• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABLOID NYATA SEBAGAI BENTUK EKSPANSI HORIZONTAL JAWA POS : KAJIAN EKONOMI MEDIA DALAM JAWA POS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TABLOID NYATA SEBAGAI BENTUK EKSPANSI HORIZONTAL JAWA POS : KAJIAN EKONOMI MEDIA DALAM JAWA POS."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

“TABLOID NYATA SEBAGAI BENTUK EKSPANSI

HORIZONTAL JAWA POS”

(Kajian Ekonomi Media dalam Jawa Pos)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

OVITA APRINIA BAHRI NIM. B06212075

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ovita Aprinia Bahri NIM B06212075, 2016. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. TABLOID NYATA SEBAGAI BENTUK EKSPANSI HORIZONTAL JAWA POS (Studi Kajian Ekonomi media dalam Jawa Pos).

Kata Kunci : Ekspansi media, Ekonomi media, Tabloid Nyata

Ekspansi Media, merujuk dari kata expansion yaitu aktivitas memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain. Atau peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan cara observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya.Yang Dalam kajian pustaka yang menjadi kajian utama adalah ekonomi media. Ekonomi media mempelajari bagaimana industri media memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya kepada khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan informasi dan hiburan. Media menjadi alat iklan utama dan karenanya menjadi penghubung dan konsumsi, antara produsen barang dan jasa dengan masyarakat.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN………. i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK……… viii

DAFTAR ISI……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………... 4

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu………... 5

F. Definisi Konsep……… 9

G. Kerangka Pikir………... 24

H. Metode Penelitian……….... 28

(8)

2. Subyek dan Objek Penelitian………...………. 30

3. Jenis dan Sumber Data……….. 30

4. Tahapan Penelitian………... 31

5. Teknik Pengumpulan Data………..….. 32

6. Teknik Analisis Data... 32

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……..………... 34

I. Sistematika Pembahasan……….. 36

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Pustaka……… 37

2.1 Pengertian Komunikasi Massa…………...……… 37

2.2 Fenomena Bisnis Media Cetak di Indonesia…………....……….. 39

2.3 Kepemilikan dan Konglomerasi Media Massa di Indonesia …….. 41

2.4 Pasar Bisnis Media Cetak di Indonesia ………...….. 44

2.5 Gambaran Umum Media Cetak di Indonesia... 47

2.6 Perkembangan Majalah di Tanah Air... 49

2.7 Kondisi Media Cetak di Indonesia saat ini... 54

B. Kajian Teori... 57

2.1.2 Ekonomi Media... 57

BAB III PENYAJIAN DATA A. Profil Data…...………... 63

1. Deskripsi Subyek Penelitian……...………..………. 63

2. Deskripsi Objek Penelitian...……….. 65

(9)

a. Peranan dan Fungsi PT Dharma Nyata Press... 65

b. Visi dan Misi PT. Dharma Nyata Press... 67

c. Motto dan Logo PT. Dharma Nyata Press... 68

d. Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja... 69

B. Deskripsi Penelitian ………... 76

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data………...……….….. 87

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori……….…. 96

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………. 106

B. Rekomendasi ……….. 107

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman ini, menuntut pertukaran informasi menjadi semakin luas dan semakin cepat.Media-media kini banyak bermunculan untuk bersaing untuk menjadi yang terdepan dalam menyampaikan informasi.Media merupakan salah satu bentuk sarana penginformasian kepada publik.1Media

sendiri terdiri dari beragam jenis, antara lain media cetak, media elektronik dan kini mulai marak dengan media internet. Namun semakin lama, media kini tidak lagi hanya sebagai sarana penyebaran informasi publik dan karya jurnalistik saja.Saat ini media berkemabang jauh bahkan hingga menjadi sebuah industri yang tentunya berorientasi pada pendapatannya sendiri. Sehingga kini media bukan hanya murni sebagai corong informasi bagi masyarakat, tetapi justru menjadi bisnis hangat bagi kalangan pebisnis media.

Semakin lama bisnis media semakin besar dan melibatkan hampir seluruh media yang ada dengan kepemilikan para pebisnis media.Masyarakat mulai tenggelam dalam dunia yang semakin dipenuhi oleh media, dengan catatatan bukan lagi sebagai penyampai informasi saja, tetapi sebagai industri yang meraup keuntungan melalui media.Apakah masyarakat terlayani dengan

(11)

2

informasi yang actual, beragam dan sesuai dengan faktanya, atau hanya sekedar pemenuhan keuntungan hanya untuk pebisnis media saja.2

Dengan memperhatikan fenomena tersebut, terjadi perkembangan yang luar biasa, bahkan dalam skala ekonomi telah mengalami perubahan orientasi.Perubahan orientasi inilah yang kemudian oleh Novel Ali disebut sebagai give the press they public should knows (pembentukan selera public).

Media massa telah berkembang menjadi sebuah industri informasi, atau yang lebih dikenal dengan industri media.

Industri media massa dinyatakan sebuah aktivitas institusi media massa menciptakan atau menghasilkan pesan atau produk pesan media yang berorientasi pada bertambahnya modal (financial benefit). Orientasi financial

benefit inilah yang menjadi tolak ukur apakah sebuah institusi media bersifat

industri atau bukan. Untuk menayatakan bahwa media massa saat ini bukan sebuah industri juga sangat sulit. Dalam konteks inilah media mulai menjadi sebuah industry yang di dalamnya terdapat proses produksi, distribusi dan konsumsi yang merupakan inti dari ekonomi media. Dengan demikian, media merupakan sebuah bisnis mandiri yang harus mampu memenuhi siklus ekonomi medianya sehingga bisnis tersebut akan terus berkembang.3

Perkembangan bisnis media di Indonesia saat ini juga berkembang pesat.Banyak media di Indonesia yang mulai dikuasai oleh para pebisnis media.Banyak bermunculan media-media yang bukan milik negara, misalnya MNC Group, Kompas, Jawa Pos Group, dan masih banyak

2 Moch. Choirul Arif. Dasar-Dasar Kajian Budaya dan Media(Surabaya: Jurnal 2014), hlm.110

(12)

3

masing dari mereka terus melakukan perluasan bisnis mereka masing-masing.Misalnya MNC Group yang mulai menjadi pemilik beberapa stasiun televisi, Koran, televisi berlangganan, bahkan hingga media internet.Kemudian berikutnya adalah Kompas, Koran nasional yang kemudian melakukan perluasan bisnis pada stasiun televisi. Karena media di Indonesia banyak dikuasai oleh para pebisnis media yang juga merupakan tokoh-tokoh politik di Indonesia, maka tidak jarang terjadi perang media di Indonesia, terutama dalam kajian politik. Perang Media di Indonesia pun tidak hanya terjadi dalam kancah politik saja, tetapi juga dalam konten konten tertentu untuk menarik minat penonton dan pembaca. Sehingga para media terkesan saling senggol untuk merebut hati konsumen media.

(13)

4

masakan dan lain sebagianya. Dengan adanya ekspansi horizontal ini diharapkan akan mendatangkan tambahan pendapatan untuk bisnis media Jawa Pos Grup ini. Hal inilah yang biasa disebut dengan ekonomi media, khususnya dalam ranah industri media. Dengan demikian penelitian dianggap menarik karena dalam penelitian ini media tidak hanya dilihat dari sudut pandang jurnalistik seperti pada penelitian media massa pada umumnya, tetapi dikaji dengan kajian ekonomi media. Semoga dengan adanya penelitian ini menambah pengetahuan di bidang kajian ekonomi media.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimana Tabloid Nyata sebagai bentuk ekspansi horizontal Jawa Pos ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yang mengacu pada rumusan masalah di atas adalah untuk mengkaji

Menjelaskan bagaimana Tabloid Nyata sebagai bentuk ekspansi horizontal Jawa Pos.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

(14)

5

Manfaat teoritis yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini akan memperdalam pemahaman terhadap konsep-konsep ekonomi media khususnya dalam ekspansi horizontal media. 2. Penelitian ini diharapkan berguna untuk verifikasi dan

menyempurnakan konsep-konsep ekonomi media khususnya dalam ekspansi horizontal media.

b) Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi serta

pertimbangan danreferensi mengenai implementasi konsep-konsep ekonomi media khususnya dalam ekspansi horizontal media.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi dan inovasi terhadap konsep-konsep ekonomi media khususnya dalam ekspansi horizontal media.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu dilakukan peneliti untuk menjadi bahan acuan yang mampu memberikan rumusan asumsi dasar bagi pengembangan kajian. Peneliti mencari studi penelitian yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam konteks subjek, metodologi maupun perspektif penelitian. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai referensi:

(15)

6

2009, tentang “Strategi Pengembangan Media: antara Bisnis dan Ideologi”. Peneliti menggunakan metode kualitatif dalam hal ini terdapat sebuah persamaan dengan penelitian penulis yaitu penggunaan subjek ekonomi media. Namun ada juga perbedaanya yaitu pada obyek kajiannya, dimana penulis menggunaan objek kajian tabloid nyata sebagai bentuk horizontal jawa pos, sedangkan pada kajian terdahulu yang dimaksud menggunakan obyek kajian strategi pengembangan media: antara bisnis dan ideologi. Permasalahan yang coba untuk dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan media: antara bisnis dan ideologi, yang dilakukan terhadap Media Indonesia dan Metro TV yang berada di bawah manajemen Media Group. Apa yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak berusaha menggeneralisasi realitas lainnya melainkan hanya menunjukkan keunikan yang terdapat pada lembaga yang diteliti.

(16)

7

institusi ini menguasai dan memiliki keterampilan ganda, menulis di media cetak dan menulis narasi televisi. Ketiga, untuk dapat survive, Media Indonesia dan Metro Tv berupaya menyeimbangkan idealisme ,media sebagai pilar the agent of change dengan kepentingan bisnis, melalui berbagai kebijakan internal maupun tujuan pencerahan masyarakat.

(17)

8

Hasil penelitian kedua Reformasi politik yang terjadi pada tahun 1998 telah mengubah wajah penyiaran di Indonesia. Disahkannya UU nomor 32 tahun 2002 tentang penytiaran menjadi dasar hukum baru munculnya berbagai lembaga penyiaran batu baik radio maupun televisi, terutama di daerah-daerah. Namun dalam perjalanannya tidak semua lemaga penyiaran baru tersebut berkembang sebagimana yang diharpkan.

Beberapa diantaranya ada yang bangkrit, diakuisisi perusahaan media yang lebih besar atau menjalin kerjasama untuk bisa bertahan.Fokus kajian ditekankan pada ekonomi media dengan mengambil JTV sebagai sampelnya untuk melihat praktik-praktik penyelenggaran penyiaaran TV lokal Swasta di Indonesia, terutama terkait dengan isu ekonomi media TV lokal swasta, bisnis kompetesi, dan strategi-strategi marketing media yang dilakukan. Hasil penelitian menyebutkan JTV merupakan ekspansi bisnis media Group Jawa Pos di pertelevisian untuk memperluas cakupan dan skala pasar media.

(18)

9

juga menyadari pentingnya kualitas tanyangan baik secara teknis maupun konten sehingga trus berupaya memperbaiki untuk memperkuat eksistensinya.

Terakhir, untuk memenuhi aturan sebagi stasiun televisi jaringan tingkat regional manajemen mendirikan sejumlah biro di daerah dan memberikan alokasi jam untuk siaran lokal sebagiman diatur dalam UU penyiaran atau peraturan pemerintah yang terkait.

F. Definisi Konsep

Konsep merupakan unsur pokok dalam penelitian. Untuk mempermudah proses analisis, maka definisi yang terdapat dalam judul perlu dijelaskan jangkauan operasionalnya. Definisi tersebut diantaranya adalah:

1. Tabloid

Tabloid adalah surat kabar berukuran kecil (separo koran biasa, sekitar 30 x 40 sentimeter). Kata tabloid berasal dari bahasa latin, tabula (lempeng), istilah “tabloid” lebih merujuk kepada bentuk dan koran dari pada isinya. Tabloid pertama kali terbit di New york, Amerika serikat pada Juni 1919 dengan idul Illsurated Daily News yang kemudian menjadi saily news.

(19)

10

Beda ukuran antara surat kabar biasa dan tabloid. Namun lama-kelamaan citra tersebut terhapus setelah tabloid beralih arah pada penyajian berita-berita yang sopan. Selain itu muncul pula tabloid yang memuat berita pada umumnya tetap merupakan koran yang “murah meriah”dan karena itu biasanya mencapai tiras yang tinggi, kadang sampai jutaan eksemplar. Di Indonesia pun tirasnya dapat mencapai rtusan ribu eksemplar. Misalnya tabloid monitor pernah mencapai tiras 720.000 tiras tertinggi di negri ini sepanjang sejahrahnya sebagai tabloid. 4

2. Ekspansi

Ekspansi adalah tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang telah ada. Contohnya pabrik indomie kita telah memproduksi indomie untuk kebutuhan nasional, karena pasar Asean masih terbuka, maka pabrik indomie tersebut melakukan ekspansi usahanya ke negara-negara Asean dengan membuka pabrik indomie baru guna memenuhi kebutuhan dari negara yang bersangkutan.

Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

3. Ekspansi Horizontal

Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni: Mengubah batas-batas struktur pasar (globalisasasi) juga ada ekspansi vertical, ekspansi horizontal, dan ekspansi diagonal. Ekspansi vertical adalah dimana sebuah perusahaan memiliki pemasok dan pembeli hulu

(20)

11

hilir. Contohnya: Rental mobil -> Finance-> Agency Iklan-> Persewaan Alat

- Ekspansi horizontal adalah perluasan dari suatu perusahaan dalam suatu indistri dimana sudah aktif untuk tujuan meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa tertentu. Contohnya : Finance -> Outsourcing-> Finance

- Ekspansi diagonal secara menyeluruh dari segala arah - Merger Atau Penggabungan

Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger

- Konglomerasi

Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.

4. AkuisisiMedia

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

5. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa

(21)

12

di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.

6. Leverage Buyout

Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.

7. Ekonomi media

Ekonomi media sebagai kegiatan adalah aktivitas ekonomi di bidang media, atau aktivitas media di masyarakat yang berpengaruh pada berbagai aktivitas lainnya, seperti ekonomi, sosial, politik, keamanan dan lainnya. Pengertian ini lebih dekat kepada pengertian aktivitas ekonomi lainnya, seperti Ekonomi Pertanian, Ekonomi Industri, Ekonomi Transportasi, Ekonomi Energi, dan sebagainya. Ekonomi media berkaitan dengan cara atau usaha manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya (kebutuhan, atau needs, dan keinginan, atau wants). Dengan

(22)

13

sandang, kendaraan, dan sebagainnya), sementara pendapatan perusahaan (revenue)berasal dari hasil pembelian barang dan jasa oleh

konsumen.Pada ekonomi atau bisnis media yang dihasilkan adalah informasi (dalam bentuk berita, hiburan, dan pendidikan) untuk khalayak, menurut selera redaktur media, baik cetak maupun elektronik. Seangkan pendapatan (revenue)perusahaan media utamanya berasal dari

pemasangan iklan oleh pihak lain, yang notabenya bukan konsumen utama bisnis media.5

Selain itu, keunikannya dalam bidang ekonomi lainnya timbul karena adanya kebutuhan (permintaan) dari konsumen, yang lebih dikenal dengan istilah Demand Creates its own supply. Adapun ekonomi dan

bisnis media, khususnya media penyiaran (broadcast media) justru

sebaliknya, di mana produksi media justru menciptakan permintaan sendiri. Atau dalam ekonomi dikenal dengan istilah Supply Creates its

Own Demand. Dengan adanya produk media penyiaran, baik elektronik

maupun cetak akan menimbulkan permintaan iklan (Advertising

Demand). Pada ekonomi media atau bisnis pada umumnya, misinya

adalah hanya untuk mendapatkan laba untuk bisa going concern. Pada

ekonomi atau bisnis media, selain misi untuk mendapatkan laba, juga punya misis lain (sosial atau politik), yaitu bagaimana menyalurkan ide, pendapat attau opini tertentu yang dianggap penting untuk masyarakat.

a. Bisnis media adalah pengelolaan media secara ekonomi, atau usaha (bisnis) media secara ekonomis dalam memenuhi

5 Henry Faizal Noor.

(23)

14

kebutuhan dan keinginan (konsumsi), baik individu, organisasi, maupun masyarakat, dan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya dalam rangka mencari laba.Bisnis media mencakup tiga macam kategori yaitu bisnis media above the line (televisi, radio, majalah, billboard, Koran), bisnis media below the line (poster, event, brosur, merchandise, media alternative), dan bisnis media on line (jejaring social seperti facebook, twitter, forum online, media informasi online). Dari tiga macam tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda yang mempunyai komunitas yan berbeda pula. Bisnis media merupakan aktifitas komersial yang dilakukan dengan menggunakan media massa, sehingga sangat menarik untuk dikaji karena memadukan tiga unsure, yaitu strategi, pemasaran, dan komunikasi. Kajian tersebut lebih dikenal sebagai Integrated Marketing

Communication. Bisnis media erat kaitannya dengan kegiatan

advertising, dimana perkembangan dalam media massa sangat mempengaruhi bisnis media sejalan dengan perkembangan bisnis iklan.

b. Bisnis Buku dan Majalah (The Economics of books and Magazine)

(24)

15

intelektual, cultural, dan ekonomi masyarakat.6Sebagai suatu

media, penerbit buku dan majalah biasanya mempunyai misi sosial dan politik. Sebagai media komunikasi, industry buku dan majalah, pada umumnya memiliki misi sosial dan politik, berupa: a. Menyampaikan Informasi

b. Membentuk opini

c. Menjadi corong (Public Realation, PR) kelompok masyrakat

(independen)

Sebagai suatu bisnis media, buku dan majalah juga mempunyai misi komersial, yaitu menacari laba, sehingga dapat memberikan balas jasa ekonomi (keuntungan) kepada pemilik modal baik melalui penjualan produknya, maupun melalui jasa iklan.

Majalah menawarkan berbagai jenis jasa iklan kepada masyarakt.Ada iklan untuk dunia bisnis, yaitu memfasilitasi dunia usaha, dengan merangsang konsumsi masyarakt melalui penciptaan keinginan (creating consumers wants), ada iklan sosial (ucapan

terima kasih, ucapan belasungkawa, dan sebagainya), maupun iklan politik, oleh partai, ataupun calon pejabat public. Dilihat dari jenisnya, majalah juga dapat dikelompokkan menjadi surat kabar umum, dan surat kabar khusus.

Majalah umum, biasanya mengabarkan berita-berita terkini dalam berbagai topic. Topiknya bias berupa ekonomi, politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca, hiburan (cerita lucu,

6

(25)

16

kritik sosial, teka-teki) dan lainnya. Jenis majalah umum biasanya diterbitkan setiap pekan, atau setiap dua pekan, bahkan ada yang bulanan.

Majalah khusus adalah yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olah raga tertentu, penggemarseni atau partisipan kegiatan tertentu. Biasanya surat kabar khusus ini terbitnya tidak setiap hari, tetapi berkala, apakah mingguan, dwimingguan, dan lainnya.7

Selain dari kedua jenis majalah di atas, juga terdapat majalah yang terbitnya secara berkala, biasanya lebih kevil dan kurang prestisius dibandingkan dengan majalah, dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Seperti haknya surat kabar, di era modern dan nenagar-negara demokrasi saat ini, majalah, khususnya berita sebagai karya para jurnalis (pers) sudah menjadi salah satu pilar demokrasi untuk penyeimbang antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

8. Politik Media

Media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.Hampir setiap saat manusia menggunakan media, baik media cetak ataupun media elektronik.Pada dasarnya, media merupakan sarana komunikasi yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat secara luas, sehingga masyarakat dapat menerima informasi

(26)

17

secara serentak.Media salah satu sarana alat penyampian informasi yang sangat penting dalam konteks kehidupan sosial bermasyarakat. Tanpa adanya media massa, otomatis manusia hanya bisa menyampaikan dan menerima informasi melalui cara-cara tradisional seperti jaringan komunikasi berantai antara satu individu ke individu yang lain. Media juga merupakan corong penyampai informasi utama kepada masyarakat.

Dengan kemajuan teknologi media telah menyajikan informasi dengan cepat dan mudah diakses kapan dan dimana saja.Kemajuan teknologi di bidang informasi ini juga telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat, mulai dari media cetak hingga media elektronik, dari komputer hingga handphone dengan bermacam bentuk modifikasi. Media massa adalah salah satu contoh alat sarana komunikasi politik. Dalam hal ini media sangat berperan penting, karena media massa itu bersifat transparan apalagi jika media massa di gunakan sebagai alat kampanye tentu sangat dibutuhkan untuk keterbukaannya. Ada banyak macam alat komunikasi politik diantaranya yaitu :

1) Pers

Salah satu Input dari informasi politik adalah melalui pers, dari pers ini informasi politik dapat sampai ke media massa dengan menggunakan pers kgiatan perpolitikan dapat berjalan lancar dan komunikasi antara rakyat dan pemerintahpun terlihat lebih transparan.

2) Pemilu

(27)

18

3) Media massa

Cukup banyak jenis-jenis media massa baik cetak maupun elektronik seperti, koran, televisi, internet,Radio, dll, kesemuanya itu sangat membantu komunikasi politik. terlebih jika internet, di zaman yang seperti saat ini kebutuhan manusia untuk mengakses sebuah berita atau berkomunikasi tidaklah sulit karena denggan menggunakan jaringan internet yang bersifat “update” kejadian yang terjadi di daerah manapun dengan cepat dapat diakses di internet.

Segala kegiatan yang ada nuansa politik diangkat media bertujuan tak hanya sebagai sarana publitsitas namun juga mempengaruhi khalayak untuk memilihnya. Oleh sementara pihak media massa sering disebut sebagai the fouth estate dalam kehidupan sosial ekonomi.

 Ada studi kasus mengenai media dan politik.

Nixon’s Checker Spech 1952 (Embrio Media dan Politik)

• Isu tentang Nixon soal jabatan

• Pidato Nixon : Anjing Checker dan Serangan terhadap lawan politik

• Nixon digulingkan karena isu watergate

• Semua aktifitas ini diliput media

• Nixon selamat dan digulingkan oleh Media

 Relasi media dan politik

- Jokowi Vs Prabowo (Pemilu 2014) - Belanja Iklan di setiap pemilu di Indo

- Media dan Pemegang Kedaulatan. Ref. 1. P.98 - Ford Vs Carter (Pemilu AS 1976).

 Kekuasaan Media

(28)

19

9. Perspektif Media

Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern tidak ada yang menyangkal, ada enam perspektif dalam hal melihat peran media.

1. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.

2. Cermin berbagi peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksisasikan apa adanya. Karenannya para pengelola media sering merasa “tidak bersalah” jik isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, Karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para professional media, dan khalayak tidak sepenihnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. 3. Memendang media massa sebagai filter yang menyeleksi berbagai hal

untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk konten yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapa-apat perhatian.

4. Media massa acapkali pula dipandang sebagai penunjuk jalan yang menerjemahkan dan menunujukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternative yang beragam.

5. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.

(29)

20

dan informasiyang disajikan, mempunyai peran yang signifikandalam proses sosial. Isi media massa merupakankonsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yangada di media massa akan mempengaruhi realitassubjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentangrealitas yang dibentuk oleh isi media massa inilahyang nantinya mendasari respon dan sikap khalayakterhadap berbagai objek sosial.

Informasi yang salah dari media massa akan memunculkangambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu.Karenanya media massa dituntut menyampaikaninformasi secara akurat dan berkualitas. Kualitasinformasi inilah yang merupakan tuntutan etis danmoral penyajian media massa.

(30)

21

 Media modern adalah persilangan antara pasar, produk, dan

teknologi

- Indonesia 1997 : 79 Perusahaan Surat Kabar, Tabloid 88, Majalah 144, Buletin 8

- Indonesia 1999 : 299 Perusahaan Surat Kabar, 886 Tabloid, Majalah 491, Buletin 11

- 1398 SIUPP baru.

- Tidak banyak yang survive

- Bertahan hidup dengan low taste content, masyarakat pun mendukung. Istilah “ekonomi politik” diartikan secara sempit oleh Mosco sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan yang saling menguntungkan antara sumber-sumber produksi, distribusi dan konsumsi termasuk didalamnya sumber-sumber yang terkait dengan komunikasi.Pengertian ekonomi politik secara sederhana adalah hubungan kekuasaan politik dalam sumber-sumber ekonomi yang ada di masyarkat.

Ekonomi politik media adalah media sebagai institusi politik dan institusi ekonomi yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Satu prinsip yang harus diperhatikan disini adalah sistem industri kapitalis media massa harus diberi fokus perhatian yang memadai sebagaimana institusi-institusi produksi dan distribusi lain. Kondisi-kondisi yang ditemukan pada level kepemilikan media, praktik-praktik pemberitaan, dinamika industri dan radio, televisi, perfilman, dan periklanan, mempunyai hubungan yang saling menentukan dengan kondisi-kondisi ekonomi-politik spesifik yang berkembang di suatu negara, serta pada gilirannya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi-politik global. Untuk memahami bagaimana penerapapan pendekatan ekonomi politik digunakan dalam studi media massa , ada 3 konsep awal yang harus dipahami, yaitu: 1. Commodification segala sesuatu dikomoditaskan (dianggap barang

(31)

22

sebagai alat mendapatkan keuntungan. Tiga hal yang saling terkait adalah: Isi media, jumlah audience dan iklan. Berita atau isi media adalah komoditas untuk menaikkan jumlah audiencee / oplah. jumlah audience / oplah juga merupakan komoditas yang dapat dijual pada pengiklan.

2. Spatialization proses mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial. Spatialization adalah cara-cara mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, jarak dan waktu bukan lagi hambatan dalam praktek ekonomi politik. Berkaitan dengan media massa, maka kegiatan yang berada di kota kecil dapat disiarkan langsung oleh televisi nasional yang berpusat di Jakarta.

3. Structuration penyeragaman ideologi secara terstruktur. Structuration (Strukturasi) yaitu penyeragaman ideologi secara terstruktur juga terjadi karena misalnya, orang-orang redaksi Media Indonesia merangkap jabatan sebagai orang redaksi Metro TV. Orang-orang redaksi Kompas juga memimpin usaha-usaha penerbitan anak usaha Kompas. Koran-koran daerah juga dikuasai oleh kelompok pengusaha media Jakarta. Dalam struktur kepemilikan yang demikian, pemimpin redaksi koran-koran daerah biasanya adalah “kiriman” dari Jakarta. Setidaknya sudah menjalani praktek kerja beberapa bulan di Jakarta. Jadi media yang sama pemiliknya akan memiliki ideology yang sama pula.

(32)

23

penikmat, pemirsa, pembaca dan pendengar (audiens) media massa tersebut.

Pendekatan ekonomi politik, melihat media massa dari siapa penguasa sumber-sumber produksi media massa, siapa pemegang rantai distribusi media massa, siapa yang menciptakan pola konsumsi masyarakat atas media massa dan komoditas lain sebagai efek kerja media. Siapa penguasa sumber-sumber produksi media massa dapat dilihat antara lain dari kepemilikian media massa, kepemilikan rumah produksi penghasil acara-acara televisi. Kepemilikan media massa di Indonesia dapat dilihat antara lain: Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Metro TV, Media Indonesia, dimiliki oleh kelompok usaha Bimantara.

• Ekonomi Politik Media dan Kontribusinya

• Jurnalisme Swasta : Realitas sosial, ekonomi, politik, dan hiburan

(33)

24

G. Kerangka Pikir Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan tinjuan penelitian di atas, berikut ini kerangka pemikiran atau perspektif teoritis dalam penelitian ini:

Media merupakan salah satu bentuk karya jurnalistik selain itu media sebagai bentuk bisnis. Industri media massa atau bisnis media adalah dinyatakan sebuah aktivitas institusi media massa dalam menciptakan atau menghasilkan pesan atau produk pesan media yang berorientasi pada bertambahnya modal (financial benefit). Untuk mendatangkan modal harus ada pemasukan misalnya dari penjualan.Untuk melakukan penjualan harus mencari pasar atau mempertahankan pasar yang sudah ada. Sehingga mendapatakan penadapatan untuk menjelaskan proses bisnisnya. Dengan

MEDIA

SEBAGAI BENTUK BISNIS

BISNIS MEDIA (JAWA POS)

MEMPERTAHANKAN PASAR UNTUK PENDAPATAN

EKSPANSI HORIZONTAL MEDIA (TABLOID

NYATA)

(34)

25

demikian industri media perlu melakukan ekspansi untuk menambah pendapatan salah satunya dengan ekspansi horizontal media, yaitu misalnya pada industri media jawa pos yang melakukan ekspansi berubah tabloid nyata untuk menambah pendapatan.

Teori ekonomi media merupakan sebuah pendekatan yang memusatkan perhatian lebih banyak pada struktur ekonomi daripada muatan atau ideologi media.Teori ini fokus ideologi medianya pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan perhatian penelitian pada analisis empiris terhadap struktur pemilikan dan mekanisme kerja kekuatan pasar media.Menurut tinjauan ini, institusi media harus dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi.

Ekonomi media sebagai kegiatan adalah aktivitas ekonomi di bidang media, atau aktivitas media di masyarakat yang berpengaruh pada berbagai aktivitas lainnya, seperti ekonomi, sosial, politik, keamanan dan lainnya. Pengertian ini lebih dekat kepada pengertian aktivitas ekonomi lainnya, seperti Ekonomi Pertanian, Ekonomi Industri, Ekonomi Transportasi, Ekonomi Energi, dan sebagainya.8

Keberhasilan media massa dalam mempertahankan diri apalagi mampu bersaing di tengah pasar informasi bebas lebih ditentukan oleh kemampuannya dalam menyediakan sesuatu yang diinginkan pasar.9Tidak peduli apakah

suguhan itu secara estetis bermutu atau tidak, yang terpenting adalah disuaki pasar. Dengan gambaran tersebut maka kerangka ekonomi dalam bisnis media

8. Henry Faizal Noor.

Ekonomi Media, hlm. 13

9 William L Rivers, Jay W Jensen dan Theodore Peteerson.

(35)

26

berpusat dan berkutat pada beberapa aspek, yaitu iklan dan khalayak massa. Dari kedua aspek tersebut, iklan menjadi kerangka utama media massa dalam menopang kebutuhan produksinya.

Dalam konteks inilah David Potter10 menyatakan“iklan tidak mutlak

diperlukan bagi jalannya perekonomian yang efisien, karena biasanya penawaran akan selalu mengi,bangi permintaan. Hanya jika permintaan yang diinginkan produsen begitu tinggi, atau jika penawaran jauh sekali melebihi permintaan, maka iklan menjadi sangat penting.Dalam situasi ini produsen tahu batasan operasionalnya, yakni bahwa pertumbuhannya tergantung pada kapasitas produksinya.Namun begitu memasuki pasar, pertumbuhannya lebih ditentukan oleh kapasitasnya dalam menjual.

Pernyataan potter tersebut sangat dipahami oleh media massa, karena bagaimanapun memasuki pasar, maka kebutuhan iklan menjadi tak terbantahkan untuk diambil. Karena dari sanalah pihak media massa mendapatkan fresh money untuk mengembangkan perusahaannya. Khalayak

media juga sebenarnya memberikan kontribusi dalam hal kebutuhan financial kelembagaan media massa melalui kontribusi pembelian produk yang dilakukannya. Namun dalam konteks ekonomi media, pihak media massa mulai memanfaatkan khalayak sebagai sebagian dari komoditas yang diperjualbelikan kepada pihak pemilik capital, dengan cara mengeksplorasi waktu luang khalayak yang dijadikan jaminan dalam menjual khalayak kepada pemilik kapital.

(36)

27

Akibat lebih lanjut dari semua itu, struktur kelembagaan media massa menjadi terpengaruh atau dalam bahasa yang lebih halus, pihak kelembagaan media massa melakukan proses penyesuaian struktur. Dalam arti yang lain, produksi media massa dalam keberlangsungannya memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Untuk dapat melayani khalayak yang begitu besar dan luas menjadikan kelembagaan atau perusahaab media massa berpikir ulang untuk malakukan ekspansi jika tidak memiliki pendanaan dan manajemen yang cukup. Karena itulah, menurut Frank Mott sebagaimana William L Rivers dan rekan menyatakan bahwa ketika pasar tercipta secara missal, dimana unit produksi besar yang efisien, mendorong pemusatan kepemilikan media massa di berbagai kota, disusul munculnya jaringan perusahaan media massa, dimana satu perusahaan media massa mengontrol banyak media massa di banyak tempat.

(37)

28

memanipulasinya.Tujuannya adalah jelas memperoleh perhatian khalayak dan pada akhirnya mendapatkan keuntungan finasial.11

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan paradigma atau pendekatan konstruktivis. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Sedangkan metode riset yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipan dan depth-interview.Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji bagaimana implementasi Tabloid Nyata sebagai

Ekspansi Horizontal Jawa Pos

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.12menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif tepat digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini, menggunakan latar alamiah, tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi, dan penelitian ini berupaya untuk

11 Moch. Choirul Arif.

Dasar-Dasar Kajian Budaya dan Media (Surabaya : 2014),

hlm.112

(38)

29

membangun pandangan subjek peneliti dalam bentuk kata-kata dan gambaran yang rinci terkaitTabloid Nyata sebagai Ekspansi Horizontal

Jawa Pos.

Penelitian ini menggunakan latar belakang alamiah, yaitu fenomena yang dikaji dalam penelitian ini sudah terjadi secara alamiah tanpa dibentuk atau dikondisikan karena penelitian ini. Penelitian ini tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara-cara kuantifikasi. Penelitian ini menggunakan prosedur analisis penggambaran dalam kata-kata yang rinci terkait Tabloid Nyata sebagai Ekspansi Horizontal Jawa

Pos Bogdan dan Taylor dalam mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati13. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian

deskriptif.Penelitian deskriptif menurut Moeleong adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Penelitian deskriptif menurut Rakhmat14 hanyalah memaparkan situasi

atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

13

Ibid, hlm.6

(39)

30

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini bukan berupa angka-angka melainkan kata-kata, baik tertulis atau lisan yang terkait dengan Tabloid Nyata sebagai

Ekspansi Horizontal Jawa Pos.

2. Subyek dan Obyek Penelitian a. Subyek Penelitian

Subyek yang dijadikan penelitian adalah Strategi bisnis media yang sedang diajalankan dalam media cetak Tabloid Nyata. Dalam lingkup tersebut akan dibahas secara menyeluruh mengenai ekonomi bisnis termasuk mengkaitkannya dengan adanya kekuatan iklan.

b. Objek penelitian

Obyek penelitan ini adalah konten dari keseluruhan isi Tabloid Nyata

sebagai Ekspansi Horizontal Jawa Pos.

3. Jenis dan Sumber Data

Menurut H. B. Sutopo,15 sumber data penelitian kualitatif dapat

berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip, serta berbagai benda lain. Sedangkan Lofland dan Lofland dalam Moleong16 menyatakan sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Maka dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh dari:

(40)

31

a. Data primer, yaitu data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dengan orang-orang yang berada di UnitPimpinan Redaksi Jawa pos, Unit Manajemen pemasaran, Manajemen iklan dan Unit Kreatif Tabloid Nyata.

b. Data Skunder, dalam hal ini data yang dihimpun adalah literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti kamus, buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, internet, catatan kuliah, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis, dan sebagainya

4. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melalui tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Pra penelitian

Yaitu tahap yang dilakukan sebelum melakukan penelitian. Pada tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan penelitian

Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu membuat permasalahan yang akan dijadikan obyek penelitian, yakniTabloid Nyata sebagai Ekspansi Horizontal Jawa Pos sebagai Strategi Bisnis Media untuk kemudian membuat form pengajuan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga membuat proposal penelitian. b. Menyiapkan perlengkapan penelitian

(41)

32

Dalam hal ini, upaya untuk mengumpulkan informasi dari obyek yang diteliti, peneliti menggunakan alat bantu berupa buku tentang ekonomi media dan sejenisnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang sangat menjunjung tinggi validitas, realibilitas dan objektivitas serta konsistensi yang tinggi bagi peneliti.Demikian juga dalam hal teknik pengumpulan data, harus disesuaikan dengan persoalan, paradigma, teori dan metodologi.

a. Observasi adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan bebas terhadap subyek dan obyek penelitian dengan cara mengamati teliti konten pada Tabloid Nyata sebagai EkspansiHorizontal Jawa

Pos.Kemudian mencatat, memilih dan menganalisisnya sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

b. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal yang berkaitan dengan

strategi bisnis media serta Media tabloid nyata sebagai ekspansi horizontal jawa posyang berkaitan dengan penelitian ini.

6. Unit Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong17

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

(42)

33

diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Ekonomi Media yang dikaji terhadap hasil temuan lapangan.

Tahapan analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Ardianto18membagi dalam tiga

jenis kegiatan dalam analisis data, yaitu:

a. Reduksi. Reduksi bukan sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam satu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Reduksi dalam penelitian ini berlangsung sejak pengumpulan data berlangsung hingga penulisan analisis. Reduksi di sini terjadi ketika pengumpulan data di lapangan dan mempertajam data apa saja yang dibutuhkan dan membuang data yang tidak dibutuhkan. Hingga pada saat penyusunan analisis, peneliti membuat pemisahan-pemisahan, membuat tema-tema, membuat memo sehingga terlihatlah analisis akhir dari penelitian ini.

b. Model Data (data display). Peneliti mendefiniskan model sebagai

suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang

(43)

34

paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. Model data atau data display dalam penelitian ini berupa teks naratif, yaitu transkrip wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada informan.

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi-proposisi. Penarikan atau verifikasi kesimpulan di sini terjadi saat penyusunan analisis, peneliti mencatat keteraturan, melihat suatu pemaknaan, melihat pola-pola yang ada sehingga tersusunlah sebuah analisis akhir dari penelitian ini.

Penelitian ini cocok menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman karena kesesuaian kebutuhan penelitian terhadap teknik analisis ini. Penelitian ini menggunakan reduksi data, mulai dari memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data. Kemudian data yang telah disusun tersebut disajikan (data display), kemudian

barulah dilakukan verifikasi kesimpulan atas data-data yang telah disajikan sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini akan lebih fokus dan mengerucut pada permasalahan penelitian.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

(44)

35

serta intensif kepada subyek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data yang telah diperoleh untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut Dalam hal ini, triangulasi antara teori sebagai penjelas akan dibandingkan dengan data yang ada (rival explanation).

Dalam penelitian ini, teori komunikasi massa yang digunakan akan dibandingkan dengan data-data yang telah didapat melalui berbagai proses pengumpulan data.

2. Penggalian data melalui referensi yang memadai

(45)

36

I. Sistematika Laporan Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN. Dalam bab ini meliputi konteks penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir penelitian, dan metode penelitian, yang di dalamnya membahas tantang pendekatan dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB II : KAJIAN TEORI. Bab ini berisi mengenai teori dari buku-buku yang ditemukan peneliti guna mendukung judul dari penelitian ini dan model metodologi penelitian yang diterapkan dalam menganalisis data. BAB III : HASIL PENELITIAN. Bab ini berisi data yang meliputi Deskripsi

Subyek Penelitian dan Deskripsi Data Penelitian.

BAB IV : PEMBAHASAN. Bab keempat dalam laporan penelitian ini berisi mengenai pengujian hipotesis serta analisis hasil isi penelitian yang diperoleh peneliti sesuai dengan Tabloid Nyata sebagai Ekspansi Horizontal Jawa Pos (Kajian Ekonomi Media dalam Jawa Pos ) yang dikonkritkan dengan teori Ekonomi Media.

(46)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 2.1 Komunikasi Massa

Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu

“common” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi

“shared by all alike”. Itulah sebabnya, komunikasi pada prinsipnya

harus bersifat dua arah dalam pertukaran pikiran dan informasi

menuju pada terbentuknya pengertian bersama.

Sedangkan komunikasi massa adalah berkomunikasi

dengan massa. Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima

pesan yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen

satu sama lainnya. Ciri-ciri massa yaitu (1) jumlahnya besar, (2)

antara individu, tidak ada hubungan atau organisatoris, dan (3)

memiliki latar belakang yang berbeda. Menurut Schramm,

komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara

media massa dan khalayaknya. Dalam model komunikasi massa

Schramm, umpak balik digambarkan dalam sebuah garis

putus-putus yang di beri label umpan balik referensial yang terlambat.

Umpan balik ini bersifat tidak langsung daripada langsung17.

(47)

38

Menurut Sean MacBride, ada beberapa fungsi dari

komunikasi massa, antara lain :

a. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, dan pesan, opini dan komentar yang

dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas

terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan

agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan

orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang

efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya

sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan

keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok

berdasarkan tujuan bersama.

d. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling bertukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

(48)

39

e. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual, pembentukkan watak, dan

pendidikan keterampilan serta kemahiran yang di perlukan

pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra dari drama, tari,

kesenian, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan

kelompok dan individu.

g. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka, agar

mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai

kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain18.

2.2 Fenomena Bisnis Media Cetak di Indonesia

Media dan ekonomi nasional belum ada penelitian khusus mengenai

kontribusi media pada ekonomi nasional, namun bila dilihat dari banyaknya

tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan media (dan menjadikan bisnis

media menjadi sumber nafkahnya), tampaknya konstribusi media terhadap

ekonomi nasional cukup siginfikan. Sebagai perbandingan, bila dilihat

perkembangan media di negara maju seperti Amerika Serikat.

18 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

(49)

40

Media adalah entisitas yang menghasilkan dan menyiarkan informasi

(berupa editorial, berita terkini, pendidikan, hiburan, maupun pesan iklan)

kepada masyarakat dengan tujuan tertentu. Sementara di sisi lain, negara

(diwakili oleh penyelenggara negara, pemerintah dan lembaga negara

lainnya) bertugas untuk melindungi kepentingan seluruh masyarakat

warganya, kepentingan kelompok, dan kepentingan orang per orang (yang

berada dalam negara tersebut) dan kepentingan orang banyak, atau

kepentingan publik. Dalam rangka melindungi kepentingan publik,

pemerintah membuat dan menerapkan kebijakan publik. Kebijakan publik

ditujukan agar berbagai kepentingan di masyarakat tidak saling bertabrakan,

tetapi satu sama lain dapat berjalan dengan harmoni.

Dua hal penting yang berkaitan dengan media dan negara adalah

bagaimana negara dapat mengatur perilaku media, mengenai isi (content),

berkaitan dengan berbagai kepentingan masyarakat luas. Tujuannya adalah

agar terwujud media yang ramah, serta mengakomodasi kepentingan

masyarakat luas. Selain itu, dilakukan juga pengaturan pasar dan kepemilikan

media agar terwujud persaingan yang sehat, di antara pelaku media, sehingga

dapat memaksimumkan manfaat kehadiran media bagi masyarakat.

Menurut prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, media dalam operasionalsasinya

akan selalu menghadapi tekanan-tekanan internal (pemilik) dan eksternal

(kepentingan politik, ekonomi, dan sosial). 19 Media tidak saja powerful tapi

juga powerless. Tekanan-tekanan ini akan mengakibatkan pemberitaan

(50)

41

menjadi tidak obyektif. Akibatnya masyarakat disuguhi berita rekayasa

seperti misalnya yang terjadi ketika pemilihan ketua umum Partai Golkar

dengan berita yang disajikan di Metro TV dan Surat Kabar Media Indonesia.

Agenda setting Metro TV dan Media Indonesia mencoba memperlihatkan

sosok Surya Paloh sebagai calon pemimpin yang baik dikarenakan Ia

merupakan orang penting dalam media massa tersebut. Hal tersebut sesuai

seperti apa yang dikatakan Reese dan Shoemaker bahwa pemilik media dapat

mempengaruhi tayangan karena mempengaruhi perubahan kebijakan

perusahaan menyangkut nilai-nilai, tujuan, dan budaya kerja. Jadi

kepemilikan media maka akan berakibat dengan berubahnya kebijakan dan

tujuan media itu sendiri.

2.3 Kepemilikan dan Konglomerasi Media Massa di Indonesia

Konsentrasi media biasa disebut juga dengan konglomerasi media

karena tujuan kehadirannya untuk mencari keuntungan yang

sebesar-besarnya. Konglomerasi media adalah gambaran dari perusahaan berskala

besar yang memiliki bagian unit usaha media massa yang berbeda seperti

suatu perusahaan yang menaungi televisi dan koran, majalah dan lain

sebagainya. Konstentrasi kepemilikan media ini dimaksudkan untuk

mencapai efisisensi, sehingga keuntungan ekonomi maksimal dapat

diperoleh. Media massa kini berusaha untuk mencari pengeluaran minimal

demi mendapatkan penghasilan yang maksimal, hal inilah yang kemudian

(51)

42

Konsentrasi dari pemilik media juga merupakan hal yang penting

untuk dilihat dalam menentukan struktur pasar media. “The concentration of

sellers is the most important factor because it determines a great deal of the

structure of a market, and most researhchers use this criterion to define the

type of market structure”. Konsetransi kepemilikan media massa di Indonesia

mengakibatkan struktur pasar media massa Indonesia memiliki bentuk

oligopoli, yaitu kondisi yang hanya terdapat sejumlah pemain besar dalam

industri media massa dengan produk yang terdiferensiasi. Di Indonesia,

pemain besar tersebut antara lain Group Media Nusantara Citra (MNC),

Group Media Indonesia, Trans Corp, Jawa Pos, dan lain sebagainya.20 Dalam

pasar oligopoli, tindakan yang dilakukan oleh salah satu pemain pasar akan

mempengaruhi pemain lainnya, baik dalam kebijakan maupun performadari

pemain lain. Selain itu, apabila ada pemain baru yang hendak memasuki

pasar, maka akan sulit untuk memasuki pasar ttersebut apabila tidak memiliki

kemampuan atau kekuatan yang sama dengan pemain yang telah ada

sebelumnya yang telah memiliki teknologi dan pengalaman yang lebih kuat,

karena persaingan yang terjadi tidak hanya persaingan isi dan jenis program

tapi juga persaingan infrastruktur dan teknologi. Sulitnya memasuki pasar

tersebut mengakibatkan konsentrasi akan semakin memusat pada pelaku

pasar yang kuat.

Kompleksnya industri media massa mengakibatkan adanya

konenstrasi kepemilikan media menjadi suatu proses yang tidak dapat

20 Fasta,Feni. “Kontestasi Antara KepemilikanSilang Dengan Isi Pemberitaan Media

(52)

43

dihindarkan oleh setiap pelaku industri media massa untuk tetap dapat

berproses sebagai sebuah institusi sosial dan ekonomi. Konsentrasi

kepemilikan media tersebut mempengaruhi apa yang terjadi di pasar media

massa, misalnya apa yang dilakukan oleh media tertentu akan menentukan

tindakan yang diambil oleh media lain dan juga berpengaruh terhadap

masyarakat itu sendiri. Kosentrasi kepemilikan media ini bukanlah

semata-mata fenomena bisnis, melainkan fenomena ekonomi-politik yang melibatkan

kekuasaan. Contohnya lima koporasi media terbesar di AS berhasil

mengajukan sebuah UU baru untuk meningkatkan dominasi korporat mereka

dan menghilangkan UU atau peraturan yang membatasi kontrol atas media.

Misalnya, UU Telekomunikasi tahun 1996. Kondisi ini tidak jauh berbeda

dengan yang terjadi di Indonesia, sejak lama, media terutama televisi dan

koran, majalah telah mendai ajang pertarungan kepentingan bisnis dan politik

para penguasa.

Media massa yang berupaya untuk mengejar tujuan ekonomi mereka

akan cenderung berusaha untuk terus meningkatkan rating mereka dengan

menyajikan tayangan yang hanya sebatas mainstream, bahkan tak sedikit

yang menyajikan berita atau tayangan yang tidak sesuai dengan etika media.

Persaingan pasar bebas media dapat berakibat sebagian pemilik dan praktisi

media menjual profesionalitas, kode etik, dan tanggung jawab moral

jurnalisme. Semua ini dilakukan demi meraih keuntungan untuk bertahan

terbit di tengah pasar yang amat ketat. Selain faktor ekonomi, faktor politik

juga berpengaruh besar terhadap kepentingan media dalam konsentrasi media

(53)

44

cenderung menghadirkan pemberitaan yang pro pemerintah atau ketika

pemilik media merupakan tokoh politik, ia akan cenderung menggunakan

media miliknya sebagai alat politiknya.21 Hal tersebut mengesampingkan hak

masyarakat akan tayangan atu informasi yang memuat kebenaran karena

berita atau informasi yang disampaikan cenderung bisa memihak pihak-pihak

tertentu. Di, sinilah terlihat bagaimana korporasi media memiliki peran besar

dalam menyaring apa yang boleh dan tidak boleh ditonton oleh masyarakat,

apa yang baik dan tidak baik, serta bagaimana masyarakat harusnya bersikap.

Monopoli di bisnis media berbahaya bagi demokratisasi karena adanya

pengurangan hak publik berupa frekuensi untuk memperoleh suatu berita atau

informasi sesuai dengan kebutuhan dari publik itu sendiri. Seperti monopoli

informasi, monopoli frekuensi, monopoli ekonomi (pendapatan), monopoli

program acara yang dikhawatirkan homogen, serta pemanfaatan media-media

tersebut untuk kepentingan pribadi bagi keuntungan pemilik semata.

2.4 Pasar bisnis media cetak di Indonesia

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat

dalam dua dasawarsa terakhir, telah mengubah secara drastis paradigma

banyak orang dalam memandang berbagai sisi kehidupan. Ditinjau dari sisi

bisnis media, konvergensi teknologi informasi dan komunikasi, telah

21 Syahputra Iswandi, 2012, konglomerasi media masssa sebagai ajang hegemoni

(54)

45

menghasilkan suatu produk (internet) yang memberikan sebuah dunia dengan

pilihan tanpa batas menunggu untuk dieksplorasi dan dieksploitasi. 22

Para pebisnis dalam ekonomi media berfungsi sebagai produsen

informasi (berita, hiburan, dan pendidikan) yang dibutuhkan masyarakat.

Selain itu, bisnis media juga menghasilkan kesempatan kerja atau menciptakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dengan demikian, tinggi rendahnya

intensitas aktivitas ekonomi media di masyarakat, sekaligus menghasilkan nilai

tambah (pertumbuhan ekonomi) untuk masyarakat.

Aset utama sebuh majalah adalah judul atau merek. Konsumen dan

bisnis majalah bekerja keras untuk menciptakan merek gambar ‘yang

memastikan bahwa pembaca mereka terus membeli mereka setiap minggu atau

setiap bulan’. Seringkali, kekuatan merek cukup untuk memastikan bahwa itu

akan memiliki beberapa daya tarik untuk kelompok gaya hidup sama di banyak

geografis (dan berbeda) pasar yang berbeda, bahkan jika beberapa adaptasi di

tingkat lokal mungkin diperlukan.23 Salah satu strategi pertumbuhan yang

sering digunakan oleh penerbit majalah sukses adalah untuk memulai judul

baru di pasar luar negeri yang memanfaatkan kekuatan merek pemimpin pasar

yang didirikan di dalam pasar negeri.

Jadi, sifat produk dan absen dari hambatan internasional untuk

perdagangan menyediakan penerbit majalah dengan membuka peluang untuk

menjual barang dagangan mereka di negara-negara lain untuk gaya hidup

22Henry Faizal Noor, Ekonomi media (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) Hlm 310

(55)

46

tertentu atau kelompok profesional. Beberapa penerbit Eropa telah lebih baik

dibanding lainnya untuk mengambil keuntungan dari kesempatan ini.

Prospek dan tantangan bisnis media ke depan adalah perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi (information dan communication

Technology, ICT) yang cukup pesat menunjukkan makin besarnya kapasitas

infrastruktur komunikasi, sehingga ini akan memperbesar kapasitas industri

media. Peningkatan kapasitas infrastruktur komunikasi ini, juga diikuti oleh

peningkatan jumlah penggunanya hampir di seluruh dunia, hal ini secara

umum, mengindikasikan, makin besarnya prospek usaha media.

Prospek usaha media tentu dapat diperkirakan besarnya peluang usaha

untuk bisnis ini, sehingga diharapkan ke depan akan makin banyak bertumbuh

usaha media di Indonesia. Seperti disinggung sebelumnya, perkembangan

bisnis media tidak hanya akan meramaikan kehidupan berbangsa dan

bernegara, tetapi juga dapat memberikan kontribusi pada pencerdasan, dan

kedamaian kehidupan berbangsa dan bernegara, menyuburkan demokrasi, serta

memperteguh kesatuan dan persatuan bangsa.24

Dengan adanya gambaran mengenai tantangan yang dihadapi oleh

bisnis media, maka para pelaku (dan calon pelaku) bisnis media, dapat

menyiapkan langkah yang diperlukan. Dengan demikian, perkembangan bisnis

media dapat berjalan dengan baik, dan ikut membangun peradaban bangsa,

yang lebih baik, bermatabat, dan menumbuhkan rasa saling menghargai dan

menyayangi di antara komponen bangsa yang majemuk ini. Bila hal ini dapat

(56)

47

diwujudkan, maka kontribusi bisnis media pada kehidupan berbangsa dan

bernegara sungguh tak ternilai harganya.

Strukutur pasar merupakan faktor penting yang mengatur penetuan

harga. Keputusan harga sebuah perusahaan akan tergantung pada berapa

banyak produk saingan yang tersedia, bagaimana mirip produk ini untuk

sendiri dan saingan apa strategi harga terlibat di dalam. Di pasar persaingan

sempurna dengan banyak pemasok dan pembeli atau produk yang lebih kurang

sama (atau homogen), semua perusahaan akan ‘harga-sedang’ tidak ada

perusahaan akan memiliki kekuatan pasar yang cukup untuk menetapkan harga

lebih tinggi untuk produk dari orang lain dan semua perusahaan harus

menetapkan harga mereka pada tingakat pasar yang berlaku. Namun, di pasar

oligopolistik, produk cenderung agak dibedakan. Masing-masing, pemasok

individu memilki tingkat tertentu kekuatan pasar (termasuk kekuasaan untuk

mengatur harga) tapi begi semua pesaingnya.

2.5 Gambaran Umum Media Cetak Di Indonesia

Pengertian media cetak bagi masyarakat masih dipahami secara

sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media cetak sama dengan

pengertian surat kabar atau majalah. Padahal jika diurai maknanya secara

mendalam, media cetak tak terbatas pada dua jenis media itu saja. 25

Secara harfiah pengertian media cetak dapat diartikan sebagai sebuah

media penyampai informasi nan memiliki kegunaan dan terkait dengan

kepentingan rakyat banyak, nan disampaikan secara tertulis. Dari pengertian

(57)

48

ini, kita dapat melihat bahwa media cetak ialah sebuah media nan di dalamnya

berisi informasi nan di dalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat

generik dan bukan terbatas pada kelompok eksklusif saja.

Media cetak mengalami perkembangan juga. Perusahaan media cetak

mulai banyak berdiri dan melebarkan pemasarannya sampai pedesaan.

Orang-orang berada jauh dari perkotaan bisa menikmati media cetak tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, media informasi mengalami

perkembangan juga. Kebutuhan manusia akan informasi juga semakin

meningkat dan keadaan ekonomi di Indonesia semakin meningkat.

Di indonesia mengalami perkembangan media informasi. Dahulu,

media informasi di dapatkan dari media cetak, itu pun hanya beberapa saja

terbit. Media cetak ada berupa koran dan majalah. Media tersebut berisi

berita-berita politik, ekonomi, dan informasi lainnya berhubungan dengan kehidupan

masyarakat indonesia.

Jenisnya pun menjadi bermacam-macam. Mulai dari koran harian

sampai bulanan, tabloid, majalah, dan buletin. Informasi diberikan pun bukan

hanya sekedar tentang politik ekonomi sedang terjadi, tapi juga ada bidang

hiburannya tercantum dalam media tersebut.

Pada tahun 1990an terjadi beberapa proses integrasi media yaitu

gelombang merger dan akuisisi yang terjadi di antara raksasa media global. Hal

ini memperlihatkan munculnya susunan pasar pasar media global. Susunan

Gambar

gambar.  Berita-berita sensional, kejahatan, pembunuhan, skandal, dan

Referensi

Dokumen terkait

kelewatan pembekalan barang-barang yang disebabkan oleh malapetaka atau gangguan itu sekiranya didapati memuaskan hati UM bahawa kelewatan pembekalan

Dari penjelasan sebelumnya maka disimpulkan bahwa potensi perempuan perlu dikembangkan terutama dalam kegiatan produktif, seperti beternak cacing tanah yang cukup profitabel

Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian terdahulu diantaranya yaitu penelitian (Susilowati, 2016), hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi berpengaruh positif

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal di

dengan subjek penelitian dilakukan dengan semi formal, hal ini dilakukan agar subjek tidak merasa diintrogasi dan dapat leluasa memberikan informasi dengan jujur. Adapun

Jika dalam hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki orientasi internal locus of control, namun dalam lingkungan mereka tinggal teman menjadi salah

baru yang diperoleh dari Yordania di samping Ekonomi Syariah adalah adanya Lembaga Pengelolaan Harta Anak Yatim yang dikelola oleh Negara. Pengadilan Agama dalam

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui spesies rama-rama (Thalassina spp.) yang terdapat di lingkungan pesisir Bukit Batu; (2) mengetahui pola