• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Percobaan paket pemupukan pada tanaman jagung melalui demonstrasi plot di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, dan Takalar Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "6. Percobaan paket pemupukan pada tanaman jagung melalui demonstrasi plot di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, dan Takalar Sulawesi Selatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Percobaan Paket Pemupukan pada Tanaman Jagung Melalui

Demonstrasi Plot di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto,

dan Takalar Sulawesi Selatan

The Effect of Fertilizer on Corn under Demonstration plot at Bantaeng;

Jeneponto and Takalar of South Sulawesi Province

Yunus Musa*, Amin Ishak*, R. Syakib**, dan Molla**

* = Staf pengajar Fakultas Pertanian, UNHAS, Makassar. ** = Staff IFC-PENSA, Makassar

ABSTRAK

Percobaan pemupukan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan dan memberikan informasi mengenai paket pupuk, dosis dan cara aplikasi yang dapat memberikan produktivitas dan keuntungan yang optimal, melalui demonstrasi di kebun petani serta dikelola sendiri oleh petani khususnya di lahan kering. Percobaan dilaksanakan pada empat lokasi di tiga kabupaten yaitu : Onto di Bantaeng; Batang dan Kelara di Jeneponto; dan Mangara Bombang di Takalar. Percobaan disusun secara acak Kelompok dengan 4 paket dosis dan cara pemupukan masing-masing : (P1) Dosis penuh (350 Urea + 100 ZA + 175 SP36 + 75 KCl).kg.ha-1 yang diberikan secara tugal, (P2) Dosis penuh yang diberikan secara sebar, (P3) Dosis tidak lengkap (350 Urea + 100 ZA)kg.ha-1 tanpa SP36 dan KCl. yang diberikan secara tugal, serta (P4) Dosis tidak lengkap (350 Urea + 100 ZA)kg.ha-1 tanpa SP36 dan KCl diberikan secara sebar. Hasil percobaan pada petak demonstrasi diperoleh produksi tertinggi pada P1 = Dosis penuh (350 Urea + 100 ZA + 175 SP36 + 75 KCl).kg.ha-1 dengan cara tugal-tutup. Cara aplikasi pupuk berpengaruh lebih nyata dibandingkan dengan dosis. Keuntungan yang tertinggi juga diperoleh dari perlakuan pupuk lengkap yang ditugal (P1) dengan nilai produksi antara 4,51 – 5,73 ton.ha-1 biji kering, atau nilai keuntungan antara Rp.2.840.000 – Rp.3.200.000 ha-1 musim.

Kata kunci: pupuk, dosis, cara, jagung, denplot

ABSTRACT

(2)

KCl).Ha-1 with broadcast application; P3= (350 kg of Urea + 100 kg of ZA).Ha-1 missing of SP-36 and KCl with placement application; and P4= (350 kg of Urea + 100 kg of ZA).Ha-1 missing of SP-36 and KCl with broadcast application. The results of the experiment showed that in general, full rates of fertilizer = (350 Kg Urea + 100 kg ZA + 175 Kg SP-36 + 75 Kg KCl).Ha-1. As for demonstration plot, highest yield belongs to P1= (350 kg of Urea + 100 kg of ZA + 175 kg of SP-36 + 75 kg of KCl).Ha-1 per hectare with placement application. Highest return of benefited was also obtained from the full rate of fertilizers giving the yield of 4,51 – 5,73 ton.ha-1 of grain and its equivalent to the benefit of Rp.2.840.000 – Rp.3.200.000 ha-1 season.

Key words: fertilizer, rate, method, corn, demonstration plot

PENDAHULUAN

Jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok utama di Indonesia, menjadi sangat penting karena merupakan bahan baku industri pakan ternak. Kandungan jagung dalam pakan ternak mencapai lebih dari 51%. Hal ini mendorong meningkatnya kebutuhan jagung. Namun, peningkatan kebutuhan jagung tidak sejalan dengan laju peningkatan produksi. Produksi jagung Sulawesi Selatan pada tahun 2002 sebesar 591.208 ton dengan luas panen 207.048 ha atau setara dengan produktivitas 2,86 ton ha-1, sedang pada tahun 2001 dengan produktivitas 2,79 ton ha-1 (Biro Pusat Statistik, 2003). Oleh karena itu upaya peningkatan produksi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan devisa negara.

Peningkatan produktivitas tanaman dapat ditempuh dengan memperhatikan aspek lingkungan, termasuk pemenuhan kebutuhan haranya. Beberapa kasus yang sering terjadi di kalangan petani jagung adalah penggunaan varietas unggul belum banyak dilakukan, namun pemberian pupuk yang kurang atau tidak berimbang lebih banyak dijumpai dan diduga menjadi penyebab rendahnya produksi. Olehnya dalam usaha untuk meningkatkan produksi maka pemberian bantuan berupa percepatan akses pupuk dan ketepatan aplikasi merupakan salah satu solusi

masalah, sehingga akan diperoleh tingkat produktivitas dan pendapatan yang optimal. Teknologi pemupukan perlu dilakukan di lahan petani sebagai percontohan untuk mempercepat diseminasi dan transfer teknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan dan memberikan informasi mengenai paket pupuk, dosis dan cara aplikasi yang dapat memberikan produktivitas dan keuntungan yang optimal, khususnya kepada petani yang mengelola jagung sebagai salah satu tanaman pangan utama di lahan kering.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Percobaan

Percobaan dilaksanakan di empat lokasi pada tiga kabupaten yang merupakan daerah potensial penghasil jagung di Sulawesi Selatan. Lokasi tempat percobaan adalah Onto-Bantaeng; Batang dan Kelara di-Jeneponto; dan Mangara Bombang-Takalar.

Metode Pelaksanaan

(3)

dosis yaitu penuh dan hanya Urea/ZA serta 2 cara pemupukan yaitu tugal dan sebar:

P1 =(350 Urea + 100 ZA + 175 SP36 + 75 KCl).kg.ha-1 diberikan secara TUGAL; P2 =(350 Urea + 100 ZA + 175 SP36 + 75 KCl).kg.ha-1 diberikan secara SEBAR; P3 =(350 Urea + 100 ZA).kg.ha-1 tanpa SP36 dan KCl. diberikan secara TUGAL; serta

P4 =(350 Urea + 100 ZA).kg.ha-1 tanpa SP36 dan KCl diberikan secara SEBAR.

Penanaman dilakukan dengan cara tugal, jarak tanam 75 x 20 cm, ditanami 2 biji, dijarangkan dengan menyisakan satu tanaman. Pemupukan diberikan 3 kali yaitu 1/3 dosis pada saat tanam, 1/3 pada 30 HST dan sisanya pada umur 45 HST. Penyiangan dilaksanakan secara manual dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan berdasarkan serangan hama dan penyakit.

Pengamatan dilakukan dengan menentukan tanaman sampel, dilakukan secara acak sistematis dengan mengambil sekitar 25% dari populasi sampel, setelah dikeluarkan tanaman pinggir. Pengamatan

dilakukan terhadap: Produksi biji pipilan, dan analisis ekonomi berupa R/C dan B/C rasio yang kemudian membandingkan hasil rata-rata antar perlakuan. Data dianalisis dengan analisa varians menggunakan statistik for windows, sedang analisis ekonomi didasarkan pada nilai input-output pada tingkat petani di setiap lokasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pipilan Biji Kering

Pengujian dosis pupuk dan cara aplikasinya dilakukan sebagai paket pemupukan di beberapa sentra penanaman jagung. Analisis statistika memperlihatkan bahwa perlakuan paket cara pemberian pupuk berpengaruh nyata pada lokasi pengujian di Allu Taroang Kabupaten Jeneponto dan di Onto Kabupaten Bantaeng, tetapi tidak berpengaruh nyata pada lokasi pengujian di Pattopakang Kabupaten Takalar dan di Tolo Utara Kabupaten Jeneponto.

Tabel 1. Rata-rata Produksi (Ton Ha-1) Jagung Pipil Kering KA 14 % pada Setiap Lokasi Denplot Percobaan

Lokasi Denplot Percobaan Paket Pemupukan Pattopakang

Takalar

Batang

Jeneponto

Kelara Jeneponto

Onto Bantaeng

Ful Dosis + Tugal (P1) 4,8580 4,5082 a 6,7343 5,7263 a

Ful Dosis + Sebar (P2) 4,7294 4,1966 ab 6,6087 5,3183 a

Setengah Dosis + Tugal (P3) 4,1025 4,2430 ab 6,3916 4,9884 ab

Setengah Dosis + Sebar (P4) 4,4557 3,3620 b 5,8984 4,5012 b

Rata-rata 4,5364 4,0775 6,4083 5,1336

NP.BNT 005 ns 0,82 ns 0,90

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b) pada kolom berarti berbeda tidak nyata pada uji BNT 95 %

Uji BNT pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa perlakuan dosis penuh sesuai anjuran yang diberikan

(4)

dengan pemberian setengah dosis anjuran dengan cara sebar (P4) khususnya pada lokasi Allu Taroang-Jeneponto dan Onto-Bantang. Perlakuan pemupukan dosis penuh dengan setengah dosis anjuran yang diberikan secara tugal-tutup pada semua lokasi tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Demikian pula perlakuan pemberian pupuk secara sebar (P2) dan (P4) tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata walaupun dosis pupuk yang diberikan berbeda.

Produksi yang dicapai di lokasi Denplot Tolo Utara-Jeneponto memberikan hasil yang lebih tinggi (rata-rata 6,4083 ton ha-1) dibanding lokasi lainnya. Terdapat perbedaan produksi sebesar 2,3308 ton ha-1, atau sekitar 57,16 % antara Allu-Tarowang dengan Tolo-Utara meskipun terletak pada Kabupaten yang sama. Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim yang berbeda, khususnya curah hujan dimana total curah hujan selama pertanaman jagung di Allu-Tarowang adalah 231 mm dengan 9 hari hujan, sedangkan di Tolo-Utara adalah 3431 mm dengan total 59 hari hujan.

Tanaman jagung tumbuh normal pada daerah dengan curah hujan 1250 sampai 2500 mm per tahun, tergantung

pola distribusinya dengan curah hujan yang ideal yaitu 100 sampai 125 mm tiap bulan disertai distribusi yang baik dan merata (Suryatna, 1987). Varietas yang sama namun ditanam pada kondisi yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda pula baik dalam hal penampakan maupun produksi (Nanno dkk, 2005). Curah hujan yang kurang atau berlebihan. merugikan pertanaman jagung, khususnya di daerah tropis yang dapat terjadi suplai air yang ekstrim kurang atau berlebih (Fisher and Palmer, 1983).

Analisis Ekonomi

2.a. Keuntungan per hektare

Tabel 2, terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh untuk setiap lokasi percobaan bervariasi. Rata-rata keuntungan yang diperoleh berkisar antara Rp.2,044,573 hingga Rp.4,491,913 secara berturut-turut keuntungan tertinggi diperoleh pada denplot Tolo Utara, Onto Bantaeng, Patokapang Takalar dan keuntungan terendah diperoleh di Allu Tarowang Jeneponto sebesar Rp.2,044,573.

Tabel 2. Rata-rata Keuntungan (Rp.) pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi Denplot Percobaan

Keuntungan (Rp.) per Lokasi Denplot Perlakuan Pattopakang

Takalar

Batang Jeneponto

Kelara Jeneponto

Onto Bantaeng

Rata-rata

Ful Dosis + Tugal (P1) 2.570.400 2.203.110 4.540.515 3.482.115 3.199.035

Ful Dosis + Sebar (P2) 2.555.370 1.995.930 4.528.635 3.173.715 3.063.413

Setengah Dosis + Tugal (P3) 2.244.625 2.392.150 4.648.180 3.174.820 3.114.494 Setengah Dosis + Sebar (P4) 2.735.485 1.587.100 4.250.320 2.783.260 2.839.041

Rata-rata 2.526.470 2.044.573 4.491.913 3.153.478 -

Max 2.735.485 2.392.150 4.648.180 3.482.115 -

(5)

Jenis perlakuan yang diberikan menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh berkisar Rp.2,839,041 pada perlakuan setengah dosis dengan sebar hingga Rp.3,199,035 pada perlakuan ful

dosis dengan cara tugal. Kisaran keuntungan antara Rp.1,587,100 (minimum) pada perlakuan P4 hingga Rp.4,648,180 (maksimum) dari perlakuan P3.

Tabel 3. Rata-rata nilai R/C pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi Denplot Percobaan

Nilai R/C pada setiap Lokasi Denplot Perlakuan Pattopakang

Takalar

Batang Jeneponto

Kelara Jeneponto

Onto Bantaeng

Rata-rata

Ful Dosis + Tugal (P1) 2,02 1,87 2,79 2,38 2,27

Ful Dosis + Sebar (P2) 2,06 1,83 2,88 2,32 2,27

Setengah Dosis+Tugal (P3) 2,09 2,16 3,25 2,54 2,51

Setengah Dosis+Sebar (P4) 2,41 1,82 3,19 2,43 2,46

Rata-rata 2,14 1,92 3,03 2,42 -

Max 2,41 2,16 3,25 2,54 -

Min 2,02 1,82 2,79 2,32 -

Tabel 3 menunjukkan tingkat kelayakan usaha tani tanaman jagung dari perhitungan R/C untuk perlakuan aplikasi pupuk di setiap denplot percobaan. Secara umum usahatani jagung memberi kelayakan usaha dengan nilai rata-rata R/C pada semua lokasi percobaan diperoleh R/C 1,92 sampai 3,03 (atau R/C > 1), yang berarti setiap satu satuan modal yang diinvestasikan akan kembali 1,92 sampai 3,03 bagian.

Nilai R/C di setiap lokasi percobaan menunjukkan bahwa Lokasi percobaan Tolo Utara Jeneponto tetap memberikan nilai R/C yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal

ini sesuai dengan nilai keuntungan tertinggi yang diperoleh pada lokasi tersebut. Demikian pula halnya dengan lokasi Tallu Tarowang Jeneponto yang memiliki nilai R/C yang terendah yaitu 1,92 dan juga nilai perhitungan keuntungan yang terendah.

(6)

Tabel 4. Rata-rata nilai B/C pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi Demplot Percobaan

Nilai B/C pada setiap Lokasi Denplot Perlakuan Pattopakang

Setengah Dosis + Tugal (P3) -3,09 7,71 4,32 4,26

Setengah Dosis + Sebar (P4)

Tabel 4 menunjukkan nilai perhitungan keuntungan usaha tani B/C untuk perlakuan aplikasi pupuk di setiap denplot percobaan pada sangat bervariasi. Dari Tabel nilai B/C tersebut terlihat bahwa daerah Patopakang Takalar memiliki nilai B/C yang sangat rendah (-3,09) dan tertinggi di Tolo Utara Jeneponto (4,32).

Nilai B/C di setiap lokasi percobaan menunjukkan bahwa Lokasi percobaan Tolo Utara Jeneponto tetap memberikan nilai C yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal ini sesuai dengan perhitungan nilai dosis keuntungan dan R/C tertinggi yang diperoleh pada lokasi tersebut. Nilai B/C untuk setiap perlakuan aplikasi pupuk menunjukkan nilai tertinggi (4,26) tetap diperoleh pada perlakuan setengah dosis yang ditugal (P3).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian pupuk lengkap dengan

cara tugal-tutup menghasilkan produksi tertinggi dibanding cara sebar. Demikian pula Pemberian pupuk setengah dosis dengan cara tugal-tutup menghasilkan produksi yang relatif sama dengan pemberian pupuk ful dosis dengan cara sebar. 2. Dosis pemupukan yang memberikan

produksi tertinggi pada hampir

semua lokasi adalah kombinasi pemupukan lengkap (P1): (350 Urea + 100 ZA + 175 SP-36 + 75 KCl).kg.ha-1 yang diberikan secara tugal memberikan nilai dari 4,51 – 5,73 ton Ha-1 biji kering.

3. Nilai keuntungan yang diperoleh pada setiap lokasi percobaan bervariasi antara Rp.2.840.000 – Rp.3.200.000 ha-1 musim, tetapi rata-rata keuntungan yang terbesar diperoleh tetap pada perlakuan dosis lengkap dan diberikan secara tugal.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2003). Sulawesi Selatan Dalam Angka 2002. Biro Pusat Statistika (BPS), Makassar.

Fisher, K. S., and Palmer, A. F. E. (1983). Maize. In Symposium on” Potential Productivity of Field Crops Under Different Environment pp.155 – 179. International Rice Research Institute, Los Banos, Philippines.

Nanno, Dunuyaali, M dan Musa, Y. (2005). Keragaman Genetik dan Heritabilitas Beberapa Karakter Kuantitatif Jagung (Zea mays L.). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. (Tidak

(7)

Gambar

Tabel 2. Rata-rata Keuntungan (Rp.) pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi Denplot  Percobaan
Tabel 3. Rata-rata nilai R/C pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi  Denplot  Percobaan
Tabel 4. Rata-rata nilai B/C pada Percobaan Paket Pemupukan di Setiap Lokasi Demplot  Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian tahapan dalam analisis pengaruh injeksi CO 2 terhadap recovery factor ini meliputi persiapan data, analisis persamaan keadaan (EOS) menggunakan perangkat

Aktivitas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berpengaruh terhadap peningkatan kebisingan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut tentang

Bentuk perbuatan melawan hukum yang dapat digunakan sebagai fundamentum petendi pengadilan negeri dalam menerima gugatan yang diajukan oleh salah

Namun, tak semua malam pertama usai menikah terjadi dengan indah merangkum pasangan artis yang gagal melakukan malam pertama ... Ringgo Agus Rahman adalah seorang aktor asal

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu penggunaan media peta sebagai media pembelajaran pada

Marilah kita baca salah satu ketentuan dalam Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik, yaitu Pasal 17 (ayat 1) --yang menandaskan pentingnya jaminan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hasil penelitian memberikan alternatif metode dan format penilaian PB mahasiswa sehingga dapat lebih