• Tidak ada hasil yang ditemukan

RADIOFARMASI RENIUM-186

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RADIOFARMASI RENIUM-186"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

TUGAS MAKALAH

RADIOFARMASI

RADIOFARMASI

RHENIUM-186

RHENIUM-186

OLEH :

OLEH :

ANNISA FAJRIYAH

ANNISA FAJRIYAH

1501002

1501002

S1-VIA

S1-VIA

DOSEN PENGAMPU : HAIYUL FADHLI, M.SI, APT

DOSEN PENGAMPU : HAIYUL FADHLI, M.SI, APT

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami

taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “dapat menyelesaikan makalah tentang “Makalah Rhenium-186Makalah Rhenium-186”” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami ucapkan terima kasih ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami ucapkan terima kasih  pada Bapak

 pada Bapak Haiyul Fadhli, Haiyul Fadhli, M.Si, Apt M.Si, Apt selaku Dosen selaku Dosen mata mata kuliah Radiofarkuliah Radiofarmasi masi STIFAR yangSTIFAR yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

telah memberikan tugas ini kepada kami.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi  perbaikan makalah ini di waktu yang

 perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.akan datang.

Pekanbaru, 04 Juni 2017 Pekanbaru, 04 Juni 2017

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 BAB II ISI... 3

2.1 Pengertian Radiasi, Radiofarmasi dan Radiofarmaka ... 3

2.2 Kegunaan Sediaan Radiofarmasi dalam Bidang Penelitian ... 3

2.3. Deskripsi Zat dan Sifat Fisikokimia Unsur Renium-186 ... 6

2.4 Kegunaan Renium-186 di Bidang Kedokteran ... 9

2.5 Cara Pembuatan Sediaan Renium-186 ... 11

2.6 Dosis, Distribusi dan Radiasi Renium-186 ... 12

2.7 Efek Farmakologis dan Efek Samping Renium-186 ... 14

2.8 Keamanan Renium-186 ... 16

2.8.1 Kegunaan unsur Renium (Re) ... 16

2.8.2 Bahaya unsure Renium (Re) ... 17

2.8.3 Perbedaan Renium dan Teknesium ... 17

2.9 Pelabelan Renium-186 ... 17

2.10 Penyimpanan Renium-186 ... 18

2.11 Quality Control Renium-186 ... 19

BAB III PENUTUP... 21

3.1 Kesimpulan ... 21

3.2 Saran ... 22

(4)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia kesetan khusunya farmasi belakangan ini semakin  pesat. Mulai dari perkembangan obat- obat herbal, obat- obat kimia, dan juga  pemakain unsur radioisotop dalam sediaan radiofarmasi. Sediaan radiofarmasi atau disebut juga dengan radiofarmaka ini dapat berupa radiasi. Pemakaian radiasi dalam penelitian medik, perawatan, maupun terapi telah berhasil menolong b anyak orang di berbagai penjuru dunia. Pemakaian radionuklida untuk keperluan medis dalam bentuk radiofarmaka juga telah menunjukkan keberhasilan yang menakjubkan, terutama dalam diagnosa atau studi faal maupun fungsi berbagai organ dan jaringan baik pada hewan maupun manusia

Dari segi penggunaannya di rumah sakit, radiofarmaka paling banyak digunakan untuk tujuan diagnosa dan biasanya diberikan hanya sekali, sewaktu-waktu atau dalam keadaan tertentu dan hanya mengandung sejumlah kecil senyawa dengan radionuklida yang terikat padanya. Radiofarmaka untuk terapi harus mengandung radionuklida pemancar partikel, misalnya partikel alfa atau  beta negatif yang berperan untuk menghancurkan atau men ghambat pertumbuhan

sel-sel tidak normal. Radionuklida yang digunakan untuk keperluan ini diantaranya adalah 153Sm, 186Re, 188Re, 177Lu, 166Ho dan 90Y [2,3,4]. Beberapa senyawa golongan fosfonat dengan struktur berbeda (HEDP, MDP, EDTMP), telah berhasil ditandai dengan 99mTc dan digunakan dalam penyidikan tulang.

Senyawa kompleks renium-186 fosfonat, 186Re-HEDP (hydroxy ethyl idiene diphosphonate) dan 186Re-EDTMP (ethylene diamine tetra methyl  phosphonate), dewasa ini telah luas digunakan sebagai penghilang rasa nyeri

(5)

tulang yang disebabkan oleh metastasis kanker prostat, payudara, paru-paru dan ginjal ke tulang. Penggunaan radiofarmaka tersebut merupakan pengganti  penggunaan analgesik, hormon, kemoterapi, dan narkotik yang diketahui

memberikan efek samping yang tidak diinginkan. 1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui :

 deskripsi zat unsur Renium-186,  sifat fisikokimia unsur Renium-186,  cara pembuatan unsur Renium-186,

 kegunaan unsur Renium-186 di bidang kedokteran,

  besar dosis unsur Renium-186 yang diberikan pada pasien untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang,

 efek farmakologis dan efek samping unsur Renium-186,  radiasi unsur Renium-186,

 distribusi unsur Renium-186,  keamanan unsur Renium-186,   pelabelan unsur Renium-186,   penyimpanan unsur Renium-186,  quality control unsur Renium-186.

(6)

BAB II ISI

2.1 Pengertian Radiasi, Radiofarmasi dan Radiofarmaka

Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energy menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa d an bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari  partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron.

Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi. Dengan kata lain, radiofarmaka merupakan obat radioaktif. Sediaan radiofarmaka dibuat dalam  berbagai bentuk kimia dan fisik yang diberikan dengan berbagai rute pemberian

untuk memberikan efek radioaktif pada target bagian tubuh tertentu.

Radiofarmasi adalah suatu bidang ilmu kefarmasian (penyiapan, pembuatan sediaan, penyimpanan, pendistribusian, dispensing) yang memanfaatkan unsur/atom radioaktif yang digunakan baik untuk tujuan diagnosis maupun terapi.

Untuk tujuan diagnosa, digunakan senyawa spesifik yang akan masuk ke organ yang akan di diagnosa, sebelumnya senyawa tersebut ditandai dengan isotop. Kemudian senyawa tersebut dimasukkan kedalam tubuh (baik dengan diinjeksi maupun per oral), setelah itu obat akan dimetabolisme dan sampai ke organ yang akan di diagnosa. kemudian pasien difoto (dengan kamera khusus). Organ itu akan dapat diperiksa, dan diamati fungsinya.

2.2 Kegunaan Sediaan Radiofarmasi dalam Bidang Penelitian

(7)

1. Sebagai Sumber Energi

Reaksi fisi dan fusi menghasilkan energi yang sangat besar. Energidari reaksi ini dapat digunakan sebagai sumber energi yang dapatmenggantikan  bahan bakar minyak dan batu bara.

2. Sebagai Perunut

Radiasi yang dipancarkan radioisotop dapat diikuti dengan detektor.Dengan demikian perpindahan/gerak radioisotop dapat terdeteksi. Partikel alpha atau beta yang masuk ke dalam tabung Geiger akanmengionkan gas dalam tabung tersebut. Ion yang terjadimemungkinkan pula arus listrik di antara dua elektroda. Pulsa listrikdikuatkan dengan amplifier selanjutnya akan terbaca pada pengukur. 3. Radiasi Mempengaruhi Materi

Radiasi dari radioisotop dapat mengionkan materi yang dilaluinya.Dengan demikian materi yang terkena radiasi dapat mengalami perubahansifat. 4. Materi Mempengaruhi Radiasi

Radiasi dari radioisotop yang melewati materi intensitasnya akanberkurang. Berkurangnya intensitas radiasi dapat untuk menentukansifat materi yang dilalui, misalnya kerapatan dan ketebalan suatu materi.

Berdasar prinsip-prinsip di atas radioisotop digunakan dalam  berbagaibidang, yaitu sebagai berikut :

1. Bidang Kimia

Radioisotop digunakan dalam bidang kimia antara lain untuk mempelajarimekanisme reaksi, pengaruh katalis pada reaksi,mengidentifikasiunsur dan menentukan konsentrasi suatu unsur dalam bahan. Contoh:Pada reaksi esterifikasi atom O pada H2O yang dihasilkan berasal dariasam karboksilat, hal ini dapat dipelajari dengan menggunakan radioisotopO-18.

(8)

2. Bidang Biologi

Dalam bidang biologi radioisotop digunakan untuk mempelajari reaksi fotosintesis dan untuk menentukan lamanya unsur berada dalam tubuh. Pada reaksi fotosintesis oksigen yang diperlukan untuk membentuk karbohidrat berasal dari H2O bukan dari CO2.

3. Bidang Kedokteran

Sinar gamma yang dihasilkan Co-60 digunakan untuk menghancurkan kanker.

 Nuklida Co-60 memancarkan sinar gamma yang diarahkan pada selkanker untuk menghancurkan pertumbuhan kanker. Radiasi sinar gammadiatur dengan alat pengukur radiasi sehingga berfungsi efektif.  Na-24 dalam larutan NaCl diinjeksikan ke dalam pembuluh darahuntuk mengetahui penyempitan atau gangguan sistem peredaran darah.Aliran larutan NaCl dipantau dengan detektor sehingga adanyapenyempitan  pembuluh darah akan terdeteksi. Adanya penyempitanpembuluh darah atau peredaran darah yang tidak baik ditunjukkandengan pembacaan rendah dari detektor.

4. Bidang Teknik dan Industri

Dalam bidang teknik dan industri, sinar yang dipancarkan isotop digunakanuntuk mengukur ketebalan bahan, menentukan kerapatan sambunganlogam, kebocoran bendungan dan pipa bawah tanah dan mengukurkepadatan aspal/ beton landasan pacu lapangan ud ara dan jalan raya.

5. Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian radioisotop digunakan untuk mempelajaricara  pemupukan tanaman, pemberantasan hama, pengawetan hasil panendan memperoleh bibit unggul. Sinar gamma dari isotop Co-60 atau Ce-137 untuk iradiasi agar terjadi mutasi yang menghasilkan varietas

(9)

yangunggul. Umbi-umbian dan biji-bijian dapat diawetkan dengan caramenunda pertunasan secara iradiasi.

6. Bidang Arkeologi

Menentukan umur fosil dengan C-14. Karbon 14 (C-14) adalah isotop karbon radioaktif yang dihasilkan di atomosfer bagian atas oleh radiasi kosmis. Senyawa utama di atmosfer yang mengandung karbon adalah karbon dioksida (CO2). Sangat sedikit sekali jumlah karbon dioksida tang mengandung isotop C-14. Tumbuhan menyerap C-14 selama fotosintesis. Dengan demikian, C-14 terdapat dalam struktur sel tumbuhan. Tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan, sehingga C-14 menjadi bagian dari struktur sel pada semua organisme

2.3. Deskripsi Zat dan Sifat Fisikokimia Unsur Renium-186

Renium adalah suatu unsur kimia dalam table periodic yang mempunyai lambang Re dan nomor atom 75. Renium pertama kali ditemukan oleh Walter  Noddack, Ida Tacked an Otto Berg tahun 1925. Renium merupakan logam transisi

yang berbentuk padat dan berwarna putih keabuan. Renium mempunyai daya rentang dan elastisitas tinggi. Campuran renium-molybdenum adalah sangat superkonduktif pada suhu 10K (Anonimous, 2010b).

Penemuan renium disebutkan terkait dengan Noddack, Tacke dan Berg, yang mengumumkan pada tahun 1925 mereka telah mendeteksi unsur dalam bijih  platinum dan kolumbit. Mereka juga menemukan unsur yang sama dalam gadolinit dan molibdenit. Dengan mengerjakan 660 kg molibdenit pada tahun 1928, mereka mampu memisahkan renium sebanyak 1 gram (Anonimous, 2010b).

Renium tidak terdapat di alam atau sebagai senyawa dalam mineral teertentu. Meski demikian, renium tersebar di kerak bumi dengan jumlah 0.001  ppm. Renium yang dihasilkan secara komersial di Amerika Serikat saat ini didapat

(10)

dari debu cerobong pemanggangan molibden dalam penambangan bijih tembaga-sulfida di sekitar Miami, Arizona, dan di Utah (Anonimous, 2010b).

Sejumlah molibden mengandung renium sebanyak 0.002% hingga 0.2%. Lebih dari 150000 ons troy renium sekarang dihasilkan per tahun di Amerika Serikat. Bahkan perusahaan Free World memproduksi logam renium hingga 3500 ton. Logam renium didapatkan dengan mereduksi ammonium perrhentat dengan hidrogen ada suhu tinggi (Anonimous, 2010b).

Renium dapat ditemukan dalam sejumlah kecil gadolinite dan molybdenite. Renium sering disuplai dalam bentuk bubuk atau sponge dan dalam bentuk ini renium lebih reaktif. Renium adalah elemen alam yang terakhir ditemukan dan termasuk dari kelompok 10 logam termahal di bumi. Renium juga ditemukan dalam dzhezkazganite CuReS4 (Anonimous, 2010b).

Sifat Umum

 Nama / simbol Renium / Re

Pengucapan /ˈriːniəm/R E E -nee-əm

Penampilan Putih kepekatan

 Nomor atom 75

Golongan, blok, periode Golongan 7, blok d, periode 6

Kategori unsur Logam transisi

Massa atom standar 186.207

Konfigurasi elektron Per kulit

[Xe] 4f14 5d5 6s2 2, 8, 18, 32, 13, 2 Sifat Fisika

Fase Solid (padat)

Massa jenis 21.02 g/cm3

(11)

Titik didih 5869 K

Kalor peleburan 60.43 Kj/mol Kalor penguapan 704 Kj/mol Kapasitas kalor molar 25.48 Kj/mol Elektronegativitas 1.9

Energi ionisasi 760 Kj/mol

Jari-jari atom 135 pm

Sifat Kimia

Reaksi dengan air Tidak bereaksi

Reaksi dengan udara

Bereaksi dengan oksigen membentuk renium (VII) oksida sesuai reaksi 4 Re (s) + 7 O2 (g) → 2 Re2O7 (s)

Reaksi dengan halogen

Berekasi dengan fluorin

menghasilkan senyawa renium (VI) flouride dan renium (VII) flurida, reaksi :

Re (s) + 3 F2 (g) → ReF6 (s) 2 Re (s) + 7 F2 (g) → 2 ReF7 (s)

Reaksi dengan asam

Tidak dapat larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam

hidroflorik (HF), tetapi dapat larut dalam asam nitrit (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) dimana dalam

keduanya renium akan teroksidasi membentuk larutan perrhenic (HreO4) yang memiliki bilangan oksidasi yang stabil (+7)

(12)

Bilangan oksidasi

7,6, 5, 4, 3, 2, 1, 0, -1

(sedikit oksida asam) Elektronegativitas 1.9 (skala pauling)

Energi ionisasi 760 Kj/mol

Jari-jari atom 135-137 pm

Jari-jari kovalen 151±7 pm

Lain-lain

Struktur kristal Heksagon

Kecepatan suara (batang ringan) 4700 m/s (suhu 20 °C)

Ekspansi kalor 6.2 µm/(m·K)

Kondusivitas termal 48.0 W/(m·K)

Resistivitas listrik 193 nΩ·m (suhu 20 °C)

Arah magnet  paramagnetik

Modulus Young 463 Gpa

Modulus Shear 178 Gpa

Modulus Bulk 370 Gpa

Rasio Poisson 0.30

Skala Mohs 7.0

Skala Vickers 2450 Mpa

Skala Brinell 1320 Mpa

 Nomor CAS 7440-15-5

(Anonimous, 2010a)(Anonimous, 2010d)(Anonimous, 2010c) 2.4 Kegunaan Renium-186 di Bidang Kedokteran

Pemakaian radiasi dalam penelitian medik, perawatan, maupun terapi telah  berhasil menolong banyak orang di berbagai penjuru dunia. Pemakaian radionuklida untuk keperluan medis dalam bentuk radiofarmaka telah

(13)

fatal maupun fungsi berbagai organ dan jaringan baik pada hewan maupun manusia.

Dari segi penggunaannya di rumah sakit, radiofarmaka paling banyak digunakan untuk tujuan diagnosa dan biasanya diberikan hanya sekali, sewaktu-waktu atau dalam keadaan tertentu dan hanya mengandung sejumlah kecil senyawa dengan radionuklida yang terikat padanya. Radiofarmaka untuk terapi harus mengandung radionuklida pemancar partikel, misalnya partikel alfa atau  beta negatif yang berperan untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan

sel-sel tidak normal. Radionuklida yang digunakan untuk keperluan ini diantaranya adalah 153Sm, 186Re, 188Re, 177Lu, 166Ho dan 90Y. Beberapa senyawa golongan fosfonat dengan struktur berbeda (HEDP, MDP, EDTMP), telah berhasil ditandai dengan 99mTc dan digunakan dalam penyidikan tulang.

Penandaan senyawa golongan difosfonat dengan radionuklida pemancar β seperti

153Sm menjadi senyawa 153Sm-EDTMP sudah rutin dilakukan dan diguna kan di rumah sakit untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang.

Radioisotop pemancar beta lainnya, seperti 186Re, diharapkan dapat juga  berperan sebagai diagnostic agent selama terapi berlangsung. Hal ini

dimungkinkan karena 186Re selain memancarkan partikel β (Eβ = 1,07 MeV)

yang berperan untuk terapi, juga memancarkan sinar γ (Eγ = 137 KeV ) untuk

diagnosis menggunakan kamera gamma. Di dalam sistem berkala, renium berada dalam satu kelompok yang sama dengan teknesium (grup VIIA), karenanya kedua unsur tersebut memiliki sifat kimia yang mirip. Penandaan 186Re pada ligan fosfonat diharapkan dapat dilakukan seperti halnya penandaan 99mTc dan 153Sm  pada HEDP dan EDTMP yang merupakan turunan fosfonat. Renium-186 HEDP dan 186Re-EDTMP secara kimia telah berhasil dikembangkan dengan hasil yang  baik dan senyawanya cukup stabil selama 3 hari setelah penandaan.

(14)

Sebagaimana obat umumya, radiofarmaka yang masuk ke dalam tubuh secara parenteral, selain akan mengalami fase farmakokinetika melalui proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi , juga mengalami fase farmakodinamika yang melibatkan interaksi radiofarmaka dengan target tertentu seperti reseptor, transporter, enzim dan sebagainya.

2.5 Cara Pembuatan Sediaan Renium-186

Re-186 dapat diproduksi baik di reaktor nuklir atau pada akselerator partikel (siklotron). Metode pertama menggunakan penangkapan neutron diperkaya Re-185. Meskipun penampang panas dan epitermal untuk penangkapan neutron tinggi (106 dan 1632 lumbung, resp), aktivitas spesifik Re-186 yang dibutuhkan untuk  pelabelan antibodi hampir tidak dicapai dengan menggunakan reaktor fluks neutron rendah. Namun, ini cukup sedikit untuk persiapan fosfonat untuk  pengobatan nyeri tulang paliatif dari metastasis osseus. Re-186 ketika diproduksi di reaktor nuklir berada dalam bentuk pembawa tambahan. Untuk menyiapkan  bahan target, logam renium dilarutkan dalam asam nitrat pekat atau hidrogenperoksida dan kemudian bereaksi dengan aluminium klorida untuk menghasilkan larutan aluminium perrhenat. Solusinya diiradiasi dalam fluks neutron dan dilarutkan dalam air steril. Pemulihan kimia melebihi 90% dalam  bentuk kimiawi(Maria Argyrouet al., 2013).

Karena sangat sedikit reaktor dengan fluks neutron yang lebih tinggi yang  beroperasi di dunia, metode untuk meningkatkan aktivitas spesifik Re-186 dengan cara lain sangat diharapkan. Terlepas dari keuntungan produksi isotop di reaktor dalam hal kuantitas dan biaya satuan, siklotron tetap menjadi sumber paling tepat untuk produksi radionuklida. Cyclotrons memiliki kemampuan unik untuk memproduksi radionuklida yang membusuk oleh penangkap an elektron atau emisi  positron, dalam bentuk non-carrier-added. Dalam kasus ini, Re-186 diproduksi terutama melalui pengeboman proton W-186 alami sebagai target. Karena

(15)

 perbedaan yang cukup besar dalam literatur, fungsi eksitasi reaksi di atas diukur kembali. Dalam bentuk non-carrier-tambah, Re-186 dipisahkan secara radiokimia dari target W-186 (96.9%) yang diperkaya dengan menggunakan metil etil keton  bermutu tinggi (MEK) setelah penyinaran target dengan proton. The 186Re-MEK kemudian dimasukkan ke kolom alumina kecil untuk memisahkan pembawa non  pembawa yang ditambahkan Re-186 dari W-186 yang tersisa dan kemurnian radionuklidanya mendekati 99,6%. Bagian silang untuk produksi Re-186 dari tungsten alami telah diukur dengan menggunakan teknik foil bertumpuk untuk energi proton hingga 17,6 MeV(Maria Argyrouet al., 2013).

Salah satu keuntungan penting penggunaan Re-186 adalah dapat diproduksi di banyak reaktor nuklir di seluruh dunia dengan aktivasi neutron langsung Re-185 yang diperkaya dan paruh waktu 90 jam seringkali memungkinkan distribusi ke tempat-tempat yang jauh dari produksi. Fasilitas. Reaktor mana yang dapat digunakan untuk produksi rutin Re-186 dan masa simpan persediaan Re-186,  bergantung pada persyaratan aktivitas spesifik. Sementara aktivitas spesifik yang sangat tinggi Re-186, misalnya, diperlukan untuk antibodi dan peptida radiolabelling, pembuatan fosfonat untuk pengentalan nyeri tulang dan  penggunaan radioterapi intravaskular untuk penghambatan restenosis koroner setelah angioplasti (vide infra) adalah Mungkin dengan aktivitas spesifik yang lebih rendah 186. Fluks neutron termal yang dibutuhkan untuk produksi Re-186 akan bergantung pada aplikasi tertentu (Knappet al., 2008).

2.6 Dosis, Distribusi dan Radiasi Renium-186

Jurnal : Preparasi Dan Uji Biodisfrihllsi Renilllll-/86-Efilen Disi.~fein(/86 Re-Ee) Sebagai Preparal Endovaseu/ar Braehyfherapy

(16)

Prosedur : Masing-masing 100 mikroliter larutan 186Re-EC disuntikkan pada 6 ekor mencit sehat melalui vena ekor, kemudia masing-masing 2 ekor mencit tersebut dinunuh pada 1,3 dan 24 jam paska penyuntikan, dan dilakukan penukuran radioaktifitas pada kandung kemih dan urin, ginjal, usus halus, darah, lambung, hati, jantung, limpa, paru-paru dan tulang dan otot

Hasil : Akumulasi tertinggi hanya pada kandung kemih dan ginjal, hal ini menunjukkan sifat farmakokinetika yang diharapkan dari suatu sediaan radiofarmaka untuk diagnosis maupun terapi, meskipun idealnya akumulasi sediaan radiofarmaka yang paling tinggi hanya pada organ sasaran, tetapi keadaan tersebut sangat sulit dicapai (Widyastuti, Cecep Taufik, 2004)

Rhenium-186 hydroxyethylidene diphosphonate (186Re-HEDP) telah digunakan untuk pengobatan paliatif dari nyeri tulang metastatik. Studi eskalasi dosis fase 1 dilakukan dengan menggunakan 186Re-HEDP. Dua puluh empat  pasien dengan kanker prostat yang tahan hormon memasuki penelitian. Setiap  pasien memiliki setidaknya empat metastasis tulang dan fungsi hematologis yang memadai. Kelompok yang terdiri dari setidaknya tiga pasien berturut-turut diobati dengan dosis mulai 1295 MBq dan meningkat menjadi 3515 MBq (meningkat dengan penambahan 555 MBq). Trombositopenia terbukti menjadi toksisitas terbatas dosis, sementara leucopenia berperan kecil. Kematian dini terjadi pada satu pasien (10 hari setelah pemberian) tanpa hubungan yang jelas dengan terapi HEWP. Disfungsi neurologis transien terlihat pada dua kasus. Dua pasien yang menerima 3515 MBq 186Re-HEDP menunjukkan toksisitas grade 3 (trombosit 25-50 x 10 (9) / l), yang didefinisikan sebagai toksisitas yang tidak dapat diterima. Setelah perawatan kadar alkali fosfatase menunjukkan penurunan sementara pada semua pasien (rata-rata: 26% +/- 10% IU / l; kisaran: 11% -44%). Nilai antigen spesifik prostat menunjukkan penurunan pada delapan pasien, didahului oleh  peningkatan sementara pada tiga pasien. Dari penelitian ini kami menyimpulkan

(17)

yang dikontrol plasebo tentang keefektifan 186Re-HEDP telah dimulai (Klerk de JM et al., 1994).

Jurnal : EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 186ReEDTMP

SEBAGAI ALTERNATIF BONE PAIN PALLIATIVE AGENT 

Penulis : A. H.Gunawan, A. Mutalib, S. Bagiawati, E. Sovilawati., S.

Aguswarini, Abidin

Hasil : Hasil biodistribusi 186Re-EDTMP menunjukkan bahwa akumulasi

 pada tulang 24 jam jauh lebih tinggi daripada 2 jam setelah penyuntikan. Renium-186 EDTMP mencapai kadar maksimum dalam darah 5 menit setelah penyuntikan (99,5%) dan turun secara drastis dalam waktu 1 jam setelah penyuntikan (2,4%)(Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, 2007)

2.7 Efek Farmakologis dan Efek Samping Renium-186

Metastase skeletal adalah kanker metastasis yang paling umum, muncul pada sebagian besar pasien kanker payudara dan prostat dan sering pada pasien kanker  paru-paru, kanker ginjal, kanker tiroid, dan multiple myeloma. Nyeri tulang, hypocalcaemia, kehilangan fungsi mengikuti patahan patologis, dan gejala neurologis dari kompresi saraf adalah beberapa efek dari keganasan ini. Re-186  perawatan paliatif direkomendasikan kepada pasien dengan nyeri tulang yang  bertahan setelah kemoterapi atau terapi balok eksternal dan memiliki harapan hidup minimal 6 bulan (sesuai dengan indeks Karnofsky lebih dari 30%). Kehamilan, pasien di bawah 18 tahun, mengalami kemoterapi atau mengalami gagal ginjal harus dikecualikan. Pengobatan biasanya dilakukan sesuai dengan  panduan terperinci dari Asosiasi Kedokteran Nuklir Eropa mengenai pemberian radionuklida untuk tujuan paliatif. Studi metastase tulang dari kanker payudara

(18)

dan prostat menunjukkan paliatif nyeri tulang pada lebih dari 90% pasien yang diobati dengan HEWP sedangkan dosis maksimum yang dapat ditoleransi dari HEDP tampaknya 65 mCi (2.405 GBq) [12-14]. Percobaan terkontrol acak dari 186Re-HEDP versus pemberian plasebo menunjukkan tingkat penanggap nyeri yang jauh lebih tinggi (65% berbanding 36%, resp.). Selain itu, jumlah pasien dalam penelitian ini yang meminta radiasi sinar ulet luar paliatif lebih tinggi pada kelompok plasebo dibandingkan kelompok perlakuan (67% berbanding 44%). Investigasi baru-baru ini juga menunjukkan bahwa skema pemberian berulang dari 186Re-HEDP [16, 17] tampaknya aman dan efektif pada pasien terpilih. Hasil  perawatan paliatif dengan Re-186 HEDP ditunjukkan pada skintigrafi tulang pada  pasien pada Gambar 1. Perbaikan lesi metastatik (ditandai dengan tanda panah) di tulang rusuk, setelah dua administrasi Re -186 HEDP. Partikel yang dipancarkan setelah peluruhan Re-186 tidak hanya memungkinkan pemberian dosis yang diperlukan untuk terapi metastase (partikel) tetapi juga pencitraan biodistribusi radiofarmasi (radiasi). Pada penelitian lain, respons nyeri dan toksisitas hematologi antara terapi tunggal dan multipel dengan 186Re-HEDP di bawah asam zoledronat pada pasien yang menderita metastase osseous menyakitkan dari kanker prostat atau payudara diselidiki, sedangkan nilai prediktif dari berbagai  penstabilan tulang dan marker resorpsi pada pasien dengan Metastase tulang dari kanker prostat setelah pengobatan paliatif dengan 186Re-HEDP juga dievaluasi [18-20]. Penyampaian dosis substansial ke sumsum tulang dapat menyebabkan efek samping sumsum sumsum, misalnya trombositopenia atau leukopenia yang  paling jarang terjadi. Sel darah putih awal dan jumlah trombosit adalah dan. Pasien

dengan jumlah di bawah nilai dasar dan dengan kreatinin serum di atas 0,15 mmol / L yang menunjukkan gagal ginjal berat, harus dikecualikan. Trombosit dan sel darah putih menurun selama terapi; Namun, menurut Sciuto dkk. Pemulihan ke tingkat normal dicapai dalam 8 minggu setelah pemberian (Maria Argyrouet al., 2013).

(19)

Renium-18 6-HEDP banyak digunakan di Eropa untuk pengobatan nyeri  paliatif dari nyeri tulang dari metastasis skeletal. Sebagai alternatif, kedua Ke-SS-HEDP [8-10] dan Re-188 (V) – DMSA telah dikembangkan untuk pengentalan nyeri tulang. Studi pasien dengan Ke- SS-HEDP sedang berlangsung di Bonn dan Dresden, Jerman, di Montevideo, Uruguay, dan beberapa situs lainnya, dan Re-188 (V) -DA / & 4 Sedang dievaluasi pada pasien di Inggris. Imaging dari foton gamma 155 keV merupakan keuntungan yang memberikan kesempatan untuk memperkirakan dosis radiasi ke situs metastasis (Knappet al., 1999).

2.8 Keamanan Renium-186

2.8.1 Kegunaan unsur Renium (Re)

Digunakan secara luas sebagai filamen dalam spektrograf massa dan gauge ion. Alloy renium-molibdenum bersifat superkonduktif pada suhu 10 K.

Renium juga digunakan seagai bahan kontak listrik karena tahan lama dan tahan terhadap korosi akibat percikan api. Termokopel yang terbuat dari renium-tungsten digunakan untuk mengukur suhu hingga 2200oC, dan kawat renium digunakan dalam lampu kilat fotografi.

Katalis renium sangat tahan terhadap serangan nitrogen, sulfur dan fosfor. Renium juga digunakan untuk proses hidrogenasi senyawa kimia tertentu.

Kegunaan lainnya :

a. Isotop Re-186 dan Re-188 disamping memancarkan sinar gamma  juga memancarkan sinar beta dengan energi sesuai yang digunakan

(20)

 b. Untuk campuran dalam tungsten dan molybdenum yang digunakan untuk pembuatan komponen misil, filament elektronik, kontak listrik, elektroda dan filament oven

c. Digunakan untuk pembuatan bohlam, permata, pelat atau logam elektrolisis

2.8.2 Bahaya unsure Renium (Re)

Sangat sedikit informasi yang didapatkan mengenai toksisitas renium. Meski demikian, tetap diperlukan penanganan hati-hati hingga tersedia data terbaru.

2.8.3 Perbedaan Renium dan Teknesium

Secara umum sifat Te mirip dengan Re, namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Secara kinetik kimia, senyawa renium dalam berbagai kasus lebih sulit disintesis daripada teknesium. Hal ini disebabkan senyawa renium yang lebih lembam, potensial reduksi lebih rendah dan sifatnya yang paling stabil pada tingkat oksidasi yang lebih tinggi. Karena  perbedaan kinetik kimia ini, maka metode sintesis senyawa Re dan Te

umumnya berbeda. 2.9 Pelabelan Renium-186

Jurnal : Preparasi Dan Uji Biodisfrihllsi Renilllll-/86-Efilen Disi.~fein(/86 Re-Ee) Sebagai Preparal Endovaseu/ar Braehyfherapy

Penulis : Widyastuti, Ceeep Taufik dan Evi Sovilawati

Prosedur : Etilen Oisistein (4 mg, 1,5 x 10.2 mol) filarutkan dalam 0,4 Ml dapar  bikarbonat (0,5 M, Ph 9,0), kemudian diencerkan denga 0,4 Ml larutan NaCl 0,9 % (salin). Ke dalam larutan EC ditambahkan 20 J.Ll (2 mg larutan SnCIz.2 H20

(21)

mengandung ± 100 J.lg Re), dan Ph diatur pada 2. Larutan reaksi dialiri gas ~2 selama 5 menit dan dipanaskan di atas penangas air selama 30 menit.(Widyastuti, Cecep Taufik, 2004)

2.10 Penyimpanan Renium-186

Rhenium-186 telah bertekad untuk menjadi radionuklida terkemuka untuk radioimmunotherapy. Namun, penggunaan 186Re telah dibatasi karena tidak adanya metode yang mudah dan efisien dimana radionuklida dapat terikat pada antibodi monoklonal. Kami telah mengembangkan teknik sederhana untuk memberi label IgM, IgG, antibodi terfragmentasi dan faktor nekrosis tumor-alpha dengan 186Re. Teknik ini menggunakan asam askorbat (AA) untuk pengurangan kelompok antibodi disulfida yang terkontrol menjadi sulfhidril dan SnCl2 dalam asam sitrat untuk reduksi 186ReO4-. Hasil pelabelan yang ditentukan oleh kromatografi lapis tipis tipis, filtrasi molekuler dan filtrasi gel l ebih besar dari 95% dan formulasi koloid kurang dari 5%. Antibodi berlabel stabil bila ditantang dengan 100 dan 250 kelebihan molar DTPA dan HSA selama 24 jam pada suhu 37 derajat C. Analisis SDS-PAGE dan autoradiografi antibodi monoklonal  berlabel IgM, IgG dan F (ab ') 2 menunjukkan pelabelan seragam dan bahwa Tidak ada fragmentasi antibodi monoklonal yang terjadi selama prosedur pelabelan. Immunospesifikitas IgM spesifik jenis IgE yang diberi label, seperti yang ditentukan oleh uji kelebihan antigen secara in vitro, sebanding dengan label c-DTPA-IgM indium-111 dan technetium-99m-labeled-IgM. Sebuah histone nuklir spesifik 186Re-TNT-1-F (ab ') 2 dievaluasi pada tikus yang mengandung tumor eksperimental. Rasio tumor / otot pada 4 dan 24 jam adalah 5,9 + / - 0,21 dan 13,8 +/- 6,7, masing-masing dibandingkan dengan 2,4 +/- 0,3 pada 4 jam p.i. Dengan  protein nonspesifik. Teknik pelabelannya sederhana, andal dan sudah disesuaikan

(22)

Jurnal : SINTESIS DAN UJI STABILITAS SENYAWA BERTANDA 186Re-DMSA

Penulis : Azmairit Aziz, Iswandi I. Dan Rochestri Sofyan

Hasil : Kestabilan senyawa 186Re-DMSA terhadap waktu penyimpanan menunjukkan bahwa kompleks tersebut cukup stabil setelah disimpan selama 3 hari pada temperatur kaa, dengan tingkat kemurnian radiokimia diatas 95% (POPULER, 2002)

2.11 Quality Control Renium-186

Quality control yang dilakukan ada 2 yaitu uji sterilitas dan uji pirogenitas. Jurnal : EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 186ReEDTMP

SEBAGAI ALTERNATIF BONE PAIN PALLIATIVE AGENT 

Penulis : A. H.Gunawan, A. Mutalib, S. Bagiawati, E. Sovilawati., S. Aguswarini, Abidin

Prosedur :

 Uji Sterilitas

Uji sterilitas terhadap sediaan 186Re_EDTMP dilakukan berdasarkan  prosedur yang tercantum dalam Farmakope Indonesia [11]. Di dalam laminair flow hood, sebanyak 0,2 Ml kompleks dengan aktivitas ± 400 J..lCidimasukkan ke dalam tabung perbenihan yang berisisi TSB dan FTG. Pengamatan dilakukan sampai 2 minggu setelah inkubasi.

 Uji Pirogenitas

Uji pirogenitas terhadap sediaan 186Re_EDTMP dilakukan menggunakan prosedur yang tercantum dalam Farmakope Indonesia [11] yaitu menggunakan kelinci (3 ekor) dengan berat kelinci 2,5 –   3 kg.

(23)

Pengamatan dilakukan dengan mengukur perubahan suhu tubuh kelinci sampai dengan 3 jam setelah penyuntikan.

Hasil : Hasil pengujian sterilitas dari sediaan 186Re-EDTMP menunjukkan  bahwa sediaan adalah steril dibuktikan dengan tidak terjadinya pertumbuhan  bakteri dan kapang pada media TSB dan FTG sampai dengan waktu pengamatan 14 hari. Hasil uji prigenitas juga menunjukkan kenaikan suhu pada ke 3 ekor kelinci yang disuntikkan dengan sediaan 186Re-EDTMP lebih kecil 1,4OC dan ini menunjukkan radiofarmaka 186Re-EDTMP adalah bebas pirogen.(Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, 2007)

(24)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energy menembus

ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron.

 Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif

dalam strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi. Dengan kata lain, radiofarmaka merupakan obat radioaktif. Sediaan radiofarmaka dibuat dalam berbagai bentuk kimia dan fisik yang diberikan dengan berbagai rute  pemberian untuk memberikan efek radioaktif pada target bagian tubuh

tertentu.

 Radiofarmasi adalah suatu bidang ilmu kefarmasian (penyiapan, pembuatan

sediaan, penyimpanan, pendistribusian, dispensing) yang memanfaatkan unsur/atom radioaktif yang digunakan baik untuk tujuan diagnosis maupun terapi.

 Renium adalah suatu unsur kimia dalam table periodic yang mempunyai

lambang Re dan nomor atom 75. Renium merupakan logam transisi yang  berbentuk padat dan berwarna putih keabuan.

 Dalam bidang kedokteran, Renium-186 digunakan sebagai penghilang rasa

(25)

Penulis menyarankan kepada pemakalah selanjutnya untuk terus menggali lebih dalam lagi tentang Renium-186 yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit pada penderita kanker tulang dalam bidang kesehatan.

(26)

Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, S. B. (2007) ‘Evaluasi biologis senyawa kompleks renium-186 fosfonat sebagai radiofarmaka terapi paliatif kanker tulang’,  Evaluasi biologis senyawa kompleks renium-186 fosfonat sebagai radiofarmaka terapi paliatif kanker tulang , 10, pp. 1 – 10.

Anonimous (2010a) ‘Element of Rhenium’. Available at: http://www.chemistryexplained.com/elements/PRhenium.html-T/.

Anonimous (2010b) ‘Rhenium’. Available at: http://www.rembar.com/Rhenium.htm. Anonimous (2010c) ‘Tabel Periodik Renium’. Available at:

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/renium/.

Anonimous (2010d) ‘Unsur Golongan VIIB’. Available at: http://orybun.blogspot.com/2008/12/unsur-golongan-viib.html.

John .E et al. (1993) ‘Rhenium-186-labeled monoclonal antibodies for radioimmunotherapy: preparation and evaluation’, 34. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8429345.

Klerk de JM et al. (1994) ‘Dose escalation study of rhenium-186 hydroxyethylidene diphosphonate in patients with metastatic prostate cancer’, 10. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7530199.

Knapp, F. F. et al. (1999) ‘RHENIUM RADIOISOTOPES FOR THERAPEUTIC RADIOPHARMACEUTICAL DEVELOPMENT * Re ( enriched ) Re Decay 90 hours Os ( stable )’, 188(Table 1), pp. 59– 66.

Knapp, F. F. R. et al. (2008) ‘Rhenium radioisotopes for therapeutic radiopharmaceutical development’, pp. 186– 189.

Maria Argyrou et al. (2013) ‘Dosimetry and Therapeutic Ratios for Rhenium-186 HEDP’, 2013, p. 6. Available at: http://dx.doi.org/10.1155/2013/124603.

(27)

BERTANDA 186-RE-DMSA’, SINTESIS DAN UJI STABILITAS SENYAWA  BERTANDA 186Re-DMSA, 3(2), pp. 55 – 67.

Widyastuti, Cecep Taufik, E. S. (2004) ‘PREP ARASI DA~ UJI BIODlSTRlBUSI ENDOVASCUL R BRACHYTHERAPY Widyastuti’, 7(1).

Referensi

Dokumen terkait

pernyataan dan diberikan waktu maksimal 3 hari kerja untuk melengkapi.. Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

 Cerita ”Oma Ami Pencinta Lingkungan”  Teks bacaan Jalil Sakit, Ke Rumah Sakit, Menjenguk jalil  Gamba r-gambar kesehatan ( anak dirawat di rumah sakit, dokter,

Diagnosa sekunder adalah diagnosa selain diagnosa utama yang muncul. atau sudah ada sebelum dan selama dirawat di rumah sakit,

Suatu radiofarmaka yang akan digunakan untuk tujuan diagnosis di dalam tubuh, harus terakumulasi dengan baik pada organ atau tempat yang akan disidik dengan rentang waktu

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

• EWS adalah sistim yang digunakan secara internasional untuk membantu dalam identifikasi awal memburuknya keadaan pasien di rumah sakit.. • Health Care is Not Safe, Di Rumah Sakit

Setiap kali anda datang ke rumah sakit tersebut, apakah petugas kesehatan mengingatkan anda untuk teratur menjalani ARV dari segi waktu minum obat, dosis sampai risiko

Data Identifikasi Pasien Data Identifikasi Pasien meliputi Umur, Jenis Kelamin, Tanggal MRS , ruang rawat , diagnosa media pasien dan diet yang diberikan oleh rumah sakit , diperoleh