• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum Perdagangan 609.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum Perdagangan 609."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN a.n. MENTERI KEUANGAN RI DIRJEN BEA DAN CUKAI

NOMOR 609A/KMK.04/2001 TANGGAL 01 DESEMBER 2001 TENTANG

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO. 597/KMK.04/2001 TENTANG

PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa dengan adanya perubahan strata produksi telah mengakibatkan kenaikan golongan pengusaha pabrik hasil tembakau, yang berdampak pada kenaikan tarif cukai sehingga dapat mengurangi daya saing pengusaha pabrik hasil tembakau yang mengalami kenaikan golongan tersebut;

b. bahwa untuk membantu kelangsungan hidup inustri hasil tembakau, khususnya dari pengusaha pabrik golongan kecil yang naik menjadi pengusaha pabrik golongan menengah, perlu dilakukan masa transisi atas penetapan besaran tarif cukai yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 597/KMK.04/2001;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 597/KMK.04/2001 tentang Penetapan Tarif Cukai dan Harga Dasar Hasil Tembakau.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LN RI Tahun 1995 No. 75, TLN RI No. 3612);

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (LN RI Tahun 1995 No. 76, TLN RI No. 3613); 3. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 597/KMK.04/2000 tentang Penetapan tarif Cukai dan Harga Dasar Hasil Tembakau.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO. 597/KMK.04/2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU.

Pasal I

(1) Mengubah ketentuan dalam lampiran III Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 597/KMK.04/2001 tentang Penetapan Tarif Cukai dan Harga Dasar Hasil Tembakau sehingga menjadi berbunyi sebagaimana ditetapkan dalam lampiran Keputusan Menteri Keuangan ini.

(2) Perubahan tarif untuk SKT dalam 6 (enam) bulan pertama sejak 01 Desember 2001 s/d 31 Mei 2002 diberikan kenaikan menjadi 12% dari rencana semula 16%, dan mulai dari 01 Juni 2002 kenaikan tarif SKT berlaku penuh sebesar 16%.

(2)

(4) Perubahan tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (3), hanya diberikan kepada pengusaha hasil tembakau golongan kecil yang naik menjadi golongan menengah, karena pergeseran strata produksi.

Pasal II

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 01 Desember 2001.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 01 Desember 2001

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

ttd

(3)

LAMPIRAN I

TARIF CUKAI DAN BATASAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU BUATAN DALAM NEGERI

YANG BERLAKU DARI 01 DESEMBER 2001 S/D 31 MEI 2002 Batasan HJE

Jenis Hasil Tembakau

Golongan

Pengusaha Pabrik

Minimum per Batang/Gram

Maksimum per Batang/Gram

Tarif Cukai

a. SKM Besar Rp. 270,00 Bebas 40%

Kecil Rp. 270,00 Bebas 31%

Menengah Rp. 270,00 Bebas 26%

b. SPM Besar Rp. 150,00 Bebas 40%

Kecil Rp. 150,00 Bebas 31%

Menengah Rp. 150,00 Bebas 26%

c. SKT Besar Rp. 225,00 Bebas 20%

Kecil Rp. 225,00 Bebas 12%

Menengah Rp. 225,00 Bebas 8% Kecil Sekali Rp. 175,00 Rp. 220,00 4%

d. KLM atau KLB

Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 125,00 Bebas 8%

Kecil Sekali Rp. 100,00 Rp. 125,00 4%

e. TIS Besar Rp. 25,00 Bebas 20%

Kecil Rp. 25,00 Bebas 16%

Menengah Rp. 25,00 Bebas 8% Kecil Sekali Rp. 15,00 Rp. 20,00 4%

f. CRT Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 150,00 Bebas 20%

Kecil Sekali Rp. 125,00 Rp. 150,00 20%

g. HPTL Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 150,00 Bebas 20%

Kecil Sekali Rp. 125,00 Rp. 150,00 20%

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

ttd

(4)

LAMPIRAN II

TARIF CUKAI DAN BATASAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU BUATAN DALAM NEGERI

YANG BERLAKU MULAI 01 JUNI 2002 Batasan HJE

Jenis Hasil Tembakau

Golongan

Pengusaha Pabrik

Minimum per Batang/Gram

Maksimum per Batang/Gram

Tarif Cukai

a. SKM Besar Rp. 270,00 Bebas 40%

Kecil Rp. 270,00 Bebas 36%

Menengah Rp. 270,00 Bebas 26%

b. SPM Besar Rp. 150,00 Bebas 40%

Kecil Rp. 150,00 Bebas 36%

Menengah Rp. 150,00 Bebas 26%

c. SKT Besar Rp. 225,00 Bebas 20%

Kecil Rp. 225,00 Bebas 16%

Menengah Rp. 225,00 Bebas 8% Kecil Sekali Rp. 175,00 Rp. 220,00 4%

d. KLM atau KLB

Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 125,00 Bebas 8%

Kecil Sekali Rp. 100,00 Rp. 125,00 4%

e. TIS Besar Rp. 25,00 Bebas 20%

Kecil Rp. 25,00 Bebas 16%

Menengah Rp. 25,00 Bebas 8% Kecil Sekali Rp. 15,00 Rp. 20,00 4%

f. CRT Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 150,00 Bebas 20%

Kecil Sekali Rp. 125,00 Rp. 150,00 20%

g. HPTL Besar, Menengah, dan Kecil

Rp. 150,00 Bebas 20%

Kecil Sekali Rp. 125,00 Rp. 150,00 20%

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

 Pencahayaan pada ruangan oleh berkas sinar matahari tidak dapat mencapai seluruh ruangan, tetapi hanya pada bagian tertentu dari ruangan, misalkan tempat belajar 

Sesuai dengan surat nomor : 027/ 27.13/ POKJA70.BB-PS/ DI SBUN/ 2017/ Adm.PPBJ-C tanggal 26 Mei 2017 hal Berita Acara Hasil Pelelangan Sederhana Paket/ Pekerjaan tersebut di atas

Sesak kemungkinan terjadi karena adanya timbunan cairan pada paru-paru pasien akibat kelemahan otot ventrikel kiri jantung.. Berbeda dengan kelemahan otot jantung ventrikel

5.1 Rencana Program dan Kegiatan SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 .... Dinas

Demikian Pengumuman ini, untuk diketahui oleh seluruh Peserta Lelang Umum. Rury Eysa

Termasuk dalam kategori ini ialah perhatian mereka yang sangat besar untuk menyingkirkan dosa-dosa kecil dan melalaikan dosa-dosa besar yang lebih berbahaya, baik dosa-dosa

Berdasarkan hasil dari analisis pekerjaan yang telah dilakukan dan SOP yang diterapkan CV Spirit Wira Utama dalam proses produksi komoditi selada, serta tambahan

Berdasarkan hasil penilaian dari validator media, validator materi, guru, dan siswa yang melaksanakan jicoba, maka media pembelajaran yang telah dihasilkan dalam