• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Terhadap Perannya Sebagai Advokator pada Pelayanan Rawat Inap di Ruang Cempaka RSUD Salatiga T1 462009012 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Terhadap Perannya Sebagai Advokator pada Pelayanan Rawat Inap di Ruang Cempaka RSUD Salatiga T1 462009012 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses perkembangan dalam keperawatan memerlukan

sebuah pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai peran

professional dan tanggung jawab perawat. Salah satu peran

professional perawat yaitu advokasi (Potter, 2005). Penelitian di Ireland oleh O’Connor and Kelly (2005) menunjukkan bahwa

peran utama dari perawat advokat adalah untuk bertindak

sebagai perantara antara pasien dan lingkungan perawatan

kesehatan. Namun advokasi tersebut menyebabkan perawat

juga dapat terlibat dalam konflik dan konfrontasi dengan orang

lain bahwa hal itu bisa merugikan perawat baik secara

profesional dan pribadi. Hal ini juga jelas bahwa ketika

memberlakukan advokasi, perawat dibedakan antara 'advokasi

klinis' (bertindak langsung untuk pasien dalam lingkungan klinis)

dan advokasi organisasi (yang bekerja pada tingkat organisasi

untuk satu atau lebih pasien).

Sedangkan penelitian di United Kingdom mengenai

kesehatan mental oleh Carver dan Morrison (2005)

menghasilkan temuan yang mengungkapkan ada kesulitan

(2)

hubungan kerja yang baik antara pendukung dan dokter.

Meskipun menyadari hubungan tersebut sering dialami,

terkadang sebagai seorang perawat juga masih belum

menyadari adanya peran advokat dan oposisi dalam

kehadirannya sebagai seorang perawat. Dari penelitian ini

mengungkapkan bahwa perlu Implikasi yang paling jelas bahwa

perlunya pelatihan yang lebih besar dari perawat dan dokter lain

dalam peran advokat.

Vaartio, leino-kipli, Salantera, & Suominen (2006) di

Finlandia dalam penelitiannya menemukan bahwa advokasi

dalam keperawatan tampak terintegrasi dari aspek

individualitas, profesionalisme dan pengalaman pemberdayaan,

perawatan yang luar biasa. Ini bukan peristiwa tunggal saja,

melainkan proses analisis, konseling, respon, perlindungan dan

pemberian informasi dalam kegiatan praktek keperawatan klinis

dalam advokasi keperawatan. Sedangkan di Canada, penelitian

oleh Macdonald (2007) mengidentifikasi bahwa studi empiris

berkaitan dengan peran advokasi dalam keperawatan masih

dalam jumlah yang terbatas. Pengalaman perawat advokasi

mengungkapkan tema penting dalam kaitannya dengan faktor

yang mempengaruhi penerapan advokasi dalam praktek

keperawatan. Sementara itu dari review literatur mengenai

(3)

diambil dari makna hukum yang sebenarnya dan sekarang

sebagai konsep yang penting dalam perawatan kesehatan dan

sosial. Dalam keperawatan, peran advokat telah diterima

sebagai salah satu yang penting, meskipun ada argumen

terhadap perawat mengambil peran tersebut. Perawat perlu

disadarkan oleh kerangka hukum dimana berlatih, dalam hal

tugas perawatan dalam peran sebagai perawat advokat,

mempertahankan standar advokasi diterima badan professional,

akuntabilitas yang berkaitan dengan tindakan dan kelalaian

tindakan, pedoman yang menjaga terhadap langkah yang

melampaui batas-batas praktek perawat profesional sebagai

advokasi, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

hukum.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah

dipaparkan dapat disimpulkan bahwa peran perawat sebagai

advokator adalah peran yang sangat diperlukan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Dengan

demikian peran ini menjadi sangat penting. Namun, dari studi

pendahuluan saat melakukan praktik klinik peneliti melihat pada

kenyataannya peran ini masih belum berfungsi dengan optimal,

dengan jumlah perawat ruangan di ruang Cempaka perawat

pelaksana 9 orang dan perawat magang 5 orang, serta jumlah

(4)

peran ini belum mampu diimplemetasikan dengan baik di

lapangan. Maka peneliti tertarik untuk melihat persepsi perawat

apakah mampu memenuhi peran sebagai advokasi bagi pasien.

Jadi dengan peran sebagai perawat advokator ini peneliti akan

melihat bagaimana persepsi perawat mengenai peran dalam

merawat pasien di Bangsal Cempaka Rumah Sakit Umum

Daerah Salatiga dengan jumlah perawat pelaksana 9 orang dan

perawat training 5 orang serta jumlah pasien yang banyak

apakah perawat mampu memenuhi peran sebagai advokasi

bagi pasien.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi perawat mengenai perannya

sebagai advokator bagi pasien di bangsal Cempaka Rumah

Sakit Umum Daerah Salatiga ?

1.3. Tujuan Penelitian

Memperoleh gambaran persepsi perawat mengenai

perannya sebagai Advokator dalam merawat pasien di Bangsal

(5)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Praktis

1.4.1.1 Institusi pendidikan tinggi keperawatan

Evidence base tentang persepsi perawat

mengenai perannya sebagai Advokator dalam

merawat pasien di Rumah sakit.

1.4.1.2 Rumah Sakit

Hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai

acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan saran dalam penelitian ini adalah Bagi partai Matahari Bangsa hendaknya juga merencanakan strategi untuk meraih simpati dari masyarakat yang inovatif dan berbeda

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang ada dan telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan usaha pemerintah dalam rangka.. peningkatan

an€ng Bangun Mekan;k cetak Pres untuk pembuatan Aksesori otomotif dari bahan Fiberglass Slatu Upaya pening katan balitas dan Kuanftas Bagi Pengra.iinAndustri

Pada hari ini Rabu Tanggal Sepuluh Bulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas yang bertanda tangan dibawah ini adalah Pokja IV ULP Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2014

Sesuai rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca anak prasekolah melalui metode bermain”.

Tujuan Program Vucer yang berjudul "Pembuatan Mesin Pemeras Jahe untuk lndustri Kecil Kopi Jahe Bubuk" adalah untuk meningkatkan. produktivitas

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi psiokologis yang dialami oleh subyek