• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ANALISIS KONFLIK SOSIAL GAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARYA TULIS ANALISIS KONFLIK SOSIAL GAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS

ANALISIS KONFLIK SOSIAL GERAKAN ACEH MERDEKA (G A M) DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM (NAD)

FAKTOR PENYEBAB DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada : Mata pelajaran IPS kelas XI di SMK Negeri 1 Subang

Tahun Pelajaran 2008/2009

Disusun oleh : ENDAR SUDARLAN

KELAS XI RPL NIS : 1071 9767

SMK NEGERI 1 SUBANG

Jl. Arief Rahman Hakim No. 35 Telp. (0260) 411410

(2)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul...1 Daftar Isi...2 Kata Pengantar...3 BAB1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah...4 1. 2 Pembatasan Masalah...6 1. 3 Maksud dan tujuan...7 BAB 2 ANALISIS MASALAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI ACEH,

FAKTOR PENYEBAB DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH. 2. 1 Deskripsi Konflik Sosial Di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)...8 2. 2 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik...11 2. 3 Solusi Pemecahan Masalah...12

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin,

Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji yang ada dalam hati kepada Allah Rabbul ‘Ijati, Puja yang ada dalam dada kepada Allah Yang Maha Kuasa serta ucapan rasa Syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Ghafur yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita terutama nikmat Iman dan nikmat Islam dan karena-Nya pula saya dapat menyelesaikan Karya Tulis tentang “Analisis Konflik Sosial Gerakan Aceh Merdeka Di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Faktor Penyebab Dan Solusi Pemecahan Masalah” walaupun saya sadar bahwa dalam pengerjaan Karya Tulis ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Tidak lupa Shalawat serta Salam Kita Haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada sahabatnya, kepada keluarganya, serta kepada kita selaku umatnya yang taat kepada ajarannya dari lahir sampai akhir.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Deden Suyanto, M.Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan bimbingan terhadap saya.

2. Teman-Teman yang selalu mendukung saya atas Karya Tulis ini.

3. Sekolah yang telah memberikan sarana dan prasarana dalam pembuatan Karya Tulis ini.

4. Dan tidak lupa kepada semua sumber terutama google yang telah menyediakan sumber dalam kelancaran pembuatan Karya Tulis ini.

Saya juga berharap semoga Karya Tulis ini bisa memenuhi tugas Mata Pelajaran IPS dengan baik dan sempurna. Selain itu saya juga berharap semoga Karya Tulis ini bermanfaat kedepannya khususnya untuk saya sendiri umumnya untuk kita semua. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Wabillahitaufik wal hidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.

Subang, 26 April 2009 Penulis

(4)

BAB1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Separatisme atau Separatis merupakan suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Separatis merupakan suatu pemisahan yang dilakukan oleh suatu daerah terhadap daerah yang sebelum.

{http://id.wikipedia.org/wiki/Separatisme}

Konflik ini sudah banyak terjadi di Indonesia. Diantaranya konflik yang terjadi di:

a) Timor-Timur yang disebabkan oleh keinginan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terjadi pada tahun 1999. hal ini terjadi karena pemerintah pusat mengizinkan dengan referendum dan internasional mendukung (diawali oleh aksi militer Interfet). Namun, lepasnya Timor Timur sangat dipengaruhi oleh variabel sejarah. mereka berasal dari negara (kolonial) yang berbeda dan pola integrasi yang tidak sukarela

{http://majalah.tempointeraktif.com/id/email/2001/01/29/KL/mbm.2001012 9.KL77330.id.html}

Lepasnya Timor-timur dari Indonesia tidak lepas dari dukungan politik Australia. Setelah pada awalnya menyatakan dukungan atas keutuhan Indonesia, 8 Februari 1999 Australia secara tegas mengusulkan lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Selanjutnya Australia terlibat secara aktif, baik melalui opini maupun militer, dalam upaya ”melepaskan” Timor Timur dari Indonesia.

{http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20081103175715AAVjQMK}

(5)

sehingga membuat kelompok Kristen tidak senang. Masalah itu kemudian ditambah masalah ekonomi. Sebab-sebab substansial itu lalu dipicu oleh perkelahian pemuda mabuk. Hal yang sama juga terjadi di Poso. Maka, penyelesaiannya adalah dengan mengatasi masalah ketidakadilan politik seperti itu. Walaupun gerakan separatis RMS telah berhasil digempur oleh Kolonel Alex Kawilarang dengan APRIS/TNI-nya pada tanggal 14 Juli 1950 dan dapat dihancurkan dari Ambon, tetapi di luar negeri pelarian-pelarian RMS dibawah pimpinan Manusama dan yang saat sekarang dipimpin oleh F.LJ Tutuhatuwena masih terus melakukan gerakan-gerakannya, terutama setelah jatuhnya rezim diktator militer Soeharto musuh bebuyutannya Soumokil pada tahun 1998 dan telah melemahnya ekonomi Indonesia.

Yang terjadi di Ambon ini sebenarnya bukan konflik antara agama Islam dan Kristen melainkan kaum penganut Islam atau kaum penganut Kristen keduanya adalah korban dari taktik dan strategi gerakan separatis Republik Maluku Selatan yang telah kembali memperoleh bahan bakar baru ketika jatuhnya rezim diktator militer Soeharto kawan dekatnya Alex Kawilarang musuh utamanya Soumokil dengan RMS-nya.

{http://www.dataphone.se/~ahmad/000718.htm}

c) Papua yang membentuk Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang disebabkan oleh adanya sejumlah orang yang meminta kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Irian Jaya sesuai dengan Janji Alkitab, Janji Leluhur dan Janji tanah ini bahwa bangsa terakhir yang terbentuk dan menuju akhir jaman adalah bangsa Papua. Penggeraknya adalah Aser Domotekay.

(6)

Demotekay, dan seorang pembantu umum. Karena Mereka menganggap bahwa bentuk perjuangan yang dilakukan untuk mencapai kemerdekaan Papua atau Irian Jaya adalah kerja sama dengan pemerintah Indonesia.

{http://groups.yahoo.com/group/irianjaya/message/869}

d) Termasuk yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam yang membentuk Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mendirikan seluruh wilayah Indonesia menjadi sebuah Republik Islam dengan melancarkan sejumlah serangan terhdap Negara Indonesia.

Hal ini juga menjadi tujuan kelompok-kelompok Islam militan di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Pemberontakan ini berakhir pada tahun 1962. Pemberontakan berakhir karena pada saat itu Pemerintahan Soekarno memberikan jaminan bahwa Aceh akan diberi status sebagai sebuah daerah istimewa dengan otonomi luas di bidang agama, hukum adat dan pendidikan. Tetapi, selama bertahun-tahun, janji yang diberikan kepada masyarakat secara umum tidak terpenuhi. Yang akibatnya muncul pemberontakan separatis yang dimulai 4 Desember 1976, ketika Muhammad Hasan di Tiro mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Mereka menamai pemberontakan itu dengan nama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mempunyai tujuan yaitu berniat untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

{http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/articles/articles_jalanpanjang.htm}

1. 2 Pembatasan Masalah

Setelah kita lihat dari latar belakang diatas, ada banyak konflik separatis yang sudah terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan latar belakang masing-masing yang sangat menggugahkan semangat mereka ntuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republic Indonesia walaupun itu adalah hal yang sangat salah.

(7)

semua ketahui di BAB II dalam Deskripsi Konflik Sosial Organisasi …..Nanggroe Aceh Darussalam.

1. 3 Maksud dan tujuan

Maksud dari penulisan Karya Tulis ini yaitu:

a. Mengetahui seluk beluk tentang konflik yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam.

Sedangkan tujuan dari penulisan Karya Tulis ini adalah:

a. Mengetahui seberapa kokohnya persatuan dan kesatuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

b. Mengetahui seberapa kuatnya system pertahanan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

(8)

BAB 2

ANALISIS MASALAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI ACEH, FAKTOR PENYEBAB DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH.

2. 1 Deskripsi Konflik Sosial Organisasi Gerakan Aceh Merdeka Di Aceh

Letak geografis wilayah dari Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) yaitu pada bagian pojok atas sebelah barat dari Indonesia yaitu pada 2° - 6° LU (Lintang Utara) dan 95° - 98° LS (Lintang Selatan). Wilayah Aceh ini juga diapit oleh Samudra Indonesia di sebelah selatan dan barat, serta Selat Malaka dibagian utara. Aceh tercatat sebagai wilayah yang memiliki sejarah panjang dalam hal bertahan dari penjajah, seperti Belanda dan Inggris.

{http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh.html}

Dalam dunia Islam Nusantara Indonesia, wilayah Aceh juga dikenal dengan sebutan “Serambi Makkah” yang bermakna bahwa bagian wilayah ini merupakan wilayah terdekat dari tanah suci al-Makkah al-Mukarramah. Ada juga yang menafsirkan bahwa makna Serambi Makkah diberikan oleh para Ulama terdahulu, karena Aceh telah menjadi pusat rujukan ajaran dan fatwa Islam di Negara Indonesia. Sementara pemikir Islam kontemporer Ismal R. Faruqi menjuluki orang Aceh sebagai “One of the oldest and bloodiest struggle of the Muslims have waged against Christian-Colonialist aggression” yang artinya yaitu “Salah satu yang paling tua dan yang paling banyak pengorbanannya dalam memperjuangkan umat Islam melawan agresi Penjajahan Kristen”

{http://www.scribd.com/doc/8014345/14DINAMIKAACEH}

Di daerah ini terjadi konflik separatis dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebut Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. Gerakan Aceh Merdeka atau yang sering kita sebut GAM adalah suatu gerakan separatis yang terdapat disemua wilayah Nanggroe Aceh Darrusallam. GAM berdiri pada 4 Desember 1976 atas prakarsa dari Teungku Hasan Muhammad Tiro yang tidak lain adalah keturunan dari Cik Di Tiro seorang pembela bumi Aceh.

{http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh.html}

(9)

Wilayah Republik Islam. Awal dari pemberontakan yang dilakukan para anggota GAM yaitu pada masa kemerdekaan lebih tepatnya ketika pemerintahan Soekarno-Hatta baru berumur sebulan, yaitu pada tanggal 15 September 1945 yang pada saat Teuku Muhammad Daud Cumbok, putra Ulee Balang menentang kemerdekaan RI di Aceh. Yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Cumbok”. Sejak saat itulah dikotomi Indonesia-Aceh mulai menguat melalui beberapa peristiwa penting seperti yang tercantum secara kronologis sebagai berikut ini di antaranya:

a) 15 September 1945, Teuku Muhammad Daud Cumbok, putra Ulee baling Desa Cumbok menentang kemerdekaan RI di Aceh. Kejadian ini dikenal dengan “Peristiwa Cumbok”.

b) 16 Juni 1948, Presiden Soekarno di Hotel Atjeh di Banda Aceh bersumpah atas nama Allah di depan Daud Beureueh untuk memberikan hak-hak rakyat Aceh dan menyusun rumah tangga sesuai Syariat Islam.

c) 1949, Daud Beureueh mengalang pengumpulan dana dari rakyat untuk membiayai pemerintah RI. Dalam dua hari terkumpul 500.000 dolar Amerika yang disalurkan 250.000 kepada angkatan perang, 50.000 untuk perkantoran, 100.000 untuk pengembalian pemerintah dari Yogyakarta ke Jakarta dan 1.000 kepada pemerintah pusat melalui AA Maramis. Aceh mengumpulkan 5 kg emas untuk membeli obligasi pemerintah membiayai Perwakilan RI di Singapura, pendirian Kedutaan Besar RI di India dan pembelian dua pesawat terbang untuk transportasi pejabat RI.

d) 15 Februari 1958, Daud Beureueh bergabung dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Permesta serta memutus hubungan dengan Kartosoewirjo. PRRI, Permesta dan DI/TII di Aceh mengadakan operasi bersama menumpas orang Soekarno dengan sandi Operasi Sabang-Merauke.

e) 15 Desember 1961, Daud Beureueh memproklamirkan Republik Islam Aceh di Aceh Utara.

(10)

Berawal pada tahun 1972, Daud Beureueh mengumpulkan kekuatan DI/TII untuk menggalang perlawanan pemerintah pusat dan mengutus Zainal Abidin (Menteri Dalam Negeri Pemerintah Islam Negara Aceh) menjemput kakaknya Hasan Tiro di Kolumbia Amerika.

Hingga pada akhirnya, Pada hari Sabtu pagi tanggal 4 Desember 1976, Hasan Tiro Mendeklarasikan Aceh Merdeka (AM) di Gunung Tjokkan. Sejak saat itulah beberapa operasi militer di gelar di Aceh. Dan pada rezim Orde Baru puncaknya adalah ditetapkannya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) dengan sandi Operasi Jaring Merah.

{ajrc-aceh.org/file/Materi%20WAGUB%20KE%20KOREA_PENYELESAIAN %20KONFLIK.pdf}

Tidak lama setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, kekuatan bersenjata GAM mulai menyerang pasukan pemerintah, hal yang mengundang kembali operasi penumpasan pemberontakan oleh pemerintah.

Pada tahun 1983, kekuatan GAM sudah dikalahkan di lapangan dan Di Tiro lari keluar negeri. Ia bersama beberapa pengikutnya akhirnya menjadi warganegara Swedia. Kira-kira dalam dekade 1980-an, GAM menguat lagi, kemudian merasionalisasi status politiknya dan memperkuat sayap militer Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM). Dalam periode ini, sebagian dari 400 kader Aceh dilaporkan dikirim ke Libya untuk latihan militer. Tahun 1989, GAM merasa cukup kuat untuk sekali lagi menjajal pemerintah Indonesia, menyerang pasukan pemerintah, warga sipil dan orang-orang yang dicurigai sebagai mata-mata. Pemerintah membalas dengan operasi militer dan tindak penumpasan berskala besar.

Pada tahun 1992, tampak bahwa Pemerintah mengendalikan situasi sepenuhnya. Tetapi, operasi militer yang ditandai dengan pelanggaran hak-hak asasi manusia dalam skala, memicu keberatan publik terhadap Pemerintah di Jakarta. Pelanggaran hak asasi manusia di Aceh menjadi sorotan publik tidak lama setelah Presiden Soeharto melengser dari kekuasaan dalam kerusuhan politik Mei 1998.

(11)

tentara dari provinsi itu. Walaupun demikian, perdamaian tak kunjung datang karena GAM memanfaatkan demoralisasi militer ini. Mereka melancarkan serangan besar-besaran terhadap Pemerintah. Konfrontasi bersenjatapun pada saat itu dimulai lagi.

{http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/articles/articles_jalanpanjang.htm}

Namun sayangnya pada pertengahan 1994, organisasi GAM pecah ketika para pejabat GAM yang berbasis di Kuala Lumpur membelot dari kepemimpinan GAM yang berbasis di Swedia, termasuk Hasan di Tiro. Tampaknya perbedaan utama antara dua faksi GAM ini ialah mengenai bentuk pemerintahan Aceh setelah kemerdekaan.

Di Tiro lebih suka sebuah monarki dengan dirinya sebagai Sultannya, sedangkan kelompok Kuala Lumpur menghendaki sebuah republik Islam modern. Di Tiro yang mengklaim diri sebagai keturunan Sultan Aceh mendapatkan dukungan dari sebagian terbesar kekuatan GAM yang beroperasi di provinsi itu.

{http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/articles/articles_jalanpanjang.htm}

Dengan demikian Aceh terlibat dalam konflik anak negeri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tahun 1976 hingga ditandatanganinya MoU Damai antara Pemerintah RI dan GAM 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.

{ajrc-aceh.org/file/Materi%20WAGUB%20KE%20KOREA_PENYELESAIAN %20KONFLIK.pdf}

2. 2 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik

(12)

otonomi luas di bidang agama, hukum adat dan pendidikan. Tetapi, selama bertahun-tahun, janji yang diberikan kepada masyarakat secara umum tidak terpenuhi.

Kemudian akibat dari itu semua, muncul pemberontakan separatis yang dimulai 4 Desember 1976, ketika Muhammad Hasan di Tiro mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Mereka menamai pemberontakan itu dengan nama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mempunyai tujuan yaitu berniat untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

{http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/articles/articles_jalanpanjang.htm}

2. 3 Solusi Pemecahan Masalah

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah terhadap penindakakan-penindakan konflik ini, namun banyak hal-hal tersebut masih tetap membuat konflik belum juga mereda diantaranya:

1) Di wilayah timur Indonesia, Otonomi Khusus Papua yang diberlakukan pada tahun 2002 belum mampu menghilangkan secara tuntas keinginan sekelompok masyarakat atau golongan terhadap keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua. Beberapa aktivitas OPM, baik yang secara terang-terangan melakukan perlawanan terhadap pemerintah NKRI maupun kegiatan politik terselubung telah mampu menarik simpati dunia internasional. Oleh karena itu, upaya memperkuat sistem intelijen dan diplomasi luar negeri sangat diperlukan untuk mengonter aktivitas propaganda negatif OPM di luar negeri.

2) Aktivitas separatisme Republik Maluku Selatan (RMS) perlu diwaspadai. Bahaya laten yang selama ini kurang mendapatkan perhatian sewaktu-waktu bisa muncul ke permukaan. Kejadian di Kota Ambon berupa pengibaran bendera separatis oleh kelompok penari cakalele pada acara Hari Keluarga Nasional XIV pada tanggal 29 Juni 2007 perlu disikapi dengan serius dan selalu waspada terhadap ancaman laten kelompok separatis.

(13)

dari Indonesia sendiri memberikan pilihan yang sangat fatal yaitu dengan memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih keinginan mereka sendiri. Entah apa tujuannya. Tapi yang jelasnya kejadian-kejadian yang sudah terjadi itu menjadi motivasi bagi pemerintah Negara Indonesia kedepannya.

Melihat apa yang melatar belakangi dari semua konflik diatas, maka perlu diadakan langkah-langkah kebijakan yang harus ditempuh. Langkah kebijakan yang harus ditempuh dalam upaya pencegahan dan penanggulangan separatisme itu diantaranya adalah:

1. Pemulihan kondisi keamanan dan ketertiban serta menindak secara tegas para pelaku separatisme bersenjata yang melanggar hak-hak masyarakat sipil.

2. Peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi serta demokratisasi dan deteksi dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme.

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan konflik atau separatisme melalui perbaikan akses masyarakat local terhadap sumber daya ekonomi dan pemerataan pembangunan antardaerah.

4. Pelaksanaan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta melalui media massa dalam rangka menciptakan rasa saling percaya.

Hal yang utama dalam mencapai keberhasilan penyelesaian masalah separatisme Aceh adalah melalui kesepakatan yaitu Kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Kelompok. Pelaksanaan kesepahaman diawali dengan pemberian amnesti dan abolisi kepada mantan anggota GAMoleh pemerintah sendiri.

Selanjutnya Pemerintah perlu membahas segala permasalahan secara intens, baik di Commision on Security Arrangement (CoSA) maupun aktivitas penting lainnya seperti sosialisasi MoU.

Selain itu upaya pengembangan ketahanan nasional juga perlu perbaiki diantaranya dengan:

(14)

2. Penyelenggaraan pengkajian kebijakan ketahanan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional dan keselamatan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan, dan kesatuan.

3. Pengembangan automasi sistem pemantapan nilai-nilai kebangsaan (pembangunan laboratorium pengembangan ketahanan nasional)

Setelah itu perlu diadakan proses penindaklanjutannya. Adapun upaya penindaklanjutan yang diperlukan dalam pengembangan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan keamanan Negara yaitu dengan:

1. Pengembangan intelijen negara yang didukung intelijen teritorial dan intelijen sektoral/fungsional agar mampu melakukan deteksi dini terhadap gerakan separatisme dan penanggulangan perang urat syaraf dari berbagai anasir separatisme yang sudah memasuki berbagai aspek kehidupan (melalui counter opinion, peperangan informasi, dan pengawasan wilayah). 2. Pengoordinasian seluruh badan intelijen pusat dan daerah di seluruh

wilayah NKRI untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

3. Pengkajian analisis intelijen perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

Hal yang lainnya yaitu penegakan kedaulatan dan penjagaan keutuhan wilayah NKRI. Yaitu dengan mengadakan langkah:

1. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau nonmiliter terhadap gerakan separatisme yang berusaha memisahkan diri dari NKRI, terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.

2. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau nonmiliter terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnik, ras, agama, dan ideologi di luar Pancasila, baik yang berdiri sendiri maupun yang memiliki keterkaitan dengan kekuatan di luar negeri.

3. Pelaksanaan diplomasi untuk memperoleh dukungan internasional terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI.

(15)

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3. 1 Kesimpulan

Fator utama yang menjadi penyebab adanya Gerakan Aceh Merdeka atau GAM ini adalah karena adanya suatu keinginan dari sekelompok orang untuk menjadikan seluruh wilayah Indonesia menjadi wilayah Islam. Awalnya hal ini mendapatkan respon dari pemerintahan soekarno yang kemudian menjanjikan bahwa wilyah Indonesia akan menjadi wilayah yang berbasis islam. Namun hal itu tidak pernah ada kenyataannya. Sejak saat itu Muhammad Hasan di Tiro mendeklarasikan kemerdekaan Aceh pada tanggal 4 Desember 1976. Kemudian mereka berniat untuk memisahkan diri dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pada saat itu pula terjadi perlawanan terhadap pemerintah yang pertam kali dilakukan.

Banyak kejadian-kejadian yang dilakukan oleh para propokator-propokator GAM. Contohnya saja pada tanggal 15 Desember 1961, Daud Beureueh memproklamirkan Republik Islam Aceh di Aceh Utara. Kemudian pada tanggal 9 Mei 1962, Daud Beureueh beserta pasukan setia itu turun dari gunung di Langkahan Aceh Timur dan menghentikan perang. Dia beserta para pengikutnya mengumpulkan dana dan memerintahkan Zainal Abidin untuk menjemput kakaknya yaitu Hasan Tiro di Kolumbia Amerika. Setelah tiba di Aceh, Hasan Tiro Mendeklarasikan Aceh Merdeka (AM) di Gunung Tjokkan. Sejak saat itu, Aceh resmi dijadikan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) oleh pemerintahan Orde Baru dengan sandi Operasi Jaring Merah.

(16)

3. 2 Saran

Sebuah Negara akan berdiri kokoh apabila masyarakatnya tetap menjaga persatuan dan kesatuan dari Negara tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk itu. Tapi semua itu bukan hanya dari seorang masyarakat saja, melainkan pemerintahnya juga harus mampu mendukung dan menyongsong semua keinginan masyarakat itu sendiri. Artinya masyarakat itu adalah sebagai pilar dari semua hal yang menyangkut terhadap ketahanan dari suatu Negara, tapi semua teori itu tidak benar jika pemerintahnya sendiri tidak mampu mengayomi dan mendukung semua keinginan masyarakat yang menjadi sebuah motivasi untuk memajukan Negara ini.

Selain itu dalam pelaksanaan bidang hukum juga harus lebih diperketat lagi. Tak ada yang namanya pandang bulu, tak ada yang namanya pilih kasih, tak ada yang namanya kasihan. Orang yang bersalah, dia yang bersalah dan dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya dan orang yang benar, dia yang benar dan dia juga harus mendaparkan hak dirinya sendiri.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Separatisme

2.

http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/articles/articles_jalanpanjang.htm

3. http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh.html

4. ajrc-aceh.org/file/Materi%20WAGUB%20KE%20KOREA_PENYELESAIAN %20KONFLIK.pdf

5. http://majalah.tempointeraktif.com/id/email/2001/01/29/KL/mbm.20010129.KL7 7330.id.html

6. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081103175715AAVjQMK

7. http://www.dataphone.se/~ahmad/000718.htm

8. http://groups.yahoo.com/group/irianjaya/message/869

9. http://www.scribd.com/doc/8014345/14DINAMIKAACEH

10.http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh.html

Referensi

Dokumen terkait

INGGRIS 2 Jannatur Rohman, S.Pd... Yudhistira

[r]

Dengan melihat khasiat daun papaya yang beragam dan melihat masih sedikitnya pemanfaatan daun papaya dan juga melihat kondisi mahasiswa yang banyak mengkonsumsi mie instan yang

Sehingga dilakukan tugas akhir dengan judul "Perancangan Aplikasi Chat Translator Berbasis Desktop Untuk Komunikasi Dua Bahasa Dalam Jaringan Komputer"yang

Langkah-langkah untuk mengetahui, meskipun sulit untuk mengatakan, mengapa dan bagaimana demokrasi adalah jalan curam untuk sebuah prasyarat perubahan, kita

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa keahlian keuangan komite audit, komite audit wanita, dan busy boards terhadap manajemen laba menunjukkan pengaruh

Pemodelan 2D geolistrik pada line 1 yang terletak di bagian barat laut daerah penelitian menunjukan 4 lapisan batuan dengan rentang seperti yang terlihat gambar