• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal online jpips juni 2014 penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas iii sdn bereng bengkel engripin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "jurnal online jpips juni 2014 penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas iii sdn bereng bengkel engripin"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL

15 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL

Oleh : ENGRIPIN

Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar IPS siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD dengan standar kompetensi memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama sekitar rumah dan sekolah di kelas III SDN Bereng Bengkel dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dengan cara bermitra dengan guru dan penelitian dilaksanakan pada semester I. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan berdampak bagi hasil belajar siswa, untuk mengatasi rendahnya aktivitas belajar IPS siswa di kelas maka guru menggunakan media gambar untuk melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) peningkatan aktivitasitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dengan media gambar dalam pembelajaran, 2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bermaksud memperbaiki situasi pelajaran di kelas yaitu mencakup 4 langkah dalam satu siklus 1) Penyusunan rencana, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu disarankan kepada guru agar benar-benar memperhatikan media dalam mengajar yang diterapkan dalam kelas.

Kata Kunci: Media Gambar, PTK

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(2)

16 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

Berdasarkan akar permasalahan yang dikemukakan atas, menurut Nur dan Muclas dalam Arnyana (2004:5)mengemukakan pengetahuan diperoleh melalui aktivitas belajar, perkembangan pengetahuan anak tergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, peneliti akan mencoba menggunakan media gambar yang tepat untuk menarik minat siswa. Tindakan ini sangat mungkin dilaksanakan, mengingat gambar dapat memberikan gambaran situasi nyata di luar kelas yang selanjutnya dapat di bawa ke dalam kelas sebagai bagian penting untuk mempermudah siswa memahami isi pelajaran yang akan disampaikan, termasuk tentang kegiatan pembelajaran IPS dengan sesungguhnya pada siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang, serta pengamatan peneliti sehari-hari di SDN 1 Sei Pinang, beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :

a. siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS b. penggunaan media yang kurang bervariasi

c. kurang tersedianya sumber-sumber belajar IPS

d. sebagian besar pembelajaran menggunakan metode ceramah

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar dalam proses penelitian ini dapat terfokus pada masalah yang berkaitan dengan Agar masalah terjawab secara tuntas maka perlu kiranya ditentukan batasan-batasan ruang lingkup masalah yang diteliti yaitu :

1. Penelitian ini hanya untuk mengetahui peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS dengan standar kompetensi memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah setelah menggunakan media gambar.

2. Aspek penelitian terbatas pada :

a. Aktivitas guru dan siswa di dalam proses pembelajaran yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, penguasaan materi, menggunakan media, kesesuaian tema, mengaktifkan siswa menguasai kelas, kemampuan melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, memotivasi siswa, memberikan petunjuk/bimbingan kegiatan diskusi, kemampuan mengelola kelas, kemampuan merencanakan tindakan, mengamati kegiatan siswa, tanya jawab antar siswa dan guru. Sedangkan aktivitas siswa yaitu mendengar/memperhatikan penjelasan guru, semangat siswa dalam belajar, siswa mengerjakan tugas sesuai dengan arahan guru, siswa berani mengemukakan pendapat, siswa melaksanakan tugas diskusi dengan tertib, siswa bisa menghargai pendapat orang lain, berdiskusi bertanya antar guru dan siswa, keaktifan belajar siswa, kerja sama, berdiskusi bertanya antar siswa dan ketertarikan siswa dengan materi.

b. Tugas di sekolah yang dikerjakan oleh siswa yaitu tugas kelompok dan menjawab soal per individu.

c. Hasil belajar adalah hasil belajar IPS siswa di kelas III.

(3)

17 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 2. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada penggunaan media gambar pada pelajaran IPS pokok bahasan memahami lingkungan sekitar..

2. Peningakatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran bidang studi IPS pokok bahasan memamahi lingkungan sekitar dengan menggunakan media gambar.

3.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa yaitu, dapat membantu dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Bagi guru SD yaitu, sebagai masukan dan informasi tentang pengaruh media gambar dalam pembelajaran yang menciptakan suasana belajar sambil bermain.

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS adalah bidang studi yang mempelajari tentang kehidupan sosial masyarakat serta mengembangkan diri menjadi warga negara yang baik. Sedangkan hakikat IPS adalah bidang studi yang membekali peserta didik menjadi Negara Indonesia yang ber keterampilan sosial dan intelektual sebagai warga negara yang memiliki perhatian dan kepedulian sosial serta tanggung jawab memajukan bangsa Indonesia.

Menurut Sanusi dalam Budiman (1998:242-247) pendidikan ilmu pengetahuan sosial berupaya membentuk kesadaran untuk merangsang gagasan bagi pembangunan, terutama bagi siswa supaya bisa menjaga kredibilitas, disiplin, reputasi serta nama baik sekolah dan pribadi dalam arti luas. Sedangkan mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inguiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam

masyarakat majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

(4)

18 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

mengintegrasikan konstruksi pengalaman kehidupannya sehari-hari di luar kelas atau sekolah dengan pengetahuannya di kelas, intinya bahwa kualitas dan hasil pembelajaran IPS sangat rendah. Dengan demikian cukup beralasan kiranya jika dilakukan inovasi-inovasi yang berorientasi pada pembelajaran untuk pemahaman dan keterampilan berpikir kritis.

Sedangkan menurut Dunlop dalam Warpala (2006:13) dilaporkan bahwa potensi lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dikatakan pula bahwa pembelajaran menjadi sebuah sistem yang komprehensif, yang dapat mendorong inisiatif, perhatian, dan tanggung jawab siswa, mengembangkan studi dan investigasi dalam konteks yang kaya informasi dan penuh arti, mewujudkan aktivitas dinamis yang menumbuh kembangkan proses berpikir tingkat tinggi.

Sehingga dengan demikian pembelajaran IPS memerlukan aktivitas-aktivitas seperti mengamati, menafsirkan, pengamatan, meramalkan, menggunakan alat atau bahan, menerapkan konsep, mengkomunikasikan ide-ide dan mengajukan berbagai pertanyaan semua aktivitas tersebut pada intinya menyiapkan siswa ke dalam kondisi untuk pembelajaran bermakna.

Menurut Warpala dalam Arnyana (2006:14) empat hal penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah, keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut : (1) pembelajaran di sekolah berpusat pada kinerja siswa secara individual, sementara di luar sekolah kerja mental melibatkan kerjasama dengan orang lain, (2) pembelajaran di sekolah berpusat pada proses berpikir tanpa bantuan, sementara bantuan, sementara aktifitas material di luar sekolah selalu melibatkan alat-alat kognotif seperti komputer atau kalkulator dan instrumen lainnya (3) Pembelajaran disekolah mengembangkan cara berfikir simbolik berkaitan dengan situasi, sementara aktifitas mental di luar sekolah dipusatkan pada keterampilan umum, sementara diluar sekolah memerlukan kemampuan khusus.

2.2. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dalam Russel (1971:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan atau sikap.

2.3. Pengertian Gambar

Diantara berbagi media pendidikan, menurut Robert dalam Miarso (1977:275), media gambar adalah media paling umum dipakai, media merupakan bahasa yang paling umum dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.

Kelebihan dan kelemahan dari media gambar: 1. Kelebihan media gambar

(5)

19 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

b) Gambar dapat mengatasi batasan ruangan dan waktu, tidak semua objek benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua anak-anak dapat dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut, air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa adanya, gambar amat bermanfaat dalam hal ini.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan mengkaji dan merefleksi secara kritis, dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas hingga dalam penelitian ini digunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan menurut pendekatan kualitatif pelaksanaan penelitian ini mencakup 4 ( empat) langkah dalam setiap siklusnya, sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

3.1.Rancangan Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan dalam beberapa siklus pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Siklus I

1. Perencanaan

Menyangkut segala persiapan yang akan dilakukan berkenaan dengan penelitian tindakan dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan (1) menyusun rencana pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan, (3) menyiapkan format observasi dan, (4) menyiapkan tes evaluasi yang terdiri dari : 10 soal pilihan ganda, 10 menjodohkan, 10 benar atau salah, 20 isian dan 5 essay dengan jumlah soal seluruhnya 55 dengan skor total 75.

2. Tindakan

(6)

20 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014 3. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengamati aktifitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer. Sebagai observer diminta bantuan rekan sejawat dari guru SD tempat pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan mengisi format observasi yang telah dikembangkan pada perencanaan yaitu melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang meliputi : (1) mengamati perilaku siswa dan melihat siswa yang aktif dalam belajar, (2) memantau diskusi kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok, (3) kemandirian dalam mengerjakan soal yaitu mengerjakan soal-soal yang diberikan seperti pilihan ganda, isian, benar atau salah, menjodohkan dan essay.

4. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan dan catatan yang diperoleh selama observasi secara sistematis dari hasil pembelajaran dan pengamatan tersebut didefleksi, dianalisis kemudian disimpulkan untuk menentukan solusinya berdasarkan hasil observasi atau temuan pada saat pembelajaran berlangsung antara: (1) mencatat hasil observasi yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa dan, (2) mengevaluasi hasil observasi yaitu menilai pengamatan terhadap guru dan siswa dan (3) merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

3.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Dengan demikian maka instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, kelompok siswa, dan soal tes

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN Bereng Bengkel dengan jumlah siswa 32 orang siswa. Selama kegiatan penelitian peneliti dibantu oleh guru kelas yang bertindak sebagai pengamat (observer).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengambilan data dengan menggunakan tes awal dan tes akhir, yaitu untuk mengetahui kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS. 2. Lembar observasi untuk guru.

(7)

21 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

memberikan petunjuk/membimbing kegiatan diskusi, (4) mengamati kegiatan siswa, (5) memotivasi siswa, (6) kemampuan mengelola kelas, (7) kemampuan merencanakan tindakan.

3. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk menilai kemampuan siswa sebagai subjek penelitian pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang dimana sistem penilaian itu dinilai oleh seorang peneliti sebagai guru, atau teman sejawat sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi tersebut memuat ketentuan-ketentuan yang harus dikuasai oleh siswa, antara lain: (1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, (2) semangat siswa dalam belajar, (3) siswa mengerjakan tugas sesuai dengan arahan guru, (4) berani mengemukakan pendapat, (5) siswa melaksanakan tugas diskusi dengan tertib, (6) siswa bisa menghargai dan menerima pendapat orang lain,(7) diskusi antar siswa, (8) ke aktifan belajar siswa, (9) kerjasama.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini setelah didapat jawaban dari siswa, maka penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : yaitu melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi terhadap guru dan siswa.

1. Data hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes awal diidentifikasi dengan rumus:

135) : 04 (Sutomo,20 100% x N F P

P = Persentase yang dicari F = Jumlah skor yang didapat N = Total skor

Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran pada siklus I digunakan kriteria sebagai berikut:

80% - 100% = sangat tercapai 60% - 79% = tercapai

50% - 59% = cukup tercapai 40% - 49% = kurang tercapai

0% - 39% = sangat kurang tercapai

(8)

22 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

P = Persentase yang dicari F = Jumlah skor yang didapat N = Total skor

Menurut Soraji (2003:45) untuk penelitian aktivitas guru, siswa dan tugas belajar pokok, dengan kriteria tingkat penugasan siswa sebagai penilaian dalam menentukan skor dengan pedoman pada rumus di bawah ini:

86 - 100 = A sangat baik 76 - 85 = B baik

56 - 65 = C kurang

0 - 55 = D sangat kurang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Bereng Bengkel terletak di Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. SDN Bereng Bengkel didirikan pada tahun 1986 dengan nama SD Inpres Bereng Bengkel

Sampai tahun 2011 ini, SDN Bereng Bengkel memiliki 1 unit bagunan sekolah yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan. Jumlah siswa sampai tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 182 orang siswa dari siswa kelas I sampai kelas VI.

4.2. Deskripsi Data

Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, maka untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar untuk topik kerjasama di lingkungan rumah, sekolah dan sekitar, maka terlebih dahulu dilakukan pre tes pada siswa kelas kelas III di SDN Bereng Bengkel dengan jumlah siswa 32 orang siswa.

4.3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus II

Kegiatan siklus II yang telah dilaksanakan supaya pemahaman siswa terhadap materi lebih meningkat dan pembelajaran lebih baik lagi sehingga aktivitas siswa meningkat. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

(9)

23 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014

KESIMPULAN dan SARAN 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperolah dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan mengunakan media berupa gambar, maka dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II.

2. Selain peningkatan hasil belajar siswa, juga terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam belajar, karena siswa tertarik dengan media yang digunakan dalam pembelajaran. Demikian juga dengan aktivitas guru, guru lebih bergairah dalam mengajar topik ini karena siswa dengan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar yang baik maka diharapkan agar para guru dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan dan dianjurkan agar para guru dapat menggunakan media gambar agar siswa tidak bosan, suasana lebih antusias dan siswa dapat bisa bekerjasama dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aryana.2000.Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Materi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Terhadap Pelajaran Ekosistem. Tidak Dipublikasikan. Malang: PPS UPM

Budiman.1998.Profesionalisme Guru Masa Depan. Jakarta: CV. Rajawali

Depdiknas.2003.Pengembagan Kurikulum dan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Idris.1985. Wawasan Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

(10)
(11)
(12)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui pariwisata

Pameran kali ini menjadi yang kedua ditahun ini setelah sebelumnya I Wayan berpameran bersama beberapa perupa lain di Tonyraka Art Galery Ubud Bali // Dalam beberapa karya

Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi ukiran (stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan manusia,

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Dhinny Agus Setiawati2014 Universitas

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 38 kalimat majas perbandingan yang terdiri dari 7 majas simile, 10 majas metafora, 11 majas hiperbola dan 10 majas

Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (IMAJINASI) FISIP-USU Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FISIP-USU. Universitas