O ti
lis si Sti
l s Fisk l
t k
O ti
lis si Sti
l s Fisk l
t k
Optimalisasi Stimulus Fiskal untuk
Optimalisasi Stimulus Fiskal untuk
Pemulihan Sektor Riil
Pemulihan Sektor Riil
Badan Kebijakan Fiskal – Departemen Keuangan
Disampaikan Dalam Rapat Kerja Departemen Perindustrian
18 P b i 2009 18 Pebruari 2009
Krisis Global dan Dampaknya Pada
Perekonomian Indonesia
Kondisi Perekonomian Global Masih Mengalami Perubahan
Maret 2007 September 2007 Maret 2008 April 2008 September 2008 Maret 2007 September 2007 Maret 2008 April 2008 September 2008
Penciutan Nilai Aset Beberapa Lembaga Keuangan Dunia Sangat Drastis
RBS
RBS BNP BNP UBSUBS
Nilai
Nilai PasarPasar -- per Q2 2007, $per Q2 2007, $BnBn Nilai
Nilai PasarPasar -- January 20January 20thth2009, $2009, $BnBn
Morgan Morgan Stanley Stanley RBS RBS Deutsche Deutsche Bank
Bank AgricoleAgricoleCredit Credit
Societe Societe Generale
Generale BarclaysBarclays
Paribas
Paribas UnicreditUnicredit UBSUBS
49 120 76 67 80 91 108 93 116 Citigroup Citigroup HSBC HSBC 16 4.6 10.3 17 26 7.4 32.5 26 35 Goldman Goldman Santander Santander JP Morgan JP Morgan 255 165 215 Sachs
Sachs SantanderSantander Credit Credit Suisse Suisse 75 100 116 27 35 64 19 85 97
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia terus direvisi menurun... J an ‐08 O c t ‐08 N ov ‐08 J an ‐09 World 4.4 3.0 2.2 0.5 Pertumbuhan PDB Global (%) U S A 1.8 0.1 ‐0.7 ‐1.6 E urope 1.9 0.2 ‐0.7 ‐2.0 J apan 1.7 0.5 ‐0.2 ‐2.6 C hi 0 0 9 3 8 6 C hina 10.0 9.3 8.5 6.7 India 8.2 6.9 6.3 5.1 AS E AN‐5 6.2 4.9 4.2 2.7 6 8 10 y oy 0 2 4 Pe rs e n , y ‐4 ‐2 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
World Adv anced economies
.... Krisis global menurunkan volume perdagangan dunia
20
o
y Volume Perdagangan Dunia
Pertumbuhan Trade Volume
BALTIC DRY INDEX menunjukkan penurunan biaya pengangkutan laut karena slow demand ….
10 tum buha n y o g g ‐10 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 %, pe rt 6.9 5.8 4.1 6 8 YoY
Perkiraan Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia Tahun 2009 4.1 2.1 4 -2 0 2 4 6 Pert um buhan -2.8 -4
Jan 08 Apr 08 Oct 08 Nov 08 Jan 09
IHSG tertekan dan Nilai Tukar Rupiah terkoreksi …. 12,500 13,000 2,800 3,000 Rp 11,801 EOY 2008 11,500 12,000 2,400 2,600 p , Rp 11,120 10,500 11,000 1 800 2,000 2,200 IDR/USD IHSG [rhs] 9,500 10,000 1,400 1,600 1,800 IDR/USD IHSG [rhs] 1.355,4 8,500 9,000 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 -08 08 09 09 1,000 1,200 1.342,23 1-J a n - 1-F e b - 1-M a r- 1-A p r- 1-M a y - 1-J u n - 1-J u l- 1-A u g - 1-S e p - 1-O c t- 1-N o v - 1-D e c - 1-J a n - 1-F e b
-Kapitalisasi Pasar di BEI dan Transaksi Perdagangan SUN menurun dalam beberapa bulan terakhir……
Transaksi Perdagangan SUN Kapitalisasi Pasar BEI
Perkembangan IHSG dan Kapitalisasi Saham Perkembangan IHSG dan Kapitalisasi Saham
2 Jan '08 - 9 Feb 09 2500 3000 2500 3000 Rp )
Transaksi Perdagangan Harian
6 000 000 1500 2000 HS G 1500 2000 2500 si (T ri li u n R 1.342,23 4,000,000 5,000,000 6,000,000 me 0 500 1000 I 500 1000 1500 K a p it a li sas 1.077T 1,000,000 2,000,000 3,000,000 Vo lu m 0 2- Jan-08 2- Feb-08 2- Mar-08 2- Apr-08 2- May-08 2- Jun-08 2- Jul-08 2- Aug-08 2- Sep-08 2- Oct-08 2- Nov-08 2- Dec-08 2- Jan-09 2- Feb-09 500 0 , , Jan 08
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des Jan 09
Bulan
Ekspor dan impor cenderung menurun sejak Juni 2008, baik dari sisi nilai maupun pertumbuhannya.
80% 14,000
%
Juta US$ Perkembangan Ekspor Impor Indonesia
40% 60% 10,000 12,000 , 0% 20% 6,000 8,000 -40% -20% 2,000 4,000 -60% - 2007-J F M A M J J A S O N D 2008-J F M A M J J A S O N D 2009-J
Harga-harga komoditas ekspor Indonesia menurun tajam ……..
Harga Komoditas Pertanian
120 0 130,0 140,0 70,0 80,0 90,0 100,0 110,0 120,0 H M f kt H P t b 40,0 50,0 60,0 ,
Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09
Palm Oil Cot t on Rubber
Harga Manufaktur Harga Pertambangan
110 130 130 150 50 70 90 110
Steel Alumunium Pulp Iron Ore
50 70 90 110
WTI Copper Nickel
30 J an-08 Fe b -0 8 Ma r-0 8 Ap r-0 8 Ma y -0 8 J un-08 Ju l-0 8 A ug-08 Se p -0 8 Oc t-0 8 No v -0 8 De c -0 8 J an-09 Fe b -0 9 30 J an-08 F eb-08 Mar-08 Ap r-0 8 Ma y -0 8 J un-08 Ju l-0 8 A ug-08 S ep-08 Oc t-0 8 No v-0 8 De c-0 8 J an-09 F eb-09
Permintaan Minyak Dunia Menurun karena perlambatan
Perekonomian Dunia (S > D) ÆHarga Minyak terus turun
Perkembangan Suplai dan Permintaan Minyak Dunia 2007-2008 (MBCD) 87 0 88.0 TOTAL DEMAND 82.0 83.0 84.0 85.0 86.0 87.0 TOTAL SUPPLY 81.0 Ja n-07 Fe b-07 Ma r-07 Ap r-07 Ma y-07 Ju n-07 Jul-0 7 Au g-07 Se p-07 Oct-0 7 Nov-0 7 De c-07 Jan-0 8 Feb-08 Ma r-08 Ap r-08 Ma y-08 Ju n-08 Jul-0 8 A ug-08 S ep-08 Oct-0 8 No v-08 De c-08
Pe r k e m bangan Har ga M inyak Inte r nas ional
90 00 105.00 120.00 135.00 W TI ICP
Nymex Fut ures
45.00 60.00 75.00 90.00 30.00 Ja n 0 7 M a r M a y Ju l S e p N o v Ja n 0 8 M a r M a y Ju l S e p N o v Ja n 0 9 M a r M a y Ju l S e p N o v
Pemerintah mengkoreksi pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menjadi 4,0% - 5,0% Pertumbuhan PDB 5 7% 6.3% 6.2% 6.0% 8% 24%
PDB Konsumsi RT Ekspor Investasi Pertumbuhan PDB
5 7%
6.3% 6.2%
6.0%
8% 24%
PDB Konsumsi RT Ekspor Investasi
5.0% 5.7% 5.5% 5.0% 4.0% 4% 6% 16% 5.0% 5.7% 5.5% 5.0% 4.0% 4% 6% 16% 2% 4% 8% 2% 4% 8% 0% 2004 2005 2006 2007 2008* 2009 2009* 0% 0% 2004 2005 2006 2007 2008* 2009 2009* 0%
• Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2009 ke 4,0% - 5,0%, pertumbuhan konsumsi RT diharapkan 4,7%, kisaran pertumbuhan ekspor adalah 0 – 5 % tergantung pada perkembangan perdagangan dan pertumbuhan dunia
• Jika proyeksi pertumbuhan ekspor 0% mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sedikit atas 4%, jika 5% maka proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 4,5%
Dampak Pada Pengangguran & Kemiskinan
10.50 11.00 11.50 12.00
Perkiraan Dampak Pengangguran Terbuka,
2005‐2009 (persen) 7.44 8.87 8.34 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00
Feb Nov Feb Agust Feb Agust Feb Agt Feb Agt
Feb Nov Feb Agust Feb Agust Feb Agt Feb Agt
2005 2006 2007 2008 2009
Tanpa Krisis Krisis Tanpa Kebijakan Krisis Dengan Kebijakan
Fenomena 1999-2005 akan terulang – less job growth with poverty reduction
Perkiraan Kesempatan Kerja 2009
Perkiraan Pertumbuhan
Ek i
5,5 persen 5,0 persen 4,5 persen
Ekonomi
Tingkat Pengangguran 7,9 persen 8,3 persen 8,6 persen
Jumlah Pengangguran (juta orang)
9,09 juta 9,46 juta 9,82 juta
Perkiraan PHK 100.000 150.000 200.000 Pertb Kesempatan 2 2 % 1 87% 1 53% Pertb Kesempatan Kerja 2,2 % 1,87% 1,53% 1% Pertb ekonomi 400.000 375.000 350.000 1% Pertb ekonomi menciptakan Kesempatan Kerja (orang) 400.000 375.000 350.000
Pertumbuhan beberapa penerimaan Perpajakan ( PPh Non Migas, serta PPN Impor dan Domestik) menunjukkan penurunan
50 60 50
Persen Rp Triliun
Realisasi & Pertumbuhan PPh Non Migas (y-o-y)
Realisasi 15 30
Persen Rp Triliun
Realisasi & Pertumbuhan PPN DN (y-o-y)
20 30 40 50 20 30 40 Pertumbuhan (y -o-y) 10 20 5 10 0 10 0 10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
2008 2009 20 -10 0 10 -5 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
2008 2009
Dampak krisis ekonomi telah
-30 -20 -15 -10 80 100 8 10 Persen Rp Triliun
Realisasi & Pertumbuhan PPN Impor (y-o-y)
Dampak krisis ekonomi telah terlihat dari menurunnya
penerimaan PPh Non Migas
0 20 40 60 0 2 4 6 dan PPN. -40 -20 0 -4 -2 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
Penerimaan PPh Non Migas Per Sektor mulai terlihat dipengaruhi dampak krisis global
20 40 60 80 3,0 3,5 4,0 4,5
PPh Nonmigas Sektor Pertambangan
30 40 50 6 0 7,0 8,0 9,0 10,0
PPh Nonmigas Sektor Industri Pengolahan
‐60 ‐40 ‐20 0 20 ‐ 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(%) Triliun ‐10 0 10 20 ‐ 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(%)
Triliun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
80
4,0
PPh Nonmigas Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran PPh Nonmigas Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan 20 40 60 1,0 2,0 3,0 (%) Triliun 10 20 30 40 50 60 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 (%) Triliun 0 20 ‐ 1,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
‐10
0
‐
2,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
Penerimaan PPh Nonmigas Sektoral secara nominal meningkat namun beberapa sektor tumbuh lebih rendah
Penerimaan PPN Per-Sektor juga mulai dipengaruhi dampak krisis global …
40 60 80 100 120 2 5 3,0 3,5 4,0 4,5 n PPN Sektor Pertambangan 20 0 20 40 60 4 0 5,0 6,0 7,0 8,0 n
PPN Sektor Industri Pengolahan
‐60 ‐40 ‐20 0 20 40 ‐ 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(%) Triliu n ‐100 ‐80 ‐60 ‐40 ‐20 ‐ 1,0 2,0 3,0 4,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(%)
Triliu
n
p g p
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009 2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
40 3,0
PPN Sektor Konstruksi
60 5,0 PPN Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
‐30 ‐20 ‐10 0 10 20 30 0 5 1,0 1,5 2,0 2,5 (%) Triliun 60 ‐40 ‐20 0 20 40 1,0 2,0 3,0 4,0 (%) Triliun ‐50 ‐40 ‐ 0,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
‐80
‐60
‐
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2007 2008 2009 Growth 2008 Growth 2009
Penerimaan PPN Sektoral mengalami penurunan baik nominal maupun pertumbuhan
Penerimaan Perpajakan Sektoral (KLUI) Januari 2009 Penerimaan PPh Sektoral 4,2 4,5 5,0 7,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 Triliun Rp Jan 2008 Jan 2009 0,5 2,0 1,9 1,3 0,8 2,3 2,2 1,8 0,0 1,0 2,0 3,0
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Perdagn,Hotel,Restoran Pengangktn&KomunikasiKeu, Real Estate, Jasa Persh.
• Penerimaan PPh untuk semua sektor Jan 2009 mengalami kenaikan dibanding Jan 2008 • Perlambatan pertumbuhan ekonomi belum dirasakan pada Jan 2009 karena masih
menggunakan Pasal 25 tahun sebelumnya
5,7 3,6 5,0 3,7 4,0 5,0 6,0 T riliun Rp Penerimaan PPN Sektoral Jan 2008 Jan 2009 2,6 1,5 0,9 1,1 2,4 1,6 0,9 1,1 0,0 1,0 2,0 3,0 T 18 Pertambangan Industri Pengolahan Konstruksi Perdagn,Hotel,Restoran Pengangktn&KomunikasiKeu, Real Estate, Jasa Persh.
• Penerimaan PPN untuk semua sektor Jan 2009 mengalami penurunan dibanding Jan 2008 • Hal ini disebabkan mulai melambatnya ekspor dan impor
Struktur Belanja Departemen Perindustrian 1200,00 1500,00 600,00 900,00 0,00 300,00 Belanja pegawai 262,85 359,87 314,84 262,01 2006 2007 2008 2009 Belanja pegawai , , , , Belanja barang 522,84 856,91 482,36 1405,54 Belanja modal 215,79 326,67 414,36 95,44 Belanja bansos 43,25 355,93 169,41 0,00 Belanja lain‐lain 0,00 0,00 0,13 0,00
Dukungan dari Departemen Perindustrian untuk mengantisipasi dampak krisis global utamanya dari sisi Regulasi
Stimulus Fiskal 2009 mencapai Rp 71,3 T (1,4% PDB)
1. Penghematan Pembayaran Pajak (Tax Saving)
• Tarif PPh Badan + Orang Pribadi + PTKP Î Rp43 T (0 8% PDB) melalui
• Tarif PPh Badan + Orang Pribadi + PTKP Î Rp43 T (0,8% PDB), melalui penurunan tarif PPh sesuai dengan amandemen UU PPh
2. Subsidi Pajak-BM/DTP kepada dunia usaha/RTS
• PPN eksplorasi Migas, Minyak goreng Î Rp3,5 T (0,07 %PDB)
• Bea Masuk Bahan Baku & Barang Modal Î Rp2,5 T (0,05 %PDB)
• PPh Karyawan Î Rp6,5 T (0,12 %PDB), realokasi dari DTP PPN
• PPh Panas Bumi ÆRp0 8 T (0 02 %PDB)
• PPh Panas Bumi ÆRp0,8 T (0,02 %PDB)
3. Subsidi + Belanja Negara pada Dunia Usaha/Lap. Kerja
• Penurunan harga Solar (Subsidi Solar) Î Rp2,8 T (0,05 %PDB)
• Diskon beban puncak Listrik Industri Î Rp1,4 T (0,03 %PDB)
• Tambahan Belanja Infrastruktur, KUR & BLKÆ Rp10,2 T (0,2% PDB)
Arah Pemberian Stimulus Fiskal Tahun 2009
1. Menjaga konsumsi masyarakat dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui penurunan tarif pajak OP daya beli masyarakat melalui penurunan tarif pajak OP, kenaikan PTKP, kenaikan gaji
PNS/TNI-Polri/Guru/Dosen/Pensiunan/Tunjangan Veteran,
peningkatan alokasi belanja sosial dan subsidi langsung ke RTS dalam APBN 2009
2 M b iki d i d d t h kt h
2. Memperbaiki daya saing dan daya tahan sektor usaha melalui penurunan tarif PPh Badan, pajak-BM DTP,
subsidi energi dan air bersih, kenaikan KUR, PPh 21/25 dan dukungan ekspor melalui ASEI
3. Menangani dampak PHK melalui peningkatan belanja
i f t kt PNPM BLK
Stimulus Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Alokasi (Rp Triliun) Uraian ( p ) A. Perpajakan 24,51. Penurunan tarif PPh OP (35% --> 30%) dan perluasan 13,5 2. Peningkatan PTKP menjadi Rp15,8 juta 11,0
B Belanja Subsidi 1 4
lapisan tarif
B. Belanja Subsidi 1,4
1. Subsidi Pajak (DTP) 1,0
- PPN Minyak Goreng 0,8
- PPN Bahan Bakar Nabati (BBN)( ) 0,2 ,
2. Subsidi Non Pajak 0,4
- Minyak Goreng 0,2
- Obat Generik 0,2
Upaya Menjaga Daya Beli Masyarakat
Penurunan : inflasi, suku bunga, harga BBM, harga bahan baku &
komoditas pokok, serta tarif transportasi publik
Belanja Masyarakat Tetap Tinggi:
Belanja Masyarakat Tetap Tinggi:
• Program2 belanja dan Subsidi langsung ke RTS • Belanja PEMILU legislatif dan PILPRES
Perbaikan penghasilan dan Pensiun Aparatur Negara (Gaji Naik
15% & Gaji ke 13)
Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui
Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui
PNPM (Rp10,3 T)
• Untuk pembangunan Jalan & jembatan, Air Minum Pasar Irigasi Listrik
Minum, Pasar, Irigasi, Listrik
Peningkatan Perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan a.l.
melalui :
• Dana BOS Rp17,3 T, Jamkesmas Rp7,2 T, serta Program Keluarga Harapan Rp1,1 T & BLT Rp3,8 T
Stimulus
untuk
Peningkatan
Daya
Saing serta Daya
Tahan Usaha dan Ekspor
Tahan
Usaha
dan
Ekspor
Alokasi (Rp Triliun) A P j k 18 5 Uraian A. Perpajakan 18,5 1. 18,5 B. Belanja Subsidi 16,4
Penurunan tarif PPh Badan (30% --> 28%) dan Perusahaan masuk bursa --> tarif 5% lebih rendah
j ,
1. Subsidi Pajak (DTP) 12,3
- Bea Masuk Industri 2,5
- PPN Eksplorasi Migas 2,5
- PPh Panas Bumi 0,8
- PPh Pasal 21 6,5
2. Subsidi Non Pajak 4,1
- Penurunan harga Solar Rp300/liter 2,8
- Diskon tarif listrik untuk industri 1,3
- Subsidi bunga untuk Perusahaan Air Bersih 0,015
C. Pembiayaan 2,0
1. PMN kepada Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 1,0
2 PMN kepada Askrindo dan Jamkrindo 1 0
2. PMN kepada Askrindo dan Jamkrindo 1,0
Merupakan dampak dilaksanakannya amandemen UU PPh.
Stimulus tersebut diberikan dalam bentuk:
• Penurunan tarif PPh badan dari 30% menjadi 28% • Penurunan tarif PPh badan dari 30% menjadi 28%
• Penurunan tarif perusahaan masuk bursa sebesar 5% lebih rendah • Insentif pajak untuk perusahaan pada sektor tertentu dan/atau p j p p
berlokasi di daerah tertentu
Lama Baru
Lapisan Tarif (Rp) Tarif Lapisan Tarif (Rp) Tarif 0 - 50 juta 10% Tarif tunggal 28 % (2009) 50 - 100 juta 15% Tarif tunggal 25 % (2010) PPh Badan 50 - 100 juta 15% Tarif tunggal 25 % (2010)
100 juta > 30%
UMKM ≤ 600 juta 10% ≤ 1,8 miliar 10%
1 Fasilitas pembebasan bea masuk (Rp 2 5 T): 1. Fasilitas pembebasan bea masuk (Rp 2,5 T):
• Dalam rangka memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk
kepentingan umum, mendorong sektor riil, dan meningkatkan daya saing industri tertentu di dalam negeri
• Diberikan untuk 14 sektor, yaitu:
Bahan baku dan komponen industri berat Ballpoint
Bahan baku dan komponen untuk PLTU kapasaitas kecil Bahan penolong methylin Mercaptide
B h b k T l tik
Bahan baku susu Telematika
Bahan baku dan komponen industri otomotif Bahan baku industri sorbitol
Komponen elektronika Bahan baku dan peralatan untuk produksi film
Bahan baku dan komponen kapal Listrik
Pesawat terbang Alat Kesehatan
2. Fasilitas subsidi PPN eksplorasi migas (Rp 2,5 T):
• Dengan fasilitas ini diharapkan semakin banyak perusahaan yang
berinvestasi di industri minyak dan gas bumi sehingga produksi migas di
g
berinvestasi di industri minyak dan gas bumi sehingga produksi migas di masa mendatang dapat meningkat
3. Fasilitas PPh panas bumi (Rp 0,8 T):
• Guna meningkatkan kegiatan pengusahaan sumber daya panas bumi untukGuna meningkatkan kegiatan pengusahaan sumber daya panas bumi untuk pembangkit energi
Stimulus Fiskal untuk Peningkatan
Infrastruktur Padat Karya
Infrastruktur Padat Karya
Alokasi (Rp Triliun) Uraian A. Belanja Infrastruktur 7,8 1. 3,4 2. 1 3
Pembangunan Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum Pembangunan Infrastruktur bidang Perhubungan
2. 1,3
3. 1,0
4. 0,7
5. 0,3
6 P b d R h bilit i I f t kt J l U h 0 7
Pembangunan Infrastruktur bidang Perhubungan Pembangunan Infrastruktur bidang Energi
Pembangunan Infrastruktur bidang Perumahan Rakyat Pembangunan Infrastruktur Pasar
6. 0,7
7. 0,3
8. 0,1
Peningkatan Pelatihan bidang Ketenagakerjaan
Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Jalan Usaha Tani dan Irigasi tingkat usaha tani
Rehabilitasi gudang penyimpanan bahan pokok (beras dan ,
B. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 0,6
g g p y p p (
jagung)
Perbandingan Besaran Stimulus Fiskal 2009
-1 1 4 -1 -2 0 2.5 3.0 % PDBStimulus Fiskal di Beberapa Negara
-3,1 -1,4 -2,9 4 8 -2,5 -1,7 -3,5 -2,5 -4 -2 % 1.0 1.5 2.0 -4,8 -8 -6 0.0 0.5
Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam 2009 2009 Forecast
Negara-negara ASEAN melakukan koreksi defisit karena penerimaan turun & Stimulus fiskal di beberapa
negara mencapai di atas
1% PDB p
program stimulus fiskal 1% PDB
KESIMPULAN
1. Perkembangan krisis global berjalan sangat cepat dan pengaruhnya sangat dalam sehingga semua negara perlu melakukan respon segera untuk mengatasinya.
2. Perubahan indikator ekonomi dalam bentuk penurunan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, harga minyak berdampakp kepadap posturp APBN 2009,, khususnyay
penurunan pendapatan negara yang berakibat
meningkatnya defisit APBN.
a. Di bidang fiskal, Pemerintah telah/akan mengambil langkah-g , g g langkah kongkrit mengimplementasikan kebijakan stimulus fiskal dan merencanakan tambahan stimulus fiskal melalui APBN 2009 untuk mengatasi dampak buruk dari krisis
l b l global.
b. Stimulus fiskal dimaksudkan untuk mempertahankan daya beli masyarakat, membangun infrastruktur padat karya, dan
k t d t h d i h