• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum Perdagangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum Perdagangan"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PE TUNJUK ME NGURUS IZIN

DAN RE KOME NDASI

Sektor Industri dan Perdagangan

(2)
(3)

Daftar Isi

Pengantar Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

Departemen Perindustrian dan Perdagangan ... 5

Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan ... 7

Bab I Izin dan Rekomendasi di Bidang Perindustrian • Izin Usaha Industri (IUI) dan Izin Perluasan ... 11

• Izin Industri Minuman Beralkohol ... 18

• Izin Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ... 20

• Tanda Daftar Industri (TDI) ... 22

• Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) dan Izin Perluasan K awasan Industri (IPK I) ... 24

• Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) ... 28

• Wajib SNI Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan ... 31

• Wajib SNI Lampu Swa Ballast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum - Persyaratan Keselamatan ... 33

• Pendaftaran Tipe dan Varian Kendaraan Bermotor ... 34

• Pedoman Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan/Garansi dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Teknologi Informasi dan E lektronika ... 41

• Rekomendasi Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Impor Bahan Baku/Sub Komponen/Bahan Penolong untuk Pembuatan Komponen E lektronika ... 43

• Rekomendasi untuk Mendapatkan Pengakuan Importir Produsen Limbah Non B - 3 ... 44

(4)

2

• Rekomendasi E kspor Barang yang Diawasi E kspornya.. 46 • Rekomendasi Impor Mesin dan Peralatan Mesin Bukan

Baru ... 51 • Rekomendasi Pembebasan Bea Masuk atas Impor

Bahan Baku/Penolong dan Bagian/Komponen untuk

Perakitan Mesin dan Motor Berputar ... 52 • Persetujuan untuk Dapat Mengikuti Skema AICO

(Asean Industrial Cooperation) ... 53

Bab II

Izin dan Rekomendasi di Bidang Perdagangan

• Wajib Daftar Perusahaan (WDP) ... 59 • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ... 64 • Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman

Beralkohol (SIUP-MB) ... 68 • Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba (STPUW) ... 72 • Izin Usaha Pasar Modern (IUPM) ... 73 • Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing

(IP3A) ... 76 • Tanda Pendaftaran Gudang ... 79 • Surat Pengakuan Keagenan Tunggal ... 80 • Izin Usaha Sewa Beli (Hire Purchase), Jual beli dengan

Angsuran dan Sewa ... 82 • Tanda Daftar Organisasi Usaha Niaga/Asosiasi ... 84 • Rekomendasi Izin Kerja (RIK) Tenaga Kerja Warga

Negara Asing Pendatang (TKWNAP) Khusus untuk

K antor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing ... 86 • Angka Pengenal Importir Terbatas (API-T) ... 88 • Surat Tanda Pendaftaran Keagenan ... 89 • Ketentuan Penyampaian Laporan Keuangan

Tahunan Perusahaan (LK TP) ... 91 • Surat Izin Usaha Perusahaan Jasa Penilaian ... 94 • Surat Izin Kegiatan Usaha Surveyor ... 97 • Surat Izin Tanda Pabrik (Ukuran, Takaran,Timbangan

(5)

3

• Izin Reparasi UTTP ... 103

• Pengakuan dan Persetujuan E kspor Maniok (Ubi K ayu) ... 104

• Pengakuan dan Persetujuan E kspor Kopi ... 108

• Persetujuan E kspor Barang yang Diawasi E kspornya .. 110

• Izin E kspor Tekstil ... 113

• Surat Keterangan Asal (SKA) ... 128

• Penetapan Perusahaan E ksportir Tertentu ... 132

• Angka Pengenal Importir (API) ... 133

• Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) ... 135

• Pengakuan Importir Umum Limbah ... 137

• Pengakuan Importir Produsen Limbah B2 (IP-Limbah B2) ... 142

• Izin Impor Mesin dan Peralatan Mesin Bukan Baru ... 144

• Tata Niaga Impor Gula K asar (Raw Sugar) ... 146

• Ketentuan Impor Cengkeh ... 148

• Izin Usaha Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka ... 149

• Izin Usaha Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka ... 152

• Izin Usaha Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Pedagang Berjangka ... 155

• Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) ... 157

Lampiran-lampiran

• Daftar Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, dan Pejabat E selon I yang Mengatur Perizinan/Rekomendasi Sektor Industri dan Perdagangan

(6)
(7)

PE NGANTAR

D iantara tugas dan fungsi B iro Umum dan Hubungan Masyarakat yang harus diperankan, adalah bagaimana Humas mampu memposisikan dirinya sebagai penghubung yang dapat menjembatani kepentingan antara pemerintah dan masyarakat, khususnya dunia usaha dalam pelayanan informasi. Ditengah situasi dan kondisi yang dihadapi bangsa kita yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi sekarang ini, peran Humas kian menjadi penting dan strategis dalam hal menyajikan berbagai informasi yang terkait dengan kebijakan dan langkah-langkah yang telah dan akan ditempuh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Menyadari akan hal itu, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menerbitkan buku Petunjuk Mengurus Izin dan Rek omendasi Sek tor Industri dan Perdagangan yang merupakan penyempurnaan buku yang sama terbitan tahun 2000.

Buku tersebut akan terus mengalami penyempurnaan dari waktu ke waktu disesuaikan dengan perkembangan dan kebijakan industri dan perdagangan agar isi yang disajikan tetap up to date.

Akhirnya, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Biro Hukum dan Organisasi yang telah membantu hingga terbitnya buku ini, dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pengembangan sektor industri dan perdagangan di tanah air.

Jakarta, Oktober 2002

Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

FAUZI AZIZ

(8)
(9)

SAMBUTAN

SE KRE TARIS JE NDE RAL

Saya menyambut gembira diterbitkannya buku Petunjuk Mengurus Izin dan Rek omendasi Sek tor Industri dan Perdagangan yang diprakarsai oleh Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Upaya tersebut saya nilai positif, karena keberadaan buku ini akan memberi kemudahan bagi masyarakat, khususnya dunia usaha untuk memahami berbagai peraturan perizinan yang menyangkut bidang industri dan perdagangan.

Kita menyadari bahwa situasi dan kondisi negara kita hingga saat ini belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi yang telah berlangsung lebih kurang lima tahun. Sektor industri dan perdagangan yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional tengah menghadapi berbagai kendala eksternal dan internal. Kendala yang bersifat eksternal adalah akibat masih rendahnya pertumbuhan ekonomi dunia, terutama negara-negara tujuan ekspor Indonesia yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha di tanah air. Sedangkan kendala internal, seperti kurangnya jaminan keamanan dan kepastian hukum, ekonomi biaya tinggi, masalah ketenagakerjaan serta keterbatasan program pembiayaan di sektor riil akibat lambatnya restrukturisasi perbankan dan perusahaan, telah menyebabkan pertumbuhan lapangan kerja tidak mampu mengimbangi kebutuhan pasar kerja.

Untuk itu, pemerintah mengambil langkah-langkah jangka pendek dan menengah, dengan memberikan berbagai kemudahan bagi dunia usaha, dengan prioritas utama yang berbasis sumber daya alam dalam negeri. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan dan meningkatkan kinerja sektor industri dan perdagangan, khususnya

(10)

Jakarta, Oktober 2002

SE KRE TARIS JE NDE RAL

HARIYANTO E KOWALUYO

8

pada cabang-cabang industri yang dapat memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

(11)

Bab I

Izin dan Rekomendasi

di Bidang Perindustrian

(12)
(13)

Izin Usaha Industri (IUI)

dan Izin Perluasan

1.

Izin Usaha Industri (IUI)

Pengertian

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib diperoleh untuk mendirikan perusahaan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp 200.000.000,- (tidak ter-masuk tanah dan bangunan tempat usaha).

IUI terdiri atas dua jenis yakni IUI Melalui TahapPersetujuan Prinsip dan IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip, dengan keterangan sebagai berikut :

IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip diberikan kepada Perusahaan Industri untuk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi/peralatan dan lain-lain yang diper-lukan. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsipdiharuskan bagi perusahaan industri yang jenis industrinya tidak ter-cantum dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/M/SK/7/1995 tanggal 11 Juli 1995 tentang Penetapan Jenis dan K omoditi Industri yang Proses Produksinya Tidak Merusak ataupun Membahayakan Lingkungan serta Tidak Menggunakan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan; atau Tidak Berlokasi di K awasan Industri/Kawasan Berikat;

IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip diberikan kepada perusahaan industri yang ;

- berlokasi di Kawasan Industri/Kawasan Berikat yang memiliki izin, setelah memenuhi ketentuan yang berlaku di Kawasan Industri/Kawasan Berikat, tetapi wajib membuat Surat Pernyataan (Formulir SP-1);

(14)

- jenis industrinya tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/M/SK/7/1995 (seperti tersebut di atas) yang berlokasi di dalam atau di luar Kawasan Industri/ Kawasan Berikat yang memiliki izin.

Dasar Hukum

• K eputusan Menperindag Nomor 589/MPP/K ep/10/ 1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masing-masing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di Lingkungan D epartemen Perin-dustrian dan Perdagangan.

• K eputusan Menperindag Nomor 590/MPP/K ep/10/ 1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

• Keputusan Menperindag Nomor 233/MPP/Kep/6/2000 tanggal 26 Juni 2000 tentang Perubahan Lampiran Atas K eputusan Menperindag Nomor 589/MPP/K ep/10/ 1999.

• Keputusan Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001 tanggal 2 Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan. • Surat E daran Sekretaris Jenderal Depperindag Nomor 119/SJ/I I /2001 tanggal 19 Februari 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan OTODA di Bidang Industri dan Perdagangan.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip

a. Untuk memperoleh Persetujuan Prinsip : • Mengisi formulir Model Pm-I ; • Melampirkan fotokopi NPWP ;

• Melampirkan fotokopi Akte Pendirian Perusahaan.

(15)

Persyaratan k husus/ tambahan untuk industri pupuk :

• Hasil uji laboratorium (sampel pupuk) dari Balai Pertanian setempat ;

• Surat K eterangan dari Balai Pertanian setempat bahwa sampel pupuk sedang dalam pengujian di lapangan ;

• Surat Pernyataan memproduksi pupuk sesuai hasil analisis laboratorium ;

• Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan dari Kepala Pusat Sumber Daya, Wilayah dan Lingkungan Hidup, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Persyaratan k husus/ tambahan untuk industri pestisida:

• Surat Rekomendasi pembuatan bahan aktif pestisida atau formulasi pestisida yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida ;

• Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan dari Kepala Pusat Sumber Daya, Wilayah dan Lingkungan Hidup Departemen Perindustrian dan Perdagangan. b. Untuk memperoleh Izin Usaha Industri (IUI) :

• Mengisi formulir model Pm-III ; • Melampirkan fotokopi NPWP ;

• Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman dan HAM ; • Fotokopi IMB ;

• Fotokopi KTP/Nama Direksi dan Dewan Komisaris ; • Fotokopi Persetujuan Prinsip ;

• Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek) ;

• Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL ; • Fotokopi Izin Lokasi ;

• Foto Copy izin UU Gangguan atau AMDAL

Persyaratan k husus/ tambahan untuk industri pupuk :

• Izin Industri yang akan berdiri perlu rekomendasi

(16)

D epartemen Pertanian, serta peredaran dan pengawasannya ;

• Industri pupuk diperlukan :

- Surat keterangan uji laboratorium yang diakreditasi ;

- Surat keterangan uji lapangan dan nomor pendaftaran dari Departemen Pertanian.

Persyaratan k husus/ tambahan industri pestisida :

• Untuk industri yang akan berdiri diperlukan rekomendasi dari Komisi Pestisida ;

• Peredaran dan pengawasan oleh Komisi Pestisida ; • Industri pestisida diperlukan nomor pendaftaran

pestisida yang tercantum pada SK. Menteri Pertanian mengenai pendaftaran dan pemberian izin bahan aktif pestisida atau izin sementara formulasi pestisida.

Persyaratan k husus/ tambahan untuk industri crumb rubber :

• Surat Rekomendasi dari D irektorat Jenderal Perkebunan, Departemen Kehutanan yang menya-takan tentang jaminan kontinuitas suplai bahan baku karet (B O K AR). Tembusan izin ditujukan ke Direktorat Jenderal IKAH, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip : • Mengisi Formulir Model SP-I dan SP-II; • Melampirkan fotokopi NPWP;

• Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman dan HAM; • Fotokopi IMB;

• Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek).

(17)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip a. Persetujuan Prinsip

Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan diterima secara lengkap dan benar, dengan masa berlaku selama-lamanya 4 tahun. Persetujuan Prinsip bukan merupakan izin untuk melakukan produksi komersial.

b. Izin Usaha Industri

IUI Melalui Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima, dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan. Izin ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan beroperasi.

2. IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip

IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima dan melakukan pemeriksaan ke lokasi perusahaan. Izin ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan beroperasi.

Biaya Pengurusan

Untuk mengurus IUI, baik IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip maupun IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Sekretaris Jenderal Depperindag bagi industri yang berada di Kawasan Industri.

• K epala Dinas Depperindag Tingkat K abupaten/K ota yang bertanggung jawab di bidang perindustrian. Dalam

(18)

hal belum terbentuknya Dinas Tingkat Kabupaten/Kota, penerbitan IUI dilaksanakan oleh K antor Depperindag. • K epala Otorita Batam bagi industri yang berlokasi di

Batam (Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 44/M/SK /3/1995 tanggal 20 Maret 1995 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Industri K ecil kepada K etua O torita Pengembangan D aerah Industri Pulau Batam.

• Ketua BKPM bagi industri yang berstatus PMA/PMDN.

2.

Izin Perluasan

Pengertian

Setiap perusahaan industri yang telah memiliki IUI, baik yang Melalui Tahap Persetujuan Prinsip maupun Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, yang hendak melakukan perluasan industrinya wajib memperoleh Izin Perluasan.

Izin Perluasan tidak diperlukan apabila :

• Perluasan yang dilaksanakan masih dalam lingkup jenis industri yang tercantum dalam IUI-nya ;

• Penambahan kapasitas produksi sebesar-besarnya 30% di atas kapasitas produksi yang diizinkan ;

• Jenis industrinya terbuka bagi Penanaman Modal. Perluasan lebih dari 30% dari kapasitas produksi yang telah diizinkan dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memiliki Izin Perluasan apabila :

• Perluasan yang dilaksanakan masih dalam lingkup jenis industri yang tercantum dalam IUI-nya ;

• Hasil produksinya dimaksudkan untuk pasaran ekspor meskipun jenis industri tersebut dinyatakan tertutup bagi Penanaman Modal.

Kegiatan perluasan ini wajib diberitahukan secara tertulis selambat-lambatnya 6 bulan sejak dimulainya produksi kepada pejabat yang mengeluarkan IUI yang telah dimiliki perusahaan tersebut, guna disahkan melalui penerbitan Izin Perluasan.

(19)

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 589/MPP/K ep/10/ 1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masing-masing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan .

• K eputusan Menperindag Nomor 590/MPP/K ep/10/ 1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :

• Mengisi formulir model Pm-IV ;

• Melampirkan Isian formulir model PM-V dan PM-VI ; • Izin Usaha Industri ;

• Rencana Perluasan Industri ;

• B ukti telah memenuhi persyaratan lingkungan terhadap AMDAL/UKL dan UPL.

2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :

• Mengisi formulir model SP-III ;

• Melampirkan Isian formulir model SP-IV dan SP-V ; • Izin Usaha Industri ;

• Rencana Perluasan Industri.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Izin Perluasan dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima. Izin Perluasan berlaku selama perusahaan yang bersangkutan beroperasi.

(20)

Biaya Pengurusan

Untuk mengurus Izin Perluasan, baik yang Melalui Tahap Persetujuan Prinsip maupun Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

Pejabat yang mengeluarkan Izin Perluasan adalah sama dengan pejabat yang mengeluarkan IUI yang telah dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Izin Industri Minuman

Beralkohol

Pengertian

Industri Minuman Beralk ohol adalah perusahaan industri yang memproduksi minuman beralkohol di dalam negeri. Industri Minuman Beralk ohol ini termasuk industri yang perlu diawasi dan dikendalikan karena dampaknya yang dapat mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

Kewenangan pembinaan industri minuman keras, anggur dan sejenisnya serta malt dan minuman mengandung malt tetap berada di Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan (Ditjen IKAH), walaupun investasi seluruhnya, di luar tanah dan bangunan tempat usaha, kurang dari Rp 1 miliar. Oleh karena itu, bagi Industri Minuman Beralk ohol yang akan melakukan pembaharuan izin, penggabungan, perubahan/ penggantian pemilik, pindah lokasi dan lain-lain, penyelesaian perizinannya memerlukan rekomendasi/persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Jenderal IKAH.

Bagi Industri Minuman Beralk ohol Golongan A, B dan C yang sudah tidak beroperasi lagi, Izin Usaha Industri dan Surat Tanda Pendaftaran Industri K ecil (STPIK )/Tanda Daftar

(21)

Industri (TDI) yang telah diperoleh, dilarang untuk dipindah-tangankan, diperbaharui, diganti dan/atau dipindahkan loka-sinya. Izin Usaha Industri atau STPIK/TDI dimaksud dicabut serta dinyatakan tidak berlaku.

Industri Minuman Beralk ohol yang berlokasi di daerah yang belum memiliki Kawasan Industri, apabila akan melakukan relokasi, diarahkan berada di kawasan yang peruntukannya untuk industri yang sesuai dengan RUT R wilayah yang ditetapkan oleh Pemda setempat atau mendapat persetujuan dari Bupati/Walikota Kepala Daerah yang bersangkutan.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 171/M/SK /8/1993 tanggal 18 Agustus 1993 tentang Pedoman Pengarahan Lokasi bagi Kegiatan Industri .

• K eputusan Menperindag Nomor 359/MPP/K ep/10/ 1997 tanggal 8 Oktober 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Produksi, Impor, Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol.

• Keputusan Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001 tanggal 2 Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan. • Surat E daran Dirjen IKAH Nomor 682/DIRJE N-IKAH/ XII/1999 tanggal 31 Desember 1999 tentang Pembinaan Industri Minuman Beralkohol.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Izin Usaha Industri;

• Surat Persetujuan dari Bupati/Walikota; • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

• Laporan Realisasi Produksi dua tahun terakhir disertai dengan pembayaran cukai (PPN, PPn-BM dan Cukai); • Sertifikat Tanda Penggunaan SNI;

• Dokumen UKL/UPL.

(22)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Izin Industri Minuman Beralk ohol dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah semua persyaratan lengkap dan benar diterima, dan berlaku selama perusahaan tersebut masih beroperasi. Pada Daftar Negatif Investasi (DNI) tertutup bagi PMA dan PMDN. Penerbitan Izin diperlukan hanya untuk in-dustri yang pindah lokasi atau pindah kepemilikan.

Biaya Pengurusan

Pengurusan izin ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan. • Kepala Dinas Tingkat Propinsi setempat.

• Kepala Dinas Tingkat Kabupaten/Kota setempat.

Izin Industri Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK)

Pengertian

A ir Minum Dalam Kemasan (A MDK) adalah air yang telah diolah/diproses dan dikemas serta aman untuk di konsumsi.

Industri AMDK termasuk industri yang tidak tercakup dalam SK Menteri Perindustrian Nomor 148/M/SK/7/1995 tanggal 11 Juli 1995 tentang Penetapan Jenis dan Komoditi Industri yang Proses Produksinya Tidak Merusak ataupun Membahayakan Lingkungan serta Tidak Menggunakan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan, sehingga pemberian izinnya harus melalui Persetujuan Prinsip terlebih dahulu.

(23)

Rencana lokasi pabrik AMDK harus berada di lokasi yang peruntukannya sesuai dengan RUTR dan/atau berada dekat mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 167/MPP/K ep/5/1997 tanggal 28 Mei 1997 tentang Persyaratan Teknis Industri dan Perdagangan Air Minum Dalam Kemasan.

• K eputusan Menperindag Nomor 590/MPP/K ep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Surat Izin Pengeboran (SIP)/Surat Izin Penurapan dan Izin Pengambilan Air (SIPA) dari Dinas Pertambangan dan/atau Surat K eterangan/Perolehan B ahan B aku dari PDAM setempat bahwa bahan baku berasal dari sumber mata air yang belum diolah.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Izin Industri AMDK dikeluarkan selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima.

Biaya Pengurusan

Pengurusan izin ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.

(24)

Tanda Daftar Industri (TDI)

Pengertian

Tanda Daftar Industri (TDI) adalah izin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan industri dalam K elompok Industri K ecil sebagaimana tercantum dalam Lampiran I K eputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Nomor 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri D alam Pembinaan Masing-masing D irektorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Perusahaan Industri Kecil yang nilai investasinya di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, tidak wajib memperoleh TDI, kecuali bila dikehendaki oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 589/MPP/K ep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri dalam Pembinaan Masing-masing Direktorat Jenderal dan K ewenangan Pemberian Izin di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

• K eputusan Menperindag Nomor 590/MPP/K ep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

• K eputusan Menperindag Nomor 233/MPP/K ep/6/2000 tanggal 26 Juni 2000 tentang Perubahan Lampiran Atas Keputusan Menperindag Nomor 589/MPP/Kep/10/1999.

(25)

• K eputusan Menperindag Nomor 78/MPP/K ep/3/2001 tanggal 2 Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan • Surat E daran Sekretaris Jenderal Depperindag Nomor 119/

SJ/I I /2001 tanggal 19 Februari 2001 perihal Petunjuk Pelaksanaan OTODA di Bidang Industri dan Perdagangan.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Mengisi Formulir Model Pdf.I-IK dan Pdf.III-IK.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

TDI dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima. TDI berlaku selama perusahaan yang bersangkutan beroperasi.

Biaya Pengurusan

• Untuk Pengurusan TDI ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Kepala Dinas Tingkat Kabupaten/Kota yang bertang-gung jawab di bidang perindustrian. Dalam hal belum terbentuknya Dinas Tingkat Kabupaten/Kota, penerbitan TDI dilaksanakan oleh K antor Depperindag.

• Kepala Otorita Batam apabila lokasinya di Batam, sesuai Surat Keputusan Menteri perindustrian Nomor 44/M/SK/ 3/1995 tanggal 20 Maret 1995 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Industri dan Surat Pendaftaran Industri Kecil kepada Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.

• Ketua BKPM bagi Perusahaan yang berstatus PMA/PMDN.

(26)

Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)

dan Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI)

Pengertian

Setiap pendirian Perusahaan K awasan Industri yang melakukan kegiatan pengusahaan kawasan industri wajib memperoleh izin, yang terdiri atas Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) dan Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI).

Untuk memperoleh IUKI diperlukan Tahap Persetujuan Prinsip, yang diberikan kepada Perusahaan K awasan Industri untuk mengajukan permohonan izin lokasi, melakukan persiapan penyediaan tanah, perencanaan, penyusunan rencana tapak tanah di Kawasan Industri dan pembangunan, pengadaan prasarana dan sarana Kawasan Industri.

Luas Kawasan Industri sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) hektar. Bagi Perusahaan K awasan Industri yang memiliki luas kawasan lebih dari 20 (dua puluh) hektar, IUKI-nya diberikan secara bertahap dengan ketentuan pemberian IUKI yang pertama kali minimal seluas 20 (dua puluh) hektar.

Tanah yang telah dimiliki oleh satu perusahaan atau beberapa perusahaan yang luasnya sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hektar dan berada di dalam K awasan Peruntukan Industri serta sudah dimanfaatkan untuk kegiatan industri, dapat ditetapkan sebagai Kawasan Industri.

Setiap Perusahaan K awasan Industri yang akan melakukan perluasan areal Kawasan Industri wajib memperoleh IPKI. IPKI

diberikan secara langsung apabila Perusahaan K awasan Industri yang bersangkutan telah memperoleh IUKI dengan ketentuan :

• lokasinya berbatasan dengan lokasi Kawasan Industri yang telah diizinkan ;

• lahan yang direncanakan sebagai areal perluasan telah dikuasai ; • berada dalam kawasan peruntukan industri.

(27)

Apabila perluasan Kawasan Industri tidak berbatasan dengan lokasi Kawasan Industri yang telah diizinkan dan atau lahan yang direncanakan sebagai areal perluasan belum dikuasai, maka permintaan Izin Perluasan dimulai dengan permintaanPersetujuan Prinsip.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 50/MPP/K ep/2/1997 tanggal 20 Februari 1997 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri. • K eputusan Menperindag Nomor 589/MPP/K ep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masing-masing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. • K eputusan Menperindag Nomor 233/MPP/K ep/6/2000

tanggal 26 Juni 2000 tentang Perubahan Lampiran Atas Keputusan Menperindag Nomor 589/MPP/Kep/10/1999. • K eputusan Menperindag Nomor 78/MPP/K ep/3/2001

tanggal 2 Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan. • K eputusan Menperindag Nomor 263/MPP/K ep/8/2001

tanggal 31 Agustus 2001 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

1. Persetujuan Prinsip :

• Mengisi formulir model PMK-I ;

• Melampirkan fotokopi akte pendirian perusahaan ; • Nomor Pokok Wajib Pajak ;

• Sketsa rencana lokasi (Desa, K ecamatan, K abupaten/ Kota dan Propinsi) ;

• Surat pernyataan dari perusahaan K awasan Industri bahwa

(28)

berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

2. Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) :

• Melampirkan formulir model PMK-II (informasi pem-bangunan proyek) ;

• Site plan (rencana tapak tanah) yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah K abupaten/Kota berdasarkan RTRW; • Bukti pembelian tanah sesuai izin lokasi ;

• Studi ANDAL RKL dan RPL K awasan Industri yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota ; • Tata tertib kawasan ;

• Laporan kondisi lapangan untuk dapat dioperasikan, minimal telah tersedia jalan masuk ke Kawasan Industri, jaringan jalan dan saluran air hujan dalam Kawasan Industri serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bagi K awasan Industri sesuai dengan AMDAL-nya ;

• Pemeriksaan lapangan atas dokumen dilakukan oleh Tim Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL).

3. Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI) :

• Mengisi formulir Model PMK-IV ; • Melampirkan Izin Lokasi ;

• Fotokopi IMB ; • Fotokopi HGB;

• Fotokopi ANDAL, RKL dan RPL ; • IUKI yang bersangkutan ;

• Susunan Direksi dan Komisaris Perusahaan; • Peta rencana peruntukan lahan ;

• Jadwal/target penyelesaian pembangunan prasarana dan sarana penunjang yang ada dalam Kawasan Industri dan sarana penunjang eksternal.

(29)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

1. Persetujuan Prinsip

Persetujuan dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan diterima secara lengkap dan benar. Masa berlaku persetujuan ini adalah selama 4 tahun dan dapat diperpanjang dua kali, masing-masing selama 2 tahun.

2. IUKI

I UK I diberikan dalam waktu 33 hari kerja setelah persyaratan diterima secara lengkap dan benar. Masa berlaku IUKI adalah sebagai berikut :

• Bagi perusahaan K awasan Industri yang berstatus Non PMA/PMDN dan yang berstatus PMDN: berlaku selama perusahaan yang bersangkutan melakukan kegiatan pengusahaan kawasan industri ;

• Bagi perusahaan K awasan Industri yang berstatus PMA : berlaku selama 30 tahun, sepanjang masih memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. IPKI.

I PK I diberikan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan diterima secara lengkap dan benar. Masa berlaku IPKI adalah sesuai dengan masa berlaku IUKI yang dimiliki Perusahaan K awasan Industri bersangkutan.

Biaya Pengurusan

Pengurusan Persetujuan Prinsip, IUKI dan IPKI tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal bagi Perusahaan K awasan Industri yang berstatus PMA/PMDN.

(30)

Sertifikat Produk Penggunaan Tanda

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Pengertian

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dan berlaku secara nasional di Indonesia.

SNI dapat diterapkan secara wajib atau sukarela, dengan keterangan sebagai berikut :

• SNI secara wajib (SNI-Wajib) diterapkan untuk produk yang berkaitan dengan kepentingan keselamatan dan kesehatan konsumen, pemakai produk atau masyarakat, dan kelestarian lingkungan.

• SNI secara sukarela (SNI-Sukarela) di kemudian hari dapat ditetapkan secara wajib atas pertimbangan teknis maupun ekonomis dan pertimbangan lainnya.

Perusahaan yang produknya termasuk SN I-Wajib harus mempunyai Sertifik at Produk Penggunaan Tanda SN I. Tanda SNI adalah tanda sertifikasi produk yang dibubuhkan pada barang, kemasan atau label yang menyatakan bahwa barang dan/atau jasa tersebut memenuhi persyaratan SNI. Sertifikasi Produk diberikan kepada perusahaan yang telah mampu menghasilkan suatu produk dengan mutu yang konsisten sesuai dengan SNI.

Perusahaan yang hendak memperoleh Sertifikat Produk harus menggunakan salah satu dari modul sistem mutu sebagai berikut : • Modul I adalah Modul Jaminan Mutu Produk, yaitu pernyataan kemampuan oleh produsen berupa Surat Pernyataan Diri (Self Declaration) berdasarkan hasil pemeriksaan oleh produsen yang bersangkutan terhadap sarana produksi, proses produksi dan pengendalian mutu produk sesuai dengan pedoman DSN.

(31)

• Modul II adalah Modul Jaminan Mutu Produk, yaitu pernyataan kemampuan produsen berupa Sertifikat Sistem Mutu berdasarkan SNI 19-9003, Sistem Mutu Model Jaminan Mutu dalam Inspeksi dan Pengujian Akhir.

• Modul III adalah Modul Jaminan Mutu Produksi, yaitu pernyataan kemampuan produsen berupa Sertifikat Sistem Mutu berdasarkan SNI 19-9002, Sistem Mutu Model Jaminan Mutu dalam Produksi, Pemasangan dan Pelayanan.

• Modul IV adalah Modul Jaminan Mutu Menyeluruh, yaitu pernyataan kemampuan produsen berupa Sertifikat Sistem Mutu berdasarkan SNI 19-9001, Sistem Mutu Model Jaminan Mutu dalam Desain Pengembangan Produksi, Pemasangan dan Pelayanan.

• Modul V adalah Modul Jaminan Mutu, yaitu pernyataan kemampuan produsen berupa Sertifikat Sistem Mutu berdasar-kan Standar Sistem Mutu yang diacu dan diakui selain dari SNI seri 19-9000.

Dasar H ukum

• Peraturan Pemerintah RI Nomor 102 tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Standardisasi Nasional.

• K eputusan Menperindag Nomor 108/MPP/K ep/5/1996 tanggal 22 Mei 1996 tentang Standardisasi, Sertifikasi, Akreditasi dan Pengawasan Mutu Produk di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan jo Nomor 425/ MPP/ Kep/9/1998 jo Nomor 384/MPP/Kep/8/1999. • Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan

Perdagangan Nomor 407/SJ/SK/VI/1996 tanggal 21 Juni 1996 tentang Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI Sebagaimana Telah Diubah dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan Nomor 631/SJ/SK /VIII/1999 tanggal 23 Agustus 1999.

• Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan No. 677/SJ/SK/IX/1996 tanggal 24 September

(32)

1996 tentang Penunjukan Lembaga sebagai Laboratorium Penguji.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

1. Bagi Pengguna Modul I

Mengajukan surat permohonan dan melampirkan :

• Daftar isian permohonan Produk Pengguna Tanda SNI dan lampiran yang dipersyaratkan ;

• Surat pernyataan diri tentang kesesuaian (Self Declaration) ; • Sertifikat hasil uji atas contoh produk yang masih berlaku beserta label contoh uji dan berita acara pengambilan contoh atau Sertifikat Inspeksi Teknis.

2. Bagi Pengguna Modul II, III, IV dan V

Mengajukan surat permohonan dan melampirkan :

• Daftar isian permohonan Produk Pengguna Tanda SNI dan lampiran yang dipersyaratkan ;

• Sertifikat Sistem Mutu dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu yang terakreditasi ;

• Sertifikat hasil uji atas contoh produk yang masih berlaku beserta label contoh uji dan berita acara pengambilan contoh atau Sertifikat Inspeksi Teknis.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Sertifik at Produk Penggunaan Tanda SNI dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah ketentuan dan persyaratan kelengkapan SNI dipenuhi. Sertifikat ini berlaku selama perusahaan yang bersang-kutan memenuhi ketentuan SNI.

Biaya Pengurusan

Biaya yang diperlukan untuk memperoleh Sertifikat ini adalah berdasarkan ketentuan Laboratorium Penguji, Lembaga Assesment/ Lembaga Inspeksi Teknis yang bersangkutan.

(33)

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi.

Wajib SNI Tepung Terigu

Sebagai Bahan Makanan

Pengertian

Tepung terigu merupakan bahan karier yang potensial untuk fortifikasi karena tepung terigu banyak digunakan untuk membuat berbagai produk makanan yang dikonsumsi masyarakat.

Perusahaan industri yang memproduksi tepung terigu sebagai bahan makanan wajib menerapkan Standar Nasional IndonesiaTepung Terigu sebagai Bahan Makanan dan wajib mempunyai Sertifikat Produk Penggunaan tanda SNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tepung terigu sebagai bahan makanan yang diperdagangkan di dalam negeri baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor wajib memenuhi persyaratan (SNI 01.3751-2000/ Rev.1995 dan revisinya).

Pusat Standardisasi dan Akreditasi bertanggung jawab atas pelaksanaan pengawasan penggunaan Tanda SNI, yang meliputi : a. pengawasan sistem mutu;

b. pengawasan mutu produk yang terdiri dari pengambilan contoh dan pengujian produk yang dilakukan oleh laboratorium uji yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

(34)

Dasar H ukum

• Keputusan Menperindag No.153/MPP/Kep/5/2001 tanggal 2 Mei 2001 tentang Penerapan Secara Wajib SNI Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan (SNI 01.3751-2000/Rev.1995 dan Revisinya)

• Keputusan Menperindag No.323/MPP/Kep/11/2001 tanggal 20 November 2001 tentang Perubahan Atas K eputusan Menperindag No.153/MPP/Kep/5/2001 tanggal 2 Mei 2001 tentang Penerapan Secara Wajib SNI Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan (SNI 01.3751-2000/Rev.1995 dan Revisinya)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Sertifik at Produk Penggunaan Tanda SNI Tepung Terigu dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah ketentuan dan persyaratan kelengkapan SNI dipenuhi. Sertifikat ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan memenuhi ketentuan SNI.

Biaya Pengurusan

Biaya yang diperlukan untuk memperoleh Sertifikat ini adalah berdasarkan ketentuan Laboratorium Penguji, Lembaga Assesment/ Lembaga Inspeksi Teknis yang bersangkutan.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi.

(35)

Wajib SNI Lampu SWA Ballast

untuk Pelayanan Pencahayaan

Umum-Persyaratan Keselamatan

Pengertian

L ampu SWA Ballast merupakan lampu listrik yang menghemat energi dan banyak digunakan masyarakat.

Perusahaan industri yang memproduksi lampu swa ballast wajib menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Lampu SWA Ballast untuk pelayanan pencahayaan umum persyaratan keselamatan dan wajib mempunyai Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Lampu SWA Ballast untuk pelayanan pencahayaan umum-Persyaratan Keselamatan yang diperdagangkan di dalam negeri baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor wajib memenuhi persyaratan (SNI 04-6504-2001 dan revisinya).

Pusat Standardisasi dan Akreditasi bertanggung jawab atas pelaksanaan pengawasan penggunaan Tanda SNI yang meliputi : • pengawasan sistem mutu;

• pengawasan mutu produk yang terdiri dari pengambilan contoh dan pengujian produk yang dilakukan oleh laboratorium uji yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 337/MPP/K ep/11/2001 tanggal 30 November 2001 tentang Penerapan Secara Wajib SNI Lampu Swa Ballast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan Keselamatan (SNI 04-6504-2001 dan Revisinya). • K eputusan Menperindag Nomor 442/MPP/K ep/5/2002

(36)

Menperindag Nomor 337/MPP/K ep/11/2001 tentang Penerapan Secara Wajib SNI Lampu Swa B allast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum - Persyaratan K eselamatan (SNI 04-6504-2001 dan Revisinya).

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Sertifik at Produk Penggunaan Tanda SN I L ampu Swa Ballast

dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah ketentuan dan persyaratan kelengkapan SNI dipenuhi. Sertifikat ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan memenuhi ketentuan SNI.

Biaya Pengurusan

Biaya yang diperlukan untuk memperoleh Sertifikat ini adalah berdasarkan ketentuan Laboratorium Penguji, Lembaga Assesment/ Lembaga Inspeksi Teknis yang bersangkutan.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi.

Pendaftaran Tipe dan

Varian Kendaraan Bermotor

Pengertian

Kendaraan bermotor terbagi atas 2 (dua) k elompok : a Kendaraan bermotor roda empat (mobil) ;

b Kendaraan bermotor roda dua ( sepeda motor ), termasuk sepeda motor beroda tiga.

Kendaraan bermotor roda empat meliputi :

a. Kendaraan dengan kapasitas tempat duduk di atas 10 orang (bus) ;

(37)

b. Kendaraan penumpang dengan kapasitas tempat duduk sampai dengan 10 orang ;

c. Kendaraan angkutan barang, termasuk angkutan barang yang menggunakan roda tiga.

Jenis kendaraan penumpang dengan kapasitas tempat duduk sampai dengan 10 orang adalah :

a. Sedan atau station wagon ;

b. Kendaraan penumpang dengan penggerak roda 4 x 2 ; c. Kendaraan penumpang dengan penggerak roda 4 x 4.

Tipe k endaraan adalah nama teknis dan/atau nama dagang yang diberikan kepada jenis kendaraan dengan spesifikasi tertentu oleh pabrik pembuatnya.

Pendaftaran tipe adalah pendaftaran spesifikasi teknis dari tipe kendaraan bermotor tertentu yang akan diproduksi atau akan diimpor.

Tanda Pendaftaran T ipe diterbitkan berdasarkan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen, tanpa melihat phisik kendaraan yang bersangkutan dan bukan merupakan izin impor.

Tanda Pendaftaran Tipe untuk k eperluan produk si adalah surat bukti telah melakukan pendaftaran tipe/varian untuk keperluan produksi kendaraan bermotor.

Uji tipe adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian atau komponen-komponen kendaraan bermotor dalam rangka memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sebelum kendaraan bermotor tersebut dibuat, dirakit atau diimpor secara massal.

Sertifik at uji tipe adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor yang bersangkutan telah lulus uji tipe.

(38)

Tanda Pendaftaran Tipe untuk k eperluan uji tipe adalah surat bukti telah melakukan pendaftaran tipe/varian dari kendaraan yang akan diimpor, yang selanjutnya akan digunakan sebagai kendaraan untuk diuji tipe atau sebagai contoh produksi dengan jumlah 1 (satu) unit. Tanda Pendaftaran Tipe k eperluan impor adalah surat bukti telah melakukan pendaftaran tipe/varian dari kendaraan bermotor yang akan diimpor, yang selanjutnya dapat diperdagangkan atau dipakai sendiri.

Penjelasan tek nis adalah dokumen asli berisi penjelasan teknis atas kendaraan bermotor yang didaftarkan tipenya. Penjelasan teknis dibuat oleh Divisi Penelitian dan Pengembangan/Research and Development (R & D) dari produsen atau prinsipal kendaraan bermotor yang bersangkutan.

Kendaraan bermotor yang dapat diimpor adalah kendaraan bermotor dalam keadaan baru yang diproduksi selama-lamanya 2 (dua) tahun sebelum pengimporan dan belum pernah didaftarkan di negara lain.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 275/MPP K ep/6/1999 tanggal 24 Juni 1999 tentang Industri Kendaraan Bermotor. • K eputusan Menperindag Nomor 49/MPP/K ep/2/2000

tanggal 25 Februari 2000 tentang Persyaratan Impor Kendaraan Bermotor dalam Keadaan Utuh (CBU).

• K eputusan Menperindag Nomor 50/MPP/K ep/2/2000 tanggal 25 Februari 2000 tentang Perubahan K eputusan Menperindag Nomor 230/MPP/Kep/7/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang B arang yang D iatur Tata Niaga Impornya Sebagaimana Telah Diubah Beberapa K ali Terakhir dengan Keputusan Menperindag Nomor 290/MPP/Kep/6/1999. • Keputusan Direktur Jenderal ILME A Nomor

015/SK/DJ-ILME A/X/2001 tanggal 26 Oktober 2001 tentang Pedoman Teknis Pendaftaran Tipe dan Varian Kendaraan Bermotor. • Keputusan Direktur Jenderal ILME A Nomor

017/SK/DJ-I LME A/X 017/SK/DJ-I /-2001 tanggal 9 Nopember 2001 tentang

(39)

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Kode Perusahaan Dalam Rangka Penerapan Nomor Identifikasi Kendaraan Bermotor (NIK).

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

Pengajuan Permohonan

Perusahaan industri yang akan memproduksi dan mengimpor kendaraan bermotor dan importir yang akan mengimpor

kendaraan bermotor dalam keadaan jadi (CBU) diwajibkan untuk mendaftarkan tipe/varian dari kendaraan bermotor yang akan diproduksi atau diimpornya.

Pendaftaran Tipe Varian Kendaraan Bermotor Rak itan Dalam Negeri

Perusahaan Industri Perakitan Kendaraan Bermotor yang mengajukan permohonan pendaftaran tipe/varian kendaraan ber-motor untuk tujuan perakitan wajib untuk :

• Mengajukan surat permohonan pendaftaran tipe/varian ; • Mengisi formulir isian permohonan pendaftaran tipe dan varian

dengan melampirkan fotokopi Izin Usaha Industri yang masih berlaku ;

• Fotokopi bukti hak atas merek atau bukti pengajuan permohonan pendaftaran merek sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

• Fotokopi tanda lulus uji tipe dari instansi yang berwenang ; • G ambar dan spesifikasi teknis dari tipe yang didaftarkan,

berupa brosur asli ditambah penjelasan prinsipal jika perlu ; • Rencana produksi tipe dan varian yang didaftarkan ;

• Fotokopi kode perusahaan dan NIK.

Pendaftaran Tipe dan Varian Kendaraan Bermotor untuk Keperluan Impor

Perusahaan importir kendaraan bermotor yang mengajukan permohonan Pendaftaran Tipe/Varian Kendaraan Bermotor wajib untuk :

Mengisi formulir isian permohonan pendaftaran tipe dan varian dan perubahan tipe kendaraan bermotor ;

(40)

Melampirkan penjelasan VIN/tanda bukti penerapan VIN minimal 9 (sembilan) digit karakter beserta penjelasannya, kecuali bagi negara-negara yang menerapkan sistem pe-nomoran VIN tersendiri ;

Atas impor 1 (satu) unit kendaraan dalam keadaan CBU untuk keperluan uji tipe harus menyebutkan nomor VIN lengkap ;

Untuk VIN yang tidak mencantumkan tahun pembuatan, maka importir harus menyampaikan pernyataan tahun pembuatan yang diterbitkan oleh pabrik pembuat/prinsipal atau pemasok luar negeri ;

Rencana impor dari tipe/varian yang didaftarkan tipenya ;

Gambar/brosur asli yang berisi spesifikasi teknis dari tipe kendaraan yang didaftarkan ;

Fotokopi tanda lulus uji tipe yang dilegalisir dari Departemen Perhubungan apabila tipe kendaraan bermotor yang akan diimpor populasinya melebihi 10 (sepuluh) unit ;

Fotokopi tanda lulus uji tipe dari pabrik di negara pembuat atau negara asal impor, apabila tipe kendaraan bermotor yang akan diimpor populasinya sampai dengan 10 (sepuluh) unit per tipe ;

Bagi keperluan uji tipe tidak diwajibkan melampirkan tanda lulus uji tipe, baik dari negara pembuat maupun negara asal impor ;

Fotokopi Izin Usaha Industri atau SIUP, API atau APIT serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang telah dilegalisir oleh instansi penerbit dan masih berlaku;

Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari perusahaan pemohon ;

Surat pernyataan jaminan mutu dan layanan purna jual yang dibuat oleh importir dihadapan Notaris bagi tipe dan varian kendaraan bermotor yang diimpor disertai bukti kepemilikan bengkel atau kontrak kerjasama dengan bengkel ;

Surat K eterangan B ank asli yang menyatakan bahwa perusahaan yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut adalah nasabah bank sebagai pengguna jasa perbankan dalam kegiatan usahanya yang memiliki kinerja yang baik. Apabila perusahaan yang

(41)

kutan belum mencapai 3 (tiga) tahun sebagai nasabah bank, maka penanggungjawab perusahaan yang bersangkutan wajib untuk memberikan Surat Keterangan Bank atas nama dirinya dengan ketentuan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut adalah nasabah bank sebagai pengguna jasa perbankan yang memiliki kinerja baik ;

Pernyataan harga FOB yang dibuat oleh importir yang ber-sangkutan dari tipe kendaraan yang akan diimpornya dengan dibubuhi materai yang cukup ;

Menyampaikan realisasi impor bagi yang telah memperoleh tanda pendaftaran tipe dengan menggunakan format laporan.

Pengecualian Kewajiban Pendaftaran Tipe

Impor kendaraan bermotor jadi (CBU) yang dikecualikan dari persyaratan Pendaftaran Tipe adalah kendaraan bermotor yang berasal dan atau dipergunakan untuk keperluan :

a. Hibah dari pemerintah/negara asing atau lembaga swasta di luar negeri untuk pemerintah Republik Indonesia ;

b. K husus untuk ketentaraan/kepolisian negara dan atau protokoler kenegaraan

c. Bantuan teknis dari pemerintah/negara asing atau bantuan lainnya untuk pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1955 ;

d. Mantan Duta Besar Republik Indonesia yang telah habis masa tugasnya, sebagai barang pindahan maksimum hanya 1 (satu) unit kendaraan bermotor jenis penumpang kurang dari 10 (sepuluh) orang;

e. K edutaan B esar/Perwakilan Negara Asing atau B adan Internasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1957 ;

f. Impor sementara yang akan diekspor kembali setelah masa impor sementara tersebut berakhir ;

g. Replika (produk contoh) yang tidak diperjual-belikan ; h. Kendaraan berat (heavy duty truck) dengan GVW lebih dari

24 ton dan tidak dipergunakan di jalan umum serta tidak memerlukan STNK seperti dinyatakan dalam pernyataan

(42)

Pengecualian dari kewajiban TPT dinyatakan melalui Surat Direktur Jenderal Industri Logam,Mesin, E lektronika dan Aneka yang ditujukan kepada D irektur Jenderal Bea dan Cukai dan Ditlantas Polri.

Pengecualian tersebut di atas tidak berlaku, apabila kendaraan bermotor yang diimpor tersebut dipindah-tangankan dan atau diper-jual-belikan di dalam negeri, dan untuk kendaraan berat apabila digunakan di jalan umum.

Tipe atas kendaraan bermotor yang semula dikecualikan dari kewajiban pendaftaran tipe sebagaimana diatur di atas dan tipe atas kendaraan bermotor hasil lelang yang menjadi milik negara yang di-lengkapi dengan bukti-bukti lengkap dari instansi yang berwenang wajib didaftarkan di Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Tanda Pendaftaran Tipe atau Varian Kendaraan Bermotor, di-terbitkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan pendaftaran tipe/varian yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar.

Permohonan dianggap batal dengan sendirinya apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat per-mintaan kelengkapan persyaratan, tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon.

Biaya Pengurusan

Pengurusan Tanda Pendaftaran Tipe dan Varian ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

(43)

Pedoman Pendaftaran Petunjuk

Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan/ Garansi

dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Teknologi

Informasi dan E lektronika

Pengertian

Produk tek nologi informasi dan elek tronik a yang beredar di pasar adalah produk teknologi informasi dan elektronika yang ditawarkan, dipromosikan, diiklankan, diperdagangankan untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen yang berada di wilayah Republik Indonesia, baik yang berasal dari produk dalam negeri maupun impor.

Petunjuk Penggunaan (Manual) adalah petunjuk/cara menggu-nakan produk teknologi informasi dan atau elektronika.

Kartu Jaminan/ G aransi adalah kartu yang menyatakan tersedianya pelayanan purna jual dan suku cadang produk teknologi informasi dan elektronika.

Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan K artu Jaminan/Garansi dalam Bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan elektronika bertujuan untuk :

a. menciptakan dan meningkatkan persaingan usaha yang sehat di bidang produk teknologi informasi dan elektronika; b. meningkatkan produksi teknologi informasi dan elektronika

dalam negeri;

c. memberikan perlindungan kepada konsumen pemilik produk teknologi informasi dan elektronika.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 547/MPP/K ep/7/2002 tanggal 24 Juli 2002 tentang Pedoman Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan K artu Jaminan/G aransi dalam

(44)

Bahasa Indonesia bagi Produk Teknologi Informasi dan E lektronika.

• K eputusan Menperindag Nomor 78/MPP/K ep/3/2001 tanggal 2 Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Mengajukan permohonan dengan menggunakan Formulir Model MG-1;

• Melampirkan Isian Formulir Pendaftaran Model MG-2 ; • Fotokopi Izin Usaha Industri (IUI)/Tanda Daftar Industri (TDI)

bagi produsen ;

• Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Angka Pengenal Impor (API) atau Angka Pengenal Impor Terbatas (API-T) bagi importir dan Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK), khusus bagi produk teknologi informasi dan atau elektronika yang dipersyaratkan mempunyai NPIK;

• Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

• Surat pernyataan jaminan pelayanan purna jual dan tersedianya suku cadang bermeterai ;

• Contoh petunjuk penggunaan (manual) dalam B ahasa Indonesia yang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang : • petunjuk operasi penggunaan ;

• petunjuk perbaikan/pemeliharaan ; • spesifikasi produk.

• Contoh kartu jaminan/garansi dalam Bahasa Indonesia yang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang :

• ongkos perbaikan gratis selama masa garansi ; • jaminan ketersediaan sukucadang ;

• masa berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Tanda pendaftaran ini diberikan selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah persyaratan permohonan secara lengkap dan benar diterima. Masa berlaku tanda/surat pendaftaran adalah selama produsen atau importir yang bersangkutan menghasilkan produk elektronika yang didaftarkan.

(45)

Biaya Pengurusan

Pengurusan pendaftaran ini tidak dikenakan biaya, namun pembebanan biaya pendaftaran hanya untuk biaya penggantian pengadaan formulir pendaftaran.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Bupati/walikota setempat dan tembusan disampaikan kepada Direktur Bina Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Ditjen Perdagangan D alam Negeri dan K epala Pusat D ata dan Informasi, khusus bagi produk dalam negeri disampaikan juga kepada Direktur Industri Teknologi Informasi dan E lektronika, Ditjen ILME A.

Rekomendasi Fasilitas Pembebasan Bea Masuk

Impor Bahan Baku/ Sub Komponen/ Bahan Penolong

untuk Pembuatan Komponen E lektronika

Pengertian

Pembebasan bea masuk 0% (nol persen) untuk mengimpor bahan baku/sub komponen/bahan penolong dalam rangka pembuatan komponen elektronika dapat diberikan kepada Produsen komponen elektronika, apabila yang bersangkutan telah memperoleh rekomendasi dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan cq. Dirjen Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

Dasar H ukum

• K eputusan Menteri K euangan Nomor 659/K MK .01/1997 tanggal 31 Desember 1997 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku/Sub Komponen/Bahan Penolong untuk Pembuatan Komponen E lektronika

(46)

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Fotokopi Izin Usaha Industri/Persetujuan Prinsip; • Laporan ekspor/produksi;

• D aftar mesin-mesin peralatan produksi untuk mebuat komponen elektronika;

• Form IK E -1 yang telah mencantumkan jenis bahan/sub komponen/bahan penolong yang dibutuhkan;

• Surat pernyataan bahwa bahan baku/komponen/bahan penolong tersebut dibutuhkan untuk produksi.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Rekomendasi diterbitkan dalam waktu 5 hari kerja sejak berkas permohonan secara lengkap dan benar diterima. Rekomendasi ini berlaku selama 1 tahun.

Biaya Pengurusan

Pengurusan rekomendasi ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

Rekomendasi untuk Mendapatkan Pengakuan

Importir Produsen Limbah Non B-3

Pengertian

Salah satu syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai

Importir Produsen L imbah Non B-3, dan guna mendapatkan persetujuan untuk mengimpor sendiri Limbah Non B-3 yang diperlukan dalam proses produksi, maka produsen yang bersangkutan terlebih dahulu harus memperoleh Rekomendasi dari Direktur Jenderal Industri

(47)

Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka, Depperindag atau Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Depperindag, sesuai dengan bidang usahanya.

Dasar H ukum

K eputusan Menperindag Nomor 230/MPP/K ep/7/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau yang setara dari Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membidangi usaha bersangkutan;

• Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) atau Angka Pengenal Importir Terbatas (API-T);

• Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ; • Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

• Bukti pemilikan instalasi pengelolaan limbah dan sisa limbah termasuk gudang penimbunannya, yang telah diakui oleh Departemen Teknis dan Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Rekomendasi untuk mendapatkan Pengak uanImportir Produsen L imbah N on B-3 dapat dikeluarkan maksimum 5 hari setelah persyaratan lengkap dan benar diterima. Rekomendasi ini berlaku untuk seumur hidup.

Biaya Pengurusan

Pengurusan rekomendasi ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

(48)

Rekomendasi E kspor Barang

yang Diawasi E kspornya

Pengertian

Barang yang Diawasi E k spornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan Persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk.

E kspor Barang yang Diawasi E k spornya diperbolehkan jika sudah mendapatkan rekomendasi dari Direktur Pembina Teknis yang bersangkutan di lingkungan D epartemen Perindustrian dan Perdagangan dan atau Instansi/Departemen lain yang terkait.

Barang yang Diawasi E k spornya yang termasuk dalam pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai berikut : Dalam Pembinaan Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan :

Nomor

Pos Tarif Jenis Barang

3102.10.000 Pupuk Urea

4103.20.000 Kulit Buaya dalam bentuk Wet Blue

Nomor

Pos Tarif Jenis Barang

Perak tidak ditempa atau dalam bentuk setengah

jadi atau dalam bentuk :

7106.10.000 - Bubuk

7106.91.000 - Bukan tempa

7102.92.000 - Setengah jadi

D alam Pembinaan D irektur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka :

(49)

Nomor

Pos Tarif Jenis Barang

E x 2505.90.000 Pasir laut

Nomor

Pos Tarif Jenis Barang

E mas bukan tempa atau dalam bentuk bubuk :

7108.11.000 - Serbuk

7108.12.100 - D alam bentuk gumpalan, ingot atau barang tuangan

7108.12.900 - Lain-lain

Limbah dan skrap fero, ingot hasil peleburan skrap besi atau baja (khusus yang berasal dari Wilayah Pulau Batam)

7204.10.000 - Limbah dan skrap dari besi tuang

7204.29.000 - Limbah dan skrap dari baja dan paduan lainnya

7204.30.000 - Limbah dan skrap dari besi atau baja lapis timah

7204.41.000 - Limbah dan skrap baja lainnya berbentuk gram, serutan dan lain-lain

7204.49.000 - Limbah dan skrap baja lainnya, selain dalam bentuk gram, serutan dan lain-lain

Limbah dan skrap dari :

7204.21.000 - Baja stainless.

7404.00.000 - Tembaga

Ex.7407.21.000 - Kuningan

7602.00.000 - Aluminium

Dalam Pembinaan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri :

(50)

Dasar H ukum

• Keputusan Menperindag Nomor 558/MPP/Kep/12/1998 tanggal 4 Desember 1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang E kspor Sebagaimana Telah diubah Beberapa K ali Terakhir dengan Keputusan Menperindag Nomor 575/MPP/kep/VIII/ 2002.

• K eputusan Menperindag Nomor 441/MPP/K ep/5/2002 tanggal 23 Mei 2002 tentang Ketentuan E kspor Pasir Laut.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

1. Persyaratan Umum :

• Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) atau Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

• Izin Usaha dari Departemen/Instansi Terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

2. Persyaratan Khusus : a. E k spor Pupuk Urea

• Permohonan akan diterima, apabila pengadaan pupuk urea untuk kebutuhan dalam negeri itu aman yang ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi antara BUMN/Holding Industri Pupuk Nasional dengan Pemerintah.

b. E k spor Kulit Buaya dalam bentuk Wet Blue

• Produsen Kulit Buaya bersangkutan harus memiliki izin penangkaran buaya dari Direktur Jenderal PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam), Departemen Kehutanan, berdasarkan peraturan yang berlaku dari CITE S.

• Pemberitahuan resmi dari Asosiasi Produsen Kulit Buaya bahwa kebutuhan kulit buaya untuk konsumsi industri kulit dalam negeri sudah cukup atau tidak

(51)

diperlukan lagi. Pemberitahuan ini dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

c. E k spor Perak tidak ditempa atau dalam bentuk lainnya (HS 7106.10.000; 7106.91.000; 7106.92.000); dan E kspor

E mas Buk an Tempa atau dalam bentuk Bubuk E mas lain-nya (HS 7108.11.000; 7108.12.100; 7108.12.900), serta

E k spor L imbah dan Sk rap Fero, Ingot Hasil PeleburanSk rap Besi atau Baja, khususnya yang berasal dari wilayah Pulau B atam (HS 7204.10.000; 7204.29.000; 7204.30.000; 7204.41.000; 7204.49.000), dan E k spor L imbah dan Sk rap dari Baja Stainless (HS 7204.21.000), Tembaga (HS 7404.00.000), K uningan (HS ex 7404.21.000), dan

A luminium (HS 7602.00.000) :

• Fotokopi Surat Izin Industri (bagi produsen) ; • Surat Izin Usaha Perdagangan (bagi non produsen); • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

• Stock komoditi yang dimiliki.

d. E k spor Pasir L aut

• Kuasa Pertambangan E ksploitasi ;

• Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan; • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

• Rekomendasi Gubernur dan/atau Bupati/Walikota dan keterangan yang menyatakan bahwa perorangan atau badan hukum yang mengajukan permohonan telah melunasi pembayaran kewajiban berupa pajak dan/atau pungutan lainnya termasuk yang terhutang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

1. Untuk E k spor Pupuk Urea :

Rekomendasi dikeluarkan dalam waktu 3 hari kerja setelah

(52)

rekomendasi adalah 1 tahun khusus untuk industri pupuk swasta. Sedangkan masa berlaku rekomendasi untuk BUMN pupuk ditentukan secara periodik tergantung dari rapat koor-dinasi Pemerintah.

2. Untuk E k spor Kulit Buaya dalam bentuk Wet Blue :

Rekomendasi dikeluarkan dalam waktu 7 hari kerja, dengan masa berlaku selama 1 tahun dan akan dievaluasi kembali. 3. Untuk E k spor Perak dan E mas :

Rekomendasi dikeluarkan dalam waktu 5 hari kerja, dengan masa berlaku selama 6 bulan.

4. Untuk E k spor L imbah dan Sk rap Fero :

Rekomendasi dikeluarkan dalam waktu 2 hari kerja, dengan masa berlaku selama 6 bulan.

5. Untuk E k spor Pasir L aut :

Masa berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang kembali.

Biaya Pengurusan

Pengurusan rekomendasi ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro danHasil Hutan untuk rekomendasi ekspor Pupuk Urea dan Kulit Buaya dalam bentuk Wet Blue.

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka untuk rekomendasi ekspor Perak dan E mas serta Limbah dan Skrap Fero.

• G ubernur dan/atau B upati/Walikota setempat untuk rekomendasi ekspor pasir laut.

(53)

Rekomendasi Impor Mesin dan

Peralatan Mesin Bukan Baru

Pengertian

Mesin dan Peralatan Mesin Buk an Baru yang dilarang impornya tetap dapat diimpor apabila perusahaan yang bersangkutan telah memperoleh izin dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan, cq Dirjen Perdagangan Luar Negeri, sepanjang untuk keperluan : • Relokasi pabrik secara utuh (bedol pabrik) atau ;

• Satu kesatuan unit lengkap yang tidak mungkin dipisah-pisahkan dari fungsinya semula atau ;

• Penggunaan pada proyek pemerintah atau instansi pemerintah yang dibiayai dengan dana dalam negeri ataupun dana bantuan luar negeri.

Untuk mengurus izin impor tersebut, perusahaan bersangkutan terlebih dahulu harus memperoleh rek omendasi dari Dirjen Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka, Depperindag.

Dasar H ukum

K eputusan Menperindag Nomor 172/MPP/K ep/5/2001 tanggal 17 Mei 2001 tentang Impor Mesin dan Peralatan Mesin Bukan Baru.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Daftar jenis dan jumlah mesin peralatan yang akan diimpor, termasuk spesifikasi teknisnya ;

• Izin Usaha Industri dan Izin Usaha Konstruksi ; • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

• APIT/API-U/API-P ;

• K ontrak/Surat Perjanjian K erjasama dengan proyek pemerintah/Instansi Pemerintah (untuk peralatan yang ter-masuk dalam daftar negatif).

(54)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Rekomendasi dapat dikeluarkan dalam waktu 7 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima. Masa berlaku rekomendasi adalah sesuai dengan kontrak proyek bersangkutan.

Biaya Pengurusan

Pengurusan rekomendasi ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka.

Rekomendasi Pembebasan Bea Masuk atas

Impor Bahan Baku/ Penolong dan Bagian/

Komponen untuk Perakitan

Mesin dan Motor Berputar

Pengertian

Impor bahan bak u/ bahan penolong dan bagian/ k omponen untuk perak itan mesin dan motor berputar diberikan pembebasan bea masuk sehingga besarnya sama dengan bea masuk bagian (part) yang berlaku untuk masing-masing mesin dan motor berputar.

Pembebasan bea masuk hanya diberikan berdasarkan reko-mendasi dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Dasar H ukum

• Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 373/KMK.01/1997 tanggal 29 Juli 1997 tentang Pemberian Pembebasan Bea Masuk

(55)

atas Impor Bahan Baku/Bahan Penolong dan Bagian/ Kom-ponen Untuk Perakitan Mesin dan Motor Berputar.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

• Fotokopi Izin Usaha Industri (IUI) ; • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

• Daftar/Laporan realisasi impor tahun sebelumnya; • Rencana impor ;

• Penggunaan produk lokal

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Rekomendasi ini diterbitkan paling lambat 7 hari kerja setelah permohonan dan persyaratan secara lengkap dan benar diterima. Masa berlaku rekomendasi adalah selama 1 tahun.

Biaya Pengurusan

Untuk pengurusan rekomendasi ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, E lektronika dan Aneka, Depperindag.

Persetujuan untuk Dapat Mengikuti

Skema AICO (Asean Industrial Cooperation)

Pengertian

Sk ema A ICO (A ICO Scheme) adalah skema kerjasama industri di Lingkungan ASE AN dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, industri dan investasi untuk menghadapi perdagangan

(56)

Kerjasama AICO (AICO Agreement) adalah kerjasama yang dilakukan di antara sekurang-kurangnya dua negara anggota ASEAN, dengan satu atau lebih perusahaan peserta di masing-masing negara. Perusahaan bersangkutan dapat memperoleh hak istimewa, antara lain melalui penerbitan Certificate of E ligibility (COE ). COE dikeluarkan oleh Sekretariat ASE AN dalam rangka pemberian fasilitas tarif.

Fasilitas dalam rangka kerjasama AICO dapat diberikan kepada perusahaan peserta di Indonesia yang berbentuk badan hukum, didi-rikan dan melakukan kegiatannya di Indonesia.

Dasar H ukum

• K eputusan Menperindag Nomor 202/MPP/K ep/5/1999 tanggal 26 Mei 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Permo-honan Fasilitas Dalam Rangka Pelaksanaan Perjanjian Basic Agreement on the ASE AN Industrial Cooperation.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen

Mengisi formulir permohonan AICO dengan melampirkan : • Latar belakang dan motivasi perusahaan dalam mengikuti

skema AICO ;

• Penjelasan yang lebih spesifik tentang manfaat yang diperoleh perusahaan bila berpartisipasi dalam skema AICO ;

• Investasi yang diperlukan dalam melaksanakan skema AICO ; • Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Izin

Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) ; • D okumen atau bukti-bukti tentang kemitraan dalam

melakukan saling memanfaatkan sumber daya, hubungan industri yang saling melengkapi atau kerjasama industri ; • Surat kuasa sebagai pejabat yang berwenang atas nama

peru-sahaan pemohon (apabila diajukan melalui kuasa) ;

• Profil perusahaan peserta yang antara lain mencakup informasi tentang jenis produk, jumlah pegawai dan lain-lain.

(57)

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku

Surat persetujuan bahwa perusahaan peserta dapat

mengikuti skema AICO diberikan selambat-lambatnya 44

hari kerja setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan

yang telah ditentukan.

Persetujuan ini berlaku selama perusahaan yang

bersangkutan memenuhi kriteria dan persyaratan.

Biaya Pengurusan

Untuk mengurus persetujuan ini tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/ Rekomendasi

• Direktur Jenderal Kerjasama Industri dan Perdagangan

Internasional.

Referensi

Dokumen terkait

Keernpat, masyarakat cenderung terbuai dengan posisi imajinatif perempuan yang tinggi dalam masyarakat minangkabau sehingga sulit untuk menyadari adanya masalah yang

Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Tirtaraharja dan Drs. Pernyataan

ternak dapat dilakukan dengan mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik. Nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik menunjukan derajat cerna pakan

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan

Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Digital signature pada Citra Digital dengan Algoritma Least Significant Bit dan Chaocipher”, yang

Tidak cukup dengan sekadar menghitung syarat kuorum: sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh

Seluruh staf Bagian Pengajaran, Perpustakaan, Unit Laboratorium, serta karyawan Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam