LAPORAN INDIVIDU
KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMK PIUS X KOTA MAGELANG
Jl. Ahmad Yani No. 20 Kota Magelang
Disusun oleh:
RIZAL NURMAN WIJAYA NIM. 12511241007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Individu Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri
Yogyakarta di SMK PIUS X Kota Magelang 2015 dengan baik. Kegiatan PPL
dilaksanakan mulai tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 11 September 2015.
Selama melaksanakan PPL di SMK PIUS X Kota Magelang , penulis mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang tidak terlinai harganya.
Terselesainya penulisan laporan ini adalah berkat dukungan dari semua pihak,
untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dra. Demetria Anjar Wulansari, selaku Kepala SMK X PIUS Kota Magelang
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan PPL dan atas bimbingan serta
arahan sehingga kegiatan PPL dapat berjalan dengan lancar.
2. Widyabakti Sabatari, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang
telah membimbing selama kegiatan PPL berlangsung.
3. Lusia Evonia Keting H., S.Pd selaku koordinator PPL sekolah.
4. Dra. Ch. Dyah Wijayanti, selaku Guru Pembimbing yang telah memberikan
arahan selama PPL.
5. Guru dan Karyawan SMK PIUS X Kota Magelang.
6. Syabina Putri R., selaku rekan tunggal PPL di SMK PIUS X Kota Magelang.
7. Siswa-siwa SMK PIUS X Kota Magelang.
8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula laporan ini yang masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Harapannya tulisan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada
umunmnya, dan bagi penulis pada khususnya.
Magelang, 11 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PPL ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
ABSTRAK ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi ... 01
B. Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan PPL ... 07
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan PPL ... 10
B. Pelaksanaan PPL ... 14
C. Analisis Hasil ... ... 17
D. Refleksi ... ... 18
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 21
B. Saran ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 24
Lampiran 1: Matriks Program Kerja PPL
Lampiran 2: Laporan Mingguan
Lampiran 3: Kartu Bimbingan
Lampiran 4: Perangkat Pembelajaran
ABSTRAK
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMK PIUS X KOTA MAGELANG
Periode 10 Agustus sampai dengan 11 September 2015 Oleh:
Rizal Nurman Wijaya 12511241007
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta sebagai wahana pembentukan calon guru atau tenaga kependidikan yang profesional. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan majerial di sekolah atau lembaga, dalam rangka melatih dan mengambangkan kompetensi keguruan atau kependidikan, (2) memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengenal, mempelajari dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga, baik terikat atau dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan, (3) meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam kegiatan nyata di sekolah, atau lembaga pendidikan, (4) memacu pengembangan sekolah atau lembaga dengan cara menumbuhkan motivasi atas dasar kekuatan sendiri, (5) meningkatkan hubungan kemitraan antara UNY dengan pemerintah daerah, sekolah atau lembaga pendidikan terkait.
Kegiatan PPL dilaksanakan secara beberapa tahap mulai dari observasi sekolah, micro teaching, pelaksanaan PPL di sekolah dan penyusunan laporan. Dalam prakatik mengajar praktikan mengampu mata pelajaran Persiapan Pengolahan Masakan Indonesia di kelas X Jasa Boga 1 dan mata pelajaran Pengolahan Masakan Pada Kesempatan Khusus di kelas XII Jasa Boga. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan adalah brainstorming, ceramah, latihan soal, diskusi, tanya jawab, talking stick, dan snowball throwing. Praktik mengajar di dalam kelas dilakukan secara terbimbing, artinya dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru pembimbing mendampingi atau memberikan pengawasan dan evaluasi.
Kesimpulan dari kegiatan PPL adalah (1) PPL merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan dan mengimplementasikan ilmu yang telah dikuasainya kedalam praktik keguruan atau praktik kependidikan, (2) PPL sebagai sarana untuk menyiapkan dan menghasilkan calon guru atau tenaga kependidikan yang memliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan professional, (3) PPL menjadikan mahasiswa lebih mengetahui kedudukan, fungsi, peran, tugas dan tanggung jawab sekolah secara nyata.
BAB I PENDAHULUAN
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari program perkuliahan dan keharusan bagi setiap mahasiswa
yang menempuh jenjang Strata Satu (S.I) Kependidikan pada lembaga Perguruan
Tinggi. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang merupakan salah satu
perguraan tinggi dan merupakan metamorphosis dari IKIP Yogyakarta juga
mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan program PPL.
Program PPL dilakukan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat
dan juga sebagai terhadap pendidikan nasional. Sesuai dengan visi dan misi
UNY, bahwa produktivitas tenaga kependidikan, khususnya calon guru, baik
dalam segi kualitas, maupun kuantitas tetap menjadi perhatian utama universitas.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa usaha pembaruan,
peningkatan dalam bidang keguruan seperti: Pengajaran Mikro (micro teaching),
dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, yang diarahkan untuk
mendukung terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
Kegiatan PPL ini bertujuan untuk (1) memberikan pengalaman
kepadamahasiswa dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah atau
lembaga, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau
kependidikan. (2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal,
mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga, baik yang
terkait atau dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial
kelembagaan. (3) meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam
kehidupan nyata di sekolah, atau lembaga pendidikan. (4) memacu
pengembangan sekolah atau lembaga dengan cara menumbuhkan motivasi atas
dasar kekuatan sendiri. (5) meningkatkan hubungan kemitraan antara UNY
dengan pemerintah daerah, sekolah atau lembaga pendidikan terkait.
A. Analisis Situasi 1. Sejarah Sekolah
Awal berdirinya SMK Pius X tidak lepas dari surat Mgr. A.
Soegijopranoto SJ, Uskup Agung Semarang, yang dikirim kepada suster-suster
tarekat Carolus Borromeus bersedia membuka SGKP (Sekolah Guru Kepandaian
Putri) di Magelang. SMK Pius X M agelang menempati lahan seluas 5228 m2
yang meliputi luas keseluruhan bangunan 2858 m2 , halaman atau taman seluas
700 m2, lapangan olahraga 800 m2, kebun seluas 780 m2, dan lain-lain seluas 90
m2 yang terletak di Jl A. Yani No 20 Magelang. Alasan jenis sekolah ini dipilih
disebutkan dalam surat Mgr. A. Soegijopranoto, SJ kepada Suster Lauretia de
Sain (arsip Keuskupan Agung Semarang, map B.2) yang berisi yaitu:
a. Menyediakan sekolah lanjutan bagi siswa lulusan SKP yang sudah banyak
terdapat di Keuskupan Agung Semarang,
b. Mempersiapkan calon ibu yang mengerti akan tanggungan dan tugas
kewajibannya baik dalam rumah tangga maupun dalam lingkungan pergaulan,
c. Mempersiapkan guru-guru yang cakap dalam segala hal untuk mengurus dan
memimpin SKP serta mendidik murid-muridnya.
Tawaran itu ternyata cocok dengan cita-cita terekat CB: “keinginan ikut
serta memberikan sumbangan kepada pendidikan putri-putri Indonesia”.
Menaggapi tawaran itu berarti menghadapi soal pengadaan gedung dan tenaga
pengajar. Maka gedung milik terekat OSF dibeli dan sedikit demi sedikit
dibangun untuk kampus SGKP. Pada bulan September 1953, sekolah Guru
Kepandaian Putri (SGKP) Pius X Magelang secara resmi keberadaannya diakui
oleh pemerintah Republik Indonesia. Suster Chantal Jonckbloedt CB, kepada
SGKP waktu itu mengusahakan agar para siswi memp eroleh bekal keterampilan
yang perlu untuk menjalankan tugasnya dalam masyarakat. Mgr. A.
Soegijopranoto SJ secara langsung melibatkan diri dalam pendidikan rohani para siswa melalui “Bimbingan Kwalwat”.
Pada tahun 1956 angkata pertama menghadapi ujian akhir. Tiga SGKP
Katolik yaitu di Malang, Surabaya, dan Magelang menyatakan diri di bawah
naungan Kantor Wali Gereja untuk berusaha bersama memperoleh ijazah Negara
dan subsidi. Dalam ujian akhir yang pertama 12 siswi SGKP Pius X Magelang
memperoleh persamaan ijazah negeri.
Berubah untuk Berkembang
Pada awal dasa warsa 60-an, SGKP Pius X berubah menjadi SKKA
(Sekolah Kesejahteraan Keluarga tingkat Atas) Pius X. Pada saat itu perhatian
terhadap aspek kesejahteraan keluarga secara khusus mulai diperhitungkan
sebagai sektor yang memberi harapan menjadi lapangan pekerjaan. Tuntutan
untuk secara kreatif menemukan berbagai jalan guna member nilai tambah bagi
pendidikan menengah kejuruan dalam bidang kesejahteraan keluarga. Pada tahun
1976, Departemen pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengadakan
pembenahan bidang pendidikan menengah. SKKA pius X berubah menjadi
SMKK (Sekolah Menengah kejuruan Keluarga) Pius X yang secara operasional
mulai dilaksanakan pada tahun 1997. Pada tahun 1997, pemerintah melakukan
pembenahan untuk SLTA. SLTA terdiri dari SMU dan SMK. Maka SMKK
Pius X berubah menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Pius X Magelang
sampai saat ini. Segala perubahan yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang,
apakah perubahan nama pendidikan, perubahan kurikulum maupun berbagai
perubahan lain, tidak menggoyahkan almamater Pius X Magelang. Kini tahun
2015 dalam usia 62 tahun, SMK Pius X Magelang yang sering disebut “Kampus Kaca” berdiri semakin tegar, semakin dewasa, dan semakin berguna.
2. Visi dan Misi SMK Pius X Magelang a. Visi
“ Iman kuat dan Kompetensi Tinggi Membentuk Pribadi Utuh dan Unggul Dalam Berkompetensi, Memiliki Wawasan Kebangsaan serta Peduli Lingkungan
Hidup”. b. Misi
1) Meningkatkan profesi onalitas ketenangan
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
3) Meningkatkan manajemen partisipatif
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas calon peserta didik dengan lebih
memperhatikan berkesesakan hidup
5) Melaksanakan KBM yang lebih berkualitas
6) Mengembangkan pendidikan
7) Mengoptimalkan kerja sama dengan dunia industri
8) Mengembangkan komunikasi dan kerja sama dengan masyarakat
9) Mengadakan dan mengikuti berbagai macam kegiatan yang relevan
10) Mengusahakan penambahan sumber dana.
3. Program Keahlian
Sampai saat ini SMK Pius X Magelang memiliki 3 program keahlian,
yaitu:
a. Program keahlian Jasa Boga
b. Program keahlian Patiseri
Terdiri dari satu kelas untuk tingkat 1, untuk tingkat 2, dan tingkat 3.
c. Program keahlian Busana Butik
Terdiri dari satu kelas untuk tingkat 1, untuk tingkat 2, dan tingkat 3.
4. Lokasi Sekolah
SMK Pius X Magelang terletak di pusat Kota Magelang. Bangunan yang
mengelilingi SMK Pius X meliputi pusat perbelanjaan, SMP Tarakanita, PLN,
Bank BCA, dan di belakang sekolah terdapat asrama sekolah yang diperuntukkan
bagi siswa SMK Pius X yang kebanyakan banyak berasal dari luar Kota
Magelang. Batas lingkungan sekolah di sebelah utara berbatasan dengan kantor
Polisi Militer, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Samban, di sebelah barat
berbatasan dengan Jl. A. Yani dan di sebelah selatan berbatasan dengan SMP
Tarakanita.
5. Kondisi Fisik Sekolah a. Luas Tanah Sekolah
Luas tanah keseluruhan menurut kepemilikan dan penggunaan lahan yaitu seluas
5228 m2 yang meliputi luas keseluruhan bangunan 2858 m2 , halaman atau taman
seluas 700 m2, lapangan olahraga 800 m2, kebun seluas 780 m2, dan lain-lain
seluas 90 m2.
b. Ruang Kelas
Terdapat 8 ruang teori dan 5 ruang dapur
c. Kantin
d. Bangunan Lain:
1) Ruang Kepala Sekolah seluas 32m2
2) Ruang Guru, seluas 64 m2
3) Ruang T U, seluas 67 m2
4) Ruang Graha / Aula, seluas 104 m2
5) Koperasi, seluas 54 m2
6) Ruang UKS, seluas 25 m2
7) Ruang BK, seluas 18 m2
8) Ruang OSIS, seluas 15 m2
9) Kamar mandi siswa dan guru, seluas 59 m2
10)Ruang praktek, seluas 595 m2
11)Gudang, seluas 194 m2
13)Laboratorium computer, seluas 60 m2
14)Unit Produksi, seluas 386 m2
15)Asrama sekolah
6. Kondisi Non Fisik Sekolah
Keadaan non fisik sekolah terdiri dari:
a. Keadaan Personalia
Pada saat SMK Pius X Magelang dipimpin oleh Dra. Demetria Anjar Wulansari
dibawah naungan Yayasan Tarakanita. Dengan jumlah guru dan karyawan yang
ada dalam rincian sebagai berikut :
1) Nama guru dan mata pelajaran yang diampu
a) Asmiyanto Malkias : mengampu mata pelajaran Pendidikan
Agama Katholik
b) Agustinus Nanang Baskara : mengampu mata pelajaran Matematika
c) Agustinus Sumardjo : mengampu mata pelajaran PKn dan IPS
d) Antonius Parmiyanto : mengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia
e) Anastasius Krismanto : mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris
f) Arisanto : mengampu mata pelajaran Boga
g) Hastu Paramita Rahayu : mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris
h) Asteria Dwiana Rahayu : mengampu mata pelajaran Olahraga
i) Theresia Susilo Rini : mengampu mata pelajaran Kewirausahaan
j) Lusila Evonia Keting H. : mengampu mata pelajaran Matematika
k) Bernadheta Setyo Harini : mengampu mata pelajaran KKPI / TIK
l) Agnes Rini Yanuarti, S.Pd : mengampu mata pelajaran Bimbingan
Konseling
m) Sri Agustina : mengampu mata pelajaran patiseri
n) Lucia Hesti Wulandari : mengampu mata pelajaran Gizi
o) Yuliana Driyani : mengampu mata pelajaran Boga
p) Chatarina Dyah Wijayanti : mengampu mata pelajaran boga
q) Irine Ratri Iswarini : mengampu mata pelajaran Boga
r) Brigitta Rismiasih : mengampu mata pelajaran Busana
s) Elizabeth Sri Wahyuningsih : mengampu mata pelajaran Busana
t) Niken Wijayanti : mengampu mata pelajaran Busana
u) Rita Ayu Budi Astuti : mengampu mata pelajaran Busana
w) Lorentinus Sudibyo, S.Pd : mengampu mata pelajaran Bahasa Jawa
x) A. Y. Budi Utomo, S.P.d : mengampu mata pelajaran PKn
2) Daftar karyawan dan tugasnya
a) Budi Waskito : petugas perpustakaan
b) Monica Sujarwati : petugas TU
c) Antonius Kamni : petugas TU
d) Yohanes Andrea Subandi : petugas TU
e) Sandi Ari Bawana : petugas PP
f) Yohanes Jumiran : petugas PP
g) Agustinus Susilo : petugas PP
h) Yohanes Kamidi : petugas PP
3) Jumlah siswa dan sebaran kelasnya a) X Boga 1 : 40 siswa
b) X Boga 2 : 38 siswa
c) X Patiseri : 26 siswa
d) X Busana : 28 siswa
e) XI Boga 1 : 38 siswa
f) XI Boga 2 : 38 siswa
g) XI Patiseri : 40 siswa
h) XI Busana : 34 siswa
i) XII Boga 1 : 37 siswa
j) XII Boga 2 : 37 siswa
k) XII Patiseri : 35 siswa
l) XII Busana : 29 siswa
b. Program Kerja Lembaga
Dalam pelaksanaan program kerja sekolah, yaitu :
a) Wakasek kurikulum bertugas membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan
kegiatan kulikuler dan ekstra kulikuler.
b) Wakasek hubungan kerjasama industri/masyarakat bertugas membantu kepala
sekolah dalam pelaksanaan tugas hubungan industri/masyarkat meliputi
menyusun dan melaksanakan program kerja, mengarahkan, membina,
memimpin, mengawasi serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas khususnya
dibidang hubungan kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri yang releven
c) Wakasek urusan ketenagaan bertugas membantu kepala sekolah dalam menyusun
program kerja pendataan analisis, pengadaaan, peningkatan/pengembangan
profesi dan jabatan, peningkatan kesejahteraan dan pemberian rewards atau
punishment kepada tenaga kependidikan disekolah.
d) Wakasek urusan sarana dan prasarana bertugas membantu kepala sekolah dalam
meunyusun program kerja pemanfaatan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana serta mengkoordinir pelaksanaan pengadaaan inventarisasi
pemeliharaan, perbaikan, pengawasan, penggunaan listrik/telpon/air serta
evaluasi penggunaan sarana dan prasarana sekolaha lainnya.
e) Wakasek urusan kesiswaan bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan
kesiswaan, yaitu dalam menyusun program kerja pembinaan kesiswaan, 5K-7K,
kegiatan luar sekolah dan mengkoordinir pelaksanaannya.
f) Ketua jurusan bertugas membantu kepala sekolah dalam pengembangan dan
pelasanaan kurikulum dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta
melaksanakan tugas mengajar dan meningkatkan profesi guru dalam jurusannya.
g) Ketua program studi bertugas membantu kepala rumpun dalam pembinaan dan
penjabaran kurikulum progran studi, bimbingan dan peningkatan prestasi belajar,
mengkoordinasikan pemakaian bahanbahan dan alat praktik dalam program studi
yang bersangkutan serta memelihara hubungan dengan dunia kerja.
c. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ektrakulikuler di SMK Pius X yakni:
1) Bola volley
2) Bola basket
3) Dance
4) Tari Tradisional
5) Paduan Suara
6) Pramuka
B. Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan PPL 1. Perumusan Program PPL
a) Observasi Pra-PPL
b) Observasi Lapangan
Observasi dilakukan individu oleh tiap-tiap program studi. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui sarana dan prasarana, situasi dan kondisi sekolah.
Observasi proses belajar mengajar dilakukan di ruang kelas dan diruang
praktik (lapangan) bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui kegiatan belajar
mengajar dari awal sampai akhir, hambatan-hambatan yang ada sehingga
mahasiswa dapat mengatasi dan berusaha belajar dan ganmaksimal.
Adapun aspek-aspek yang diamati adalah :
a) Cara membuka pelajaran
b) Cara menarik perhatian dan memotivasi siswa
c) Cara memberi acuan atau gambaran mengetahui metode atau kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
d) Cara memberikan kaitan
e) Sistematika pemberian materi
f) Penguasaan materi
g) Metode pembelajaran
h) Media pembelajaran
i) Teknik pengelolaan kelas agar dinamis, aktif, interaktif dan partisipatif
j) Teknik bertanya
k) Cara menanggapi siswa
l) Penguasaan
m) Variasi gerak
n) Pengelolaan waktu
o) Penampilan
p) Cara menutup pelajaran
q) Cara membuat kesimpulan
r) Bentuk dan cara evaluasi
Praktik mengajar sesuai sesuai bidang studi masing-masing mahasiswa dengan
kegiatan berupa :
a) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Menggunakan dan mengefektifkan perangkat media pembelajaran
c) Praktik mengajar di kelas
d) Pendampingan
e) Evaluasi
f) Mempelajari administrasi guru
g) Bimbingan dengan guru pembimbing lapangan
h) Praktik mengajar terbimbing dan mandiri
2. Rancangan Kegiatan PPL
Pelaksanaan PPL yang dimulai tanggal 10 Agustus – 11 September 2015
memiliki rancangan kegiatan sebagai berikut :
a) Observasi kelas dan kegiatan pembelajaran
b) Bimbingan dengan guru pembimbing dalam pembuatan RPP dan materi
c) Praktik mengajar meliputi :
d) Praktik mengajar dikelas
e) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
f) Pendampingan
g) Evaluasi dan koreksi
h) Mempelajari administrasi guru
i) Bimbingan PPL
j) Penyusunan laporan
[image:15.612.137.581.535.894.2]Berikut matriks kegiatan PPL di SMK PIUS X Kota Magelang :
Tabel 1. Matrik kegiatan PPL SMK PIUS X Kota Magelang
Tanggal Nama Kegiatan Hasil Kegiatan
23 Februari 2015 Penyerahan Penyerahan peserta PPL 2015 di SMK
PIUS X Kota Magelang.
24 Februari 2015 Observasi Observasi yang dilakukan observasi
kelas dan kondisi sekolah.
5 Agustus 2015 Pembekalan PPL Pengarahan tentang PPL dilakukan
pada setiap jurusan.
10 Agustus – 11
September 2015
Pelaksanaan kegiatan PPL Pelaksanaa mengajar dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di SMK PIUS X Kota Magelang.
11 Agustus 2015 Bimbingan PPL Bimbingan dengan guru pembimbing.
19 Agustus 2015 Bimbingan PPL Bimbingan dengan dosen
pembimbing lapangan dan guru pembimbing.
28 Agustus 2015 Bimbingan PPL Bimbingan dengan dosen
pembimbing lapangan dan guru pembimbing.
8 – 10 September
2015
Penyusunan Laporan Laporan individu
11 September 2015
BAB II
PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
A. Persiapan PPL
1. Persiapan Program dan Kegiatan PPL
Persiapan sangat diperlukan oleh mahasiswa sebelum diterjunkan secara
langsung ke sekolah untuk melaksanakan praktik PPL. Sebelum penerjunan PPL
secara langsung ke sekolah, maka sebelumnya mahasiswa melakukan persiapan,
yang meliputi kegiatan observasi kondisi sekolah, observasi kelas, pengajaran
mikro, pembekalan PPL, dan persiapan mengajar. Pelaksanaan PPL memerlukan
persiapan-persiapan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Oleh
sebab itu diperlukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
a. Pengajaran Mikro / Micro Teaching (PPL 1)
Micro Teaching/ pengajaran mikro merupakan pengajaran yang
dilaksanakan dengan membagi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
Pengajaran ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran sebelum terjun ke lapangan secara langsung di sekolah.
Pelaksanaan micro teaching dilakukan dalam kelompok kecil dengananggota
mahasiswa sebanyak 10-16 orang yang dibimbing Ibu Dr. Kokom Komariah
yang bertujuan agar mahasiswa lebih fokus dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran micro teaching, maka diharapkan
mahasiswa memperoleh bekal/ pengalaman dan telah mempersiapkan mental
sebelum terjun langsung ke sekolah. Dosen pembimbing memberikan masukan,
baik berupa kritik maupun saran setiap kali praktikan selesai praktik mengajar.
Berbagai macam metode dan media pembelajaran dicoba dalam kegiatan ini,
sehingga praktikan memahami media yang sesuai untuk setiap materi. Dengan
demikian, pengajaran mikro bertujuan untuk membekali mahasiswa agar lebih
siap dalam melaksanakan PPL, baik segi materi maupun penyampaian atau
metode mengajarnya. Pengajaran mikro juga sebagai syarat bagi mahasiswa
untuk dapat mengikuti PPL yaitu harus lulus dalam matakuliah micro teaching.
b. Pembekalan
Kegiatan pembekalan merupakan salah satu persiapan yang
diselenggarakan oleh lembaga UNY, dilaksanakan dalam bentuk pembekalan
25 Juni 2014 oleh Dosen Pembimbing PPL UNY. Dalam kegiatan pembekalan,
DPL memberikan arahan kepada mahasiswa mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan PPL di SMK PIUS X MAGELANG. DPL
membuka forum tanya jawab dengan mahasiswa agar mahasiswa dapat
menyampaikan hal-hal yang belum diketahui dalam pelaksanaan PPL di Sekolah.
c. Observasi
Sebelum praktikan melaksanakan kegiatan PPL, mahasiswa diberi
kesempatan untuk melakukan pengamatan atau observasi. Observasi yang
dilakukan pada masa pra-PPL wajib dilaksanakan. Selain itu juga terdapat
observasi ketika pelaksanaan. Observasi tersebut dimaksudkan agar mahasiswa
dapat merancang program PPL sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.
Observasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Observasi Lingkungan Sekolah
Observasi lingkungan sekolah dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24
Februari 2015, 10 Agustus 2015. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui
kondisi sekolah secara mendalam agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri pada
pelaksanaan PPL di sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi itu
adalah lingkungan fisik sekolah, sarana prasarana sekolah, dan kegiatan belajar
mengajar secara umum.
2) Observasi Pembelajaran di Kelas a) Observasi Pra PPL
Observasi pembelajaran di kelas bertujuan agar mahasiswa dapat secara
langsung melihat dan mengamati proses belajar dalam kelas. Observasi kelas
dilaksanakan tanggal 27 Februari 2015 di kelas X Jasa Boga I. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan tersebut, mahasiswa mendapat masukan tentang
cara guru mengajar dan metode yang akan digunakan. Selain itu, sikap siswa
dalam menerima pelajaran juga dapat memberi gambaran bagaimana metode
yang tepat untuk diaplikasikan pada saat praktik mengajar. Adapun hasil
observasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Pembelajaran
a. Satuan Pembelajaran
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Proses Pembelajaran
b. Penyajian Materi
c. Metode Pembelajaran
d. Penggunaan Bahasa
e. Penggunaan Waktu
f. Gerak
g. Cara Memotivasi Siswa
h. Teknik Bertanya
i. Teknik Penguasaan Kelas
j. Penggunaan Media
k. Bentuk dan Cara Evaluasi
l. Menutup Pelajaran
3. Perilaku Siswa
a. Perilaku siswa di dalam kelas
b. Perilaku siswa di luar kelas
b) Observasi PPL
Observasi yang dilakukan sama seperti observasi pra PPL. Observasi ini
dilakukan kembali karena terdapat perbedaan mata pelajaran semester
sebelumnya yang akan diajarkan selama PPL. Observasi dilakukan pada tanggal
10 Agustus 2015 di kelas X Jasa Boga I Mata Pelajaran Persiapan Pengolahan
Masakan Indonesia dan 11 Agustus 2015 di XII Jasa Boga Mata Pelajaran
Pengolahan Makanan Pada Kesempatan Khusus.
3) Bimbingan Mikro/ PPL
Bimbingan mikro/PPL merupakan wadah bagi mahasiswa PPL untuk
membicarakan masalah yang dihadapi selama PPL dengan dosen mikro/
pembimbing PPL. Melalui bimbingan mikro, dapat dicari penyelesaian dari
masalah yang dihadapi, khususnya masalah-masalah yang terkait selama PPL.
4) Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar sangat diperlukan sebelum dan sesudah mengajar.
Melalui persiapan yang matang, mahasiswa PPL diharapkan dapat memenuhi
target yang ingin dicapai. Persiapan yang dilakukan untuk mengajar antara lain:
a) Konsultasi dengan guru pembimbing
Konsultasi dengan guru pembimbing dilakukan sebelum dan setelah
mengajar. Sebelum mengajar guru memberikan materi yang harus disampaikan
untuk mendiskusikan kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses belajar
mengajar. Bimbingan setelah mengajar dimaksudkan untuk mengevaluasi cara
mengajar mahasiswa PPL. Hal ini agar mahasiswa dapat memperbaiki
kekurangan-kurangan selama proses belajar mengajar sehingga selanjutnya
dalam mengajar mahasiswa menjadi lebih baik.
b) Penguasaan materi
Materi yang akan disampaikan pada siswa harus sesuai dengan kurikulum
yang digunakan. Mahasiswa harus menguasai materi dan menggunakan berbagai
macam bahan ajar, selain itu juga mencari banyak referensi agar dapat
mengembangkan materi sehingga pengetahuan yang didapat semakin
berkembang. Materi harus tersusun dengan baik dan jelas agar penyampaian
materi dapat diterima dan mudah dipahami.
c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilaksanakan sebelum praktikan mengajar, sehingga
praktikan dapat mempersiapkan materi, media, dan metode yang akan digunakan.
Dalam penyusunan RPP, mahasiswa juga perlu untuk menyusun RPP cadangan
karena tidak selamanya situasi dan kondisi akan sama seperti yang telah
direncanakan, sehingga ketika RPP yang telah disusun tidak dapat dilaksanakan
maka mahasiswa masih tetap dapat melaksanakan kegiatan mengajar. Sesuai
dengan kesepakatan bersama dengan guru pembimbing mata pelajaran, praktikan
diberi kesempatan untuk melakukan praktik mengajar di kelas X Jasa Boga I
(Mata Pelajaran Persiapan Pengolahan Masakan Indonesia) dan kelas XII Jasa
Boga (Mata Pelajaran Pengolahan Masakan Pada Kesempatan Khusus) sesuai
dengan kurikulum yang digunakan di SMK Pius X Magelang, maka kurikulum
yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum KTSP.
d) Pembuatan media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan faktor pendukung yang penting untuk
keberhasilan proses pengajaran. Media pengajaran adalah suatu alat yang
digunakan sebagai media dalam menyampaikan materi kepada siswa agar mudah
dipahami oleh siswa. Media ini selalu dibuat sebelum mahasiswa mengajar agar
penyampaian materi tidak membosankan. Media dibuat berdasarkan metode yang
akan digunakan selama proses belajar mengajar, sehingga media benar-benar
efektif dan mencapai tujuan pembelajaran.
Alat evaluasi ini berfungsi untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat
memahami materi yang disampaikan. Alat evaluasi berupa latihan dan penugasan
bagi siswa, baik secara individu maupun kelompok.
B. Pelaksanaan PPL
Berdasarkan rumusan program dan rancangan kegiatan PPL dilaksanakan
selama kegiatan PPL di SMK Pius X Magelang, pada umumnya seluruh program
kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kegiatan PPL
akan dibahas secara detail, sebagai berikut :
1. Praktik Mengajar
Praktik mengajar dilakukan mulai 12 Agustus sampai 7 September 2015.
Praktikan dibimbing oleh guru pembimbing. Praktikan melakukan praktik
mengajar dikelas X Jasa Boga I dengan mata pelajaran Persiapan Pengolahan
Masakan Indonesia dan kelas XII Jasa Boga dengan mata pelajaran Pengolahan
Masakan Pada Kesempatan Khusus. Berikut adalah deskripsi praktik mengajar
[image:20.612.149.594.544.906.2]yang dilakukan oleh praktikkan:
Tabel 2. Pelaksanaan Praktik Mengajar
No Tanggal Kelas Jam
ke- Materi Kegiatan Keterangan 1. 12 Agustus
2015
XII Jasa Boga
3-4 Upacara Adat Mitoni dan Tedhak Siten
Teori
2. 19 Agustus 2015
XII Jasa Boga
3-4 Hidangan dan
Perlengkapan Upacara Adat Mitoni dan
Tedhak Siten
(Persiapan Praktik)
Teori
3. 24 Agustus 2015
X Jasa Boga I
2-6 Bumbu dan Rempah Teori
4. 31 Agustus 2015
X Jasa Boga I
3-7 Bumbu Dasar Masakan Indonesia
Teori-Praktik
5. 1 September 2015
XII Jasa Boga
1-10 Mitoni
(Praktik membuat
hidangan dan
perlengkapan upacara)
Teori-Praktik
6. 2 September 2015
XII Jasa
3-4 Tedhak Siten
(Persiapan Praktik)
Boga 7. 7 September
2015
X Jasa Boga I
7-10 Lipatan Daun Teori-Praktik
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan
adalah brainstorming, ceramah, latihan soal, diskusi, tanya jawab, talking stick,
dan snowball throwing. Masukan yang sering diberikan oleh guru pembimbing
berkaitan dengan penyampaian materi dan pengaturan waktu. Praktik mengajar
yang dimaksud adalah praktik mengajar di dalam kelas. Praktik mengajar di
dalam kelas dilakukan secara terbimbing, artinya dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, guru pembimbing mendampingi atau memberikan
pengawasan dan evaluasi. Kegiatan praktik mengajar meliputi:
a. Membuka Pelajaran:
1) Membuka pelajaran dengan salam dan doa
2) Presensi
3) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
b. Kegiatan Inti
c. Penutup:
1) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
2) Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya
3) Salam
2. Pendekatan, Metode, dan media pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam mengajarkan materi adalah
pendekatan siantifik. Pendekatan metode ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa selain
itu juga pembelajaran ini menciptakan kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan dan untuk melatih siswa
dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
Pembelajaran ini mempunyai karakteristik yaitu pembelajaran berpusat pada
siswa, melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruk konsep, perinsip
dan dapat mengembangkan karakter siswa.
Metode yang selalu dipakai pada setiap pembelajaran adalah metode
Brainstorming. Brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar
yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas ialah dengan melontarkan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat
singkat.
Media yang digunakan pada pembelajaran di kelas adalah power point,
video. Pada pembelajaran kelas X Jasa Boga I media ditunjang dengan
menggunakan contoh macam-macam bumbu dan rempah, bumbu dasar jadi
masakan Indonesia dan perlengkapan pembuatan lipatan daun untuk samir.
3. Umpan Balik Pembimbing
Setelah melaksanakan praktik mengajar, praktikan mendapat pengarahan
dari guru pembimbing mengenai hasil evaluasi dalam mengajar sehingga
praktikan mengetahui kelemahan dalam mengajar. Pengarahan ini bertujuan agar
praktikan dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada sehingga
selanjutnya praktikan mampu meningkatkan kualitas mengajar.
4. Evaluasi
Pada tahap ini, praktikan dinilai oleh guru pembimbing, baik dalam
membuat persiapan mengajar, melakukan aktifitas mengajar di kelas, penguasaan
materi, kepedulian terhadap siswa, maupun penguasaan kelas. Praktikan juga
melakukan evaluasi terhadap murid-murid dengan memberikan tugas baik
individu maupun berkelompok. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa yang telah diajar selama pelaksanaan PPL dalam
menyerap materi yang diberikan.
5. Penyusunan Laporan
Tindak lanjut dari program PPL adalah penyusunan laporan sebagai
pertanggungjawaban atas kegiatan PPL yang telah dilaksanakan. Laporan PPL
berisi kegiatan yang dilakukan selama PPL. Laporan ini disusun secara individu
dengan persetujuan guru pembimbing, koordinator PPL sekolah, Kepala Sekolah,
dan DPL-PPL Jurusan.
6. Penarikan
Penarikan mahasiswa PPL dilakukan pada tanggal 11 September 2015
C. Analisis Hasil Pelaksanaan PPL
Selama pelaksanaan PPL dengan menjalani profesi sebagai guru,
memberikan banyak pengalaman dan gambaran yang jelas bahwa profesi guru
bukan hanya menuntut penguasaan materi dan metode pembelajaran saja, tetapi
juga menuntut kemampuan mengatur waktu, mengelola kelas, berinteraksi
dengan warga sekolah, dan mempersiapkan segala administrasi guru.
Praktik mengajar dilakukan mulai tanggal 11 Agustus 2015 sampai
dengan 10 September 2015. Praktikan telah mengajar sebanyak 7 kali pertemuan
dengan 2 mata pelajaran yang sesuai dengan yang dimapu guru pembimbing
yakni 4 kali di kelas XII Jasa Boga dan 3 kali di kelas X Jasa Boga I.
Praktikan menggunakan buku selama kegiatan mengajar yaitu:
1. Modul Restoran
2. Modul Boga Dasar 2
3. Bahan Ajar
Selama praktik mengajar di kelas, praktikan tidak mengalami hambatan
yang sulit, hanya diawal pertemuan praktikan dalam proses pembelajaran masih
belum sesuai dengan RPP. Setelah melakukan konsultasi dengan guru
pembimbing, praktikan mendapatkan arahan tentang cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar sesuai dengan RPP. Praktikan juga berkonsultasi mengenai
metode yang akan diterapkan pada pertemuan selanjutnya. Metode dapat berjalan
dengan baik apabila praktikan bisa menguasai kelas. Konsultasi memberikan
manfaat bagi praktikan dalam praktik mengajar agar kelemahan selama mengajar
dapat diperbaiaki. Sehingga pada pertemuan selanjutnya praktikan dapat
mengajar lebih baik.
Secara garis besar, siswa-siswi SMK Pius X Magelang sangat menerima
dengan baik mahasiswa PPL, hanya ada beberapa siswa yang terlihat acuh dan
ramai sendiri ketika dijelaskan. Untuk mengatasi hal tersebut praktikan :
1. Memberikan pertanyaan kepada siswa yang kurang memperhatikan selama
proses pembelajaran berlangsung.
2. Menggunakan variasi metode pembelajaran yang lebih banyak melibatkan
siswa dan dapat diikuti oleh siswa, sehingga siswa tidak ada waktu untuk
ramai sendiri.
3. Menegur siswa agar kembali untuk mendengarkan pelajaran yang
Selama kegiatan PPL, praktikan mendapatkan banyak manfaat dan
pengetahuan. Menjadi seorang tenaga pendidik yang baik bukan hanya dengan
dapat mengajar dengan baik, karena diperlukan penguasaan materi dan pemilihan
metode yang tepat sehingga materi dapat dengan mudah diterima dan dipahami
oleh siswa. Selain itu, juga harus dapat mengelola kelas sehingga proses
mengajar tidak terganggu. Untuk dapat melaksanakan proses mengajar yang baik
maka diperlukan persiapan yang matang sebelum mengajar.
Kesulitan, hambatan, dan tantangan dalam melaksanakan program PPL
dapat diatasi dengan baik dengan bimbingan guru pembimbing lapangan, beserta
dosen pembimbing lapangan. Mahasiswa telah berusaha mengoptimalkan
kemampuannya dalam melaksanakan program ini. Secara ringkas, rincian praktik
mengajar yang telah terlaksana adalah sebagai berikut:
1. Praktik Mengajar: dimulai tanggal 10 Agustus – 11 September 2015. Setiap
mahasiswa mempunyai guru pembimbing dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
Jumlah jam mengajar per minggu disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran untuk
masing-masing mata pelajaran yang diampu.
2. Pembuatan atau Penambahan Media Pembelajaran, berupa media dan alat
pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar di kelas. Kegiatan ini hanya dilaksanakan oleh beberapa mahasiswa
PPL dibawah bimbingan dari guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Administrasi guru, mahasiswa belajar melaksanakan administrasi guru seperti
pengisian kemajuan kelas, pengisian perangkat administrasi guru seperti presensi
siswa, daftar nilai dan rekapitulasi hasil evaluasi tes formatif.
4. Jumlah pertemuan/jam praktik mengajar mahasiswa tergantung dengan
kesepakatan guru pembimbing lapangan masing-masing. Pelaksanaannya sesuai
dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dirancang.
D. Refleksi Hasil Pelaksanaan PPL 1. Faktor Pendukung
a. Guru pembimbing yang sangat perhatian, sehingga kekurangan-kekurangan
praktikan dalam proses pembelajaran dapat diketahui. Selain itu, praktikan
diberikan masukan-masukan untuk perbaikan.
b. Guru pembimbing yang sangat rapi dalam administrasi, sehingga praktikan
c. Guru pembimbing yang mempunyai prinsip “target oriented” sehingga
pembelajaran dapat berjalan pada waktu yang tepat dan sesuai dengan harapan.
2. Faktor Penghambat
a. Masalah yang timbul pada kegiatan PPL ini antara lain:
1) Kemampuan siswa dalam menerima materi tidak sama.
2) Setiap kelas mempunyai sifat yang berbeda.
3) Ada beberapa siswa dalam kelas yang ramai pada waktu pelajaran sedang
berlangsung.
4) Kesiapan siswa untuk menerima materi yang telah disiapkan dirasa kurang hal ini
dikarenakan siswa tidak belajar pada waktu malam hari.
5) Adanya beberapa siswa yang tidur didalam kelas.
6) Siswa kurang aktif dalam mencari ilmu-ilmu pengetahuan yang bersangkutan
dengan mata pelajaran tersebut baik dari internet maupun buku.
7) Siswa masih sering kurang mempersiapkan diri dalam mata pelajaran khususnya
praktik.
8) Terbatas serta mahalnya tempat untuk mencetak/print RPP, handout, serta
jobsheet sebelum mengajar.
b. Untuk mengatasi masalah tersebut, mahasiswa praktikan melakukan hal-hal
berikut:
1) Melakukan pendekatan interpersonal untuk mendorong siswa agar lebih giat lagi
belajarnya.
2) Pada saat belajar menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa
aktif.
3) Gaya mengajar untuk masing-masing kelas harus berbeda, menyesuaikan
karakteistik siswa ditiap-tiap kelas.
4) Penyampaian materi harus pelan-pelan.
5) Praktikan mengajak komunikasi dengan setiap siswa yang ramai sehingga siswa
tersebut akan merasa lebih diperhatikan.
6) Ketika siswa belum siap materi mahasiswa mencoba mengeksplorasi siswa
dengan carameminta siswa untuk membaca materi yang ada pada buku.
Kemudian mahasiswa bertanya kepada siswa dilanjutkan dengan penjelasan
ulang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan media laptop dan lcd
7) Untuk mengatasi siswa yang membuat ramai di kelas mahasiswa mencoba
memanggil siswa tersebut dan memberikan pertanyaan serta mengingatkan untuk
tidak ramai. Selanjutnya mahasiswa juga mencoba mengakrabkan diri dengan
siswa tersebut dengan batas yang wajar, menanyakan kepada siswa tentang
tugas-tugas yang diberikan dan berusaha membantu mengerjakannya, berusaha
untuk selalu berkomunikasi dengan guru untuk mengatasi siswa seperti itu.
8) Memotivasi siswa terhadap perkembangan-perkembangan khususnya tentang
makanan di Dunia, sehingga siswa termotivasi untuk mencari
perkembangan-perkembangan tersebut di internet maupun buku.
9) Mengingatkan siswa untuk mempersiapkan baik resep dan bahanbahan praktik
lainnya 1 hari sebelum praktik dilaksanakan.
10)Ketika hari minggu mahasiswa selalu pergi ke Jogja untuk mengeprint tugas
yang diberikan oleh guru baik itu RPP, Handout, Jobsheet. Hal ini mahasiswa
lakukan karena di Jogja banyak tempat-tempat rental fotocopy yang murah dan
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan PPL Universitas Negeri Yogyakarta 2015 dimulai
tanggal 10 Agustus sampai dengan 11 September 2015 berlokasi di SMK Pius X
Magelang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan selama
masa observasi, praktikan memperoleh gambaran tentang situasi dan kondisi
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pengolahan Masakan Pada Kesempatan
Khusus kelas XII Jasa Boga dan Persiapan Pengolahan Masakan Indonesia kelas
X Jasa Boga I. Setelah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMK Pius X Magelang, banyak pengalaman yang praktikan dapatkan mengenai
situasi dan permasalahan pendidikan di suatu sekolah. Program kerja PPL yang
berhasil dilakukan adalah penyusunan rencana pembelajaran, penyusunan
pelaksanaan pembelajaran, praktik mengajar dan mengadakan evaluasi
pembelajaran. Dari kegiatan PPL terpadu yang dilaksanakan selama 1 bulan (dari
tanggal 10 Agustus sampai 11 September 2015), maka dapat dibuat suatu
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan PPL merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan dan
mengimplementasikan ilmu yang telah dikuasainya kedalam praktik keguruan
atau praktik kependidikan.
2. Kegiatan PPL merupakan salah satu sarana untuk menyiapkan dan menghasilkan
calon guru atau tenaga kependidikan yang memliki nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan professional.
3. Membantu praktikan untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa baik di
kelas (dalam proses pembelajaran) maupun di luar kelas (luar jam belajar)
sehingga mahasiswa sadar akan perannya sebagai pengajar dan pendidik yang
wajib memberikan teladan dan sebagai pengayom siswa di sekolah.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman selama kegiatan PPL, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
a. Perlunya peningkatan penggunaan media pembelajaran yang sudah ada di
sekolah dan penggunaan variasi metode pembelajaran sehingga dapat menarik
siswa untuk giat belajar.
b. Sarana dan prasarana yang sudah ada, hendaknya dapat dimanfaatkan dengan
lebih efektif.
c. Sekolah perlu mempertahankan pembinaan iman dan takwa serta penanaman tata
krama warga sekolah khususnya siswa yang selama ini sudah berjalan sangat
bagus. Selain itu, kedisiplinan pihak sekolah perlu ditingkatkan agar siswa
memiliki kedisiplinan dan menunjang proses pembelajaran agar tujuan sekolah
dan pembelajaran dapat tercapai.
d. Kegiatan belajar mengajar maupun pembinaan minat dan bakat siswa hendaknya
lebih ditingkatkan lagi kualitasnya agar prestasi yang selama ini diraih bisa terus
dipertahankan.
e. Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan hari sabtu agar kegiatan lebih efektif
dengan waktu yang cukup.
2. Bagi Mahasiswa
a. Ketika observasi harus sungguh-sungguh agar dalam penyusunan program dapat
direncanakan secara matang dan program tersebut dapat terlaksana dengan baik.
b. Membina kebersamaan dan kekompakkan baik diantara mahasiswa PPL ataupun
dengan pihak sekolah sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
c. Persiapan mengajar perlu ditingkatkan dan dipersiapkan dengan sungguhsungguh
agar ketika praktek mengajar dapat berjalan dengan baik
d. Mahasiswa PPL harus belajar lebih keras, menimba pengalaman
sebanyak-banyaknya, dan memanfaatkan kesempatan PPL sebaik-baiknya.
e. Mahasiswa diharapkan dapat memahami kondisi karakter dan kemampuan
akademis siswa.
f. Dalam proses evaluasi suatu kegiatan tidak hanya membahas permasalahan yang
timbul dalam kegiatan yang terkait saja. Namun perlu juga diberikan suatu solusi
atas permasalahan yang terjadi.
3. Bagi Universitas
a. Pembekalan dari UPPL sebaiknya dilakukan sebelum mahasiswa membuat
proposal dan perumusan program PPL agar mahasiswa mendapatkan bekal yang
kerja sama dan komunikasi yang harmonis antara Universitas dengan pihak
sekolah.
b. Pembekalan kegiatan PPL dan sosialisasi ketentuan yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa dan sekolah hendaknya dikemas lebih baik lagi agar tidak terjadi
simpang siur informasi yang menjadikan pihak mahasiswa dan sekolah menjadi
kebingungan di tengah-tengah pelaksanaan PPL seperti ketentuan warna
seragam, berapa kali mengajar, dsb.
c. Kunjungan ke sekolah-sekolah mohon untuk lebih diperhatikan agar setiap
sekolah benar- benar mendapat kunjungan dari pihak UPPL.
d. Pihak UPPL sebagai lembaga koordinator PPL yang menangani secara langsung
kegiatan PPL diharapkan mampu melakukan sosialisasi secara efektif dan
terperinci, sehingga program-program dapat berjalan sesuai dengan harapan
DAFTAR PUSTAKA
UPPL. 2015. Panduan KKN-PPL 2015 .Yogyakarta : UPPL Universitas Negeri
Yogyakarta
UPPL. 2015. Materi Pembekalan KKN-PPL 2015 .Yogyakarta : UPPL Universitas
Negeri Yogyakarta
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar