KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR
KODYAKUPANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS TEOLOGI (S.Si-Teol)
Oleh
ELVIRA ERNAWATY TODE SOLO 712006027
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR
KODYAKUPANG
Oleh
ELVIRA ERNAWATY TODE SOLO 71 2006 027
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah diujikan pada tanggal
31 Agustus 2012
Pembimbing I Pembimbing II
KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR
KODYAKUPANG
Oleh
ELVIRA ERNAWATY TODE SOLO 71 2006 027
Skripsi ini telah diuji oleh Penguji Skripsi
Dan dinyatakan LULUSpada tanggal:
31 Agustus 2012
Tim Penguji Skripsi:
Penguji I Penguji II
Dipertahankan di depan Dewan penguji skripsi fakultas teologi dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Science Theology.
Pada Hari :Jumat
Tanggal :31 Agustus 2012
Penguji I Penguji II
( Pdt. Dr. Ebenhaizer Nuban Timo) (Pdt.Dr.Retnowati.S. Th. M.Si )
Disahkan : Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Dekan
! " " # !! "" " #" #
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kuasa,
tuntunan dan penyertaannya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penyusun sungguh menyadari bahwa tulisan ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Dia sebagai sumber
kebenaran dan kehidupan.
Dalam menjalani proses penulisan skripsi ini, campur tangan dan dukungan dari
berbagai pihak sungguh penyusun rasakan sehingga membantu penyusun dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penyusun ingin menyampaikan limpah terimakasih
kepada :
1. Pertama-tama terimakasih Tuhan Yesus buat semua bimbingan dan penyertaanNya
dalam seluruh kehidupan penulis khususnya dalam proses studi, penulisan hingga
selesainya penulisan skripsi ini. Penulis yakin bahwa tanpa bimbingan, campur tangan
dan penyertaanNya penyusun tidak dapat melakukan apa-apa. Terimakasih untuk
kesempatan ini Tuhan.
2. Terimakasih buat kedua dosen pembimbing Ibu Retnowaty dan Bpk. Thobias Messakh
yang sudah mencurahkan begitu banyak waktu, tenaga dan kesabaran selama ini
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, kiranya Tuhan selalu memberkati dalam setiap
hidup dan pelayanannya. Teruma kasih buat Bpk Eben Nuban Timo yang sudah menjadi
Penguji dan juga memberikan banyak masukan buat penulisan ini. Kiranya Tuhan Yesus
Selalu memberkati Bapak di dalam Pelayanan.
3. Terimakasih kepada semua dosen Fakultas Teologi UKSW : Dekan Ibu. Retnowati,
Kaprogdi dan juga Dosen Wali Bpk. Yusak B. Setiawan, Bpk. Jhon Titaley, Bpk Daniel
Sumiatiningsih, Ibu. Henderika Watimena, Ibu Mariska Lauterboom, Ibu Irene Ludji,
yang telah membagikan ilmu selama penyusun duduk di bangku kuliah sehingga
penyusun boleh menyelesaikan studi dengan baik.
4. Terimakasih Buat keluarga besar Bpk. Ataupah, Bpk. Klonel dan Mama Pdt. Paoina
Ngefak yang telah menerima penyusun untuk melakukan penelitian. Terimakasih atas
semua bantuannya serta kelancaran selama penelitian di sana. Tuhan yang akan
membalas semua kebaikan itu.
5. Terimakasih kepada Gereja Kristen Jawa Salatiga yang telah menerima penyusun untuk
melakukan PPL (PPL I-IV), GKJ Margoyudan Solo untuk praktek Homilitika, Yayasan
Bina Dharma Salatiga untuk PPL V dan GPIB Bahtera Hayat Batam untuk PPl VI
(untuk ibu Pendeta Linda beserta keluarga dan seluruh anggota Majelis Jemaat dan
jemaat yang telah menerima penyusun dalam praktek PPL VI selama kurang lebih
empat bulan. Terimakasih banyak untuk semua waktu, dana dan tenaga serta
keterbukaannya menerima penulis selama melakukan praktek.
6. Terimakasih buat Papa Stef dan Mama Henny tercinta: Inilah yang terbaik yang anakmu
dapat berikan kepada papa dan mama. Terimakasih untuk semua keringat, perjuangan
dan kerja kerasnya. Terimakasih telah menjadi orangtua, teman, guru, dan untuk semua
didikannya dalam hidup. Penyusun menyadari bahwa penyusun bukanlah anak yang
baik namun Tuhan memberikan orangtua yang terbaik buat penyusun. Tidak ada kata
yang lebih sempurna selain terimakasih untuk papa dan mama.
7. Terima Kasih buat Kak Omy, Kak Merry, Kak Dedy dan Kak Andris terima kasih buat
bantuan dan semua dukungannya. Terima kasih buat adik Endria Haning yang sudah
mendukung, perjalananmu masih panjang adik sayang, tetap semangat dalam
8. Terima kasih buat Keluarga Besar Tode Solo yang sudah memberikan dukungan dan
doanya bagi penulis, sehingga penulis boleh dapat menyelesaikan tulisan ini dengan
baik. Tuhan selalu berkati dan akan membalas semua kebaikan itu.
9. Terima kasih buat Keluarga Besar Lewen. To’o, Mami, Mami Ida, Om Bu, Om Phey,
Ma Yane dan Sleuruh rumpun Keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terimakasih buat semua dukungan doa, materi dan suportnya. Tuhan selalu berkati dan
akan membalas semua kebaikan itu.
10. Terima kasih buat Kaka Lia, Kaka Mawit yang sudah membantu penulis dalam materi
dan juga doa. Tuhan Yesus selalu berkati Rumah Tangga kalian. Terima kasih juga buat
Adik Edwin dan juga Novita Labu. Tuhan berkati selalu pekerjaan dan kuliahnya.
11. Terima kasih buat teman-teman angkatan Kak Soly, Rena, Sari, Aleka, Chely, Poppy,
Lita dan Ezhu yang sudah memberikan dukungan dan doanya. Tuhan Yesus yang akan
membalas kebaikan kalian.
12. Terima Kasih buat team NoName yang sudah memberikan dukungan dan juga
keceriaan. Bta sayang basong semua. Kangen bahodeng n berliar dengan basong.
Hehehehehe
13. Terima Kasih juga Buat Teman-teman DJ, Bhebox, Philips, Ramzez, Dhex, Labu
Katemak (Edmon). Terima kasih buat dukungan, leluconnya dan doanya. Kalian teman
terbaik. Lanjutkan profesi kalian, Vira selalu mendukung kalian.
14. Terima Kasih buat Kakak Andre Toha (Ngen) yang selalu sedia menemani penulis
mengerjakan tulisan ini walaupun hanya lewat telepon. Terima kasih kakak buat segala
nasehat, perhatian, dukungan dan doanya. Semoga kelak kakak menjadi kakak yang
terbaik buat Vira. Tuhan Yesus memberkatimu selalu Kakak. LUB.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Isi………... i
Saripati ……… v
BAB I. PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang... 1
B. RumusanMasalah……….... 5
C. TujuanPenulisan……….. 5
D. Manfaat Penelitian……….. 5
E. Definisi Operasional………... 6
E.1. Pengertian Istilah “Pertukaran”... 6
E.2. Pengertian Istilah “Anak”... 7
E.3. Pengertian Istilah “Penjualan Anak”... 7
F. Metode Penulisan……….... 7
G.1. Metode Penelitian...……….. 7
G.2. Teknik Pengumpulan Data atauInformasi……….... 8
G. SistematikaPenulisan ……….... 9
BAB II. KERANGKA TEORITIS...………...… 11
A. Teori Pertukaran...……….. 11
B. Unsur Teologis dalam Budaya Pertukaran... 25
C. Pandangan Tentang Makna Anak ...………. 30
A. Deskripsi Tempat Penelitian... 35
A.1. Deskripsi Umum Pulau Timor... 35
A.2.Deskripsi Umum Jemaat Gereja Masehi Injili Timor... 36
2.1 Sejarah Gereja Masehi Injili Timor... 36
2.2 Struktur Gereja Masehi Injili Timor... 38
2.3 Visi Dan Misi Gereja Masehi Injili Timor... 39
B. Tradisi Penjualan Anak Di Pulau Timor... 40
B.1. Sejarah Awal Tradisi Penjualan Anak... 40
B.2. Makna Tradisi Penjualan atau Penyingkiran Anak... 44
B.3. Tujuan Penjualan atau Penyingkiran Anak... 45
B.4. Alasan Penjualan atau Penyingkiran Terhadap Anak... 46
B.5. Pihak-pihak yang Membuat Keputusan Menjual atau Menyingkirkan Anak.. 48
B.6. Prosedur dan Proses dalam Ritual dan Penjualan Anak... 49
B.6.1. Pihak yang Membeli... 49
B.6.2. Proses dalam Ritual dan Penjualan... 50
B.6.3. Sarana Pendukung, Mediator atau Benda-benda sebagai Prasyarat dalam Ritual dan Penjualan... 54
B.7. Konsekuensi Jika Tidak Melakukan Tradisi Penjualan Anak... 55
B.8. Hasil Penjualan atau Penyingkiran Anak... 56
B.9. Tanggung-jawab Orang Tua yang Membeli dalam Pengasuhan Anak... 57
B.10. Unsur Kekristenan dalam Tradisi Penjualan Anak... 58
B.10.1.Iman yang Mendasari Tradisi dan Menyertakan Tuhan dalam Ritual di Kuburan dan Pada Saat Penjualan... 58
B.10.2.Uang dari Hasil Penjualan dipakai sebagai Nazar ke Gereja... 59
B.11.1. Faktor Kesehatan atau Keselamatan... 60
B.11.2. Faktor Agama... 61
B.11.2.1. Tuhan Yesus Memberikan Keselamatan tetapi tidak secara Langsung... 61
B.11.2.2. Mengidentikkan Tradisi Penjualan Anak dengan Tanda, Kejadian-kejadian dan Tradisi dalam Alkitab... 62
B.11.2.3. Pemahaman Bahwa Tradisi Penjualan Anak tidak Mengandung Dualisme Kepercayaan... 63
B.11.3. Faktor Budaya, Adat atau Tradisi Turun-temurun... 64
B.11.4. Faktor Sosial... 65
C. Kesimpulan... 67
BAB IV. Tradisi Penjualan Anak Dalam Pandangan Sosio - Teologis Kristen …. 69 A. Pandangan Iman Kristen tentang Tradisi Penjualan Anak... 71
A.1. Pembelian atau Pertukaran yang Dilakukan Allah Melalui Kematian Yesus... 71
A.2. Pandangan Iman Kristen tentang Hubungan dengan Leluhur dalam Ritual Penjualan Anak... 73
A.3. Pandangan Iman Kristen tentang Budaya, Adat dan Tradisi... 76
A.4. Pandangan Iman Kristen tentang Makna Anak dan Kondisi Psikologis Anak yang Dipisahkan atau Disingkirkan... 81
B. Implikasi Etis-Teologis dalam Jemaat Gereja Masehi Injili Timor...85
BAB V. PENUTUP………. 89
A. Kesimpulan………... 89
C. Rekomendasi... 98
DAFTAR PUSTAKA………100 LAMPIRAN
SARIPATI
Tradisi penjualan anak di Pulau Timor adalah suatu tradisi dalam upaya mendapatkan keselamatan, kesehatan dan perubahan watak dari anak yang memiliki kemiripan wajah yang identik dengan salah satu orang tuanya. Jika anak tidak dijual atau dalam masyarakat Meto (Timor) disingkirkan, dalam arti benar-benar dipisahkan dari keluarga, maka akan timbul percekcokan dan ketidakharmonisan hubungan serta akibat terburuk adalah kematian orang tua. Penjualan di sini bukanlah bertujuan bisnis untuk mendapatkan keuntungan berupa uang, tetapi secara adat anak diserahkan, atau dalam arti “kasar” disingkirkan demi keselamatan sang anak dan orang tua. Kajian untuk topik ini didasarkan pemikiran bahwa ada pencampuran tradisi yang dilatarbelakangi oleh kepercayaan nenek moyang dengan pemahaman iman Kristen. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan makna tradisi penjualan anak di Pulau Timor dan pandangan Iman Kristen tentang tradisi ini.
untuk mendapatkan data yang komprehensif dan majemuk, penelitian bisa dilakukan dalam masyarakat di tempat yang berbeda, misalnya di desa di mana ikatan adat istiadat masih terasa kuat dan kental.