• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN JEMBATAN KARANG PLOSO, BATU, MALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN JEMBATAN KARANG PLOSO, BATU, MALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Jembatan Karang Ploso, Batu, Malang” untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Strata 1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, kepada :

1. Bapak Ir. Bambang Pudjianto, MT selaku Ketua Jurusan Teknk Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

2. Bapak Ir. Arif Hidayat, CES selaku Koordinator Bidang Akademik 3. Ibu Ir. Han AyLie, M Eng selaku Dosen Pembimbing I

4. Bapak Ir. Purwanto, MT selaku Dosen Pembimbing II

5. Bapak Kami Hari Basuki, ST.MT dan Ibu Han AyLie, M Eng selaku Dosen wali yang telah banyak membantu kami sebelum dan sesudah penyusunan Tugas Akhir ini

6. Rekan-rekan Mahasiswa Sipil Universitas Diponegoro

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun akan kami terima dengan senang hati. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Semarang, Desember 2005

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR NOTASI xvi

ABSTRACT xxii

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1.Tinjauan Umum ... I-1 1.2.Latar Belakang... I-2 1.3.Maksud dan Tujuan ... I-2 1.4.Lokasi... I-2 1.5.Ruang Lingkup ... I-2 1.6.Sistematika Penulisan ... I-3

2. BAB II STUDI PUSTAKA

(4)

2.5.1.2Beban Lalu Lintas ... II-8 2.5.1.3Beban Lingkungan ... II-10 2.5.2. Struktur Atas ... II-11 2.5.3. Struktur Bawah ... II-14

3. BAB III METODOLOGI

3.1.Tahapan Persiapan ... III-1 3.2.Metodelogi Penulisan ... III-1 3.3.Metode Pengumpulan Data... III-2 3.4.Identifikasi Masalah... III-3 3.5.Analisa Pengolahan Data ... III-3 3.6.Pemecahan Masalah... III-3 4.

5. BAB IV ANALISA DATA

4.1. Analisa Data Topografi... IV-1 4.2. Analisa Data Tanah... IV-1 4.2.1. Penyelidikan Lapangan ... IV-1 4.3. Analisa Lalu Lintas ... IV-3 4.4. Analisa Data Hidrologi ... IV-3 4.4.1. Analisa Frekuensi Curah Hujan ... IV-4 4.4.2. Analisa Data Debit Banjir ... IV-5 4.4.3. Analisa Penggerusan ... IV-6 4.5. Analisa Bangunan Bawah Jembatan ... IV-7 4.5.1 Pondasi ... IV-7 4.6. Penggunaan Bahan... IV-8 4.7. Spesifikasi Jembatan ... IV-8 4.7.1 Data Perencanaan... IV-8

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

(5)

5.3.Struktur Balok Prategang ... V-10 5.3.1. Penaksiran Tinggi balok ...V-11 5.3.2. Dimensi balok Prategang ... V-12 5.3.3. Gelagar Komposit ... V-12 5.3.4. Pembebanan Balok Prategang (Balok Tengah) ... V-13 5.3.5. Pembebanan Balok Prategang (Balok Tepi) ... V-22 5.3.6. Analisa Gaya Prategang Pada Balok Tengah... V-27 5.3.7. Analisa Gaya Prategang Pada Balok Tepi ... V-33 5.3.8. Cek Lendutan ... V-37 5.3.9. Perhitungan Kehilangan Gaya Prategang ... V-37 5.3.9.1.Akibat Perpendekan Elastis ... V-38 5.3.9.2.Akibat Rangkak Beton ... V-38 5.3.9.3.Akibat Penyusutan beton ... V-38 5.3.9.4.Akibat Relaksasi Tegangan Pada Baja ... V-38 5.3.9.5.Akibat Penjangkaran (slip) ... V-38 5.3.10.Perhitungan Diafragma ... V-39 5.4.Perencanaan End Blok ... V-41 5.4.1. Cek Tegangan Geser Pada Daerah Ujung Balok ...V-41 5.4.2. Penulangan End Blok... V-42 5.4.2.1.Perhitungan Penulangan Pada Spalling Zone ...V-43 5.4.2.2.Perhitungan Penulangan Pada Bursting Zone...V-43 5.5.Pengangkatan ...V-44 5.6.Perencanaan Bearing Pad...V-46 5.6.1 Shear Connector...V-47 BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR PENOPANG RESTORAN

6.1.Data Perencanaan Jembatan... VI-1 6.2.Struktur Atas ... VI-2 6.3.Perencanaan Gelagar Memanjang dan Melintang ... VI-5 6.4.Pendimensian Balok Memanjang ... VI-5 6.5.Pendimensian Balok Melintang ... VI-10

(6)

6.5.2. Analisa Penampang Komposit ( Desain Komposit Penuh ) . VI-15 6.6. Hubungan Gelagar Memanjang dan Melintang ... VI-19 6.7. Hubungan Gelagar Melintang dan Rangka Utama ... VI-24 6.8. Pertambatan Angin... VI-29 6.8.1. Perhitungan Persamaan Lengkung Jembatan... VI-29 6.8.2. Persamaan Pelengkung ... VI-29 6.8.3. Perhitungan Luas Bidang Muka Jembatan... VI-30 6.8.4. Pertambatan Angin Bawah ... VI-31 6.8.5. Dimensi Pertambatan Angin Bawah ... VI-32 6.8.6. Perhitungan Plat Kopel ... VI-35 6.8.7. Perencanaan Sambungan Ikatan Angin Bawah dengan

Rangka Utama... VI-37 6.9. Rangka Utama... VI-37 BAB VII PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH

7.1.Perencanaan Abutment ... VII-1 7.1.1 Pembebanan Yang Terjadi Pada Abutment ... VII-1 7.1.2 Penulangan Abutment ...VII-11 7.2.Perencanaan Pondasi Sumuran ...VII-20 7.2.1 Menentukan Kedalaman Pondasi...VII-21 7.2.2 Perhitungan Cincin Sumuran ...VII-23 7.3. Perhitungan Pile Cap...VII-25 7.4. Plat Injak ...VII-26 7.4.1 Pembebanan Pada Plat Injak ...VII-26 7.4.2 Penulangan plat Injak...VII-27 7.5. Dinding Sayap (Wing Wall)...VII-28

BAB VIII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(7)

8.1.2.2Pemasangan Bekisting ...VIII-2 8.1.2.3Pemasangan Kabel ...VIII-2 8.1.2.4Pemasangan Tulangan ...VIII-4 8.1.2.5Pengecoran Beton ...VIII-4 8.1.2.6Penarikan Kabel ...VIII-6 8.1.3. Sistem Pelaksanaan ...VIII-7 8.1.4. Pekerjaan Penyelesaian Jembatan...VIII-11 8.2.Uraian Umum ...VIII-12 8.2.1. Umum ...VIII-12 8.2.2. Kriteria Pererncanaan...VIII-12 8.2.3. Komponen-Komponen Untuk Bentang Jembatan ...VIII-13 8.2.3.1.Baja Konstruksi...VIII-13 8.2.3.2.Daftar Komponen...VIII-13 8.2.3.3.Daftar Peralatan ...VIII-13 8.2.4. Pengadaan Dan Pengamanan Komponen Baja ...VIII-14 8.2.4.1.Pengadaan ...VIII-14 8.2.4.2.Pengamanan Baja Konstruksi ...VIII-14 8.2.4.3.Peralatan Dan Komponen-Komponen Pemasangan ...VIII-15 8.3.Bangunan Bawah Dan Persiapannya ...VIII-15 8.3.1. Perencanaan Dan Detail ...VIII-15 8.3.2. Pematokan...VIII-15 8.3.3. Baut-Baut Angkur ...VIII-16 8.3.4. Perletakan...VIII-16 8.3.5. Tahap Pekerjaan Bangunan Bawah...VIII-16 8.3.6. Daerah Perakitan ...VIII-17 8.4.Baut ...VIII-18

(8)

8.4.6. Pengencangan Baut ...VIII-20 8.4.7. Prosedur Pemeriksaan Pengencangan Baut ...VIII-20 8.5.Perakitan Dan Pemasangan Jembatan...VIII-22 8.5.1. Umum ...VIII-22 8.5.2. Perakitan ...VIII-22 8.5.3. Pengangkatan Balok Baja ...VIII-22 8.5.4. Penyelesaian...VIII-23 8.6.Perawatan...VIII-23 8.6.1. Perbaikan Baja Konstruksi...VIII-23 8.6.2. Inspeksi ...VIII-24 8.6.3. Lapis Galvanis ...VIII-25 8.6.4. Perletakan...VIII-26

BAB IX RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

9.1.Pendahuluan... IX-1 9.2.Daftar Harga Satuan dan Upah ... IX-2 9.3.Daftar Harga Satuan Bahan dan Sewa Alat ... IX-2 9.3.1. Daftar Harga Satuan Bahan ... IX-2 9.3.2. Daftar Harga sewa Alat... IX-3 9.3.3. Perhitungan Volume Pekerjaan... IX-4 9.3.3.1.Analisa Satuan Pekerjaan... IX-4 9.3.3.2.Perhitungan Harga Pekerjaan... IX-10 9.4.Rekapitulasi Biaya ... IX-11

BAB X PENUTUP

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Tampak Samping Tiang Sandaran ... V-2 Gambar 5.2 Plat Lantai Kendaraan... V-5 Gambar 5.3 Penulangan plat lantai ... V-10 Gambar 5.4 Dimensi balok beton prategang... V-12 Gambar 5.5. Pembebanan Akibat Berat Sendiri Balok... V-13 Gambar 5.6. Pembebanan Akibat Berat Mati Tambahan ... V-15 Gambar 5.7. Beban D... V-16 Gambar 5.8. Pembebanan Merata Beban D... V-17 Gambar 5.9. Pembebanan Akibat Beban P... V-18 Gambar 5.10 Pembebanan Akibat Rem dan Traksi... V-20 Gambar 5.11 Rencana Letak Tendon Pada Tumpuan ... V-31 Gambar 5.12. Layout Tendon ... V-33 Gambar 5.13 Layout Tendon ( Balok Tepi )... V-37 Gambar 5.14 Penulangan Diafragma ... V-40 Gambar 5.15. End Block... V-43 Gambar 5.16 Penulangan End Block. ... V-44 Gambar 5.17 Bidang Momen... V-44 Gambar 5.18 Penulangan Gelagar Pratekan ... V-46 Gambar 5.19 Bearing Pad... V-48 Gambar 5.20 Diagram Gaya Lintang... V-49 Gambar 6.1 Denah Struktur ... VI-1

(11)

Gambar 6.10 Penghubung Geser ... VI-16 Gambar 6.11 Hubungan antara gelagar memanjang

dengan plat penyambungnya... VI-20 Gambar 6.12 Hubungan antara gelagar melintang

dengan plat penghubungnya ... VI-22 Gambar 6.13 Hubungan antara gelagar melintang

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan ... II-4 Tabel 2.2 Berat Bahan Nominal dan U.L.S ... II-6 Tabel 2.3 Jumlah Laljur Lalu Lintas Rencana ... II-9 Tabel 2.4 Faktor Beban Dinamik untuk “KEL” Lajur “D” ... II-9 Tabel 4.1 Curah Hujan Maksimum Harian Kurun Waktu (1992-2002)... IV-10 Tabel 4.2 Analisa Frekuensi curah Hujan... IV-10 Tabel 5.1. Perhitungan momen inersia balok pratekan... V-12 Tabel 5.2. Perhitungan momen inersia balok komposit... V-13 Tabel 5.3 Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Berat Sendiri Balok (Balok Tengah)... V-14 Tabel 5.4. Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Beban Tambahan (Balok Tengah) ... V-16 Tabel 5.5. Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Beban Hidup D (Balok Tengah) ... V-18 Tabel 5.6. Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Beban Hidup P (Balok Tengah) ... V-19 Tabel 5.7. Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Rem dan Traksi (Balok Tengah)... V-20 Tabel 5.8. Rekapitulasi momen (satuan kN/m) ... V-21 Tabel 5.9. Rekapitulasi gaya lintang (satuan kN) ... V-21 Tabel 5.10 Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Berat Sendiri Balok (Balok Tepi) ... V-22 Tabel 5.11 Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Beban Tambahan (Balok Tepi) ... V-23 Tabel 5.12 Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Beban Hidup D (Balok Tepi) ... V-24 Tabel 5.13 Perhitungan Mx dan Dx

(13)

Tabel 5.14 Perhitungan Mx dan Dx

Akibat Rem dan Traksi (Balok Tepi)... V-26 Tabel 5.15 Rekapitulasi momen (satuan kN/m) ... V-26 Tabel 5.16 Rekapitulasi gaya lintang (satuan kN/m)... V-26 Tabel 5.17 Perhitungan Letak Tendon... V-32 Tabel 5.18 Perhitungan Letak Tendon... V-36 Tabel 5.19 Perhitungan gaya pada permukaan end block

(angkur majemuk) ... V-43 Tabel 5.20 Perhitungan tulangan pada bursting zone ... V-43 Tabel 5.21 Longitudinal shear connector ... V-49 Tabel 6.1 Koordinat Titik Buhul Rangka Utama...VI-30 Tabel 6.2 Pembebanan ...VI-39 Tabel 7.1 Perhitungan titik berat abutment...VII-2 Tabel 7.2 Beban dari struktur atas ...VII-2 Tabel 7.3 Perhitungan Tekanan Tanah Vertikal ...VII-4 Tabel 7.4 Muatan Mati yang Terjadi ...VII-5 Tabel 7.5 Koefisien Respon Gabungan Kr untuk :

500 Tahun Periode Ulang, Rendemen 5% Redaman Percepatan

Gempa, Faktor Daktilitas Struktur = 4...VII-6 Tabel 7.6 Ihtisar Respon Gabungan Kr...VII-7 Tabel 7.7 Perhitungan beban akibat tekanan tanah...VII-8 Tabel 7.8 Rekapitulasi beban – beban ...VII-8 Tabel 7.9 Kombinasi beban yang terjadi ...VII-9 Tabel 7.10 Gaya horizontal untuk pembebanan kepala abutment ...VII-14 Tabel 7.11 Akibat berat sendiri untuk pembebanan badan abutment ...VII-17 Tabel 7.12 Gaya akibat tekanan tanah untuk pembebanan

(14)
(15)

DAFTAR NOTASI

1.Balok Prategang Huruf Yunani

Ø = diameter tulangan polos

ρ = rasio tulangan

1, 3 = konstanta geser

Φ = faktor reduksi

δ = lendutan yang terjadi

∆a = slip pada tendon

ρ min, ρmaks = batas maksimum dan minimum rasio tulangan

∑MB = jumlah momen di tumpuan B

d = faktor yang menunjukkan hubungan antara beban

mati dengan beban keseluruhan

Huruf Inggris

A(c) = luas penampang balok komposit

Aeki = luas ekivalen balok prategang

A(p) = luas penampang balok prategang

As = luas tulangan yang dibutuhkan

Ast = luas tulangan terpasang

a, b =jarak masing-masing tendon ke bawah penampang

beff = lebar efektif balok prategang

bw = tebal badan

bx, by = bidang roda pada plat lantai

cgc = pusat gravitasi penampang beton

cgs = pusat gravitasi luasan baja

D = diameter tulangan ulir

Dx = gaya lintang pada jarak x

dx = tinggi efektif pada plat lantai kendaraan

E = modulus elastisitas

(16)

Ec = modulus elastisitas pada beton

E plat, E balok = modulus elstisitas plat dan balok

Es = modulus elastisitas pada baja

e = eksentrisitas tendon

F = gaya prategang efektif

f’c = mutu beton yang digunakan

fpc = tegangan akibat prategang di cgc

fpu = tegangan putus tendon

fsi = tegangan tendon

fy = mutu baja tulangan

fijin = tegangan yang diijinkan terjadi pada penampang

fcds = tegangan beton pada titik berat tendon akibat

seluruh beban mati yang bekerja pada komponen

struktur setelah diberi gaya prategang

H = muatan ke samping

Hr = gaya rem

h = tinggi struktur

heff = tinggi efektif struktur

Ic = panjang tekuk

Ix(p) = momen inersia balok prategang

Ix(c) = momen inersia balok komposit

J = koefisien tergantung tipe tendon

Kcr = koefisien rangkak beton

Kre = koefisien tergantung tipe tendon

L = panjang bentang jembatan

Lx, Ly = panjang bidang kontak kendaraan pada plat lantai

L1, L2 = jarak diafragma ke tumpuan

M = momen lentur yang terjadi

Mh1, Mh2, Mh3 = momen hidup trotoir

Mm1, Mm2, Mm3 = momen hidup trotoir

Mmax = momen lengkung terbesar pada penampang

(17)

Mx = momen pada jarak x

Mxm, Mym = momen pada plat lantai kendaraan arah x dan y

M1, M2 = momen yang terjadi di tumpuan dan lapangan

pada saat pengangkatan

Pc = modulus elastisitas pada beton

PUL = beban ultimate akibat beban garis P

Pd = beban diafragma

q = beban merata pada bidang yang ditinjau

qD1 = beban sendiri balok

qD2 = beban mati tambahan

qUD1 = beban ultimate akibat beban sendiri balok

qUD2 = beban ultimate akibat beban mati tambahan

qUL1 = beban ultimate akibat beban lajur D

q1 = berat plat beton

q2 = berat lapisan aspal

q3 = berat air hujan

q4 = berat diafragma

R = kehilangan tegangan yang terjadi

RA = reaksi perletakan di A

Sb(p), Sb(c) = momen lawan penampang serat bawah balok

prategang dan komposit

St(p), St(c) = momen lawan penampang serat atas balok

prategang dan komposit

T = beban roda kendaraan

Ti = gaya prategang yang diberikan

To = gaya pada spalling zone

Ts = gaya pada bursting zone

T1, T2, T3 = gaya prategang pada masing-masing tendon

tx, ty = bidang roda

V = gaya vertikal

Vd = gaya lintang akibat muatan mati tak terkoefisien

(18)

Vi =gaya lintang terbeasr yang terjadi pada penampang

Vp = komponen vertikal gaya prategang

Vu = gaya geser yang terjadi pada tiang sandaran

Y = jarak titik berat ke ujung bawah penampang

Yb(c) =jarak titik berat penampang serat bawah balok

komposit

Yb(p) =jarak titik berat penampang serat bawah balok

prategang

Yt(c) =jarak titik berat penampang serat atas balok

komposit

Yt(p) =jarak titik berat penampang serat atas balok

prategang

Zr = tinggi gaya rem dari permukaan perkerasan

2. Rangka Baja Huruf Yunani

α = angka ekivalensi = faktor keamanan

μ = koefisien gesek

φ = koefisien rangkak

Ф = ukuran batang/ diameter

Huruf Inggris

As = luas tampang melintang tulangan tarik

As’ = luas tampang melintang tulangan tekan

a = lendutan

b = lebar badan dari suatu bagian konstruksi

d = tinggi efektif dari tulangan tarik

d’ = tinggi efektif dari tulangan tekan

E = modulus elastisitas

e = eksentrisitas

(19)

fc = kekuatan kubus beton karakteristik

fp = kekuatan karakteristik kabel prategang

fs = tegangan baja

fy = kekuatan karakteristik tulangan beton

h = tinggi badan

I = momen lembam

l = faktor lengan

be = tinggi efektif

M = momen lentur

Mu = momen lawan ultimit

P = gaya

q = beban hidup karakteristik

s = jarak sengkang

x = tinggi sumbu netral

z = lengan

3. Abutment dan pondasi Huruf Yunani

φ = sudut geser antar butiran

Ф = faktor reduksi = berat isi tanah

∑H = jumlah gaya horizontal yang terjadi

∑MH = jumlah momen horizontal yang terjadi

∑MV = jumlah momen vertikal yang terjadi

∑Wx = momen tahanan arah x

∑Wy = momen tahanan arah y

∑V = jumlah gaya vertikal yang terjadi

ρ = rasio tulangan

σ = tekanan yang terjadi pada tanah

σR = tekanan akibat tanah dasar pondasi pada beton cyclop

(20)

Huruf Inggris

Af = luas tulangan yang dugunakan untuk menahan momen

Ah = luas tulangan sengkang tertutup

Avf = luas tulangan yang digunakan untuk menahan geser

D1, D2 = kedalaman pondasi sumuran

e = eksentrisitas pada gaya yang bekerja

f’c = mutu beton yang digunakan

fy = mutu baja tulangan yang digunakan

M = momen yang terjadi pada bagian struktur bawah yang ditinjau

MTOT = momen total yang terjadi

Mu = momen ultimate

Pa1, Pa2 = gaya akibat tekanan tanah aktif

Pp1, Pp2 = gaya akibat tekanan tanah pasif

Pu = total beban vertikal

qL = beban pada trotoir

qL1 = beban restoran

qL2 = beban “D” dan “T” dari balok prategang

qL3 = beban pada lebar lebih dari 5,5 m

qu = daya dukung tanah

R = total beban dari struktur atas pondasi

Rm = beban akibat gaya rem

Vn = gaya geser pada konsol pendek

W = berat tanah timbunan

Wab = berat abutment

Wba = berat dari struktur atas

w = momen tahanan pada pondasi

(21)

ABSTRACT

Bridges, generally defined as structural elements connecting two points divided by rivers, rail or road ways or other obstacles, are widely known. The aspects of its design however, is not as simple as its definition and requires the knowledge of materials, system, dynamics of structures and the supporting Civil Engineering Science. Among the important topics are primary bridge’s functions including condition of location, land use, traffic data and esthetics.

The bridge is completely designed based on the standard, to obtain exact dimensions and optimize the cost estimation and ready to build. The design include upper structure, sub structure and foundation. The design is final that support the aspiration of owner, designer, contructor as well as fulfilling the on site constrains.

Keywords : bridge, design

Referensi

Dokumen terkait

Modulus penampang dari sepatu kemudi terhadap sumbu z, menurut BKI 1996

Judul : Pengaruh Fraksi Berat Serat terhadap Kekuatan Impact Komposit Serat Serabut Kelapa dengan Matriks Poliester.. Isi Tugas

Dalam perencanaan abutment jembatan data-data tanah yang dibutuhkan berupa data-data sudut geser, kohesi dan berat jenis tanah yang digunakan untuk menghitung tekanan tanah

Setelah tahap box selesai, kemudian dilakukan perencanaan struktur bawah dengan langkah awal mendimensi rencana penampang pilar dan abutment yang nantinya akan dihitung

Konstruksi struktur bangunan terdiri dari 2 komponen utama yaitu bangunan atas ( upper structure ) dan bangunan bawah ( sub structure ). Bangunan atas terdiri dari Balok,

Biasanya pada pengujian untuk mendapatkan berat jenis butiran tanah sebagai patokan diambil pada temperatur 15 0 C dan karena temperatur contoh bahan yang sebenarnya tidak jauh

Struktur atas merupakan struktur dari jembatan yang terletak dibagian atas dari jembatan.. Merupakan pembatas antara kendaraan dengan pinggiran jembatan sehingga memberi rasa

Dalam plot, jarak antar titik berhubungan dengan profil- profil baris atau antar titik berhubungan dengan profil-profil kolom merupakan pendekatan terhadap jarak chi square