DePorter dkk (2000).7 Ketika berinteraksi dengan siswa dari kelompok “berkemampuan tinggi”, guru-guru
cenderung banyak mengumbar senyum, lebih banyak mengobrol dengan
akrab, berbicara dengan penuh intelektual dan penuh humor, menggunakan
kosakata komplek, dan bertindak lebih matang. Ketika berhadapan dengan
siswa yang “berkemampuan rendah”, guru-guru yang sama cenderung
berbicara lebih keras dan lambat karena seolah-olah siswa tidak dapat
7
5
mendengar, jarang senyum. Ternyata, guru-guru memperlakukan siswanya
sesuai dengan cap guru tersebut terhadap siswa.
Para siswa di kelas tersebut juga berpemikiran bahwa dari sekian
banyak kelas yang ada di SMA Nurul Huda Surabaya, kelas XI IPS-lah yang
merupakan kelas yang para siswanya dikenal sebagai siswa yang nakal. Dari
pemikiran itu pula, muncul pemikiran dari siswa di kelas XI IPS tersebut
bahwa mereka adalah siswa yang nakal. Ditambah lagi karena label dari para
guru yang mengatakan bahwa kelas XI IPS tersebut merupakan kelas para
siswa yang kurang potensial karena buangan dari kelas yang difavoritkan
(kelas IPA) dan setiap ada kericuhan di sekolah, para guru secara langsung
menganggap kelas XI IPS sebagai penyebab kericuhannya.
Banyak siswa yang tidak terima dengan julukan tersebutkarena
menurut mereka yang menjadikankelas tersebutmendapatjulukan kelas nakal
hanyalahberasaldari kenakalan beberapa anak saja. Akan tetapi, para guru
memberikan julukan tersebut dengan melakukan generalisasi bahwa semua
anak dalam satu kelas tersebut adalah anak-anak yang nakal. Dari dulu hingga
sekarang banyak persepsi orang yang salah, dimana orang-orang selalu
berfikiran kalau anak yang diterima di kelas IPA adalah anak yang pintar dan
anak yang pendiam, tetapi anak yang masuk kelas IPS adalah anak yang
kurang pintar dan nakal.
Dari persepsi itu, para siswa menjadi kurang semangat dalam belajar.
Padahal, persepsi yang
6
Terlebihapabilaterdapat siswa yang memiliki kemampuan cenderung di IPS
tetapi siswa itu memaksakan untuk masuk IPA hanya karena alasan bahwa
kelas IPS akan membuatnya diejek danmenjadi kelas tempat anak nakal,
persepsi yang sedemikian justru akan berpengaruh pada masa depannya.
Maka, karena berbagai label itulah siswa di kelas XI IPS tersebut
semakin acuh terhadap peningkatan belajarnya serta memiliki motivasi
belajar yang sangat rendah dikarenakan image yang telah terlabel buruk serta
pemikiran-pemikiran negatif lainnya. Maka dari itu diperlukannya upaya
bantuan yang dapat menjadikan para siswa tersebut tidak lagi terbelenggu
pada label yang membuat diri mereka semakin merasa tidak berharga dengan
cara membuat mereka memiliki kekuatan untuk berubah lebih baik serta
membuktikan bahwa labeling tersebut tidak lagi pantas diberikan kepada
mereka dengan kemampuan berfikir yang positif.
Pikiran yang positifamatlahpentingdimilikiolehseseorang. Jika
seseorang memiliki sikap positif, hal itu akan melahirkan perasaan-perasaan
positif, gambaran-gambaran konstruktif, serta mengetahui sesuatu yang
sebenarnya Anda inginkan. Hal itu tentu saja akan memberikan energi
kebaikan, pencerahan, dan kekuatan untuk mendorong pencapaian
kebahagiaan serta kesuksesan. Bahkan, pikiran positif juga akan memberikan
beragam manfaat bagi kesehatan.Berpikir positif merupakan sikap mental
yang melibatkan proses pemasukan berbagai pikiran, kata, gambaran
konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran seseorang. Pikiran
7
dalam setiap situasi dan tindakan. Apa pun harapan seseorang, pikiran positif
dapat mewujudkannya.8Jadi, berpikir positif merupakan sikap mental mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.Dari situlah, peneliti
akan melakukan sebuah upaya bantuan dalam bentuk Bimbingan dan
Konseling Islam dengan terapiPositif Thingking untuk mengatasiMindset
Negatif Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka
penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Bagaimana ProsesBimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi positif
Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di
SMA Nurul Huda Surabaya?
2. Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif
Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di
SMA Nurul Huda Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkanrumusanmasalah yang
penelitiuraikandiatasmakatujuanpenelitianiniadalah:
1. Untuk mendeskripsikan Bimbingan dan Konseling Islam denganTerapi
Positif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa PadaKelas XI IPS
di SMA Nurul Huda Surabaya.
8
8
2. Untuk menjelaskan hasil Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam
dengan TerapiPositif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa
PadaKelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Denganadanyapenelitianini, di harapakan
dapatbermanfaatsecarateoritisdanpraktisbagiparapembacanya.Adapunmanfaat
daripenelitianinidiantaranyasebagaiberikut:
1. ManfaatTeoritis
a. Menambahkhasanahkeilmuan Bimbingan dan Konseling Islam
bagipeneliti yang laindalamhalMindsetnegatif siswa menggunakan
terapi positif thinking.
b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan
Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses
konselingdalamhal mengatasi Mindsetnegatif siswa.
2. ManfaatPraktis
a. Penelitianinidiharapkandapat membantu menangani mindset negatif di
SMA Nurul Huda Surabaya. Dan juga untukmahasiswaBimbingan dan
Konseling Islamsebagaicalonkonselor.
b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan
Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses
konselingdalam mengatasi mindset negatif di kelas XI IPS dengan
9
E. Definisi Operasional
1. Bimbingan dan Konseling Islam
Dalam bukunya Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,
Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan Konseling Islam adalah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali
eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9
Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama
teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha
pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas
hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan
membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong
mengatasi masalah yang dihadapinya.10
Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs.
Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling
Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis,
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan
9
Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam , (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15
10
10
Al Hadits Rasulullah Saw.kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras
dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, dan Al Hadits.11
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan
Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan
berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat
mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta
dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam
hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.
2. Terapi Positif Thinking
Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan
memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan
bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap
menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti
karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan
membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri
kita.12
Di dalam Terapi Positif Thinking ada beberapa stategi yang dapat di
gunakan yaitu strategi teladan dan memberikan afirmasi positif.
a. Kelemahan dan kelebihan
11
Drs. Syamsul Munir Amin M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal. 23
12
11
Kelebihan
1) Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang
negatif ke positif
2) Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli
3) Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli
Kelemahan
1) Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap
sesutau hal
2) Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi
terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal
3. Mindset negatif
Mindset adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap
seseorang serta sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang
menentukan perilaku, pandangan, sikap, dan masa depan seseorang13.
Mindset merupakan keyakinan seseorang yang mempengaruhi perilaku
dan sikap yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidup dari
seseorang tersebut. Mindset sering dimaknai dengan kepercayaan (belief)
atau sekumpulan kepercayaan (set of belief). Mindset, baik yang disadari
ataupun tidak, akan menentukan cara berpikir, berkomunikasi, dan
bertindak. Membentuk belief atau mindset positif menjadi kebutuhan bagi
setiap orangtua maupun guru yang menghendaki kesuksesan bagi
anak-anaknya. Betapa pentingnya membentuk mindsetpositif karena akan
13
12
membentuk prilaku yang positif dan betapa berbahayanya jika mindset
negatif yang terbentuk pada seorang anak karena akan membentuk prilaku
yang negatif.
Menurut James Arthur Ray, menerangkan mindset adalah segugusan
keyakinan, nilai-nilai, identitas, ekspetasi, sikap, kebiasaan, opini, dan
pola pikir tentang diri anda, orang lain, dan hidup. melalui mindset, anda
menafsirkan (memaknai) apa pun yang anda liat dan anda alami dalam
hidup. sedangkan American Heritage Dictionary mendefinisikan mindset
sebagai “a fixed mental attitude or disposition” (suatu sikap mental atau
disposisi tertentu yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang
terhadap situasi yang dihadapinya).14
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk sukses dan
mencapai kemapanan finansial15. Hanya persoalannya adalah banyak orang yang takut menggunakan potensi itu. Sikap tidak berani mencoba,
perasaan takut gagal, merasa tidak mampu, merasa terlalu muda atau
terlalu tua adalah pikiran negatif yang membelenggu kita. Mindset negatif
inilah yang membuat kita berjalan di tempat dan akhirnya tidak pernah
bisa mencapai puncak kesuksesan.
Perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal adalah cara
mereka berpikir16. Orang sukses selalu memikirkan “apa yang mereka inginkan dan cara mendapatkannya”. Sedangkan orang yang gagal selalu
14
13
memikirkan dan membicarakan “apa yang tidak mereka inginkan”. Orang
sukses memiliki mindset yang mendorong keberhasilannya, sedangkan
orang gagal memilki mindset yang menghalangi keberhasilannya.
F. Metode Penelitian
1. PendekatandanJenisPenelitian
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena
analisis data dilakukan secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan
semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan statistic atau secara
computerized berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan dalam
desain penelitian. Menggunakan data-data statistic dengan pendekatan
eksperiment. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel penelitian yang
akan digunakan adalah pendekatan eksperimen.17
Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut
Suryabrata dalam buku metode penelitian adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak
diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain
dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan
sampel secara random.
17
14
Peneliti menggunakan Pretest Posttest Control Group Design, dalam
penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang
baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.18 Pengaruh perlakuannya adalah (O2– O1) – (O4– O3)
Adapun keterangan dari gambar 3.1 diatas, atau disebut juga skema
desain penelitian pretest and posttest control group design, adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Keterangan Pretest Postest Control Group Design
R1 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok eksperimen
O1 Pre Test pada kelompok eksperimen
X Intervensi pada kelompok eksperimen berupa Terapi Positif Thinking
O2 Post Test pada kelompok eksperimen
R2 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok kontrol
O3 Pre Test pada kelompok kontrol
- Tidak ada Intervensi pada kelompok kontrol
O4 Post Test pada kelompok kontrol
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 76
R1 O1 X O2
15
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan
untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya,sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.19
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu finite (terbatas) dan infinite (tidak
terbatas). Populasi terbatas artinya diketahui jumlahnya sedang tidak
terbatas tidak diketahui jumlahnya.20Populasi yang sudah ditentukan disebut dengan populasi sasaran (target population).Dalam populasi
sasaran, peneliti menjelaskan secara spesifik batasan dari populasi yang
dipakai.21 Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi terbatas yang diambil dari siswa dan siswi kelas XI IPS di SMA Nurul Huda
Surabaya. Target populasinya adalah pelajar yang sedang duduk di kelas
XI IPS Nurul huda Surabaya.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel
adalah bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga hasil penelitian
19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 109.
20
Wasis, PedomanRisetPraktis, (Jakarta: EGC, 2006), hal. 44 21
16
dapat digeneralisasikan, generalisasi hasil penelitian oleh sampel berlaku
juga bagi populasi penelitian tersebut.22Karena sampel digunakan untuk mewakili populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk
penelitian yang berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil
temuannya.Namun dalam penelitian ini, peneliti melibatkan seluruh
anggota populasi yang disebut dengan sensus. Hal ini dikarenakan jumlah
populasinya berjumlah kecil dan terbatas.23
Populasi di dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI
IPS di SMANurul Huda yang berjumla 18 siswa dan siswi yang berasal
dari kelasXI IPS yang mendapatkan label negatif dari para guru.
3. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.24 Jadi variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.25 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabeldalampenelitianperluditentukan agar
alurhubunganduaataulebihvariabeldalampenelitiandapatdipastikansecarat
22
AsepSaepulHamdi& E. Bahrudin,
MetodePenelitianKuantitatifAplikasidalamPendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hal.38 23
Istijanto, AplikasiPraktisRiset, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2007), hal. 114 24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118
25
17
egasdanjelas.Penentuanvariabeldalamsuatupenelitianberkisarpadavariabel
bebas, variabelterikat, danvariabelkontrol.
Dalam Penelitianiniterdapatduavariabelyakni X (variabelbebas)
dan Y (variabelterikat).
a. Variabelbebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Terapi Positif Thinking.
b. Variabelterikat (VY) adalahMindset Negatif siswa kelas XI IPS di
SMA Nuruk Huda Surabaya.
Dari variabel tersebut di uji dibuat indikator dari indikator di
perjelas menjadi indikator-indikatordalampenelitianiniadalah:
a. Indikator variabel bebas (X) :
Terapi positif thinking dibatasi pada:
1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat
bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke
positif.
2) Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak
menyia-nyiakan waktu.
b. Indikator variabel terikat (Y) :
Mindset negatif dalam hal ini dibatasi pada:
1) Aspek prilaku. aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan
mengontrol prilaku negatif.seperti suka murung tidak dapat
18
tidak mempunyai toleransi, memberdayakan kemampuan yang
dimiliki, rendahnya etika.
2) Aspek sikap aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk
bersikap baik dan tidak mudah terpengaruh saat menghadapi hal
negatif. Seperti, mengambil inisiatif untuk bertindak,
Mengendalikan sendiri aktifitas yang dilakukan, Memikirkan segala
sesuatu yang menyangkut diri sendiri, kemampuan mengendalikan diri,
cenderung untuk bersikap negatif.
3) Aspek kepercayaan (pandangan) aspek ini ditujukan dengan
kemampuan untuk percaya akan kemampuan diri dan potensi
yang ada pada diri. Seperti, keyakinan akan kemampuan,
kemandirian siswa, tidak konsistennya persepsi, Adanya kesadaran
akan perubahan dalam hidup, Rendahnya keinginan menjadi lebih baik,
Potensi siswa, Kurang memiliki keyakinan.
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Diartikansebagaipengamatandanpencatatansecarasistematikterhada
pgejala yang tampakpadaobjekpenelitian.Dalampenelitianini,
observasidilakukanuntukmengamatisiswa SMA Nurul Huda Surabaya
yang meliputi: keadaanataukondisiSiswa, kegiatanpara Siswa di
Sekolah, dan proses terapikonseling yang dilakukan.
b. Dokumentasi
Dokumentasimerupakanmetodepengumpulan data
19
arsiptermasukbukutentangpendapatteori, dalilatauhukum-hukum lain
yang berhubungandenganmasalahpenelitian.
Metodeinidigunakanuntukmencari data
tentangstrukturorganisasiSekoalah SMA Nurul Huda
Surabaya.jumlahguru, siswasertasaranadanprasaranadan data-data lain
yang diperlukan.Disampingitujugaletakgeografis, peta,
fotokegiatandanwujud lain yang
diperlukanuntukmenunjangkejelasanobyekpenelitian.
c. Angket (Kuesioner)
Angketataukuesioneradalahteknikpengumpulan data
melaluiformulir yang berisipertanyaan-pertanyaan yang
diajukansecaratertulispadasekumpulan orang
untukmendapatkanjawabanatauanggapandaninformasi yang
diperlukanolehpeneliti.26
Pelaksanaannyadilakukandengancaramemberikanseperangkatperta
nyaansecaralangsungdantertuliskepadaresponden yang
dalamhalinidiberikankepadasiswa di SMA Nurul Huda Surabaya.
2. Teknik Analisis Data
Teknikanalisis data merupakanlangkah yang
sangatpentingdalampenelitian.Sebabdarihasilitudapatdigunakanuntukmen
jawabrumusanmasalah yang telahdiajukanpeneliti.
26
20
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk
menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan proses bimbingan
dan konseling islam dengan positif thinking dalam mengatasi mindset
negatif siswa. Sedangkanlangkah-langkahanalisis data
dalampenelitianiniantara lain:
a. Memeriksa (Editing)
Hal inidilakukansetelahsemua data yang
kitakumpulkanmelaluikuesioneratauangketatauinstrumenlainnya.Langk
ahpertama yang
perludilakukanadalahmemeriksakembalisemuakuesionertersebutsatuper
satu.Halinidilakukandenganmaksuduntukmengecek
apabilaterjadikesalahanmakarespondendimintauntukmengisiangketkem
bali.
b. MemberiTandaKode (Coding)
Memberitandakodeterhadappertanyaan-pertanyaan yang
telahdiajukan.Hal ini,
dimaksudkanuntukmempermudahwaktumengadakantabulasidananalisa.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data dilakukan, jikasemuamasalahediting dancoding
kitaselesaikan.Artinyatidakadalagipermasalahan yang
timbuldalameditingdancoding atausemuanyatelahselesai.
Analisisperhitunganrumusstatistikdenganmenggunakantabeldata.
21
disesuaikandengankebutuhankomponenrumustersebut.Dengandemikia
n,
rumusperhitungananalisisrumus-rumustersebuthanyadilakukandalamtabelitu.27
TeknikAnalisis data
dimaksudkanuntukmengkajikaitannyadengankepentinganpengajuanhi
potesispenelitian.Tujuannyaadalahuntukmencarikebenaran data
tersebutdanuntukmendapatkansuatukesimpulandarihasilpenelitian
yang
dilakukan.Sehinggadapatmembuktikanadatidaknyapengaruhterapiposi
tifthinking dalammengatasimindset negativesiswa kelas X1 IPS di
SMA Nurul Huda Surabaya.
G. Sistematika Pembahasan
Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa yang ada
dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat dibagi dalam
beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan susunan sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisilatarbelakang, rumusanmasalah, tujuanpenelitian,
manfaatpenelitian, definisioperasional, kerangkateoridanhipotesis,
metodepenelitian yang meliputi:pendekatandanjenispenelitian, populasi,
sampeldantekniksampling, variabeldanindikatorpenelitian,
teknikpengumpulandata,
27
22
danteknikanalisisdatasertadalambabsatuinijugaberisitentangsistematikape
mbahasan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengertian
bimbingan konseling islam, tujuan bimbingan konseling islam, fungsi
bimbingan konseling islam, terapi positif thinking yang membahas tentang
pengertian, kelebihan dan kelemahan PTT, bentuk dan cara PTT dan juga
hubungan konseling dengan PTT. Pada bab ini juga menjelaskan tentang
pengertian Mindset negatif, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
mindset negatif pada siswa,dan dampak berpikir negatif serta menjelaskan
tentang penelitian terdahulu yang relavan.
BAB III: PENYAJIAN DATA
Bab inidalamnyaberisitentangdeskripsiumum objekpenelitian,
deskripsihasilpenelitian yang di
dalamnyamembahastentangdeskripsiproses Pengaruh Bimbingan dan
Konseling Islam dengan terapi positif thinking terhadap mindset negatif
siswa di SMA Nurul Huda Surabaya, dan juga pengujian hipotesis.
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini membahastentanganalisisdatatentang proses PTT terhadap
label negatif di SMA Nurul Huda Surabaya danjuga Pengaruh PPT
sebagai Bimbingan Konseling Islam terhadap Mindset negatif siswa di
SMA Nurul Huda Surabaya.
23
Bab inimerupakanakhirdaripembahasan yang berisiKesimpulandan
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
Secara etimologis, Bimbingan dan Konseling terdiri atas dua kata
yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata guidance) dan “konseling”
(diadopsi dari kata counseling). Secara harfiah istilah “guidance” dari
akar kata “guide” berati mengarahkan (to direct), membantu (to pilot),
mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).1Dari segi pengertian bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2
Untuk menjelaskan pengertian bimbingan, maka berikut ini adalah
penjelasan dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai berikut:
Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan
merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman
diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
1
Syamsu Yusuf, LN, Landasan Bimbingan dan Konseling, cet.ke 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5
2
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hal. 4
24
diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk maderasah,
keluarga dan masyarakat.3
Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan dalam bukunya
Sofyan S. Wilis bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni
pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si
terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan,
menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.4
Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu
dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan dalam
kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai
kebahagiaan.5
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing
kepada seorang individu maupun kelompok agar individu maupun
kelompok yang dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian
nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan
3
Thoharin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan madrasah (berbasis integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 16-17
4
Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung: Alvabeta CV, 2010), hal. 11
5
25
norma yang berlaku sehingga akan mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidupnya.
Konselingjuga merupakan pelayanan terpenting dalam program
bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi
secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.6
Mohammad Surya menyatakan bahwa konseling adalah suatu
proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu lingkungan sosial,
antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang konselor yang
memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan
pengetahuan psikologis, berusaha membantu klien dengan metode yang
cocok dengan kebutuhan klien tersebut, dalam hubungaannya dengan
keseluruhan program ketenagaan, supaya dapat mempelajari lebih baik
tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahamkan
tentang dirinya untuk realistik, sehingga klien dapat menjadi anggota
masyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.7
Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para tokoh
konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda, yang intinya
bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan
antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk
meningkatkan suatu pemahaman dan kecakapan dalam menemukan suatu
masalah yang dihadapi dan menghasilkan sebuah solusi.
6
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 21
7
26
Setelah diketahui arti dari bimbingan dan konseling, maka
kemudian dalam hai ini, perlu diketahui juga maksud dari penulis dalam
mendefinisikan Bimbingan Konseling Islam itu sendiri, adalah sebagai
berikut:
Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan
Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya
hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8
Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama
teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha
pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas
hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan
membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong
mengatasi masalah yang dihadapinya.9
Maka dari itu makna secara keseluruhan maksud dari Bimbingan
dan Konseling Islam itu adalah suatu aktivitas pemberian nasehat dengan
atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan
yang komunikatif antara konselor dan konseli atau klien.10 Sedangkan
8
Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15
9
Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1 (Jakarta : Bina Rencana Pariwara, 2002), hal. 4-5
10
27
menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs. Syamsul Munir Amin,
M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses
pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap
individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Al Hadits Rasulullah Saw. ke
dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan
Al Qur’an, dan Al Hadits.11
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan
dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan
berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat
mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta
dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam
hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling Islam dapat
dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
diakhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam
yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:
11
28
a) Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,
bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah
Tuhannya.
b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan
alam sekitarnya.
c) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,
tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
d) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan
menerima ujianNya.
e) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,
dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
29
f) Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai
dengan Islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.12 Sedangkan dalam bukunya Bimbingan Dan Konseling Dalam
Islam, Aunur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling
Islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akherat.
2. Tujuan khususnya adalah:
1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
2) Membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
3) Membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau
menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah
bagi dirinya dan orang lain.13
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam
Dilihat dari beragamnya klien maka fungsi Bimbingan dan
Konseling Islam secara tradisional dibagi menjadi:
1. Fungsi Preventif (pencegahan) yaitu membantu individu agar dapat
berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami
masalah kejiwaan, upaya ini meliputi: pengembangan strategi dan
12
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 43.
13
30
program yang dapat digunakan mengantisipasi resiko hidup yan tidak
perlu terjadi.
2. Fungsi Remedial atau Rehabilitatif yaitu konseling banyak
memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat
dipengaruhi psikologi klinik dan psikiatri. Fokus peranan remedial
adalah: penyesuaian diri, menyembuhkan masalah psikologis yang
dihadapi dan mengembalikan kesehatan mental serta mengatasi
gangguan emosional.
3. Fungsi Edukatif (pengembangan atau developmental) yaitu berfokus
pada membantu meningkatkan keterampilan dalam kehidupan,
mengidentifikasi dan memecahkan masalah hidup serta meningkatkan
kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan.14
Sedangkan secara umum, fungsi Bimbingan dan Konseling
meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi pencegahan, yaitu merupakan usaha pencegahan terhadap
timbulnya masalah.
2. Fungsi penyaluran, bimbingan konseling membantu mendapatkan
kesempatan penyaluran pribadi masing-masing.
3. Fungsi penyesuaian, bahwa bimbingan konseling membantu
tercapainya penyesuaian dengan lingkungannya.
4. Fungsi perbaikan, yaitu Bimbingan dan Konseling berusaha untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
14
31
5. Fungsi pengembangan, pelayanan yang diberikan dapat membantu
dalam mengembangkan keseluruhan potensi dan keterampilan yang
ada dalam diri individu secara lebih terarah.
A. Terapi Positif Thinking
1. Pengertian Terapi Positif Thinking
Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan
memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan
bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap
menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti
karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan
membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri
kita.15
Pikiran positif merupakan salah satu kekuatan yang dahsyat dalam
mengaktifkan faktor nilai tambah dalam diri seseorang. Pikiran positif
memancarkan gelombang optimisme, dan antusiasme yang dahsyat ke
dalam dunia sekitar, sehingga dapat mengaktifkan sikap positif, dan
akhirnya membuahkan hasil yang positif pula. Pikiran positif telah
membantu Lance Amstrong, pembalap sepeda terkemuka di dunia, untuk
mengalahkan penyakit kanker yang dideritanya. Pikiran ini telah
menggerakkan lance untuk tetap berusaha mencari kesembuhan. Pikiran
positif ini juga telah membantu Lance untuk berlatih kembali untuk tampil
di kejuaraan juara dunia yang terpaksa ditinggalkannya ketika dalam
15
32
pengobatan. Hasilnya pun luar biasa, Lance berhasil merebut kembali
gelar juara dunia.
Dalam bukunya berjudul Terapi Berpikir Positif, Ibrahim Elfiky
mengutip pendapat Victor Hugo yang mengatakan bahwa pikiran adalah
kekuatan yang sangat efektif, dan tanpanya, setiap kekuatan hanya besar
saja. Pikiran dapat dikatakan sebagai pusat kekuatan. Pikiran dapat
mempengaruhi hasil akhir dari sebuah tindakan. Hal tersebut dapat
digolongkan menjadi sebuah diagram, sebagai berikut:
Positive thinking merupakan cara berpikir yang berangkat dari
hal-hal yang mampu menyulut semangat perubahan menuju taraf hidup yang
lebih baik.16
16Jamal Ma’mur Asmani,
The Law Of Positive Thinking, (Yogyakarta: Gara Ilmu, 2009) hal. 30
konsentrasasi Berpikir
Alam Bawah Sadar
Proses Perwujudan
Hasil
33
Di dalam Al-Qur’an jugaterdapatsebuah ayat yang membahas tentang
berpikir positif yakni dalam Surat Ali Imran 3 : 139 yang berbunyi:
ن ْو ۡ ْو
ٱ
ي ۡ ممن ن ۡ ۡ ۡ
٩
Yang artinya yaitu: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.
Ayat tersebut turun ketika umat Islam mengalami kekalahan pada
perang uhud. Waktu itu pasukan Islam dikalahkan oleh tentara Quraisy
yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Umat Islam ketakutan. Oleh sebab
itu Allah kemudisn menjanjikan sebuah kemenangan pada berikutnya,
sejauh mereka tak merasa rendah diri, berkecil hati, tidak memandang
negatif pada kemampuan diri sendiri, apalagi kelompok.Dari ayat tersebut
dapat diambil penjelasan bahwa seseorang harus berpikir positif dalam
kondisi apapun, bahkan ketika dalam ancaman kematian sekalipun, sudah
seharusnya dimiliki oleh setiap diri manusia. Siapapun itu sudah
semestinya senantiasa memberikan makna baru, baik terhadap diri sendiri
maupun lingkungan, sehingga irama hidup tidak monoton dan
membosankan.
DR William James, Father of America Psychology mengatakan,
We can alter our lives by altering our altitudes (manusia dapat mengubah
sikap dan cara berpikirnya). Orang yang terbiasa berpikir positif selalu
menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja
34
Berikut ini adalah 10 sikap positif di saat sulit, di mana
langkah-langkah ini merupakan upaya menyikapi kegagalan ini merupakan upaya
menyikapi kegagalan ataupun permasalahan yang sedang kita hadapi.
Yakinlah bahwa di balik sulitnya perjuangan menuju segala hal positif itu
ada hikmahnya. Berikut hikmah yang bisa di ambil:
1) Positif merupakan pilihan, maksudnya ialah dalam hidup ada bahagia,
duka, dan kesuksesan-kegagalan. Ini merupakan hukum alam. Tapi apapun
yang menimpa kita pada saat ini, merupakan efek dari apa yang telah kita
pilih dan lakukan di masa lalu. Begitupun sikap positif adalah pilihan dan
bukan warisan yang serta merta bisa dimiliki oleh setiap orang tanpa
melalui proses perenungan dan usaha keras. Ingat bahwa anda akan
menjadi apa yang anda pikirkan.
2) Yakin mencapai tujuan, maksudnya ialah keyakinan merupakan pondasi.
Keyakinan akan melahirkan kekuatan yang berlipat ganda untuk
melakukan tindakan konkrit sebagai wujud dari sebuah proses panjang
kesuksesan. Ketika kita mempunyai mimpi kita tidak akan bisa
mencapainya jika tidak mempunyai keyakinan untuk mencapainya.
3) Perubahan tidak dapat dihindari, berarti segalanya berubah dan akan selalu
berubah. Bisa disimpulkan bahwa perubahan itu sendirilah yang abadi.
Tak dapat di tawar-tawar lagi. Jika ilmu yang kita miliki hanya itu-itu saja
maka kita sendiri yang akan tergilas dan pada akhirnya kalah bersaing
dengan mereka yang selalu kreatif dan inovatif. Karena itu, mulailah
35
4) Kegagalan tidak sama dengan kehilangan maksudnya, Gagal bukanlah
akhir dari segalanya walau ia rasanya tidak enak, sakit, pahit, dan malu.
Tanyakan pada orang-orang sukses, apakah mereka pernah gagal dalam
memperjuangkan apa yang diinginkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya
pernah. Mereka pasti belajar dari kegagalan, memahami dan menganalisa
kesalahan apa yang sebenarnya yang telah membuatnya gagal. Dari sana
mereka mencari cara untuk memperbaiki kesalahan tadi dan berusaha
untuk menemukan formula yang lebih efektif guna mencapai kesuksesan.
5) Optimis maksudnya ialah, kita harus fokus pada kelebihan kita dan segera
bangkit dari keterpurukan.
6) Tenang dalam berpikir, maksudnya ialah santai, tenang, dan berfikir
adalah ciri-ciri orang yang bekerja keras dengan cerdas, penuh strategi dan
tepat sasaran. Mulailah dengan langkah-langkah kecil tanpa melupakan
tujuan utama.
7) Praktikkan reaksi yang positif, maksudnya ialah di dalam diri manusia
terdapat perbedaan yang sangat tipis. Dan perbedaan itu adalah sikap.
Namun perbedaan itu akan menjadi besar dan jelas ketika sikap tersebut
menjadi positif atau negatif. Saat kita mempraktikkan reaksi positif maka
segalanya akan menjadi positif dan segalanya akan menjadi lebih mudah.
8) Tak ada yang tak mungkin, maksutnya ialah saat kita sudah bisa lebih
tenang dan selalu positif dalam menghadapi segala bentuk situasi maka
36
Tidak ada tindakan yang positif itu merugi, akan ada hikmah di pengujung
waktu.
9) Mulai dari langkah kecil maksudnya jangan pernah takut untuk bermimpi
karena hari ini tak selamanya malam. Ada pagi hari untuk mengawali
langkah-langkah kecil. siang hari untuk melakukan hal besar. Dan sore
hari untuk mengevaluasi diri.
10) Komitmen maksudnya ialah jika anda telah melakukan sembilan hal di
atas, langkah berikutnya adalah komitmen yang harus dijaga untuk
menjalankan kesembilan hal tersebut.
2. Hakikat Manusia
Pada dasarnya manusia dibekali sebuah pemikiran yang luar biasa,
tinggal tergantung dari manusia tersebutlah untuk menggunkanannya
apakah akan berfikir positif atau sebaliknya. Manusia mempunyai potensi
untuk melakukah hal tersebut dan hal itupun bisa terjadi karena ada faktor
yang mendukungnya baik dari internal maupun eksternal. Untuk membuat
individu tersebut selalu berpikir positif terhadap sesuatu hal itu tidaklah
mudah karena harus ada tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut
untuk mencapainya. Berpikir positif akan bisa membawa individu dalam
sebuah kenyaman dalam menjalani hidupnya. Hakekat masalah dalam
pendekatan Positif Thinking karena adanya gangguan emosional pada diri
seseorang karena keyakinannya pada ide-ide negatif atau pikiran-pikiran
yang tidak logis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendekatan
37
1) Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang negatif.
2) Membantu klien agar selalu semangat dalam belajar
3) Mendorong klien agar bisa berpikir positif, tidak mudah putus asa dan
selalu percaya diri.
Sebagaimanaterapipadaumumnya,
terapipositifthingkingmemilikibeberapakelemahandankelebihan.Berikutme
rupakanuraiankelemahandankelebihandariterapipositif thinking, yaitu:
3. Kelemahan dan kelebihan
Kelebihan
a. Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang
negatif ke positif
b. Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli
c. Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli
Kelemahan
a. Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap
sesutau hal
b. Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi
terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal
4. Strategi Berpikir Positif
Berikutbeberapastrategi yang ada di dalamterapipositifthingking,
38
1. Strategi teladan (Modelling)
a. Tujuan Teknik Modelling
Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan
kebutuhan ataupun permasalahan konseli, diantaranya yaitu: untuk
perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa
belajar sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus
belajar lewat trial and error, membantu konseli untuk merespon hal-
hal yang baru, melaksanakan tekun respon- respon yang semula
terhambat atau terhalang, dan mengatasi respon- respon yang tidak
layak.17
Jadi dapat disimpulkan tujuan teknik modelling dapat merubah
tingkah laku dengan mengamati model agar konseli memperkuat
perilaku yang sudah terbentuk.
b. Macam-Macam Teknik Modelling
Macam-macam penokohan atau modelling menurut corey adalah :
1. Penokohan yang nyata (live model), contohnya misalnya terapis
yang dijadikan model oleh pasien atau konselinya, atau guru,
anggota keluarga atau tokoh lain yang dikagumi.
2. Penokohan yang simbolik (symbolic model), adalah tokoh yang
dilihat memlalui film, video, atau media lain. contoh : seorang
penderita neurosis yang melihat tokoh dalam film dapat
mengatasi masalahnya dan kemudian ditirunya.
39
3. penokohan ganda (multiple model) yang terjadi dalam kelompok.
seorang anggota dari sesuatu kelompok mengubah sikap dan
mempelajari sesuatu sikap baru, setelah mngamati bagaimana
anggota-anggota lain dalam kelompoknya bersikap. ini adalah
salah satu dari efek yang diperoleh secara tidak langsung pada
seseorang yang mengikuti terapi kelompok.18
Menurut bandura menyatakan bahwa jenis-jenis modeling ada empat
yaitu :
1. Modeling tingkah laku baru, melalui taknik modeling ini orang
dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena
adanya kemampuan kognitif. Stimulasi tinngkah laku model
ditransformasi menjadi gambaran mental dan symbol verbal yang
dapat diingat dikemudian hari. Ketrampilan kognitif simbolik ini
membuat orang mentransformasi apa yang didapat menjadi
tingkah laku baru.
2. Modeling mengubah tingkah laku lama, ada dua macam dampak
modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama tingkah laku
model yang diterima secara sosial memperkuat respon yang sudah
dimiliki. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara
sosial dapat memperkuat atau memperlemah tingkah laku yang
tidak diterima itu. Bila diberi suatu hadiah maka orang akan
18
40
cenderung meniru tingkah laku itu, bila dihukum maka respon
tingkah laku akan melemah.
3. Modeling simbolik, modeling yang berbentuk simbolik biasanya
didapat dari model film atau televisi yang menyajikan contoh
tingkah laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya.
4. Modeling kondisioning,modeling ini banyak dipakai untuk
mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi model
tingkah laku emosional yang mendapat penuatan. Muncul respon
emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu
ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia mengamati
model itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan
obyek yang menjadi sasaran emosional model yang diamati.
Di dalamkutipan yang berisi“bukan kepandaian yang akan
memberhasilkan kita, tetapi kebaikan. Maka marilah kita sepenuhnya
tulus untuk menjadikan diri kita peneladan dari perilaku yang baik
agar kita diberikan izin untuk menganjurkan kebaikan dan yang
akhirnya akan menjadikan kita berwenang untuk mengharuskan
kesetiaan kepada kebaikan” (Mario Teguh).
Salah satu syarat untuk mencapai keberhasilan adalah kebaikan.
Keberhasilan dekat dengan orang yang mengusahakan kebaikan bagi
dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ingatlah bahwa keberhasilan kita
tidak hanya dinikmati sendiri melainkan juga orang lain. Jadi, kalau
41
sehingga keberhasilan kita pun menjadi sesuatu yang patut diteladani
karena kita mendasarkannya pada kebaikan buan pada kepandaian.
Dengan demikian kita mengajarkan pada diri kita dan orang lain
bahwa kesetiaan untuk melakukan kebaikan adalah jalan menuju
keberhasilan.19
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Ahzab:21 yang berbunyi:
ْو ۡي ن م ٌ ۡ و ي ۡمن ۡ
Yang artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Sejak kecil seseorang terbiasa meniru orang lain untuk membentuk
kepribadian kita.20 Kepribadian adalah sekumpulan perilaku yang ada pada seseorang dan menjadi pembeda dengan orang lain. Orang yang pertama
yang kita tiru dan menjadi tempat belajar adalah orang tua. Peniruan ini
penyangkut ekspresi wajah, gerak tubuh, nilai-nilai, keyakinan, perilaku
dan lain-lain. Kemudian kita meniru beberapa kata dari lingkungan
keluarga. Kita belajar mengungkapkan kata-kata dari pergaulan teman dan
tetangga. Setelah itu kita belajar dari sekolah, guru, dan para pimpinan.
Terakhir kita belajar dari media informasi yang di dalamnya ada
para artis, pembawa acara, dan lain-lain. Sepanjang perjalanan hidup ini
kita sering meniru perilaku, gaya, dan ucapan dari dunia luar agar kita
19
Yopi Jalu Paksi, 101 Tips Kilat! Berpikir Positif & Berjiwa Besar, (Jakarta:Pressindo, 2010) hal. 54
20
42
menjadi pribadi yang lebih baik yang dapat berinteraksi dengan semua
orang.Strategi teladan ini berhubungan erat dengan pembentukan cara
pandang, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang kita
anggap sebagai figur yang baik dalam bidang tertentu. Ketika kita
menghadapi persoalan di bidang yang sama maka kita akan bersikap
seperti yang kita tiru itu. Contoh idola yang patut kita tiru atau banggakan
yaitu Rasulullah SAW, kita dapat mencontoh bagaiman beliau hidup
dengan penuh kesabaran, tidak pemarah, selalu optimis dan tidak mudah
putus asa, tidak pernah iri hati serta selalu bersyukur atas yang beliau
terima. 21
Lalu apa hubungannya, semua itu dengan kita yang teropsesi ingin
melejitkan potensi berpikir positif? Di sadari atau tidak, itu sangat
berhubungan sekali. Diharapkan, dari sosok beliau yang luar biasa itu,
anda bisa belajar dari bagaimana sikap Rasulullah SAW, ketika
menghadapi suatu persoalan, sehingga beliau berhasil menyelesaikannya.
Bagaimana beliau menghadapi musuh-musuhnya, para suku Quraisy
ketika masih di mekkah banyak yang menentangnya. bagaiman kesabaran
beliau berdakwah bertahun-tahun di Mekkah tetapi pengikutnya tetap tidak
banyak. Padahal ajakan itu untuk kebaikan umatnya sendiri. Kesabaran,
ketabahan, dan tak pernah merasa putus asa, semua itu hasil dari berpikir
positif yang luar biasa. Bahkan dengan seorang musuh yang sering kali
21