• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Kadar CO dalam Darah pada Penyapu Jalan di Simpang Lima Semarang 2010 - UDiNus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Kadar CO dalam Darah pada Penyapu Jalan di Simpang Lima Semarang 2010 - UDiNus Repository"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Public Health Studies Undergraduate Program Health Faculty of Dian Nuswantoro University Semarang 2010

ABSTRACT WIDURI

THE CORRELATION BETWEEN THE CHARACTERISTICS OF INDIVIDUAL WITH CO CONCENTRATION BLOOD ON THE ROAD IN SWEEPER SIMPANG LIMA SEMARANG

The presence of CO in the air as pollution can be detected through elevated levels of karboksihemoglobin (HbCO) inhaling human blood. CO gas can cause chronic poisoning, which is poisoning that occurs after repeated exposure to humans with low and moderate levels. Study is to examine the relationship between individual characteristics with higher levels of CO in the blood on the street sweeper in the Simpang Lima Semarang.

The method used in this research is survey method with cross sectional. With the sample was counted 15 people street sweeper. his study was conducted to clarify the relationship between the independent variables (age, gender, years of practice using personal protective equipment (mask)) and variable levels of CO in the blood through the correlation test, rang spearman. Samples are street sweepers in the area of Simpang Lima Semarang.

Based on the results of research was known that there is no correlation between age and levels of CO in the blood with p = 0.969, no correlation between sex with CO levels in the blood on the street sweeper with p = 1.000, there is no correlation between years of service with high levels of CO in blood on the street sweeper with p = 0.264, there is no relationship between the habit of wearing APD (masks) with CO levels in the blood on the street sweeper with p = 0.796, no correlation between cigarette smoking with higher levels of CO in the blood on the street sweeper with p = 1.000, there is no correlation between nutritional status with higher levels of CO in the blood on the street sweeper with p = 0 .580.

There is no correlation in this study does not mean that the respondent is free from exposure to CO gas because CO gas exposure at low levels can cause neurological changes and decreased activity. From the result of the street sweepers are advised to always be vigilant to maintain health, using a net mask and the mask is porous - tiny pores that inhibit the entry of CO through the respiratory system.

(2)

vii

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2010 ABSTRAK

WIDURI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KADAR CO DALAM DARAH PADA PENYAPU JALAN DI SIMPANG LIMA SEMARANG

Xiii + 69 lembar + 23 tabel + 3 gambar + 7 lampiran

Keberadaan CO di udara sebagai pencemaran dapat diketahui melalui peningkatan kadar karboksihemoglobin (HbCO) darah manusia yang menghirupnya. gas CO dapat menimbulkan keracunan kronik , yaitu keracunan yang terjadi setelah manusia terpapar berulang-ulang dengan kadar yang rendah dan sedang. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan di simpang lima Semarang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. Dengan sampel penelitian adalah penyapu jalan sebanyak 15 orang. Penelitian ini di lakukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas (umur, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan memakai APD (masker)) dan variabel terikat kadar CO dalam darah melalui uji korelasi, Rang spearmen . Sampel penelitian adalah penyapu jalan di Kawasan Simpang Lima Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kadar CO dalam darah dengan p= 0,969, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan dengan p= 1,000, tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan dengan p= 0,264, tidak ada hubungan antara kebiasaan memakai APD (masker) dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan dengan p= 0,796, tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan dengan p = 1,000, tidak ada hubungan antara status gisi dengan kadar CO dalam darah pada penyapu jalan dengan p= 0,580.

Tidak ada hubungan pada penelitian tidak berarti responden bebas dari paparan gas CO karena terpapar gas CO pada kadar rendah dapat menyebabkan perubahan neurologik dan aktivitas menurun. Berdasarkan hasil penelitian maka dari disarankan bagi penyapu jalan selalu waspada untuk menjaga kesehatan, dengan menggunakan masker yang bersih dan masker yang berpori – pori kecil sehingga menghambat masuknya CO melalui pernafasan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan tipe OMSK(p=1,000), jenis kelamin berdasarkan tipe OMSK(p= 0,518), ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan magnesium dan kadar glukosa darah puasa pasien (p < 0,001) dengan kekuatan korelasi

Hasil : Kadar glukosa darah pada kelompok tidak sarapan dikategorikan kurang (70.4%) dan kelompok sarapan dikategorikan cukup (62.9%). Kesimpulan : Ada hubungan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat nyata (signifikan) antara nilai kadar glukosa darah dengan peningkatan kadar trigliserida

Ada hubungan antara asupan serat, asupan kolesterol dan aktivitas fisik dengan kadar Glukosa darah dan, tidak ada hubungan antara asupan lemak, tekanan darah, usia,

Hasil pengamatan yang ada pada penelitian ini ternyata memperlihatkan hubungan yang lemah atau tidak bermakna antara hematokrit dengan kadar timbel dalam darah. Oleh

Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- hasan dapat diambil simpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dan kondisi kesehatan dengan kadar timah hitam dalam darah pada

Hasil pengamatan yang ada pada penelitian ini ternyata memperlihatkan hubungan yang lemah atau tidak bermakna antara hematokrit dengan kadar timbel dalam darah. Oleh