Mahmud Yunus, S.Kom., M.Pd., M.T.
myoenoes@yahoo.com
myoenoes@gmail.com 081-8538.101
Format & Komponen Citra Digital
Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur
sangkar yang memiliki Lebar dan Tinggi
Komponen Citra Digital terdiri dari;
Ukuran citra dalam Lebar x Tinggi yang dinyatakan dalam
banyaknya titik/pixel.
Resolusi Spasial merupakan ukuran banyaknya titik untuk setiap
satuan panjang, biasanya dalam satuan ppi (pixel per inch). Makin besar resolusinya, makin banyak titik yang terkandung dalam citra, sehingga dalam ukuran yang sama dapat memberikan efek penampakan citra yang lebih halus (jumlah piksel yang digunakan untuk menyusun suatu citra mempengaruhi kualitas citra).
Format merupakan informasi yang direpresentasikan oleh sebuah
Efek Resolusi Berdasar Jumlah Piksel
Pada Citra
Representasi Citra Digital
Komputer hanya dapat mengolah data digital berupa
sinyal Biner yang bernilai 0 dan 1, oleh karena itu
data citra digital berbentuk kombinasi data Biner.
Secara
visual,
nilai
data
citra
digital
mempresentasikan warna dari citra yang diolah.
Karakteristik
nilai
data
citra
digital
merepresentasikan format data citra digital yang
digunakan.
Format citra digital yang umum digunakan adalah;
Citra Biner (
Monokrom
)
Citra Skala Keabuan (
Grayscale
)
Citra Warna (
True Color
)
Citra Biner (
Monokrom
)
Pada citra biner, setiap titik bernilai 0 atau 1,
masing-masing
mempresentasikan
warna
tertentu. Contoh yang paling lazim : warna
hitam bernilai 0 dan warna putih bernilai 1.
Tiap titik pada citra biner hanya membutuhkan
1 bit, sehingga setiap byte dapat menampung
informasi 8 titik.
Citra Skala Keabuan (
Grayscale
)
Citra skala keabuan memberi kemungkinan warna
yang lebih banyak daripada citra biner. Pada citra
skala keabuan 4 bit, kemungkinan nilainya adalah 2⁴
= 16 dan nilai maksimumnya adalah 2⁴-1 = 15,
sedangkan untuk skala keabuan 8 bit kemungkinan
nilainya adalah 2⁸ = 256.
Format citra ini disebut skala keabuaan karena pada
umumnya warna yang dipakai adalah warna hitam
sebagai warna minimal dan warna putih sebagai
warna maksimalnya, sehingga warna antaranya
adalah abu-abu. Beberapa buku menyebut format
citra ini sebagai citra intensitas.
== 15 10 00 10 15 07 00 0707 10 10 07 07 10 07 00Citra Warna (
True Color
)
Pada citra warna setiap titik mempunyai warna yang spesifik
yang merupakan kombinasi dari 3 warna dasar, yaitu :
merah, hijau dan biru. Format citra ini sering disebut
sebagai citra RGB (
red, green, blue).
Setiap warna dasar mempunyai intensitas sendiri dengan
nilai maksimum 255 (8 bit) misalnya warna kuning
merupakan kombinasi warna merah dan hijau sehingga nilai
RGB nya adalah 255 255 0, sedangkan ungu muda nilai RGB
nya adalah 150 0 150. Dengan demikian setiap titik pada
citra warna membutuhkan data 3
byte.
Jumlah kombinasi warna yang mungkin untuk format citra
ini adalah 2
24atau lebih dari 16 juta warna, dengan
demikian bisa dinggap mencakup semua warna yang ada,
inilah sebabnya format ini dinamakan
true color.
R G B R G B R G B R G B
= 025 150 070 255 255 255 200 050 069 240 175 040
= 240 175 040 025 150 070 025 150 070 010 105 230
= 025 150 070 010 105 230 200 050 069 200 050 069
Citra Warna Berindeks
Jumlah memory yang dibutuhkan untuk format citra warna true
color adalah 3 kali jumlah titik yang ada dalam citra yang ditinjau. Pada kebanyakan kasus jumlah warna yang ada dalam suatu citra terkadang sangat terbatas, karena banyaknya warna dalam sebuah citra tidak mungkin melebihi banyaknya titik dalam citra itu sendiri.
Untuk kasus tersebut disediakan format citra warna berindeks. Pada
format ini informasi setiap titik merupakan indeks dari suatu tabel yang berisi informasi warna yang tersedia, yang disebut palet warna (kadang disebut juga color map)
Jumlah bit yang dibutuhkan oleh setiap titik pada citra bergantung
pada jumlah warna yang tersedia dalam palet warna.
Keuntungan memakai palet warna ini adalah kita dapat dengan
cepat memanipulasi warna tanpa harus mengubah informasi pada setiap titik dalam citra.
Keuntungan lainnya adalah besarnya data yang diperlukan untuk
menyimpan citra ini lebih kecil dibandingkan dengan citra warna
Index R G B
= 2 0 3 1 0 255 255 255
= 1 2 2 4 1 240 175 040
= 2 4 3 3 2 025 150 070
= 3 4 0 2 3 200 050 069
Histogram
Histogram merupakan fungsi yang menyatakan
jumlah (frekuensi) kemunculan titik-titik dalam citra
pada setiap tingkat/level keabuan (pada citra
grayscale
) atau kecerahan warna (pada citra
true
color
)
Histogram memiliki kegunaan diantaranya adalah;
Sebagai indikasi visual untuk menentukan apakah suatu
citra sudah berada dalam jangkauan yang tepat dalam
skala keabuan. Diharapkan suatu citra digital
menggunakan seluruh tingkat keabuan yang ada, mulai
dari nilai minimal hingga maksimal guna memperoleh
efek citra yang lebih baik
Sebagai indikator untuk menonjolkan suatu objek dalam