• Tidak ada hasil yang ditemukan

SDM KB Pertemuan 8 dan 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SDM KB Pertemuan 8 dan 9"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan 8:

Kebijakan Pengembangan

Bakat

Aliansi

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Fakultas Ekonomi

(2)

Pendahuluan

 Pentingnya orang yang tepat pada pekerjaan

yang tepat, pada organisasi yang tepat, pada waktu yang tepat, pada biaya yang tepat juga

 Persaingan untuk memperoleh orang yang

terbaik menentukan keberhasilan investasi

(3)

Proses Staffing

Tenaga Kerja Potensial

Tenaga

Kerja Pelamar Kandidat

Kandidat

Perencanaan Rekrutmen Screening Seleksi Tawaran Kerja

Orientasi dan Pelatihan

Aliran Bakat dari Luar ke Dalam Organisasi

(4)

Perencanaan

 Menentukan kuantitas dan kualitas bakat yang

dibutuhkan dengan manpower planning dan

job analysis

 Menentukan berapa jumlah bakat yang

dibutuhkan dari analisa beban kerja untuk satu periode perencanaan

 Menentukan karakteristik dan persyaratan

(5)

Rekrutmen

 Menjaring sebanyak mungkin pelamar sesuai

kriteria yang ditentukan pada tahap perencanaan

 Rekrutmen Terbuka vs Tertutup

(6)

Screening

 Tidak semua lamaran yang masuk telah

memenuhi persyaratan administrasi atau kualifikasi yang diminta perusahaan

 Bisa dimungkinkan jumlah pelamar yang

masuk melebihi kapasitas jumlah kandidat

yang dianggarkan perusahaan untuk diseleksi, sehingga perlu dibatasi berdasar kriteria

(7)

Seleksi

 Memilih diantara kandidat yang sudah

memenuhi persyaratan administrasi, siapa kandidat terbaik

 Perlu diperhatikan validitas dan reliabilitas

alat seleksi, serta juga daya beda dalam

menentukan siapa yang lebih baik diantara dua kandidat tertentu

 Hanya kandidat terbaik yang dapat

(8)

Tawaran Kerja

 Kandidat yang lolos seleksi tidak otomatis

masuk menjadi karyawan

 Terlebih dahulu, mereka harus mendapatkan

tawaran pekerjaan dan melewati proses

administrasi tertentu sebelum resmi menjadi karyawan baru

 Mungkin terjadi karyawan yang sudah

(9)

Orientasi dan Pelatihan

 Karyawan baru yang telah menerima tawaran

kerja membutuhkan adaptasi dan persiapan untuk dapat menjadi karyawan produktif

 Karyawan baru yang tidak dapat beradaptasi,

dapat berhenti atau bekerja dengan tidak optimal

 Orientasi dan pelatihan, berfokus pada upaya

(10)

Kesimpulan

 Kebijakan pengembangan bakat yang berbeda

dan menjadi keunggulan daya sain bagi organisasi yang mengutamakan modal manusia

 Kasus Boeing

 Kasus Starbucks

(11)

Pertemuan 9:

Kerangka Kerja untuk

Memaksimalkan Investasi

Modal Manusia

Aliansi

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh

(12)

Kerangka Kerja untuk Optimalisasi

Investasi pada Modal Manusia

(13)

Faktor Pekerjaan

 Kompetensi

 Kumpulan keahlian, pengetahuan dan bakat yang

dimiliki seseorang yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu tugas dengan baik

 Karyawan dengan kompetensi memiliki modal

manusia yang lebih besar untuk diinvestasikan

 Peluang pengembangan kompetensi menjadi daya

(14)

Faktor Pekerjaan

 Otonomi

 Pemberian kendali dan wewenang yang lebih besar

pada staf lini untuk mengambil keputusan yang menyangkut bidang pekerjaannya.

 Kendali yang lebih besar ditangan karyawan

memungkinkan investasi modal manusia yang lebih efektif

 Otonomi dalam pekerjaan berpotensi meningkatkan

ROI dimata karyawan

 Otonomi pada level lini tidak harus mengorbankan

(15)

Faktor Pekerjaan

 Penguatan

 Faktor-faktor yang mendorong kemauan karyawan

untuk melakukan investasi modal manusia secara optimal

 Bagaimana cara penyampaian ROI juga berpengaruh

(16)

Faktor Lingkungan Kerja

 Pemahaman

 Komunikasi dua arah, baik vertikal, horizontal

dan diagonal

 Internalisasi nilai dan tujuan organisasi pada

seluruh anggota organisasi

 Pemahaman berkorelasi positif dengan motivasi

(17)

Faktor Lingkungan Kerja

 Penerimaan

 Norma sosial terbentuk dari pengalaman bersama di masa lalu yang membentuk Trust antar individu dan antara

individu dengan institusi

 Kerjasama tanpa Trust dari norma sosial membutuhkan struktur sosial yang kuat dalam bentuk peraturan, kontrak hukum dan kesepakatan formal.

 Ketidakpercayaan (distrust) dari satu pihak

menumbuhkan dan melanggengkan lebih banyak distrust

(18)

Faktor Lingkungan Kerja

 Keselarasan Strategi

 Kesamaan tujuan dan koordinasi rencana pencapaian tujuan tersebut antar departemen dan divisi pada

organisasi

 Menghindari duplikasi dan inefisiensi yang timbul dari upaya pengembangan modal manusia yang tidak

terkoordinasi dengan baik

(19)

Kesimpulan

 Kesesuaian antara faktor Pekerjaan dan faktor

Lingkungan Kerja untuk memaksimalkan iklim investasi modal manusia yang optimal

 Prioritas alokasi sumber daya pada skema

ROI yang memberikan nilai tambah utilitas optimal bagi karyawan, sehingga

Referensi

Dokumen terkait

Karena variasi genetik dalam komponen imun sistem yang berbeda, pada beberapa orang sistem imun menyerang protein yang berhubungan dengan inti sel dan membentuk antibodi

Karakteristik pelaku usaha mikro agribisnis dalam mengakses KUR Mikro di BRI Unit Baron berdasarkan 5C memiliki “Character” yang baik sebesar 85,97 % dalam hal pembayaran

Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai panjang yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin

Apabila pengembangan pertanian dapat meningkatkan pendapatan 70% penduduk Timor Leste yang bergantung pada sektor pertanian, maka pemulihan ekonomi paska konflik telah

dari aspek inilah dibentuklah CSI, seperti yang sudah dijelaskan di atas, agar dapat mengkordinir para anggota yang tersebar di berbagai daerah. Setelah melalui

Penyatuan kelompok dan membentuk paguyuban adalah sebagai wujud perlawanan para PKL di Surabaya terhadap tatanan sosial yang menurut mereka tidak adil, dengan cara

Tingkat kemasakan buah jarak pagar tidak berpengaruh nyata pada kadar air biji, daya berkecambah benih, dan kecepatan tumbuh benih, akan tetapi tingkat kemasakan

Suplementasi somatotropin (bST) selang 14 hari dan diberikan pada sapi laktasi produksi lebih tinggi dapat meningkatkan produksi susu sebesar 26% tanpa diikuti