Perbankan Harus Aktif Dorong UMKMK di Daerah
Written by Artikel
Wednesday, 20 October 2010 09:45 -
Jakarta - Hingga September 2010, Talisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh bank-bank milik negara dan daerah telah mencapai Rp 7,663 triliun. Namun angka tersebut masih di bawah 60% dari target tahun ini. Untuk itu, pememtah mendorong perbankan untuk lebih berperan mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) di daerah.
Dalam hal ini, bank pemerintah yang beroprasi hingga di daerah harus lebih aktif mendorong UMKM di daerah. Seperti dikatakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM), Syarifudin Hasan, bahwa Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai daerah yang sangat cepat berkembang, tentu sangat membutuhkan dukungan pembiayaan untuk UMKMK yang ada di daerah ini.
Menurut Syarifudin, dengan mekanisme KUR akan banyak para pelaku UMKMK yang terbantukan untuk terus berkembang dan bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya. Namun dalam memajukan program KUR itu dibutuhkan keberpihakan dari bank-bank pemerintah yang ada di Kalteng terhadap para pelaku UMKMK.
"Kesampingkan dulu urusan kredit komersil, mari bangun rakyat Kalteng dan majukan UMKMK di Kalteng," tegasnya ketika menghadiri rapat kerja pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Palangka Raya, seperti dikutip Antara, Senin kemarin.
Dijelaskan Syarifudin, UMKMK yang dibina dan didorong untuk terus berkembang diyakini akan dapat menjadi pelaku usaha yang dapat bersaing dengan para pengusaha di nasional. Karena Pemerintah meyakini dengan adanya mekanisme KUR, kemiskinan akan dapat terus
diturunkan mencapai 7%
-8% untuk skala nasional, terangnya.
Ditempat yang sama, pemimpin Bank Indonesia Kalteng, Amanlinson Sembiring mengatakan, masih terdapat kendala dalam penyaluran KUR di Kalteng. "Kendala-kendala tersebut
berdampak dengan masih rendahnya para pelaku UMKMK yang menggunakan KUR itu," ucapnya.
Menurutnya, masih belum optimalnya dalam melakukan sosialisasi terhadap program KUR tersebut, sehingga banyak masyarakat yang belum tahu dan paham terhadap KUR. Kendala selanjutnya adalah masih rendahnya peran dinas teknis di Kalteng, terlihat dengan tidak optimalnya koordinasi antara dinas terkait di daerah dengan perbankan.
Selanjutnya, Non Performing Loan (NPL) KUR masih tinggi menyebabkan bank pelaksana lebih ketat memenrapkan prudential banking meskipun sebagian dijamin pemerintah. "Selain itu, juga terdapat pernyataan dari pemangku kepentingan yang menyesatkan atau misleading dan
akhirnya menyebabkan salah persepsi di masyarakat," demikian Amanlinson.
Terbitkan Perda
Perbankan Harus Aktif Dorong UMKMK di Daerah
Written by Artikel
Wednesday, 20 October 2010 09:45 -
Secara terpisah Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar, Hamid Paddu menilai, pemerintah daerah harus menerbitkan kebijakan yang pro terhadap pelaku UMKM dan Koperasi untuk mendukung kinerja dunia usaha sektor menengah ke bawah. "UKM dan koperasi tidakakan berkembang tanpa dukungan kebijakan pemerintah daerah, misalnya memberikan insentif atau kemudahan dalam hal perpajakan," kata dia.
Menurut dia, dukungan terhadap pelaku UKM dan koperasi itu penting, karena sekijar 80 %potensi dan kekuatan ekonomi dikuasai kedua bidang itu. Hal terse-but sudah terbukti pada saat terjadi krisis ekonomi. Sektor UKM dan koperasi mampu menjadi penyelamat roda ekonomi negara. "Karena itu, kebijakan pemerintah yang memberikan ruang dan mendorong UKM dan koperasi di daerah ini sangatlah penting, apalagi Sulsel menargetkan menjadi provinsi koperasi pada 2013," katanya.
Dengan memberikan ruang kepada pelaku UKM dan koperasi, menurutnya diharapkan tidak akan kesulitan lagi bersanding dengan pengusaha berskala besar yang biasanya lebih mudah mendapatkan fasilitas permodalan dan akses pasar.
Sementara itu, salah seorang pelaku UKM di Makasar, H Syamsir yang bergerak di bidang perikanan mengatakan, akses ke perbankan sudah mulai terbuka atas mediasi pemerintah setempat yang terus mendorong pihak perbankan untuk bersikap terbuka pada pelaku UKM dan koperasi.
"Tinggal bagaimana pemerintah daerah memberikan kebijakan di sektor perpajakan, misalnya dengan membebaskan pajak-pajak tertentu untuk mendorong pengusaha kecil dan menengah," ujarnyakepada Antara saat ditemui dalam pameran produk UKM pada kegiatan "Smart Anging Mammiri" di Celebes Convention Center yang diprakarsai Pemprov Sulsel, akhir pekan lalu.
Realisasi KUR
Umk diketahui, realisasi penyaluran KUR oleh bank-bank milik negara dan daerah untuk tahun 2010 sampai dengan bulan September telah mencapai Rp 7,663 triliun. Kinilah itu capai
58,44°b daritarget bawah penyaluran KUR yang ditentukan pemerintah untuk tahun ini, yaitu Rp 13,115 triliun.
"Secara kumulatif sampai dengan 30 September 2010, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 25.892,6 miliar (Rp 25,89 triliun) dengan jumlah debitur sebanyak 3.279.764 unit," ungkap Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar di Jakarta, Senin (18/10).
Realisasi penyaluran KUR didominasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan proporsi mencapai 70,16% atau sebesar Rp 5,376 triliun. Selanjutnya Bank Mandiri Rp 400,8 miliar, BTN Rp 513,7 miliar, BNI Rp 329,6 miliar, Bank Syariah Mandiri Rp 226,8 miliar, dan Bank Bukopin Rp 86,9 miliar. Sementara 13 BPD, jumlah penyaluran KUR mencapai Rp 729,9 miliar atau hanya 9,52% dari total realisasi KUR tahun 2010 sampai dengan September. Mustafa menyebutkan, dari seluruh propinsi, penyerapan KUR terbesar terjadi di Propinsi lawa Timur dengan jumlah Rp 1,035 triliun atau sebesar 13,5% dari total penyaluran KUR. Sedangkan Propinsi Maluku
Perbankan Harus Aktif Dorong UMKMK di Daerah
Written by Artikel
Wednesday, 20 October 2010 09:45 -
Utara terendah penyaluran KUR, yakni Rp 45,978 miliar atau 0,6%.
Sumber : Neraca