• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe–Tipe Ekosistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tipe–Tipe Ekosistem"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Tipe

(2)
(3)

Tipe-tipe Ekosistem

Tipe-tipe Ekosistem

Berdasarkan besarnya derajat campur tangan manusia

Berdasarkan besarnya derajat campur tangan manusia kedalamkedalam ekosistem, ekosistem dapat dibagi 2:

ekosistem, ekosistem dapat dibagi 2:

1.

1. Ek

Ekos

osis

iste

tem A

m Ala

lami

mi (l

(len

engk

gkap

ap))

2.

2. Ek

Ekosi

osist

stem bin

em binaan at

aan atau bua

au buata

tan (ku

n (kurrang len

ang lengk

gkap)

ap)

Ekosis

Ekosistem tem Binaan:Binaan: Komponen-k

Komponen-komponen omponen yang membangun yang membangun ekosiekosistem disesuaikanstem disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Komponen

dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Komponen yangyang mengganggu manusia dihilangkan dan komponen lain yang mengganggu manusia dihilangkan dan komponen lain yang dibutuhkan akan diintroduksikan kedalam ekosistem.

dibutuhkan akan diintroduksikan kedalam ekosistem. Penamaan Ekosistem

Penamaan Ekosistem

Penamaan dari ekosistem dapat bermacam-macam dan

Penamaan dari ekosistem dapat bermacam-macam dan ditentukanditentukan oleh lingkungan

(4)

Berdasarkan pada tingkat energi yang masuk kedalam

Berdasarkan pada tingkat energi yang masuk kedalam

ekosistem, maka ekosistem dapat dibedakan 3 macam:

ekosistem, maka ekosistem dapat dibedakan 3 macam:

1.

1. Ek

Ekosi

osist

stem ala

em alam ten

m tenag

aga sur

a surya t

ya tak ber

ak bersub

subsid

sidii

Contoh Ekosistem Samudera dan Hutan

Contoh Ekosistem Samudera dan Hutan

Disebut sistem yg tak bersubsidi krn tdk

Disebut sistem yg tak bersubsidi krn tdk ada energi selain

ada energi selain

energi surya

energi surya

Pada umumnya sistem ini mpunyai produktifitas yg agak

Pada umumnya sistem ini mpunyai produktifitas yg agak

rendah

rendah

(5)

2.

2.

Ekosistem Alami Tenaga Surya Bersubsidi. Contoh:

Ekosistem Alami Tenaga Surya Bersubsidi. Contoh:

Ekosistem Estuaria (muara)

Ekosistem Estuaria (muara)

Ekosistem Terumbu karang

Ekosistem Terumbu karang

Ekosistem Hutan Hujan

Ekosistem Hutan Hujan

Selain menggunakan energi surya secara langsung juga

Selain menggunakan energi surya secara langsung juga

menerima subsidi alami dalam bentuk :

menerima subsidi alami dalam bentuk :

Pasang surut (terjadi aliran bolak balik) pada

Pasang surut (terjadi aliran bolak balik) pada ekosiekosistem estuaria makastem estuaria maka akan terjadi siklus nutrien dn transport bahan

akan terjadi siklus nutrien dn transport bahan makanan & buanganmakanan & buangan Aliran air arus

Aliran air arus gelombang pada ekosistem terumbu karang maka akangelombang pada ekosistem terumbu karang maka akan terjadi pengangkut

terjadi pengangkutan bahan an bahan makanan maupun buanganmakanan maupun buangan Curah hujan tinggi dan

Curah hujan tinggi dan tetap pada ekosistetap pada ekosistem hutan hujan makatem hutan hujan maka tumbuhan akan

tumbuhan akan menyisihkan menyisihkan energi yg energi yg dibutuhkn utk mengadibutuhkn utk mengatasitasi kek

(6)

Fungsi dari Ekosistem alami tenaga surya bersubsidi:

Fungsi dari Ekosistem alami tenaga surya bersubsidi:

Menyediakan bahan makanan, obat-obatan, bahan

Menyediakan bahan makanan, obat-obatan, bahan

kosmetik , serat dll

kosmetik , serat dll

3. Ekosistem Tenaga Surya Bersubsidi Manusia contoh:

3. Ekosistem Tenaga Surya Bersubsidi Manusia contoh:

• •

Pertanian

Pertanian

• •

Peternakan

Peternakan

• •

Perikanan

Perikanan

• •

Perkotaan

Perkotaan

• Energi yang dimasukkan seperti irigasi, pemupukan, bahanEnergi yang dimasukkan seperti irigasi, pemupukan, bahan

makanan, bahan bakar ut

makanan, bahan bakar utk transportasi,seleksi genetikk transportasi,seleksi genetikaa pengendalian hama dll.

pengendalian hama dll.

• TTujuan ujuan memasukan energi adalah memasukan energi adalah untuk meningkatkanuntuk meningkatkan

produktifitas ekosist

produktifitas ekosistem serta em serta untuk untuk mengatmengatasi faktor-faktorasi faktor-faktor pembatas

(7)

Ekosistem tenaga surya bersubsidi manusia salah satu

contoh adalah

Ekosistem Pekarangan

Pekarangan dapat ditanam jenis tanaman obat-obatan,

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias,

memelihara ternak dan kolam ikan.

Dengan demikian pekarangan dapat dianggap sebagai

apotik hidup, warung hidup sebagai penyedia

sumber karbohidrat, mineral, vitamin, protein nabati

ataupun protein hewani

Pekarangan berfungsi sebagai estetika, fungsional dan

pelestarian lingkungan.

Dalam hal ini ekosistem pekarangan, termasuk

ekosistem yang stabil karena:

(8)

1. Permukaan pekarangan datar, karenanya

tidak terdapat erosi

2. Tanaman dipekarangan beraneka ragam,

dengan tajuk yg berlapis lapis, sehingga dpt

menahan air hujan yg jatuh, sehingga dpt

mengurangi air larian

3. Terbentuknya iklim mikro yg lebih baik

4. Terbentuknya humus tanah pekarangan terus

menerus

5. Dapat dilaksanakan daur ulang limbah rumah

tangga

(9)

Perkembangan Ekosistem

Seperti halnya makhluk hidup, ekosistem juga mengalami

pertumbuhan dan perkembangan melalui beberapa

tahap, dari tahap muda sampai tahap dewasa.

Proses pertumbuhan dan perkembangan komunitas

secara teratur dalam ekosistem disebut dengan Proses

Suksesi Ekologi.

Proses suksesi ekologi berjalan dari tahap rendah atau

tahap pemula sampai tahap tertinggi/klimak yang

merupakan akhir dari proses suksesi atau tercapainya

kondisi yg stabil

(10)

Suksesi ekologi dapat didefenisikan dari 3

parameter:

1.Merupakan suatu proses perkembangan

komunitas yg teratur yg dapat diramalkan

2.Suksesi mrpkn hasil dari modifikasi lingkungan

fisik oleh komunitas

3.Titik akhirnya adalah ekosistem yg stabil dgn

(11)

Berdasarkan status pada saat perubahan, suksesi dibagi 2

tipe:

1. Suksesi Primer: terjadi pada tempat-tempat yg baru

terbentuk, misalnya bekas gunung meletus yg semua

komunitas sudah punah.

2. Suksesi Secunder : terjadi disuatu tempat yg telah

memiliki kehidupan organisme sebelumnya, misal bekas

pertanian yg ditinggal atau bekas pembakaran hutan

(12)

Tipologi Ekosistem

1. Ekosistem Darat

Luas bumi 510.056.000 km², 29,24% terdiri dari

daratan (149.137.00 km²).

Permukaan daratan ditutupi oleh tanah.

Tanah berbeda dari suatu tempat ketempat lain

dsebabkan oleh perbedaan:

Batuan dasar

Iklim

(13)

Iklim (temperatur, cahaya, kelembaban, curah hujan)

dan tanah secara bersama berinteraksi dengan makhluk

hidup, akan menentukan sifat dari ekosistem daratan

Hutan merupakan salah satu tipe ekosistem darat memiliki nilai penting bagi manusia karena sesuai dg fungsi hutan yaitu:

Perlindungan

Pengaturan

Produksi

Perlindungan

- Kestabilan tanah

- Perlindungan daerah aliran sungai - Iklim lokal

- Hidrologi tanah

(14)

Pengaturan:

Pengurangan kadar CO₂ di atmosfer

Menghasilkan O₂ yang sangat dibutuhkan makhluk hidup

Produksi:

- Kayu untuk Industri & konstruksi

- Senyawa kimia untuk obat-obatan, kosmetik, minyak

atsiri dll

- Habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan

- Tempat mengembangkan ilmu pengetahuan dengan

(15)

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

1. Hutan Tropis Basah

Hutan tropis basah adalah hutan yang

memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga

kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan

 jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua.

Jenis- jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu :

Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing

(Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi

(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros

sp).

(16)

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

2. Hutan Muson Basah

Hutan muson basah merupakan hutan yang

umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa

Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan.

Curah hujan yang dialami dalam satu tahun

1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang

tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni,

(17)

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

3. Hutan Muson Kering

Hutan muson kering terdapat di ujung timur

Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan

ini berada pada lokasi yang memiliki musim

kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah

hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm.

Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu

Jati dan Eukaliptus.

(18)

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

4. Hutan Savana

Hutan savana merupakan hutan yang banyak

ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi

padang rumput dengan jenis tanaman berduri.

Periode musim kemarau 4

 – 6 bulan dengan

curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun.

Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya

dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe

Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan

Timor.

(19)

Tipe-tipe Hutan pada Kondisi Khusus (Azonal)

Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.

• 1. Hutan Mangrove

Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora,

Languncularia, Avicennia dan lain-lain. 2. Hutan Gambut (Peak Forest)

Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih,

umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan

Ferguson.Banyak terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan

(20)

Tipe Hutan pada kondisi khusus

3. Hutan Rawa (Swamp Forest)

Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang

selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi

iklim. Pada umumnya terletak dibelakang

hutan payau dengan jenis tanah aluvial.

Tegakan hutan selalu hijau dengan

pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan

terdiri atas banyak lapisan tajuk

(21)

Ekosistem Pesisir dan Lautan

Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia terdiri dari:

- 17.500 pulau-pulau besar dan kecil - Panjang garis pantai ± 809.790 km - Luas laut ± 3,1 juta km²

Laut merupakan sumber:

Pangan terutama protein hewani

Pada kedalaman 2.000 – 5.000 m terdapat nikel, perak, kobalt, tembaga, besi, minyak dan gas bumi

Pada wilayah pesisir:

Pertambangan, pertanian, perikanan, rekreasi dan pariwisata dan pemukiman

(22)

Beranekaragam tipe ekosistem di wilayah pesisir:

Hutan Mangrove, Terumbu karang, Padang Lamun, Rumput laut dan Estuaria

Ekosistem Hutan Mangrove

Pengertian:

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai

tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon

mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang

pada daerah pasang surut pantai berlumpur.

Hutan mangrove Indonesia merupakan hutan

mangrove terluas di dunia , yaitu ± 27 % berada di

Indonesia

Kalau dibandingkan dgn luas mangrove yg terdapat di

Asia Tenggara, maka 75% terdapat di Indonesia

(23)

• Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki

keragaman jenis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera,

Kalimantan dan Papua. Namun demikian, kondisi

mangrove Indonesia baik secara kualitatif dan

kuantitatif terus menurun

dari tahun ke tahun.

• Saat ini, tercatat Indonesia mempunyai hutan mangrove

seluas 9,36 juta hektar yang tersebar di seluruh Indonesia. Sekitar 48 persen atau seluas 4,51 juta hektar rusak sedang dan 23 persen atau 2,15 juta hektare lainnya rusak berat. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Baik berupa konversi

mangrove menjadi sarana pemanfaatan lain seperti pemukiman, industri, rekreasi dan lain sebagainya.

(24)

Karakteristik Habitat Hutan Mangrove

Umumnya tumbuh pada daerah jenis tanah

berlumpur, berlempung, atau berpasir

Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik

setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat

pasang purnama

Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang

surut yang kuat

Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat

Air bersalinitas payau (2-22 per mil) hingga asin

(25)

Zona Hutan Mangrove

• Zona Api-api ( Avicenia-Sonneratia)

Terletak paling jauh/luar atau dekat dengan laut, keadaan

tanah berlumpur dalam, kaya bahan organik dan kadar garam agak tinggi.

• Zona Bakau (Rhizophora.sp)

Lebih agak ke darat, terletak di belakang zona api-api dan keadaan tanah berlumpur dangkal

• Zona Tancang (Bruguiera)

Terletak di belakang zona bakau, keadaan tanah berlumpr agak keras

• Zona Nipah ( Nypa fructicane)

Transisi antara hutan mangrove dengan hutan daratan rendah, keadaan tanah keras

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Skema pohon mangrove dg lingkungan

biotik

(32)

Adaptasi Pohon Mangrove

• Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah

Pohon mangrove memiliki bentuk perakaran seperti akar lutut, akar papan, akar cakar ayam dan akr tunjang/tongkat penyangga

• Adaptasi terhadap kadar garam tinggi

Memiliki sel-sel khususu dalam daun, berfungsi menyimpan garam Berdaun tebal dan kuat yang banyak mengandung air untuk

mengatur keseimbangan garam

Daun memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan

• Adaptasi terhadap tanah kurang stabil dan adanya pasang surut.

Struktur akar dapat berkembang sangat ekstensif dan membentuk kearah horizontal yang lebar

(33)

Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

• Sebagai peredam gelombang dan angin badai,puting beliung,

pelindung dari abrasi, perembesan air laut, penahan lumpur dan perangkap sedimen

• Penghasil sejumlah besar detritus dari daun dan akar pohon

mangrove

• Daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makan

(Feeding grounds) dan daerah pemijahan (Spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya

• Penyerap bahan pencemar, gas buang kendaraan, industri

terutama CO₂ penyebab perubahan iklim dll

• Penghasil kayu untuk bahan konstruksi, kayu bakar, bahan

baku arang, bahan baku kertas ( pulp)

• Pemasok larva ikan, udang dan biota laut lainnya • Sebagai tempat pariwisata

(34)

Rantai makanan pada Ekosistem Hutan Mangrove

Serasah dari Tumbuhan Mangrove

Dekomposisi oleh bakteri dan fungi Sbagai partikel serasah(detritus)

Zat hara (nutrien) Ikan kecil, udang

kepiting (Detrivora) M a

-Fitoplankton Ikan-ikan besar n

-Alga (Karnivora kecil) u

-Tumbuhan Mangrove s

i Ikan besar, burung a ikan pari dll(karnivora besar)

(35)

Permasalahan Hutan Magrove

• Konversi kawasan hutan mangrove menjadi berbagai peruntukan

lain seperti tambak, pemukiman dan kawasan industri secara tidak terkendali.

• Belum adanya kejelasan tata ruang dan rencana pengembangan

wilayah pesisir sehinnga banyak terjadi tumpang tindih

pemanfaatan kawasan hutan mangrove utk berbagai kegiatan pembangunan.

• Penebangan mangrove utk kayu bakar, bahan bangunan dan

kegunaan lainnya melebihi kemampuan utk pulih kembali.

• Pencemaran akibat buangan limbah minyak, industri dan rumah

tangga.

• Pengendapan (sedimentasi) akibat pengelolaan kegiatan lahan atas

yang kurang baik.

• Proyek pengairan yang dapat mengurangi aliran masuk air tawar

(unsur hara) kedalam ekosistem mangrove

• Proyek pembangunan yg dapat mengurangi sirkulasi arus pasang

(36)

EKOSISTEM TERUMBU KARANG

• Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang

bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga(ganggang)

• Ganggang merupakan produsen pada ekosistem terumbu

karang , karena dapat melakukan fotosintesis

• Jenis ganggang yang berperan adalah:

• 1. Ganggang endozoic, tergolong dinoflagelata dan terdapat di

dalam endoderm polip binatang karang

• 2. Ganggang filamen yang kaya klorofil. Ganggang ini

memberikan warna yang kehijau hijauan pada masa karang yang hidup

• 3. Ganggang kerangka (skeletal alga), termasuk anggota

(37)

Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang

untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu

karang seluas 60.000 km2 lebih.

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem

laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi

beraneka ragam biota laut.

Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup

lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis

ikan dan berpuluh‐puluh jenis moluska, crustacean, sponge,

alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2000).

Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis

ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang

hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat

penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat

tinggi.

(38)

Tipe-tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenis

•  Terumbu karang keras ( hard coral ) merupakan karang batu

kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu

karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

(39)

Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Lokasi dan Bentuk

1

. Terumbu karang tepi atau pantai (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa

mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya,

terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas

mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali), Irian jaya, Kepulauan Riau, Mentawai.

(40)

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif

 jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas

dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga

75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air)

atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan

kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di

sekitar pulau sangat besar atau benua dan

membentuk gugusan pulau karang yang

terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan

Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan

Banggai (Sulawesi Tengah).

(41)

3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat

perbatasan dengan daratan dan biasanya terdapat di laut dalam. Dijumpai di lepas pantau flores, Taka Bone (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

4. Terumbu karang datar/Karang lepas

Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), kepulauan ujung batu (Aceh) sedikit diUjung Pandang.

(42)
(43)
(44)

Manfaat Ekosistem Terumbu Karang

•  Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai

estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat

– 

obatan bahan bangunan ataupun sebagai objek wisata bahari.

•  Fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam

menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan

stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi.

Sebagai tempat tinggal, berlindung, mencari makan dan

berkembang biak bagi biota laut seperti ikan, udang, kepiting dll

•  Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber

perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan

 pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata bahari.

(45)

Persyaratan Hidup Terumbu Karang

• Air jernih

• Cahaya matahari cukup • Suhu (15 – 30)⁰C

• Salinitas 27 – 40 per mil

• Ada arus membawa makanan dan substrat

Kegiatan yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang:

• Eksploitasi karang secara berlebihan

• Pengerukan pasir disekitar terumbu karang (tambang pasir) • Peledakan terumbu karang

• Adanya bangunan bangunan pengeboran minyak lepas pantai dan

termasuk sistem pengangkutan minyak mentah yg kurang baik, kegiatan penambangan mineral dan logam didasar laut

menyebabkab air menjadi keruh dan mengancam kehidupan terumbu karang

(46)
(47)

Contoh gambar spesies karang

(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

EKOSISTEM PADANG LAMUN

Pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal

 juga istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan

vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut

dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan

kerapatan padat atau jarang. Lamun umumnya

membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang

masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang

memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan

yang dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik. Air

yang bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-zat

hara dan oksigen, serta mengangkut hasil metabolisme

lamun ke luar daerah padang lamun.

Di Indonesia terdapat di Selat malaka, Teluk Jakarta,

(55)

Fungsi Padang Lamun

Fungsi ekologis padang lamun:

Produsen detritus dan zat hara.

Menstabilkan dasar perairan dg sitem perakaran

yang padat dan saling menyilang.

Sebagai tempat berlindung, mencari makan,

tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis

biota laut, terutama yang melewati masa

dewasanya di lingkungan ini.

Pelindungi pantai dengan cara meredam arus.

Penghasil oksigen dan mereduksi karbondioksida

(56)

Fungsi Ekonomis Padang Lamun

Terdapat 360 spesies ikan, 117 makro alga, 24

 jenis moluska, 70 jenis krustasea dan 45 jenis

ekodermata sprt teripang. Selain itu padang

lamun bisa dimanfaatkan utk pembuatan tikar,

bahan kima dan obat-obatan

(57)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

[r]

Akan tetapi apabila ada yang memakai kain sampai melebihi kaki atau menyentuh tanah, lantai dan sebagainya, itu jelas dilarang menurut hadis tersebut karena sombong namun

[r]

30. Area kerja duty manager adalah front office dan seluruh hotel yang ada hubungan dengan tamu di hotel. Ringkasan pekerjaan Duty Manager adalah mendukung

Dalam peran ini PEG dapat berfungsi sebagai template, yang membungkus partikel sehingga tidak terbentuk agregat lebih lanjut, dikarenakan PEG menempel pada

Pusat Kreatif dan Produktif (PKP)/Rumah Inovatif INCAKAP adalah sebuah tempat/ruangan dimana masyarakat dapat melakukan komunikasi dan mengakses informasi melalui sarana TIK

Identifikasi senyawa metabolit sekunder adalah proses mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam daun tebu, meliputi uji golongan senyawa metabolit secara