Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep
belajar. Pelaksanaannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada
penumbuhan aktivitas siswa. Konsep tersebut dipandang sebagai suatu sistem,
sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen pembelajaran
yang meliputi tujuan, materi atau bahan ajar, metode dan media, siswa, guru, serta
evaluasi. Menurut Arief (dalam Susilana, 2006) pembelajaran ditekankan pada
kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Belajar merupakan suatu bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, akibat dari adanya pengalaman dan
latihan (Winkel, 1989). Sejalan dengan hal tersebut, Hilgard dan Bower (dalam
Baharuddin, 2008) mengatakan bahwa belajar berarti memperoleh pengetahuan
atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Perilaku belajar pada
siswa dapat terlihat dari proses dan juga hasil belajar. Proses belajar dalam
lingkup sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).
Menurut Arikunto (2009), hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami
proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan
dapat diukur. Bloom (1956) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kognitif diukur dari penguasaan konsep siswa setelah siswa belajar. Penguasaan
konsep menunjukkan keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.
Salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar adalah
pemilihan metode pembelajaran oleh guru. Dalam suatu sistem pembelajaran yang
ideal, peran guru adalah sebagai pendorong, narasumber, dan memberikan
bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa.
Pembelajaran akan efektif apabila menggunakan metode yang berpusat pada
siswa. Proses belajar mengajar harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara
menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
Dalam kurikulum KTSP SMA, terdapat mata pelajaran kimia. Pendidikan
kimia disekolah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam memahami
konsep kimia dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep
kimia dan metode ilmiah yang melibatkan keterampilan proses untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan. Salah satu kompetensi dasar mata
pelajaran kimia pada materi koloid adalah pembuatan sistem koloid. Materi ini
cukup luas cakupannya karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Terbentuknya koloid dapat dengan berbagai cara dan sulit dipahami siswa jika
materi pembuatan sistem koloid hanya diberikan dalam bentuk teori saja. Materi
ini perlu disampaikan melalui proses sehingga siswa diberikan kebebasan untuk
bereksperimen dalam menguasai suatu konsep.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran kimia yang sebenarnya
dilakukan suatu studi pendahuluan. Studi ini dilakukan terhadap dua guru kimia
yang mengajar pada salah satu SMA swasta kota Bandung. Hasilnya
menunjukkan bahwa pembelajaran kimia, terutama pembuatan sistem koloid di
sekolah tempat kedua guru tersebut mengajar masih didominasi oleh teori-teori
yang disampaikan dengan metode ceramah, padahal materi tersebut erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari dan menuntut siswa untuk bereksperimen dalam
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa untuk dipecahkan melalui kegiatan eksploratif eksperimental. Bahkan tidak
jarang guru hanya menyuruh siswa untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat di
buku tanpa diikuti dengan pemaparan materi yang diberikan oleh guru. Hal inilah
yang menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari materi pembuatan
sistem koloid.
Untuk mengurangi kesulitan siswa dalam menguasai konsep diperlukan
suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Metode tersebut adalah discovery inquiry. Metode
discovery-inquiry merupakan pembelajaran yang menekankan pada pencarian pengetahuan
secara aktif yang terindikasi pada proses pembelajaran yang berpartisipasi melalui
pertanyaan, kegiatan mental dan kegiatan eksperimen yang dilakukan secara
sistematis, logis dan analitis sehingga siswa dapat menemukan sendiri
prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang dipelajarinya (Amien, 1987).
Dengan metode discovery inquiry, pemahaman suatu konsep diperoleh
melalui proses. Ada beberapa tahap dalam penerapan metode discovery inquiry,
yaitu tahap stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data,
verifikasi, dan generalisasi. Tahapan tersebut menekankan kepada proses
penemuan konsep dan bukan pada produknya, sehingga konsep yang diperoleh
akan lebih tahan lama tertanam dalam pikiran siswa. Salah satu cara siswa dalam
menemukan sendiri konsep yaitu melalui kegiatan praktikum. Berdasarkan
karakter dari materi pembuatan sistem koloid, yang telah diungkapkan
sebelumnya, materi ini akan lebih efektif diterapkan dengan cara praktikum.
Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa dapat diarahkan dengan beberapa
pertanyaan dari guru yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator yang hanya membantu dan mengarahkan siswa
untuk menemukan konsep tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang cukup signifikan
dari penerapan metode discovery inquiry pada pembelajaran kimia terhadap
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
efek tyndall (Nurmalasari, 2010); asam basa (Widyapristy, 2011); faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan (Fajriani, 2013); sifat-sifat koloid (Masruroh,
2013). Hasil analisis keempat penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
metode discovery inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa lebih
baik secara signifikan bila dibandingkan dengan metode lainnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai
metode discovery inquiry pada materi pembuatan sistem koloid untuk
meningkatkan penguasaan konsep. Adapun penelitian yang dilakukan berjudul
“Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Pembuatan Sistem Koloid
dengan Metode Discovery Inquiry”. Penelitian pada pembuatan sistem koloid
dengan metode discovery inquiry dilakukan secara kelompok. Aspek yang dikaji
oleh peneliti lain dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, teridentifikasi
permasalahan mengenai kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran pada
materi pembuatan sistem koloid yang biasa digunakan di sekolah, yaitu
menggunakan metode ceramah. Siswa juga hanya menerima pelajaran secara
pasif, dengan kata lain pembelajaran tidak berpusat pada siswa. Akibatnya, siswa
hanya mampu mengingat materi saat melakukan tes, setelah itu siswa akan
melupakan konsep tersebut. Topik pembuatan sistem koloid sangat erat
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari, maka seharusnya siswa lebih mudah
mengingat konsep dalam waktu yang lama dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diperlukan metode pembelajaran yang
dapat menarik perhatian siswa untuk lebih mengingat konsep dalam waktu lama
karena siswa menemukan sendiri konsep tersebut, metode yang digunakan adalah
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, maka secara umum dapat dirumuskan masalah
penelitian, yaitu “Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi
pembuatan sistem koloid dengan metode Discovery Inquiry?”. Rumusan tersebut
difokuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana penguasaan konsep seluruh siswa pada materi pembuatan sistem
koloid menggunakan metode discovery inquiry?
2. Bagaimana penguasaan konsep untuk setiap kelompok siswa (tinggi, sedang,
rendah) pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode
discovery inquiry?
3. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator
pembelajaran penguasaan konsep pembuatan sistem koloid menggunakan
metode discovery inquiry?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode discovery inquiry pada materi
pembuatan sistem koloid?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep
siswa pada materi pembuatan sistem koloid dengan menggunakan metode
discovery inquiry. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi pembuatan sistem koloid
menggunakan metode discovery-inquiry.
2. Mengetahui penguasaan konsep untuk setiap kelompok siswa (tinggi, sedang,
rendah) pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode
discovery inquiry.
3. Mengetahui penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator materi
penguasaan konsep pembuatan sistem koloid menggunakan metode discovery
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap metode discovery inquiry pada materi
pembuatan sistem koloid.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,
sekolah maupun pihak yang terkait dengan dunia pendidikan.
1. Bagi Siswa
Memiliki penguasaan konsep yang baik pada materi pembuatan sistem koloid
yang dapat dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan di masa yang akan
datang.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta gambaran tentang
penerapan pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry, yang dapat
digunakan sebagai metode pembelajaran alternatif untuk meningkatan
pemahaman konsep siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada
kajian masalah serupa.
E. Struktur Organisasi
Berikut ini akan dijabarkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan
sub bab secara terperinci. Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu
Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka, Kerangka pemikiran, dan Hipotesis
Penelitian; Bab III Metodologi Penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta
Bab V Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima sub bab, yaitu latar belakang penelitian, identifikasi
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai fakta yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti kemudian dihubungkan dengan
pendekatan dari sisi teoritis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sub bab
identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan permasalahan yang
teridentifikasi, yang dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah. Sub bab tujuan
penelitian menjelaskan tentang informasi yang akan diperoleh mengenai profil
penguasaan konsep siswa dari hasil penelitian yang dilakukan. Sub bab manfaat
penelitian menjelaskan manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang
dilakukan baik bagi peserta didik, guru maupun bagi peneliti lain. Sub bab
struktur organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab
dalam penulisan skripsi ini sehingga hubungannya menjadi jelas.
Bab II terdiri atas empat sub bab, yaitu kajian pustaka, penelitian terdahulu
yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis. Sub bab kajian pustaka
menjelaskan secara rinci mengenai pembelajaran discovery inquiry sebagai
variabel bebas, ruang lingkup penguasaan konsep dan indikator yang diteliti
sebagai variabel terikat, serta menjelaskan mengenai pembuatan sistem koloid.
Sub bab penelitian terdahulu yang relevan menjelaskan temuan yang diperoleh
peneliti lain dalam bidang yang sama, termasuk prosedur, dan subjeknya. Sub bab
kerangka pemikiran berisi tentang teori yang digunakan berkenaan dengan
masalah yang diteliti. Sub bab hipotesis menjelaskan tentang dugaan sementara
atas kesimpulan penelitian yang didasarkan pada analisis konsep maupun
penelitian terdahulu yang relevan.
Bab III terdiri atas delapan sub bab, yaitu lokasi dan subjek penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data.
Pada sub bab lokasi dan subjek penelitian dijelaskan tentang cara pemilihan
sampel dan lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian. Sub bab desain
penelitian dijelaskan tentang pemilihan desain yang digunakan dalam penelitian
serta alur penelitian yang dimulai dari tahap satu sampai tahap ketiga. Sub bab
Lingga Restu Munggaran, 2014
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaannya. Sub bab definisi operasional berisi penjabaran variabel dan
kondisi yang terjadi pada penelitian. Pada sub bab instrumen penelitian dijelaskan
bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian, beserta tujuan dari
masing-masing instrumen tersebut. Sub bab proses pengembangan instrumen menjelaskan
proses yang dilakukan terhadap instrumen agar dapat digunakan sesuai fungsi dan
tujuannya. Proses tersebut adalah validasi instrumen. Sub bab teknik
pengumpulan data menjelaskan tahap pelaksanaan dalam penelitian. Sub bab
terakhir pada bab ini adalah analisis data, berisi tahapan rinci teknik yang
digunakan dalam analisis data.
Bab IV terdiri atas empat sub bab. Sub bab pertama perbedaan peningkatan
penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menjelaskan tentang
data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan gain pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Data tersebut dianalisis dan dibahas sampai didapatkan kesimpulan
berupa perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas. Sub
bab kedua yaitu penguasaan konsep siswa berdasarkan kelompok siswa,
menjelaskan tentang ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep pada kelompok
siswa tinggi, sedang, dan rendah. Sub bab ketiga yaitu penguasaan konsep siswa
pada setiap indikator pembelajaran, menjelaskan tentang penguasaan konsep
siswa pada materi pembuatan sistem koloid terhadap setiap indikator
pembelajaran yang dikembangkan.Dan sub bab tanggapan siswa terhadap metode
discovery inquiry berisi hasil wawancara yang menunjukkan tanggapan siswa
terhadap metode discovery inquiry.
Bab V terdiri atas dua sub bab, yaitu kesimpulan dan saran. Pada sub bab
kesimpulan dijelaskan secara terperinci mengenai kesimpulan hasil pencapaian
penguasaan konsep siswa pada materi pembuatan sistem koloid. Sub bab saran