PENDAHULUAN
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semakin meluasnya penggunaan lahan pertanian untuk berbagai kepentingan industri, rata-rata pemilikan lahan pertanian semakin sempit dan pendapatan petani semakin kecil . Kondisi tersebut mengakibatkan isu kemiskinan dan katahanan pangan menjadi persoalan utama bagi petani kecil . Keterbatasan lahan pertanian yang subur, pembangunan pertanian telah mengarah pada pengembangan lahan tadah hujan atau lahan kering, dan lahan marjinal termasuk ekosistem pertanian kawasan pesisir yang merupakan lahan pasir . Menurut DEVENDRA (2006), pada area trersebut di Asia Tenggara termasuk Indonesia terdapat populasi ternak ruminansia yang besar seperti sapi, kerbau, domba dan kambing . Demikian juga populasi ternak non ruminansia seperti babi dan unggas. Sistem usahatani tanaman dan ternak telah umum dilakukan oleh petani dalam rangka untuk meningkatkan produksi pangan, ketahanan pangan dan mencukupi pemenuhan kebutuhan hidupnya .
Sampai dengan saat ini hampir semua ternak sapi potong di Indonesia diusahakan
INTEGRASI USAHATANI TANAMAN DAN TERNAK SAPI
POTONG PADA EKOSISTEM PERTANIAN LAHAN PESISIR
RINI WIDIATI
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta X. Fauna No. 3, Karangmalang, Yogyakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menentukan optimalisasi sumberdaya rumahtangga tani petemak sapi potong di daerah ekosistem pertanian lahan pesisir. Penelitian dilakukan dengan metode survei kepada 50 rumahtangga petani ternak sapi potong sampel yang diambil secara purposive sampling dari dua desa di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo . Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, selanjutnya data yang telah ditabulasi dianalisa secara kuantitatif menggunakan model linier programing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kondisi teknologi yang dikuasai petani, hasil solusi optimal menunjukkan bahwa petani peternak mampu mengolah lahan pasir seluas 2370 m2 dan memelihara temak sapi induk lokal 1,50 UT . Berdasarkan cash flow selama 3 tahun mampu menghasilkan 0,682 UT anak betina pengganti induk dan anak jantan 0,599 UT. Kemampuan memelihara temak sapi potong maksimal dari musim ke musim sebesar 2,489 UT . Alokasi sumberdaya optimal pada kondisi petani dapat meningkatkan pendapatan 16,44% dibanding rata-rata hasil survei . Pengembangan teknologi dalam sistem integrasi tanaman dan ternak harus disesuaikan dengan kemampuan sosio biofisik lingkungannya .
Kata kunci : Usahatani, integrasi tanaman dan sapi potong, alokasi sumberdaya optimal, linier programing, ekosistem pesisir
petani dengan skala kecil-kecil sebagai usaha penunjang dan pelengkap usahataninya (WIDIATI, 2003) . Di sisi lain permintaan akan daging sapi sebagai produk sapi potong terus meningkat melebihi peningkatan suplainya atau populasinya (DIRJEN PETERNAKAN, 2006) . Pengembangan integrasi sistem produksi tanaman dan ternak sapi potong mempunyai peluang pasar dan dapat menjadi program untuk pengentasan kemiskinan di pedesaan . Sistem integrasi tanaman, ternak dan perikanan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, ketahanan pangan dan mengurangi kemiskinan serta dalam rangka menuju pertanian berkelanjutan sudah dipromosikan melalui program FAO sejak tahun 1978 (REYES, 1980) . Integrasi usahatani tanaman dan ternak memberikan kontribusi dalam pengolahan lahan pertanian melalui tenaga ternak dan pupuk kandang yang dapat meningkatkan kesuburan tanah serta dapat mengkonversi sisa-sisa hasil tanaman pertanian untuk produksi ternak. Kenyataannya pada bentang-lahan pasir, sangat miskin akan unsur hara sehingga tanpa adanya suplai pupuk kandang maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik . Berdasarkan hasil penelitian MUSOFI (2006) penggunaan pupuk kandang pada
tanaman
padi, cabe,
dan
bawang
merah
memberikan
peningkatan
produksi
yang
signifikan
dibandingkan dengan
hanya
menggunakan pupuk kimia.
Kendala yang dialami dalam
mengembang-kan sistem integrasi tanaman dan ternak di
daerah tadah hujan atau lahan kering di Asia
Tenggara termasuk Indonesia adalah sering
terjadinya musim kering yang panjang (5-7
bulan), hat ini menyebabkan kendala dalam
pemenuhan hijauan pakan ternak atau
stocking ratetinggi bervariasi 1,3-4,0 per unit ternak,
demikian juga problem mengenai efisiensi dan
proteksi penggunaan sumberdaya alam pada
area tersebut (DEVENDRA, 2006). Secara mikro
pada petani kecil dengan pemilikan lahan yang
semakin sempit dan kendala biofisik
yang
dihadapi, keterbatasan modal, dan kemampuan
SDM dalam mengelola sumberdaya
meng-haruskan sistem integrasi usahatani tanaman
dan ternak yang efisien atau optimal dalam
mengalokasikan sumberdaya sesuai dengan
kondisi
sosio-biofisik lingkungannya .
Berdasarkan permasalahan
tersebut
maka
penelitian ini difokuskan pada optimalisasi
penggunaan
sumberdaya
petani
melalui
integrasi usahatani tanaman dan ternak sapi
potong pada ekosistem pertanian lahan pesisir
untuk memaksimumkan pemenuhan kebutuhan
keluarga
atau
pendapatan
petani
dengan
mempertimbangkan kondisi
potensi
sosio-biofisik lingkungannya .
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada wilayah
bentanglahan pesisir di Kecamatan Panjatan
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta pada Desember
1999
sampai
dengan
Juni
2000 .
Metode survei
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
dengan
melakukan observasi lapangan dan wawancara
langsung kepada responden terpilih,
meng-gunakan
kuesioner.
Teknik
pengambilan
sampel dilakukan secara
purposive samplingdiambil
50
responden petani
di
lokasi
penelitian yang memiliki minimal 1 ekor induk
sapi potong. Kuesioner yang disusun berisi
tentang :
1 .
Identitas rumahtangga petani, aktivitas
produksi usahatani dan luar usahatani
serta aktivitas konsumsi .
2 74
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
2 . Kondisi potensi sosio-bio (agro) fisik
lokasi : penggunaan lahan, pola tanam
dan intensitas tanam,
lama
musim
tanam
dan
ketersediaan
air
serta
sumbernya.
3 . Pelaksanaan sistem usahatani tanaman
dan ternak di lokasi penelitian, seperti
budaya aktivitas produksi termasuk
penggunaan input/faktor produksi atau
sumberdaya dan sumbernya, besarnya
produk atau
output,
pemasaran, dan
konsumsi keluarga petani .
4 . Jenis
ternak
sapi
potong,
dan
performanceteknis usahatani ternak .
Data yang
terkumpul digunakan untuk
mengukur
masukan
dan
keluaran
serta
kendala-kendala dalam melaksanakan aktivitas
integrasi tanaman dan ternak berdasarkan
kondisi saat ini (
exsixting condition) .Unit analisis yang digunakan bersifat mikro
dengan pendekatan
rumahtangga
petani
bertujuan ekonomi dan
berbasis
sosio-bio/agrofisik .
Analisis
dengan
pendekatan
rumahtangga petani berdasarkan
SINGH et al.(1986) secara garis besar mendasarkan bahwa
petani sebagai produsen dan juga sebagai
konsumen . Sebagai produsen mereka hanya
memiliki sumberdaya lahan dan tenaga kerja
yangterbatas
untuk
dialokasikan
guna
memenuhi kebutuhan konsumsinya . Sebagai
konsumen mereka dibatasi oleh pendapatan
yang dapat dicapai dari berbagai aktivitas yang
memungkinkan
untuk
dilakukan
seperti
aktivitas produksi tanaman dan ternak, serta
aktivitas luar usahataninya .
Rumahtangga petani
sebagai
produsen
dalam melakukan berbagai aktivitas produksi
dibatasi oleh kendala-kendala sumberdaya dan
sebagai konsumen dibatasi oleh
pendapatan-nya . Analisis yang dapat mencakup adapendapatan-nya
kendala-kendala untuk melakukan berbagai
aktivitas
yang
saling kait mengkait guna
memaksimumkan fungsi tujuan adalah analisis
linier
programing
(LP)
(BENEKE
dan
WINTEBOER,
1982) . Analisis LP merupakan
analisis normatif yang mampu menangkap
keragaman peubah kendala (lahan, tenaga
kerja, modal) dan keragaman aktivitas produksi
seperti tanaman, temak dan aktivitas lainnya
guna memaksimumkan tujuan, yaitu
penda-patan dan atau pemenuhan konsumsi
rumah-tangga petani . Secara normatif hasil analisis LP
akan memberikan petunjuk apa yang seharusnya dilakukan jika telah ditentukan (1) tujuan, (2) kendala-kendala, dan (3) alternatif-alternatif aktivitas untuk mencapai tujuan tersebut (BENEKE dan WINTEBOER, 1973 ; DOLL dan ORAZEM, 1978) .
Model matematis sistem integrasi usahatani tanaman dan ternak ke dalam bentuk LP adalah
sebagai berikut : Maksimum :
9 n 9 m
Z=- E Y_ C ij Xij + E E Cik Xik
i=1 j=1 i=1 k=1
Kendala (1) . aij dan aik (3) .-Yi(j+1)k + 1
1 (4) . Xijk
Dimana :
Z = Pendapatan rumahtangga petani = Penerimaan-pengeluaran biaya-biaya Cij = hargainputyang dibeli untuk aktivitas
produksi (tanaman, ternak, kesempatan kerja luar usahatani) ke j, pada periode waktu atau musim ke i
Xij = Aktivitas produksi ke j, pada periode waktu atau musim ke i
Cik = Hargaoutputatau produk k pada periode waktu atau musim ke i
Xik = Aktivitas konsumsi dan pemasaran produk k yang diproduksi sendiri pada periode waktu atau musim ke i aij = koefisien input-output dari aktivitas
produksi ke j pada periode waktu atau musim ke i
aik = Koefisien input-output konsumsi dan pemasaran produk k pada periode waktu atau musim ke i
biq = kendala ketersediaan atau suplai sumberdaya q yang dapat digunakan untuk aktivitas produksi ke j atau untuk aktivitas konsumsi/pemasaran ke k pada musim ke i . (q = 1,2,3 S)
Yi(j+1) k = Transfer produk yang dihasilkan dari aktivitas produksi ke j yang digunakan untuk aktivitas j + 1, atau dijual sebagai produk k pada musim ke i
i = 1,2,3 9 (model ini merupakan cash flow dengan periode waktu 3 tahun, setiap tahun dibagi tiga musim @ 4 bulan,sehingga secara
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
keseluruhan terdapat 9 periode waktu) Xijk = Aktivitas produksi ke j, jenis produk
yang dihasilkan k pada periode waktu atau musim ke i .
Transfer produk dapat menangkap kait mengkait penggunaan sumberdaya dalam integrasi aktivitas produksi tanaman dan ternak serta aktivitas lainnya untuk menghasilkan alokasi sumberdaya yang optimal .
Model LP dapat disusun dalam bentuk matrik sesuai dengan jumlah aktivitas dan kendala yang dipertimbangkan masuk ke dalam model (BENEKE dan WINTEBOER, 1973) . Penyelesaian analisis untuk memperoleh solusi optimal yaitu pendapatan rumahtangga petani yang maksimal,, menggunakan bantuan computer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumahtangga petani ternak sapi potong di lokasi penelitian
Hasil survei terhadap responden
menunjukkan bahwa rata-rata umur kepala rumahtangga petani 52,11 tahun, pendidikan formal 6,38 tahun yang berarti rata-rata lulus sekolah dasar . Jumlah anggota keluarga 4,2 orang, sedangkan tenaga kerja yang produktif mampu melakukan aktivitas produksi sebesar 1,89 HOK . Satu HOK bekerja 8 jam per hari . Luas lahan garapan untuk tanaman pertanian sebesar 2 .070 m2 dan luas tanaman rumput unggul rata-rata hanya 300 m2 . Rata-rata pemilikan ternak sapi potong 1,51 unit ternak (UT) dengan pengalaman beternak sapi potong 17,1 tahun . Enam puluh dua persen dari responden mempunyai pekerjaan di luar usahatani antara lain sebagai buruhtani, buruh bangunan dan lainnya, bardagang, dan PNS termasuk pamong desa. Sisanya (38%) tidak mempunyai pekerjaan luar usahatani . Berdasarkan hasil survei dari responden rata-rata mereka mempunyai kesempatan kerja luar usahatani 112,2 HOK per tahun, paling besar pada musim kemarau mereka mencari kerja luar usahatani ke luar daerahnya . Rata-rata pendapatan per HOK Rp. 15 .260,00 (harga beras pada saat penelitian sekitar Rp. 2 .500,00/kg) .
Kondisi potensi biofisik lokasi
Kondisi wilayah merupakan dataran pantai
pesisir dengan lahan pertanian lahan kering
(tegalan) . Ketinggian 0-15 m diatas permukaan
air laut, dan curah hujan sebesar 1 .826 mm/
tahun, dengan jumlah hujan kurang dari 60 mm
selama
5
bulan .
Lahan garapan
petani
umumnya merupakan tanah Paku Alam
(PAGround)
yang
merupakan hamparan luas .
Kemampuan untuk menggarap luas lahan
garapan tergantung pada ketersediaan tenaga
kerja keluarga. Umumnya dalam menggarap
lahan pertanian hanya menggunakan tenaga
kerja keluarga sendiri .
Jenis tanaman yang diusahakan di lokasi
pantai pesisir umumnya adalah cabe dan atau
semangka serta rumput unggul umumnya juga
ditanam
di
sebagian
lahannya.
Komoditi
tersebut merupakan komoditi komersiil yang
mempunyai peluang pasar, meskipun demikian
dalam operasionalnya mereka harus
meng-gunakan
inputteknologi seperti bibit, pestisida
dan
pupuk.
Penggunaan
pupuk
kandang
merupakan syarat keharusan agar tanaman bisa
tumbuh dengan baik di lahan pasir . Oleh
karena itu umumnya mereka memelihara sapi
untuk dimanfaatkan kotorannya sebagai pupuk
kandang .
Musim tanam
2-3 kali dalam 1 tahun,
dengan sumber air berasal dari sumur pompa
yang
airnya didistribusikan melalui
model
sumur rentengyang
dapat dimanfaatkan
sepanjang tahun . Dari pola tanam tersebut
dapat dihitung masukan dan keluaran usatani
tanaman .
Pelaksanaan aktivitas usahatani tanaman
dan ternak sapi potong
Operasionalisasi usahatani tanaman dan
ternak sangat dipengaruhi oleh kemampuan
atau ketersediaan sumberdaya petani . Petani
berusaha menerapkan teknologi usahatani yang
dapat dijangkau sesuai dengan kemampuan
yang dikuasainya. Budidaya tanaman pertanian
yang
dominan di lokasi penelitian adalah
tanaman cabe dan semangka yang merupakan
tanaman komersial . Oleh karena itu mereka
umumnya membeli input bibit, pestisida, dan
pupuk kimia .
Sedangkan
pupuk kandang
sebagian besar tidak membeli tetapi berasal
2 7 6
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
dari ternak mereka sendiri . Namun demikian
apabila dirasa ada kekurangan, mereka akan
membeli pupuk kandang dari tempat lain . Hasil
yang
diharapkan dari
usahatani
tanaman
disamping hasil pokok, juga basil sampingan
yang berupa hijauan pakan ternak. Produksi
cabe di lokasi penelitian rata-rata mencapai
98,93
kw/ha, sedangkan semangka 343,98
kw/ha dan produksi rumput unggul 257,84
kw/ha per tahun .
Sesuai dengan perilaku peternakan rakyat
secara umum, mereka hanya sedikit membeli
inputterutama
inputpakan ternak, karena
terkendala dengan
modal
yang
kecil.
Pemenuhan kebutuhan pakan ternak
yang
berupa hijauan dipenuhi dari rumput lapangan
di sela-sela tanaman cabe dan semangka atau
di tanah lapang dan juga beberapa peternak
menanam rumput unggul di sebagian lahannya.
Untuk
pakan
konsentrat
sebagai
pakan
tambahan, mereka akan membeli apabila
mempunyai uang, sehingga pembelian tidak
kontinyu . Bangsa sapi sebagian besar sapi
lokal atau peranakan
Ongole
(PO),
dan
sebagian
kecil
sapi
unggul
peranakan
Simmental Ongole (Simpo) . Rata-rata
calving intervalinduk sapi lokal (PO) adalah 17,32
bulan dan sapi unggul (Simpo) 15,95 bulan .
Mereka umumnya menjual basil berupa anak
sapi rata-rata umur 6,2 bulan untuk sapi lokal
dan 6,8 bulan untuk sapi unggul . Beberapa
peternak juga mengusahakan pembesaran sapi
jantan dengan lama pemeliharaan 6,78 bulan
untuk sapi lokal dan 5,21 bulan sapi unggul . Ini
menunjukkan bahwa ternak sapi merupakan
sumber uang kas bagi rumahtangga petani .
Aktivitas konsumsi
Secara garis besar pengeluaran konsumsi
terdiri dari konsumsi pangan dan non pangan .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani
peternak
sapi
potong
dalam
memenuhi
kebutuhan konsumsi keluarganya berasal dari
berbagai sumber dari basil produksi sendiri dan
membeli .
Pada
umumnya
pangan
pokok
mereka adalah beras dengan membeli, karena
tanaman
mereka
bukan
padi . Rata-rata
pengeluaran konsumsi per rumahtangga tani
sebesar Rp .
1 .257 .370,00/musim atau Rp .
3 .143 .42,50/bulan (pada saat penelitian tahun
1999/2000 nilai tukar $1 sekitar Rp . 8 .000,00) .
Dengan asumsi bahwa semua pendapatan petani habis dikonsumsi, maka hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang diutarakan UDO (2002), bahwa 1200 juta orang penduduk di dunia ketiga termasuk Indonesia hidup dengan pendapatan kurang dari $1 dan 1600 juta orang dengan pendapatan $1 - $2 per hari, penduduk tersebut termasuk kategori miskin . Dari jumlah tersebut sekitar 25 % -nya memelihara ternak, oleh karena itu pengembangan sistem integrasi usahatani tanaman dan ternak perlu mendapatkan prioritas dalam pembangunan nasional .
Alokasi sumberdaya optimal untuk memaksimumkan pendapatan
Kendala pokok yang dihadapi dalam sistem integrasi tanaman dan ternak adalah sumberdaya lahan, jumlah ternak sapi dan modal . Hasil solusi optimal dengan model analisis LP pada kondisi petani seperti pada Tabel 1 . Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi teknologi yang diterapkan petani, sapi unggul tidak disarankan untuk
Tabel 1 . Alokasi sumberdaya optimal dan pendapatan maksimum yang dapat dicapai rumahtangga pertanian pada ekosistem lahan pesisir di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo DIY* )
Uraian :
Aktivitas pertanian:
Keterangan : *Data padatahun 2000
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
dipelihara karena keterbatasan sumberdaya pakan dan modal, demikian pula pola tanaman semangka . Alokasi sumberdaya optimal menunjukkan bahwa mereka mampu meng-garap lahan seluas 2370 m2 , dan memelihara ternak sapi potong 1,5 UT sapi induk . Aktivitas tersebut secara optimal selama 3 tahun dapat menghasilkan 0,682 UT betina pengganti induk dan 0,599 UT anak jantan .
Terkait dengan ketersediaan pakan dan modal, anak sapi jantan sebagian harus dijual pada umur 11 bulan, sebagian lagi dapat dibesarkan sampai umur 19 bulan. Kemampuan memelihara ternak sapi potong maksimal dari musim ke musim sebesar 2,489 UT . Pendapatan maksimum yang merupakan
cash flow 3 tahun sebesar Rp . 14 .169 .130,00
atau rata-rata Rp . 4 .723 .043,00/tahun per rumahtangga tani . Dibandingkan dengan pendapatan petani rata-rata survei adalah sebesar Rp . 4 .056 .032,00/tahun maka dengan perbaikan alokasi sumberdaya optimal ada kenaikan pendapatan sebesar 16,44% .
2 7 7
I . Luas garapan (m) 2370
2 Pola tanam optimal : Cabe (m) 2070
Rumput unggul (m2) 300
3 . Penggunaan pupuk kandang (ton/tahun) 4,99
Aktivitas petemakan :
1,50 1 . Jumlah optimal dan jenis sapi induk lokal (UT)
Anak jantan optimal (UT) 0,307
Anak betina optimal (UT) 0,682
2 . Umur optimal penjualan anak:
Anak jantan (bulan) 11-19
Anak Betina sebagai pengganti induk (bulan) 19 3 . Beli hijauan dari musim ke musim sepanjang tahun
Minimal (kw/TDN sapi)/musim atau 4 bulan 1,15
Maksimal (kw/TDN sapi)/musim atau 4 bulan 8,49
Penggunaan tenaga kerja keluarga (HOK/musim atau 4 bulan) :
1 . Aktivitas tanaman dan sapi (minimum - maksimum) 66-189 2 . Aktivitas kerj a luar usahatani (minimum - maksimum) 33-37,4 Kebutuhan/penggunaan modal :
1 . Modal untuk usahatani tanaman dan ternak sapi potong (Rp . 000) 5760 Pendapatan maksimal pada solusi optimal (Rp. 000/tahun/per rumahtangga tani) 4723,043
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian dengan analisis normatif model LP dapat disimpulkan bahwa secara umum petani miskin akan sumberdaya sehingga mereka selalu mengintegrasikan aktivitasnya khususnya tanaman dan ternak sapi potong dengan tujuan untuk memaksi-mumkan pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya . Usahatani ternak sapi potong meskipun skala kecil mempunyai peranan penting dalam kehidupan petani karena diantara aktivitas-aktivitas dalam integrasi tanaman dan ternak saling mendukung dan tergantung satu sama lain sehingga dapat memberikan nilai tambah .
Berdasarkan kondisi petani yang ada, pengolahan lahan pasir seluas 2370 m 2 dan pemeliharaan ternak sapi induk 1,50 UT selama 3 tahun mampu menghasilkan 0,682 UT anak betina pengganti induk umur 19 bulan dan anak jantan 0,599 UT . Kemampuan memelihara ternak sapi potong maksimal dari musim ke musim sebesar 2,489 UT. Pendapatan maksimum pada alokasi sumber-daya optimal dapat dicapai sebesar Rp . 4 .723 . 043/tahun per rumahtangga tani, Ada kenaikan pendapatan sebesar 16,44% diban-ding rata-rata hasil survei .
Pengembangan teknologi dalam sistem integrasi tanaman dan ternak harus disesuaikan dengan kemampuan sosio biofisik lingkungan .
DAFTAR PUSTAKA
BENEKE, R.R. and R. WINTERBOER. 1973 . Linear programming application to agriculture . The Iowa State University Press, Ames .
DEVENDRA, C . 2006 . Improvement of crop animal systems in rainfed agriculture in South East Asia-the CASREN project experience. In : Animal Production and Sustainable Agricul-ture in the Tropic. Proceedings of The 4'" International Seminar on Tropical Animal Production, Faculty of Animal Science Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia: 220-225 .
2 7 8
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak
DIR.IEN PETERNAKAN.2006. Statistical on livestock. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian RI . Jakarta .
DOLL, J .F. and ORAZEM . 1978 . Production economics, theory with applications . Grid Inc . Columbus, Ohio.
MUSOFIE, A. 2006 . Crop and livestock integrated farming in supporting of sustainable agriculture. In : Animal Production and Sustainable Agriculture in the Tropic . Proceedings of The 4' h International Seminar on Tropical Animal Production, Faculty of Animal Science Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia : 431-436 .
REYES,D .L . 1980 . New FAO programmes on small farm management. In : Readings in Asian Farm Management. Singapore University Press :14-17 .
SINGH, L., L . SQUIRE and J . STRAUSS . 1986. Agricultural household model extensions, application and policy . The John Hopkins University Press, London ..
UDo, H . 2002 . A view livestock in resources-poor mixed farming systems . Invited Paper. The 3`d ISTAP Faculty of Animal Science, Gadjah Mada University, Yogyakarta .
WIDIATI, R. 2003 . Analisis linear programming usaha ternak sapi potong. Dalam: Sistem Rumahtangga Tani Berdasarkan Tipologi Wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta . Disertasi Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta .