• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Setyo Adi Nugroho 121134004. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Setyo Adi Nugroho 121134004. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ilmiah ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamatku 2. Kedua orang tua yang menyayangiku 3. Kedua kakakku yang selalu memotivasiku 4. Sahabat dan temanku tercinta 5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “Do not put off doing a job because nobody knows whether we can meet tomorrow or not” “The greatest secret of success is there is no big secret, whoever you are, you will be successful if you endeavor in earnest” “If you fall a thousand times, stand up millions of times because you do not know how close you are to success”. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN ICEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis. ini. tidak. memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalarn daftar kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 20 J anuari 20 I 6. @, Setyo. Adi Nugroho. V:.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEⅣ IBAR. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILⅣ IIAⅡ UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ. Yang bertanda tangan. di bawah ini,. IIS. saya mahasiswa Universitas Sanata. Dharma:. Nama. :Setyo Adi Nugroho. Nomor Mahasiswa. :121134004. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. *PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERIIADAP KEMAMPAAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI :MATA PELAJARAN IPA KELAS. V. SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA", beserta perangkat. yang diperlukan (bila ada).. Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan. di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal,20 Januar1 2016. Yang menyatakpn,. Setyo Adi Nugroho. V‖.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Nugroho, S. A. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan IPA di Indonesia berdasarkan penelitian oleh PISA tahun 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang berjumlah 60 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas V.2 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 30 siswa dan kelas V.1 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Harga Sig. (2-tailed) 0,041 (atau p < 0,05). Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan M = 34,62, sedangkan kelompok kontrol dengan M = 25,53. Besar pengaruh perlakuan (effect size) adalah r = 0,26 atau 6,76% yang setara dengan efek menengah. 2) penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Harga Sig. (2-tailed) 0,002 (atau p < 0,05). Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan M = 1,97, sedangkan kelompok kontrol dengan M = 1,04. Besar pengaruh perlakuan (effect size) adalah r = 0,44 atau 19,3% yang setara dengan efek besar.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Nugroho, S. A. (2016). The effect of using inquiry method on the ability of remember and understand in science subject fifth grade at BOPKRI Gondolayu Yogyakarta elementary school. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Key words: inquiry method, ability of remember, ability of understand, Science. This study background was the low of science ability at Indonesian country according to PISA 2009 and 2012 research. This study aims was to know the effect of using inquiry method towards the ability of remember and understand in science subject fifth grade at BOPKRI Gondolayu Yogyakarta elememtary school. This study used experimental type non-equivalent control group design method. This study population were 60 student of 5th grades at BOPKRI Gondolayu Yogyakarta elementary school. Class V.2 was the control group which consisted of 30 student and class V.1 was the experiment group which consisted of 30 student. The result of this study showed that 1) inquiry method influenced towards the ability of remember. Price Sig. (2-tailed of 0,041(or p < 0,05). The meanscore obtained in the experiment group higher than the control group with M = 34,62, meanwhile the control group with M = 25,53. The magnitude of the effect size with r = 0,26 or 6,76% which equivalent with medium effect. 2) inquiry method influenced towards the ability of understand. Price Sig. (2-tailed of 0,002 (or p < 0,05). The meanscore obtained in the experiment group higher than the control group with M = 1,97, meanwhile the control group with M = 1,04. The magnitude of the effect size with r = 0,44 or 19,3% which equivalent with big effect. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PRAKATA Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai dengan baik dan lancar tanpa bantuin dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memotivasi dengan penuh kesabaran dan perhatian dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 5. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd. Kepala Sekolah SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian. 6. Agnita Kristi P, S.Si. Guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Guru-guru SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang telah membantu terlaksananya penelitian.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. Siswa kelas V.1 dan V.2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 10. Kedua orang tuaku, Surino Siswo Raharjo dan Turut Hartati yang senantiasa memberikan dukungan berupa doa, semangat, dan materil. 11. Kedua kakakku, Sugeng Raharjo dan Endaryati Rahayu yang telah banyak memberikan masukkan dan nasihat. 12. Sahabat-sahabatku penelitian payung IPA Dea, Bayu, Vega, Agnes, Desti, Wikan, Dewi, Tira, Nindya, Andan, Amy, dan Stepani yang telah banyak memberikan bantuan salama menyelesaikan skripsi. 13. Sahabat-sahabatku di kelas VII A yang telah memberikan pengalaman luar biasa selama kuliah. 14. Stevanus Hari Trihartanto, M.Pd., yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti mengharapkan masukkan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi yang telah disusun. Semoga skripsi dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan.. Peneliti. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..... iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv HALAMAN MOTTO………………………………………………………….. v PERNYATAN KEASLIAN KARYA…………………………………………. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………… vii ABSTRAK………………………………………………………………………. viii ABSTRACT…………………………………………………………………….. ix PRAKATA……………………………………………………….……………. x DAFTAR ISI………………………………………………………………….... xii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xvi DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xvii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xix BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….... 1 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………..... 1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 5 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….............. 5 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………........ 6 1.5 Definisi Operasional………………………………………………………..... 7 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………... 8 2.1 Kajian Pustaka……………………………………………………………….. 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung…………………………………………… 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak…………………………………............. 8 2.1.1.2 Metode Pembelajaran……………………………………………...... 12 2.1.1.3 Metode Inkuiri……………………………………………………… 13 1. Pengertian Metode Inkuiri…………………………………………..…. 13. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Macam-macam Metode Inkuiri…………………………………………..14 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri…………………………….…...... 15 4. Keunggulan Metode Inkuiri……………………………………………. 16 5. Metode Inkuiri Terbimbing……………………………………………. 17 6. Langkah-langkah Metode Inkuiri……………………………………….. 18 2.1.1.4 Teori Kognitif………………………………………………………. 21 1. Proses Kognitif………………………………………………………….. 21 2.1.1.5 Kemampuan Mengingat…………………………………………..... 25 2.1.1.6 Kemampuan Memahami……………………………………………. 26 2.1.1.7 Hakekat IPA………………………………………………………... 26 2.1.1.8 Materi IPA………………………………………………………….. 27 2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan………………………………………...... 29 2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri……………………………………..... 29 2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Berpikir Kognitif………………. 31 2.2.3 Literature Map…………………………………………………………. 32 2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………………………. 33 2.4 Hipotesis Penelitian………………………………………………………….. 34 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 35 3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………..... 35 3.2 Setting Penelitian…………………………………………………………...... 36 3.2.1 Lokasi Penelitian……………………………………………………….. 36 3.2.2 Waktu Penelitian………………………………………………………… 37 3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………………………. 38 3.3.1 Populasi………………………………………………………………..... 38 3.3.2 Sampel…………………………………………………………………… 39 3.4 Variabel Penelitian…………………………………………………………… 39 3.4.1 Variabel Independen……………………………………………………. 39 3.4.2 Variabel Dependen……………………………………………………… 40 3.5 Teknik Pengambilan Data…………………………………………………… 40 3.6 Instrumen Penelitian…………………………………………………………. 41. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.7 Teknik Pengujian Instrumen…………………………………………………. 42 3.7.1 Uji Validitas…………………………………………………………….. 43 3.7.1.1 Validitas Isi (content validity)………… ……………………………. 43 3.7.1.2 Validitas Muka (face validity)…………………… ………………… 43 3.7.1.3 Validitas Konstruk (construct validity)…………… ……………….. 44 3.7.2 Uji Reliabilitas…………………………………………………………... 45 3.8 Teknik Analisis Data………………………………………………………… 46 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data…………………………………………. 46 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan………………………………………………… 47 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal………………………………….. 47 3.8.2.2 Signifikansi Pengaruh Perlakuan…………………………………… 48 3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan……………………………………… 49 2.8.3 Analisis Lebih Lanjut…………………………………………………… 50 3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I….. 50 3.8.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I………….. 51 3.8.3.3 Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I…………………. 52 3.8.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan……………………………………. 53 3.8.4 Dampak Pengaruh Perlakuan………………………………………........ 54 3.8.5 Pembahasan Lebih Lanjut……………………………………………..... 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 57 4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………………. 57 4.1.1 Implementasi Penelitian…………………………………………………. 57 4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian………………………..... 57 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran……………………………… 59 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol…….……… 59 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen…........... 61 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I……………………………………….... 64 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data……………………………………... 65. 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal………………………………….. 67 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan……………………………..... 68. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan……………………………………… 70 4.1.3 Analisis Lebih Lanjut…………………………………………………… 71 4.1.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I….... 71 4.1.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I……..……. 72 4.1.3.3 Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I…………………… 73 4.1.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan……………………………………... 75 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II……………………………….……….. 76 4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data……………………………………... 77. 4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal………………………………….. 79 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan……………………………..... 80 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan……………………………………… 82 4.1.5 Analisis Lebih Lanjut…………………………………………………… 83 4.1.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I….... 83 4.1.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I………..... 84 4.1.5.3 Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I…………………… 85 4.1.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan……………………………………. 87 4.2 Pembahasan……………………………………………………………..….. 89 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat……………. 89 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami…………… 90 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan……………………………………………. 94 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut……………………………………………..... 99 BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 101 5.1 Kesimpulan………………………………………………………………....... 101 5.2 Keterbatasan Penelitian………………………………………………………. 102 5.3 Saran………………………………………………………………………..... 102 DAFTAR REFERENSI……………………………………………………….. 103 LAMPIRAN…………………………………………………………………..... 108 CURRICULUM VITAE………………………………………………………… 176. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan…………………………………… 32 Gambar 3.1 Desain Penelitian………………………………………………….. 36 Gambar 3.2 Variabel Penelitian………………………………………………... 40 Gambar 3.3 Rumus Besar Pengaruh Distribusi Data Normal………………….. 49 Gambar 3.4 Rumus Besar Pengaruh Distribusi Data Tidak Normal…………... 49 Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan……………………………. 50 Gambar 3.6 Rumus Gain Score………………………………………………... 51. Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh…………………………. 53 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat……………………............................................................................ 70 Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Mengingat………………………………………………………………………. 72 Gambar 4.3 Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat………………………………………………………………………. 76 Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami………………………………………………………………………. 82 Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Memahami………………………………………………………………………. 84 Gambar 4.6 Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami………………………………………………………………………. 88. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data……………………………………………. 38 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian……………………………………..... 41 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen…………………………………… 42 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Mengingat dan Memahami…………….. 44 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Aspek Mengingat dan Memahami………………. 45 Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas………………………………………... 45 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen……………………………………… 46 Tabel 3.8 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi………………………………... 52 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan……………………… 54 Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan………………………………………………………………………... 55 Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan………………………………………………………………………... 55 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat……… 66 Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians Menggunakan Levene’t Test……….. 67 Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengingat………... 68 Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan…………………………... 69 Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat………. 70 Tabel 4.6 Hasil Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat……….... 71 Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat………………………………………………………… 73 Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat………………………………………………………………………. 74 Tabel 4.9 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat…….. 75 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami……. 78 Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Memahami……… 79 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Varians Menggunakan Levene’s Test…….... 80 Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan…………………………. 81. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami...…... 82 Tabel 4.15 Hasil Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Memahami………. 83 Tabel 4.16 Hasil Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami………………………………………………………... 85 Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Memahami……………………………………………………………………..... 86 Tabel 4.18 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami………………………………………………………………………. 87. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian……………………………………………… 109 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen………………………………….... 110 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen………………………………….. 111. Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen….... 113 Lampiran 2.3 Silabus Kelompok Kontrol……………………………………… 125 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol………… 127 Lampiran 3.1 Instrumen Soal…………………………………………………… 132 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban…………………………………………………… 137 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian…………………………………………………. 139 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement……………………………. 141 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Kemampuan Mengingat dan Memahami…………………………………………………………………….... 143 Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Kemampuan Mengingat dan Memahami……………………………………………………………………… 146 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat………………………………………………………………………. 147 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami……………………………………………………………………… 149 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data …………………….. 151 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal………………….. 152 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan……………….. 154 Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan…………………………….. 156 Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I………………………………………………………………………... 157 Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I………………………………………………………………………... 159 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I...… 161. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan…………………... 163 Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara………………………………………….. 166 Lampiran 5.1 Foto Kegiatan……………………………………………………. 173 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian……………………………………… 175. xx.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Sanjaya, 2006: 2). Pendidikan merupakan suatu proses berlatih secara sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Proses pendidikan seseorang dimulai dari dalam lingkungan keluarga dan dilanjutkan di lingkungan sekolah. Proses pendidikan di lingkungan sekolah mengandung kegiatan belajar mengajar yang difungsikan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Tunnicliffe dan Ueckert (2011: 173-175) menerangkan bahwa belajar memiliki tujuan yang koheren serta menekankan koneksi pada bidang subjek dan nilai, apabila siswa dapat menghubungkan ide-ide dan mengembangkan pemahaman dari waktu ke waktu. Mengajar merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Strategi yang digunakan oleh guru dalam mengajar mempengaruhi keberhasilan tujuan proses pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat memahami konsep dengan baik serta dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Kemampuan memahami konsep pada siswa menjadi arah perkembangan dan perhatian pendidik ketika siswa masuk usia Sekolah Dasar (SD). Terkait. dengan. hal. tersebut,. pembelajaran. di. sekolah. hendaknya. dapat. mengembangkan kemampuan kognitif semaksimal mungkin salah satunya agar kemampuan kognitif mengingat dan memahami siswa dalam belajar dapat lebih baik. Piaget (dalam Sumantri, 2009: 1-15) menjelaskan bahwa anak usia SD masuk pada tahap perkembangan operasional konkret (usia 7-11 tahun) yang memiliki karakteristik penalaran atau cara berpikir yang logis dan berhubungan dengan objek konkret/nyata. Proses kognitif perlu diperhatikan mulai dari tahap yang paling rendah sampai tahap yang paling tinggi. Proses kognitif yang terlebih dahulu perlu diperhatikan adalah kemampuan mengingat dan memahami. Kemampuan mengingat. 1.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dikatakan ideal apabila anak dapat mengingat kembali data atau informasi yang diperoleh. Kemampuan memahami dikatakan ideal apabila anak dapat menjelaskan aneka gagasan atau konsep, memahami makna, dan merumuskan sebuah masalah dengan kata-kata sendiri (Supratiknya, 2012: 9). Kemampuan mengingat dan memahami merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak. Kemampuan mengingat dan memahami memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Piaget (dalam Suparno, 2001: 69) menjelaskan bahwa anak pada tahap operasi konkret dikategorikan dalam rentang usia 7-11 tahun. Rentang usia tersebut dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis atau berdasarkan hal-hal yang kelihatan konkret/nyata dan belum bersifat abstrak. Proses mengingat dan memahami dikatakan berjalan dengan baik apabila siswa dapat menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri informasi yang telah mereka terima sebelumnya. Sarjono (dalam Zuriyani, 2012: 2) menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD selama ini dilakukan tidak melalui inkuiri ilmiah melainkan didominasi oleh kegiatan transfer informasi dan bersifat hafalan, sehingga proses pembelajaran IPA di SD menjadi rendah dan tidak bermakna panjang. Proses pembelajaran IPA di SD yang tidak bermakna dan rendah disebabkan oleh penerapan metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Metode ceramah yang digunakan guru saat mengajar membatasi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan kemampuan berpikir kognitif siswa menjadi kurang berkembang. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Wasis, 2002: 48). Karakteristik IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi merupakan suatu proses penemuan. Sesuai dengan karakteristik anak usia SD dan karakteristik mata pelajaran IPA, pembelajaran yang dirancang seharusnya mengacu pada aktivitas. 2.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. konkret dan berorientasi pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya tidak menghafalkan konsep, rumus, bentuk atau masalah tertentu, tetapi harus memfasilitasi siswa untuk memahami konsep dengan baik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan IPA di negara Indonesia masih sangat rendah. Hasil penelitian PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa kemampuan IPA negara Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara dengan perolehan skor sebesar 383 (OECD, 2009: 8). PISA melakukan penelitian kembali di tahun 2012, kemampuan IPA negara Indonesia mengalami penurunan menjadi peringkat 64 dari 65 negara dengan perolehan skor sebesar 382 (OECD, 2012: 232). Hasil penelitian PISA menunjukkan bahwa kualitas dan mutu pembelajaran IPA di Indonesia masih sangat rendah dan mengalami penurunan. Hal ini menandakan bahwa terdapat kesalahan pada sistem pendidikan di Indonesia khususnya pada pembelajaran IPA. Salah satu cara untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia adalah melalui penerapan metode pembelajaran. Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak (Suyono & Hariyanto, 2011: 212). Pembelajaran seharusnya dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, sehingga perlu menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Pembelajaran IPA hendaknya dipelajari secara konkret melalui pengalaman langsung dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan menggairahkan. Metode pembelajaran yang banyak disarankan untuk pembelajaran IPA adalah metode inkuiri. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan penemuan sesuatu melalui proses mencari dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah. Penemuan adalah proses yang melibatkan upaya untuk memahami, mengumpulkan, menganalisis, membuat kesimpulan, dan merumuskan ide-ide yang relevan (Kitota, Ahmada, & Semana, 2010). Pembelajaran menggunakan metode inkuiri terdiri dari beberapa langkah,. 3.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Zuriyani (2012: 2) mengartikan inkuiri sebagai pembelajaran yang menitikberatkan aktivitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung kepada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri akan membawa dampak belajar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran inkuiri, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan dalam strategi pembelajaran (Sanjaya, 2006: 206). Metode inkuiri menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Strategi pembelajaran inkuiri sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan. Strategi pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memilki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Tangkas (2012) menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemahaman konsep dan ketrampilan proses sains. Penelitian yang dilakukan oleh Anggareni, Ristiati, & Widiyanti (2013) menunjukkan bahwa implementasi strategi pembelajaran inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA. Berdasarkan hasil penelitian PISA, terdapat penurunan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pada pembelajaran IPA dan hasil hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan di atas dengan mengujicoba metode. 4.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pembelajaran inovatif yaitu metode inkuiri pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu. Yogyakarta semester. gasal tahun ajaran 2015/2016.. Kemampuan mengingat dibatasi pada aspek mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali,. dan. mengambil.. Kemampuan. memahami. dibatasi. pada. aspek. mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan. Penelitian ini menggunakan kelas V sebagai populasi penelitian. Kelas V.2 dipilih sebagai kelas kontrol dan kelas V.1 dipilih sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami yang lebih difokuskan pada materi pembelajaran IPA, Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi organ tubuh manusia dan hewan dan Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia bagi siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat mata pelajaran IPA materi pernapasan manusia pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?. 1.2.2. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami mata pelajaran IPA materi pernapasan manusia pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat mata pelajaran IPA materi pernapasan manusia pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.. 5.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.3.2. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami mata pelajaran IPA materi pernapasan manusia pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Sekolah Menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami siswa. Memperbaiki sistem pembelajaran sehingga akan lebih menarik dan bermakna bagi siswa.. 1.4.2. Bagi Guru Menambah pengetahuan tentang penerapan metode inkuiri yang dapat diterapkan untuk pembelajaran di sekolah. Guru menjadi lebih kreatif dalam memilih dan merancang metode pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan proses kognitif siswa. Guru dapat mengetahui perkembangan kognitif siswa dan dapat menerapkan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. 1.4.3. Bagi Siswa Memperoleh pengalaman baru dalam menggunakan metode inkuiri sehingga dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dalam pembelajaran IPA. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa dan membangun pengetahuannya dengan cara terlibat langsung dalam pembelajaran.. 1.4.4. Bagi peneliti Memperoleh pengalaman langsung menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA sehingga dapat berguna untuk bekal mengajar pada masa mendatang serta mengembangkan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian lain yang relevan.. 6.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1. Kemampuan mengingat adalah kemampuan mengenali dan mengingat kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.. 1.5.2. Kemampuan memahami adalah kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan sebab-akibat dari sebuah konsep ke dalam suatu sistem.. 1.5.3. Metode adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.. 1.5.4. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk merumuskan permasalahan yang bermakna dan mencoba mencari jawabannya dengan tujuh langkah, yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi.. 1.5.5. Metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang menekankan peran guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang belum berpengalaman belajar menggunakan inkuiri.. 1.5.6. Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian dengan materi fungsi organ pernapasan manusia.. 1.5.7. Siswa Sekolah Dasar (SD) adalah siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.. 7.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas tentang teori-teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, dan literature map. Kerangka berpikir berisi rumusan berpikir dari umum ke khusus dan hipotesis penelitian berisi dugaan sementara dari rumusan masalah. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Teori-teori yang Mendukung. 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Ada beberapa ahli yang menjelaskan mengenai teori perkembangan anak. Teori perkembangan anak yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif Jean Piaget (1896-1980) dan teori perkembangan Lev Vygotsky (1896-1934). Teori tersebut peneliti gunakan karena memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap perkembangan anak. Piaget (dalam Schunk, 2012: 334) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif dapat terjadi hanya ketika disequilibrium (ketidakseimbangan) atau konflik kognitif terjadi. Peristiwa atau konflik yang terjadi harus dapat menimbulkan sebuah gangguan dalam strukturstruktur kognitif anak-anak sehingga keyakinan mereka tidak sesuai dengan realitas yang mereka amati. Perkembangan kognitif tergantung pada empat faktor yaitu pertumbuhan biologis, pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan sosial, dan ekuilibrasi (Schunk, 2012: 331). Duncan (dalam Schunk, 2012: 331) mengungkapkan bahwa ekuilibrasi mengacu pada dorongan biologis untuk menciptakan sebuah kondisi keseimbangan atau ekuilibrium (adaptasi) yang optimal. antara. struktur-struktur. kognitif. dan. lingkungan.. Ekuilibrasi. mengkoordinasikan tindakan-tindakan dari tiga faktor lainnya dan membuat strukturstruktur mental dan realitas lingkungan eksternal. Ketika anak berusaha untuk membangun pemahaman mengenai dunia, otak berkembang menciptakan skema.. 8.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Skema adalah tindakan atau representasi mental yang mengkoordinasikan pengetahuan. Piaget membagi proses belajar menjadi tiga tahapan yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrium (dalam Santrock, 2014: 44). Asimilasi adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan skema yang ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian skema pengetahuan yang sudah ada terhadap informasi baru. Sedangkan equilibrium adalah mekanisme perpindahan dari satu tahap pemikiran anak ke tahap pemikiran berikutnya. Piaget (dalam Hergenhahn & Olson, 2010: 318) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu. 1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun). Tahap sensorimotor dicirikan oleh tidak adanya bahasa. Anak pada tahap sensorimotor tidak dapat berbicara dengan menggunakan bahasa. Anak belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada didekatnya. Anak membangun. pemahaman. tentang. dunia. dengan. mengkoordinasikan. pengalaman sensorik mereka (melihat dan mendengar) dengan tindakan motorik mereka (mencapai dan menyentuh). Tingkat intelegensi anak didasarkan pada penggunaan indra (sensori) dan tindakannya (motor). Interaksi dengan lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan keadaannya saat ini. 2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun). Tahap pemikiran pra-operasional terbagi menjadi dua yakni (1) Pemikiran prakonseptual (2-4 tahun) dan (2) Pemikiran intuitif (4-7 tahun). Pemikiran prakonseptual, anak-anak mulai membentuk konsep sederhana. Anak-anak mulai mengklasifikasi benda-benda dalam kelompok tertentu berdasarkan kemiripannya, tetapi mereka banyak melakukan kesalahan lantaran konsep mereka itu sendiri. Pemikiran intuitif, anak-anak memecahkan masalah secara intuitif, bukan berdasarkan kaidahkaidah logika. Ciri paling menonjol dari pemikiran anak pada tahap ini adalah kegagalannya untuk mengembangkan conservation (konservasi). Konservasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang, substansi atau luas akan tetap sama meskipun hal-hal seperti itu. 9.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. direpresentasikan kepada anak dalam bentuk yang berbeda-beda (Hergenhahn & Olson, 2010: 319). 3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun). Tahap operasional konkret merupakan tahap permulaan berpikir rasional. Anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah yang konkret. Penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Operasional konkret memungkinkan anak untuk mengkoordinasikan beberapa karakteristik daripada fokus hanya pada satu properti dari objek. Selama proses ini berkembang, perkembangan bahasa anak juga berubah. Pada tahap ini proses berpikir egosentris menjadi berkurang. 4. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun). Tahap operasional formal merupakan tahap dimana individu bergerak melampaui penalaran tentang pengalaman konkret dan masuk berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, serta logis. Anak-anak dapat menangani situasi hipotesis, dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan nyata. Anak-anak mulai dapat menggunakan operasi-operasi kongkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. Tahap ini, anak tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa kongkret, karena mereka mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia Sekolah Dasar (SD) kelas V berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan aturan logis yang jelas. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwa yang berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa anak usia Sekolah Dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Anak pada tahap ini mulai berpikir mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Penting bagi seorang pendidik untuk mampu mengetahui tahapan perkembangan anak didiknya. Pendidik harus dapat memilih atau menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.. 10.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain dan dengan sarana-sarana tertentu (seperti bahasa) yang disediakan oleh kultur dan membantu membentuk pandangan dunia anak (dalam Salkind, 2004: 373). Anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu (Slavin, 2011: 4). Interaksi sosial memengaruhi perubahan pemikiran anak (dan selanjutnya perilaku mereka), dan karena perilaku berakar pada konteks sosial di mana perilaku itu berlangsung (Salkind, 2004: 373). Ada empat ide pokok yang menjadi dasar teori Vygotsky (Salkind, 2004: 374), yaitu (1) anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri, (2) perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosialnya, (3) pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan, (4) bahasa memainkan peranan sentral dalam perkembangan mental. Vygotsky menjelaskan bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran dan berpikir bahwa interaksi-interaksi sosial mengubah atau mentransformasi pengalaman-pengalaman belajar (dalam Schunk, 2012: 339). Konsep utama dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) atau ZPD. Zone of proximal development (ZPD) didefinisikan sebagai jarak antara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah secara mandiri dan level potensi perkembangan yang ditentukan melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa atau kerjasama dengan teman-teman sebaya yang mampu (Schunk, 2012: 341). Zona perkembangan proksimal digambarkan sebagai perbedaan antara kemampuan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri dan kemampuan anak untuk memecahkan masalah dengan dibantu orang dewasa atau teman sebaya (Salkind, 2004: 376). Batas bawah ZPD adalah tingkat keterampilan yang dicapai oleh anak yang bekerja secara independen, sedangkan batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang anak dapat terima dengan bantuan instruktur yang cakap (Santrock, 2014: 57). Konsep ZPD menjadi pendorong terjadinya kemajuan dalam perkembangan (suatu gejala yang menurut Vygotsky terjadi secara alamiah) dan pembelajaran (suatu aktivitas yang didasarkan pada latihan, dengan isi aktivitas ditentukan oleh kultur sekeliling). Membantu siswa memperoleh mediator-mediator kognitif melalui lingkungan sosial. 11.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dapat dilakukan dengan banyak cara. Aplikasi yang umum dipakai adalah konsep pemberian struktur penyangga pengajaran atau pemberian bantuan pengajaran (instructional scaffolding) yang mengacu pada proses-proses pengendalian elemenelemen tugas yang berada di luar kapasitas siswa (Schunk, 2012: 344). Perancahan (scaffolding) diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan oleh pendidik untuk membangun jembatan antara apa yang sudah diketahui oleh anak dan apa yang harus diketahui olehnya (Salkind, 2004: 379). Perancahan (scaffolding) terdiri atas kegiatan-kegiatan yang disediakan oleh pendidik untuk menopang dan menuntun anak melalui zona perkembangan proksimal. Pemberian bantuan dalam belajar adalah bagian dari teknik pemodelan partisipan Bandura, di mana seorang guru pada mulanya memodelkan keterampilan yang diajarkannya, memberikan bantuan, dan berangsur-angsur mengurangi bantuannya ketika keterampilan siswa semakin meningkat. Pendidik semestinya menyediakan ‘perancah’ tersebut bukan sebagai bangunan tetap, melainkan sebagai penopang bagi struktur yang tengah dibangun anak, sebagai serangkaian teknik yang dapat digunakan sebagai pendorong apabila anak berhasil melampaui keadaannya saat itu dan meraih ide berpikir yang baru. 2.1.1.2 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran supaya dapat tercapai dengan optimal, dengan mengimplementasi suatu rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan yang nyata (Sanjaya, 2006: 145). Metode pembelajaran merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan (Majid, 2013: 135). Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2002: 148) mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah langkah-langkah pelaksanaan dalam proses pengajaran atau teknisnya suatu bahan pelajaran yang diberikan kepada murid-murid di sekolah. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan pada pembelajaran di kelas (Suyono & Hariyanto, 2011: 19). Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa metode. 12.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan yang telah disusun secara sistematis dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. 2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Discovery dan inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan, sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah, et al, 2009: 77). Metode inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2008: 84). Pendapat serupa diungkapkan Sanjaya (2011: 196) yang menjelaskan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Gulo menjelaskan strategi inkuiri sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (dalam Trianto, 2009: 166). Inkuiri merupakan pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat (Trianto, 2010: 167). Metode inkuiri juga dijelaskan Dewey (dalam Mohan, 2007: 95) yang mengatakan “inquiry is the active, persistent, and carefull consideration of any belief or supposed form of knowledge in the light of the grounds that support in and the futher conclutions to which it trends”, yang dapat diartikan bahwa inkuiri merupakan pengambilan keputusan berdasarkan proses aktif, gigih, dan hati-hati dalam membuat kesimpulan atau pengetahuan berdasarkan alasan yang dapat ditindak lanjuti. Victor dan Kellough menjelaskan bahwa inkuiri merupakan sebuah proses dalam menjawab. 13.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pertanyaan-pertanyaan. dan. memecahkan. masalah-masalah berdasarkan. pada. pengujian logis atas fakta dan observasi (dalam Jacobsen, 2009: 243). Berdasarkan pendapat pada ahli yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menyimpulkan. bahwa. metode. inkuiri. adalah. seluruh. rangkaian. kegiatan. pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis, analitis, dan logis untuk menemukan dan memecahkan sendiri permasalahan yang dipertanyakan melalui percobaan sendiri agar memperoleh pengetahuan dan pemahaman. 2. Macam-macam Metode Inkuiri Ada beberapa jenis metode inkuiri. Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri, yaitu: a. Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) Salah satu metode inkuiri yang dalam penerapannya atau pendekatan pembelajarannya masih membutuhkan bantuan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan bagi siswa. Pada tahap awal, guru memberikan bimbingan serta pengarahan secara luas, kemudian pada tahap berikutnya guru mengurangi sedikit demi sedikit bantuan bagi siswa. Bimbingan serta pengarahan dari guru diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan diskusi yang memancing siswa untuk berpikir. b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry) Salah satu metode inkuiri yang dalam penerapannya atau pendekatan pembelajarannya, siswa melakukan penelitian sendiri layaknya seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. Siswa harus dapat mengidentifikasi serta merumuskan sendiri topik permasalahan yang akan diselidiki. c. Inkuiri Bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry) Merupakan metode campuran dari metode inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas. Guru memberikan permasalahan atau problem kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.. 14.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Berdasarkan macam-macam metode inkuiri yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti memilih untuk menggunakan metode inkuiri terbimbing. Peneliti memilih metode inkuiri terbimbing karena langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar kelas V yang masih membutuhkan bantuan dari guru dalam memahami konsep pelajaran. 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri menekankan pengembangan proses berpikir kritis dan analitis.. Seorang. pendidik. harus. memperhatikan. beberapa. prinsip. dalam. melaksanakan pembelajaran inkuiri. Sanjaya (2011: 199-201) menjelaskan prinsip pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut. a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Pembelajaran inkuiri bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir. Orintasi dari pembelajaran inkuiri adalah proses dan hasil belajar. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu, sehingga gagasan yang dikembangkan adalah gagasan yang ditemukan. b. Prinsip Interaksi Proses belajar adalah proses pola interaksi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan lingkungan. Interaksi dalam pembelajaran tidak menempatkan guru sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka baik dengan siswa, guru, dan lingkungan.. 15.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. c. Prinsip Bertanya Peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pada dasarnya merupakan sebagian dari proses berpikir. Langkah pembelajaran inkuiri memerlukan kemampuan guru untuk bertanya kepada siswa. Guru perlu menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya baik sekedar meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, mengembangkan kemampuan, atau untuk menguji. d. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar merupakan proses berpikir yang mengembangkan potensi seluruh otak secara maksimal. Otak kiri berperan dalam cara berpikir logis dan rasional, sedangkan otak kanan berperan mempengaruhi emosi. Penggunaan dan pemanfaatan otak harus seimbang antara otak kiri dan otak kanan, agar anak tidak sekedar berpikir secara logis dan rasional namun juga dapat menyenangkan dan menggairahkan. e. Prinsip Keterbukaan Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Anak perlu memperoleh kebebasan untuk mencoba segala sesuatu sesuai dengan perkembangan nalar dan logikanya. Pembelajaran akan bermakna jika menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Hal ini dapat tercapai melalui peran guru dengan menyediakan ruang. yang. dapat. memberikan. kesempatan. kepada. siswa. untuk. mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis secara terbuka. 4. Keunggulan Metode Inkuiri Keunggulan-keunggulan metode inkuiri (Sanjaya, 2006: 206), yaitu (1) metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna dan mendorong siswa menjadi lebih aktif, (2) metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan. 16.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. gaya belajar mereka dan merupakan metode pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, (3) metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang mempunyai kemampuan lebih tidak akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang. Pendapat lain tentang keunggulan metode inkuiri diungkapkan oleh Roestiyah (2001: 76), yaitu membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa; membantu ingatan dan transfer pada proses belajar yang baru; mendorong siswa berinisiatif, objektif, jujur, dan terbuka; mendorong siswa berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri; proses belajar menjadi lebih merangsang; dapat mengembangkan bakat; memberi kebebasan pada siswa dalam belajar; menghindari siswa belajar dengan cara tradisional; dan dapat memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Berdasarkan pendapat para ahi yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa metode inkuiri mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut, yakni memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengembangkan sendiri pengetahuannya, mendorong siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan logis terhadap suatu konsep sehingga dapat mengembangkan pemahamannya tentang suatu, membantu siswa dalam belajar tentang bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri dan aktif serta dapat meningkatkan hubungan yang erat antara siswa dengan guru. 5. Metode Inkuiri Terbimbing Metode inkuiri terdapat beberapa macam. Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2007: 109) mengungkapkan bahwa terdapat tiga jenis metode inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang membutuhkan perencanaan dalam membimbing dan menilai siswa melalui proses siswa menemukan sendiri informasi secara bertahap untuk meningkatkan. 17.

Gambar

Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami...…... 82 Tabel 4.15 Hasil Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Memahami………
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2010: 116)
Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil belajar siswa mata pelajaran gambar teknik masuk dalam kategori tinggi 57 siswa

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PANDANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN DALAM PENERAPAN PUTUSAN MK NO 46/PUU-VIII/2010 TENTANG ANAK LUAR KAWIN3. Pandangan Hakim