• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sop Kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sop Kebidanan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF ULTRASONOGRAFI

(USG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian USG (Ultrasonograph) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Periksa ginjal, jantung, dan organ-organ tubuh bagian dalam

Tujuan Pritap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan USG (Ultrasonograph) agar dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

 Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa Timur (Dinkes)

Prosedur Persyaratan

1. satu orang teknisi elektromedik 2. peralatan kerja tersedia

3. Dokumen teknis tersedia

4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia

5. Mekanisme kerja tersedia dan jelas Persiapan

 Siapkan perintah kerja

 Siapkan formolir laporan kerja  Siapkan dokumen teknis penyerta :

- Protap pemeliharaan - Operating MANUAL - Servise manual  Siapkan peralatan kerja

- Tool set - Multi tester

- Pengukuran arys bocor

 Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

- Contact cleaner

- Kain lap halus dan kapas - Pasta/jelly

- Film polaroid/kertas printer - Alkohol

- Amplas

- Lamu indikator  Pemberitahuan kepada user

Pelaksanaan

1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi : Periode 3 bulanan

- Meja kontrol (tombol-tombol, joy stick/track ball). 2. Periksa unjuk kerja alat dengan menggunakan probe dan

(2)

perhatikan gambar tampilan (sensitivitas, brightness, tampilan dan lain-lain) lakukan penyetelan bila perlu

periode 3 bulanan

3. Periksa camera dan cek shuter camera polaroid Periode 1 Tahunan

4. Periksa semua sistem/bagian-bagian yang diijinkan oleh pabrik Periode 1 Tahunan

5. Periksa kebocoran arus listrik Periode 1 Tahunan

6. Periksa hubungan pembumian Periode 1 Tahunan

Pencatatan

 Isi kartu pemeliharaan alat  Isiformolir laporan kerja

 User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta

- Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan - Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta - Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis

penyerta ke tempat semula Pelaporan

- laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

(3)

HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN UNIT KASIR/T.U.K

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Prosedur pasien pulang merupakan suatu jaringan prosedur yang dilakukan sehubungan dengan kepulangan Pasien Rawat Inap Tujuan Mempercepat proses kepulangan pasien Rawat Inap

Kebijakan Mempercepat administrasi kepulangan pasien Rawat Inap Prosedur 1. Menerima data pasien dari perawatan

2. menghubungi Unit-Unit terkait dengan data pasien Rawat Inap

3. memasukkan obat-obatan, resep, laborat, rontgen, honor doketer, dan lain-lain.

4. mencetak nota/rekening pasien Rawat Inap

5. keluarga pasien Rawat Inap melakuakn pembayaran di kasir kemudian keluarga pasien menerima bukti pembayaran berupa nota/rekening Rawat Inap

6. keluarga pasien kembali ke ruangan (Perawatan) dengan menunjukkan nota/rekening Rawat Inap pada Suster ruangan 7. pasien Rawat Inap diperkenankan pulang setelah semua

administrasi di selesaikan

8. pasien Rawat Inap diperbolehkan pulang pada jam kerja

Unit Terkait  Unit Rawat Inap

(4)

HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA UNIT RAWAT INAP SUB UNIT TRANSPORTASI (AMBULANCE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Hubungan kerjasama Unit Rawat Inap dengan kendaraan ambulance adalah suatu rangkaian kerjasama antara Unit Rawat Inap dengan unit kendaraan ambulance sebagai sarana transportasi baik untuk pengiriman pasien ke Rumah Sakit lain ataupun untuk mengantar penderita yang memelurkan pemerikasaan keluar Rumah Sakit

Tujuan Agar pelayanan terhadap pasien berjalan lancar

Kebijakan Tarif sesuai dengan yang telah ditentukan kepala Rumah Sakit Petugas

1. Sopir Ambulance

2. Perawat Unit Rawat Inap 3. SDM

4. Satpam

Prosedur 1. Bila ada penderita memerlukan kendaraan ambulance untuk pengiriman pasien ke RS lain atau pemeriksaan ke luar Rumah Sakit Umum Kaliwates

Misal :

- Periksa Lab, Foto Bor dll - Rujuk, pulang

- Petugas Sub Unit Rawat Inap - Menghubungi SDM atau satpam

2. Perawat Unit Rawat Inap memberi penjelasan sesuai dengan keperluan penderita

3. Ambulance siap di UGD

4. petugas Unit Rawat Inap mendampingi penderita yang akan dikirim/dirujuk

Unit Terkait - SDM

(5)

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Pemeliharaan Preventif Vacum extractor adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi Vacum Extractor secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Vacum Extractor agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kebijakan  Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

 Manual Book, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

Prosedur Persyaratan

1. Satu orang teknisi elektromedik atau tekhnis terlatih 2. Peralatan kerja tersedia

3. Dokumen teknis tersedia

4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 5. mekanisme kerja tersedia dan jelas

Persiapan

 Siapkan perintah kerja

 Siapkan formulir laporan kerja

 Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharaan - Operating Manual - Service manual

 Siapkan peralatan kerja

- Tool set - Multi tester

- Pengukuran arus bocor

 Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

- Kain lap halus/kain kasa - Vaselin

- Amplas - filter

(6)

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pelaksanaan

1. Cek dan bersihkan bagian-bagian pompa penghisap 3 Bulanan

2. Cek dan berikan pelumasan pada lager 3 Bulanan

3. Cek filter, bersihkan dan ganti bila perlu 3 Bulanan

4. Cek katup inlet dan outlet, ganti bila perlu 3 Bulanan

5. Cek daya hisap, lakukan penyetelan bila perlu 3 Bulanan

6. Cek kebocoran arus listrik 1 Tahunan

7. Cek hubungan pembumian 1 Tahunan

Pencatatan

- Isi kartu pemeliharaan alat - Isi formulir laporan kerja

- User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta  Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan

 Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta

 Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula

Pelaporan

 Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

Unit Terkait  Ruangan VK Bersalin

(7)

STANDAR PENGOPERASIAN STERILISATOR No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Sterilisator adalah alat mensterilkan alat kesehatan seperti gunting, pinset, mangkok steril dan alat-alat lain agar terhindar dari bakteri, sehingga aman dalam melakukan tindakan pemakaian alat-alat kesehatan tersebut

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Sterilisator untuk mensterilkan alat-alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

Kebijakan  Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

 Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa Timur (Dinkes).

Prosedur PERSIAPAN

 Alat : bisa dioperasikan Pelaksanaan

1. Air sampai batas level max 2. Siapkan alat-alat yang disterilkan

3. Masukkan alat-alat kke dalam sterilisator 4. On kan pesawat

5. Pilih temperature 6. Perhatikan termometer 7. Atur waktu yang dibutuhkan 8. Setelai selesai off kan pesawat

Unit Terkait  Ruangan kamar bersalin

(8)
(9)

STANDAR PENGOPERASIAN TELEPON No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Telepon adalah alat komonikasi dengan menggunakan suara. Termasuk dalam pengertian telepon adalah aiphone, dan bentuk-bentuk sejenis lainnya baik yang berfungsi di lingkup internal maupun sampai ke luar rumah sakit

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pemakaian telepon dengan baik dan benar.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur 1. Penerimaan telepon

- Bel telepon berbunyi

- Tunggu bunyi bel telepon hingga 3 kali - Angkat gagang telepon dan katakan :

“Assalamu’alaikum, Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep, ada yang bisa kami bantu”.

- Tanyakan dan catat nama dan alamat penelpon

- Akhiri hubungan telepon dengan ucapan “Terima kasih, Assalamu’alaikum”

- Letakkan gagang telepon dengan baik dan benar

2. Pemakaian telepon :

- Angakat gagang telepon hingga terdengar nada telepon. - Tekan nomor telepon yang dituju

- Tunggu hingga telepon yang dituju diangkat (ditandai nada telepon hilang)

- Lakukan pengecekan nomor telepon yang dituju, serta nama dan alamat tujuan dengan mengatakan “Assalamu’alaikum apaila betul disini nomor telepon ….. (nomor telepon tujuan), rumah …. (tujuan) ……(alamat tujuan)

- Sebutkan nama dan tujuan telepon - Sampaikan pesan informasi

- Akhiri hubungan telepon dengan mengucapkan : “Terima kasih, Wassalamu’alaikum”

- Letakkan gagang telepon dengan baik dan benar Unit Terkait - Semua ruangan penerima telepon

(10)

STANDAR PENGOPERASIAN AUTO CLAVE No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian UV Lamp adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan ruangan, agar selalu terhindar dari bakteri

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian UV Lamp untuk mensterilkan ruangan agar tidak terjangkau oleh bakteri. Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

- Manual Bock, Operational Book Alkes Pemprof Jatim (Depkes)

Prosedur Persiapan :

1. Hubungkan alat dengan catu daya

2. Hidupkan alat dengan menekan tombol on / off 3. Ke posisi on sampai indikator menyala

Pelaksanaan

1. Atur timer berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyeterilkan ruangan

2. Tinggalkan ruangan yang kita steril, maka lampu akan menyala sendiri dan akan menyala sendiri dan akan mati sendiri secara otomatis sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Setelah selesai rapikan kembali keadaan lampu.

Unit Terkait - Ruangan OK

(11)
(12)

STANDAR PENGOPERASIAN VACUM EXTRACTOR No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Vacum Extractor adalah alat yang digunakan untuk membantu pada saat proses kelahiran bayi

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Vacum Extraktor secara baik dan benar.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

- Manual Book, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

-Prosedur Alat : dalam kondisi baik

Pasien :

Pelaksanaan

1. Hubungkan alat dengan satu daya 2. Tekan tombol on/off pada posisi on

3. Cek dya hisap dengan menmpel ibu jari pada ujung selang, kemudian regulator diatur dari minimum ke max.

4. Pasang selang dan lap penghisap sesuai keperluan 5. Lakukan tindakan

6. Jika selesai off-kan pesawat

(13)

STANDAR PENGOPERASIAN VENTILATOR

Pengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkan

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Ventilator untuk memberikan bantuan pernafasan bagi pasien

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

 Manual BOOK, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

Prosedur Persiapan :

1. Pasang humidity unit

2. Pasang supplay oksigen dengan alat

3. Hubungkan alat dengan menekan on/off ke on sampai indikator menyala

4. Atur regulator oksigen 5. Buka regilator oksigen

6. Cek sistem alarm O2 untuk mengetahui kurang / lebih

Pelaksanaan

1. Atur ventiiation mode sesuai dengan kebutuhan 2. Atur O2 concentration

3. Pasang fase mask pada pasien 4. Lakukan tindakan

5. Kembalikan alat pada tempatnya

(14)

TATA CARA PEMULANGAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP

Pengertian Tata Cara Pemulangan Pasien adalah tata cara pemulangan pasien yang telah dinyatakan sembuh ataupun atas permintaan pasien sendiri dan/keluarganya Tujuan Mempermudah proses pemulangan pasien

Kebijakan Prosedur pemulangan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama jam kerja

Petugas - Perawat di Ruang Rawat Inap

- Bagian Administrasi dan Keuangan

Prosedur 1. Pasien mendapat ijin pulang dari dokter yang merawat

Bila pasien dan / keluarga menginginkan pulang sebelum diijinkan oleh doketr yang merawat, harus menandatangani surat penolakan untuk dilanjutkan perawatan di Ruang Rawat Inap 2. Perawat menyiapkan check list penderita

kemudian dibawa ke bagian TUK

3. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi biaya perawatan di kasir

Bagi pasien relasi harus sudah melengkapi Surat Pengantar Tanggungan dari instansinya

4. Perawat mengecek ulang nota pembayaran pasien, bila terdapat kesalahan dikofirmasikan kembali ke Bagian Administrasi

5. Peawat membrikan sisa obat-obat untuk dilanjutkan di rumah dan hasil pemeriksaan penunjang

6. Pasien diantar oleh parawat sampai pintu keluar Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep

Unit Terkait - Unit A.K.U

(15)

STANDAR PERAWAT JAGA SIFT PAGI

Pengertian Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh petugas jaga pagi

Tujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga pagi

Waktu Jam 07.00 – 14.00

Prosedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terima

2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat shift dinas malam

3. Melakukan serah terima pasien dengan cara keliling ke ruang-ruang pasien

4. Melakukan serah terima alat-alat kesehatan / tenun / RT

5. Kepala ruang mengatur pembagian tugas masing-masing perawat (Job perawat)

6. Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lain

7. Bersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannya

8. Melaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatan

9. Melakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

(16)

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT SORE

Pengertian Prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas jaga sore

Tujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga sore

Waktu Jam 14.00 – 21.00

Prosedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terima

2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat oleh shift dinas pagi

3. Melakukan serah terima dengan dinas pagi dengan cara keliling ke ruang-ruang Px.

4. Melakukan serah terima alat kesehatan / tenun / RT.

5. Ketua Tim membagi tugas kepada masing-masing perawat sesuai job.

6. Pelaksanaan askep mis : memandikan Px, melakukan injeksi dan lain-lain.

7. Menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan / tindakan operatif keesokan harinya. 8. Melakukan pelaporan / pencatatan tindakan yang

sudah dilakukan.

9. Melakukan timbang terima dengan shift dinas malam

(17)

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT MALAM

Pengertian Prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas jaga malam

Tujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga malam

Waktu Jam 21.00 – 07.00 WIB

Prosedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terima

2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat shift dinas malam

3. Melakukan serah terima pasien dengan cara keliling ke ruang-ruang pasien

4. Melakukan serah terima alat-alat kesehatan / tenun / RT

5. Kepala ruang mengatur pembagian tugas masing-masing perawat (Job perawat)

6. Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lain

7. Bersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannya

8. Melaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatan

9. Melakukan pencatatan / pelaporan selama pelaksanaan tugas

10. Melakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

(18)

PENANGANAN PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN

Pengertian Pelanggaran etik Keperawatan dan Kebidanan adalah setiap ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan seorang petugas keperawatan yang melanggar ketentuan, peraturan kode etik keperawatan / kode etik kebidanan yang dilakukan pad ajam kerja maupun diluar jam kerja Tujuan 1. Agar tenaga keperawatan mampu melaksanakan

tugas dengan baik secara profesional.

2. Meningkatkan akuntabilitas perawat terhadap pasien dan masyarakat

3. Meningkatkan mutu pelayanan

4. Menginventarisasi dan menyelesaikan masalah pelanggaran etik

5. Mengatur dalam pemberian punishment dari pelanggaran etik

Kebijakan 1. Pengelolaan pelanggaran etik keperawatan menjadi tanggung jawab Bidang Pelayanan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh panitia etik komite keperawatan dan Tim Etik Kredensial Rumah Sakit

2. Surat Keputusan Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep

Prosedur 1. Tenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran dilakukan klarifikasi dan pembinaan oleh kepala ruangan yang bersangkutan dan dilakukan penyelesaian masalah terhadap perawat yang melakukan pelanggaran

2. Bila terjadi pelanggaran yang tidak dapat siselesaikan maka kepala ruangan membuat rekomendasi ke tim etik komite keperawatan 3. Tim etik keperawatan melakukan pembinaan dan

penyelesaian masalah bersama kasi keperawatan 4. Bila masalah tersebut perlu tindak lanjut yang

berkaitan dengan kebijakan diektur maka tim etik Keperawatan bersama kasi keperawatan membuat rekomendasi kepasa Tim Etik Kredensial Rumah Sakit

5. Selanjutnya Tim Etik Kredensial Rumah Sakit menyelesaikan masalah sesuai ketentuan yang berlaku untuk kemudian dibuatkan rekomendasi kepada direktur.

6. Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep melalui Kabid Pelayanan dan Kasi Keperawatan menetapkan penyelesaian masalah dengan surat keputusan

Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan

2. Unit Rawat Inap 3. Unit Rawat Darurat 4. Unit Kamar Bersalin 5. Ruang Bayi

(19)

ANAFILAKSIS

Pengertian Anafilaksis adalah suatu alergi yang terjadi akut, segera, dan hebat, sebagai kontak dengan alergan

Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan memberikan terapi

Kebijakan Dalam penanganan penyakit anafilaksis diperlukan buku standar pelayanan medic

Prosedur 1. Kriteria Diagnosa :

Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik, kadang-kadang didahului rasa tidak enak/takut secara akut dan segera dapat timbut :

a. Obstruksi jalan nafas atas dan bawah, disusun renjatan kardiovaskuler secara sekunder

b. Secara primer timbul renjatan tanpa didahului gejala-gejala pernafasan

c. Rasa gatal, kemerahan seluruh tubuh dan pembengkakan tangan menjadi lebih hebat (urtikaria dan sembab angioneurotik)

2. Diagnosa Banding :

Renjatan karena sebab lain, renjatan ini biasanya terjadi begitu mendadak

3. Terapi :

a. Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0.01 ml/Kg, subkutan (maksimal 0,3 ml)

b. Pasang tourniquet pada bagian pangkal dari tempat masuknya alergen (gigitan, serangan, suntikan obat)

c. Beri adrenalin 0,1-1,3 ml sub kutan pada tempat masuknya alergen bila alergen telah diberikan/masuk secara subkutan

d. Bila perlu pemberian adrenalin dapat diulang setiap 15-20 menit

e. Beri zat asam dengan nose prong atau sunkup 2-3, 1/menit

f. Beri difenhidramin 2 mg/kg intavena atau intramuskulus, dilanjutkan dengan 3 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis

g. Pasang infus NaCI 0,9%. Bila terjadi hipotensi atau tekanan darah tak teratur beri NaCL 0,9% 20-40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila perlu ditambahklan plasma atau cairan ekspander volume lain 10-20 ml/kg dalam 1-2 jam

h. Pemberian Kortikosteroid :

 Hidrokotison 4-7 mg/kg secara intravena, dilanjutkan dengan 4-7 mg/kg/24 jam dibagi dalam 3-4 dosis selama 24-28 jam atau  Metilprednisolon 1/5 dosis hidrokortison atau  Dexametason 1/25 dosis hidrokortison

i. Bari Aminofilin bila ada tanda-tanda obstruksi jalan nafas di bagian bawah dengan dosis 7 mg/kg dilanjutkan dalam 10-20 ml NaCI 0,9% secara intravena dalam waktu 10-20 menit, dilanjutkan dengan 9 mg/kg/24 jam dibagi 3-4 dosis

(20)

diganti dengan Dektrose 5% dalam 0,45% NaCL 1-1 ½ kali kebutuhan rumatan

4. Penyulit :

a. Obstruksi jalan nafas bagian atas (sembab laring)

b. Obstruksi jalan bagian bawah (asma) 5. Konsultasi :

Spesialis Anak

Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap

2. Unit Rawat Jalan 3. Unit Gawat Darurat

(21)

PEMBUATAN JADWAL DINAS

Pengertian Tata cara dan ketentuan pangaturan jadwal jaga perawat di ruang unit khusus untuk tiga shift

Tujuan Efisiensi tenaga keperawatan dengan memperhatikan kemampuan perawat dan tingkat ketergantungan pasien pada tiap shift

Kebijakan Adanya penanggung jawab dan perawat yang dianggap mampu pada tiap shift jaga.

Petugas Shift : - Penanggung jawab shift / ketua tim - Perawat pelaksana

- Tenaga penunjang perawatan - Waktu dinas :

- Shift pagi jam 07.00 – 14.00 - Shift sore jam 14.00 – 21.00 - Shift malam jam 21.00 – 07.00 Prosedur 1. Kepala ruangan menyusun jadwal dinas untuk

satu bulan dimulai tanggal 15 pada tiap bulannya 2. Daftar jaga harian mempertimbangkan tersedianya

penanggung jawab shift pada tiap shift jaga dan tingkatketergantungan pasian pada tiap shift 3. Kepala ruangan menentukan perawat penanggung

jawab shift dengan ketentuan :

a. Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah Saki Bersalin Esto Ebhu Sumenep

b. Telah dianggap mampu melaksanakan tugas teknis keperawatan

c. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi

d. Disiplin dan mempunyai kemampuan komonikasi yang baik

4. Jumlah jam kerja maksimal dalam 1 minggu untuk tiap staf adalah 40 jam.

5. Tidak diperbolehkan dinas pada dua shift yang berurutan kecuali ada peningkatan ketergantungan pasien (beban kerja) perawat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan misalnya karena sakit dan lain-lain dengan kompensasi penggantian libur 6. Jadwal dinas pada unit khusus harus

mempertimbangkan adanya perawat yang mempunyai sertifikat keahlian khusus di ruangan tersebut pada tiap shift jaga

(22)

ALUR PELAPORAN

Pengertian Tata cara pelaporan hasil rekapitualsi data mulai dari tim Pengendalian Mutu Keperawatan sampai Kepala Rumah Sakit

Tujuan  Untuk mengetahui

jalur pelaporan yang benar

 Sebagai panduan

dalam melaksanakan program peningkatan mutu keperawatan

 Adanya kejelasan

langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan rekomendasi

 Untuk membantu

kerja tim dalam memberikan arah tujuan hasil pelaporan

Kebijakan - Dilakukan oleh Tim

Pengendalian Mutu Keperawatan

- Rekapitulasi hasil dan laporan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali secara periodic Prosedur 1. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim

Pengendalian Mutu Keperawatan di ruangan masing-masing setiap bulannya

2. Data yang harus dikumpulkan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan adalah

a. Kelengkapan asuhan keperawatan

b. Evaluasi persepsi mutu asuhan keperawatan

c. Evaluasi kegiatan asuhan keperawatan d. Indikator klinik

3. Setelah data terkumpul tiap bulannya data direkap tiap tiga bulan sekali

4. Hasil rekapitulasi dilaporkan untuk minta rekomendasi dan tindak lanjut pada Kepala Rumah Sakit

5. Alur pelaporan adalah

Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan

Kepala Rumah Sakit

6. Kemudian Kepala Rumah Sakit memberikan Rekomendasi dan tindak lanjut melalui Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan ke Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

(23)

SYOK KARDIOGENIK

Pengertian Ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal akibat gangguan fungsi pompa jantung

Tujuan 1. Mengembalikan fungsi sistemik yang adekuat 2. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut 3. Mencegah kematian

Kebijakan Persiapan Alat :

1. Oropharingeal tube / mayo tube sesuai dengan ukuran pasien

2. Fase mask sesuai dengan ukuran pasien 3. Air bag

4. Peralatan intubasi 5. Papan resusitasi 6. Bantal kecil

7. Meja emergency berisi alat-alat dan obat-obat emergency

8. Plester, gunting 9. Peralatan suction 10. Peralatan oksigen 11. Pasien

Beritahu pasien bila sadar/keluarga tentang prosedur tindakan dan tujuan

Langkah-Langkah :

1. Kaji riwayat penyakit jantung : AMI, Miokarditis, Decomp cord, dll.

2. Pastikan dengan rekaman EKG 12 lead 3. Kaji tanda-tanda vital

4. Atur posisi pasien dalam posisi syok 5. Berikan terapi 4-6 liter/ menit

6. Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel : ektensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut

7. Bila pasien henti nafas segera lakukan ventilasi 2 kali buatan, kalau memungkinkan denganoksigen murni

8. Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau femoralis

9. Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adekuat

10. Bila tidak teraba nadi berarti henti jantung segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievakuasi setiap menit apakah tindakan efektif

11. Beri Nore ephineperine iv 8-12ug/menit sampai mencapai tekanan sistolik sekurang-kurangnya 80 mmhg.

12. Setelah tekanan sistolik mencapai 80 mmhg ganti dengan dopamine 5-15 ug/kg BB/menit pemberian dalam infuse D 5% mikro

13. Bila terjadi takikardi, tambahkan drip dobutamin 5-20 ug/kg BB/menit, mulai dosis kecil sampai terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan darah 80/50 mmhg 14. Evaluasi tanda-tanda vital dn respon pasien

(24)

15. Bila pemberian dopamine/dobutamin satu kali belum berespon menaikkan tekanan darah 80/50 mmgh, pertimbangkan pasien untuk masuk ICU guna terapi causatik (misalnya trombolitik untuk kasusu AMI) Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Penanganan cepat,tepat, teliti 2. Jaga kenyamanan lingkungan 3. Respon pasien

Unit Terkait UGD, RR,Ruang Perawatan, Kamar Bersalin

(25)

-40. PEMINDAHAN KLIEN ANTAR UNIT RAWAT INAP

Pengertian Memindahkan klien dari unit ke unit perawatan lain atas permintaan klien / keluarga atau atas perintah dokter Tujuan 1. Memenuhi permintaan klien/keluarga

2. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan

Kebijakan Perpindahan klien antar unit dilaksanakan sesuai permintaan atau kebutuhan pelayanan

Prosedur I. Menyiapkan alat

1. Kereta dorong 2. Kursi roda 3. Status klien

4. Hasil pemeriksaan laboratorium, foto dan lain-lain 5. Obat-obatan

6. Buku serah terima II. Menyiapkan klien

1. Memberitahu klien tentang rencana tindakan yang akan diberikan

2. Memindahkan klien ke kereta dorong / kursi roda sesuai prosedur

III. Melaksanakan

1. Menghubungi unit perawatan yang dituju 2. Membuat buku serah terima

3. Menyiapkan status klien hasil, pemeriksaan laboratorium, hasil foto, obat-obatan

4. Membereskan barang-barang klien

5. Mengantar klien ke unit perawatan yang dituju 6. Menyerahkan klien beserta status klien,

laboratorium, foto, program pengobatan beserta buku serah terima yang ditanda tangani unit masing-masing

(26)

40. TATA CARA PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAP Pengertian Tata Cara Penerimaan Pasien Baru adalah tata cara

penerimaan pasien baru di Ruang Rawat Inap setelah penderita / keluarganya menyelesaikan administrasi dan keuangan di bagian administrator

Tujuan Meningkatkan mutu Pelayanan dan memenuhi kepuasan pasien

Kebijakan Prosedur penerimaan pasien baru harus sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan

Petugas : Perawat di Ruang Rawat Inap

Prosedur 1. Perawat mempersiapkan sarana dan prasarana kelengkapan alat tidur penderita yang meliputi : 1.1 Sarana tempat tidur beserta peralatannya 1.2 Alat-alat lain : Termometer, Tensimeter,

Timbangan Berat Badan dan pengukur tinggi badan

2. Cara kerja penerimaan penderita

2.1 Pasien dan keluarga diterima oleh Bagian Triage UGD untuk ditentukan klasifikasi kegawatan dan mendapat pertolongan bila perlu

2.2 Pasien/keluarga mengurus administrasi pendaftaran pasien di Bagian Penerimaan (admition)

2.3 Pasien diantar oleh petugas 2.4 Perawat memperkenalkan diri

2.5 Bila pasien dapat berdiri, ditimbang berat badan sebelum dibaringkan ke tempat tidur 2.6 Setelah pasien berbaring di tempat tidur

dilakukan :

- Anamnese (pengumpulan data pasien pada catatan perawatan)

- Pemeriksaan tanda vital (suhu, Respirasi, nadi, tekanan darah)

2.7 Pasien dan keluarga diberitahu tentang sarana dan fasilitas yang ada di ruangan dan tata cara-cara menggunakannya

2.8 Perawat menghubungi dokter dan membritahukan bahwa penderita masuk di Ruang Rawat Inap

2.9 Perawat menjalankan instruksi dokter

Unit Terkait - Unit A.K.U

(27)

36. MERAWAT LUKA DAN MEMASANG BALUTAN

Pengertian Tata cara merawat dan memasangka pembalut atau penutup pada luka agar luka tidak terbuka

Tujuan - Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka

- Mencegah infeksi silang

- Memberi rasa aman dan nyaman

Kebijakan Dilakukan pada semua jenis luka sesuai dengan kebutuhannya

Prosedur A. PERSIAPAN

1. Alat-alat steril - 1 pinset anatomi - 2 pinset chirugi

- Kapas lidi secukupnya - Kasa steril 10-15 lembar - Deppers 5 buah/secukupnya - Mangkuk steril

- Handschoen

2. Alat-alat yang tidak steril - Gunting Plester - Plester

- Alkohol 70 % dalam botol - Obat luka bethadin

- Bengkok

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN 1. Memperkenalkan diri

2. Beritahu maksud dan tujuan 3. Mengatur posisi

4. Bicara dengan sopan 5. Ada respon dari pasien

6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman C. PELAKSANAAN

1. Membawa alat-alat ke dekat pasien 2. Perawat cuci tangan

3. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya dengan menggunakan pinset

4. Bekas plester dibersihkan dengan alcohol

5. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah

*Jika luka ada darah / pus diambil dengan deppers dengan cara ditekan

6. Kapas kotor dibuang pada tempatnya

7. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok 8. luka diberi obat yang ditentukan / diolesisi

betadine dengan kapas lidi

9. Luka ditutup dengan kain kassa steril secukupnya dengan menggunakan pinset dan usahakan serat kasa jangan melekat pada luka.

10. Luka dibalut atau diplester dengan rapi 11. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan 12. Perawat mencuci tangan

* Perhatian : Tahnik aseptik harus dipertahankan

Unit Terkait - Unit Keperawatan

- Unit Rawat Jalan - Unit UGD

(28)

35. MERAWAT PASIEN MENJELANG AJAL

Pengertian Memberikan pelayanan / perawatan khusus jasmaniah dan rohaniah kepada pasien yang akan meninggal

Tujuan Memberi rasa tenang dan rasa puas jasmaniah dan rohaniah kepada pasien dan keluarga

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang akan meninggal (sakaratul maut)

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT HANDSCOEN

1. Alat-alat pemberian O2 2. Alat-alat resusitasi 3. Tensi meter 4. Stetoskop 5. Pinset

6. Kasa penekan dan air matang dalam kom untuk membasahi bibir

7. Kertas tissue/kertas lap. 8. Handuk

9. Handuk kecil untuk menyeka keringat 10. Alat tenun secukupnya

11. Meja bersih dengan taplak 12. Al-Qur’an / Alkibat

B. PERSIAPAN PASIEN, KELUARGA DAN LINGKUNGAN

1. Pasien dalam ruangan tertutup (memasang sampiran).

2. Memberitahu keluarga

3. Pasien dipersiapkan menurut agama dan kepercayaannya.

C. PELAKSANAAN

1. Pasien disendirikan / isolasi dari pasien lain 2. Pasien tidak boleh ditinggal sendiri

3. Keluarga diijinkan menunggu dan diberitahu keadaan pasien dengan cara yang bijaksana 4. Membersihkan keringat supaya pasien selalu

bersih

5. Sekeliling pasien dalam keadaan tenang

6. Membasahi bibir yang kering dengan kapas dan pinset

7. Membantu melayani dalam upacara keagamaan 8. Mengamati tanda-tanda vital

9. Perawat selalu bicara dengan suara yang lembut dan penuh perhatian

Unit Terkait - Unit Keperawatan

(29)

34. MEMBERI MAKAN DAN MINUM

Pengertian Menyajikan makanan dan minuman kepada pasien sesuai dengan daftar makanan / diet pasien

Tujuan - Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada waktunya dan sesuai dengan kebutuhan / dietnya - Untuk mendolong pasien yang tidak sanggup atau

tidak dapat makan / minum sendriri - Membantu mempercepat penyembuhan

- Membantu meningkatkan selera makan / minum pasien Kebijakan Dilakukan pada pasien yang dapat makan sendiri / tidak

dapat makan sendiri

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT

Tersedia dalam baki

1. Piring berisi nasi atau bubur 2. Mangkok berisi sayuran / kuah 3. Piring kecil berisi lauk

4. Sendok makan 5. Sendok garpu

6. Gelas berisi minuman 7. Sedotan

8. Buah-buahan 9. Tissue

B. PERSIAPAN LINGKUNGAN 1. Menjelaskan maksud dan tujuan

2. Jauhkan benda-benda yang kurang menyenangkan untuk dilihat

C. PELAKSANAAN

1. Bawa makanan dan alat-alatnya ke dekat pasien 2. Perawat cuci tangan

3. Pasang /beri pasien serbet untuk alas

4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati

5. Bantu pasiaen untuk memotong lauknya bila diinginkan

6. Persilahkan paseien untuk makan dan minum Bila pasien tidak dapat makan dan minum sendiri : 1. Suapi pasien sedikit demi sedikit sambil

komonikasi

2. Memberi minuman/obat sesuai dosisnya 3. Memberi buah-buahan

4. Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet/tissue

5. Pasien dirapikan kembali

6. Alat dibereskan dan mencuci tangan

Unit Terkait - Unit Keperawatan

- Keperawatan Rawat Inap - Unit Gizi

(30)

33. MEMASANG ALAT TENUN

Pengertian Tata cara memasang alat tenun pada tempat tidur sesuai dengan jenis dan fungsinya

Tujuan Mempersiapkan tempat tidur yang siap pakai Kebijakan Semua tempat tidur yang kosong pada setiap kamar

Ruang harus siap pakai Terlihat rapi dan indah

Prosedur 1. Memcuci tangan

2. Membawa/meletakkan alat-alat didekat tampet tidur 3. Letakkan laken dengan lipatan memanjang yang

menentukan garis tengah2 tempat tidur

4. Masukkan laken bagian kepala dibawah kasur lebih 25 cm kemudian buatkan sudut

5. Masukkan laken bagian kaki dibawah kasur lalu buat sudut (masuk-kan laken bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki)

6. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri ).

7. Letakkan perlak melintang +50 cm dari garis kasur bagian kepala demikian juga steek laken lalu masukkan sama-sama ke bawah kasur.

8. Letakkan boven laken dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai dari garis kasur, (masukkan sama-sama ke bawah).

9. Letakkan selimut + 25 cm dari garis kasur dengan bagian bawah kaki ke bawah kasur.

10. Melipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut.

11. Masukkan bantl ke dalam sarungnya dan letakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu. 12. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang

pertama.

13. Memasang overlaken. 14. Mencuci tangan.

TEMPAT TIDUR TERBUKA

15. Bila sudah tersedia tempat tidur tertutup hanya overlaken yang diangkat kemudian disimpan sebagaimana mestinya.

16. Melipat ovenlaken dan selimut ke bawah pada bagian kaki dengan cara 2 tangan memegang boven laken dan selimut, kemudian tarik-tarik ke bagian kaki lalu lipat secara bersusun.

Unit Terkait - Unit Keperawat

(31)

32. MELAKSANAKAN REKAMAN EKG

Pengertian Melakukan tindakan rekam jantung dengan mengutamakan alat EKG

Tujuan 1. Merekam denyut jantung

2. Mengetahui kelainan jantung 3. Menegakkan diagnose

Kebijakan Tindakan Rekam Jantung dilakukan sesuai kebutuhan dan pada pasien usia 40 tahun ke atas.

Prosedur I. Persiapan Alat :

1. Alat EKG lengkap siap pakai 2. Ky Jelly

3. Kassa lembab 4. Tissue / lap 5. Bengkok 6. Kapas alkohol II. Persiapan Kien :

1. Memberikan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.

2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang datar. III. Pelaksanaan :

1. Membuka pakaian bagian atas dan melepas perlengkapan lain (jam tangan, gelang, perhiasan logam).

2. Membersihkan kotoran dan lemak pada daerah dada, pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol.

3. Mengoleskan jelly pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan daerah dada yang akan dipasang elektroda.

4. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan pergelangan kaki. 5. Menjepit arde pada kassa lembab.

6. Menyambung kabel EKG pada kedus pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekaman ekstremitas lead (I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :

a. Warna merah pada tangan kanan b. Warna kuning pada tangan kiri c. Warna hitam pada kaki kanan d. Warna hijau pada kaki kiri

7. Memasang elektroda pada dada untuk rekam precordial lead :

a. V1 : Pada intercosta keempat pada garis sternum sebelah kanan.

b. V2 : Pada intercosta keempat pada garis sternum sebelah kiri.

c. V3 : Pertengahan antara V2 – V4.

d. V4 : Pada intercosta kelima pada midclavicula kiri.

e. V5 : Pada axilla sebelah depan kiri f. V6 : Pada intercosta kelima pada mid

axilla.

g. V7 : Pada intercosta kelima pada axilla bagian belakang kiri

(32)

h. V8 : Satu bidang sejajar dengan V7 pada garis scapula.

i. V9 : Sejajar dengan V8 pada batas kiri dan columna vertebra.

8. Menghidupkan monitor EKG

9. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 milivolt / detik.

10. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pemilihan lead.

11. Melakukan kalibrasi kembali setelah rekaman selesai dan mematikan mesin EKG.

12. Melepas semua peralatan dan tubuh pasien dan membersihkan jelly dengan tissue.

13. Merapikan pasien. 14. Membereskan alat-alat.

15. Memberikan identitas pasien pada hasil rekaman meliputi :

a. Nama b. No. RM c. Umur

d. Tanggal dan Jam e. Tinggi badan f. Berat badan g. Tekanan darah Unit Terkait - Unit Keperawatan

(33)

116 STANDAR PEMELIHARAAN UV THERAPY

Pengertian Pemeliharaan UV Terhphy adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi UV Teraphy secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan UV Teraphy agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur . Persiapan

- Siapkan perintah kerja

- Siapkan formulir laporan kerja - Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharan - Service manual - Siapkan peralatan kerja

- Tool set - Multimeter . Pelaksanaan

1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat 2. Cek fungsi timer

3. Cek life time pemakaian UV 4. Periksa unjuk kerja alat 5. Cek kebocoran arus listrik 6. Cek hubungan pembumian 7. Isi kartu pemeliharaan alat 8. Isi kartu formulir kerja

9. User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

(34)

STANDAR PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYI

Pengertian Pemeliharaan timbangan bayi upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi timbangan bayi secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan timbangan bayi agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

∙ Pemeliharaan rutin dilakukan tiap bulan sekali

∙ Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur - Cek dan bersihkan bagian-bagian alat

- Cek catu daya (baterai, jika menggunakan baterai) - Cek termometer pesawat dan timer

- Cek kebocoran arus

- Cek hubungan pembumian - Isi kartu pemeliharaan alat - Isi Formulir laporan kerja

- User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait ∙ Ruangan Bayi

∙ Ruangan Perawatan Anak ∙ Ruangan VK Bersalin

(35)

STANDAR PEMELIHARAAN TENSI AIR RAKSA

Pengertian Pemeliharaan tensi air raksa adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi tensi air raksa secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan tensi air raksa agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

∙ Buku Operation Alat Kes. Pemprov (Depkes) ∙ Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 1 bulan sekali

∙ Pemeliharaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur ∙ Cek dan bersihkan bagian-bagian alat ∙ Cek fungsi alat.

∙ Cek kondisi air raksa, manset, knop. ∙ Isi kartu pemeliharaan alat.

∙ Isi formulir laporan kerja.

∙ User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait - Unit Rawat Inap

- Unit Rawat Jalan - Unit Kamar Bersalin

(36)

16 PENGIRIMAN PASIEN KE KAMAR OPERASI

Pengertian Mengirimkan klien yang akan dilakukan tindakan operasi ke Kamar Operasi.

Tujuan Terlaksananya program operasi sesuai jadwal.

Kebijakan Pengiriman klien ke Kamar Operasi ½ Jam sebelum pelaksanaan operasi.

Prosedur I. Menyiapkan alat

1. Brancard / kereta dorong 2. Kursi roda.

3. Status klien lengkap berisi : Lembar Rekam Medis, Hasil Laboratorium, Foto (USG, Thorax, Scan dan lain-lain), Informed Consent, Check Lyst penderita operasi.

4. Obat-obatan yang diperlukan - Dara bila diperlukan - Obat-obat pre operasi II. Menyiapkan klien

Menyiapkan klien sesuai dengan jenis operasi yang akan dilakukan.

III. Melaksanakan

1. Memasang infus sesuai advis dokter.

2. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta dorong.

3. Mengantar pasien ke kamar operasi ½ jam sebelum pelaksanaan operasi.

4. Melaksanakan serah terima klien beserta status lengkap, ruangan dengan petugas kamar operasi. Unit Terkait 1. Unit Kamar Operasi

(37)

115 STANDAR PEMELIHARAAN VENTILATOR

Pengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkan.

Tujuan Prota ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Ventilator agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam memberikan bantuan pernafasan bagi pasien.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

∙ Manual Book Operational Book Alkes Pemprov Jatim (Depkes)

Prosedur Prasyarat

∙ Satu orang teknisi terlatih ∙ Peralatan kerja tersedia ∙ Dokumen tertulis tersedia

∙ Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia. Mekanisme kerja tersedia dan jelas

PERSIAPAN

. Siapkan perintah kerja

. Siapkan formulir laporan kerja . Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharan - Service manual . Siapkan peralatan kerja

- Tool set - Multimeter

- Pengukur arus bocor - Oxymeter

- Presure meter

. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact cleaner

- Kain lap halus - Lampu indikator - Filter oxygen - Seal tape - Amplas

. Pemberitahuan kepada user Pelaksanaan

1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat Periode 3 Bulanan

2. Cek keutuhan mekanik dan tombol-tombol Periode 3 Bulanan

3. Cek perangkat tekanan kerja dari kebocoran Periode 3 Bulanan

4. Cek filter masuk udara tekan dan kesatuan O-ring Periode 3 Bulanan

5. Cek regulator control Periode 3 Bulanan

6. Cek dan bersihkan manifol tabung Periode 3 Bulanan

7. Cek dan bersihkan unit humidifier, ganti O-ring bila perlu

(38)

oleh pabrik

9. Periksa unjuk kerja alat 10. Cek kebocoran arus listrik 11. Cek hubungan pembumian Pencatatan

∙ Isi kartu pemeliharaan ∙ Isi formulir laporan kerja

∙ User menndatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta

∙ Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan ∙ Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta

∙ Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

Pelaporan

∙ Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

(39)

105 STANDAR PEMELIHARAAN INFANT WARMER Pengertian Infant wrmer adalah alat pemanas bayi.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Infant Warmer agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam penghangatan bayi.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur PRASYARAT

∙ Satu orang teknisi terlatih ∙ Peralatan kerja tersedia ∙ Dokumen tertulis tersedia

∙ Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia ∙ Mekanisme kerja tersedia dan jelas

PERSIAPAN

∙ Siapkan perintah kerja

∙ Siapkan fomulir laporan kerja ∙ Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharaan - Service manual

∙ Siapkan peralatan kerja : - Tool set

- Multi tester

- Pengukur arus bocor

∙ Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact celaner

- Kain lap halis - Lampu indikator

∙ Pemberitahuan kepada user PELAKSANAAN

1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat Periode 3 bulanan

2. Cek kondisi lampu/elemen pemanas, ganti bila perlu Periode 3 bulanan

3. Cek fungsi indikator dan alarm Periode 3 bulanan

4. Cek fungsi timer Periode 3 bulanan

5. Cek kebocoran arus listrik Periode 1 tahunan

6. Cek hubungan pembumian Periode 1 tahunan

PENCATATAN

1. Isi kartu pemeliharaan 2. Isi formulir laporan kerja

3. User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA

1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta

(40)

tempat semula. PELAPORAN

1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit Terkait ∙ Ruangan PICU / NICU

∙ Ruangan VK Bersalin

(41)

103 STANDAR PEMELIHARAAN GENSET

Pengertian Pemeliharaan Genset adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh petugas untuk melakukan pemerikasaan kondisi genset secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Genset agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur Persyaratan

∙ Satu orang teknisi yang terlatih ∙ Peralatan kerja tersedia

∙ Dokumen teknis tersedia

∙ Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan metrial bahan tersedia

∙ Mekanisme kerja jelas Persiapan

∙ Siapkan perintah kerja

∙ Siapkan formulir laporan kerja ∙ Siapkan dokumen teknis penyerta :

- Protap pemeliharaan - Operating mnaual - Servise

∙ Siapkan peralatan kerja : - Tool set

- Multi tester - Lang ampere

∙ Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bahan :

- Contack cleaner - kain lap

- Solar - Oli

- Air (pendingin radiator) - Ban kipas

- Filter oli - Filter solar - Accu 100A

∙ Cek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi : - Bersihkan bahan bakar solar

- Cek air di radiator - Cek strum accu - Cek oli

- Cek filter oli - Cek filter solar - Cek ban kipas

∙ Melakukan pemanasan Genset - Cek suhu mesin

- Cek voltage genset

- Cek ampere pada saat memasuki beban PELAKSANAAN

∙ Isi kartu pemeliharaan alat ∙ Isi formulir laporan kerja

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta

(42)

∙ Cek alat kerja dan sesuai dengan catatan ∙ Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta

∙ Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

Pelaporan

∙ Laporkan hasil kerja kepada pemberi tugas (Ka. IPS)

Unit Terkait IPS

(43)

21 KATETERISASI

Pengertian Mengeluarkan air kemih (urine) dari kandung kemih dengan menggunakan kateter steril.

Tujuan - Mengosongkan kandung kemih

- Mengambil air kemih (urine) untuk bahan pemeriksaan Kebijakan Dilakukan pada pasien retensio urine, incontinensia urine, pasien dengan gangguan system urologi dan persiapan operasi.

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT

Tersedia dalam baki :

1. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien. 2. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya. 3. Korentang steril

4. Jelly

5. Perlak dan alasnya.

6. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)

7. Pinset anatomi steril / handscoen steril. 8. Spuit 10 CC + Aquabidest 25 cc. 9. Sketsel

10. Urobag 11. Doek Lubang

B. PERSIAPAN PASIEN

1. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Atur posisi pasien

3. Memasang tabir / sketsel dan menutup pintu. C. PELAKSANAAN

1. Cuci tangan

2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong. 3. Meletakkan 2 bengkok diantara kedua tungkai 4. Menjelaskan pada pasien

Membuka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk 1. Tangan kiri, yang sebelumnya dibungkus dengan

kapas savlon

2. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3x (dari atas ke bawah, kapas kotor diletakkan ke dalam bengkok, kapas yang terakhir dibiarkan diantara labia minora).

3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset mengambil kateter dan diberi jelly pada ujungnya. 4. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri

dan kapas tadi dibuang.

5. Memasukkan kateter ke dalam uretra perlahan-lahan dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang.

6. Bila kateter dipasang permanen / tetap maka kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)

7. Menyambung kateter dengan urobag / urine bag. 8. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.

(44)

9. Mencuci tangan. Unit Terkait - Unit Keperawatan

(45)

17 CARA PENGGUNAAN SUCTION

Pengertian Tata cara penggunaan Suction (alat penghisap) yaitu cara pengoperasian suatu alat yang berfungsi untuk menghisap cairan (misal : sekret) yang tidak bisa dikeluarkan secara spontan oleh pasien.

Tujuan Alat terpelihara dengan baik dan siap pakai. Kebijakan Penggunaan peralatan sesuai prosedur

Prosedur 1. Sambungkan kabel suction pada sumber listrik sesuai dengan voltage alat untuk mesin suction manure. 2. Mencuci tangan

3. Sambungkan kabel “air” pada panel “air” yang tersedia untuk suction sentral.

4. Pasang slang suction yang sesuai ukuran pada mesin suction.

5. Lakukan pengecekan fungsi mesin dengan cara menghisap air steril dalam botol sebelum dipakai. pada pasien.

6. Hisap cairan pasien, untuk suction pada ETT, masukkan slang suction sepanjang ETT tanpa menghisap, tarik + 1 cm kemudian hisap dengan cara memutar, penghisapan tidak boleh lebih dari 10 detik. Sebelum dan sesudah penghisapan selalu dilakukan oksigenasi.

7. Bersihkan slang suction dengan kapas alkohol, hisap air untuk membersihkan bagian dalan slang suction. 8. Setelah selesai melakukan suction sampai bersih,

rapikan pasien, bereskan alat, siapkan untuk pamakaian selanjutnya.

9. Setelah selesai melaksanakan prosedur cuci tangan.

Unit Terkait - Unit Rawat INap

(46)

126 PEMELIHARAAN INSTRUMENT / ALAT LOGAM

Pengertian Suatu proses membersihkan semua peralatan logam (stainles steel) untuk keperluan opeasi atau pelayanan medik lain dari kotoran sampai siap di steril.

Tujuan Untuk membersihkan instrumen dari kotoran / mikro organisme dan menghindari terjadinya kontaminasi alat kepada petugas maupun pasien.

Kebijakan Terlaksananya proses atau kegiatan sterilisasi secara efektif dan efisien.

Prosedur Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Pencucian pada Instrumen Infeksius

A. Pencucian pada Instrumen Infeksius a. Petugas memakai sarung tangan

b. Alat dicuci dengan ditergent sambil disikat (Umpower), kemudian dibilas.

c. Alat yang digunakan dikumpulkan tetap dalam kondisi terbuka (klem, pean, gunting) direndam dalam larutan bayclin 5% dalam 10 menit.

d. Setelah itu alat dicuci dengan ditergent dalam air yang mengalir hingga bersih.

e. Letakkan dalam bak Instrumen dan dikeringkan. f. Beri label nama-nama alat.

g. Masukkan alat dalam bak instrument ke dalam sterilisator (untuk klem, pean, gunting) dibuka. h. Alat siap disterilkan.

B. Prosedur pencucian Instrument Non Infeksius a. Petugas memakai sarung tangan

b. Alat-alat dicuci dengan ditergent dan dibilas. c. Alat yang telah digunakan dikumpulkan (klem,

pean, gunting) tetap dalam kondisi terbuka direndam dalam larutan desinfektan (Em Power) selama 5 menit.

d. Setelah itu alat dibilas dengan air mengalir hingga bersih.

e. Letakkan dalam bak instrument kemudian dikeringkan

f. Pemberian label nama dan tanggal.

g. Masukkan alat tersebut dalam sterilisator (gunting, pean dan klem) tetap dibuka.

Unit Terkait - Unit Kamar Bersalin

- Tim Pengendalian Infeksi Nasokomial Rumah Sakit - Unit OK

(47)

124 CARA PEMELIHARAAN ALAT INKUBATOR

Pengertian Memelihara / menjaga kebersihan dan fungsi alat incubator.

Tujuan - Terpeliharanya kebersihan alat incubator.

- Mempertahankan alat tetap berfungsi dengan baik. - Menghindari infeksi silang.

Kebijakan Pemeliharaan incubator dilaksanakan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat :

a. Waskom berisi larutan desinfektan clorin 0,56 b. Waskom berisi air bersih yang hangat

c. Lap kering (+ 3 kali) II. Melaksanakan :

Membersihkan incubator menggunakan lap yang dibasahi larutan desinfektan dengan :

1. Membuka hood, membersihkan bagian dalam Hood yang terdiri dari matras dan tempat matras. 2. Membersihkan Filter untuk kelembagaan dengan

merendam filter pada larutan desinfektan selama + 15 menit.

3. Tempat filter dibersihkan

4. Bilas semua alat dengan air bersih.

5. Keringkan dengan menggunakan lap kering. 6. Hood ditutup kemudian bersihkan bagian luar

hood sampai dengan bagian bawah incubator, cara membersihkan seperti saat membersihkan bagian dalam hood.

7. Bila sudah selesai semua isi air kelembaban dengan air bersih batas maximal air.

8. Incubator ditutup dengan tutup incubator.

Unit Terkait - Unit Ruang Bayi

(48)

2 MENILAI KESADARAN

Pengertian Melakukan penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan Glascow Coma Scale (GCS)

Tujuan Mengetahui tingkat kesadaran pasien.

Kebijakan Penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan Glascow Coma Scale (GCS) dilakukan pada pasien dengan adanya penurunan kesadaran.

Prosedur 1. Persiapan Alat

a. Status Pasien b. Bolpoint 2. Persiapan Pasien

a. Mengatur posisi pasien

b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan terhadap pasien atau keluarga.

3. Pelaksanaan

a. Atur posisi pasien dengan aman dan nyaman b. Jelaskan pada pasien atau kluarga tentang

prosedur yang akan dilakukan

c. Kaji respon mata pasien dengan panduan nilai 1. Mata tidak dapat membuka

2. Mata terbuka dengan dirangsang 3. Mata terbuka setelah diperintah 4. Mata terbuka secara spontan

d. Kaji respon verbal dengan panduan nilai 1. Tidak bersuara

2. Suara tidak jelas 3. Kata-kata tidak sesuai

4. Percakapan / kalimat membingungkan 5. Pembicaraan berorientasi pada ruang,

tempat dan waktu.

e. Kaji respon motor dengan panduan nilai 1. Tidak dapat merespon nyeri

2. Merespon nyeri dengan refleks extensi 3. Merespon nyeri dengan flexi abnormal 4. Merespon nyeri dengan flexi normal 5. Dengan nyeri, pasien melokalisir 6. Respon motorik sesuai dengan perintah f. Catat nilai tingkat kesadaran pada status pasien. g. Rapikan pasien

Unit Terkait - Unit Keperawatan

(49)

4 MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTION

Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan alat penghisap lendir (suction) pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan dahak, secret dalam mulut atau saluran nafas dengan spontan / sendiri.

Tujuan 1. Mengerluakan kotoran / sekret dari rongga mulut 2. Membebaskan jalan nafas.

Kebijakan Pelaksanaan menghisap lendir dilakukan sesuai dengan program pengobatan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat

1. Suction set siap pakai 2. Tong spatel

3. Kasa 4. Bengkok

5. Gelas / Cawan berisi air bersih 6. Mayo tube (bila perlu)

7. Kain pengalas / tissue 8. Sarung tangan

9. Sampiran II. Menyiapkan Pasien

1. Memberitahu pasien / keluarga tentang rencana tindakan yang akan dilakukan

2. Mengatur posisi pasien

3. Memasang mayo tube bila perlu III. Melaksanakan:

1. Perawat mencuci tangan 2. Melaksanakan sampiran

3. Mendekatkan suction set disamping pasien 4. Memastikan alat berjalan baik

5. Memasang kain pengalas dibawah dagu pasien 6. Memasang sarung tangan

7. Memasang mayo tube (bila perlu)

8. Menghubungkan kabel penyambung pada saluran listrik

9. Menghidupkan mesin penghisap lender

10. Membuka mulut pasien dengan tong spatel yang dibalut kain kassa.

11. Memasukkan canule penghisap ke rongga mulut dengan lubang pada pangkal canule terbuka dan membersihkan rongga mulut dari secret, kotoran yang lain dengan menutup lubang pada pangkal canule.

12. Membilas canule dengan cara memasukkan ujung canule ke dalam gelas / cairan berisi air bersih berulang kali.

13. Memasukkan canule ke jalan nafas sedalam mungkin dengan cara yang sama sambil melihat respon pasien (cyanosis, batuk-batuk)

14. Menarik canule penghisap dengan cara menutup lubang pada pangkal canule

15. Membilas canule penghisap berulang kali sampai rongga mulut dan saluran nafas bersih 16. Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai

(50)

rongga mulut dan saluran nafas bersih kemudian melepas tong spatel.

17. Mematikan mesin penghisap lender (suction) bila tindakan sudah selesai dan mencabut kabel penghubung dari saluran listrik.

18. Membersihkan sekitar mulut pasien dengan lap / tissue dan membuang ke bengkok.

19. Melepas sarung tangan dan merapikan pasien 20. Membuka sampiran

21. Membereskan, membersihkan, dan mengembalikan ke tempat semula.

22. Mencuci tangan

23. Mencatat tindakan pada status pasien. 24. Mengobservasi pasien.

Unit Terkait - Unit Keperawatan

(51)

5 MENGGOSOK GIGI

Pengertian Membersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan menggosok gigi

Tujuan - Supaya mulut gigi dan tetap sehat, bersih dan tidak berbau

- Mencegah terjadinya infeksi misalnya stomatitis, caries gigi dan lain-lain

- Memberikan perasaan segar pada pasien

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiri

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT

Tersedia di baki : 1. Handuk / pengalas 2. Bengkok pengalas

3. Air untuk kumur-kumur dalam gelas plastik 4. Sikat gigi dan pasta gigi

5. Tissue

6. Sedotan (kalau perlu) B. PELAKSANAAN

1. Perawat mencuci tangan 2. Kepala pasien dimiringkan

3. Handuk atau pengalas diletakkan dibawah dagu 4. Bengkok diletakkan dibawah dagu

5. Pasien diberi air untuk kumur-kumur

6. Sikatlah gigi pasien dengan perlahan dari atas ke bawah luar dan dalam geraham atas dan bawah 7. Pasien diberi air untuk kumur-kumur

8. Mulut dibersihkan/dikeringkan dengan tissue 9. Bengkok dan pengalas diangkat pasien

dibaringkan kembali

10. Alat-alat dibereskan dan perawat cuci tangan * Perhatian : Apakah ada perdarahan digusi, gigi rusak,

luka-luka pada bibir dan lidah

Unit Terkait - Unit Keperawatan

(52)

6 MENGANGKAT JAHITAN LUKA

Pengertian Mengangkat / membuka benang jahitan pada luka yang dijahit

Tujuan - Mencegah timbulnya infeksi

- Mencegah tertinggalnya benang

Kebijakan Dilkukan pada luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT

Tersedia di baki : 1. Alat-alat steril

- 1 Pinset anatomi. - 2 pinset chirugi.

- Arteri klem ( bila perlu ).

- 1 gunting lurus/gunting angkat jahitan. - Kapas lidi sejukupnya

- Kasa steril 10-15 lembar - Mangkuk steril

- Agrave (kalau perlu) 2. Alat-alat yang tidak steril

- Plaster

- Alkohol 70 % dalam botol - Bethadine

- Bengkok - Kantong plastik - Obat luka - Gunting plester

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN 1. Memperkenalkan diri

2. Memberitahu maksud dan tujuan 3. Bicara dengan sopan

4. Mengatur posisi

5. Perhatikan respon dari pasien

6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman C. PELAKSANAAN

1. Alat-alat dibawa kedekat pasien 2. Perawat cuci tangan

3. Balutan lama dibuka dan dibuang

4. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan kesatu arah

5. Kapas kotor dibuang pada tempatnya

6.Simpul jahitan ditarik sedikit ke atas benang digunting dan ditarik hati-hati digunting dan disimpul

7. Tekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus

8. Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya lalu diplester.

9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan 10. Parawat cuci tangan.

* Perhatikan : - Tehnik kerja harus secara aseptik - Mengangkat jahitan tergantung pada jenis jahitan

Unit Terkait - Unit Rawat Jalan

(53)

9 MEMBERI KOMPRES BASAH

Pengertian Tata cara memberikan kompres pada luka atau bagian badan yang memerlukan agar selalu dalam keadaan basah.

Tujuan - Membersihkan luka

- Mengobati luka

- Mencegah kekeringan pada luka-luka tertentu Kebijakan Dilakukan pada luka yang kotor

Prosedur A. PERSIAPAN

Tersedia dalam baki

1. Kain kasa steril secukupnya dalam mangkok berisi cairan untuk dikompres

2. Pinset anatomis steril 3 buah

3. Kapas sublimat/kapas savlon dalam tempatnya 4. Kasa kering dan steril

5. Gunting verban 6. Plaster

7. Bengkok 1 buah

8. Baskom berisi cairan kompres - NaCI 0,9%

- Bethadin salution - H2O2 / Perhidrol 3%

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN 1. Memperkenalkan diri

2. Memberitahu maksud dan tujuan

3. Mengatur posisi pasien/mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN

1. Membawa alat-alat ke dekat pasien 2. Perawat cuci tangan

3. Plaster dan balutan dibuka

4. Kain kasa kotor diangkat memakai pinset dan masukkan ke bengkok

5. Deran luka dibersihkan dengan kapas sublimat/ savlon satu arah saja lalu dibuang dilakukan sampai bersih.

6. Pinset yang kotor dimasukkan dalam bengkok yang diberi larutan desinfektan.

7. Dengan pinset steril ambil kasa steril yang telah dibasahi cairan obat, kemudian peras dengan pinset, bentangkan dan letakkan secukupnya diatas luka tutup dengan kasa kering kemudian balut dengan plaster.

8. Alat-alat dibereskan kemudian perawat cuci tangan.

(54)

10 MEMBERIKAN BANTUAN OKSIGEN

Pengertian Memasukkan zat asam ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus. Tujuan - Membantu menambah kekurangan zat asam (O2)

- Membantu kelancaran metabolisme - Pengobatan

- Mencegah hypoxia

Kebijakan • Dilakukan pada pasien anoxia, hypoxia, pasien yang mendapat trauma paru-paru.

• Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan pasien shok, dispneu, cyanosis, apneu atau pasien dalam keadaan gawat (koma).

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT

1. Tabung oksigen dengan manumeternya. 2. Flow meter (pengukur aliran)

3. Humidifer (botol pelembab yang diisi air matang aquadest sampai batasnya.

4. Slang (pipa saluran zat asam)

5. Kanula hidung ganda (Nasal Canule) / Pipa endothracheal / alat resusitasi otomatis yang lengkap.

6. Alat tulis untuk mencatat.

B. PERSIAPAN ALAT DAN LINGKUNGAN

1. Memberitahu maksud dan tujuan (bila pasien sadar).

2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan. 3. Ada respon dari pasien.

4. Mengatur lingkungan aman dan nyaman. C. PELAKSANAAN

Prosedur dan cara-cara kerja.

1. Setelah alat-alat dibawa ke dekat pasien perawat mencuci tangan.

2. Isi tabung dicoba dan diperiksa. 3. Memasang pipa oksigen pada tabung.

4. Pipa oksigen dihubungkan dengan kateter hidung/kanula hidung.

5. Mengatur volume sesuai program terapi dokter dengan membuka flow meter.

6. Memasang kateter hidung pasien. 7. Mengobservasi reaksi pasien. 8. Mencatat hasil tindakan

9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan. 10. Mencuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Deselesari cepat ke depan yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Energi kinetik dari mobil yang melaju ke depan diserap oleh setiap bagian dari mobil

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelahan biji manggis tanpa dibelah dengan aplikasi hormon giberelin dengan konsentrasi 75 ppm dan lama perendaman 24 jam merupakan perlakuan

Pengujian dengan pembebanan statis adalah pengujian yang dilakukan dengan memberikan beban yang konstan setiap perubahan waktu kepada suatu material. Jadi,

Oleh sebab badannya yang besar, anak ular naga telah melarikan diri ke tasik hijau pada waktu malam, kerana jika anak naga berendam di dalam sungai kampung itu akan

• Nalika ndeleng potret utawa video saka salah sijine album Facebook™, tutul layar kanggo nampilake toolbar, banjur tutul kanggo nuduhake yen sampeyan "Seneng" karo item

Tahapan urutan proses filling hingga packing susu UHT yaitu persiapan bahan pengemas tetra paper, pelubangan pada tutup kemasan ukuran 1000 ml (pull tab punching), proses

A2al terjadinya peradangan pada sakus lakrimalis adala) adanya bstruksi pada duktus naslakrimalis( 6bstruksi duktus naslakrimalis pada anak.anak biasanya akibat