• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY'ATUL MUTA'ALLIMIN I PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY'ATUL MUTA'ALLIMIN I PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN I PUTRI

GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP

SKRIPSI

Oleh:

IZZATUL MILLAH NIM. D51212120

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN 1 PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP

Oleh: Izzatul Millah (FTK-UINSA) Februari, 2016

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari program Creative Student Day (CSD) yang sudah ada di MA Nasy’atul Muta’allimin sejak tahun 2009 dalam meningkatkan kreativitas siswanya. CSD merupakan salah satu usaha sekolah untuk mewadahi kreativitas siswa agar semakin meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang datanya diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi terhadap siswa, kepala sekolah, beserta panitia dan pihak sekolah yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program

Creative Student Day (CSD) ini mampu meningkatkan

kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kesimpulan bahwa program CSD ini mampu menjadi salah satu pendorong siswa untuk terus meningkatkan kreativitasnya, apalagi ditunjang dengan program lanjutan seperti penerbitan mading dan buletin sekolah. Respon positif siswa dan semangat kerja sekolah itulah yang terus dipertahankan sehingga program CSD tetap berlangsung hingga tahun ini.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

(7)

B. Teori Kreativitas ... 7

C. Konsep Kreativitas ... 17

D. Tahap-Tahap Kreatif ... 19

E. Tingkat Kreativitas ... 21

F. Kendala dalam Pengembangan Kreativitas ... 22

G. Strategi dalam Meningkatkan Kreativitas ... 24

H. Pengertian Creative Student Day (CSD) ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29

B. Subyek, Objek dan Lokasi Penelitian ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 43

G. Teknik Keabsahan Data ... 43

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Desain Program Creative Student Day (CSD) ... 45

B. Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri ... 60

(8)

BAB V PEMBAHASAN

A. Desain Program Creative Student Day (CSD) ... 66

B. Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri ... 74

C. Implementasi Program Creative Student Day (CSD) dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri Gapura Timur Gapura Sumenep ... 77

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek penilaian Kurikulum 2013 meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan hal itu tak jauh beda dengan kandungan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pesatnya perkembangan teknologi membuat guru lebih kreatif dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa. Sedangkan untuk membangun karakter siswa, guru sebagai uswah harus memberi contoh yang baik dalam perkataan maupun perbuatan. Namun untuk meningkatkan keterampilan atau pun kreativitas siswa, sekolah harus benar-benar berpikir keras untuk menemukan cara tepat. Hal ini dikarenakan banyak program yang disusun sekolah tidak mampu meningkatkan kreativitas siswa seperti adanya eskul yang pada akhirnya tidak terurus perkembangannya. Cara-cara tepat meningkatkan kreativitas siswa perlu dicari karena tugas sekolah tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga bertanggung jawab membantu siswa menggali dan mengembangkan kreativitas siswa.

Pendidikan berasal dari kata ‘didik’, kemudian kata ini mendapat awalan

‘me’ sehingga menjadi ‘mendidik’, artinya memelihara dan memberi latihan.

(10)

2

dalamnya dibutuhkan metode-metode tertentu sehingga orang mampu memahami, mengetahui dan kemudian mengamalkannya.1

Masyarakat di negara berkembang memiliki kreativitas yang lebih unggul dari pada masyarakat di negara maju, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan teknologi disekitarnya sehigga mengharuskan mereka menggunakan kreativitas untuk bertahan hidup. Namun ketika masuk sekolah, justru kreativitas ini tidak dimanfaatkan dan bahkan malah mundur, berkarat bahkan mati. Hal ini dikarenakan pola pendidikan masih menggunakan pola barat yang lebih mementingkan rasio, padahal di negara barat pun kini sudah beralih dan memperhatikan pembinaan kreativitas sehingga pendidikan negara berkembang selalu tertinggal 10 sampai 20 tahun dari negara maju.2 Untuk mengejar ketertinggalan ini, tidak ada cara lain kecuali dengan membina kreativitas siswa.

Masih banyak sekolah yang tidak mampu memaksimalkan kegiatan pengembangan kreativitas siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut hanya menjadi pelarian dan sarana bermain bagi siswa, akibatnya sebagian siswa hanya akan mendapat kesenangan semata, tanpa pengembangan yang berarti. Sedangkan ditinjau dari aspek kehidupan mana pun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa. Maka dari itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup, karena kita menghadapi

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014) cetakan ke-19, hal. 10

2

Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, (Jakarta: Penerbit Erlangga,

(11)

3

banyak tantangan baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang budaya dan sosial.3

Proses mengajar-belajar masa kini di samping guru menggunakan interaksi resiprokal, ia juga dianjurkan memanfaatkan konsep komunikasi banyak arah untuk menciptakan suasana pendidikan yang kreatif, dinamis dan diaglosis (Pasal 40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003). Namun masih banyak pula guru sekarang ini yang masih menjaga jarak dengan siswanya, sehingga membuat siswa sungkan bahkan untuk menanyakan hal yang tidak mereka mengerti sekalipun. Hal ini juga sangat mempengaruhi kerja kreatif siswa.

MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep

menerapkan satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa yakni program Creative Student Day (CSD). Program yang diselenggarakan sekali dalam setahun ini merupakan program yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan siswa, pasalnya di sinilah siswa bisa menuangkan karya-karya mereka.

Program CSD ini merupakan program yang unik dan mampu membuat warna dalam sekolah. Artinya, siswa tidak dibiarkan hanya berkutat dengan buku pelajaran serta soal-soal ujian, tetapi juga diberi kebebasan berpikir untuk merangsang kemampuan kreativitas mereka.

Namun apakah program CSD ini mampu meningkatkan kreativitas siswa? Karena tentunya tak semua siswa mampu mengikuti program CSD ini dengan

3

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),

(12)

4

sungguh-sungguh, adakalanya beberapa diantara mereka berkarya hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai siswa di MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura

Timur Gapura Sumenep. Maka dari itu kemudian penulis mengambil kasus ini untuk diteliti, dengan judul ‘IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE

STUDENT DAY (CSD) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN I PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA

SUMENEP’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana desain program Creative Student Day (CSD) MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura Timur Gapura Sumenep?

2. Bagaimana kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura Timur Gapura Sumenep?

(13)

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui desain program Creative Student Day (CSD) MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep.

2. Untuk mengetahui kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura Timur Gapura Sumenep.

3. Untuk mengetahui implementasi program Creative Student Day (CSD) dalam meningkatkan kreativitas siswa ma nasy’atul

muta’allimin I gapura timur gapura sumenep.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan mampu memeberikan kontribusi terhadap peningkatan kreativitas siswa di MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep, khususnya pada program Creative

Student Day (CSD).

2. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang peningkatan kreativitas siswa.

b. Manfaat praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan kreativitas siswa, serta mampu mengembangkan program Creative

(14)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kreativitas

Secara etimologis, istilah kreatif berasal dari bahasa Latin dan merupakan istilah yang diperuntukkan baik untuk Tuhan, Dewa dan manusia.1

Penelitian dan pengembangan kreativitas baru dipentingkan setelah Rusia (ketika itu masih bernama Uni Soviet) meluncurkan Sputnik pada 4 Oktober 1957.2

Secara umum, kemampuan kreatif dikenal dari tiga subkemampuannya: kelancaran, keluwesan dan orisinilitas.3 Ketiga kemampuan itu harus saling dipadukan untuk menghasilkan hasil kreativitas yang baik dan sempurna.

Carl Rogers menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Sedangkan Clark Moustakis, seorang psikolog humanistik terkemuka menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu terhadap bentuk terpadu dalam hubungan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

1

The Classic Latin Dictonary, (Chicago: Follet Publishing Company, 1961), hlm 141 dalam Primadi Tabrani, Kreativitas & Humanitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2006), hal. 18

2

Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, hal. 10

3

(15)

7

Dari berbagai pengertian kreativitas di atas kemudian muncul satu pertanyaan, mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup? Mengapa kreativitas perlu dipupuk bahkan sejak anak masih dini?

Pertama, karena dengan berkeasi orang dapat menunjukkan aktualisasi

dirinya, dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.

Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat

bermacam-macam kemungkinan dalam menyelesaikan masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam bidang pendidikan.

Ketiga, bekerja dengan kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungan, tetapi juga memberi kepuasan terhadap individu.

Keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Teori Kreativitas

Pembahasan teori kreativitas tentunya tidak akan jauh dari ‘Empat P’ yang telah dibahas sebelumnya. Teori empat P yang melandasi kreativitas yaitu:4

1. Teori Tentang Pembentukan Pribadi Kreatif a. Teori Psikoanalisis

4

(16)

8

Teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi masalah sejak masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang memiliki traumatis dan kemudian dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari atau tidak telah bercampur menjadi pemecahan inovatif terhadap traumatis tersebut. Tindakan kreatif mengubah keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat.

1) Teori Freud

Sigmund Freud berkesimpulan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan seseorang. Menurut Freud, mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, tetapi mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas. 2) Teori Kris

(17)

9

mereka mampu melihat masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego.”

3) Teori Jung

Carl Jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peran yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksaran kolektif kemudian timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya.

b. Teori Humanistik

Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.

1) Teori Maslow

Menurut Abraham Maslow pendukung utama dari teori humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

2) Teori Rogers

Menurut Carl Rogers tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:

a) Keterbukaan terhadap pengalaman

b) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

(18)

10

2. Teori-Teori tentang Press a. Motivasi untuk Kreativitas

Setiap orang cenderung terdorong untuk mewujudkan potensinya, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Menurut Rogers dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. b. Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Tak hanya faktor internal seperti yang disebutkan di atas, faktor eksternal pun mampu mengembangkan kreativitas seseorang. Kreativitas tidak dapat dipaksakan, tetapi bagaimana pun kreativitas harus dimungkinkan untuk tumbuh. Jika faktor internal dalam dirinya tidak memungkinkan kreativitas tumbuh, maka bagaimana kita mengupayakan lingkungan sebagai faktor eksternal agar dapat memupuk dorongan dalam dirinya (internal).

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memicu timbulnya kreativitas yang konstruktif.

1) Keamanan Psikologis

(19)

11

a) Menerima individu dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.

Dalam poin ini, hal yang paling ditekankan adalah ‘kepercayaan’ baik dari orang tua, guru atau dari

lingkungannya. Kepercayaan yang diberikan itulah yang akan memberi dorongan dalam diri anak bahwa ia bisa melakukan apapun dengan baik. Dengan demikian anak akan terus mengembangkan kreativitasnya tanpa ragu. b) Memberi kebebasan pada anak.

Dalam hal ini yang dimaksud kebebasan adalah kritikan atau evaluasi atas apa yang telah anak lakukan. Atau sekurang-kurangnya kritikan yang diberikan tidak mengandung efek mengancam.

c) Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati).

Mengenal dan memahami perasaan, pemikiran, dan tindakan anak serta tetap menerimanya akan memberikan rasa aman terhadap anak.

2) Kebebasan Psikologis

(20)

12

3. Teori tentang Proses Kreatif a. Teori Wallas

Teori tradisional yang dikemukakan Wallas hingga saat ini masih banyak dikutip tentang proses yakni ia mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap; persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Keempat proses ini akan dibahas dalam sub bab ‘Tahapan-Tahapan Kreatifitas.

b. Teori tentang Belahan Otak Kanan dan Kiri

Setiap orang memiliki sisi yang lebih dominan antara tubuh bagian kanan atau bagian kiri, begitu pula dengan otak yang mereka gunakan. Pada umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan, yang dengan kata lain mereka lebih didominasi oleh otak kiri.

4. Teori tentang Produk Kreatif

(21)

13

berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi atau bentuk.

Berikut cara menilai bahwa suatu produk memenuhi kriteria kreativitas, yaitu:

a. Hukum Paten dalam Penilaian Produk Penemuan

Hukum paten AS mempertimbangkan unsur-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:

1) Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan/rekaan.

2) Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah/kesulitan khusus. 3) Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai

produk baru dianggap penting.

4) Sejauh mana telah mengalami kegagalan.

5) Produk harus berguna dan merupakan kemajuan.

6) Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan (skepticism) tentang kemungkinan penemuan baru. 7) Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. b. Model dari Besemer dan Treffinger

(22)

14

1) Kebaruan

Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger meliputi jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, dan konsep baru. Kebaruan ini juga diharapkan berdampak terhadap produk kreatif di masa depan.

2) Pemecahan

Dalam kategori ini, produk diharapkan mempunyai nilai atau bermakna (berguna) dan tentunya logis.

3) Elaborasi dan Sintesis

Dimensi ini melihat sejauh mana produk menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama menjadi keseluruhan yang koheren dan canggih. Untuk menilai kategori ini, ada lima kriteria yang harus diperhatikan, yakni: produk harus organis, yang berarti mempunyai inti dalam penyusunannya. Produk harus elegan, yakni canggih dan tentunya mempunyai nilai lebih. Produk juga harus kompleks, yakni menggabungkan beberapa hal menjadi satu tingkat atau lebih. Selain itu produk juga harus dapat dipahami dan menunjukkan keterampilan atau keahlian yang baik.

c. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang

(23)

15

1) Kelancaran

Kriteria ini dapat dinilai melalui jumlah kata yang digunakan. Contoh:

a) Jika kurang dari 50 kata Skor 1 b) 50 – 99 kata Skor 2 c) 100 – 149 kata Skro 3 d) 150 – 199 kata Skor 4 e) Lebih dari 200 kata Skor 5 2) Kelenturan (fleksibilitas)

Meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.

- Kelenturan dalam struktur kalimat a) Keragaman dalam bentuk kalimat.

Kalimat dapat beragam dalam bentuk: sederhana, gabungan dan kompleks.

b) Keragaman dalam penggunaan kalimat: deklaratif, interogatif atau eksklamatoris.

c) Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat ialah yang kurang dari lima kata, kalimat panjang ialah yang lebih dari 10 kata.

(24)

16

a) Imajinasi: apakah subjek menunjukkan imajinasi yang kaya? Apakah ia dapat melepaskan diri dari rangsangan semula, atau tampak terima?

Skor 1, jika subjek mampu mengembangkan topik karangan.

b) Fantasi: sejauh mana isi karangan hanya berisi fakta atau tidak? Pertimbangan untuk dimensi fantasi ialah jika karangan menunjukkan daya khayal mengenai hal-hal yang dalam kenyataannya tidak terjadi.

3) Keaslian (orisinilitas): menunjukkan sejauh mana konten atau gaya pemikiran menunjukkan orisinilitas, dibandingkan karangan yang isi dan gaya penulisannya menunjukkan stereotipe (koden).

a) Orisinilitas dalam tema

b) Orisinilitas dalam pemecahan atau akhir cerita: jika cerita menimbulkan kejutan.

c) Humor

d) Menggunakan kata atau nama baru yang ditemukan sendiri, misalnya gabungan dari dua kata atau lebih untuk mengungkapkan suatu konsep, atau jika tokoh diberi nama lucu sebagaimana watak mereka.

(25)

17

4) Kerincian (elaborasi, kekayaan): kemampuan membumbui atau menghiasi cerita sehingga lebih kaya.

a) Seperti lukisan dalam ekspresi: jika karangannya hidup dan menarik.

b) Emosi: jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan. c) Empati: jika secara eksplisit mengungkapkan perasaan

dalam penggambaran tokoh utama.

d) Unsur pribadi: jika subjek melibatkan dirinya dalam kejadian, mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi.

e) Percakapan: menggunakan kalimat naratif langsung dengan menggunakan tanda kutip. Namun, pada anak kecil penggunaan tanda kutip tidak perlu, yang penting adalah adanya kata-kata langsung dari pembicara.

C. Konsep Kreativitas

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, proses, produk dan pendorong. Empat aspek ini sering disebut dengan ‘Pendekatan Empat P’. Berikut konsep kreativitas dengan pendekatan

empat P:5

5

(26)

18

1. Definisi Pribadi

Menurut Hulbeck tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Sternberg kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.

2. Definisi Proses

Menurut Torrance, kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang masalah ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya mneyampaikan hasilnya.

3. Definisi Produk

Definisi yang berfokus pada produk lebih menekankan pada orisinalitas, sebagaimana didefinisikan oleh Barron bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Tak berbeda jauh dengan pendapat sebelumnya, Haefele menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dalam hal ini Haefele menekankan bahwa produk kreatif itu tidak hanya harus baru, tetapi juga bermakna.

4. Definisi ‘Press’

Press atau dorongan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal

(27)

19

bersibuk diri secara kreatif) dan dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Simpson merumuskan kemampuan kreatif sebagai “the initiative that one manifests by his power to break away

from the usual sequence of thought.”

D. Tahap-Tahap Kreatif

Menurut Primadi Tabrani, ada beberapa tahap/tingkat kreasi, yakni

pertama, persiapan yakni persiapan yang berhubungan dengan persiapan

psikologis untuk menciptakan suasana nyaman atau favourable bagi proses kreasi.

Kedua, pengumpulan bahan yakni ide-ide yang sudah ada siap digabungkan

dengan bahan pembanding sehingga menjadi kalimat-kalimat konkret. ketiga, empati yakni setelah melakukan persiapan dalam diri, maka bahan-bahan yang telah ada kemudian digabungkan hingga kemudian sentuhan terakhir adalah rasa. Membuat produk kreatif mencapai puncaknya.6

Namun dalam buku yang berbeda, Primadi Tabrani mengemukakan kembali ciri proses kreasi dengan lebih spesifik,7 yakni:

1. Ciri-ciri tahap ide: a. Tingkat I: persiapan

b. Tingkat II: pengumpulan bahan c. Tingkat III: emphaty menuju pra-ide d. Tingkat IV: pengeraman pra-ide

6

Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, hal. 26

7

(28)

20

e. Tingkat V: penetasan ide 2. Ciri-ciri tahap pelaksanaan

a. Tingkat VI: aspek luar pelaksanaan b. Tingkat VII: aspek integral pelaksanaan c. Tingkat VIII: tingkat lreasi tinggi

Graham Wallas menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses kreativitas berlangsung sebagai berikut8:

Tahap I: Persiapan (preparation)

Pada tahap ini ide itu datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun, biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu datang.

Tahap II: Inkubasi (incubation)

Dalam ilmu kedokteran masa inkubasi menunjuk pada masa pengeraman suatu penyakit. Dalam pengembangan kreativitas, pada masa ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang tadi timbul (setelah dieram). Berbagai teknik dalam menyegerakan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”,

perluasan, dan pendalaman ide.

8

(29)

21

Tahap III: Iluminasi (ilumination)

Suatu tingkat penemuan saat inspirasi yang tadi diperoleh, dikelola, digarap, kemudian menuju kepada pengembangan suatu hasil (product

development). Pada masa ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan

orang yang signifikan (yang penting) bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.

Tahap IV: Verifikasi (Verification)

Perbaikan diri perwujudan hasil dan tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap terakhir dari proses ini. Diseminasi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas terjadi setelah perbaik dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung.

E. Tingkat Kreativitas

Proses kreativitas yang memiliki empat tahap seperti yang dilukiskan oleh Graham Wallas memiliki tiga tingkat sesuai dengan pendapat Gowan dan Treffinger, yaitu tingkat I, II, dan III yang masing-masing disebut9:

Tingkat I: Kreativitas

Yang disebut tingkat kreatif, ditandai oleh ciri-ciri timbulnya pemikiran yang divergen dan baru secara intuitif, atau penemuan pikiran baru yang hidup di masyarakat itu. Dari segi efektif kehidupan, tingkat ini ditandai oleh keterbukaan dan toleransi terhadap keraguan tentang sesuatu.

9

(30)

22

Kehidupan perasaan ditandai oleh kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi tantangan.

Tingkat II: Psikodelik

Tingkat psikodelik atau perluasan pikiran dan perasaan (expansion of mind

and emotion) ditandai oleh pengembangan kesadaran untuk menjangkau

pada pandangan di luar pandangan ataupun kebiasaan kita sendiri dan penerimaan ide dan respons yang berbeda untuk diterima dan dihormati sebagai sesuatu yang orijinal.

Tingkat III: Iluminatif/Imajinatif

Pada tingkat ini sudah ada suatu perkembangan produk (hasil, product

development). Ciri utama dari product development ini adalah sudah

teresapinya empat tahap perkembangan kreatif sebagaimana dilukiskan di muka dan telah pula ada penerimaan (acceptence) dari penemuan tersebut dalam kelompok tertentu. Pada tingkat ini sudah dapat dihasilkan produk, yaitu suatu bentuk baru dari suatu pola, model, struktur, ataupun konsep yang sebelumnya belum atau tidak dikenal oleh kelompok manusia tertentu.

F. Kendala dalam Pengembangan Kreativitas

(31)

23

kreativitas anak tidak akan mengalami peningkatan yang berarti. Beberapa kendala konseptual utama terhadap peningkatan kreativitas yakni:10

1. Pengertian kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas diasumsikan sebagai sesuatu sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki, dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya. 2. Alat-alat ukur (tes) yang biasanya dipakai sekolah-sekolah, yaitu tes

intelegensi tradisiuonal yang mengukur kemampuan siswa untuk belajar, dan tes prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama program pendidikan. Tes-tes yang demikian itu kebanyakan hanya mengandalkan soal-soal yang harus dicari satu jawaban yang benar (berpikir konvergen). Sedangkan tuntutan kreatif dan berpikir divergen jarang sekali diukur. Dengan demikian kemampuan mental-intelektual anak secara utuh diabaikan.

3. Kesulitan merumuskan konsep kreativitas itu sendiri. Pada dasarnya memang sulit menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi-dimensional. Tak hanya orang awam tetapi juga pemimpin, lembaga pendidikan, manajer perusahaan hingga pejabat pemerintah pun yang selalu berbicara tentang pentingnya kreativitas ditingkatkan di sekolah tidak mampu mendefinisikannya.

10

(32)

24

4. Metodologis. Tuntutan alat ukur yang mudah digunakan dan objektif telah mengalihkan perhatian dari upaya untuk mengukur kemampuan kreatif yang menuntut tes divergen manakala ada kemungkinan subjektifitas dalam penilaian.

5. Penggunaan model stimulus-response dalam teori belajar. Keterbatasan utama dari model ini menjadi nyata jika berhubungan dengan proses-proses pemikiran yang tinggi, termasuk kreatif. Proses-proses-proses tersebut kurang dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep

stimulus-response.

G. Strategi dalam Meningkatkan Kreativitas

Sehubungan dengan kreativitas, tentunya kita tidak akan menyimpang diri empat aspek kreativitas itu sendiri yang telah kita kenal 4P. Begitupun dalam pembahasan ini, untuk menentukan strategi dalam meningkatkan kreativitas, pembahasannya juga tak akan jauh dari 4P tersebut.11

1. Pribadi

Setiap orang memiliki kreativitas dalam dirinya meskipun dalam bidang dan kadar yang berbeda. Namun dari ketidak samaan itulah letak orisinilitas individu tersebut. Oleh karena itu, pendidik ataupun orang tua hendaknya menghargai setiap keunikan serta bakat yang ada pada diri anak atau bahkan membantu menemukan dan mengembangkan bakat tersebut.

11

(33)

25

2. Pendorong (Press)

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mewujudkan kreativitas siswa, hendaknya ada dorongan dari luar (eksternal) seperti keluarga, sekolah dan lingkungan bermain ataupun dorongan dari dirinya sendiri (internal) untuk menghasilkan sesuatu. 3. Proses

Memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dengan persyaratan tertentu akan membuat anak menyibukkan diri dengan kegiatan kreatif. Dengan demikian anak akan selalu bergulat dengan proses-proses kreatif dan pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang kreatif pula.

4. Produk

Melalui dorongan dari dirinya sendiri maupun dari luar untuk selalu melakukan hal-hal kreatif, maka akan dihasilkan pula produk kreatif.

H. Pengertian Creative Student Day (CSD)

Creative Student Day (CSD) merupakan salah satu program yang

diterapkan di MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri Gapura Timur Gapura Sumenep

sejak 6 tahun terakhir. Salah satu tujuan program ini adalah untuk mengasah kreativitas siswa.

(34)

26

1. Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poesis yang bermakna membuat atau menciptakan. Puisi tersusun oleh satuan yang disebut baris atau bait. Namun terkadang puisi hanya berisi satu kata atau suku kata yang terus diulang-ulang.

Puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat tertentu dan pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau tidak meluas.12

Biasanya puisi dibuat melalui perasaan yang bercampur aduk sang penulis seperti halnya rasa sedih, senang, benci, kecewa dan lain sebagainya.13

Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah bunyi (irama dan rima), pilihan kata (diksi), dan pesan tersurat maupun tersirat. Puisi juga memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik di dalamnya. Unsur intrinsik puisi meliputi: tema, persajakan, majas dan suasana dalam puisi. Sedangkan unsur ekstrinsik puisi yakni: latar belakang sosial dan budaya pada saat puisi diciptakan.

2. Cerpen

Cerpen biasa kita kenal sebagai cerita pendek. Cerita yang hanya memuat satu konflik saja di dalamnya, beda dengan novel yang di dalamnya terselip beberapa konflik. Namun demikian ada beberapa

12

Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hlm

100

13

Abdillah F. Hasan, Jadi Penulis Top? Gampang!, (Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2012),

(35)

27

unsur yang harus ada dalam cerpen yakni alur (jalannya cerita), konflik (klimaks, anti klimaks dan akhir dari ketegangan), latar (tempat, waktu dan suasana) serta tokoh (bisa nama manusia, hewan, tumbuhan, atau mahluk lain imajinasi pengarang).14

3. Opini

Opini merupakan tulisan lepas berisi pendapat seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual atau kontroversi dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan atau juga bisa menghibur bagi pembacanya (rekreatif). Bahan tulisan opini biasanya meliputi masalah sosial, polotik serta kebudayaan.15

4. Resensi

Resensi berasal dari Bahasa Belanda yaitu ‘resentie’ dan juga Bahasa

Latin ‘resencio’ yang berarti mengulas kembali. Dalam KBBI (Kamus

Besar Bahasa Indonesia) dijelaskan bahwa resensi adalah mempertimbangkan, pengulasan, penilaian sebuah buku. Seorang ahli bahasa, Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai tulisan yang berisi tentang ulasan atau penilaian terhadap suatu karya tulis atau buku. 5. Kerajinan tangan

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa kerajinan adalah sebutan bagi suatu benda hasil karya seni manusia. Kata kerajinan berasal dari kara

14

Zizi Hefni, Panduan Mudah Mengarang untuk SD, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hlm 57-64

15

(36)

28

‘rajin’ yang artinya barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan

tangan.

(37)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis dan diambil kesimpulan.1

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaaan yang ada pada saat ini, tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.2

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang dikutip Lexy J. Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.3

Dalam penelitian ini kami akan mendeskripsikan secara mendalam hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

1

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), hal. 1

2

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarrta: Bumi Aksara, 2002), hal. 7

3

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007)

(38)

30

Sedangkan jenis penelitiannya, peneliti menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, satu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.4

Kata ‘kasus’ di sini dapat juga berarti jamak, dalam pengertian studi yang

dilakukan menggunakan atau dilengkapi dengan kasus-kasus.5 Artinya, pada setiap penelitian kualitatif tidak mencakup kemungkinan ada beberapa kasus yang diperbandingkan atau dikontraskan.

B. Subyek, Objek dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1

Putri Gapura Timur Gapura Sumenep yang masih aktif serta staf yang terlibat dalam pelaksanaan program Creative Student Day (CSD).

Objek dalam penelitian ini sendiri yaitu kreativitas siswa yang dibangun melalui program Creative Student Day (CSD). Sedangkan lokasi penelitian ini dilakukan di MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri Gapura Timur Gapura Sumenep.

C. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya data

4

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),

cet. Ke V. hal. 201

5

(39)

31

tambahan seperti dokumen dan dan lain-lain.6 Berkaitan dengan hal itu, pada penelitian ini sumber data kami bagi menjadi dua jenis :

1. Sumber Data Primer

Data ini diperoleh dari observasi dan wawancara pribadi dengan pihak terkait, dalam hal ini adalah para siswa, panitia pelaksana program

Creative Student Day (CSD), beserta pihak sekolah yang

bersangkutan.

2. Sumber Data Sekunder

Sedangkan sumber data sekunder diperoeh dari studi kepustakaan dari buku-buku, majalah, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian terdiri atas tahap penelitian secara umum dan tahap penelitian siklikal. Pada tahap penelitian secara umum terdiri dari7:

1. Tahap pra lapangan, meliputi: a. Menyusun rangkaian penelitian

Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan

dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami

berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian

disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 157

7

(40)

32

ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta pemahaman

dalam penyusunan teori.

b. Memilih lapangan penelitian

Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesa kerja walaupun masih tentatif sifatnya. Cara terbaik menentukan lapangan peneltian ialah dengan mempertimbangkan teori substantif dengan mempelajari dan mendalami rumusan masalah penelitian. Untuk itu peneliti harus pergi dan menjajaki lapangan untuk mengetahui apakah sesuai dengan kenyataan di lapangan.

c. Mengurus perizinan

Pertama-tama sebelum melakukan penelitian, peneliti harus tahu siapa saja yang harus dimintai izin dalam melakukan penelitian tersebut.

d. Menjajaki dan menilai lapangan

(41)

33

1) Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup

Upaya ini berawal dari usaha memahami jaringan sistem sosial dan berakhir pada kebudayaan yang dipelajari.

2) Memahami pandangan hidup

Peneliti harus memahami pandangan hidup masyarakat yang ditelitinya dan mencoba berbaur melalui pandangan hidup tersebut, bukan malah mengkritik atau berusaha memaksakan pandangan hidupnya sendiri.

3) Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat penelitian Melakukan penilaian atas keadaan penduduk setempat dan kebudayaannya tanpa menonjolkan diri.

e. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring. Untuk menemukan informan, dapat dilakukan dengan cara pertama, melalui keterangan orang yang berwenang, baik secara formal maupun informal. Kedua, melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

(42)

34

jangan lupa melengkapi surat izin penelitian, peralatan kesehatan, alat tulis, dan bahkan alat perekam.

g. Persoalan etika penelitian

Persoalan etika akan muncul jika peneliti tidak menghormati dan tidak mematuhi nilai-nilai masyarakat tersebut dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang dianutnya sendiri dalam menghadapi situasi dan konteks latar penelitiannya.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri 1) Pembatasan latar dan peneliti

Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Selain itu peneliti juga perlu tahu bagaimana menempatkan diri, apakah sebagai peneliti yang dikenal atau tidak. Pada latar terbuka, peneliti berkemungkinan hanya mengandalkan pengamatan dan kurang sekali melakukan wawancara. Sedangkan pada latar tertutup, hubungan peneliti dengan masyarakat harus lebih akrab karena subjek harus diamati secara teliti dan peneliti harus melakukan wawancara mendalam.

2) Penampilan

(43)

35

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Jika peneliti memanfaatan pengamatan berperanserta, maka hendaknya hubungan akrab antara subjek dan peneliti dibina. 4) Jumlah waktu studi

Faktor waktu dalam penelitian cukup menentukan, jika tidak diperhatikan oleh peneliti maka waktu yang telah direncanakan akan berantakan.

b. Memasuki lapangan 1) Keakraban hubungan

Sikap peneliti hendaknya pasif, hubungan yang perlu dibina berupa rapport. Rapport adalah hubungan antara peneliti dan subjek penelitian yang sudah melebur sehingga tidak ada lagi sekat diantara keduanya. Dengan demikian subjek akan menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang diperlukan dengan sukarela.

2) Mempelajari bahasa

Jika peneliti berasal dari latar berbeda, maka dianjurkan baginya mempelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang diteliti. Tidak hanya bahasa, peneliti juga sebaiknya mempelajari simbol-simbol yang digunakan mereka.

3) Peranan peneliti

(44)

36

dituntut untuk pasif, namun di beberapa tempat lain peneliti harus lebih banyak aktif.

c. Berperan-serta sambil mengumpulkan data 1) Pengarahan batas studi

Pada saat menyusun ulasan penelitian, tentunya peneliti sudah menetapkan batas studi bersama dengan masalah dan tujuan penelitian. Peneliti sebaiknya memperhitungkan pula keterbatasan waktu, tenaga dan juga biaya.

2) Mencatat data

Alat penelitian yang sangat penting dan banyak digunakan adalah catatan lapangan. Catatan lapangan ini wajib dipunyai peneliti karena tidak mungkin peneliti melakukan dua kegiatan dalam waktu yang bersamaan, sehingga diperluan catatan lapangan untuk mencatat hasil wawancara atau pekerjaan lain. 3) Petunjuk tentang cara mengingat data

Bogdan (1972: 41-42) mengemukakan cara mengingat data, yakni:

a) Buatlah catatan secepatnya.

b) Jangan membicarakan hasil pengamatan dengan orang lain terlebih dahulu sebelum menuangkannya ke dalam catatan lapangan.

(45)

37

d) Usahakan menggambarkan hasil dalam diagram atau dalam bentuk struktur organisasi atau juga dituliskan secara urut langkah-langkah apa yang terjadi sewaktu diamati.

e) Buatlah garis besar yang berisi judul-judul tentang hal-hal yang ditemui dalam suatu pengamatan atau wawancara yang cukup lama dilakukan.

f) Menyisahkan waktu dalam jadwal untuk menulis catatan lapangan setelah melakukan pengamatan atau wawancara. g) Mencatat apa yang dikatan subjek secara verbatim,

hendaknya dilakukan secara teliti.

h) Segera mencatat hal-hal yang terlupakan dalam proses pengamatan atau wawancara.

4) Kejenuhan, keletihan dan istirahat

Satu-satunya jalan yang harus ditempuh jika sudah merasa jenuh saat melakukan penelitian ialah istirahat secukupnya. Jika perlu adakanlah rekreasi untuk mengganti suasana sehingga ketika kembali bekerja, tubuh dan jiwa terasa bugar kembali.

(46)

38

6) Analisis lapangan

Ketika peneliti sudak mulai mencatat dan memberikan kode pada data, akan tampak kecocokan atau ketidakcocokan dengan hipotesa kerja yang telah dirumuskan. Setelah itu analisis lapangan akan diperdalam setelah peneliti meninggalkan lapangan dan mulai mengadakan analisis data secara intensif. 3. Tahap analisis data

Analisis data dilaksanakan langsung di lapangan bersama-sama dengan pengumpulan data.

Sedangkan tahap siklikal mengikuti model dan proses penelitian Spradley yang digambarkan melalui suatu lingkaran.

1 Pengamatan

Deskriptif

2 Analisis Domein

3 Pengamatan

Terfokus

4 Analisis Taksonomi 5

Pengamatan Terpilih 6

Analisis Komponen

(47)

39

Pada bagian ini dikemukakan dua hal yang berhubunga yaitu: analisis data dan interpretasi data.

1. Analisis data

a) Analisis domein

Analisis domein diperoleh dari data pengamatan atau wawancara yang terdapat dalam catatan lapangan atau buku lampiran. Enam tahap yang dilakukan dalam analisis domein yaitu: pertama, memilih salah satu hubungan semantik (termasuk, spasial, sebab-akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan, urutan, dan memberi atribut atau memberi nama) untuk memulai. Kedua, menyiapkan lembar analisis domein. Ketiga, memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir untuk memulainya.

Empat, mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan

hubungan semantik dari catatan lapangan. Lima, mengulangi usaha pencarian domein sampai semua hubungan semantik habis, dan

enam, membuat daftar domein yang ditemukan (teridentifikasikan).

b) Analisis taksonomi

(48)

40

bagian. Keempat, mencari domein yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domein yang sedang dianalisis. Kelima, membentuk taksonomi sementara.

Keenam, mengadakan wawancara terfokus untuk mengecek

analisis yang telah dilakukan. Ketujuh, membangun taksonomi secara lengkap.

c) Analisis komponen

Setelah analisis taksonimo, dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Delapan langkah dalam analisis komponen, yaitu: pertama, memilih domein yang akan dianalisis. Kedua, mengidentifikasi seluruh kontras yang ditemukan. Ketiga, menyiapkan lembar paradigma. Keempat, mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai. Kelima, menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu.

Keenam, menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.

Ketujuh, mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data.

Kedelapan, menyiapkan paradigma lengkap.

d) Analisis tema

(49)

41

perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya. Keempat, menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis. Kelima, mengidentifikasi domein terorganisir. Keenam, membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domein. Ketujuh, mencari tema universal.

2. Interpretasi data

Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara

Sudjana menyatakan bahwa wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).8 Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh interviewer kepada yang diwawancarai. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara terhadap para siswa, panitia pelaksana program Creative Student Day (CSD) beserta pihak sekolah yang bersangkutan. Sebagai cara memperoleh kelengkapan data,

8

(50)

42

peneliti terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti yang akan dijukan pada saat proses wawancara berlangsung.

2. Observasi

Definisi observasi adalah pengamatan, pengawasan, peninjauan, penyelidikan, riset.9 Sedangkan menurut Cartwright & Cartwright seperti yang dikuti Haris Herdiansah mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.10 Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati peningkatan kreativitas siswa selama program ini dijalankan. Peneliti dalam melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya, kemudian mencatatnya secara sistematis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan tanskip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.11 Dokumen tersebut dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hal ini dilakukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari hasil

9

Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,2001), hal. 536

10

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Salemba Humanika), cet.II, hal.131

11

(51)

43

penelitian. Dalam hal ini buku, jurnal dan data lain mengenai komunikasi terapeutik.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Menurut Bogdan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang diinformasikan kepada orang lain. Analisis data tersebut dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang akan diceritakan kepada orang lain.12

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.13 Triangulasi dengan sumber inilah yang akan digunakan peneliti. Triangulasi sumber menurut Patton berarti

12

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 88

13

(52)

44

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.14

14

(53)

45

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Desain Program Creative Student Day (CSD)

Program Creative Student Day (CSD) merupakan salah satu program yang ada di Madrasah Aliyah Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura Timur Gapura

Sumenep, yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Program creative

Student Day (CSD) ini diadakan sebagai ganti dari Class Meeting (CM). Hal ini

dilakukan setelah para guru mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan Class

Meeting.1 Class Meeting yang mengadu kreativitas siswa antar kelas dinilai

kurang efektif, karena tidak semua siswa mau berpartisipasi dalam program Class

Meeting tersebut. Maka dari itu kemudian muncul gagasan untuk mengganti

program Class Meeting dengan program Creative Student Day.

Program Creative Student Day digelar pertama kali pada tahun 2009 yang disambut sangat antusias oleh para siswa. Awalnya, pihak sekolah terlebih panitia pelaksana sangat mengkhawatirkan respon dingin dan kurangnya antusiasme dari para siswa. Namun hasil karya siswa yang luar biasa dan bahkan di luar perkiraan menunjukkan bahwa mereka sangat antusias mengikuti program Creative Student Day (CSD) ini. Karena hal itulah maka prorgam Creative Student Day tetap dijalankan dan bahkan dinanti-nanti oleh para siswa hingga sekarang.

1

(54)

46

Jenis lomba dalam program CSD tidak pernah lepas dari karya tulis, hal ini dikarenakan salah satu cita-cita MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri adalah menjadikan siswa sebagai penulis. Namun bagi siswa yang kurang berminat terhadap dunia tulis-menulis, sekolah juga menyediakan jenis lomba yang lain seperti kerajinan tangan. Dengan ini kita tahu bahwa CSD dimaksudkan untuk mengasah kreativitas seluruh siswa, tidak terkecuali.

Jenis lomba dalam program CSD juga tidak selalu sama setiap tahunnya. Penentuan jenis lomba ditentukan oleh hasil evaluasi program CSD yang dilaksanakan sebelumnya. Jika pada CSD pertama, kedua dan ketiga jenis lombanya meliputi puisi, cerpen, resensi, opini/artikel, lukisa, kaligrafi, dan hias kelas, namun pada CSD selanjutnya jenis lombanya pun berubah. Hal ini dikarenakan beberapa lomba yang diadakan sebelumnya kurang menarik atau terlalu biasa. Namun beberapa alasan seperti kurangnya kinerja kelompok antar siswa juga bisa menjadi penentu jenis lomba dalam program CSD. Misalnya dalam program CSD sudah diadakan pula lomba yang sifatnya kelompok seperti lomba jembatan layang, dan meniti di atas angka, hal ini dilakukan karena pihak sekolah melihat siswa sudah mulai bersifat indifidual dan mengabaikan kerja kelompok.

(55)

47

ketiga, dan ‘Ngenal Odhi’ Ngenal Aba’ Dibi’ (Mengenal Hidup, Mengenal Diri Sendiri)’ pada CSD ketujuh.

Pada CSD kedelapan yang dilaksanakan tanggal 5-7 Januari 2016 lalu, panitia mengganti lomba karya tulis puisi menjadi sya’ir Madura. Hal ini

dikarenakan kaya tulis puisi sudah sangat biasa diadakan di berbagai sekolah, bahkan ada beberapa siswa yang memang sudah rutin membuat puisi setiap hari, hingga kemudian muncullah gagasan untuk mengganti puisi menjadi sya’ir

Madura. Selain alasan tersebut, bagian Humas mengatidakan bahwa hal ini juga bertujuan untuk membiasakan kembali budaya yang pernah ada di Madura.

Lomba karya tulis cerpen juga diganti dengan lomba menulis kisah tokoh inspiratif. Alasan menggantinya adalah karena cerpen juga sudah sangat biasa, maka sekolah menginginkanhal yang lebih dari sekedar biasa, yakni siswa mampu membuat cerita berdasarkan kisah nyata yang inspiratif. Dengan demikian secara otomatis siswa dituntut untuk membaca sejarah tokoh terlebih dahulu sebelum membuatnya, sehingga tidak hanya mengasah keterampilan menulisnya tetapi juga memberi pengetahuan tambahan bagi mereka.

(56)

48

Kriteria umum lomba meliputi:

a. Orisinil (hasil karya sendiri, tidak menjiplak) b. Kreatif (unik dan menarik)

c. Inovatif (penemuan baru)

d. Karya belum pernah dipublikasikan

e. Tidak mengandung unsur pornoaksi, pornografi, dan SARA

f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, kebaikan, dan pesan moral yang benar

g. Tema bebas

h. Setiap siswa boleh menyetorkan lebih dari satu karya dan boleh mengikuti lebih dari satu jenis lomba

i. Semua jenis karya wajib menyertakan satu lembar biografi lengkap (sesuai contoh dari panitia)

Selain kriteria umum, panitia juga mencantumkan kriteria husus dalam setiap lomba:

a. Opini:

- Tema bebas

- Tulisan santai, ringan, gaya bercerita (memoar) - Singkronisitas antara fakta dan analisis

- Runtut

- Diketik dengan rapi

(57)

49

- Sesuai dengan kriteria umum b. Resensi

- Buku/kitab bebas

- Bahasa ringan dan santai

- Sesuai dengan struktur penulisan resensi pada umumnya (minimal mencantumkan: identitas buku, lead/pembuka, isi, penilaian terhadap buku/kitab yang diresensi)

- Diketik dengan rapi

- Maksimal 8 halaman folio (Times New Roman 12, spasi 1,5) - Minimal 2 halaman folio (Times New Roman 12, spasi 1,5) - Sesuai dengan kriteria umum

c. Puisi

- Tema bebas

- Metafor (perumpamaan) - Diksi (kekayaan bahasa) - Logika teks (keharmonisan isi) - Minimal 10 baris dalam 1 judul - Sesuai dengan kriteria umum d. Cerpen

- Tema bebas

- Logika teks (keharmonis antar teks)

(58)

50

- Maksimal 8 halaman folio (Times New Roman 12, spasi 1,5) - Minimal 3 halaman folio (Times New Roman 12, spasi 1,5) - Sesuai dengan kriteria umum

e. Kaligrafi - Tema bebas

- Lafadz Al Quran, hadits atau qoul ulama - Mencantumkan sumber

- Kebenaran tulisan (sesuai dengan aturan khat)

- Menggunakan bahan-murah meriah (alami, sederhana, atau dari bahan/barang bekas)

- Maksimal bingkai 100x100 cm - Sesuai dengan kriteria umum f. Lukisan

- Tema bebas

- Realis (fatual/nyata) - Kesesuaian warna

- 1 dimensi (bukan lukisan timbul, pahat, dll)

- Bahan murah-meriah (alami, sederhana, atau dari bahan/barang bekas)

- Maksimal bingkai 70x70 cm - Sesuai dengan kriteria umum g. Kerajinan Tangan

(59)

51

- Berbentuk miniatur (tiruan dalam bentuk kecil) - Nilai guna, unuk, indah dan rapi

- Bahan murah-meriah (alami, sederhana, atau dari bahan/barang bekas)

- Volume maksimal 70 cm3 dengan 6 dimensi - Berkelompok atau perorangan

- Sesuai kriteria umum h. Hias kelas

- Alat-alat sederhana - Kerapian properti - Kesesuaian tempat

- Sesuai dengan kriteria umum

2. CSD tahun kedua dan ketiga tidak banyak melakukan perubahan, hanya saja panitia memberikan tema untuk lebih mengasah kreativitas siswa. Pada CSD tahun kedua, panitia mengangkat tema ‘Aku dan Ibuku’ dalam lomba cerpen, puisi, opini, dan kaligrafi. Sedangkan

untuk karya tulis resensi, panitia mengambil kitab ‘Ta’limul

Muta’allim’ sebagai buku yang harus diresensi. Untuk lukisan dan

kerajinan tangan, panitia tetap memberi kebebasan tema.

(60)

52

ketiga, namun program CSD ini tidak pernah lepas dari esensinya, yakni meningkatkan kreativitas siswa. Pada CSD keenam ini, panitia sengaja mengadakan lomba yang bersifat kelompok karena berawal dari kekhawatiran pihak sekolah mengenai realita disekitar yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai bersifat individualistik. Hal ini juga sesuai dengan visi misi lembaga, yakni siswa harus bisa bekerjasana, dan ntuk mendorong siswa bekerjasama secara tim, maka pihak sekolah dan panitia sepakat mengadakan lomba kelompok dalam program CSD.

Jenis lomba CSD tahun keenam meliputi: 1. Ular Buta

2. Cipta Puisi Spontan 3. Kreasi Majalah Dinding 4. Kerajinan Tangan

Berikut kriteria umum lomba CSD tahun keenam:

1. Orisinil (hasil karya sendiri, dan bukan menjiplak karya orang lain) 2. Kreatif (unik dan menarik)

3. Inovatif (terdapat unsur atau gagasan baru, dan tidak pernah dipublikasikan sebelumnya)

Sedangkan kriteri khusus antar lomba, meliputi:

1. Ular Buta

(61)

53

- Setiap kelas wajib mendelegasikan peserta maksimal 2 kelompok

- Setiap kelompok terdiri dari 10 orang

- Setiap peserta wajib membawa 1 lembar kerudung warna hitam - Juara diambil 1,2,3

2. Kerajinan Tangan - Tema : Pot Bunga - Semua siswa wajib ikut

- Kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa

- Setiap kelompok harus terdiri dari satu kelas yang sama (tidak boleh campuran)

- Bahan terdiri dari bahan bekas

- 50% bisa dikerjakan di rumah dan 50% di sekolah - Tahan air

- Juara diambil 1,2,3 3. Cipta Puisi Spontan

- Peserta umum

- Peserta wajib membawa alat tulis sendiri

- Bagi 10 Finalis terbaik diberi kehormatan untuk membacakan hasil karyanya didepan para juri

- Juara di ambil 1,2,3

(62)

54

- Terbuat dari bahan bekas - Juara diambil 1 (Juara Umum) 5. Resensi

- Semua siswa sudah di nyatakan ikut dengan menyetorkan resensi buku wajib baca. Maksudnya disini, selama satu tahun siswa diwajibkan membaca banyak buku, dan meresensi salah satu buku yang telah dibaca untuk diikutkan pada program CSD.

- Juara diambil 1 perkelas

Setiap siswa yang masuk nominasi 5 atau 10 besar dalam setiap lomba karya tulis harus melakukan presentasi dan mempertanggungjawabkan hasil karyanya di depan juri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah karya tersebut benar-benar merupakan karyanya sendiri, atau bukan. Selain itu, tujuan diadakannya presentasi dan pertanggung jawaban adalah untuk mengukur sejauh mana siswa tersebut memahami karyanya sendiri.

(63)

55

Gambar 1.1 tersebut merupakan salah satu kerajinan tangan siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep pada CSD pertama. Ia

menggunakan bahan dasar kayu untuk membuat motor tersebut. Meskipun terlihat rumit cara pembuatannya, namun siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I mampu

menyelesaikan kerajinan tangan tersebut dengan sangat baik. Pihak sekolah tentu merasa sangat kagum terhadap karya siswa yang bahkan diluar perkiraan ini. Tidak hanya karya tersebut, masih banyak lagi karya siswa yang mampu mencengangkan pihak sekolah karena keunikannya, sebagaimana pada gambar 1.2 di bawah ini.

Gambar 1.2

(64)

56

Gambar 1.3

Membuat layar setipis itu tentu bukan perkara mudah, namun siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I telah membuktikan bahwa kemampuan mereka tidak bisa dianggap remeh oleh siapapun. Selain kapal pesiar, siswa MA Nasya’atul Muta’allimin juga membuat lampu belajar dari kerangka buah kelapa (gambar

1.4), piala World Cup beserta sepatunya dari tanah (gambar 1.5), panggung pertunjukan dari triplek (gambar 1.6) dan masih banyak lagi.

(65)

57

Gambar 1.5

Gambar 1.6

(66)

58

Gambar 1.7

Gambar 1.8

(67)

59

Program CSD selalu dilaksanakan dengan memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi dalam program tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara menuliskan setiap nama siswa yang telah berpartisipasi dalam program CSD. Meskipun demikian, masih ada juga siswa yang dengan sengaja tidak mengikuti program CSD, maka dari itu panitia memberikan hukuman kepada mereka yang tidak ikut untuk membuat sebuah karya dan menyetorkannya, namun karya siswa yang tidak mengikuti program CSD tidak diikutkan dalam lomba.

Tidak hanya itu, siswa yang diketahui menyetorkan karya hasil plagiasi juga akan mendapatkan hukuman, tentunya hukuman yang diberlakukan mendidik dan tetap bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Namun berbeda jika karya siswa yang telah dinyatakan sebagai juara pada program CSD diketahui merupakan hasil plagiasi dikemudian hari, maka pihak sekolah akan menarik kembali hadiah yang telah diberikan dan membatalkan kemenangannya.

Berikut beberapa kendala yang dihadapi siswa saat mengikuti program CSD:

1. Beberapa siswa merasa takut dan kurang percaya diri ketika harus mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan karyanya, sekalipun karya tersebut memang asli karyanya sendiri. Sehingga mereka memilih menggugurkan diri dan merelakan kesempatan untuk menjadi pemenang.

(68)

60

mereka kurang memiliki akses ke luar pondok, dan fasilitas berupa komputer di sekolah pun kurang memadai sehingga beberapa dari mereka memilih untuk tidak mengikuti lomba karya tulis. Dengan demikian, peminat lomba karya tulis akan semakin menurun hanya karena masalah teknis.

B. Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri

Kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 putri nyatanya memang

sudah terasah secara intens. Hal ini terbukti dengan terbitnya mading serta buletin sekolah yang rutin dan konsisten. Tidak hanya itu, dalam satu tahun terakhir, sudah ada beberapa siswanya sudah mampu berprestasi di luar sekolah, salah satunya juara 1 lomba cipta puisi dan juara 3 lomba pidato Bahasa Inggris. MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri memang sering sekali mengirimkan delegasinya

untuk mengikuti berbagai lomba berbagai tingkatan di luar sekolah, seperti lomba baca puisi, lomba cipta puisi, lomba pidato Bahasa Inggris atau Bahasa Arab, ataupun lomba teater. Dari berbagai lomba yang pernah diikuti oleh siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri, sudah banyak sekali delegasi yang pulang dengan

menyandang predikat juara.

Selain buletin, mading serta program CSD, ternyata banyak siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri, terutama yang berstatus santri meningkatkan

(69)

61

menuangkan karyanya meskipun tidak ada even apapun. Namun sayangnya, beberapa dari mereka lebih suka menyimpan karya-karyanya di buku saja dan tidak mau menunjukkan kepada publik. Dalam hal ini, mereka tidak mengikutsertakan karyanya tersebut dalam even apapun termasuk saat ada penerimaan karya untuk penerbitan buletin atau mading. Melihat kenyataan tersebut, tentu sangat disayangkan jika karya-karya mereka hanya tertuang di buku tulis dan tidak mendapatkan apresiasi apapun. Tapi dari hasil wawancara, mereka menyebutkan bahwa kepuasan setiap kali selesai menulis saja sudah cukup menjadi semangat untuk terus berkarya.

Untuk terus memotivasi siswanya, pihak sekolah selalu memberi apresiasi pada setiap karya siswa. Namun hal itu tidak lantas membuat siswa yang kebanyakan hanya menyimpan karyanya di buku memberanikan diri menunjukkan karyanya. Maka dari itu, sekolah bekerja keras untuk membuat mereka paling tidak mulai berkeinginan menunjukkan karyanya. Hal ini ditunjukkan dengan dibentuknya komunitas teater Kencana sebagai salah satu eskul yang ada di MA Nasy’atul Muta’allimin. Teater kencana tidak hanya

mengasah kemampuan ekting siswa, tetapi juga menyetorkan, membacakan serta mengulas karya-karya mereka. Meskipun tidak banyak memberikan dampak yang signifikan, tapi mampu memberikan koreksi bagi karya siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya mampu menambah karyanya, tetapi juga meningkatkan kualitas karyanya.

(70)

62

siswa terutama yang masuk di jajaran kepengurusan OSIS. Tidak hanya design dekorasi acara yang diadakan di sekolah, tetapi juga di pondok. Pada setiap perayaan haflatul imtihan, setiap santri yang diantaranya juga termasuk siswa MA Nasy’atul Muta’allimin mendekorasi kamarnya sendiri, mulai da

Gambar

Gambar  1.1  tersebut  merupakan  salah  satu  kerajinan  tangan  siswa  MA  Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep pada CSD pertama

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebaikanNya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Asset Growth Terhadap

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Metode pencampuran larutan terbukti dapat digunakan untuk mensintesis serbuk FeTiO3 selain itu metode pencampuran juga mempercepat pembentukan fasa FeTiO3 pada suhu

Setelah dijabarkan mengenai hasil penyebaran angket kepada 44 responden wanita muslim yang berwirausaha di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak untuk

Sedangkan dalam kurikulum dengan 3 pokok bahasan terdapat 18 sub pokok bahasan pada kurikulumyang sama dengan sub pokok bahasan pada mata kuliah Ekonomi Moneter ada 9

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan

yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Inhibitor Tirosinase dan Penetapan Kadar

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai variabel independen yaitu gaji, kepemimpinan,