• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010002 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010002 10."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

5

Jambu semarang ( ) merupakan tumbuhan yang

termasuk dalam suku jambu8jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia

Tenggara. Marga beranggotakan sekitar 500 spesies serta tersebar luas di

wilayah tropis dan subtropis. Tumbuhan ini dapat tumbuh di hampir semua wilayah

Indonesia. Awal abad 20, tanaman ini telah dibudidayakan di beberapa negara seperti

Jamaika dan Suriname. Kini, jambu semarang telah banyak ditanam dan

dikembangkan di negara8negara seperti India, Thailand, Cina, Amerika Tengah dan

Selatan (Susilo, 2013). Jambu semarang menyukai curah hujan rendah dengan

musim hujan lebih dari delapan bulan. Ketinggian tempat yang cocok untuk

pertumbuhan jambu semarang adalah dataran rendah dan dataran tinggi hingga 1000

mdpl (Widyastuti & Paimin, 1993).

Jambu semarang memiliki banyak kultivar yang menyebabkan kesulitan

dalam penentuan jenis asli ( var. ). Spesiasi terus

terjadi akibat pemuliaan dan seleksi jambu untuk menghasilkan jambu yang unggul.

Akibatnya, muncul banyak kultivar antara lain: jambu apel, Bangkok, Camplong,

Cikampek, cincalo semarang, ch Gondrong, ch merah, ch hijau, citra, demak,

jamaika, kaget putih, kaget hijau, lilin hijau, lilin merah, madura putih, madura.

merah, merah delima, mutiara, dll. Selain itu, ada beberapa jambu peralihan antara

dan (Burm.f.) Alston (Widodo, 2010).

Menurut Davis & Heywood (1973) sifat dan ciri morfologi sudah lama

dipergunakan dalam pendeterminasian, pencirian dan penggolongan tanaman, namun

masih banyak masalah yang belum diperinci dan diterapkan dengan sempurna.

Meskipun demikian bukan berarti ciri8ciri lainnya tidak dapat dipergunakan sebagai

dasar dalam mencari bukti taksonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Steven (1994)

dan Behnke et al., (2002) Purwantoro (2004) bahwa anatomi organ vegetatif

berperan penting serta dianggap dapat memberikan kontribusi dalam karakteristik

takson pada tingkat hirarki yang berbeda dalam penelitian taksonomi tumbuhan.

Karakter anatomi yang biasa digunakan untuk membedakan antar kultivar tersebut

meliputi penelitian epidermis, kutikula, trikoma, stomata (meliputi indeks, kerapatan)

dan lapisan palisade. Selain itu, perkembangan taksonomi untuk kepentingan

klasifikasi dan filogeni dapat diperoleh dari berbagai sumber. Karena seluruh bagian

dari tumbuhan pada berbagai tahap perkembangannya dapat menyediakan karakter

(2)

2

taksonomi, data harus berasal dari berbagai bidang. Penggunaan informasi dari

perbandingan anatomi, embriologi, palinologi, sitogenetika, kimia, dan yang lainnya

telah memberikan kontribusi yang besar bagi klasifikasi tumbuhan modern (Irawan,

2013).

Hubungan kemiripan antar jenis juga dapat dilakukan dengan melihat

karakter anatomi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stuessy (1990)

Purwanto (2004) bahwa struktur mikroskopis sering dianggap sebagai penunjang

pada data standar serta karakter anatomi daun dapat digunakan dalam menentukan

klasifikasi. Untuk mengetahui hubugan kemiripan dapat dilakukan dengan berbagai

cara, diantaranya adalah melalui pendekatan fenetik taksonomi yang dilakukan

melalui pengelompokan organisme berdasarkan kemiripan karakter fenotip (Terry,

2000). Analisis kemiripan fenetik dapat dilakukan dengan melihat perbedaan

karakter morfologi, anatomi, dan palinologi (Martasari et al., 2009).

Menurut Fatimah (2013) kemiripan antar jenis seringkali menyebabkan

kesulitan bagi masyarakat untuk membedakan antara jenis yang satu dengan yang

lain pada saat melakukan persilangan. Jenis tanaman yang mempunyai hubungan

kekerabatan (kemiripan) dekat apabila dilakukan persilangan secara terus menerus

dapat menyebabkan penurunan sifat. Masyarakat juga belum mengetahui secara pasti

hubungan kemiripan di antara beberapa jenis jambu semarang yang ada tersebut.

Masyarakat tidak tahu persis apakah jenis tanaman yang mereka silangkan

mempunyai hubungan kemiripan dekat atau jauh.

Studi tentang karakteristik morfologi beberapa jambu semarang telah

dilakukan. Tetapi, studi karakteristik anatomi jambu semarang belum pernah

dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membedakan jambu

semarang dengan jenis jambu lain berdasarkan karakter anatominya.

Berdasarkan uraian diatas maka diajukan beberapa permasalahan:

1. Bagaimana karakter anatomi daun beberapa jambu semarang.

2. Bagaimana hubungan kemiripan jambu semarang berdasarkan karakter anatomi

daunnya.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakter anatomi daun beberapa jambu semarang.

2. Mengetahui hubungan kemiripan jambu semarang berdasarkan karakter anatomi daunnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t yang dilakukan terhadap nilai b rajungan jantan dan betina pada selang kepercayaan 95% diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel yang mengartikan

untuk membantu dalam produksi rumah tangga dengan maksimal dan efektif.Dalam perencanaan mesin pengupas dan pemotong kentang semi otomatis ini dimulai dari

Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin

Salah satu tanda rendahnya semangat dan kegairahan kerja karyawan dimana karyawan tidak dapat untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditentukan dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Kepercayaan Diri terhadap Tingkat

Nya, sehingga penulis dapat mer ampungkan skripsi dengan judul “ Penyusunan Peta Strategi Dan Kpi Menggunakan Metode Balanced Scorecard (BSC) Dan Pembobotan Dengan Analitycal

Dalam PP nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dijelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian

Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini yaitu ingin melihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan Di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai