• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN. Bimtek Audit Sektor Perhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN. Bimtek Audit Sektor Perhubungan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013

DAN

KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG

PERHUBUNGAN

(2)

KEBIJAKAN PENGAWASAN

ITJEN 2013

(3)

Tugas Fungsi Itjen Kemenhub

(Permenhub No. KM 60 Tahun 2010)

Tugas :

Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Fungsi :

1.  Perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kemenhub;

2.  Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kemenhub terhadap

kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3.  Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Menhub;

4.  Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kemenhub; dan

(4)

Tugas Fungsi Inspektorat

(I, II, III, IV dan V)

Tugas : Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengawasan di bidang pemberantasan KKN, penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dan penanggulangan hambatan kelancaran pembangunan serta pengawasan terhadap tugas dan fungsi baik pemerintahan maupun pembangunan.

Fungsi :

1. Pelaksanaan perumusan rencana dan program kerja pengawasan;

2. Pelaksanaan pemeriksaan, penilaian dan pengujian terhadap

pelaksanaan tugas dan fungsi;

3. Pelaksanaan perumusan kebijakan serta pelaksanaan pengawasan di

bidang pemberantasan KKN dan penanggulangan hambatan kelancaran pembangunan;

4. Pelaksanaan pengusutan kebenaran laporan atau pengaduan tentang

penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang;

5. Pelaksanaan perumusan laporan hasil pengawasan;

6. Pelaksanaan tugas pengawasan lain atas petunjuk Menhub sesuai

(5)

Struktur Organisasi

Inspektorat Jenderal

INSPEKTORATJENDERAL SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL BAGIAN PERENCANAAN

SUB BAGIAN PROGRAM & ANGGARAN

SUB BAGIAN DATA & EVALUASI

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN HUKUM & UMUM

SUB BAGIAN PEMBIAYAAN &

PENGGAJIAN

SUB BAGIAN TATA USAHA & PERJALANAN

SUB BAGIAN ANALISA & TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL AUDIT I

SUB BAGIAN ANALISA & TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL AUDIT II BAGIAN KEPEGAWAIAN

& HUKUM BAGIAN KEUANGAN & TATA USAHA

BAGIAN ANALISA & TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL AUDIT

INSPEKTORAT I AUDITOR SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II AUDITOR SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT II INSPEKTORAT III AUDITOR SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT III INSPEKTORAT IV AUDITOR SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT V AUDITOR SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT V

(6)

PARADIGMA BARU

BIDANG PENGAWASAN

LAMA BARU

WATCHDOG Consultant

Memberikan advise dalam

pengelolaan sumberdaya organisasi.

Quality Assurance

Memberikan keyakinan/sebagai penjamin terwujudnya tujuan organisasi sesuai target/sasaran dan peraturan perundangan yang

berlaku

Catalist

Sebagai fasilitator dan agen perubahan yang mendorong perubahan ke arah lebih baik

Pengawasan ditujukan untuk mendapatkan temuan

(7)

Lingkup/Wilayah Pengawasan

Inspektorat I   Inspektorat II   Inspektorat III   Inspektorat IV   Inspektorat V  

KTR PUSAT Phb. DARAT   KTR PUSAT Phb. LAUT   KTR PUSAT Phb. UDARA   BDN LITBANG   SETJEN  

ITJEN   MAHPEL   JAMBI   B D N P E N G E M SDM  

D I T J E N PERKERETAAPIAN  

NAD   DKI JAKARTA   BENGKULU   SUMSEL   RIAU  

SUMUT   JATIM   LAMPUNG   JATENG   KEPULAUAN RIAU  

DKI JAKARTA   BALI   BABEL   NTT   SUMBAR  

DIY   KALBAR   JABAR   KALTIM   BANTEN  

NTB   SULTENG   KALTENG   KALTARA GORONTALO  

KALSEL   PAPUA   SULSEL   SULTRA SULBAR  

(8)

Auditi Inspektorat III di KALTENG dan

Rencana Melakukan Audit (RMA) Tahun 2013

No.   AUDITI   RMA  

1.   Satker Pengembangan LLAJ Kalteng Maret  

2.   Balai Lalu Lintas Jalan, Sungai, Danau & Penyeberangan Palangkaraya Mei  

3.   Satker Pengembangan LLASDP Kalimantan Tengah Oktober  

4. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kuala Pembuang Maret  

5. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pulau Pisang Mei  

6. Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit Mei  

7. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kumai Juli  

8. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sukamara Juli  

9. Bandar Udara Beringin di Muara Teweh Maret  

10. Bandar Udara Kuala Pembuang Maret  

11. Bandar Udara Tumbang Samba Maret  

12. Bandar Udara Sanggu Maret  

13. Bandar UdaraTjilik Riwut Mei  

14. Bandar Udara Kuala Kurun Mei  

15. Bandar Udara . Asan di Sampit Mei  

(9)

STANDAR AUDIT

DAN

KODE ETIK AUDIT APIP

Standar Audit APIP

Kode Etik APIP

Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Nomor :

SK.20/KP.802/ITJEN-2012

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 596 Tahun 2011

(10)
(11)

Jenis Audit pada Inspektorat Jenderal

Kementerian Perhubungan

Audit

Audit Kinerja Audit Dengan Tujuan Tertentu Audit Pengadaan Barang dan Jasa Audit Investigasi Audit Khusus Audit Perencanaan dan Manfaat Audit Pelayanan Publik Audit thd Masalah yang menjadi fokus

perhatian Kemenhub

(12)

PROBITY AUDIT

1. PROBITY DIARTIKAN SEBAGAI INTEGRITAS (INTEGRITY), KENENARAN (UPRIGHTNESS), DAN KEJUJURAN (HONESTY)

2. PROBITY TIDAK HANYA DIGUNAKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KORUPSI ATAU KETIDAKJUJURAN, TETAPI JUGA UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PROSES PENYELENGGARAAN KEGIATAN SEKTOR PUBLIK SEPERTI PROSES PENGADAAN BARANG/JASA, PEJUALAN ASSET, PEMBERIAN SPONSOR/HIBAH TELAH DILAKSANAKAN SECARA WAJAR, OBYEKTIF, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL.

3. PROBITY AUDIT dilakukan terutama terhadap paket pekerjaan yang bersifat strategis , dalam pelaksanaannya dilakukan bersamaan proses pengadaan barang/jasa atau segera setelah proses pengadaan barang/jasa terjadi (real time). Teknik probity audit lebih diutamakan pada peninjauan fisik, observasi, wawancara, diskusi, tanpa mengesampingkan teknik-teknik audit yang lain.

(13)

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR PADA PELAKSANAAN PROBITY AUDIT :

1. AUDITOR diberikan kewenangan untuk mengakses secara penuh seluruh catatan, personil (Pengelola Anggaran, Unit Layanan Pengadaan, Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, Kontraktor dan pihak terkait lainnya yang terkait dengan pengadaan barang/jasa), mengamati risalah-risalah pertemuan, kunjungan lapangan, dan mengcopy dokumen yang relevan ;

2.  Pelaksanaan Probity Audit tidak memindahkan tanggung jawab pelaksanaan

pengadaan barang/jasa dari ULP/PA/KPA/PPK kepada Auditor ;

3.  Tanggung jawab pengadaan barang/jasa termasuk kebenaran data sepenuhnya

menjadi tanggung jawab instasi auditian. Tanggung jawab auditor terbatas pada hasil audit, pendapat dan/saran yang diberikan kepada auditan sebagai pelaksana pengadaan barang/jasa.

(14)

PRINSIP-PRINSIP PROBITY AUDIT

1. EFISIEN dan EFEKTIF

belanja pengadaan barang/jasa dapat memaksimalkan nilai uang (best value for public maney)

2.  TRANSPARAN

terbuka, adil/tidak diskriminatif, dan bersaing

3.  AKUNTABEL

seluruh proses pengadaan barang/jasa dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku

4.  BEBAS BENTURAN KEPENTINGAN

proses pengadaan barang bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)

(15)

KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG

TRANSPORTASI

(16)

PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Urusan Pemerintahan

Yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah

Politik luar negeri Pertahanan dan Keamanan

Yang dibagi bersama antar tingkatan dan/ atau susunan

Pemerintahan

Terdiri atas 31 bidang urusan antara lain bidang Perhubungan

Berdasarkan kriteria:

Ø  Eksternalitas,

Ø  Akuntabilitas dan

(17)

Pembagian Urusan Pemerintahan

Bidang Perhubungan

Sub Bidang Pemerintah Pusat Pemerintahan Daerah Provinsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Perhubungan Darat 138 48 57 Perhubungan Laut 26 38 41 Perhubungan Udara 102 38 3 Perkeretaapian 31 11 11

(18)

Contoh Pelaksanaan PP. 38 tahun 2007

Pembagian Urusan Pemerintahan

Bidang Perhubungan

Sub Bidang Pemerintah Pusat Pemerintahan Daerah Provinsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Perhubungan Darat - - Pembangunan terminal angkutan barang Pengoperasian terminal angkutan barang Perhubungan Laut Pemberian Izin pembangunan dan pengadaan kapal di atas GT 300. Pelaksanaan pe- n g u k u r a n k a p a l s a m p a i d e n g a n GT 300 ditugaskan p e m b a n t u a n k a n kepada provinsi.

Penerbitan pas perairan daratan.

(19)

Sub Bidang Pemerintah Pusat Pemerintahan Daerah Provinsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Perhubungan Udara P e n e t a p a n / I z i n pembangunan ban- dar udara umum y a n g m e l a y a n i pesawat udara ≥ 30 tempat duduk. Pemberian reko- mendasi peneta- p a n / i z i n p e m b a - n g u n a n b a n d a r udara umum yang melayani pesawat

udara ≥ 30 tempat

duduk.

Penetapan/izin pem- b a n g u n a n b a n d a r udara umum yang m e l a y a n i p e s a w a t udara < 30 tempat duduk. Perkereta apian Penetapan jalur kereta api khusus jaringan melebihi satu provinsi.

P e n e t a p a n j a l u r kereta api khusus y a n g j a r i n g a n m e l e b i h i s a t u w i l a y a h k a b u p a - ten dalam provinsi

Penetapan jalur kereta a p i k h u s u s y a n g j a r i n g a n d a l a m wilayah kapubaten/ kota.

(20)

DANA PERIMBANGAN

Dana yang bersumber dari Pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan Desentralisasi dan

bertujuan untuk menciptakan keseimbangan

keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah.

(21)

Jenis-jenis Dana Perimbangan

•  Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi

D A U

(Dana Alokasi Umum)

•  Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional

D A K

( Dana Alokasi Khusus)

•  Dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan

kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi

D B H

(22)

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Dasar Hukum :

1.  UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo. UU

Nomor 12 Tahun 2008

2.  UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

3.  PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

4.  Permenkeu Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan

Alokasi Dana Alokasi Khusus TA 2013.

(23)

DAK Bidang Keselamatan

Transportasi Darat

Dialokasikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Kab/

Kota guna menurunkan tingkat kecelakaan pada lalu lintas

angkutan jalan dalam rangka melaksanakan rencana aksi

Road map to zero accident .

Lingkup Kegiatan : Pengadaan dan pemasangan :

- fasilitas keselamatan jalan

(24)

DAK Keselamatan Transportasi Darat TA 2013

Provinsi Kalimantan Tengah

NO DAERAH NILAI (Rp 000)

1 Prov. Kalimantan Tengah 824.930

2 Kab. Barito Selatan 321.720

3 Kab. Barito Utara 330.050

4 Kab. Kapuas 328.470

5 Kota Palangkaraya 345.620

6 Kab. Barito Timur 346.020

7 Kab. Pulang Pisau 330.750

8 Kab. Gunung Mas 324.050

9 Kab. Lamandau 326.310

10 Kab. Sukamara 330.330

11 Kab. Seruyan 325.280

(25)

Referensi

Dokumen terkait

· Borang Penilaian Program Literasi Maklumat : Post Test 2 ((OPR/PSAS/BR06/PT2/atas talian) bagi kelas Strategi Pencarian Maklumat (pelajar pascasiswazah baharu) Pembatalan

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen teh celup Sariwangi di Kota Denpasar yang meliputi

Laporan keuangan merupakan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja serta kondisi sebenarnya suatu

perkuliahan dalam kelas sesuai dengan rencana perkuliahan yang telah disepakati bersama, sedangkan dosen lainnya dalam kelompok mengamati jalannya perkuliahan. Jika

Selama pengelolaan sampah program HBS (Hijau Bersih Sehat) di RT.16 dan RT.17 Kelurahan Karang Anyar dilaksanakan, terdapat beberapa hambatan- hambatan dalam masyarakat

2). Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam

activity menjadi passivity , tidak dijelaskan oleh Thrax. Namun secara umum, dua penjelasan mengenai kata benda dan kata kerja ini sudah bisa men jelaskan aspek semantik