• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA melalui strategi identitas korporat siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA melalui strategi identitas korporat siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS III MI DARUSSALAM SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

ANNISATUL SHOLIKHA D77213058

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Makhluk Hidup Mata Pelajaran IPA Melalui Strategi Identitas Korporat Siswa Kelas III MI Darussalam Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Wahyuniati, M.Si.

Kata Kunci: Pemahaman, Mata Pelajaran IPA, Strategi Identitas Korporat

Latar belakang penulisan ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo pada materi Penggolongan Hewan mata pelajaran IPA. Guru yang masih menggunakan strategi konvensional yakni pembelajaran bepusat pada guru sehingga pemahaman siswa kurang dikarenakan selama pembelajaran siswa kurang aktif. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis menggunakan inovasi strategi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi penggolongan hewan mata pelajaran IPA, yaitu strategi Identitas Korporat.

Rumusan masalah yang diambil pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan strategi Identitas Korporat pada materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo setelah diterapkan strategi Identitas Korporat?. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan strategi Identitas Korporat pada materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo setelah diterapkan strategi Identitas Korporat.

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus dengan empat tahap pada tiap siklusnya, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Signifikansi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 9

1. Pengertian Pemahaman ... 9

2. Kategori Aspek Kognitif ... 10

3. Indikator Pemahaman ... 12

(8)

B. Mata Pelajaran IPA ... 14

1. Pengertian IPA ... 14

2. Ruang Lingkup IPA ... 16

3. Hakikat Pembelajaran IPA ... 16

4. Materi Penggolongan Makhluk Hidup ... 18

a. Penggolongan Hewan Berdasarkan Tempat Hidup ... 18

b. Penggolongan Hewan Berdasarkan Cara Gerak ... 19

c. Penggolongan Hewan Berdasarkan Cara Berkembang Biak ... 20

d. Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan ... 20

e. Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuh ... 23

f. Penggolongan Hewan Berdasarkan Cara Bernafas ... 24

C. Strategi Identitas Korporat dalam Meningkatkan Pemahaman ... 24

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 24

2. Komponen Strategi Pembelajaran ... 26

3. Strategi Identitas Korporat ... 28

4. Kelebihan Strategi Identitas Korporat ... 30

5. Kekurangan Strategi Identitas Korporat ... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 36

C. Variabel yang Diselidiki ... 37

D. Rencana Tindakan ... 37

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 44

F. Analisis Data Penelitian ... 64

G. Indikator Kinerja ... 67

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69

1. Siklus 1 ... 70

2. Siklus 2 ... 83

3. Perbandingan Hasil Penelitian ... 96

B. Pembahasan ... 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 104

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Pemahaman ... 11

3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 42

3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 43

3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 45

3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 46

3.5 Kisi-Kisi Tes ... 49

3.6 Kisi-Kisi Soal Siklus I ... 52

3.7 Kisi-Kisi Soal Siklus II ... 56

3.8 Kriteria Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 61

3.9 Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Pemahaman Rata-Rata Kelas ... 62

3.10 Kriteria Tingkat Keberhasilan Kelas ... 63

4.1 Daftar Nilai Tes Siklus I ... 70

4.2 Daftar Nilai Pemahaman Siswa Siklus I ... 72

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 74

4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 76

4.5 Daftar Nilai Tes Siklus II ... 84

4.6 Daftar Nilai Pemahaman Siklus II ... 86

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 87

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 89

4.9 Perbandingan Hasil Nilai Tes Dengan Nilai Pemahaman Siklus I ... 91

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya ... 19

2.2. Pengolongan hewan berdasarkan cara geraknya ... 20

2.3 Penggologan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya ... 21

2.4 Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya ... 23

2.5 Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya ... 24

2.6 Penggolongan hewan berdasarkan cara bernafasnya ... 24

3.1 Pola Siklus Model Kurt Lewin ... 32

4.1 Guru melakukan motivasi dengan tepuk ... 67

4.2 Kelas dibagi menjadi 3 kelompok dan siswa duduk melingkar ... 68

4.3 Siswa melakukan diskusi bersama kelompok ... 69

4.4 Siswa mengerjakan LK secara individu ... 70

4.5 Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca do’a ... 73

4.6 Guru melakukan apersepsi melalui proses tanya jawab ... 81

4.7 Kelompok duduk melingkar dan mempelajari materi ... 82

4.8 Guru menggunakan media untuk memberikan penguatan ... 83

(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1Rata-rata nilai ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan pemahaman

siswa siklus I dan siklus II ... 94

(13)

DAFTAR RUMUS

Rumus Halaman

3.1 Menghitung Skor Observasi Aktivitas Guru ... 60

3.2 Menghitung Skor Observasi Aktivitas Siswa ... 61

3.3 Menghitung Nilai Rata-Rata Pemahaman ... 62

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

2. Surat Pernyataan Penelitian Dari Madrasah

3. Profil Madrasah

4. Hasil Validasi Dokumen RPP Siklus I

5. RPP Siklus I

6. Hasil Validasi Lembar Kerja Individu Siklus I

7. Lembar Kerja Individu Siklus I

8. Hasil Lembar Kerja Individu Siklus I

9. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

10.Hasil Validasi Dokumen RPP Siklus II

11.RPP Siklus II

12.Hasil Validasi Lembar Kerja Individu Siklus II

13.Lembar Kerja Individu Siklus II

14.Hasil Lembar Kerja Individu Siklus II

15.Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

16.Dokumentasi Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

17.Surat Tugas Bimbingan Skripsi

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit

pada alinea keempat. Bahkan pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak

asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak.1 Melalui

pendidikan, siswa yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti

menjadi mengerti dan yang tidak paham menjadi paham.

Pada umumnya, guru sekarang bergabung dengan mendirikan

perkumpulan atau persatuan guru bidang studi yang bertujuan memajukan

pendidikan di Indonesia. Ilmu Pegetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu

mata pelajaran yang ada di SD/MI. IPA memegang peranan yang sangat

penting. Hal ini disebabkan karena kehidupan sangat tergantung dari alam,

zat terkand ung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.2

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diikutkan dalam Ujian

Nasional bagi siswa SD/MI. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA

hendaknya dibuat menyenangkan, lebih bermakna serta berkesinambungan

agar hasil yang didapat bisa maksimal. Pada mata pelajaran IPA, terdapat

materi penggolongan makhluk hidup yang ada di semester I kelas III SD/MI.

Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Namun dalam

1 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014), 1

(16)

pembelajaran IPA di kelas III semester 1 ini materi penggolongan makhluk

hidup terbatas pada penggolongan hewan dan tumbuhan berdasarkan

persamaan cirinya.

Guru IPA wajib memiliki empat kompetensi, sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dalam UU No. 14 tahun

2005 dan Standar Nasional Pendidikan dalam PP No. 19 tahun 2005.

Kompetensi tersebut diantaranya adalah: (1) Kompetensi Pedagogik, yaitu

kemampuan melaksanakan proses pembelajaran IPA; (2) Kompetensi

profesional, yaitu kemampuan menguasai materi IPA; (3) Kompetensi

kepribadian, yaitu kemampuan menjadi teladan bagi siswa dan sejawat,

atasan dan bawahan; dan (4) Kompetensi sosial, yaitu kemampuan hidup

bermasyarakat di sekolah maupun di luar sekolah.3

Selain empat kompetensi di atas, juga terdapat delapan keterampilan dasar

mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar

mengajar. Kedelapan keterampilan mengajar yang dimaksud meliputi: (1)

keterampilan bertanya; (2) memberikan penguatan; (3) mengadakan variasi;

(4) menjelaskan; (5) membuka dan menutup pelajaran; (6) membimbing

diskusi kecil; (7) mengelola kelas; (8) mengajar kelompok kecil dan

perorangan.4 Seorang guru IPA hendaknya memiliki variasi dalam mengajar,

yakni variasi dalam penggunaan strategi pembelajaran IPA yang disesuaikan

dengan karakteristik siswa.

3 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi ..., 26.

(17)

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 27 Oktober 2016 terhadap

guru mata pelajaran IPA, disampaikan bahwa guru sering menggunakan

stategi konvensional. Sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam proses

pembelajaran dan membuat siswa menjadi jenuh, ramai, dan terkadang siswa

tidak memperhatikan penjelasan guru.5

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA pada

tanggal 08 November 2016, diperoleh data tentang nilai pemahaman minimal

yang harus dicapai adalah 81. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru

mata pelajaran tersebut, sebanyak 3 siswa atau setara dengan 27,27%

mendapat nilai di atas nilai pemahaman minimal dan tuntas. Sedangkan

sebanyak 9 siswa atau setara dengan 72,73% mendapatkan nilai pemahaman

di bawah minimal dan tidak tuntas.6

Dalam strategi konvensional, guru menjadi pusat perhatian siswa dan

satu-satunya orang yang memberikan informasi bagi siswa. Sehingga siswa

menjadi pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Pada

dasarnya terdapat berbagai macam strategi yang dapat digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar untuk memaksimalkan tujuan pembelajaran. Salah

satu strategi yang dapat digunakan untuk memaksimalkan tujuan

pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi Identitas Korporat.

Peneliti menerapkan strategi Identitas Korporat agar melatih siswa untuk

bertanggung jawab atas pemahaman antar anggota kelompok. Strategi

Identitas Korporatini diharapkan mampu mengatasi permasalahan mengenai

(18)

pemahaman siswa terhadap penggolongan makhluk hidup. Sehingga strategi

Identitas Korporat berpotensi dapat meningkatkan pemahaman siswa materi

penggolongan makhluk hidup siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sarifah Aini yang

berjudul “Penerapan Strategi Identitas Korporat untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 010

Tanjung Alai Kecamatan XIIII Koto Kampar Kabupaten Kampar”

menyatakan bahwa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,62

dengan ketuntasan 68,35%. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata

sebesar 73,75 dengan ketuntasan mencapai 93,75%. Dapat diambil

kesimpulan bahwa penerapan strategi Identitas Korporat dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitan Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Pemahaman

Materi Penggolongan Makhluk Hidup Mata Pelajaran IPA melalui Strategi Identitas Korporat Siswa Kelas III MI Darussalam Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan strategi Identitas Korporat pada materi

Penggolongan Makhluk Hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III

(19)

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi penggolongan makhluk hidup

mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo setelah

diterapkan Strategi Identitas Korporat?

C. Tindakan Penelitian

Tindakan yang dipilih peneliti dalam meningkatkan pemahaman materi

penggolongan makhluk hidup pada siswa kelas III MI Darussalam yaitu

dengan menggunakan strategi Identitas Korporat. Strategi tersebut dapat

membuat siswa nyaman dalam belajar, karena siswa mendapatkan

pemahaman materi dari proses diskusi kelompok.

D. Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan strategi Identitas Korporat pada materi

penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI

Darussalam Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi penggolongan

makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam

(20)

E. Lingkup Penelitian

1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas III MI Darussalam

Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah 11

siswa.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA Kelas III semester ganjil

materi penggolongan makhluk hidup melalui strategi identitas korporat.

3. Standar Kompetensi : 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 1.2 Menggolongkan makhluk hidup secara

sederhana.

Indikator :

1.2.1. Siswa dapat mengartikan ciri-ciri penggolongan hewan

berdasarkan persamaan cirinya.

1.2.2. Siswa dapat memberikan contoh penggolongan hewan

berdasarkan persamaan cirinya.

F. Signifikansi Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi signifikansi sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dapat melaksanakan strategi Identitas Korporat di lingkungan

(21)

b. Dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

IPA materi penggolongan makhluk hidup.

c. Dapat meningkatkan pemahaman siswa.

d. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

2. Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam penyusunan program dan

proses pembelajaran IPA.

b. Dapat mengoptimalkan penggunaan strategi Identitas Korporat dalam

pembelajaran.

c. Tersusunnya prosedur pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang

benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dengan menerapkan strategi

Identitas Korporat.

4. Bagi Pembaca

Dapat menerapkan strategi identitas untuk referensi penerapan

pembelajaran dalam kelas.

5. Bagi Sekolah

a. Dengan hasil penelitian ini diharapkan MI Darussalam dapat lebih

meningkatkan penggunaan strategi Identitas Korporat dalam

(22)

b. Dapat meningkatkan kualitas siswa.

c. Dapat meningkatkan kualitas lulusan dan meningkatkan grade

(23)

A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Dalam taksonomi Bloom, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu

mengetahui atau mengenal.7 Pemahaman adalah kemampuan mental untuk

menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau

ungkapannya sendiri.8

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat. Dengan kata lain

memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

berbagai segi.9 Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:10

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan

dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari satu bahasa ilmiah ke bahasa

yang lain, mengartikan konsep, simbol dan lain sebagainya.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan

bagian-bagian terdahulu yang diketahui berikutnya, atau

7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), 24.

8 Syarif Hidayat, Profesi Kependidikan: Teori dan Praktik di Era Otonomi (Tangerang: PT Pustaka

Mandiri, 2012), 94.

(24)

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Tingkat ketiga atau tingkat pemahaman tertinggi adalah pemahaman

ekstrapolasi. Pada pemahaman tingkat ini, diharapkan seseorang dapat

membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi

dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Berdasarkan tingkatan pemahaman di atas, penelitian tindakan kelas ini

difokuskan pada tingkatan terendah, yakni tingkatan terjemahan dan

penafsiran.

2. Kategori Aspek Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di

dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis

mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Pada salah satu

kemampuannya terdapat istilah pemahaman, yakni kemampuan untuk

memahami arti, interpolasi, interpretasi instruksi (pengarahan) dan

masalah. Pemahaman dikategorikan dalam aspek kognitif karena

memanfaatkan kinerja otak dalam berfikir.

Taksonomi ini mengelompokkan aspek kognitif ke dalam enam

kategori. Keenam kategori itu mencakup keterampilan intelektual dari

tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi. Keenam kategori itu tersusun

(25)

apabila tujuan pada tingkat di bawahnya telah dikuasai. Adapun keenam

kategori tersebut adalah sebagai berikut :11

a. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan untuk

mengingat akan informasi yang telah diterima, misalnya informasi

mengenai fakta, konsep, rumus dan sebagainya.

b. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan mental

untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau

ungkapannya sendiri.

c. Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan untuk

menerapkan informasi yang telah diketahui ke dalam situasi.

d. Kemampuan kognitif tingkat analisis dan sintesis adalah kemampuan

menguraikan atau mengkombinasikan suatu fakta, konsep, pendapat,

asumsi dan semacamnya atas elemen-elemennya, sehingga dapat

menentukan hubungan masing-masing elemen.

e. Kemampuan kognitif tingkat evaluasi adalah kemampuan menilai suatu

pendapat, gagasan, produk, metode dengan suatu kriteria.

f. Kemampuan kognitif tingkat kreasi adalah kemampuan membuat dan

memodifikasi elemen-elemen menjadi satu produk yang dihasilkan.

Dari uraian penjelasan di atas, pada penelitian kali ini peneliti menitik

beratkan pada kemampuan kognitif tingkat pemahaman yakni kemampuan

(26)

siswa untuk menjelaskan informasi tentang materi penggolongan makhluk

hidup dengan bahasa sendiri.

3. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa

indikator yang diinginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki

beradasarkan kategori proses kognitif .

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif 12

Kategori Proses Kognitif Contoh

2.1 Mengartikan Contoh, menguraikan dengan

kata-kata sendiri tentang ciri-ciri penggolongan hewan.

2.2 Memberikan Contoh Contoh, memberikan contoh macam-macam penggolongan hewan.

2.3 Mengkalsifikasikan Contoh, mengamati atau

menggambarkan kasus kekacauan mental

2.4 Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek

dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga Contoh, mengambil kesimpulan

dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing

2.6 Membandingkan Contoh, membandingkan

peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang

2.7 Menjelaskan Contoh, menjelaskan penggolongan

hewan berdasarkan persamaan ciri.

(27)

Berdasarkan indikator pemahaman diatas, indikator yang digunakan

dalam memahami materi penggolongan mahkluk hidup adalah

menjelaskan dan memberikan contoh.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus

keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah

sebagai berikut :13

a. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai

dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya perumusan tujuan

akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru

sekaligus akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

b. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada siswa di sekolah. Dalam satu kelas terdapat

perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya yang berpengaruh

pada keberhasilan belajar siswa tersebut. Maka dari itu, seoarang guru

harus memberikan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan

keadaan siswanya sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan

yang diharapkan.

c. Siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Siswa yang

berkumpul di sekolah mempunyai bermacam-macam karakteristik

(28)

kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang didapat

juga berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran yang diberikan oleh

guru. Siswa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil

belajar yaitu pemahaman siswa.

d. Kegiatan Pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran meliputi

model, strategi, metode, dan media yang digunakan pada saat

pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Jika hal tersebut dipilih dan

digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi keberhasilan proses

belajar mengajar.

e. Bahan dan Alat Evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam

kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan

(evaluasi). Alat-alat evaluasi yang digunakan meliputi: benar-salah

(true-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan

(matching), melengkapi (completion), dan essay.

f. Suasana Evaluasi, jika keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin

pada materi ujian yang sedang berlangsung maka mempengaruhi

pemahaman berupa jawaban yang diberikan siswa.

B. Mata Pelajaran IPA 1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam

(29)

(IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam,

science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. IPA

merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam

ini.14

Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu “ilmu”,

“pengetahuan”, dan “ alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang

dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang

dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam

semesta beserta isinya.15

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh

secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama

ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal

sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya, sesuai dengan

kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA

dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat

kejadian-kejadian yang ada di alam ini.16

14 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Jakarta: Permata Puri Media, 2011), 3. 15 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistiyowati, Metodologi ..., 23.

(30)

Dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam melalui serangkaian cara yang

khusus yang disebut dengan metode ilmiah.

2. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut :17

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat, dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

3. Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA

adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA

terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.18

(31)

Pada hakikatnya, IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu segi produk,

proses, dan pengembangan sikap. Dalam belajar IPA terdapai tiga dimensi,

yakni proses, hasil (produk), dan pengembangan sikap. Ketiganya bersifat

saling terkait, sehingga guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

harus mengandung ketiga dimensi tersebut.19

a. IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA terdahulu

dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum, prosedur informasi

telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku,

dokumen dan film yang kesemuanya dapat dianggap sebagai body of

knowledge.20

b. IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang

dilakukan melalui metode ilmiah. Pada anak-anak usia SD/MI, metode

ilmiah dapat dikembangkan secara bertahap, berkesinambungan,

sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu melakukan penelitian

secara sederhana.21 Tahapan pengembangannya disesuaikan dengan

tahapan metode ilmiah yang meliputi :

1) Melakukan pengamatan eksploratif yang memunculkan pertanyaan/

permasalahan.

2) Merumuskan masalah.

19 Agus Sugianto dkk., Pembelajaran IPA MI (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), 12. 20 Ibid., 12.

(32)

3) Mengumpulkan data melalui pengamatan maupun percobaan atau

eksperimen.

4) Membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data.

c. IPA sebagai pengembangan sikap. Sikap ilmiah yang memungkinkan

dapat dikembangkan pada anak-anak usia SD/MI adalah: (1) Sikap

ingin tahu; (2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru; (3) Sikap

kerja sama; (4) Sikap tidak putus asa; (5) Sikap tidak berprasangka; (6)

Sikap mawas diri; (7) Sikap bertanggung jawab; (8) Sikap berpikir

bebas; (9) Sikap disiplin diri. Sikap ilmiah tersebut dapat

dikembangkan ketika siswa melakukan disuksi, percobaan, simulasi

atau kegiatan observasi lapangan.22

4. Materi Penggolongan Makhluk Hidup Penggolongan Hewan

Manusia melakukan penggolongan hewan dengan alasan tertentu.

Salah satu alasannya agar hewan-hewan tersebut mudah dipelajari. Dasar

yang digunakan untuk menggolongkan hewan yaitu persamaan ciri-ciri.23

a. Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya

Berdasarkan tempat hidupnya, hewan digolongkan menjadi tiga

jenis, yaitu hewan darat, hewan air, dan hewan amfibi.24

22 Agus Sugianto dkk., Pembelajaran ..., 14.

23 Choiril Azmiyawati dkk., IPA 3 Salingtemas Untuk Kelas 3 SD/MI (Jakarta: PT Intan Pariwara,

2010), 22.

24 Teguh Purwantari dan Kartono, Ilmu Pengetahuan Alam 3 (Jakarta: PT Karya Mandiri Nusantara,

(33)

1) Hewan darat adalah hewan-hewan yang hidupnya di darat. Ayam,

anjing, kucing, sapi, termasuk hewan darat.

2) Hewan air adalah hewan yang hidup di air. Contoh dari hewan air

adalah segala jenis ikan.

3) Hewan amfibi adalah hewan yang hidup di air dan di darat.

[image:33.595.139.514.254.565.2]

Contohnya buaya, katak dan salamander.

Gambar 2.1

Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya b. Penggolongan hewan berdasarkan cara geraknya

Hewan yang bergerak dengan beberapa cara. Berdasarkan cara

geraknya, hewan dikelompokkan menjadi :25

1) Hewan yang berjalan dan berlari. Contoh hewan ini adalah kucing,

ayam, unta, harimau dan sapi.

2) Hewan yang melompat. Hewan ini melompat dengan

menggunakan dua kaki belakangnya. Contoh hewan yang bergerak

dengan melompat adalah kanguru, katak, kutu, kelinci.

3) Hewan yang berenang. Hewan ini berenang menggunakan sirip.

Contohnya adalah ikan, singa laut, cumi-cumi.

25 Dwi Suhartanti dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas III, (Jakarta: Mentari Pustaka,

(34)

4) Hewan yang terbang. Kelompok hewan ini terbang menggunakan

sayap. Sebagian besar unggas dapat terbang, yaitu berbagai jenis

burung.

5) Hewan yang melata. Hewan ini bergerak menggunakan tubuhnya,

ada juga yang bergerak dengan kakinya. Namun kakinya sangat

pendek dan hampir menyentuh tanah. Contoh hewan yang melata

[image:34.595.139.518.242.553.2]

adalah cacing, siput, komodo, kadal, buaya dan ular.26

Gambar 2.2

Pengolongan hewan berdasarkan cara geraknya

c. Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembang biaknya Berdasarkan cara perkembang biakannya hewan dikelompokkan

sebagai berikut :27

a) Hewan Bertelur (Ovipar). Kelompok hewan ini berkembang biak

dengan cara bertelur. Contoh ovipar yaitu ayam, itik, nyamuk,

kupu-kupu, dan ikan.

b) Hewan Beranak (Vivipar). Kelompok hewan ini berkembang biak

dengan cara beranak. Ciri hewan beranak yaitu induknya mengalami

(35)

proses melahirkan. Contoh hewan yang beranak yaitu sapi, kambing,

dan kucing.

c) Hewan Bertelur dan Beranak (Ovovivipar). Kelompok hewan ini

berkembang biak dengan cara bertelur dan beranak. Proses bertelur

dan beranak berlangsung secara berurutan. Ketika induk bertelur, telur

tidak langsung dikeluarkan dari perutnya. Di dalam perut, telur

mengalami perkembangan. Telur akhirnya menetas di dalam perut

induk. Setelah menetas, bayi dikeluarkan dari tubuh induknya.28

Contoh hewan yang berkembang biak dengan bertelur dan beranak

[image:35.595.140.509.254.538.2]

yaitu ikan hiu, kadal, bunglon.

Gambar 2.3

Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya

d. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

Hewan menyukai jenis makanan tertentu. Ada hewan yang

makanannya berupa daun-daun. Daun-daun ini berasal dari tumbuhan.

Ada hewan yang makannya berupa daging atau hewan lain. Ada pula

hewan yang makannya berasal dari tumbuhan dan hewan.

(36)

1) Hewan Herbivora adalah kelompok hewan yang makananya berupa

tumbuh-tumbuhan.29 Hewan herbivora ini memiliki gigi seri dan gigi

taring yang cenderung rata serta gigi geraham yang yang besar juga

bergerigi. Contoh hewan herbivora adalah kambing, kelinci, kerbau,

kuda, gajah.

2) Hewan Karnivora adalah kelompok hewan yang makanannya berupa

hewan. Hewan karnivora memiliki bentuk tubuh yang sesuai untuk

berburu dan memakan daging, memiliki gigi yang kuat dan tajam

untuk berburu, menerkam, mencengkeram, dan memakan

mangsanya. Hewan karnivora memiliki gigi taring dan gigi geraham

yang besar dan tajam untuk mengoyak mangsanya. Selain itu, hewan

ini juga memiliki cakar yang besar dan tajam. Pada burung

pemangsa, memiliki paruh yang besar, melengkung dan tajam.

Contoh karnivora adalah harimau, singa, serigala, burung hantu,

macan tutul, ikan hiu.30

3) Hewan Omnivora adalah kelompok hewan yang makanannya bisa

tumbuhan maupun hewan. Mereka memakan segala, mulai dari

buah-buahan, dedaunan, daging, serangga, dan lain-lain. Gigi seri

omnivora biasanya besar dengan dasar rata, gigi taringnya cukup

tajam untuk mengoyak daging, dan gigi gerahamnya besar dan

(37)

bergerigi. Contoh hewan herbivora adalah tikus, ayam, monyet,

[image:37.595.138.511.169.572.2]

tupai.

Gambar 2.4

Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

e. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya

Penutup tubuh hewan memiliki fungsi sebagai pelindung dari cuaca

panas ataupun dingin dan juga untuk melindungi diri dari musuhnya.

Bulu, rambut dan sisik termasuk penutup hewan.31 Berdasarkan penutup

tubuhnya, hewan dibedakan menjadi :32

1) Hewan bersisik. Golongan hewan ini seluruh tubuhnya ditutupi oleh

sisik. Contoh hewan bersisik yaitu ikan, ular, dan kadal.

2) Hewan Berbulu. Golongan hewan ini seluruh tubuhnya tertutupi

oleh bulu. Contoh hewan berbulu yaitu ayam, itik, dan burung.

3) Hewan berambut. Golongan hewan ini seluruh tubuhnya tertutupi

oleh rambut. Contoh hewan berambut yaitu kucing, beruang, dan

monyet.

31 S. Rositawaty dan Aris Muharam, Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Surabaya: PT JePe

Press Media Utama, 2008), 25.

(38)
[image:38.595.136.512.253.577.2]

Gambar 2.5

Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya

f. Penggolongan hewan berdasarkan Cara Bernafas

Hewan bernafas dengan cara yang bermacam-macam. Berikut ini

merupakan penggolongan hewan berdasarkan cara bernafasnya.

1) Hewan yang bernafas menggunakan paru-paru, misalnya ayam,

tikus, paus dan anjing.

2) Hewan yang bernafas menggunakan insang, misalnya ikan.

3) Hewan yang bernafas menggunakan kulit, misalnya cacing tanah.

4) Hewan yang bernafas menggunakan trakea, misalnya serangga.

5) Hewan yang bernafas menggunakan paru-paru dan kulit adalah

katak.

``

Gambar 2.6

Penggolongan hewan berdasarkan cara bernafasnya C. Strategi Identitas Korporat

1. Pengertian Strategi

Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dala suatu sistem

(39)

mencapai tujuan umum pembelajaran yang melukisan prosedur yang

sistematis dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan

pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu.33

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or

series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi,

dengan demikian dapat diartikan bahwa strategi sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.34

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama,

strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/

kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati penyusunan suatu strategi baru

sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.

Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari

semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan

demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan

berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya

pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu

33 Etin Solihatin, Strategi ... , 4.

34 Wina Sanjaya, Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana

(40)

dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab

tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.35

Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau

digunakan oleh guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada

prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga

pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa.36

2. Komponen Strategi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksonal yang mengacu pada

seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk

mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu

komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan

evaluasi.37

a. Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru

merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak

keberhasilan pembelajaran.

35 Wina Sanjaya, Srategi ..., 4.

(41)

b. Siswa merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk

mengembangkan potensi kemapuan menjadi nyata untuk mencapai

tujuan belajar.

c. Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan

strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam

strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang

pertama kali harus dipilih oleh guru, karena tujuan pembelajaran

merupakan target yang dicapai dalam pembelajaran.

d. Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan

dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu

pengetahuan dan tuntutan masyarakat.

e. Kegiatan pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu

dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

standar proses pembelajaran.

f. Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

g. Alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alat verbal dan alat nonverbal. Alat

(42)

Sedangkan alat nonverbal dapat berupa kerangka manusia, papan tulis,

dan lain-lain.

h. Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran tersebut bisa

diperoleh.

i. Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi ntuk mengetahui

apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa

berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah

ditetapkan.

3. Strategi Identitas Korporat

Strategi Identitas Korporat merupakan cara siswa belajar secara

berkelompok yang dilakukan untuk membahas satu materi pembelajaran

dan mengerjakan tugas yang diberikan.38

Penerapan dalam strategi identitas korporat ini adalah dengan

membentuk siswa dalam kelompok-kelompok. Pembentukan kelompok

yang dilakukan dalam strategi ini adalah pengelompokan secara heterogen

yang dibentuk berdasarkan tingkat kemampuan akademiknya, yakni siswa

yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah.

(43)

Dalam penerapan strategi identitas korporat ini, dapat melalui beberapa

langah berikut ini :39

a. Atur kelas menjadi kelompok dengan berbagai kemampuan dengan

enam anggota, misalnya. Kelompok tersebut harus dipilih secara

hati-hati sehingga terdiri dari siswa dengan kemampuan berbeda-beda.

b. Dalam tiap kelompok, anggota harus duduk sehingga mereka semua

dapat dengan mudah saling melihat dan mendengarkan.

c. Anggota kelompok diharapkan saling mendukung sehingga semua

siswa memahami seluruh materi yang mereka pelajari. Tanggung

jawabnya dibagi. Mereka yang mengalami kesulitan dengan instruksi

atau konsep tertentu diharapkan bertanya kepada yang telah paham.

Mereka yang paham diharapkan mencari tahu bahwa yang lain juga

mengerti, dan jika tidak menawarkan bantuan. Jika siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan dari guru, dapat ditanyakan kepada guru.

d. Guru dapat menghampiri anggota mana pun setiap saat untuk

menanyakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang materi yang

telah dibahas. Jika jawaban tidak akurat atau bahkan setengah akurat,

maka kelompok tersebut belum memenuhi tugasnya.

e. Ini tidak berarti bahwa setiap orang harus bekerja dengan kecepatan

yang sama atau bahkan mengerjakan materi yang sama dalam

39 Paul Ginnis, Trik &Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas

(44)

kelompok. Ide bagus untuk membuat kelompok yang cukup besar

sehingga permintaan tolong tidak selalu ditujukan kepada orang yang

sama.

Strategi identitas korporat ini sesuai dengan materi penggolongan

makhluk hidup dan siswa kelas III MI Darussalam. Hal itu disebabkan

karena siswa tidak hanya mendapatkan materi dari guru saja, namun siswa

akan lebih banyak mendapatkan pemahaman materi dari penjelasan siswa

yang sudah paham.

4. Kelebihan Strategi Identitas Korporat

Strategi Identitas Korporat termasuk ke dalam bentuk pembelajaran

kelompok. Pembelajaran dengan berkelompok memiliki begitu banyak

keunggulan, diantaranya adalah:40

a. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

b. Mengembangkan kegembiraan dalam belajar yang sejati.

c. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterapilan,

informasi, perilaku sosial dan pandangan.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

e. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

f. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.

(45)

g. Menghilangkan sisa dari penderitaan akibat kesendirian atau

keterasingan dan sebagainya.

5. Kekurangan Strategi Identitas Korporat

Di samping memiliki kelebihan, dalam pembelajaran kelompok juga

memiliki kekurangan sebagai berikut: 41

a. Siswa tida bisa menjaga ketenangan dalam proses pembelajaran.

b. Siswa tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan secara maksimal.

c. Siswa yang kurang bisa berinteraksi merasa kesulitan dalam proses

pembelajaran.

d. Siswa sulit dikontrol oleh guru.

41

(46)

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK)

atau dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), dari

nama tersebut, sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Terdapat tiga kata yang

terkandung di dalam PTK, yakni :42

1. Penelitian: Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan: Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu.

3. Kelas: Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.

Dapat dikatakan pula bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses

pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam

upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai

(47)

tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh

dari perlakuan tersebut.43 PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses

dan hasil belajar.44

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, metode penelitian mengacu

pada model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus, terdapat

empat tahapan, yakni 1) Tahap Perencanaan (Planning), 2) Tahap Tindakan

(Acting), 3) Tahap Observasi (Observing), 4) Tahap Refleksi (Reflecting).45

Sebelum masuk ke siklus I, terlebih dahulu melakukan tindakan berupa

identifikasi masalah. Pada siklus II, refleksi yang sudah dilakukan di siklus I,

digunakan pada perencanaan siklus II guna memperbaiki pembelajaran agar

[image:47.595.129.508.264.666.2]

lebih efektif.

Gambar 3.1

Pola Siklus Model Kurt Lewin

43 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 26. 44 Ibid., 33.

(48)

Pola pelaksanaan PTK disini adalah pola kolaboratif, inisiatif untuk

melakukan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan

untuk memecahkan masalah pembelajaran.46 Peneliti melakukan kolaboratif

dengan guru kelas III MI Darussalam Sidoarjo, peneliti terlibat langsung dalam

merancang penelitian, merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi,

refleksi, dan melaporkan penelitian. Peran guru kelas III dalam penelitian ini

adalah sebagai peneliti, pengumpulan data, penganalisis, dan perefleksi.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Darussalam Gagang Balongbendo

Sidoarjo, yang beralamat di Jl. Sumber Jati Gagangkepuhsari,

Balongbendo, Sidoarjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016.

Waktu penelitian mengacu pada kalender akademik madrasah. Karena

PTK memerlukan beberapa siklus.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo

tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah 11 siswa yang terdiri dari 5

(49)

siswa dan 6 siswi. Kurikulum yang digunakan pada mata pelajaran IPA

kelas III ini adalah KTSP. Kompetensi dasar yang digunakan adalah 1.2

Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. Objek yang diteliti

adalah pemahaman siswa terhadap materi penggolongan makhluk hidup

mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo melalui

strategi identitas korporat.

C. Variabel yang Diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang diselidiki

adalah sebagai berikut :

1. Variabel Input : Siswa kelas III MI Darussalam Gagang

Balongbendo, Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017.

2. Variabel Proses : Penggunaan Strategi Identitas Korporat

3. Variabel Output : Peningkatan pemahaman materi penggolongan

makhluk hidup mata pelajaran IPA

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model dari Kurt Lewin,

sehingga terdapat empat tahapan pada masing-masing siklus. Empat tahap

tersebut adalah tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap

(50)

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap pertama, yang dilakukan oleh peneliti adalah

menganalisis masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran serta

mencari obat untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan yang

dilakukan peneliti pada tahap ini adalah :

1) Menetapkan indikator ketercapaian pemahaman materi

penggolongan mahluk hidup mata pelajaran IPA dengan mengacu

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

memasukkan strategi identitas korporat dalam kegiatan inti.

3) Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari

pemahaman siswa.

4) Membuat format penilaian.

5) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:

a) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan di

dalam RPP dengan strategi identitas korporat pada materi

penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA.

b) Lembar Observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

(51)

b. Tindakan

Pada tahap ini, RPP yang sudah disusun oleh peneliti pada tahap

perencanaan, diterapkan pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo.

Langkah-langkah penerapan RPP tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)

a) Guru memberi salam

b) Guru menanyakan kabar siswa.

c) Guru melakukan presensi siswa.

d) Guru melakukan motivasi melalui tepuk.

Tepuk jari satu, tepuk jari dua, tepuk jari tiga,

jari empat, jari lima.

Tepuk jari lima, bisa bunyi semua.

Ayo kawan-kawan kita belajar bersama.

Mari kawan-kawan kita berdoa bersama.

Bismillahirrahmanirrahiim...

e) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab.

“Siapa yang pernah melihat sapi atau kambing yang sedang

makan?, Sapi itu makannya apa ya Nak?, Kalau kambing itu

makan apa Nak?”

(52)

2) Kegiatan Inti (± 50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Siswa melakukan tanya jawab bersama dengan guru untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa. Misalnya, tahukah

kalian hewan singa itu makannya apa?

(2) Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok, yang mana

kelompok satu dan dua terdiri dari 4 siswa dan kelompok

tiga terdiri dari 3 siswa. Masing-masing kelompok minimal

harus terdiri dari satu siswa yang memiliki nilai akademik

tinggi. (Langkah 1)

(3) Siswa duduk melingkar agar anggota kelompok dapat

saling memperhatikan dan mendengarkan. (Langkah 2)

(4) Siswa membaca buku paket IPA kelas III terkait materi

penggolongan hewan.

(5) Masing-masing kelompok mempelajari materi dengan cara

berdiskusi. Jika ada siswa yang belum paham terhadap

materi, bisa ditanyakan kepada siswa yang sudah paham.

Namun jika anggota kelompok tidak bisa menjawab, bisa

ditanyakan kepada guru. (Langkah 3)

(6) Siswa mendapatkan penguatan dari guru setelah berdiskusi

(53)

b) Elaborasi

(1) Siswa mengerjakan LK individu

c) Konfirmasi

(1) Siwa mendapat penguatan terhadap materi yang telah

dipelajari.

3) Kegiatan Penutup (± 10 menit)

a) Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini dengan

bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

Hari ini, kita belajar mengenai apa saja Nak?

b) Guru menyampaikan pesan moral bahwa bagi yang punya

hewan peliharaan, harus selalu dirawat, diberi makanan, diberi

tempat tinggal yang bersih agar hewan peliharaan kita tidak

sakit.

c) Siswa dan guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

membaca hamdalah dan mengakhiri pertemuan dengan ucapan

salam.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu dengan guru melakukan

pengumpulan data proses yang berupa lembar observasi guru dan siswa

selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan

(54)

diolah dan dianalisis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

lembar pengamatan saat proses belajar mengajar berlangsung.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Serta digunakan untuk mengetahui aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dikumpulkan serta

dianalisis. Dari analisis tersebut, peneliti melakukan refleksi apakah

srategi identitas korporatdapat meningkatkan pemahaman pada materi

penggolongan makhuk hidup mata pelajaran IPA siswa kelas III MI

Darussalam Sidoarjo. Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada

siklus I, guru dan peneliti melakukan diskusi untuk membahas

kendala-kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal

proses perencanaan sampai refleksi.

Jika pada siklus I belum menunjukkan peningkatan pemahaman,

maka perlu diadakan suatu tindakan lagi, sehingga peneliti melanjutkan

pada siklus II dengan membuat proses belajar mengajar lebih menarik.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Melakukan refleksi dan analisis bersama antara guru dengan

peneliti terhadap peningkatan pemahaman materi penggolongan

(55)

2) Mengidentifikasi kendala yang ada pada siklus I.

3) Menganalisa dan mencari solusi pemecahan masalah, yaitu

mengganti soal yang ada pada siklus I dengan bobot soal yang sama

dan penggunaan media.

b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan perbaikan sesuai

dengan yang direncanakan dalam RPP. Pada pelaksanaannya, peneliti

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPA kelas III MI Darussalam

Sidoarjo. Peneliti menerapkan strategi identitas korporat berdasarkan

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Observasi

Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta

menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah aktivitas guru dan

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran adalah

kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses

pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan strategi identitas

korporat pada materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran IPA

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah

(56)

Sedangkan obsevasi aktivitas siswa adalah aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh

peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang

telah disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus

II serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan

strategi identitas korporat dalam peningkatan pemahaman materi

penggolongan mahkluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III

MI Darussalam Sidoarjo.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini meliputi :

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang pemahaman penggolongan

makhluk hidup serta nilai pemahaman siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

b. Guru

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan strategi identitas

korporat dalam meningkatkan pemahaman materi penggolongan

makhluk hidup mata pelajaran IPA pada siswa kelas III MI Darussalam

(57)

2. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menunjukkan mengenai proses peneliti

untuk memperoleh data. Adapun pengumpulan data yang diperoleh untuk

mengumpulkan data ini, peneliti menggunakan teknik antara lain :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang alami, dimana semua orang

melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam

kehidupan sehari-hari.47 Observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena,

baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu.48

Pada tabel observasi aktivitas guru selama proses belajar mengajar

berlangung pada siklus I terdapat beberapa aspek yang diamati dengan

pemberian nilai sesuai kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti,

yaitu skor 1 jika aktivitas guru sangat kurang, skor 2 jika aktivitas guru

kurang, nilai 3 jika aktivitas guru baik, dan nilai 4 jika aktivitas guru

sangat baik.

(58)
[image:58.595.141.506.99.692.2]

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No. Uraian Kegiatan Skor Nilai

1 2 3 4

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan

salam.

b. Guru menanyakan kabar

siswa.

c. Guru melakukan

motivasi melalui tepuk.

d. Guru melakukan

apersepsi.

e. Guru menuliskan tema

pembelajaran di papan tulis.

f. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti

a. Guru melakukan tanya

jawab untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

b. Guru membagi kelas

menjadi 3 kelompok secara heterogen.

c. Guru membimbing siswa

untuk duduk dengan pola melingkar.

d. Guru meminta siswa

untuk membaca materi.

e. Guru mengawasi

jalannya diskusi.

f. Guru memberikan

penguatan setelah siswa berdiskusi.

g. Guru membagikan

Lembar Keja sebagai evaluasi.

(59)

a. Guru merefleksikan pembelajaran.

b. Guru menyimpulkan

pembelajaran.

c. Guru menyampaikan

pesan moral terkait materi.

d. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal Nilai akhir aktivitas guru

Adapun tabel observasi aktivitas guru dalam siklus II di bawah ini

dengan penetapan nilai sesuai kriteria adalah, skor 1 jika aktivitas guru

sangat kurang, skor 2 jika aktivitas guru kurang, nilai 3 jika aktivitas

[image:59.595.138.511.110.673.2]

guru baik, dan nilai 4 jika aktivitas guru sangat baik

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No. Uraian Kegiatan Skor Nilai

1 2 3 4

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan

salam.

b. Guru menanyakan kabar

siswa.

c. Guru melakukan motivasi

melalui tepuk.

d. Guru melakukan

apersepsi.

e. Guru menuliskan tema

(60)

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a.Guru melakukan tanya

jawab untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

b.Guru membagi kelas

menjadi 3 kelompok secara heterogen.

c.Guru membimbing siswa

untuk duduk dengan pola melingkar.

d.Guru meminta siswa

untuk membaca materi.

e.Guru mengawasi jalannya

diskusi.

f. Guru memberikan

penguatan setelah siswa berdiskusi.

g.Guru membagikan

Lembar Keja sebagai evaluasi.

3. Kegiatan Penutup

a.Guru merefleksikan

pembelajaran.

b.Guru menyimpulkan

pembelajaran.

c.Guru menyampaikan

pesan moral terkait materi.

d.Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal Nilai akhir aktivitas guru

Selain observasi aktivitas guru, aktivitas siswa selama proses

(61)

kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti, yaitu skor 1 jika aktivitas

siswa sangat kurang, skor 2 jika aktivitas siswa kurang, nilai 3 jika

[image:61.595.136.508.199.685.2]

aktivitas siswa baik, dan nilai 4 jika aktivitas siswa sangat baik.

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No. Indikator/ Aspek yang

Diamati

Skor

Nilai

1 2 3 4

1. Siswa merespon apersepsi/

motivasi yang diberikan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan saat

tujua pembelajaran disampaikan.

3. Siswa memusatkan

perhatian pada materi

“Penggolongan Hewan”.

4. Siswa antusias dalam

kegiatan tanya jawab.

5. Siswa dapat membentuk

kelompok dan duduk dengan pola melingkar.

6. Siswa mebaca materi

dengan tenang.

7. Siswa berdiskusi mengenai

materi yang belum dipahami.

8. Siswa memperhatikan guru

ketika memberikan penguatan setelah diskusi.

9. Siswa mengerjakan

evaluasi berupan Lembar Keja individu.

10. Siswa refleksi terhadap pembelajaran.

(62)

12. Siswa memperhatikan pesan moral tekait materi yang disampaikan guru.

13. Siswa menjawab salam dari guru.

Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal Nilai akhir aktivitas siswa

Selain pada siklus I, aktivitas siswa pada siklus II juga diobservasi.

Terdapat beberapa aspek yang harus diobservasi pada aktivitas siswa,

dengan nilai sesuai kriteri yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut, skor 1 jika aktivitas siswa sangat kurang, skor 2 jika aktivitas

siswa kurang, nilai 3 jika aktivitas siswa baik, dan nilai 4 jika aktivitas

[image:62.595.139.511.117.707.2]

siswa sangat baik.

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No. Indikator/ Aspek yang

Diamati

Skor

Nilai

1 2 3 4

1. Siswa merespon apersepsi/

motivasi yang diberikan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan saat

tujua pembelajaran disampaikan.

3. Siswa memusatkan

perhatian pada materi

“Penggolongan Hewan”.

4. Siswa antusias dalam

kegiatan tanya jawab.

5. Siswa dapat membentuk

kelompok dan duduk dengan pola melingkar.

6. Siswa mebaca materi

(63)

7. Siswa berdiskusi mengenai materi yang belum

dipahami.

8. Siswa memperhatikan guru

ketika memberikan penguatan setelah diskusi.

9. Siswa mengerjakan

evaluasi berupan Lembar Keja individu.

10. Siswa refleksi terhadap pembelajaran.

11. Siswa merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

12. Siswa memperhatikan pesan moral tekait materi yang disampaikan guru.

13. Siswa menjawab salam dari guru.

Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal Nilai akhir aktivitas siswa

b. Wawancara

Teknik wawancara adalah pertemuan langsung yang direncanakan

antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar

pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang

diperlukan untuk penelitian. Teknik wawancara ini dalam penelitian

tindakan kelas dilakukan oleh para guru, dengan tujuan agar mereka

dapat menakar pemahaman sesama guru, para siswa, maupun orang

yang mengalami langsung proses penelitian.49

49 Sukardi, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya (Jakarta: PT

(64)

Teknik pengumpulan data melalui wawancara pada penelitian ini

ditujukan kepada guru. Adapun daftar pertanyaan yang diajukan dalam

wawancara adalah sebagai berikut :

1) Apakah materi penggolongan makhluk hidup sudah diajarkan ?

2) Bagaimana respon siswa ketika materi penggolongan makhluk

hidup diajarkan ?

3) Bagaimana nilai pemahaman siswa terhadap materi penggolongan

makhluk hidup?

4) Apakah ada masalah yang dihadapi ketika mengajarkan materi

penggolongan makhluk hidup? Jika ada, masalah apa yang

dihadapi ?

5) Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada?

c. Tes

Teknik tes adalah cara yang dipergunakan atau prosedur yang

ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang

pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas

sehingga dapat diketahui atau dinilai tingkah laku dari subyek yang

dinilai. Tes merupakan suatu teknik yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dijawab

oleh siswa.50

(65)

Teknik tes yang digunakan untuk mengetahui dan mengu

Gambar

Gambar 2.1 Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya
Gambar 2.2 Pengolongan hewan berdasarkan cara geraknya
Gambar 2.3 Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya
Gambar 2.4 Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, noda adalah bercak sehingga menjadikan adanya noda. Noda tersebut dapat mengotori, mencemarkan; menjelekan;merusak. 11

Selain itu pengalaman spiritual dalam hal kasih sayang, keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), dan pandangan yang positif, kesehatan menjadi lebih baik,

Hasil yang dicapai dalam evaluasi sistem informasi persediaan CV Sembilan Gaya Utama adalah menemukan kelemahan- kelemahan yang terdapat dalam pengendalian manajemen

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

(efficacy of grammar, attitude to error correction, important of grammar, importance of grammatical accuracy, attitude to grammar instruction). Faktor- faktor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik vermikompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4-14 MST, diameter batang 4-14 MST, total luas

Distribusi frekuensi pada tingkat penge- tahuan berdasarkan karakteristik usia, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa jumlah responden pada kelompok umur 20-35 tahun

Pada hari ini Jumat tanggal Dua puluh tiga Bulan Mei Tahun Dua ribu empat belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Pengadaan Barang Unit