• Tidak ada hasil yang ditemukan

rumusanrakontekda2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rumusanrakontekda2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RUMUSAN SEMENTARA

RAPAT KONSULTASI DAN KOORDINASI TEKNIS DAERAH PEMBANGUNAN PETERNAKAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

Samarinda, 1 – 4 Maret 2016

Rapat Koordinasi Teknis Daerah (Rakontekda) Pembangunan Peternakan Kalimantan Timur yang dilaksanakanpada tanggal 1 - 4 Maret 2016 bertempat di Kota Samarinda merupakan forum untuk berkoordinasi dan konsultasi berbagai hal yang terkait dengan pencapaian kinerja pembangunan peternakan tahun 2015, sekaligus memantapkan strategi pelaksanaan kegiatan tahun 2016, serta persiapan penyusunan perencanaan program dan kegiatan tahun 2017. Rapat konsultasi dan koordinasi diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari; (a) unsur dinas peternakan provinsi; (b) Dinas peternakan atau yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/Kota dan (c) Perusahaan tambang

Sebagaimana tahun 2015 pembukaan diawali dengan penyelenggaraan Rakor Pangan Terpadu dengan mengambil tema “Melalui Sinkronisasi Kita Tingkatkan Kemandirian Pangan Kaltim untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional”. Sedangkan Rakontekda mengusung tema “Membangun Komitmen pengembangan Sapi Potong menuju dua juta ekor sapi di Kalimantan Timur”. Pada dasarnya tema ini akan mengingatkan kembali bahwa untuk mencapai 2 juta ekor sapi di Kaltim pada tahun 2018 hanya akan dapat dicapai jika ada komitmen yang tinggi semua pihak yang terkait seperti perbankan, perusahaan perkebunan Kelapa sawit dan perkebunan lainnya, perusahaan pertambangan, masyarakat peternakan, SKPD terkait baik melalui penganggaran APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Kota.

(2)

A. Kesekretariatan

1) Evaluasi terhadap program dan kegiatan pembangunan peternakan dilakukan oleh Tim Evaluasi dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dengan rekomendasi bahwa perlunya peningkatan terhadap kemampuan dan keterampilan peternak melalui pelatihan agribisnis dan recording; ketersediaan pakan secara kontinyu dan terprogram; penyebaran pejantan pemacek ditingkatkan baik kualitas dan kuantitasya serta perlunya peningkatan pengembangan biogas yang dinilai sangat membantu mengurangi biaya produksi peternak. 2) Kinerja pembangunan peternakan Kaltim selama tahun 2015, yang

diindikasikan dari indikator kinerja tujuan dalam renstra yang berkontribusi dalam pencapaian RPJMD adalah sebagaiberikut :

a) Populasi sapi potong dengan target 590.762 ekor terealisasi 141.855 ekor atau hanya sebesar 24,01%. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2015 tidak tercapai, disebabkan karena pengadaan sapi tahun 2015 masih dibawah target dan angka kelahiran ternak baru mencapai 10,05% atau sebanyak 10.229 ekor kelahiran. Untuk mencapai populasi 2 juta ekor sapi di akhir periode Renstra (tahun 2018) maka perlu penambahan populasi sapi melalui pengadaan sapi indukan,sapi bibit, gertak birahi dan Inseminasi Buatan, Intensifikasi Kawin Alam (InKA), penanganan gangguan reproduksi, penanganan penyakit parasiter serta peningkatan peran swasta untuk pengembangan usaha peternakan sapi.

b) Kawasan mandiri energi hanya terealisasi 1 (satu) kawasan yaitu di Kecamatan Sepaku dari target 2 kawasan dengan kriteria minimal 30 unit biogas telah dibangun dan dimanfaatkan oleh peternak. c) Jumlah kelahiran IB hanya tercapai 1.462 ekor dari target 2.450

ekor atau sebesar 59,67% karena rata-rata kelahiran banyak di awal tahun 2016.

d) Penurunan kasus pemalsuan daging dapat dicapai sebesar 26,76% atau dari 4,5% kasus pemalsuan daging menjadi 3,55%.

3) Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kedaulatan pangan sub bidangpertanian merupakan salah satu peluang sumber penganggaran yang dapat diakses oleh Provinsi maupun Kabupaten/Kota di bawah koordinasi Bappeda untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan melalui penyediaan fisik prasarana dan sarana pertanian.

(3)

B. Bidang Kesehatan Hewan

1) Penyakit Hewan Menular (PHM) Strategis/zoonosis yang menjadi prioritas dalam pengendaliannya dan merupakan target pembebasan pada tahun 2020 di Kalimantan Timur yaitu penyakit Rabies dan Avian Influenza/Flu Burung.

- Strategi pencapaian target Bebas Rabies Tahun 2020 : Vaksinasi dengan cakupan minimal 70% dari populasi, vaksinasi serentak/massal setiap tahunnya, penandaan anjing yang telah divaksin, kontrol populasi HPR liar, surveillans (surveillans deteksi penyakit dan antibodi post vaksinasi), pengawasan lalu lintas HPR dan advokasi (KIE, regulasi, koordinasi dan kompetensi petugas) dan pelaporan cepat (1 x 24 jam), tata laksana kasus gigitan terpadu, VAR bagi petugas, zonasi kabupaten/kota, peningkatan peran serta masyarakat dan swasta, koordinasi/kerjasama dengan lintas program dan sektoral (TNI Polri). Target vaksinasi tahun 2017 sebanyak 60.000 dosis dengan pengadaan vaksin berasal dari anggaran APBN dan APBD Provinsi sedangkan biaya vaksinasi berasal dari dana Kabupaten/Kota.

- Strategi pencapaian target Bebas AI Tahun 2020 : peningkatan biosekuri, pengawasan lalu lintas unggas, depopulasi, surveillans, kompartementalisasi breeding farm. Target biosekuriti tahun 2017 sebanyak 1.000 liter dengan pengadaan desinfektan berasal dari anggaran APBN dan APBD Provinsi sedangkan biaya desinfeksi berasal dari dana Kabupaten/Kota.

2) Untuk meningkatkan kinerja teknis kesehatan hewan dalam menjamin status kesehatan hewan diperlukan penguatan pelayanan teknis kesehatan hewan terpadu (Puskeswan terpadu) dengan mengintensifkan koordinasi dan membangun komitmen bersama seluruh stakeholder terkait. Disamping itu perlu dibangun Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi (iSIKHNAS) yang berbasis surveillans penyakit hewan dalam rangka pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan zoonosis serta dapat menjadi fasilitas pelaporan ternak yang berpusat di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan (Puskeswan).

(4)

C. Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan

1) Perlu dukungan regulasi pemanfaatan lahan sawit dan lahan pasca tambang untuk mengembangan usaha peternakan.

2) Kabupaten/Kota segera menindaklanjuti dengan mengidentifikasi kawasan-kawasan untuk pengembangan peternakan dengan memasukkan sub sektor peternakan secara spesifik dalam RPJMD (jangka pendek) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota(jangka panjang) serta mendorong revisi Dokumen Rencana Penutupan Tambang untuk memasukkan pemanfaatan lahan pasca tambang sebagai lokasi pengembangan peternakan.

3) Akses permodalan bagi pengembangan usaha peternakan masih perlu mendapat perhatian karena Kredit Ternak Sejahtera (KTS) masih tinggi bunga yang dibebankan kepada peternak yaitu 9% sedangkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) hanya 6%.

4) Pemberian penghargaan panji keberhasilan pembangunan peternakan akan dilakukan melalui penilaian yang lebih komprehensif dengan memberikan kesempatan kabupaten kota untuk memaparkan keberhasilan peternakan yang telah dicapai dalam forum khusus penilaian panji yang akan dijadualkan pada bulan Agustus 2016.

5) Perlu tindak lanjut/sinkronisasi dengan sub sektor lain (Dinas Kehutanan, Dinas Pertambangan dan Sumber Daya Energi, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum) terkait dengan pemanfaatan lahan untuk pengembangan peternakan, inventarisasi kawasan 10.000 Ha lahan pasca tambang yang bias dimanfaatkan dan Kabupaten/kota segera mengupayakan 412.095 Ha untuk pertanian untuk peternakan dan telah didukung dengan surat Gubernur Kalimantan Timur tanggal 13 mei 2015 tentang permohonan pencadangan lahan untuk kawasan peternakan.

D. Bidang Pasca Panen dan Kesmavet

(5)

memenuhi persyaratan teknis dan wajib bersertifikat halal serta memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

2) Dalam rangka mendukung Program Swasembada Pangan khususnya untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga daging sapi dan kerbau serta untuk memperlancar pendistribusian ternak ke wilayah Kalimantan Timur,dengan adanya kapal ternak sebagai alat angkut ternak yang rencananya 1 unit untuk dialokasikan ke Kalimantan Timur nantinya sangat membantu distribusi ternak sapi ke Kaltim. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengatur tataniaga komoditas pangan dan produk hewan ke wilayah Kalimantan Timur, sehingga diperlukan dukungan kabupaten/kota dalam mendukung misi tol laut tersebut agar produsen ternak potong bisa terealisasi rute pelayarannya ke wilayah Kaltim.

3) Dalam rangka mendorong produksi olahan hasil peternakan yang dapat memberikan nilai tambah dan daya saing untuk pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH) dengan menggali potensi produk olahan unggulan di masing-masing kabupaten/kota, memanfaatkan teknologi pengolahan, pemasaran, serta peningkatan SDM. Selain itu perlunya kerjasama dan promosi dengan pihak swasta/stakeholder terkait untuk mengembangkan pemasaran hasil peternakan dan mendorong peningkatan mutu produk melalui sertifikasi produk berupa Ijin Edar dan PIRT yang berbasis uji pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi.

E. Bidang Perbibitan dan Budidaya Peternakan

1) Pada tahun ini akan difokuskan pada pemenuhan ternak BC indukan impor yang dialokasikan kembali melalui APBN P pada Satker Ditjen PKH TA 2016 sebanyak 9.750 ekor. Untuk itu diperlukan persiapan kembali pelaksanaan penyebaran ternak tersebut, dukungan APBD Kabupaten/Kota untuk penyebaran masih sangat diperlukan diantaranya adalah pengadaan obat-obatan, pendampingan penyebaran ternak, persiapan pakan secara kontinyu (perluasan padang penggembalaan dan HMT, teknologi pengolahan dan penyimpanan pakan, pemanfaatan limbah sawit), pembinaan kelompok.

(6)

petugas baik itu petugas ATR, PKB, petugas IB serta sarana dan prasarana IB. Sementara untuk lokasi dengan pola pemeliharaan ektensif dilakukan dengan kawin alam melalui program InKA.

3) SDGH Kalimantan Timur yang sudah dikukuhkan oleh Mentan sebagai SDGH asli Kalimantan Timur antara lain Rusa Sambar dan Kerbau Kalimantan Timur hendaknya mendapat perhatian yang lebih serius untuk dikembangbiakkan melalui dukungan APBN, APBD Provinsi dan APBD kabupaten/kota serta menginventarisasi SDGH Kaltim dengan populasinya yang semakin berkurang dan masih memungkinkan untuk dikembangbiakkan kembali.

.

Samarinda, 3 Maret 2016

Tim Perumus

1. Ir. Hj. WoroTriani, MMT ……….

2. Drh. Hj. Sri Winarni, MMT ……….

3. Ir. UjangRachmad, M Si. ……….

4. Dr. Taufan P. Daru ……….

5. Ir. Budi Apriasena ……….

6. Ir. Hj. Sulastri, MP ……….

7. Drh. DyahAnggraini, MSi ……….

8. Ir. Sarifwan, MSi ……….

9. Drh. RR. RetnoDwiMurni, MSi ……….

Referensi

Dokumen terkait

Buku ajar matematika ekonomi pembelajaran juga memenuhi kriteria efektif diperoleh dari hasil ujicoba lembar observasi aktivitas mahasiswa yang memenuhi kriteria baik yaitu

dipraktekkan oleh pegawai dalam menjalankan tugas. Budaya organisasi yang berhubungan langsung dengan pegawai. Sukses tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang

Lima pasien kasus kelolaan juga teridentifikasi gangguan pada Trophicognosis konservasi integritas personal kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit dan situasi

(2004) beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh probiotik adalah (1) bersifat nonpatogenik mewakili mikrobiota normal usus dari inang tertentu, aktif dalam kondisi asam lambung

a) Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab dari Perusahaan Gameloft tidak menjalankan aturan mengenai upah lembur dan waktu kerja lembur sesuai dengan

1. Terbangunnya infrastruktur dasar pembangunan terutama yang membuka akses transportasi dan informasi serta layanan dasar kehidupan di kawasan perkotaan di Provinsi

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi mahasiswa Program D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja untuk menambah

Sehingga kenaikan pendapatan ini dapat menyebabkan kenaikan akan kebutuhan dasar, kesempatan untuk meningkatkan tingkat pendidikan juga bertambah, tingkat kesehatan juga akan