ISSN
: 1412-5331
MAJALAH
ILMIAH
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
SEIIIIARANG
soLUsl
YoL 9 No. 3 Juli 2010
FaKor-faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Metode Akuntansl
Pe6edlaan
pada
Perusahaan
i{anufaktur
di BEI
Tahun 2005-2008
Dwi Heryani, Dian lndudewi
lmpor Beras
dalam
pandangan
lslam
Ngotindriatun, Hertians lkasari
Persepsi
Akuntan
Pubtik,
Akuntan
pendidik
dan
Mahasiswa
Akuntansi
terhadap
Kode
Etik lkatan
Akuntan
Indonesia
Widyawati, Setyo Bhogasworo,
Ardianl lko S.
lnte[ectudl Capital sebagal
Keunggulan
Kompetitlf perusahaan
Arnerti hvin Widowati
Hubungan
antara Job Sqtistaction dengan
Orgonizationql
Connitment Guru DpK
Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas di Kabupaten
Banyumas
Agus SUm,armo
Analisls
Underpricing
di Pasar
Sekunder
Bursa
Efek tndonesia
Bernodeta
Septi W., paulus Wardoyo
pemasaran
dalam pelayanan
Kesehatan
melalui lklan dan Promosi
Andy Kridasusila
Upaya
Pemerintah
,\ eningkatkan
pendapatan
Petani
Tembakau
melalui
Alokasi
Dana
Cukai
Tembakau
Dian Prawitanri
Sharia Lending
l odel untuk pengentasan
Kemiskinan
Metalui
Pemberdayaan
pedagang
di pasar
Tradisional
lGbupaten Banyumas
Permatd
Ulfah, Wiwiek Robiatul Adswiyah,
Umi Pratiwi, Poppy Dioa lK
Corporote
Goyernance
dalam
penqunskaDan
Corporate Sociat Responsibility
(CSR)
pada aa-nt<
iyartah
ISSN:1412-5331
MAJALAH ILMIAH
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
SEMARANG
soLUsl
Vol. 9 No.3 Juli 2010
Faktor-faktor
yang A{empengaruhi
Pemilihan
rvletode
Akuntansi
Persediaan
Dada
Perusahaan
Manufaktur
di BEI
Tahun 2005-2008
Dwi Heryani, Dian lndudewi
Impor Beras
dalam.Pandangan
lslam
N go ti nd ri otun, Her tiano lkasa
ri
Persepsi
Akuntan Publik, Akuntan Pendidik
dan
Mahasiswa
Akuntansi
terhadaD
Kode Etik lkatan Akuntan lndonesia
Widyowati, Setyo Bhogasworo,
Ardioni lko 5.
Inteltectuol Capitol sebagai
Keunggulan
Kompetitif Perusahaan
Amerti kvin Widowati
Hubungan
antara Job Sot,'staction
dengan
Orsanizotional
Commitment
curu DpK
sekolah
Lanjutan
rinskat
Atas
di ***iilrlli#H;
Analisis
Underpricing
di Pasar
Sekunder
Bursa Efek Indonesia
Bernadetd
Septi W., Paulus Wardoyo
Pemasaran
dalam Pelayanan
Kesehatan
-
melalui lklan dan Promosi
Andy Kridosusila
Upaya
Pemerintah
rv{eningkatkan
pendapatan
Petani
Tembakau
melalui Alokasi
Dana
Cukai
Tembakau
Dian Prawitqssri
Sharia Lending
Model untuk pengentaian
Kemiskinan
Melalui Pemberdayaan
Pedagang
di Pasar
Tradisional
Kabupaten
Banvumas
Permota IJIJah,
Wiwiek Robiotut
Adswiyah,
Umi Pro.tiwi, poppy Dian IK
Corporote
Govemance
dalam pengungkapan
coryorote social Responsibility
(CSR)
pada Bank Syariah
Vol. 9 No. 3 Juli 2010
ISSN
: l412-5331
SOLUSI
Mengkaji masalah-masalah
sosial, ekonomi dan bisnis
Telbitan 3 bulao sekali
(Januad, April, Juli, Oldobe!)
Penerbit :
Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang
Pelindung:
Rektor Universitas
Semarang
Penanggungjawab
:
Dekan
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Semarang
Dewan redaksi :
Prof. Dr. Pahlawansjah
Harahap,
SE, ME (USM)
Prof. Dr. Imam Ghozali
M.Com,
Hons.Akt
(UNDIP)
Prof. Supramono
SE, MBA, DBA(UKSW)
Prof. Dr. Dra. Sulastri
ME. M.kom (-NISRI)
Dr. Ir. Kesi Widjajanti SE MM (Uslif)
Redaktur
Pelaksana
:
Andy Kridasusila SE MM
ArdiarLi Ika S., SE MM Akt
Adijati Utaminingsih
SE MM
Sekretaris
Redaksi
:
Amedi Irvin Widowati SE MSi Akt
Tata Usaha :
Ali Arifin
Alamat PenerbitR
edaksi :
Jl. Soekamo
Hatta
(Tlogosa )
T elp. (024) 67027
57
, Fax. (024) 67022'72
SEMARANG
_ 50196
KATA PENGANTAR
Sungguh
merupakan
kebahagiaan
tersendiri bagi kami, tatkala kami dapat hadir
rutin setiap 3 bulan sekali untuk saling bertukar
pikinn mengenai
hal-hal baru di bidang
ilmu ekonomi baik manajemen,
akuntansi
maupul studi pembangunan.
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada
pembaca,
pengirim anikel yarg antusias untuk melakukan tukar pikiran dan berkomunikasi
melalui media ini. Sekiranya hal ini dapat dipertahankan,
maka selain kehadiran
kami
akan selalu dapat terlaksana
dengan
tepat waktu dan artikel yang beragam.
wawasan
pembacajuga
akan
semakin
luas.
Penerbitan
majalah
ilmiah SOLUSI kali ini menghadirkan
l0 (sepuluh)
artikel
yang telah kami anggap
layak untuk diterbitkan, dengan
harapan
artikel-artikel ini dapat
menjadi tambahan
referensi bagi para pembaca
dan menjadi sumbangan
kami terhadap
dunia ilmu pengetahuan
khususnya bidang ilmu ekonomi bagi pengembangan
organisasi
swasta
maupun
institusi
pemerintahan
Negara
Republik
Indonesia.
Hormat kami,
SOLUSI
Vol. 9 No. J Juli 2010
DAFTAR
ISI
L Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
P€milihan
Metod€
Akuntansi
Persediaan
Dada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2005-2008 'Dwi
Heryani, Dian Indudewi
2. lmpor Beras dalam Pandangan Islam Ngat indr iatun, Hertiaha lkasari
3. Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia .
lfidyawati, Setyo Bhagasvoro, Ardiani Ika 3.
4. Intellectual Capital sebagai Keunggulan KompetitifPerusahaan... Ame i Inin Widowali
5- Hubungan aniara Job Satisfaction dengan Organizational Commitment Guru
DPK Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Kabupaten Banyunas ..-...-... Agus Sunarmo
6. Analisis Underpricing di Pasar Sekunder Bursa Efek Indonesia ... Bernadeta Sep!i W., Paulus Wardovo
7. Pemasaran dalam Pelayanan Kesehatan melalui Iklan dan Promosi ... Ahdy Kridasusila
8. Upaya Pemerintah Meningkatkan Pendapatan PetaniTembakau melalui AlokasiDana Cukai Tembakau ...
Dian Prav)itasari
9. Sharia Le ding Madel untuk Pengentasan Kemiskinan melalui Pemberdayaan
Pedagang di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas ...-....--... Pennatd Ufah, lfiwiek Rabiatul Adawiyah, Uhli Prattui, Poppt Dian IK
10. Corporate Governance dalam Pengungkapan Corporate Social Resporsibility (CRS) pada Bank Syariah ...
Andi lrfan
ISSN
: 1412-5331
I - 8
9 - 1 7
1 9 - 2 5
2 7 - 3 2
3 3 - 4 3
4 5 - 6 3
6 5 - 7 2
'73 - 79
8 t - 9 2
Impor B€ras dalam Prtrdangan klam Oleh :
,il:;l':ll*h
Dosen FE Universitas Dian Nuswaotoro Semarang
Peldrhulusn
Pargan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling utam4 karena itu pemcnunan pangal @erup6kan bagian dari hak asasi individu. Pemenuhan panganjuga sangat penting sebagai komponen dassl. untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mengingat pentingnya mem€nuhi kecukupan pangan, setiap negara akan mendahulukan pembangunan ketahanan pangannya sebagai fondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya.
Tujuan pembangunan ketalulan pangan adalah menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bernutu dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah hingga rumah tangga. Ketahanan pangan harus diwujudkan secara merata di selunrh wilayah sepanjang waktu, dongan memanfaatkao sumberdaya, kelembagaan dao budaya. lokal. Mengingat pangan juga merupakan komoditas ekonomi, maka pembangunannya dikaitkan dengan peluang pasar dan peningkatan daya saing, yang dibentuk dari keunggulan spesifik lokasi, keunggulan kualitas serta efisiensi dengan penempan teknologi inovatif. Selanjutnya karena produksi pangan nasional sebagian besar dilaksanakan oleh petani dengan skala usaha kecil masyarakat miskin di pedesaan, maka pembagunan ketahanan pangan sangat strategis untuk memperkuat ekonomi pedesaan dan m€ngentaskan masyarakat dari kemiskinan.
Pendefinisian ketahanan pangan (food sectdt!) berbeda dal^n tiap konteks, waktu dan tempat_ Sedikitnya ada 200 definisi ketahanan pangan dan sedikitnya ada 450 indikator ketahanan panian. Menurut FAo,ketahanan pangan adalah situasi di mana semua orang dalarn segala waktu memiliki kecukupan jumlah atas pangan yang aman (safe) dan bergizi demi kehidupan y;ng sehat dar aktif. Menurut tru No.7 1996, ketahanan pangan adalah kondisi di mana terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi rumah tangga yang diukur dari ketercukupan pangan dalam hal jumlai dan kualitas dan juga adanyajaminan ata s keamanan (safety), distribusi yang me;ah dan kemampuan membeli.
- Di Indonesia aspek ketahanan pangan gfood secu ty) telah menjadi isu sentral dalam pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Masalah pangan dan ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari konteks komoditas beras. Hal ini rnengingai beras merupakan bihan pangan pokok (staple food) yang dikonsumsi oleh hampir seluruh rakyat Indonesii. Dengan dernikian ketersediaan beras menjadi faktor penting dalam memantapkan ketahanan pangan nasional.
-^.-, Penduduk Indonesia hampir 96 % makan beras daripada sumber pangan lainnya, sehingga setiap SeJolak harga beras sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Laporan paling allir brs lenlang kemiskinan melyatakan bahwa setiap bulannya pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk di barvah garis kemiskinan (pengetuaran
per buian di Uawal ni. t!Z.t+t,OOy untut m^embelr beras m€ncspai 21,10 70 dari uang yang mereka gunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. r€nrngga setiap. kenaikan harga beras berimplikasi pada bertambahnya porsi pengeluaran
penduduk untuk mendapalkannya. Adinya kenaikan harga beras apalagi dengan iingkat yangiinggi rnenurunkan Kemampuan penduduk yang berpenghasilan rendah dan miskin untuk hidup layak. i,tenuruf
ukuran l,rJ..penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada
bulan Maret 2b07 berjumtah 39,05juta lrwa (l?,75 %).
-- ,..,11"?tul terhadap ketahanan pangan disebabkan tedadinya ketidakseimbangan antara jumlah proouksr dan.konsumsi pangan. Jumlah konsumsi beras
di lndonesia tampaknya;kan sulit ditekan Karena se bag ian
, besar..masyarakar Indonesia mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Bila ::l]l:I: ,i::* dapat ditekan sementara jumlah produksi beras di tingkat nasional menurun, maka ,..1,:::1".r"-,:". ik- .:mperburuk kera-hanan pangan nasional. Namun sesungguhnya, berkumngnya lurnrah mengirnpor produksi beras tidak oromatis meniadi ancaman lerhadap ketahanan pangan setama mampu
beras dari luarneseri.
-!
Namun permasalahannya, dalam situasi perekonomian yang tidak menentu s€perti sekarang ini, mengimpor bems bukanlah persoalan yang mudah. Selain merugikan petani lokal, dampak psikologis karena lndonesia pemah dikenal dunia intemasional sebagai negara yang pernah berswasembada beras, juga disebabkan oleh masalah devisa. Mengimpor beras dari luar negeri membuat pemerintah harus memiliki cada[gan d€visa yang besar. Cadangan devisa akhimya menjadi fakor yang menentukan kareoa untuk mendatangkan beras impor tidak dapat menggunakd .upiah. Merosotnya nilai rupiah jelas akan memperburuk posisi daya beli Indonesia terhadap komoditas yang diimpor Aksesibilitas terhadap pasar intemasional yang terus berkurang pada gilirannya akan mengancam ketdunan pangan di tingkat nasional. Menipisnya cadangal devisa, stagnannya produksi beras serta masalah aksesibilitas t€rhadap pasar merupalcan sebagian dari banyak persoalan yang berpotensi besar terhadap ancaman k€tahanan pangan di tingkat nasional.
Menurut Amang dan Sawit (2001) kebljaksanaan impor beras yang berlebihan mengandung sejumlah resiko dalam mempertahankan kemandirian dan kekuatan sesuatu negam. pangall dapat dijadikan dat politik untuk menekan suatu negara ol€h negara besar atau otih negara pesarng, misalnya melalui embargo pangan. Apalagi upaya pemenuhan beras yang berasal dari impor bukanlah pekerjaan mudah. Hal ini karena volume beras yang diperdagangkan di pasar dunia relative kecil yaitu sebesar l5 juta ton atau sebesar 4-5 p€rsen dari total produki dunia sekitar 350juta ton beras. Dari 15 juta ton beras tersebut sebagian besar sudah memiliki pembeli (negara-negam di Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan juga Asia), sehingga bila Indonesia masuk ke pasar beras dunia d€ngan satu sampai duajuta ton akan mengakibatkan goncangan harga lieras di pasar dunia.
Kontroversi impor beras menjadi pennasalahan yang biasa setiap tahun, semenjak swasembada pan8an tidak mampu dicapai Indonesia. Impor ini memang dibutuhkao untuk mencukupi kebutuhan pangan dari kekurangan produksi dalam negeri, serta untuk menyangga stok pangan nasional dengan berbagai alasan. Tetapi impor beras dalam jumtah yang besar dan berielanjutan sangat d;ak diharapkan karena dilihat dari berbagai segi sangat tidak menguntungkan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah menyajikan tinjauan kitis terhadap masalah impor beras dalam jumlah besar akhir-akhir ini dikaitkan dengan pemnan komoditas bems yang sangat strategis dalam memantapkan ketahanan pangan nasional dari sudut pandang Islam. Dari hasil analisis diharapkal memberikan alternatif kebijakan untuk mengantisipasi permasalahan yang akan muncul. Metod€ perulisan makalah adalah mengkaji kepustakzan (ref ievr) dali berbagai sume6r seperti buku_ buku dan tulisan lain, majalah, surat kabar, hasil-hasil pengkajian dan sebagainya.
Kebijrkan Paogatr Indonesia
. _ Kebijakan harga beras relah menjadi basis kebijakan pangan dan beras lebih dari 300 tahun, sejak masa kolonial. Tetapi permasalahannya, dari kebijakan harga pangan hari ini sangat berbeda dengan asal muasalnya. Pemerintah kolonial Belanda selalu menginginkan harga buruh yang murah bagi investasi pertaniannya di nusantara. Karena itu, harga dasar pangan dan beras selalu ditekan r€ndah, karena harga beras sangat penting bagi konsumsi keluarga, sehingga perlu membuat harga dasar pangan utama tersebut rendah sepanjang waku (Mears dan Moelyono dalam Jonatan Lassa, 2006\.
. Presiden Sukamo mencontoh kebijakan yang sama dengan motivasi dukungan politik. Sukamo ingin melindungi kekuasaannya dengan cara mengambil hati pegawai negeri sipiida; militer dengan cara proteksi pendapatan melalui beras sebagai komponen gaji bulanan. Tujuannya yakni rezim yang belia memerlukan kesetiaan dengan dukungan poliaik (Meirs dan Voelyono aahm Jonatan Lass{ 2006).
_. Masa pemerintahao rejim Suharto selama 32 tahun secam telak menjiplak hal yang sama. Bisa dibayangkan dukungan beras untuk memberi makao 4,6juta pNS dan 0,5juta mititer atcan Uraampah pada hasil voting dalam pemilu. Kondisi rnenjadi lebih buruk ketik; beras dianggap menjadi barometer ekonomi pembangunan tapi pada saat yang sama berfungsi sebagai alat potitik (Mearsian Moelyono dalam Jonatan Lassa, 2006).
Kelahiran Badan Urusan Logistik (BULOG) tahun 1967, sejak awal diproyeksikan untuk menjaga ketahanan pangan lndonesia melalui dua mekanisme : stabilisasi harga beias dan pengadaan bulanan untuk PNS dan militer. Bulog b€rfungsi sebagai pengatur harga leras domestik secara signifikan lebih tinggi dari harga beras dufiia. Hal ini masih minjadi kebijak;n Megawati hingga tahun 2004 (Mears dan Moelyono dalam Jonatan Lass4 2006).
Kondisi ini diperparah lagi dengan korupsi di tubuh Bulog. Simatupaog (1995) menuduh kobfjakan pangar Indonesia sebagai ptaktek kleptocrucy, yang berarti baiwa rezim suharto ,uo-gguouk- Bulog sebagai mesin uang bagi k€Pentirgao pribadi dan keuntungan politis. Akhir rqid-sutog retap ditugasi . untuk. memerankan kontrol pasar p€rberasan Indonesia tetapi s€dikit dioorluas untut< menangani komoditas pangan lain seperti gula Pasir, gandum, jagung, kedelai dan sciunlah - komoditas lainnya (Mears dan Moelyono dalam Jonalan tass4 2006).
Tabel I menunjukkan bahwa Indonesia berupaya mencapai swasembada pangan sejak 1952 hingga hari ini. Pencapaian swasembada pangan 1984 tidak mampu dijaga secara berk€lanjutan. Yang ocdu dicatat adalah upaya mencapai swasembada pangan tidak disertai oleh upaya penguatan ketahan oanean (Mears dan Moelyono dalam Jonatan Lass4 2006).
Susilo Bambang Yudoyono (SBY) gencar mempromosikan "revitalisasi pertanian", dengan upaya mencapai swasembada bens maupun noFberas. Melalui pengarus-utamaan dengan altematif sep€rti jagung, singkong, disamping beras. Karena itu di atas kertas, ada peningkatan kualitas keiiialan dibandingkan rezim kepresidenan sebelumnya. Revitalisasi pertanian termasuk di dalamnya juge pembangunan sekor agribisnis demi terciptanya nilai tambah komoditas agribisnis demi pendapatan dan akses atas pangan yang lebih baik (Mears dan Moelyono dalam Jonatan Lass4 2006).
a b e l 1 . h Kcbi
Orde Rczim
Pemerintaha n
Kebijakan PangaD Catatan
Orde Lama (Paska
Kemerdekaan)
Soekamo 19s2-1956
Swasembada Beras rnelalui Program Kesejahtoraan Kasimo
1950-1952: BAMA (Yayasan bahan Makanan)
1953-1956: YUBM (Yayasan Urusan Bahan Makanan)
Soekamo Swasembada Beras melalui Program Sentra Padi
I956: YBPP (Yayasan
Badan
pembelian
Padi)
Board
1964: Bimas dan Panca-Usaha Tani
Pemerintahan
Transisi
1965-1961
1966: Komando Ingistik Nasional (KOLOGNAS)
1967. Dibubarkannya
KOLOGNAS
1967: BULOG didirikan dan berfungsi sebagai pembeli beras tunssal
Orde Baru (Orde Pembangunan)
Soeharto Repelita 1&2
t969-t979
Swasembada Beras 1969: Tambahan tugas Bulog: Manajemen Stok penyangga Pangan nasional-an penggunaan neraca pangan nasional sebagai standar ketahanan pangan. 1971: Tambahan tugas Bulog sebagai pengimpor gula dan gandum
1973: Lahimya serikat petani Indooesia
1974: Tambahan tugas Bulog: Pengadaan daging untuk DKI Jakarta
1974: Penggunaan Revolusi Hijau untuk mencapai swasembada beras
[image:8.528.19.453.279.748.2]I977:Tambahan tugas Bulog: kontrol impor kacang kedelai. 1978: Penetapan harga dasar jagug, kedelai, kacang tanah
dan kacans hiiau. Soehano
Repelita 3&4 1979-t989
Swasembada Pangan 1978: Keppres 391 1918,
Pengembalian tugas Bulog sebagai cantnol harga untuk gaball befts, tepung gandum, gula pasirdll
1984: Mdali dari FAO atas tercapainya Swasembada Pansan Soeharto
Repelita 5,6, 7
I969-1998
Swasembada bems 1995: Penganugerahan pegawai Bulog sebagai PNS
1997: Perubalan firngsi Bulog untuk mengontol hanya harga beras dan gula pasir.
1998: Penyempitan peran Bulog yang berfungsi sebagai pengontrol harya saia
Reformasi (Transisi)
Habibi 1998/ 1999
Srvasembada Beras 1998/ 1999t Penjualan pesawat IPTN yang ditukar dengan beras Thailand
Ab<iurmhman Wahid
1999t2000
Swasembada Beras 2000: P€nugasan tugas Bulog untuk management logistik beras (penyediaan, distribusi dan kontrol harga)
Reformasi (Setelah 2000)
Megawati 2000/ 2004
Swasembada Beras 2003 : Privatisasi Bulog
2004: No-Option Strateg kecuali swasembada beras SBY
2004-2009
Revitalisasi Pertanian 2005: Revitalisasi
Fertanian-komitmen (janji) urtuk meningkatkan p€ndapatan pertantan untuk GDP, pembangunan agribisnis yang mampu menyeraP tenaga kerja dan swasembada beras, jagung selta palawiia
Sumber:Mears dan Moelyono dalam Jonatan LassaJoa;
Perkembangan Im[or Berrs
. Indonesia pemah mencapai swztsembada beras pada tahun 19g4. Namun sejak swasem beras diraih, laju pe(umbuhan produksi b€ms nasional cenderung menurun dan se;akln tidak s
s€hingga sejak tahun 1994, Indonesia sudah tidak lagi berswase;bada beras. Dengan pola produksi bei?s yang mel^nd^i (Ieveling A maka prcduksi beras dalam negeri semakin tidak-dapat diandalkan
sebagaisumber utama penyediaan pangan nasional sehingga rnenyebabkan impor beras berketanjutan oengan votum€ yang lerus meningkat. perkembangan impor bems pada periode 19g5_1993 (oeriode ocngan volume yang terus menngkat. perkemban€an impor bems pada periode 19g5_1993 (periode swasembada) rata-rata mencapai 0,16 juta tor/ tahun, dan pada periode'1994_1997 (periode setelah tidak beBwasembada bfmj s_{qa1!91ean seUelum krisis e[onomi.1 menin*at menjaji rala_rata I,l0 J uta ton/ larl un, dan periode I 99 8 -2000 ( per iode k isis) meningtat lebih besar menjadi 4,65juralon/
tahun..Perkembangan volume_impor beras periode I985_2000 d;par dilihat pada Ta6el 2.
r\rnr rnoonesfa me pakan oegara net impofrer bems terhsar di dunia. Departemen pertanian Amerika Serikat (USDA) menyebutkan talun 1002 lima Negara pengimpor bera's terbesar di dunia yarlu lndonesia (1,25 juta ton). Nigeria (1.7juta ton), Iran (1,jjuta lon), Filipina (l,2juta ton) dan Irak
t
E
E
(l,l juta ton). Pada tahun 2001, Indonesia menjadi Negara pengimpor tcras nomor dua setelah Nigena.-
Prediksi USDA yang terbaru menunjukkan Indonesia masih menjadi pengimpor beras terbesar. pndiksi impor beras ini masih sama besar dengan prediksi USDA tahun 2002. Prediksi impor impor b€rrs m€ourut Pusat Studi Pembangunan (PSP-IPB) untuk t6hun 2003 sekitar 2,3 juta ton. Meskipur !.rhitungan PSP-IPB ini lebih kecil dari USDA, namun impor bems tersebut masih tergolong besar.
Trb€l2. P€rkem ImDor Beras
No Tahun Impor Ketemngan
t 2 3 4 5 7 8 9 l 0
u
t 2
l 3
l 4 l 5 t 6 t 7 l 8 l 9 20 2 l 22 1985 l9E6 1987r988
l9E9 1990 1991 1992r993
1994
1995
t996
t997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
0 0 t20 0 464 3 0 119 634 0 876 3 0 1 41090 401 7 1 0 0 5044
1 8 0 0 68,73 7
r,000,586
655,126 29,350 68,800 291,8'72
Rata-rata impor beras: 1985-1993 : 0,16 jutaton 1994-1997 : l,l0juta ton 1998-2000 :4,65 juta ton
Sejak S€ptember 1998, impor beras dilakukan swasta (importir um0m)
Rata-rata
Sumber: Simatupang, et.al (1999), (1985-1997); Erwidodo, et.al (1999), 1985-1997: Surono (2001), 1992-1999; dan Amang dan Sawit (2001), 1990 - 2000
Politik Pangan Islam
Bergejolaknya harga beras pada dasamya disebabkan oleh tidak tercukupinya pasokan beras ke masyarakat dan macetnya distribusi beras atau dis€babkan oleh kedua faktor tersebut. Bila permasalalran melonjaknya harga beras disebabkan oleh kurang pasokan beras yang mungkin disebabkan oleh produksi beras petani lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat maka langkah yang ditempuh oleh Negara adalah lebih menguatkan dan mendisiplinkan politik pertanian agar tercapai produktifitas pertaoian yang tinggi. Dalam kondisi darurat sepanjang tidak menyebabkan kerugian petani lokal di mana tidak ada pilihan lain lagi kecuali harus mendatangkan bahan pangan dari luar maka pemerintah harus melakukan kebijakan impor beras. Impor beras dilakukan pemerintah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan rakyat bukan untuk berbisnis.
Bila naiknya harga beras disebabkan oleh masalah distribusi, maka harus dilihat penyebabnya yakni apakah disebabkan oleh faktor fisik seperti rusaknyajalan dan tiadanya sarana transportasi yang memadai ataukah karena permainan spekulan yang menimbun beras. Bila penyebabnya masalah yang pertama, maka yang harus dilakukan pemerintah adalah segera memperbaiki jalan dan sarana transportasi yang rusak tersebut. Bila penyebabnya karena penimbunan beras, maka pemerintah secepatnya mengembalikan beras yang ditimbun oleh pedagang spekulan t€rsebut dan memberikan hukuman setimpal terhadap para pelakunya. Perbuatan rnenirnbun beras hukumnya mutlak hararn sebab Rasulullah SAW telah melarang manusia melakukan penimbunan bahan makanan dan menyatakan perbuatan tersebut adalah salah.
Impor Beras dalam Pandangan Islam (Ngatindriatun, Hertiana lkasari)
1985-2006
Abdurrahman al-Maliki dalam Muttaqin (2007) menyatakan pertanian m€rupakan salah sumber primer ekonomi di samping perindustrian, perdaganga[ dan tenaga manusia (asa). De demikian pertanian m€rupakan salah satu pilar ekonomi yang mana bila p€rmasalahan pertanian ti dapat dipecahkan dapat menyebabkan goncangnya perekonomian, bahkan akan mernbuat suatu n€l
menjadi lemah dan berada dalam ketergantungan pada negara lain.
Dalam bidang pertanian Indonesia dan negara-negara berk€mbang terp€rangkap dalam j nega$-n€gara maju dalam bentuk perdagangan bebas dan pasar bebas yang dinaungi oleh organ World Trude Organization (I/TO). Negara-negara berkembang didesak ol€h negara-negara maj u membuka pasar dalam negeri mereka dengan menghilangkan proteksi pertanian nasional baik pencabutan subsidi maupun dengan penghapusan hambatan tadf. Sebaliknya negam-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman dan Perancis melakukan proteksi luar biasa para petani mereka dalam bentuk subsidi, hambatan tarif dan halangan-halangan impor lai Negara-negara maju tefsebut meyadari betapa pentingnya pertanian bagi perekonomian oan ketahanan pangan untuk kemandirian
Negara-Bagi Negara klilafah, politik pertanian mutlak adanya agar potensidan kekuatan khilafalr digali dalam mngka menciptakan pemerintah yang mampu menenuhi kebutuhan pangan secara mandiri sebagai wujud dari memelihara dan mengatur urusan umat. Menurut al-Maliki
intensifi kasi dan ekstensifi kasi.
Intensifkasi merupakan usaha untuk meningkatkan produksi tanah, termasuk menciptakan bi tanaman unggul dan berkualitas- Untuk mencapai intensifikasiyang optimal negara harus mend
dan membiayai riset pertanian yang bertujuan menghasilkan bibit tanaman unggul dan berkMlitas, riset yang mengarahkan kepada peningkatan kesuburan tanah atau kesuburan media menan tanaman pangan lainnya,juga menciptakan pupuk dan obarobatan yang aman dan ramah lingkungan.
Hasil riset pertanian harus direalisasikan dalam kebijakan negara mendorong para petani. meningkatkan produktifitas pertanian nereka. Dalam hal ini, negara harus menciptakan beragam: kebijakan yang inovatif untuk memberikan dorongan kepada petani baik berupa pemberian lahan{
Muttaqin (2007), politik pertanian merupakan kebi.jakan perraoian unruk mencapai produksi pertanii yang tinggi. Untuk menciptakan produksi pertanian yang linggi digunakan dua hetode yai
pertanian kepada para petani, pelatihan dan bimbingan pertanian, pembangunan infrastrukur seperti jalan, listrik, samna air dan irigasi khususnya yang mampu menjangkau wilayah pedesaan. Di samping usaha tersebut, pemerintah juga harus menjamin terserapnya produksi pertanian pada petani de;gan harga yang layak.
Ekstensifikasi dilakukan dengan jalan perluasan area pertanian. Untuk merealisasikan program €ktensifikasi pertanian negara harus menggunakan metode hukum-hukum pertanahan, di mana negara mengatur distr'busi kepemilikan tanah kepada nasyarakat yang mampu mengolahnya menjadi lahan pertanian, mencegah terjadinya .nronopoli tanah oleh pihak individu dan swasta, mengambil kepemilikan tanah dari orang yang telah menelaotarkan tanah lebih dari 3 tahun dan menyerahkan kepemilikannya kepada siapapun yang nembutuhkan dan mampu menggarapnya.
Upaya meningkatkan dan menjaga produktilitas pertanian dewasa ini tidak cukup dilakukan hanya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi, tetapi juga meljputi upaya melindungi dan menjaga keberlangsungan produksi pertanian. Dalam hal ini elek rumah kaca (greer rorrre) berupa perubahan iklim sudah tidak dapat dielakkan lagi sebagai akibat industri kapitalis yang sembrono dan tidak bersahabat dengan lingkungan. Untuk itu Negara khilafab harus mengatur dan menciptakan industri, sumber energi dan system transportasi yang ramah lingkungan.
Kebijakan Ketahanan Pangan Islam di Indonesia
Islam memerintahkan bahtva pemerintah adalah pelayan rakyatnya, bahkan digambarkan pemimpin itu seperti penggembala yang akan dimintai pertanggunqiawabannya di hadapan Allah atas yang digembalakan.
Di dalam Islam, yang menguasai hidup orang banyak tidak boleh dimiliki, dikuasai dan dikelola oleh peromngan atau kelompok maka pemerintahlah yang wajib menyediakan untuk kepentingan semua ralq/at. Secam prinsip maka bisa digambarkan secara teknis bagaimana seharusnya pengelolaan beras khusunya di Indonesia :
Bada! Ketahanan Pangan atau lembaga yang ditunjuk pefierintai seharusnya memiliki pola rodoara dari target yang sudah jelas dari data-data potensi yang ada untuk membuat pelayanan rcrhadlP masyarar(at'
l. Pelayanan terhadap masyarakat petani
pemerintah sudah menetapkan daerah-da€rah sentra produksi padi dengan target yangjelas, maka kmbaga pemerintal ini akan berupaya semaksimal muogkin dengan pemerintah daerah secara l.lgsung m€ngarahkan para petani yang lahannya potensial untuk tanaman padi agar menanam padi sosuai program pemerintah. Memberikao teknologi budidaya yang utuh sesuai program pemerintah kepada para petani yang menanam padi dan memberikan kemudahan akses untuk memp€rcleh sarana dan pmsmna budidaya seperti kelancaran pengaimn, penanggulangan HPT (Hama dan Penyakit Tananan) secara terpadu, pemupukan berimbang dan lain sebagainya yaog terkait dengan pola budidaya yang ada. Kemudian lembaga ini menjadi tempat pelayanan distribusi langsung pemerintal kepada petani terkait dengan subsidi pem€rintah tidak melalui perantara swasta seperti kelompok usaha tani atau uniFunit usaha Iain atau dengan kata lain ada setiap petugas dari lembaga ini yang Iangsung berfungsi sebagai pelayan dan pembina atau ketua dari kelompok tani denga[ catatan ada pefldapatan yang diberikan oleh pemerintah kepada petugas ini sehingga menutup kemungkinan petugas untuk mencari pendapatan tambahan.
Lembaga pemerintah yang ditunjuk ini juga bertugas memantau atau dan menampung hasil panen petani dengan harga yang sudah ditetapkan dengan perhitungan di.atas biaya produksi. Lembaga ini juga bertugas untuk langsung memotong hasil panen untuk zakat pertanian bagi yaog muslim dan
pajak bagi non muslim. Hasil dari zakat ini dikelola untuk didistribusikan ke fakir miskin, sedangkan pajak langsung masuk ke pemerintah. Lembaga inijuga menyimpan hasil panen dan mendistribusikan ke daerah-daerah secara nrerata sesuaijunrlah penduduk dan kebutuhannya akan pangan khususnya
2. Pelayanan terhadap masyarakat
Lembaga pemerintah ini juga melayani secara langsung pendistribusian beras ke semua rakyat dengan membentuk ag€n-agen resmi yang telah ditunjuk (pegawai pemeintah) yang bertugas menjual langsung ke masyarakat. Petugas ini digaji langsung sehingga tidak akan memungkinkan mempermainkan harga, keuntungan sepenuhnya daripenjualan masuk ke kas negara.
. lnilah salah satu alt€matif pilihan yang ditawarkan yaitu pelayanan langsung kepada para petani dan masyarakat umum tenrtama untuk kebutuhan pokok khususnya beras. pola seperti ini akan menutup para pelaku-pelaku bisnis yang dengan sengaja untuk mengeruk keuntungan dari penderitaan masyarakat. Di sisi yang lain, pertanian Indonesia ke depan akan semakin mantap karena langsung dilayani oleh pemerintah. Teknologi budidaya akan berkembang cepat sesuai teknologi yang-telai dikembangkan oleh pemerintah karena transfer teknologinya cepat dan akan tepat sasaran, k€mudian teknologi tersebut akan terintegral dalam satu pola yang inovatif dan produktif karena melibatkan s€mua komponen yang ada di departemen pertanian untuk menangani secara langsung setiap permasalahan yang muncul di tingkat petani. Harga akan stabil karena langsung dikontrol pemerintah mulai dari penyediaan hingga pendistribusiannyasehingga tidak ada pihak swasti yang bias menimbun
, Ketika kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi dan didapat secara murah akan meningkatkan Kemakmuran dan memunculkan usaha-usaha tani yang produkstif yaitu pengembangan pertanian di luar-kebutuhan pokok masyarakat. Masa depan pertanian Indonesia akan menjadi barometer dan sekaligus pengekspor terbesar dari bidang pertanian. Di pihak swasta (individu, kelompok atau perusahaanj mereka akan terpacu untuk mengambil peran di bidang sekunder (di luar kebutuhan pokok) sehrngga akan memacu kemajuan bidang pertanian yang selama ini belum termaksimalkan.
Penutup
, _ Indonesia sebagai negara berkembang yang.jumtah penduduknya cukup besar harus menghindari Kelergantungan yang terlalu besar tedradap impor beras. Hal ini karena akan banyak mengandung resrko terhadap keterbatasan devlsa negara, melemahnya nilai rupiah terhadap dolar, ketidakstabila; narga berasdi pssar dunia, sehingga akan mengakibatkan rapuhnya ketahanan pangan nasional.
- ,.Pemberian ijin impor kepada pihak swasta agar dikajiulang. Sebaiknya beras-dilakukan proteksi, s€hrngga impor beras dikendalikan oleh pemerintah agar nasyarakat tidak menjadi objek mencari Keunfunsan
Menurunnya produksi beras. dengan konsekuensi mengimPor.beras
dalam jumlah besar
bemotensi besai terhadao ancarnan ketahanan berkelanjutan merupakan persoalan yang.--:- -r-- -ani
;;'ffii]"il;;;;i# il"ll.nv"aiuun 6eras
--': '- I .,sebagai
bahan
pangan.
*1t"9i' *T,Tj'i:l:"
un 1998. implika-si sosial dan politik yang bemilai sangat mahal, sepeni vang relah 1"J,1-' pj::::"",""r.
il;;;;il;.';i;;
i#potensi kekiaun
kelembagaan
F*f"*'ii-T,':-1*l
td#;;i'";"kr;;k";;;s*
inlon"ri, ."ngg*tungkan k-ebutuiun
berasnva
pada pasar
luar
s€oara berk€ltnjutan.
iip"v"'"*"i*i"f"ek,kan Produksi
' ''
beras
dapatdilakukan
m€lalui
Peningkatanitrollllltt::
tisa Lali. memberikan
inientif kepada
petani
penin*atan
indeks
penanaman
menjaol '.
llli,il"?'ti"i"i"i"' eliJ a""
'."nu"ink"n
hu'g"
"up.ot"n
(benih'
pupulq
9l-o::l',:11
."ri-""ijirm "ttrttgrn
"h"trlp.ny"kit dan memperbaiki
manajemen
Pasca.
paren seh
ii"fri'f""g""
ft*if g"t"ttiapal ditekan
dan
penurunan
rendemen
bems
dapat
diperkecil
Daftsr Pusl.ka :
Amanq. BedLt dan M.H. Sawit 200l Kcbijnknu IlcrT s dan Pangan Nasionrl' Pclajaran " orde Baru dan orde Refornr:rsi Edisi Kedrrr. Penerbil IPB Press' Bogor'
E r w i d o d o , A . H . M a l i a n , C s a l e h , s M a r d i a n l o d a r A K z a k a r i a l 9 9 9 P c n g k a j i a n P c n g a m a n a ! :
-
--
iu,g" Ou"^"
irb^h d,tn Pencrrp'ro
Kcbiirkan
Tarif Inpo" B":":'.!"-ti1-lT]:T
lll'
ii;rril;iiiJti;;;;r^n
t"n'tnugun"u
r"sca Krisis Ekonomi
Monograph
Series
No'
iO. f. S"a*"nio, L W Rtrs:rstra,
E Jamal
(Edt Puslit
Sosek
Pertarian
Badan
Litbang
Pertanian. Hal. 257-268
Munaoin. Hidavatullah 2007 Bcras drn Politik' Corpusalienum.multiPly.com/ journal/ itern/ 103/ Diartses tanggal6 Juni2008 Pk. l2 4E WIB
Notonasoro, -Corousatienurn Aryo. 200T Libcralisasi Perberasan multiply.co'n/JoLlmal/llenvl 0l/Konsep Diakses tanggal6 Juni2008 pk. 12 30 WIB
Pingau Negara Khilafah http: Konsep Ketahanan Pangan dalom lslam
Menyengsarakan Rakyat
Ketahanan Pangan dalam Islam,
Lassa, Jonatan. 2006, Potitik Kcllhanan Pangan Indonesia 1950-2005, pdf. Diakses tanggal6 Juni2008 pk ll 00 WIB
Safuan, 'An_caman Sugiharso. 1997. Ketahanan Pangan dan Gejolak Moneler dalam Penduduk' Pangan d Hantu Malthus. Wara Demografi No. 31 199'l l-embaga Demografi' Fakul Ekonomi, Universitas Indonesia
Sapuan. 1999. Perkembangan MAntrjemen Pengendalian Harga Berts di Indonesia 1969-19 Agro Ekonomika (l): 29-37
Sawit, M.H.1998. Harga Berrs di Dalan dan di Luar negeri Republika' 28 Januari 1998
Simatupang, ' P. 2000. Anatomi Masalah Produksi Nasional dan Upaye MengatasiDya S frasional Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke Depan' 9-10 November 2000. Puslit Sosek Pertanian, Bogor'
Iar !o(
E,
t1
Sima$pang, P. Nizwar Syafa'at, Erwidodo, dan A-H Malian 1999' Peodntu'tr Trrif lmpor Berrs: -"'- '
ilternatif Pengamanan Kebijaksanaao Pembangulan Pesca -I(risis Ekooomi' t,tonoeopl, S"rils No.20 T. Sud.rya-nlo, I W Rusastra' E Jamal (Eds)' Puslit Sosek Perranian- Badan Litban gPeftanian. H^l24'l -256
<"mdi. 2004, KetaheDrtr P!trgrn dan Impor Beras B€rk€tanjuhn Puslit Sosek Pertanian' Badan Litbang Pertanian. lcaserd Working Pap€rNo 45