• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI PT. TRIMUDA NUANSA CITRA SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI PT. TRIMUDA NUANSA CITRA SIDOARJO."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI PT TRIMUDA NUANSA CITRA SIDOARJO

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Dalam Bidang llmu

Komunikasi

Oleh:

Achmad Zaini Ismail NIM. B06209116

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Achmad Zaini Ismail, B06209116, 2016: Komunikasi Interpersonal Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo

Komunikasi Interpersonal jika terjadi dengan baik akan mampu membangun nilai positif. Oleh karena itu dalam meneliti komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo terdapat dua persoalan yang hendak dikaji dalam penelitian ini terkait dengan fokus masalah yaitu: (1) bagaimana komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo. (2) apa saja hambatan komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan pola komunikasi antar pegawai secara menyeluruh dengan memahami cara antar pegawai berinteraksi dan bekerja sama ketika bekerja, kemudian menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dengan cara wawancara yang terkait pola komunikasi interpersonal antar pegawai dalam menunjang kinerja pegawai.

Dari hasil penelitian ini, di temukan bahwa untuk menunjang meningkatkan kinerja pegawai di butuhkan suatu keterbukaan demi membentuk kepercayaan antar sesama sehingga sikap keterbukaan di tandai adannya kejujuran serta tidak menyembunyika informasi yang sebenarnya dalam melaksanakan tugas.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… I

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. II

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… III

PENGESAHAN TIM PENGUJI ……….. IV

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. V

KATA PENGANTAR ……….. VI

F. Definisi Konsep Penelitian... 6

G. Kerangka Pikir Peneitian ... . 10

A. Komunikasi Interpersonal ……….. 24

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ………….. 24

2. Fungsi Komunikasi Interpersonal ... 28

3. Sifat-sifat Komunkasi ………... 29

4. Perspektif Komunikasi Interpersonal ……… 30

5. Faktor-Faktor Menumbuhkan Interpersonal Dalam Komunikasi Interpersonal……….. 34

6. Model Komunikasi Interpersonal ………. 38

B. Kinerja Pegawai ……….. 41

1. Pengertian Kinerja Pegawai ... 41

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai ………. 42

3. Karakteristik KinerjaPegawai ……… 43

4. Indikator Konerja Pegawai ………. 44

C. Teori Self Disclosure ……….. 47

(8)

2. Karakteristik Self Disclosure ……… 49

3. Dimensi Self Disclosure ……….. 50

4. Aspek Self Disclosure……… 52

5. Tujuan Self Disclosure ………. 53

6. Fungsi Self Disclosure ………. 54

7. Faktor Yang Mempengaruhi Self Disclosure …… 56

8. Resiko Self Disclosure ……… 60

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN ……… 61

A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian …… 61

1. Deskripsi Subyek Penelitian ……… 61

2. Deskripsi Obyek Penelitian ………. 62

3. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 63

B. Deskripsi Hasil ……….. 66

1. Komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo ……….. 66

2. Hambatan komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo ... 76

BAB IV ANALISIS DATA ………. 80

A. Hasil Temuan Penelitian ……….. 80

1. Temuan penelitian tentang Komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo ……….. 80

2. Temuan penelitian tentang hambatan komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nusansa Citra Sidoarjo ………. 87

B. Konfirmasi dengan Teori ……….. 93

1. Komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo ………. 93

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah

relasi dengan yang lain, sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal

balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal yaitu

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi antara seseorang

dengan orang lain yang dapat langsung diketahui timbal baliknya atau disebut juga dengan

komunikasi antar pribadi yaitu merupakan suatu bentuk komunikasi baik verbal ataupun

non verbal yang dilalui dua person dan dengan tanggapan yang seketika1, yang memiliki sifat dialogis akan sangat berpengaruh terhadap pola interaksi antar individu dalam

kelompok sosial termasuk dalam sebuah organisasi maupun perusahaan, sehingga

pertukaran informasi, gagasan dan pengalaman melalui proses komunikasi sangat berperan

penting dalam kelancaran perusahaan.

Perusahaan merupakan bagian dari sistem sosial kelompok terorganisir yang

menjadikan komunikasi sebagai sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai sub

sistem. Model komunikasi koordinatif yang berfungsi untuk menyatukan sub sistem

perusahaan juga model komunikasi interaktif dalam proses pertukaran informasi yang

berkesinambungan sebagai dasar penyesuaian sub sistem sehingga intensitas model

(10)

2

komunikasi diatas sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja sebuah perusahaan baik pada

pimpinan, pegawai dan mitra kerja.

Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin

dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam konteks

komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi

antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang

lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut

mempunyai polanya masing-masing.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan, oleh karena itu

komunikasi akan dapat terpenuhi sekurang-kurangnya mesti melibatkan tiga komponen

yaitu komunikator, pesan dan komunikan.2 Sehingga pada tingkatannya akan memberikan

penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka

mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang

berada di bawah standar perusahaan.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang

diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk

mencapai tujuan suatu organisasi.

Interaksi komunikasi interpersonal antar pegawai jika memiliki kompetensi

komunikasi yang baik maka akan mampu mengembangkan tugas yang diberikan, sehingga

tingkat kinerja suatu perusahaan menjadi semakin baik. Sebaliknya, jika terjadi komunikasi

yang kurang baik maka akan berdampak pada hasil kinerja yang tidak maksimal.

Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya

(11)

3

manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas.

Perusahaan PT Trimuda Nuansa Citra merupakan perusahaan jasa layanan yang

bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia dengan pengiriman door to door service dan berkembang menjadi penyedia jasa layanan pengiriman udara yang mandiri. Selain

memiliki jaringan yang tersebar diseluruh Indonesia, PT Trimuda Nuansa Citra

mengedepankan tingkat layanan yang bersumber dari keunggulan sumber daya manusia

(pegawai) dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh karena itulah maka

dibutuhkan profesionalisme yang tinggi terhadap tiap-tiap karyawan dalam menjalankan

tugasnya.

Profesionalisme individu karyawan di PT Trimuda Nuansa Citra adalah modal

utama dalam menjalankan roda manajemen perusahaan, akan tetapi itu sangatlah kurang

memenuhi syarat apabila para individu (pegawai) kurang memiliki jiwa kolektif dan

kerjasama yang baik dalam tiap sub sistem manajemen perusahaan, sehingga dibutuhkan

pola interaksi komunikasi yang baik pada tiap-tiap pegawai untuk memenuhi kebutuhan

operasional perusahaan tersebut.

Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam

suatu organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar pegawai dengan tingkat kinerja

pegawai maka penulis ingin meneliti bagaimana komunikasi interpersonal pegawai dan apa

saja faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal pegawai yang ada di PT Trimuda

Nuansa Citra Sidoarjo, apakahh hal tersebut berpengaruh pada peningkatan kinerja

pegawai dalam perusahan tersebut.

(12)

4

Berdasarkan pada paparan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah

1. Bagaimana komunikasi interpersonal antar pegawai dalam meningkatkan

kinerja pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo?

2. Apa saja hambatan komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda Nuansa

Citra Sidoarjo?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mendeskripsikan komunikasi interpersonal antar pegawai dalam

meningkatkan kinerja pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo?

2. Untuk mengetahui hambatan komunikasi interpersonal pegawai di PT Trimuda

Nuansa Citra Sidoarjo?

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Teoritis

Untuk menambah wawasan pengetahuan ilmu komunikasi khususnya dibidang

komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi.

2. Praktis

a. Prodi ilmu komunikasi, sebagai khazanah keilmuan dan referensi penelitian

selanjutnya

b. Instansi, sebagai acuan evaluasi formatif perusahaan dalam meningkatkan

produktifitas kinerja maksimal

(13)

5

Penelitian ini dalam prosesnya peneliti mencoba untuk mencari referensi data

sebagai acuan mengenai tema pembahasan yang dikaji, adapun referensi yang dijadikan

acuan adalah sebagai berikut;

Tabel. 1.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Jarot Harjanto,2011

Masalah Komunikasi interpersonal abdi dalem pada keratonYogyakarta

Tujuan untuk mengetahui bagaimana Komunikasi interpersonal abdi

dalem pada keratonYogyakarta dan untuk mengetahui lebih

dalam mengenai tujuan, proses dan umpan balik komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh abdi dalem pada keraton

Yogyakarta.

Metode Kualitatif

Hasil ditemukan bahwa komunikasi interpersonal merupakan factor

pendukung utama abdi dalem dalam menjalankan seluruh aktifitas

dikeraton Yogyakarta yang bertujuan agar pesan, proses dan

umpan balik dapat dipahami dengan baik. Umpan balik yang

dimaksud adalah respon abdi dalem kepada budaya keraton

Yogyakarta.

Peneliti Ardiansyah, Ari. 2010

Masalah Pengaruh Komunkasi Antar Pribadi Terhadap Solidaritas Warga

(14)

6

Tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dan besarnya tingkat

pengaruh komunkasi antar pribadi terhadap solidaritas warga

rumah susun Penjaringan Sari Rungkut Surabaya

Metode Kuantitatif

Hasil ditemukan bahwa ada pengaruh komunkasi antar pribadi terhadap

solidaritas warga rumah susun Penjaringan Sari Rungkut

Surabaya dan pengaruh komunkasi antar pribadi terhadap

solidaritas warga rumah susun Penjaringan Sari Rungkut

Surabaya termasuk dalam kategori kuat.

F. Definisi Konsep

1. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi antara seseorang

dengan orang lain yang dapat langsung diketahui timbal baliknya atau disebut juga

dengan komunikasi antar pribadi yaitu merupakan suatu bentuk komunikasi baik verbal

ataupun nonverbal yang dilalui dua person dan dengan tanggapan yang seketika3. Dengan demikian komunikasi interpersonal merupakan pemberian dan

penerimaan pesan maupun informasi secara aktif yang terjadi antara seseorang dengan

yang lainnya, dalam penerapan komunikasi interpersonal yang terjadi di antara pegawai

dalam menjalankan tugas operasional perusahaan, diharapkan mampu memberikan

peningkatan kinerja maksimal untuk memenuhi target perusahaan tersebut.

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merupakan

komunikasi yang berlangsung alam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih

(15)

7

baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunkasi antar pribadi

dapat terjadi dalam konteks komunikator dengan satu komunikan (komunikasi

diadik, yakni dua orang) atau satu komunikasi tiga orang (triadik). Komunikasi

antarpribadi (non media massa) seperti televisi4.

Beberapa ciri komunikasi antar pribadi5:

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Rasa Positif

5) Kesamaan

Dalam penelitian ini komunikasi interpersonal yang dimaksud adalah

komunikasi yang dilakukan pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo pada tiap

bagian kerja dalam menerima pesan berupa tugas dalam menjalankan kewajibannya

sebagai seorang pekerja sesuai dengan bagian masing- masing.

2. Meningkatkan Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya6.

Hasil kerja merupakan akhir dari serangkaian proses kerja oleh pekerja baik

secara individu maupun dalam suatu organisasi baik secara kualitas maupun kuantitas.

Hal ini terlepas dari pada nilai memuaskan maupun tidak, karena dengan hasil kinerja

yang didapat akan menjadi bahan evaluasi dalam menjalankan.

4 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Kounikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual (Bogor: Ghalia, 2004), hlm. 30.

(16)

8

Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode

tertentu mencerminkan tingkat kesehatan orang tersebut. Dengan kata lain, kinerja

adalah suatu pencapaian yang baik dalam bekerja berupa prestasi yang diperlihatkan

suatu organisasi atau individu yang kemudian memberi cerminan bahwa organisasi atau

individu yang kemudian memberi cerminan bahwa organisasi tersebut adalah

organisasi yang sehat.

Dalam penelitian ini, dikarenakan perusahaan dalam penelitian ini merupakan

perusahaan jasa pengiriman maka yang dimaksud dengan kinerja adalah berapa banyak

hasil target pengiriman yang sudah berada ditangan pegawai dalam satu hari sesuai

dengan banyaknya paket yang harus dikirim.

3. Pegawai

Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai

pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak

tertulis untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang

ditetapkan oleh pemberi kerja7.

Pegawai merupakan subyek kerja dalam menjalankan pekerjaan yang sudah

ditetapkan sesuai bagiannya masing-masing baik secara individu maupun kolektif

dalam sebuah tim atau kelompok. Hal ini dapat terlihat bahwa dalam sebuah perusahaan

memiliki sub sistem manajemen operasional yang dapat terlaksana oleh job description

masing- masing pekerja.

Dalam penelitian ini, yang dmaksud dengan pegawai adalah orang yang bekerja

di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo dan menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan

jabatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

(17)

9

4. PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo

PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo merupakan salah satu peerusahaan yang

bergerak di bidang jasa pengiriman barang, kerjasama dengan PT Garuda Indonesia

sehingga dibentuk perusahaan jasa layanan pengiriman udara door to door service

dengan nama "Garuda Express Delivery" atau yang lebih dikenal dengan "GED". Kini, GED telah berkembang menjadi penyedia jasa layanan pengiriman udara yang mandiri.

Sejak berdirinya GED telah memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan standar

layanan yang sesuai dengan standar internasional untuk sebuah perusahaan courier dan

cargo. GED senantiasa mengedepankan tingkat layanan yang bersumber dari

keunggulan sumber daya manusia dalam upaya memenuhi kepuasaan konsumen.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian ini dalam menggunakan landasannya dengan

menggunakan eeori self disclosure atau pembukaan diri. Teori ini merupakan proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang di hadapi serta

memberikan informasi guna memahami suatu tanggapan terhadap orang lain dan

sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain tentang perasaan

terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan seseorang terhadap

(18)

10

Bagan. 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam kerangka penelitian diatas dapat di analisa bahwa dalam komunikasi

interpersonal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya latar pendidikan, latar

budaya, media komunikasi yang digunakan dan pesan persuasive yang disampaikan oleh

antar pegawai.

Proses komunikasi akan dapat berjalan dengan baik apabila terdapat timbal balik

antara dua orang atau lebih dalam komunikasi yang dilakukan, proses tersebut juga sangat

dipengaruhi oleh sikap keterbukaan pribadi dari masing- masing komunikan untuk dapat

saling melengkapi pesan yang diterima dan yang dikembalikan. Dengan adanya

keterbukaan diri akan mampu meningkatkan kinerja sehingga terpenuhi target kerja yang

diharapkan yakni jasa pengiriman barang (pesanan) yang harus diantarkan. Komunikasi

interpersonal

Pesan

persuasif Media

Latar pendidikan

Latar budaya

Teori

Self Discourse

Kinerja

(19)

11

H. Metode penelitian

Metode adalah adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau

memperoleh data yang diperlukan, sedangkan penelitian pada hakikatnya adalah suatu

proses atau wahana untuk menemukan kebenaran dan melalui proses yang panjang

menggunakan metode atau langkah-langkah prinsip yang terencana dan sistematis guna

mendapat pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap fenomena-fenomena

yang terjadi. Titik tolak penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah

fenomena sosial yang timbul karena berbagai rangsangan8.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena dalam

penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial, sebagaimana yang dikemukakan

Lexy J. Maleong bahwa penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur yang

menghasilkan satu deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang

dan perilaku yang dapat diamati.9

Pendekatan penelitian ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan –

kaitannya terhadap orang – orang biasa dalam situasi tertentu dan berusaha untuk

masuk kedalam dunia konseptual para subyek yang diteliti sehingga peneliti dapat

mengerti apa dan bagaimana suatu peristiwa yang dikembangkan oleh subyek

peneliti disekitar peristiwa yang terjadi.

b. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu

sebuah prosedur penelitian yang memahami realitas sosial dan interaksi dialektis

(20)

12

antara peneliti dengan subyek penelitian sehingga dapat merekontruksi realitas

yang diteliti.

Prosedur penelitian deskripstif termaktub dalam kaidah penelitian yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada,

yakni gejala keadaan yang memuat apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.10

Hal ini didapat sebagai upaya penggalian data secara obyektif yang terjadi dalam

lokasi penelitian tersebut.

Pembahasan lain adalah memuat penjelasan tentang fenomena yang akan

digali pada penelitian kualitatif ini, dimana istilah fenomena berkaitan dengan suatu

persepsi yaitu kesadaran. Fenomenologi akan berupaya menggambarkan

bagaimana fenomena kesadaran dan bagaimana kesadaran itu tersusun.11

Berdasarkan pada pijakan metode penelitian diatas, maka peneliti dapat

memaparkan secara jelas dan obyektif dari proses komunikasi yang terjadi diantara

pegawai yang ada di perusahaan PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo.

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada tiap sub sistem

perusahaan berdasarkan latar belakang dan job description masing- masing di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo.

b. Obyek dalam penelitian ini adalah kajian penelitian tentang komunikasi

interpersonal antar pegawai di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo

c. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo yang berada

di Ruko Palm Square blok TF, No. 8. Pondok Candra, Waru, Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data

10 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 234.

(21)

13

a. Jenis data

1) Data primer

Data primer merupakan sumber data utama dimana sumber data yang

diambil peneliti melalui kata-kata dan tindakan atau pengamatan.12 Ruslan

Rosadi mengatakan bahwa data primer adalah data pokok yang diperoleh secara

langsung dari penelitian perorangan, kelompok ataupun organsisasi.13

Hal ini peneliti menggali data primer melalui wawancara langsung

terhadap informan yaitu para pegawai yang berada di PT Trimuda Nuansa Citra

Sidoarjo.

2) Data sekunder

Data skunder yaitu data yang tidak dilakukan secara langsung oleh

peneliti, seperti buku, majalah ilmiah, arsip, dokumentasi pribadi dan resmi dan

sebagainya14. Data sekunder oleh peneliti akan mengambil dari berbagai

referensi maupun dokumentasi terkait dengan tema pengamatan yang

dilakukan.

b. Sumber data

Penentuan sumber data mulai dari subyek dan karakteristik data itu sendiri

sangatlah menentukan kevalidan hasil penelitian, oleh karena itu dalam penelitian

ini secara spesifik sumber data yang akan didapat tentang komunikasi interpersonal

antar pegawai dalam menunjang kinerja pegawai yang ada di PT. Trimuda Nuansa

Citra Sidoarjo, sehingga peneliti akan melakukan pengamatan, wawancara dan

observasi secara langsung untuk mencari data tersebut.

12 Lexy J. Moleng, Metodologi Penelitian,…, hlm.112.

13 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 26-28.

(22)

14

Sehubungan dengan tema pembahasan penelitian bahwa data yang sangat

diperlukan sesuai dengan rumusan masalah penelitian yaitu berkaitan dengan pola

komunikasi interpersonal antar pegawai maka peneliti mengambil subyek para

pegawai sebagai informan dengan menggunakan pola purposive sampling.

4. Tahap-tahap Penelitian

a. Pra penelitian

1) Menyusun rancangan penelitian, tahap ini adalah peneliti menyusun proposal

penelitian yang didalamnya mencakup permasalahan yang diteliti, metode

penelitian dan memilih lokasi/ lapangan penelitian.

2) Perizinan, hal ini sebagai prosedur penelitian akademis sebagai landasan

operasional struktural dalam melakukan penelitian ilmiah yakni antara

universitas dengan institusi yang akan diteliti

3) Menentukan informan, tahap ini sangat lah berpengaruh terhadap kevalidan data

yang akan diperoleh untuk peneliti harus lebih selektif dalam menentukan

informan agar data yang didapatkan memenuhi target pembahasan

4) Menyusun instrumen penelitian, dalam hal ini adalah membuat skema tentang

beberapa data yang akan digali baik dengan menyusun wawancara yang

terstruktur maupun tidak dan beberapa dokumentasi yang akan diperlukan

terkait pembahasan penelitian

5) Persiapan perlengkapan penelitian, tahap ini adalah persiapan untuk

mempermudah peneliti dalam menggali informasi dengan cara mempersiapkan

media pembantu baik alat tulis maupun alat elektronik yang dapat membantu

kelancaran penelitian.

(23)

15

Tahap ini peneliti sudah berada dalam proses (lapangan) melakukan

penelitian untuk mendapatkan data dengan metode dan teknik yang sudah

dipersiapkan, atau disebut sebagai tahap pengumpulan data mulai dari wawancara

terhadap pegawai dan mendokumentasikan data- data lapangan melalui beberapa

tahapan penelitian yang telah tersusun.

c. Tahap analisis

Analisis data dilakukan oleh peneliti setelah melakukan proses

pengumpulan data dengan cara reduksi, display dan verifikasi data agar relevan antara data dengan tujuan penelitian.

d. Penulisan laporan

Tahap ini peneliti melakukan penulisan laporan secara sistematis dari hasil akhir

penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian sosial dan pendidikan yang lazim

digunakan adalah: (1) observasi; (2) wawancara; (3) dokumenter.15

Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Metode Observasi

Dalam penelitian ini, metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

adalah metode observasi langsung dilapangan. Observasi langsung memungkinkan

peneliti merasakan apa yang dirasakan, dilihat dan dihayati oleh subyek. Sanafiah

Faisal, mengemukakan bahwa “metode observasi menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, aktifitas atau

perilaku”.16 Adapun data yang ingin peneliti peroleh melalui metode ini adalah:

15 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial:Dasar-Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1989), hlm. 51.

(24)

16

1) Gambaran umum kondisi PT. Trimuda Nuansa Citra Sidoarjo.

2) Pola komunikasi interpersonal antar pegawai di PT. Trimuda Nuansa Citra

Sidoarjo

b. Metode Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee).17Sanafiah Faisal, juga mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan (pengumpulan data bertatap muka secara

langsung dengan responden).18

Dalam penelitian ini pendekatan yang dipilih, adalah petunjuk umum

wawancara orientasi mendalam (deept interview), dengan instument guide interview (check list). Alasan penggunaan model ini, untuk mencari dan mengungkap data sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya, tentang rumusan

yang ingin digali dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda

serta foto-foto kegiatan.19Metode dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan

untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan hasil pengamatan (observasi).

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun pola, memilih mana

(25)

17

yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat suatu kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.20

Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data termasuk dalam kategori pekerjaan analisis data. Data yang

berupa catatan lapangan (field notes) sebagai bahan mentah, dirangkum, di ikhtisarkan atau diseleksi. Masing- masing bisa dimasukkan tema yang sama atau

permasalahan yang sama.21

Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis

transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan- bahan lain agar peneliti

dapat menyajikan temuannya.

b. Display data (penyajian)

Penyajian data bertujuan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan, pada tahap ini peneliti berupaya

mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang

diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan

c. Verifikasi (penarikan kesimpulan)

kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan

dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan, Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek

penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep- konsep dasar dalam

penelitian tersebut, hal ini bertujuan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan

(26)

18

maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut

lebih tepat dan obyektif.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Nilai ukur hasil penelitian kualitatif akan semakin valid disertai dengan teknik

pemeriksaan keabsahan data, hal ini sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh

memiliki nilai kesahihan data. Keabsahan data merupakan konsep penting yang

diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi

positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya

sendiri.22

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah:

a. Ketekunan pengamatan

Pengamatan yang dilakukan peneliti dikerjakan dengan teliti, sistematis dan

rinci dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya.

b. Keikut-sertaan

Keikut-sertaan peneliti pada latar penelitian sangatlah membantu kevalidan

data, karena dengan berada pada latar penelitian langsung dapat mempertegas

validitas dan obyektifitas data

c. Triangulasi

Triangulasi adalah kegiatan pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk mengecek atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut, hal ini sering dilakukan dengan melalui sumber

lainnya.

d. Diskusi teman sejawat

(27)

19

Teknik ini dilakukan dengan cara share dengan teman sejawat dengan cara

non formal dengan tujuan agar peneliti lebih teliti dengan hasil penelitiannya.

I. Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini penulis mengungkapkan isi

pembahasan skripsi mulai dari bab pertama sampai bab terakhir, dengan tujuan agar

penelitian ini dapat dipahami secara utuh dan berkesinambungan. Adapun sistematika

pembahasan penelitian ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi pemaparan yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian

terdahulu, definisi operasional dan metode penelitian serta sistematika

pembahasan

BAB II : KAJIAN TEORI

Pada bab ini berisi pembahasan tentang kajian teoretis dalam

menguraikan tentang beberapa hal yang terkait dengan pembahasan

dalam peenelitian ini. Bab ini memiliki sub bahasan yaitu: kajian

pustaka yang berisi komunikasi interpersonal, meningkatkan kinerja,

pegawai dan penjelasan PT Trimuda Muda Nuansa Citra Sidoarjo. Sub

bahasan berikutnya dalah kajian teori tentang teori self disclosure

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran subyek, obyek dan lokasi serta

deskripsi data penelitian

(28)

20

Bab ini terdiri dari pembahasan tentang analisis data penelitian melalui

beberapa tahap teknik analisis sekaligus berikutnya

mengkonfirmasikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan sebagai jawaban langsung dari hasil

penelitian dan berisi tentang rekomendasi yaitu mengemukakan

beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian

lanjutan berdasarkan simpulan yang dihasilkan dikaitkan dengan

manfaat penelitian (bagi program studi, institusi terkait dan masyarakat

(29)

24

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi secara etimologis atau menurut kata asalnya berasal dari bahasa

latin yaitu yang berarti communication, yang berarti sama makna mengenai suatu hal.

Jadi berlangsungnya proses komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan mengenai

hal-hal yang dikomunikasikan ataupun kepentingan tertentu. Komunikasi dapat

berlangsung apabila ada pesan yang akan disampaikan dan terdapat pula umpan balik

dari penerima pesan yang dapat diterima langsung oleh penyampai pesan.

Selain itu komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik

langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini

memerlukan adanya hubungan timbal balik antara penyampain pesan dan penerimanya

yaitu komunikator dan komunikan.

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah

penyampaian informasi dan pengertian seseorang terhadap orang lain1. R. Wayne Pace

(1979) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau communication

interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),hlm.9

(30)

25

lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung

dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.2

Komunikasi Interpersonal (interpersonal communication) juga bisa dikatakan sebagai komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun

non verbal.3 Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan disampaikan

kepada orang lain, proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang

lainnya atau biasnya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

Dengan bertambahnya orang – orang yang terlibat dalam komunikasi menjadi

bertambah komplekslah komunikasi tersebut.4

Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi

interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan, begitupula

sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan.

Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan,

stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima, penyeraan dan penyampaian

tanggapan yang telah diolah oleh masing-masing pihak.

Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan

mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi,

2

(31)

26

pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat

merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama.

Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan

interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap

terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya

sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas.

Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki

hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.

Pentingnya suatu komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis yang

menunjukkan terjadinya interaksi, seseorang yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini

berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.

Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi

untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial melainkan

didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah manusia yang berhak dan

wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.

Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai

paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena

dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact), Ketika menyampaikan pesan umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback)

mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang diontarkan pada

(32)

27

Kecenderungan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

komunikan maka bentuk komunikasi interpersonal sering kali digunakan untuk

mnyampaikan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan,

bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan

melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah

pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangung secara berurutan dan

membentuk pesan diartikan sebagai menciptakan ide atau gagasan dengan tujuan

tertentu.

2. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,

mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman

dengan orang lain.5 Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan

kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat

seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan

hidup. Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik,

sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik yang terjadi.6

Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah :

a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.

b. Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita

secara baik.

5

H. Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.33

6

(33)

28

c. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.

d. Mengubah sikap dan perilaku.

e. Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.

f. Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

Fungsi global dari pada komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan pesan

yang umpan baliknya diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung.

3. Sifat-sifat Komunikasi

Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dbedakan atas dua macam

yaitu:7

a. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orag dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut

Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni :

1) Percakapan: berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.

2) Dialog: berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih

personal.

3) Wawancara: sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi

bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.

b. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana

anggotanya saling berinteraksi satu sama lain dan komunikasi kecil ini banyak

dinilai dari sebagai tipe komunikasi antar pribadi karena :

1) Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara

tatap muka.

7

(34)

29

2) Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa

berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan

tunggal yang mendominasi.

3) Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini, semua

anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu,

pengaruhnya bisa bermacam-macam. Misalanya : si A isa terpengaruh dari si B,

dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak

ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.

Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah anggota

suatu kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan

sampai 20-30 orang, tetapi tidak ada yang lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk

memberi batasan pengertian terhadap konsep komunikasi interpersonal tidak begitu

mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yang memberi definisi komunikasi

interpersonal sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau secara

tatap muka.

4. Perspektif Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi dapat menjadi sangat efektif dan juga bisa menjadi

sangat tidak efektif. Konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan seperti hubungan

rumah tangga menjadikan komunikasi interpersonal berjalan tidak efektif. Untuk

menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal perlu meningkatkan kualitas

komunikasi dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.

Berikut ini terdapat tiga perspektif yang membahas tentang karakteristik

komunikasi interpersonal yang efektif, diantaranya :

(35)

30

Perspektif humanistic menekankan pada keterbukaan, empati sikap

mendukung, sikap positif, dan kesetaraan menciptakan interkasi yang bermakna, jujur,

dan memuaskan. Berikut penjabaran yang lebih luas dalam sudut pandang ini:8

1) Keterbukaan (openness)

Memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi yang

efektif, individu harus terbuka pada pasangan yang di ajak berinteraksi,

kesediaan untuk membuka diri dan memberikan informasi, lalu kesediaan

untuk mengakui perasaan dan pikiran yang dimiliki, dan juga

mempertanggung jawabkannya. Agar komunikasi interpersonal yang

dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja

sama bisa ditingkatkan, maka kita perlu bersikap terbuka.

2) Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya

pada posisi atau perana orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara

emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan

dialami orang lain.

3) Sikap mendukung (supportiveness)

Komunikasi interpersonal akan efektif apabila dalam diriseseorang

ada perilaku supportiveness. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Sikap

mendukung adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam

berkomunikasi yang dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti

ketakutan, kecemasan, dan lain sebagainya yang menyebabkan komunikasi

8

(36)

31

interpersonal akan gagal, karena orang defensive akan lebih banyak

melindungi diri sendiri dari ancaman yang ditanggapi dalam komunikasi

dibandingkan memahami orang lain.

4) Sikap positif (positiveness)

Memiliki perilaku positif yakni berfikir secara positif terhadap diri

sendiri dan orang lain.

5) Kesetaraan (equality)

Keefektifan komunikasi interpersonal juga ditentukan oleh

kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak,

perilaku, kebiasaan, pengalama, dan sebagainya.

b. Perspektif pragmatis

Perspektif pragmatis memusatkan pada manajemen dan kesegaran interaksi

yang digunakan oleh komunikator melalui perilaku yang spesifik untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini menawarkan lima kualitas

efektivitas, yakni:

1) Kepercayaan diri (confidence)

Komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri dalam

bersosialisai, dimana hal tersebut dapat dilihat pada kemampuanya untuk

menghadirkan suasana nyaman pada saat interkasi terjadi pada orang-orang

yang merasa gelisah, pemalu, atau khawatir dan membuat mereka merasa

lebih nyaman.

2) Kebersatuan (immediacy)

Mengacu pada penggabungan antara komunikan dan komunikator,

dimana terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan yang mengisyaratkan

(37)

32

3) Manajemen interkasi (interaction management)

Dalam melakukan suatu komunikasi dapat mengendalikan interaksi

untuk kepuasan kedua pihak, sehingga tidak seorangpun merasa diabaikan

atau merasa menjadi pihak tokoh yang paling penting. Beberapa cara yang

tepat untuk melakukannya adalah dengan menjaga peran sebagai

komunikan dan komunikator melaui gerakan mata, ekspresi vocal, gerakan

tubuh dan wajah yang sesuai, dan juga dengan saling memberikan

kesempatan untuk berbicara. Hal ini merupakan wujud dari sebuah

manajemen interkasi.

4) Daya ekspresi (expressiveness)

Mengacu pada kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang

ingin disampaikan dengan aktif, bukan dengan menarik diri atau

melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.

5) Orientasi ke pihak lain (other orientation)

Dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih menyesuaikan diri pada

lawan bicara dan mengkomunikasikan perhatian dan minat terhadap apa

yang dikatakan oleh lawan bicara. Mengkomunikasikan keinginan untuk

bekerja sama dalam mencari pemecahan masalah.

c. Perspektif pergaulan sosial

Perspektif pergaulan sosial pada model ekonomi imbalan (reward) dan biaya(cost). Suatu hubungan daisumsikan sebagai suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan.

Ketiga perspektif ini tidak dapat dipasahkan satu persatu, melainkan harus

saling melengkapi, karena setiap perspektif tersebut membantu kita untuk dapat

(38)

33

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertmuan komunikasi merupakan hal

yang menyenangkan.

5. Faktor-Faktor Menumbuhkan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal

Banyak hal yang menjadi faktor-faktor yang meningkatkan hubungan

interpersonal, misalnya dari kwalitas komunikasi itu sendiri. Faktor yang

mempengaruhinya antara lain:9

a. Percaya (Trust)

berbagai faktor yang paling mempengaruhi komunikasi antar pribadi adalah

faktor kepercayaan. Apabila antara suami dan istri memiliki rasa saling percaya

maka akan terbina saling pengertian sehingga terbentuk sikap saling terbuka, saling

mengisi, saling mengerti dan terhindar dari kesalahpahaman. Sejak tahap

perkenalan dan tahap peneguhan, kepercayaan menentukan efektivitas komunikasi.

Ada tiga faktor utama yang menumbuhkan sikap percaya yaitu :

1) Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai

dan tanpa berusaha mengendalikannya. Sikap menerima tidak semudah yang

dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan sukar menerima. Akibatnya,

hubungan interpersonal tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

2) Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempunyai

arti emosional bagi kita.

3) Kejujuran, menyebabkan perilaku kita dapat diduga, ini mendorong orang lain

untuk dapat percaya pada kita. Dalam proses komunikasi interpersonal pada

pasangan suami istri, kejujuran dalam berkomunikasi amatlah penting.

9

(39)

34

Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui

self disclousure, feedback, dan sensitivity to the disclousure of other. Kesalahpahaman dan ketidakpuasan dalam suatu jalinan antar pribadi diakibatkan

oleh ketidakjujuran, tidak adanya keselarasan antara tindakan dan perasaan, serta

terhambatnya pengungkapan diri.

b. Sikap Suportif

sikap yang mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi yang dapat

terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, dan lain

sebagainya yang menyebabkan komunikasi interpersonal gagal, karena orang

defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam

komunikasi dibandingkan memahami pesan orang lain.

c. Sikap Terbuka

Sikap ini amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi

interpersonal yang efektif. Dengan komunikasi yang terbuka diharapkan tidak aka

nada hal-hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri suami juga diketahui

oleh istri, demikian sebaliknya. Dengan sikap saling percaya dan supportif, sikap

terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling

penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. Walaupun

berkomunikasi merupakan salah satu kebiasaan dengan kegiatan sepanjang

kehidupan, namun tidak selamanya akan memberikan hasil seperti yang

diharapkan.

Dalam buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat, M,sc.

Terdapat beberapa tahap untuk hubungan interpersonal diantaranya yaitu:10

10

(40)

35

1) Pembentukan Hubungan Interpersonal, dimana pada tahap ini sering disebut sebaya tahap perkenalan yang ditandai dengan usaha kedua belah pihak dalam

menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai dari pihak lain. Dan apabila

mereka ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Bila

mereka merasa berbeda, merek akan berusaha menyembunyikan diri.

2) Peneguhan Hubungan Interpersonal, untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal ini ada empat faktor yang amat penting diantaranya :

keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada emosional yang tepat.

3) Pemutusan Hubugan Interpersonal, hal ini dapat terjadi apabila hubungan interpersonal terdapat sebuah konflik atau hubungan yang tidak sehat dalam

(41)

36

6. Model Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah

sirkuler atau berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk

menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi interpersonal efek

atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen –

komponen yang terlibat dalam komunikasi interpersonal dapat dijelaskan melalui

gambar berikut :

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen komunikasi

interpersonal adalah sebagai berikut:11

a. Pengirim – Penerima. Komunikasi interpersonal paling tidak melibatkan dua orang,

setiap orang terlibat dalam komunikasi memfokuskan dan mengirimkan serta

mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah

pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan

(42)

37

penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi

interpersonal.

b. Encoding – Decoding, encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan

– pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan

menggunakan kata – kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk

menginterpretasikan dan memahami pesan – pesan yang diterima, disebut juga

sebagai decoding. Dalam komunikasi interpersonal, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal.

c. Pesan – Pesan. Dalam komunikasi interpersonal, pesan – pesan ini bsa terbentuk

verbal (seperti kata – kata) atau non verbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan non verbal.

d. Saluran, berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim

dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat

langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan

saluran media massa. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan melalui saluran

komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak.

e. Gangguan (noise). Seringkali pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesa yang diterima. Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangung komunikasi, yang

terdiri dari :

1) Gangguan Fisik, gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu

transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.

2) Gangguan Psikolgis, gangguan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan

penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat

(43)

38

3) Gangguan Semantik, gangguan ini terjadi kata – kata atau simbol yag digunakan

dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan

penerima gagal dalam menangkap dari maksud – makusud pesan yang

disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.

f. Umpan Balik. Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses

komunikasi interpersonal, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan

bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal

maupun non verbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat

negatif apabila merugikan.

g. Bidang Pengalaman, hal ini merupakan faktor yang paling penting dalam

komunikasi interpersonal, komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat

dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.

h. Efek. Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal

dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini

komunikasn. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka.

B. KINERJA PEGAWAI

1. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja secara etimologis mengatakan adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yangdiperlihatkan, (c) kemampuan kerja.12Sedangkan kinerja pegawai dalam

bahasainggris adalah performance, yaitu:Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompokorang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

(44)

39

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.13 Menurut

Malayu S.P. Hasibuan menjelaskan bahwaKinerja merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan

ataskecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.14

Berbagai pendapat diatas dapat menggambarkan bahwa kinerja pegawai dan

kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi

tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan

atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai

tujuan organisasi.Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah penilaian hasil

kerja seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya

dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan hasil dari tingkah laku dimana kinerja merupakan aktifitas

manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepada

manusia tersebut. Tingkah laku sebagaimana aktifitas tersebut akan sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

a. Efektifitas dan efisiensi

b. Otoritas

c. Disiplin

d. Inisiatif

13 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan (Yogyakarta: BPFE, 2008),hlm.2

(45)

40

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) mengungkapkan bahwa “Kinerja

merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja,

kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat

motivasi pekerja”. Apabila kinerja tiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan

kinerja perusahaan akan baik pula.

Menurut Alex Soemadji Nitisemito (2001: 109), terdapat berbagai faktor kinerja

karyawan, antara lain:

Jumlah dan komposisi dari kompensasi yang diberikan

a. Penempatan kerja yang tepat

b. Pelatihan dan promosi

c. Rasa aman di masa depan (dengan adanya pesangon dan sebagainya)

d. Hubungan dengan rekan kerja

e. Hubungan dengan pemimpin

Dari beberapa faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor

yang mempengaruhi kinerja karyawan. Dintaranya faktor internal antara lain:

kemampuan intelektualitas, disiplin kerja, kepuasan kerja dan motivasi karyawan.

Faktor eksternal meliputi: gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, kompensasi dan

sistem manajemen yang terdapat di perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut

hendaknya perlu diperhatikan oleh pimpinan sehingga kinerja karyawan dapat optimal.

3. Karakteristik Kinerja Pegawai

Beberapa hal dalam karakteristik kinerja pegawai yang tinggi adalah sebagai

berikut:15

(46)

41

a. Memiliki tanggung jawab pribadi

b. Berani mengambil dan menanggung resikoyang dihadapi

c. Memiliki tujuan yang realistis

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya

e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan

4. Indikator Kinerja Pegawai

Keberhasilan maksimal dalam sebuah organisasi tidak terlepas dari aktifitas

kinerja pegawai, oleh karena itu dalam mengukur kinerja tersebut dapat diketahui

terhadap beberapa indikator. Yaitu:16

a. Kualitas, kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan

yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

pegawai.

b. Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit serta jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu, merupakan tingkat aktifitas diselesaikan pada awal waktu yang

dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dari hasil out put serta memaksimalkan waktu yag tersedia.

d. Efektifitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap

unit dalam penggunaan sumber daya.

(47)

42

e. Kemandirian, merupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan dapat

menjalankan fungsi kerja.

f. Komitmen, merupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja

dengan instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.

Kinerja pegawai secara objektif dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak ukur

tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi para pegawai

untuk mengetahui tingkat kinerja mereka. Memudahkan pengkajia kinerja pegawai,

lebih lanjut indikator-indikator kinerja17 yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kualitas Kerja (Quality of work

b. Ketetapan Waktu (Pomptnees)

c. Inisiatif (Initiative)

d. Kemampuan (Capability)

e. Komunikasi (Communication)

Indikator kinerja pegawai di atas akan dibahas di bawah untuk lebih

mempermudah dalam memahami kinerja pegawai, yaitu sebagai berikut :

Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pad gilirannya akan melahirkan

penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan

pengetahuan da keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin berkembang pesa.

Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya

waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap

17

(48)

43

pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada

pekerjaan yang lain.

Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu

dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai dapat

melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan.

Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui pendidikan dan

latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan.

Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan

kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan

masalah yang dihadapi. Komunikasi akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan

akan terjadi hubunganhubungan yang semangkin harmonis diantara para pegawai dan

para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.

Dari beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berbagai macam

jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya membutuhkan kriteria yang

jelas, karena masing-masing pekerjaan tentunya mempunyai standar yang berbeda -

beda tentang pencapaian hasilnya.

C. TEORI SELF DISCLOSURE 1. Pengertian Self Disclosure

Self disclosure adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang

relevan atau berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut (Johson, dalam

(49)

44

Menurut Morton (dalam Baron, dkk,. 1994) self disclosure adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Jadi dapat disimpulkan

bahwa self disclosure adalah bentuk komunikasi interpersonal yang didalamnya terdapat pengungkapan ide, perasaan, fantasi, informasi mengenai diri sendiri yang

bersifat rahasia dan belum perna diungkapkan kepada orang lain secara jujur.

Jourard mengartikan self disclosure sebagai tindakan baik secara verbal maupun non verbal, mengungkapkan aspek-aspek dari diri kepada orang lain. Dengan kata lain,

keterbukaan diri adalah menyampaikan informasi baik secara verbal atau non verbal,

lisan maupun tulisan tentang keunikan diri pribadi seseorang.

Raven & Rubin menyatakan dalam proses pengungkapan diri nampaknya

individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok

(timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan

cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain

memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka.

Dwyer (2004) mengatakan pengungkapan diri adalah proses bertahap: orang

biasanya tidak mengungkapkan terdalam mereka dan perasaan pada pertemuan

pertama. Hal itu juga merupakan proses kedua belah pihak bertukar fakta intim dan

perasaan satu sama lain jika seseorang menyimpan sesuatu, maka pengungkapan

berhenti. Fisher berpendapat bahwa informasi yang diungkapkan tanpa sengaja, atau

karena kesalahan adalah relevansinya diri daripada pengungkapan diri.

Pengungkapan diri adalah jenis komunikasi di mana kita mengungkapkan

informasi tentang diri sendiri yang biasanya disembunyikan, hal ini merupakan tipe

khusus dari percakapan dimana seseorang berbagi informasi dan perasaan pribadi

dengan orang lain.18

Gambar

Tabel. 1.1 Penelitian Terdahulu
gambar berikut :
Tabel 3.1 Data Pegawai
  Tabel 3.2 Data Pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Rangkuman hasil observasi kegiatan diskusi kelompok siswa dalam PBM siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Penilaian hasil praktikum dari pertemuan ke pertemuan

Demikian Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Pengadaan Konstruksi/ Pembelian Bangunan Gedung Pelayanan Klinik Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

Uji hipotesis untuk rasio TDTA dan ROI yang menggunakan uji Independent Sample t-Test menunjukkan kinerja keuangan perusahaan asuransi dan lembaga pembiayaan tidak

Belajar Kelompok dilakukan pada saat pembelajaran kelompok, ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan yang sama, sehingga bisa dilakukan bimbingan secara berkelompok.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus ii, kegiatan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik, dimana hasil observasi kemampuan mengenal bilangan melalui kegiatan

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan persepsi tentang ketegasan sanksi

• Membuat keputusan berdasarkan konsep-konsep kimia terbaru dalam bidang kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika, dan biokimia, untuk