LIKUIDASI BERANGSUR
Likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya di ketahui secara bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan berarti sisa kas yang ada adalah haknya sekutu.
Untuk menentukan besarnya bagian kas
masing-masing sekutu dapatdi hitung dengan
2 cara:
Perhitunga
n
Pembagian
Kas
Program
Pembagian
Perhitungan Pembagian Kas
Prosedur Pembagian Kas:
Menghitung saldo bersih masing-masing
sekutu setelah selesai pelunasan utang pada
pihak ketiga
Menghitung rugi potensial yang maksimal
Membagi rugi potensial
Menghitung saldo modal bersih
masing-masing
sekutu
setelah
diperhitungkan
dengan rugi potensial
Contoh 6
AKTIVA
Kas Rp 25.000.000
Piutang Dagang Rp 90.000.000
Persediaan Rp 100.000.000
Aktiva Tetap Rp 85.000.000
Total Aktiva Rp 300.000.000
PASIVA
Utang Dagang Rp 90.000.000
Utang A Rp 13.000.000
Modal, A Rp 20.000.000
Modal, B Rp 32.000.000
Modal, C Rp 70.000.000
Modal, D Rp 75.000.000
Proses likuidasi tersebut berlangsung selama 3 bulan, yaitu :
Januari:
Semua piutang dagang berhasil direalisasi sebesar Rp 86.000.000. Setelah semua utang kepada pihak
ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan disisakan Rp 2.000.000
Februari:
Semua persediaan berhasil direalisasi sebesar Rp
90.000.000. Kas langsung dibagi engan menyisakan Rp 1.000.000.
Maret:
Tabel 4.7
Persekutuan ABCD
Tabel 4.8
Penjelasan:
Rugi Potensial:
Rugi Potensial yang maksimal terdiri atas:
- Nilai Buku aktiva non kas yang belum diuangkan: Persediaan Rp 100.000.000 Aktiva Tetap Rp 85.000.000
Jumlah aktiva non kas Rp 185.000.000 - Kas yang tidak dibagi Rp 2.000.000 Jumlah Rugi Potensial Rp 187.000.000 Dibagi:
A = 15% x Rp 187.000.000 = Rp 28.050.000 B = 20% x Rp 187.000.000 = Rp 37.400.000 C = 35% x Rp 187.000.000 = Rp 65.450.000 D = 30% x Rp 187.000.000 = Rp 56.100.000 Pembagian Defisit:
Defisit B Rp 6.200.000 Dibagi:
Tabel 4.9
Penjelasan:
1. Pembagian Rugi Potensial: Rugi potensial:
- Aktiva Tetap yang belum diuangkan Rp 85.000.000 - Sisa kas yang tidak dibagi Rp 1.000.000
Jumlah rugi potensial Rp 86.000.000
Pembagian Kas Ke-3
Kas yang tersedia dibagi:
- Sisa dari pembagian ke-2 Rp 1.000.000 - Hasil realisasi terakhir Rp 79.000.000
Jumlah Rp 80.000.000
Pembagian:
A = 15% x Rp 80.000.000 = Rp 12.000.000 B = 20% x Rp 80.000.000 = Rp 16.000.000 C = 35% x Rp 80.000.000 = Rp 28.000.000 D = 30% x Rp 80.000.000 = Rp 24.000.000
Bulan Januari:
1. Untuk mencatat realisasi piutang dagang sebesar
Rp 90.000.000 dengan realisasi sebesar Rp 86.000.000 dan membagi rugi realisasi sebesar Rp 4.000.000
Piutang Dagang Rp 90.000.000
2. Untuk mencatat pelunasan utang dagang:
3. Untuk mencatat pembagian kas yang pertama: Utang A Rp 3.187,50o
Modal, C Rp 437.500 Modal, D Rp 15.375.000
Bulan Februari:
1. Untuk mecatat realisasi persediaan sebesar Rp 100.000.000 dengan
nilai realisasi bersih Rp 90.000.000 dengan rugi Rp 10.000.000 Kas Rp 90.000.000
2. Untuk mencatat pembagian kas sebesar Rp 91.000.000:
Utang A Rp 9.812.500
Modal, A Rp 5.000.000
Modal, B Rp 12.000.000
Modal, C Rp 34.562.500
Modal, D Rp 29.625.000
Bulan Maret:
1. Untuk mencatat realisasi aktiva tetap dengan nilai buku Rp 85.000.000 dengan nilai realisasi bersih Rp 79.000.000 dengan rugi 6.000.000:
Kas Rp 79.000.000
Program Pembagian Kas
Prosedur penyusunan rencana program
pembagian kas:
1.
Menghitung saldo modal bersih
masing-masing sekutu.
2.
Menghitung kemampuan masing-masing
sekutu
untuk
menanggung
rugi
persekutuan.
3.
Menyusun urutan (ranking) kemampuan
masing-masingsekutu
didalam
menanggung rugi dan menghitung selisih
antar ranking tersebut.
4.
Menyusun urutan prioritas pembagian kas
Contoh 7
AKTIVA
Kas Rp 25.000.000,00
Piutang Dagang Rp 90.000.000,00
Persediaan Rp 100.000.000,00 Aktiva Tetap Rp 85.000.000,00 Total Aktiva Rp 300.000.000,00
PASIVA
Utang Dagang Rp 90.000.000 Utanng – A Rp 13.000.000 Modal, A Rp 20.000.000
Modal, B Rp 32.000.000 Modal, C Rp 70.000.000 Modal, D Rp 75.000.000
Proses Likuidasi tersebut berlangsung selama 3 bulan, yaitu:
Januari:
Semua piutang dagang berhasil direalisasi sebesar Rp 86.000.000,00. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan disisakan Rp 2.000.000,00 untuk realisasi berikutnya.
Februari:
Semua persediaan berhasil direalisasi sebesar Rp 90.000.000,00. Kas langsung dibagi dengan
menyisakan Rp 1.000.000,00.
Maret:
Prioritas ke-1
Apabila tersedia kas sampai dengan 9.000.000 maka semuanya untuk sekutu yang berada pada ranking 1, yaitu D. Apabila prioritas pertama ini sudah terpenuhi maka kalau masih tersedia kas, kas akan dibagi untuk prioritas kedua.
Prioritas ke-2
Pembagian kas untuk prioritas kedua ini baru dilakukan apabila hak prioritas pertama (kesatu) sebesar Rp
9.000.000 sudah terpenuhi. Jadi pembagian untuk prioritas kedua ini baru dilakukan apabila kas yang
dibagi melebihi Rp 9.000.000. Apabila prioritas pertama sudah terpenuhi maka apabila tersedia kas sampai
A = 15 bagian atau 1/3 (=15/45) D = 30 bagian atau 2/3 (=30/45) Jmlh= 45 bagian
Apabila prioritas kedua ini sudah terpenuhi dan masih tersedia kas maka akan dibagi untuk prioritas ketiga.
Perioritas Ke-3
Pembagian kas untuk prioritas ketiga baru
dilakukan apabila hak prioritas pertama dan kedua sudah terpenuhi, yaitu:
Jadi pembagian kas untuk prioritas ketiga ini baru dilaksanakan apabila jumlah kas yang dibagi melebihi jumlah Rp 18.000.000
Apabila kedua prioritas tersebut sudah terpenuhi maka apabila tersedia kas sampai dengan Rp 32.000.000 akan dibagi untuk prioritas ketiga. Rasio pembagian rugi-laba:
A = 15 bagian C = 35 bagian D = 30 bagian
jmlh = 80 bagian
Prioritas Terakhir:
Pembagian kas untuk prioritas terakhir ini baru dilaksanakan apabila hak prioritas sebelumnya sudah terpenuhi, yang dalam contoh ini adalah: