Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti menguraikan mengenai metode penelitian yang
digunakan untuk mengkaji pokok atau tema skripsi peneliti. Metode penelitian
merupakan prosedur, cara atau teknik yang menuntun peneliti, mengarahkan dan
penyusunan penelitian dalam suatu bidang ilmu (Sjamsuddin, 2007, hlm. 13),
dalam bahasan ini adalah bidang ilmu sejarah. Metode yang digunakan oleh
peneliti ialah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Termasuk di
dalamnya metode dalam menggali, memberikan penilaian, mengartikan dan
menafsirkan fakta-fakta masa lampau untuk kemudian di analisis dan ditarik
sebuah kesimpulan dari peritiwa tersebut (Gottschalk, 1986, hlm. 32). Metode
historis ini digunakan oleh peneliti sesuai dengan skripsi yang dikaji yakni dengan
judul “Patron dan Klien Petani Padi di Rengasdengklok PadaTahun1974-1998”.
3.1Metode Penelitian
Menurut Ismaun (2005, hlm.34) bahwa pengertian mengenai metode
historis, yaitu rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau
peristiwa-peristiwa sejarah secara ktitik dan analisis berdasarkan bukti-bukti dan data
peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Selanjutnya Ismaun
mendeskripsikan langkah-langkah dari metode historis terdiri atas:
1. Heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber-sumber yang relevan
dengan masalah yang akan diangkat oleh peneliti (Ismaun, 2005, hlm. 49).
Pada bagian ini penulis mengumpulkan sumber-sumber literatur seperti
buku-buku, jurnal, skripsi (penelitian terdahulu) yang relevan dengan tema
yang akan dikaji, serta melakukan wawancara kepada narasumber yang
bersangkutan. Wawancara dilakukan karena jika dilihat dari tahun fokus
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masih dapat ditemui, pelaku dan saksi disini akan menjadi satu sumber
penting dalam kajian penelitian. Wilayah atau daerah yang dijadikan objek
penelitian adalah Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.
2. Kritik, Ismaun (2005, hlm. 50) juga menjelaskan bahwa kritik merupakan
suatu usaha menilai sumber-sumber sejarah. Pada bagian ini penulis
melakukan penyaringan sumber, pemilihan sumber yang dimiliki oleh
peneliti melalui kritik sumber yakni kritik internal dan kritik eksternal
sehingga menemukan fakta dan data yang relevan dengan kajian.
3. Interpretasi, pada tahap ini penulis melakukan usaha memahami,
menafsiran, menyusun keterhubungan fakta sejarah satu dengan fakta
sejarah lainnya sehingga menghasilkan fakta sejarah yang rasional.
4. Historiografi, pada tahap ini penulis menyajikan kajian penelitian,
menyusun hasil penelitian yang diperoleh hingga membentuk satu-kesatuan
yang utuh, sistematis, sebagai penulisan karya ilmiah.
Selain empat langkah dalam melakukan penelitian sejarah, adapula tahap
dimana dalam penulisan sejarah diperlukan ilmu bantu sosial lainnya. Kartodirdjo
(1992, hlm. 4) mengungkapkan bahwa dalam menggambarkan suatu peristiwa
sangat tergantung pada pendekatan yang digunakan yaitu dari perspektif mana
kita memandangnya, dimensi mana yang menjadi perhatian, dan unsur-unsur apa
atau mana yang diungkapkan dan lain sebagainya.
Sesuai dengan tema kajian, peneliti menggunakan pendekatan
interdisipliner. Artinya peneliti tidak hanya menggunakan sejarah dalam
penelitian penulisan, tetapi beberapa disiplin ilmu sosial lainnya seperti disiplin
ilmu sosiologi, ekonomi, dan antropologi untuk menjelaskan konsep-konsep
masing-masing disiplin ilmu yang digunakan dalam penulisan sejarah tersebut.
Pada tahap selanjutnya penulis merumuskan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan agar meraih data dan fakta yang diperlukan dengan baik.
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti untuk
menentukan kajian yang dibahas dalam skripsi. Adapun beberapa persiapan yang
dilakukan antara lain yakni penentuan dan pengajuan tema penelitian, bimbingan,
mengurus perizinan penelitian, dan pelaksanaan penelitian.
3.2.1 Penentuan dan Pengajuan TemaPenelitian
Dalam langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian lebih lanjut adalah memilih topik kajian penelitian yang penulis
memiliki minat terhadap tema atau topik penelitian yaitu mengenai Patron dan
Klien Petani Padi di Rengasdengklok pada tahun 1974-1998.selain itu, daerah ini
merupakan daerah asal penulis sehingga memiliki ketertarikan tersendiri dengan
topik kajian tersebut. Penulis melakukan konsultasi kepada beberapa dosen
perihal judul, topik kajian yang akan diajukan sebagai calon skripsi peneliti.
Adapun dosen tersebut ialah Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si sebagai ketua
TPPS Pendidikan Sejarah, dan Bapak Drs. H, Achmad Iryadi selaku pembimbing
akademik.
Pada tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengajukan
sebuah rancangan penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS).
Judul yang diajukan “Patron Dan Klien Petani Padi Di Rengasdengklok Karawang Pada Tahun 1974-1998”. Setelah didaftarkan sebagai peserta Seminar Proposal
Skirpsi, kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian jadwal Seminar Proposal
Skripsi dan pemberian Dosen Pembimbing yakni dengan Dosen Pembimbing 1
Bapak Wawan Darmawan, S. Pd, M. Hum. dan pembimbing 2 yaitu Bapak Drs.
H. Ayi Budi Santosa, M. Si. Setelah mendapat tanda tangan persetujuan dari
pembimbing 1 dan 2, selanjutnya di seminarkan proposal yang dilakukan pada
tanggal 24 Januari 2014 di Lab. Jurusan Pendidikan Sejarah, untuk
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan dosen terkait sumber dan juga saran serta komentar yang ditujukan
untuk kelanjutan judul proposal tersebut sampai akhirnya disetujui dan
mendapatkan SK sebagai langkah awal untuk melanjutkan proposal tersebut
menjadi tugas akhir skripsi.
3.2.2 Bimbingan
Pada bagian ini peneliti melakukan konsultasi dan mendapatkan masukan
mengenai apa saja yang harus diperbaiki terkait draft sementara skripsi karena
masih bisa dirubah dengan maksud memperbaiki kesalahan yang ada pada skripsi.
Konsultasi dilakukan kepada pembimbing 1 dan pembimbing 2 mengenai subtansi
maupun prosedur untuk mendapatkan hasil penelitian skripsi yang baik dan benar.
Hal yang terjadi pada konsultasi biasanya dimulai dari judul dan fokus
permasalahan yang dihadapi dalam setiap bab dari skripsi.
Sedangkan untuk jadwal bimbingan atau konsultasi kepada dosen
pembimbing biasanya bersifat kondisional, yang artinya bimbingan atau
konsultasi disesuaikan dengan keadaan sesuai dengan persetujuan antara peneliti
dengan pembimbing 1 maupun pembimbing 2. Hal ini dilakukan untuk membahas
per-bab yang telah dikerjakan oleh peneliti, biasanya antara pembimbing 1 dan
pembimbing 2 memiliki kebijakannya masing-masing tentang prosedur dalam
setiap bimbingan untuk menghimbau peneliti agar datang dengan membawa satu
bab, dua bab, atau tiga bab sekelaigus.
3.2.3 Mengurus Perizinan Penelitian
Di bagian ini peneliti memilih dan menentukan lembaga, instansi, dan juga
individu yang dapat memberikan informasi data yang dibutuhkan terkait kajian
peneliti sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitiannya pada langkah
berikutnya. Untuk itu, penulis memerlukan surat keterangan dari pihak universitas
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahapan pengurusan perizinan dimulai dari meminta surat izin penelitian
dari pihak Departemen Pendidikan Sejarah sebagai instansi yang memberikan
surat pengantar untuk diserahkan kepada bagian akademik FPIPS agar
mendapatkan atau memperoleh izin dari dekan fakultas. Setelah tahap tersebut,
surat perizinan tersebut kemudia diserahkan kepada bagian akademik
kemahasiswaan UPI untuk memperoleh izin dari pembantu rektor bagian
akademik kemahasiswaan UPI. Adapun surat izin tersebut akan di tujukan
kepada:
1. KepalaKesatuanBangsaPolitikdanPerlindunganMasyarakatKabupatenKar
awang
2. Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Karawang
3. Kantor ArsipdanDokumentasiKabupatenKarawang
4. KepalaBadanPusatStatistikKabupatenKarawang
5. KepalaPerpustakaanNasionalRepublik Indonesia
3.3.Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksaan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah yang
mengkaji topik permasalahan di dalam skripsi sesuai dengan metode yang
digunakan yaitu metode historis. Di dalam metode historis terangkum beberapa
langkah dalam melaksanakan penelitian, di antaranya heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Ismaun (dalam
Notosusanto, 1971, hlm. 17) bahwa:
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap langkah dalam metode historis wajib dilaksanakan sesuai prosedur
yang ada, jika tidak, maka krebilitas penelitian tersebut dipertanyakan. Maka dari
itu peneliti melakukan langkah awal penelitiannya dengan mengumpulkan sumber
atau heuristik sampai dengan historigrafi.
3.3.1Pengumpulan Sumber (Heuristik)
Heuristik merupakan kegiatan pencarian sumber-sumber untuk
mendapatkan data-data, materi atau evidensi sejarah adalah kegiatan yang banyak
menyita waktu, tenaga, pikiran, dan juga perasaan (Sjamsuddin, 2007, hlm. 86).
Pada tahap ini peneliti melakukan pencarian sumber yang relevan dengan masalah
yang diangkat dalam penelitan. Sumber yang dikumpulkan oleh peneliti adalah
sumber tertulis dan sumber lisan. Adapun sumber yang ditemukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
3.3.1.1Pengumpulan Sumber Tertulis
Demi memenuhi sumber tertulis, peneliti banyak mengunjungi tempat atau
lembaga yang menyediakan sumber tertulis, di antaranya:
Pada tanggal 9 Desember 2013, peneliti melakukan penelusuran sumber
tertulis di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Di perpustakaan
tersebut peneliti menemukan banyak sumber tertulis seperti buku James C. Scott
yang berjudul Moral Ekonomi Petani, selain itu, didapatkan juga beberapa skripsi.
Skripsi dengan judul Analisis Penerapan Teori Modernisasi Rostow di Indonesia
dalam Rencana Pembanguan Lima Tahun (1969-1999) yang ditulis oleh Yanuar
Mandiri. Selanjutnya skripsidengan judul Politik Beras di Indonesia pada Masa
Orde Baru(1969-1998): Dari Subsistensi Pangan Hingga Ketergantungan Impor
merupakan skripsi dari Rina Anggraeni. Skripsi selanjutnyaberjudul Gerakan
Donghak: Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea Tahun
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang dilatarbelakangi oleh Gerakan Donghak yang merupakan gerakan
sosial petani tanpa adanya pengaruh Barat. Skripsi keempat, dari Hadikusumah
dengan judul Kehidupan Petani Sayur di Desa Cibodas Kecamatan Lembang
Tahun 1992-2010.
Selanjutnya pada tanggal 12 Februari 2014, peneliti melakukan penelusuran
sumber tertulis di Perpustakaan Konferensi Asia Afrika (KAA). Perpustakaan ini
memiliki banyak buku-buku sejarah, sosial, ekonomi, maupun buku umum
lainnya. Maka dari itu peneliti mendatangi perpustakaan ini dan mendapat
beberapa buku yang diantaranya adalah buku dengan judul Petani dan Konflik
Agraria yang merupakan terbitan Yayasan AKATIGA yang ditulis oleh Endang
Suhendar dan Yohana Budi Winarni. Buku Selanjutnya berjudul Pergolakan
Petani dan Perubahan Sosial yang ditulis oleh Henry A. Landsberger dan YU.G.
Alexandrov. Buku lain yang didapat ialah Menuju Keadila Agraria yang ditulis
oleh Gunawan Wiradi.
Penelusuran sumber berikutnya pada tanggal 19 November 2014 adalah
mendatangiKantorKesatuanBangsaPolitikdanPerlindunganMasyarakatKabupaten
Karawanguntukmemintasuratpengantarkebeberapalembagapemerintahan yang ada
di KabupatenKarawang. LembagatersebutialahkantorDinasPertanianKehutanan
Perkebunan danPeternakanKabupatenKarawang,
KantorArsipdanDokumentasiKabupatenKarawang,
KantorBadanPusatStatistikKabupatenKarawang. Setelahsuratpengantar didapat
oleh penelti, satu-persatulembaga-lembagapemerintahantersebutdidatangi peneliti
untukmeminta data, informasi yang dibutuhkan.
PenelitimendapatkansumberberupadokumenlaporantahunandariDinasPertanianKe
hutanan Perkebunan danPeternakanKab.Karawang,
laporantahunantersebutdibuatpadatahun
1993.SelanjutnyapenelitimengujungankantorArsipdanDokumentasiKab.
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disinipenelitimendapatsumberdokumendenganjudulKabupatenKarawangtahun
1980-1981.
PenelusuranselanjutnyaditujukanpadaPerpustakaanBatuApi yang ada di
Jatinangor, Sumedang.Di perpustakaantersebut,
penelitimenemukanbeberapabukusumbersepertibuku Hans Antlov yang
membahaspatronasekepemimpinanlokal.Lalubuku lain dari James C. Scott yang
berjudulSenjatanya Orang-Orang yang Kalah, danbeberapabukulainnya. Untuk
bisa membawa pulang buku-buku tersebut, peneliti harus mendaftar menjadi
anggota penyewa buku di perpustakaan tersebut. Peneliti sudah beberapa kali
datang ke Perputakaan Batu Api, diantaranya pada tanggal 16 November, 16
Desember, 19 Desember 2014, dan 7 Januari 2015.
Penelusuran sumber selanjutnyapada tanggal 9 Desember 2014
adalahdengan mendatangi PerpustakaanNasionalRepublik Indonesia (PNRI). Di
perpustakaan tersebut
penelitimendapatbanyaksumberliteraturberupabukusertajurnal, dan lain-lain.
DiantaranyabukudenganjudulMinawang: Hubungan Patron-Klien di Sulawesi
Selatan yang ditulisolehHeddyShri Ahimsa Putra. Adapun untuk dapat mengakses
jurnal nasional maupun internasional, peneliti diharuskan untuk mendaftarkan
keanggotaan PNRI tersebut. Jurnal yang online yang tersedia pada situs
perpustakaan tersebut merupakan buku, jurnal, dan lain sebagainya yang dibeli
dari beberapa produsen agar bisa diakses oleh para pengunjung situs pnri.go.id.
Pada tanggal 10 Desember 2014, peneliti melakukan penelusuran sumber ke
Perpustakaan Centre For Strategic And International Studies (CSIS) yang
terletakdi Jl. Tanah Abang III, di perpustakaan
tersebutpenelitimendapatbeberapasumberliteratur. Misalnyaadabukudari STEKPI
denganjudulKajianImplementasiKebijakanTrilogi Pembangunan Indonesia,
sertamajalahilmu-ilmusosial Indonesia.
Tempat tujuan penelusuran sumber lainnya adalah Kantor Arsip Balai Iklan
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai harga gabah di Kabupaten Karawang, berita mengenai serangan hama,
dan berita lain tentang pertanian Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru.
Penelusuran tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 16 dan 17
Desember 2014.
Pada tanggal 20 Januari 2015, peneliti melakukan penelusuran sumber
dengan mendatangi Kantor Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Di BPS Jawa Barat
tersebut, peneliti mendapatkan data mengenai Kecamatan Rengasdengklok sejak
tahun 1994 s/d 1999. Sumber tersebut memuat mengenai luas wilayah Kecamatan
Rengasdegklok, jumlah penduduk, pendidikan, jumlah sawah, dan lain
sebagainya.
Peneliti juga melakukan penelususran sumber yang tersedia di internet
dengan browsing untuk mendapatkan jurnal dari beberapa Universitas di
Indonesia yang menyediakan jurnal Online untuk dibaca maupun Jurnal dengan
format PDF yang bisa di download.
3.3.1.2Pengumpulan Sumber Lisan
Teknik wawancara merupakan langkah atau suatu cara untuk mendapatkan
informasi lisan dari narasumber sebagai pelengkap sumber tertulis (Kuntowijoyo,
2003, hlm. 74). Karena keterbatasan sumber yang tersedia di Kecamatan
Rengasdengklok yang bisa diperoleh peneliti mengenai topik kajian, maka dari itu
peneliti berusaha melengkapiya dengan melakukan metode wawancara kepada
tokoh atau pelaku yang bersangkutan atau memiliki keterhubungan dengan apa
yang menjadi kajian penelitian skripsi ini.
Wawancara narasumber dilakukan untuk mendapatkan data dilapangan yang
baik, wawancara akan dilakukan kepada beberapa orang pelaku, saksi dan
beberapa orang yang dianggap kompeten untuk dijadikan narasumber. Adapun
wawancara dibagi ke dalam beberapa bagian susuai dengan fokus untuk siapa
pertanyaan wawancara ditujukan, karena pertanyaan wawancara yang ditujukan
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pula kepada narasumber yang berkompeten. Peneliti akan melakukan wawancara
terencana dan wawancara tak terencana, seperti yang diungkapkan oleh
Kuntowijoyo (2003, hlm. 138) bahwa wawancara ada dua tipe, yakni wawancara
berencana dan tak terencana. Wawancara terencana yang artinya wawancara yang
terdiri atas beberapa daftar pertanyaan yang sebelumnya telah peneliti persiapkan,
sedangkan wawancara tak terencana adalah wawancara yang tidak memiliki
persiapan daftar-daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan menggabungkan
kedua teknik wawancara yaitu wawancara terencana dan tak terencana.
Tahap berikutnya peneliti mencari tokoh atau individu yang menjadi pelaku,
dan saksi yang dianggap relevan untuk dijadikan narasumber. Dalam pencarian
narasumber, pada tanggal 4 November 2014 peneliti mendapat informasi dari
Bapak H. Yakub dari key informant yang memberikan informasi awal, informasi
mengenai beberapa orang yang sudah lama menjadi petani, mengenai petani
pemilik sawah yang memiliki petani petani penggarap. Bapak H. Yakub
merupakan petani padi, ia mengenal beberapa petani padi di antaranya Bapak
Daus yang merupakan Pamannya, lalu Bapak H. Karna, Bapak Kombri, dan Ibu
Hj. Habibah. Selain itu, peneliti juga mendapat informasi mengenai petani padi
lainnya dengan cara mencari tahu dengan mendatangi beberapa desa di
Kecamatan Rengasdengklok.
Pada tanggal 21 November 2014, peneliti melakukan penelusuran sumber
lisan dan berhasil mewawancarai Bapak H. Karna yang merupakan petani pemilik
sawah yang memiliki petani penggarap yaitu Bapak Rusdi. Keesokan harinya
pada tanggal 22 November 2014, peneliti melakukan wawancara kepada Bapak
Rusdi. Bapak H. Karna dan Bapak Rusdi merupakan warga Dusun Waluya Desa
Sampalan. Pada tanggal 22 November tersebut, peneliti tidak hanya
mewawancarai Bapak Rusdi saja, akan tetapi melakukan wawancara lainnya
kepada Bapak Karsan yang merupakan petani penggarap yang bekerja kepada
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hari selanjutnya yakni tanggal 23 November, peneliti mengunjungi Rumah Bapak
Kombri di Desa Jati, melakukan wawancara kepada Bapak Kombri yang
merupakan petani pemilik sawah yang memperkerjakan dua petani penggarap
yakni Bapak Karsan dan Bapak Sadi. Selanjutnya, penelusuran sumber lisan
lainnya dilakukan pada hari yang sama yakni pada tanggal 23 November 2014,
wawancara dilakukan kepada Bapak H. Kunji, Bapak H. Kunji adalah warga
Dusun Kanyere Desa Kutamukti. Bapak H. Kunji ini merupakan petani padi yang
mengurus sawahnya sendiri tanpa bantuan petani pengarap. Wawancara lainnya
dilakukan pada tanggal 24 November kepada Bapak Daus, Bapak Daus adalah
warga Dusun Poris Desa Kutamukti yang merupakan petani pemilik sawah yang
mengurus sawahnya sendiri sama seperti Bapak H. Kunji. Wawancara lainnya di
tanggal 24 November adalah kepada Ibu Hj. Rohanah. Ibu Hj. Rohanah adalah
warga Dusun Ciagem Desa Jayamakmur. Sedangkan pada tanggal 26 November
2014, peneliti datang ke Desa Kemiri untuk melakukan wawancara dengan Bapak
Jamal. Selanjutnya pada tanggal 26 dan 27 November 2014, peneliti melakukan
wawancara kepada Ibu Hj. Habibah dan Bapak Endih. Ibu Hj. Habibah dan Bapak
Endih adalah warga Dusun Citeureup Desa Kutamukti.
Wilayah objek penelitian adalah Kecamatan Rengasdengklok, Kecamatan
Kutawaluya, Kecamatan Jayakerta. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan
Rengasdengklok pada tahun 1999 dimekarkan menjadi Kecamatan
Rengasdengklok dan Kecamatan Kutawaluya, lalu dimekarkan kembali menjadi
Kecamatan Jayakerta. Sampel narasumber tersebut diambil dari masing-masing
tiga kecamatan yang sebelum tahun 1998 merupakan termasuk dalam wilayah
administratif Kecamatan Rengasdengklok.
3.4 Kritik Sumber
Setelah pengumpulan sumber penelitian selesai, yaitu baik sumber tulis
maupun lisan, langkah berikutnya yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung menerima informasi data yang diperoleh dengan begitu saja sebelum
dilakukan kriktik terhadap sumber-sumber sejarah tersebut. Kritik tersebut
dilakukan kepada sumber tulisan maupun lisan. Luccy (dalam Sjamsuddin, 2007,
hlm. 133) mengemukakan bahwa ada lima pertanyaan yang harus digunakan
untuk memperoleh kejelasan dan keamanan mengenai sumber-sumber yang
didapatkan, yaitu:
1. Siapa yang mengatakan itu?
2. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?
3. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang
kompeten, apakah ia mengetahui fakta?
4. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya dan memberikan
kepada kita fakta yang diketahuinya itu?
Kritik sumber terdiri atas dua bagian, kritik eksternal dan kritik
internal (Sjamsuddin, 2007, hlm. 131).
3.4.1Kritik Eksternal
Kritik eksternal merupakan cara melakukan pengujian terhadap aspek-aspek
luar dari sumber sejarah. Sama halnya dengan apa yang diungkapkan oleh
Sjamsuddin (2007, hlm.137), bahwa:
Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak.
Kritik eksternal dilakukan untuk menilai dan menguji kelayakan
sumber-sumber yang dijadikan bahan penunjang penulisan skripsi dari aspek luarnya,
sebelumnya telah dilihat dari aspek isinya. Dalam melakukan kritik terhadap
sumber lisan, ada beberapa yang harus diperhatikan adalah tokoh yang menjadi
narasumber, umur, serta daya ingatnya. Kritik eksternal dilakukan untuk
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melaksanakan kritik eksternal pada sumber tertulis, peneliti
melakukannya terhadap sumberdokumendanlaporantahunanKabupatenKarawang
yang dikeluarkan pada masapemerintahan Orde Baru.
Dokumentersebutberupasebuahcatatan yang
dikeluarkanpemerintahKabupatenkarawangpadatahun 1980,
juduldokumentersebutadalahKabupatenKarawangtahun
1980/1981.PenelitimendapatkandokumeninidarikantorArsipdanDokumentasiKabu
patenKarawang. Jikamelihattahunterbitdandarimanaditerbitkannya,
penelitimeyakinibahwadokumentersebutadasejakmasapemerintahanOrdeBaru,
dilihatdariwarnakertas yang menguningmenandakanbahwadokumenitusudah lama
atausudahusang.Selainitu, jikadilihatdarijenisalat yang digunakanuntukmenulis di
dokumentersebutadalahmesinketik, dimanadisetiaptulisanbelumsebagus, rata,
sepertihasilketikanpadakomputermaupun laptop.Dari
dokumentersebutpenelitimendapatkan data otentiksejarah yang
merupakansumbersejaman yang
sangatpentinguntukpenulisansejarahatauhistoriografi.
Selaindokumen, penelitijugamendapatkantulisan yang
dikeluarkanolehpemerintahKabupatenKarawangkhusunyaDinasPertanianTanaman
PanganKab.Karawang,
yakniberupalaporantahunan.Laporantahunantersebutdibuatpadatahun 1993,
dimana di
dalamlaporantersebutdimuatperkembanganKabupatenKarawangdalamangka.Misal
nya, perkembanganpertanian, hasilpanenpertanian,
jumlahtanahproduktifpertanian, maupunjumlahpenghasilansektorlain, dll.Dari
laporantersebutpenelitimeraih data otentikmengenaiperkembanganpertanianpadi
di KabupatenKarawangkhususnyaKecamatanRengasdengklokdalamkurunwaktu
1993.
Sedangkan dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber lisan, peneliti
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Narasumber tersebut telah di seleksi oleh peneliti melalui uji kelayakan, misalnya
seperti memperhatikan tingkat daya ingat narasumber, hal tersebut dikarenakan
rata-rata umur narasumber 50 tahun ke atas, sehingga dalam memberikan
kesaksian atau informasi yang diberikan tidak terdapat kesalahan. Kritik eksternal
tersebut dilakukan kepada narasumber petani padi di antaranya kepada Bapak H.
Yakub, umur beliau 50 tahun, ia menjadi petani padi sejak tahun 1994 sampai
sekarang. Selanjutnya kepada Bapak Daus, bapak Daus saat ini berusia 72 tahun,
ia menjadi petani padi sejak tahun 1970-an. Secara garis besar, narasumber yang
telah diwawancara adalah masyarakat petani yang hidup dan menjadi petani mulai
dari awal pemerintahan Orde Baru maupun yang menjadi petani saat pertengahan
pemerintahan Orde Baru hingga yang menjadi petani pada saat akhir
pemerintahan Orde Baru. Dengan begitu, kritik eksternal terhadap sumber tulis
maupun lisan telah peneliti lakukan untuk menjaga kedribilitas dan validitas
sumber-sumber tersebut.
3.4.2Kritik Internal
Setelah melakukan kritik eksternal, langkah yang harus dilakukan
berikutnya adalah kritik internal. Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik
ekternal, kritik internal merupakan penilaian aspek dalam, yaitu sumber sejarah
setelah sebelumnya disaring melalui kritik eksternal (Sjamsuddin, 2007, hlm.
143). Dalam melakukan kritik internal, peneliti melakukan perbandingan antara
isi sumber tertulis yang satu dengan sumber tertulis lainnya yang memiliki isi
bahasan serupa. Kritik ini dilakukan bertujuan untuk mempertanyakan kredibilitas
dan realibilitas terhadap isi sumber atau teks. Pada proses kritik internal peneliti
melakukannya dengan cara cross check dengan membandingkan data dan fakta
yang terdapat pada sumber-sumber yang telah dikategorikan baik dalam sumber
skripsi, jurnal, buku, maupun sumber tertulis lainnya.
Kritik internal dilakukan pada buku James C. Scott yang berjudul Moral
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa) yang ditulis oleh S.M.P
Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi. Kedua buku ini memiliki
kesamaanpandanganterkaitmasalahpolapenguasaantanah. James C. Scott
mengemukakanbahwanegaramenjaminhakmilikatastanahtelahsemakinmengurangi
faedahdaripemupukansuatukliensetempat yang
kuatsebagaialatkekuasaan.Dengandemikian,
padakenyataannyadalamhubunganantaratuantanahdanpenyewa,
yaknitingkateksploitasimerupakanfungsidaripergeseranperimbangankekuasaan di
perdesaan. SementaraituSoemardjan di dalambuku S.M.P Tjondronegoro, yang
menyebutkanbahwapolapenguasaantanahtradisional di Jawa yang
umumnyamemberikanhakistimewakepadapemiliktanah.Dalamhalinicontohnya
adalahkepaladesa di Kabupaten Karawang,
masing-masingkepaladesaberhakmendapatkantanah yang merupakan perangkat
desadimanaiamenjabat.
Disebutkan bahwa ketimpangan sosial-ekonomi dalam kehidupan antar
petani adalah akibat sistem kepemilikian tanah yang merupakan fenomena sosial
yang terjadi pada masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Dalam proses
kritik internal, penulis juga harus cermat dalam membandingkan isi kedua buku
tersebut. Penulis harus menilai apakah buku-buku tersebut banyak memuat unsur
subjektivitas penulisnya atau tidak. Hal ini penting dilakukan untuk
meminimalisir tingkat subjektivitas dalam penelitian ini, sehingga interpretasi
peneliti akan lebih objektif.
Kritik internal juga peneliti lakukan kepada sumber lisan melalui
narasumber yang diwawancarai. Hal tersebut diuji dari apa yang telah dikatakan
ketika peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan wawancara. Kritik internal
kepada narasumber dilakukan untuk meminimalisir unsur subjektivitas sehingga
hasil wawancara dapat dikatakan memiliki kredibilitas dan validitas yang tinggi.
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan kritik sumber, tahap selanjutnya yang dilakukan oleh
peneliti ialah memberikan interpretasi. Pada tahap interpretasi atau penafsiran ini,
merupakan tahap pemberian tafsiran terhadap fakta-fakta yang telah didapatkan
oleh peneliti sehingga menghasilkan sebuah temuan yang kemudian dituliskan
dengan utuh. Dalam melakukan interpretasi, peneliti melakukan penafsiran
sintetis yaitu dengan menggabungkan beberapa faktor yang menjadi pemicu
sejarah karena tidak ada satu kategori penyebab tunggal yang cukup untuk
menjelaskan semua fase serta periode dalam pemkembangan sejarah (Barnes
dalam Sjamsuddin, 2007, hlm. 170).Dalam upaya rekonstruksi sejarah masa
lampau, pertama-tama interpretasi memiliki makna memberikan kembali relasi
antar fakta-fakta. Tahapan tersebut ialah untuk mencari dan membuktikan adanya
relasi antara fakta yang satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk suatu
rangkaian makna faktual dan logis tentang Hubungan Patron dan Klien Petani
Padi di Kecamatan Rengasdengklok pada tahun 1974-1998.
Cara yang dilakukan peneliti dengan membandingkan berbagai sumber, hal
ini berguna untuk mengantisipasi penyimpangan informasi yang berasal dari
narasumber. Dari hubungan antara sumber dan fakta inilah kemudian dijadikan
sebagai dasar untuk membuat penafsiran.Interpretasi telah memberikan eksplanasi
terhadap fenomena sejarah. Interpretasi menjelaskan argumentasi-argumentasi
jawaban peneliti terhadap pertanyaan-pertanyaan kausal, misalnya mengapa dan
bagaimana peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala di masa lampau bisa terjadi.
Setelah sumber-sumber tersebut berhasil melalui tahapan kritik sumber (internal
dan ekstenal), yang dilakukan dengan upaya menyusun dan tahap rekonstruksi
terhadap data dan fakta sejarah.
Sumber-sumber yang ditafsirkan terutama berupa informasi berasal dari
masyarakat petani padi, masyarakat non petani padi setempat yang diwawancarai
oleh peneliti dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lainnya,
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan untuk mengantisipasi data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut
tidak mengalami abrasi atau penyimpangan.
Penelitian skripsi yang berjudul Patron dan Klien Petani Padi di
Rengasdengklok pada tahun 1974-1998 ini, interpretasi peneliti berikan adalah
melakukan penafsiran terhadap data-data dan fakta-fakta yang sudah diperoleh
dari hasil studi literatur. Sebagai contoh, dalam interpretasi yang dilakukan oleh
penulis adalah mengenai Orde Baru dengan kesuksesannya pada pertanian padi
dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakatnya. PemerintahanOrde Baru yang
telah mampu melakukan swasembada pangan nyatanya tidak serta merta membuat
rakyatnya mendapatkan kemakmuran yang merata. Karena seiring berjalannya
waktu, fakta-fakta mengatakan bahwa hanya golongan tertentu yang menikmati
hasil dari keberhasilan tersebut. Di dalam pertanian masih tetap ada sistem
penguasaan tanah yang timpang sehingga menimbulkan ketimpangan sosial
maupun ekonomi yang terjadi pada para petani. Upah minim, namun sayangnya
pertanian merupakan penyedia lapangan pekerjaan paling banyak.
Peneliti juga memberikan interpretasi terhadap sumber lisan yang diraih dari
wawancara kepada narasumber. Di dalam wawancara, peneliti menggunakan
teknik wawancara terencana dan wawancara tak terencana. Yang artinya peneliti
sudah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk dipertanyakan kepada narasumber
ketika wawancara, ditambah dengan wawancara tak terencana yang peneiliti
tanyakan secara spontan kepada narasumber ketika peneliti mendengar fakta, data
diluar perkiraan peneliti. Pertanyaan wawancara tidak terencana ini biasanya
berbeda antara petani satu dengan lainnya, karena masing-masing petani memiliki
jawaban yang bervariasi.
Pada kaitannya, peneliti memposisikan penulisan sebagai sejarah sosial.
Karena perhatian utama pada sejarah sosial ialah bagaimana masyarakat
mempertahankan dirinya, mengatur hubungan sesamanya, dan bagaimana pula
memecahkan masalah dalam berhadapan dengan lingkungannya (alamiah atau
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejarah yang terlalu dipentingkan tetapi pola dari perilaku itu. Bagaimanakah
kaitan antara pelaku yang menghasilkan ‘event’, yang merupakan bahan cerita
sejarah dengan situasi sosial yang mengitarinya (Abdullah dalam Mulyana, 1990,
hlm. 316).
3.6Historiografi
Tahap terakhir dalam metode historis ini adalah historiografi atau penulisan
sejarah setelah sebelumnya melakukan langkah awal berupa heuristik atau
pengumpulan sumber-sumber sejarah, lalu melakukan kritik (kritik eksternal dan
kritik internal), dilanjutkan dengan memberikan interpretasi atau penafsiran.
Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil
penelitian sejarah yang telah dilakukan (Abdurahman, 2007, hlm. 76).
Dapat diartikan bahwa historiografi adalah penulisan sejarah hasil penelitian
yang dilakukan oleh seorang sejarawan setelah sumber-sumber sejarah selesai
diberikan sebuah analisis, serta diinterprestasikan dan dituangkan ke dalam bentuk
tulisan. Peneliti menyajikan hasil analisis dan interpretasi atau penafsirannya
terhadap topik pembahasan Patron dan Klien Petani Padi di
Rengasdengklokpadatahun1974-1998ke dalam bentuk penulisan sejarah atau
historiografi. Penulisan tersebut disusun secara kronologis hingga alur peristiwa
sejarah dapat dipahami bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Selain itu, di dalam
historiografi juga dimuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta riwayat hidup
peneliti.
Daftar pustaka merupakan kegiatan mencantumkan semua sumber yang
berbentuk tulis yakni seperti skripsi, jurnal, buku, dan dokumen. Penulisan daftar
pustaka dilakukan secara berurutan sesuai hurup alphabet tanpa nomor urut.
Selanjutnya lampiran-lampiran, lampiran berisi mengenai teknis penelitian
berupaSK pembimbing skripsi, surat ijin penelitian, surat pernyataan wawancara,
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidup memuat informasi tentang peneliti berupa nama lengkap, tempat tanggal
lahir, serta riwayat pendidikan ke dalam bentuk uraian singkat.
Dalam melakukan historigrafi, peneliti menggunakan sistem penulisan
karya ilmiah berdasarkan pedoman yaitu Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
UPI Tahun 2014. Pada buku pedoman tersebut dijelaskan cara dan struktur
penulisan karya ilmiah, dalam hal ini skripsi. Sesuai dengan rekomendasi di
lingkungan UPI, penulisan sistem karya ilmiah yang digunakan adalah sistem