Tesis
IIT]BUNGAN
MUTASI
ALEL
PfATP6
DAIY
PfMDRI
PADA
PENDERITA
MALARIA
FALSIPAR{T}I
YAIYG
RESISTEN
TERHADAP KOMBINASI
ARTESITNAT
A]VTODIAKTNN
DI
BEBERAPA RT]MAH
SAKIT DI
STTMATERA
BARAT
EADIAI{TT
PROGRAM
PEFIDIDIKAI\I
DOKTER
SPESIALIS
I
BAGIAN
ILMU
PEI\IYAKIT
DALAM
FAKTTLTAS
KEDOKTERAN
T]NIVERSITAS
AI\IDALAS
HUBUI'IGAFI
MUTASI
ALEL
PfATP6
DAIY
PTMI}RT
PAI}A
PENDERITA
MALARIA
F'ALSIPARTIM
YAF{G NNSISTNN
TEREADAP
KO}AINASI
ARTESUNAT AMODIAKI.IIN
I}I
BEBERAPA
RT}MAH
,
AKI?
DI
SUMATE**,#
T
:,.,
Geh
S=.AEIANTI
Tesisfuir*tnk
pnsnnhi
relsh *atrr
sy*at $m* ncnperckb
gel*r
Spesiali*
Ilmu
Penyakit
llalam
Program
Pcndidr&anllohter
SpcrialisI-Ih.H.
Arua
Ahmrd.
$oPILtrTI
"cfiF€ry
'I
Pex}*e**ag
IHenyetnj*i:
*toi.D,+ar.H.i+ima;giaget*Etp;*mu}
KPS PPDSIlmu
Penyakitltgbm
Fa kultas Kedektera a fu*niversitas Andalm
:
t,'<.-.*--)
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat
Allah
SWT, lrarena berkat rahmat danhidayahNYA
jualah penulis akhimya dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunannakalah
akhir
yangbojtrdul
*
Hubungan MutasiAlel
PfATP6Dan Pff\,fDRl
padaPenderita
Malaria
Falsipanrm
Yang
Resisten Terhadap
Kombinasi
Artesunat Amodiakuin Di tseberapaRumah Sakit Di Sumatera Barat"
Pada kesernpatan
ini
penulisingin
menyampaikan terima kasih yangtulus
dansebesarSesarnya kepada :
l.
Bapakdr. H.
Armen Ahmad spPD-KPTI, Bapakprof. dr. H.
Nuzirwan AcangDTIV{&I{, spPD-KHoha,
FINASaA Bapakdr.}L
yerizal Karani sppD, spJp, FIHAsebagai pembimbing yang telatr banyak meluangkan
waktu untuk
memberikanbaik selana persiapan, pelaksmaan hingga penyusunan
algs
akhirini.
2.
Bapakhof.
Dr.
dr.H.
Asman Manaf, spPD-KEMD, selaku Ketuahogram
studiP€tdidilen
Dokter Spesialis (KPS PPPS) Ihnu Pen)rakitDalan
FK-UNAND, yangtelah memberikan kesempatan, bimbingan dan dorongan moril dalam menyelesaikan
pendidikmini.
3.
Bapak dr. H. Eva Decroli, SpPD.KEMD, FINASIM selaku Sekretarishogram
StudiPendidikan Dokter spesialis {sPS PPDS) Ilmu penyakit Dalam
FK-uNAND,
yangtelah memberikan kesempatan, bimbingan dan dorongan moril dalam menyelesaikan
pendidikan ini.
4.
Bapakdr. Akmal
M.
Hanif,
spPD,MARS
selaku Kepala BagianIlmu
penyakitDalam FK-{INAND/RS
rh.
M. Djamil Padang yang baru dan Bapak prof. Dr. dr. H.5.
m€mberikan kesempatan dan dorongan
moril
pada pemrlis dalam menyelesaikan pendidikan ini.BaFk
Prof. dr. H. Hanif,SpP]KI{OM
yang t€lah banyak memberikan nasehat sertadorongan moral selama penulis mongikuti pendidikan, baik selama dalam institusi
maupun diluar institusi pendidil@n.
Ibu
hof.
Dr.
dr. Rizanda Machmu4 MKes, yang telah banyak membantu dalam melakukaa analisis statistik data penelitian ini.Bapak dr. Andani Eka Putra, MSc yang telatr banyak membantu dalam pemeriksaan
biologi
molekuler,
Ibu
Dr. dr.
Nuzulia
I.
dalaur
pemeriksaan parasitologi dandr. PN
Harijanto,SpPDKPTI
yang telalr memberi pandangan berhargapda
penelitian ini.Bapak Del€n Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Ibu direktur RS. Dr. M.
Djmil
Padmg yang telah memberikan kesempatan k€pada penulis untrk rnengihrtipendidikan pada PPDS Ilmu Penyakit Dalam.
Seluruh staf pengajar
Ilmu
PeiryakitDS*
yaitu: Bapak Prof. dr. H. Julius,SpPD-KGEII,
BapakProf. dr.
H.
Saharman LemaruDTM&H,
SpPDKKV,
FINASM,
Bapak Prof. dr. H. Syafril Syahhddin, SpPDKEMD,
FINAS$A
Bapak Prof. dr. H.Zulkarnain Arsyad, SpPD-KP, Bapak
(Alm)
dr. H. Djusman Jafar, SpPD-KGI{, Dr.dr.
SyaifulAzmi,
SpPIKGH,
dr.kza
Wahr4 SpPD-KI{OM, dr.Najinnan, SpPD,K&
dr.Amelis, SpPD-KGEH, dr.H.
Raveinal, SpPD, dr.Hj.
Rose Dinda Martini,SpPD, dr.
I{.
Arina Widya Murni,SpP}KPsi,
dr. Iskandar SpPD dr. Sapino Miro,SpPD,
dr.
RozaKurniati,
SpPD yang telatr banyak membimbing penulis selamamengiknti pendidikan serta membagi pengalaman dan naseh* yang saigat bergrma
bagi penulis,
10. Teman-teman sejawat residen dan senior residen yang telatr tamat
di
BagiadSMFIlmu Penyakit Dalam FK UnandlRs dr.
M.
Djamil ahs bantuan dan kerjasama yangt€lah
di
bina selamaini,
kepada perawat dan karyawandi
bagian penyakit dalam,petugas laboratorium parasitologl scrta petugas
di
bebcrapa instansi kesehakn diwilayah Sumatera Barat yang telah menrbantu kslancaran penelirian ini.
Semoga semua banhan bapalq ibu dan sejawat sekalian mendapat imbalan di sisi Allah
swT.
Secara tfiusus, terima
lesih
dan rasa hormat yang teramat dalam serta ribuan terimakasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Brigiend (purn). H.A.
Nazri Adlani.dan Ibrmda Hj. Aniarti tercina yang senantiasa memberikan doa, bantuan dan dorongan
semangat demikian juga kepada Bapak dan Ibu mertua serta adik-adik yaitu:
M.
Umar,SE dan
DR
Muniaty Aisyah, ST,MM
lang selama ini selalu memberikan perhatian dandorcngan sehingga penulis tetap bersemangat menyelesaikan pendidikan ini.
Kepada suami tercinta
Ir.
Kerras
AchmadRiza
Pahlevi,IIBA
dan
anakku tersayangSyaifa 7lifuani
lhriza,
t"tinlu
kasih atas
pengorbana4 kesabaran danserta semangat dan doa
yang telah
diberikan denganittrlas
dalam mendaupingi penulis selama menlialani pendidikan ini.Penulis menyadari penelitian
ini
masih jauh dari kesempumaan, untukitu
sarandan
lcitik
untuk kesempurnaan karya tulis ini sangat diharapkan. Semoga hasil penelitianini dapat mcmberi konuibusi yang bennanfaat bagi pengembanganllmu Penyakit Dalam
dan dunia kedokteran umumnya serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Padang
April20ll
t1r
DAFTAR
ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR
GA]VIBARDAFTAR
LAMPIRAN
DATTAR SINGKATAN
BAB
I
:
PEIU)AHULUAN
1.1. LatarBslakang
I .2. Identifikasi lv{asalah
13. Tujuan Fenelitian
1.4. Hipotesis Penelitian
1.5. Manfrat Penelfian
1.6. Kerangka Konsesual
BAB
II
:
TINJAUAhI KEPUSTAKAAI\
2.1. Situasi Malaria di Dunia dan Indonesia
Z.2.Melanisme Resistensi dan Faktor - Faktor yang Mempenganrhinya...
2.3. Resistensi Plasmodium Falcipanrm Terhadap Artesunat Amodiakuin..
iv
vi
vii
viii
lt
I
I
6
6
7
7
10
l0
15
29
I}ATTAR
TABEL
Tabel
2.1
Angka Kegagalan Parasitologis Satu tahun PertamaDiuji
Deryan
PCR...
30T&12.2
Golongan ObatAnti
fvlalaria, Kelas, Penggunaan, Target danGen Resistensi
...-"...
33T$cl3.l
JadwalKegiatan
35TSel3.2
Derqiat Resistensi Parasit Aseksual P.falsipanrm TerhadapTerapi
45Tdel4.l
Karaktedstik DasarPenelitian
...:...
46Tabel4.2
Karakteristik Dasar Berdasarkan AnalisisTingkat
Resistensi
47Invivo
Tab€I4.3
Disnibusi Pola Resistensi Terhadap Arte$mat Amodidcuin...
49Tabel
4.4
Hubrmgan Resistensi Artesunat Amodiaquin Berdasarkan JenisKelamin
49Tabel4.s
Hubungan
ResistensiArtesunat Amodiaquin
B€dasarkanEndemisitasAsal
Dagrah
50Tabel4.6
Hubungan
ResistensiArtesuriat
Anodiaquin
BerdasarkanDensitas
Parasit
52Tabel4.?
Primer Yang
Digunakan SebagaiIdentifikasi
Kodon
263PfATP6 dan
86
Pfl\dDRlTabel4.8
Hubungan Mutasi P[ATP6,263 Berdasarkan Tingkat ResistensiArtesunat Amodiakuin
Tabel4.g
HubunganMutasi
PfMDRI
N86Y
Berdasarkan ResisteusiArtesunatAmodiakuin
56
DAFTARGAMBAR
Clnbar
l.l
KerangkaKonseptual(hbar 2.1
API danAMI
Indonesia tahun 2007hbr2.2
Area Transmisi Malaria dan Disfiibusi Laporan Resistensi atauGagal Pengobatan Antimalaria
8
ll
22 25 32 44 45Gnbar
2.3ffir2.4
Cmbar
3.1Cmbar
3.2Cmbar
4.1Cnmbar4.2
Crubar 4.3
Gambar4.4 Gambar4.5
Gambar 4.6
Disfribusi Penyebaran Resistensi Klorokuin di Dunia
13
t4
l5
t7
Targsil
Qbat
.BerdasarkanGolongan
Antimalada Pada
P. Falciparum(hbar2.5
Mekanisnre
Pembukaanatau
PemutusanIkatan
P€roksida Dari Arteinisinin(hbar2.6
Skema Diagram
Mekanisme
Aksi
Kerja
Artemisinin Dan AntimalariaCnbar2.7
Mekanisme Target dan Faktor- Faktor Resistensi Artemisinin PadaP. FalciparumCmbar
2"8
Peta GenPMDRI
dan Alel-Alel MutannyaCmbar2.9
SelektifitasAlel-Alel
PMDRI
Sebelum dan Sesudah Terapit
AAQ
Kerangka Penelitian
Interyrcstasi Hasil
Uji
7l{ari
yang Disederhanakan Dishibusi Proporsi Resistensi Artesunat Amodiakuin I{asil Amplifikasi Gen PfATP6Hasil Amplifikasi Gen Pfi\,IDRl
Urutan Nukleotida darj. 721
-
8i+0Urutan Nukleotida Dari
6l
-
301 atau kodon 20-
120Distibusi Resistensi Berdasadon Mutasi Gen
I}AX'TAR L.AT}IPIRAN
Iampiran
l:
Data Dasar PenelitianI^anpiran
2:
Iaporan Kunu*alifknran
darr kngobatan lltatariaPropinsi Sumatera Barat 2010
Larnpiran
3:
Endemisites t\.lalaria Berdasarkan $pleen Ratehopinsi
SumateraBaratLanpirar
4:
Formulir Feqielasan Unhrlc PasienLarpiran
5:
Persetujuan Ikut SertaLafiryiran
6:
Sbtus Pasien Penelitim Iampiran7:
Stnrktur Organisasi Penelitianlampimn
8:
Cunicuhm VitaeDAFTAR
SINGKATAN
WHO
World Health OrganisationOAM
Obat Antimal&riaMDR
Multiple Drug ResistanceACT
Artemisinin Combination TherapyART
ArtemisininSP
Sulfadoksin-pirimeaminAM
Artemeter-meflokuinAAQ
Artesunat-amodiakuinAL
Artemeter-lumefanfiinDI{P
Dihidroartemisinin-piperakuinPCR
Polymerase ChainReactionRFLP
Restriction Fragmentknglh
PolymorfisurAPI
Annual Parasite IncidenceAl{
Anrrual Malaria IncidenceMIA
ModeratelncidenceAreaLIA
Lowlncidenre AreaPfl\dSPl
P.falcipffiumI\,{erozoitesurfacehoteinlPfftdSP2
P.falcipmm
Merozoite Surface Protein2PreLllRP
P. falcipaum GlutamafieRichhoteinSI.IP
SingleNucleotide PolymorphismPrcRT
P.falcipanrmChloroquineResistanceTransporterPffUDRI
P. falciparum lv{ultidrug ResisfanceI
Pghl
P-glycoprotein homologueI
PfATP6
P. falciparum AdeninTri Phosphatase 6FPIX
FeniprotoporphyrinIX
TCTP
Translationally Confiolled Tumor ProteinPfI{RPII
P. falciparum Histidin Rich ProteinII
SERCA
Sareoendoplasmik Retikulum Calcium-ATPaseBAB
I
PENDAHI]LUAht
LlJ,ltar
Belakang
Malada
masih menjadi masalah kesehatanmasyarakat
belahan&mia"
tenrtama
di
negara-negara berkembangyang beriklim nopis
seperti di
Itrnesia-
Diperkirakan 6A
%
penduduk Indonesiatinggal
di
daerah endemisnnlaria
yangtingkat
endemisitasnya beragam.Stategi
global
eradikasi malariapernah berhasil menunxrkan insiden malaria, akan tetapi WHO menyatakan bahwa
kasus malaria dikarenakan
berbapi
sebab kembali meningkat. IDepartemen kesehatan @epkes) me,nempatkan malaria sebagai salah satu
penyakit
infetsi
yang menjadi permasalahan, sebab sangat mempenganrhi angkakematian
bayi,
anak
balitq
dan
ibu
melahirkan serta mampu
menuruokanptoduktivitas kerja.
Pada
dasarnyamalaria
merupakanpenyakit infeksi
yangdisebabkan
oleh
sporozoa genusplasmodium
yang
ditularkan
melalui
grgltannyarruk
anopheles betina. Berdasnrkan hasil penelitianDepkes
tahun 1990, lebihdari 95 % kasus malaria disebabkan oleh Plasmodiumfalciparum dan
P. vivm.2
Penanggulangan penyakit
ini
telatr dilakukan sejak lamamelalui
berbagaiupaya, misalnya
penanggulanganvektor malari4
pengobatanpenderita
dan perbaikan lingkungan. Program pemberantasanmeliputi
diagnosis dini, pengobatancepat
dan tepat
surveilan dan
pengendalianvektor yang
semwnya
ditujukanPada
tahun
1973 ditemukan pertamakali
kasus resistensi P.falciparwr
6adap
klorokuin
di
Kalimantan
Timur.
Sejak
itu
kasus
resistensi terhadapfilsokuin
yang dilaporkan semakin meluas. Tatrun 1990 dilaporkan telah terjadinsistensi parasit P.
falciprum
terhadap klorokuin di selunrh provinsidi
Indonesia-Sdain
itu
dilaporkanjuga
adanya resistensiplasmodium
terhadap sulfadoksinfrimetamin
(SP)
dibeberapa
wilayah
di
Indonesi4
sementara pffggunaan
modiakuin
walaupun belum atautidak
digunakan,4 dari
5propinsi (Katimanun
Timur, Timor Timur,
Sulawesi Selatan danIrian
Jaya) yangditeliti
melaportanedanya resistensi
inviro.
Penelitian
di
kabupaten Pesisir Selatan" SumateraBarat
(Sumbm) tahun2[!04
menunjul*an
kegagalanterapi klorokuin
yaitu
78,43o/o dan SP mencapaiffiJTo/o pada malaria
falsiparum
tanpa
komplikasi.
aJ
Evanita
(2002) mendapatkan tingkat resistensi klorokuin yangtingg
yutu72,2o/o dengan proporsiteftanyak
pada resistenII
EID
36,60lo dan resistenm
(RIID
51,9/a
sehinggaklolokuin
tidakefektif
lagi diguoakan sebagai obat anti malaria(OAM)
di Padang dengan demikian pada sebagian besar wilayahSumbar
resistensiklorokuin
telaht€*jadi.u
Masalah
resistensiparasit terhadap
OAM
merupakan tantangan besar&ngan implikasi
penyebaranmalaria
ke
daerahbaru atau
mrmculnya kembalimalaria
di
daeratr
yang
telah
diberantas.Keadaan
ini
dapat
meningkatkanmorbiditas dan mortalitas akibat malaria. Oleh
sebabitu urfuk
menanggulangiobat pilihan
pengganti dengan
terapi
kombinasi artemisinin
(ArtemisininCombination Theropy
/
ACT).
Konsep pengobatan yangdi$nakan
di
Indonesiaest
ini
adalah kombinasi yang secara umum dikelompokkan men$adi kombinasiEpi
artemisinin(ART)
dan nonART.
tTerapi
kombinasi
merupakan regimen pengobatan3
hari.Pcngobatan
ini
untuk
malaria falsipanrm
me,mbcrikanhasil
yang cepat,
dapat dipe,fcaya" arnan, mencegah resistensi, dan mengurangi penularan. Thailand adalahEgara
pertama1ng
memperkenalkan penggunaanACT tahun
1994, kombinasirtemeter-meflokuin
(AM)
saatini
digunakan secara luasdi
beberapa negaradi
A.sia Tenggara, sementara artesunat-amodiakuin
(AAQ)
dan arte,meter-lumefantin(AL)
merupakan ACT terbanyak yang digunakaadi
Afrika
ITerapi kombinasi
ART
yang
digunakan
di
Indonesia
berdasa*andomendasi WHO 2001
dan
pedoman penatalaksanannmalaria
Depkes 2007nlalah
kombinasiAAQ
dengan dosis trtrrggal harian selama 3 hari dan dilaporkanorkup
ditoleransi dengan baik, efek cepat, mencegah terbentuknya garnetosit, dandektif
untukparasit MDR.
Kombinasiini
diketahui pada penelitianAdjuik
dt*
(1999)
di
Gabon,Kenya dan
Senegal merupakankombinasi yang
efelcif
danditoleransi
denganbai(
angka kesembuhanparasit selama 14
hari
pemberian kombinasi mencapai lebihdari
9}o/opadasemua tempat penelitian- ?$Resistensi terhadap
ACT di
dunia terutama kombinasiAAQ
yang banyak digunakandi
Afrika
rnaupun kombinasiART
lainnya belum banyak dilaporkan.dimbah
primakuin dosis tunggal
dibeberapapropinsiny4 telah
melaporkanadanya resistensi terhadap
meflokuin begitu
pula
denganKamboja
yang
sejaklrhlm
2000
menggunakanAM
selama3
hari
telatr
melaporkan perkembanganng'grlan
terapi dengan regimen yang banr tersebul eDi
Indonesiasendiri
penggunaaoACT
dalam
penatalaksanaan malariaEutama AAQ
dimulai
sejak tahtm 2004 dan terus dilaksanakan sesuai pedomanIlepkes
2007,
begtu pula
regimen kombinasi
ini
telah
digunakandi
Sumbarlfiususnya
di
Padang, narnun penelitian mengenaiefektifitas
dandidukung
olehdmyaresistensi
molekuler akibat mutasi gen terhadap kombinasiini
belumada
Penelitian
SeVaningrumdkk
(2004) pada
54
pasienmalaria
falsiparum.-"r'Ila
komplikasi
di
Lampung dengan pemberian kombinasiAAQ
selama3
harimenrmjrdckan kegagalan terapi sampai 24,15o/o pada observasi sampai
hari ke
2Ewalaupun
kombinasi
ini jauh lebih efektif
daripadaklorokuin
ftegagalan
terapiWo).K'tip4
Dengan adanyapenelitiat'tenebut
dan berdasarkankebijakan
WHO
2006
yaitu
analisisdan
perubahan kebdakanterapi
antimalariadi
suatu daeratr seharusnyadimulai
ketika
angka kesembuhan dengan rekomendasiterapi
OAM
saat
ini
mengalarni penurunan dibawah 90% (sesuai denganuji
pengawasan efikasitfrapi),
maka
sebaiknya sudahmulai
dipikirkan
kebijakan peng$maanAAQ
di
Srrmbar secara luas. Io
Sebagai
baku
emasuji
efikasi
dalam penentuantingkat
kegagalan terapidan
penentuankebijakan
pengobataqWHO
masih
menggunakanrlji
resistensimodifikasi
dalam interpretasi hasilnya. Berbagai
faktor
dapat
mempengaruhihilnya
terutamaimunitas
penderita sehinggaseringkali
tidak
mengg:ambarkanrcsistensi
obat
secaramumi.
Pemeriksaanlain
yang
lebih
menggambarkannsistensi obat murni adalah
uji
invifro
dan molekuler. 7Pemeriksaan
molekuler
saat
ini
yang banyak
diteliti
tenrtama
mutasiditingkat
gerl
yaitumutasi
gm
protcin ilanspor
obat sepertiPrcRT
dan Pfl\4DRnda
resistensiklorokuin,
mutasi genDIIFR
dan DFIPS pada resistensi SP sertaffisi
gen PflvIDR yang
mempengaruhisensitivitas berbagai
OAM
sepertimoAiamin,
meflokuin"
kina
halofantin" dan
kemungkinan
ART.
Penelitianhfuya
yang sedang dikembangkan adalah mutasi gen spesifik padaART
yaitunda
gen protein spesifik PfATP6. rrPenelitian
molekuler
terbanyakyang
ditemukan adalah mengenai dasarnolelruler
resistensi P.falciparum
terhadap golongankuinolin, bukti
yang
adamunjukt<an
bahwa resistensi ter$ebut bersifat multigen.
Di
Indonesia,SnnraAin dkk
(2005) yang meneliti
hubungan
polimorfisme gen
terhadap resistensiklorokuin
dan SPdi 4
wilayah
Indonesia bagran barat(Nias,
Hanur4Kokap
dan
Kutai)
yang
endemismalaria
mendapatkandari 85
sampel,
100%me,mbawa
gen
polimorfisme PfCRT,76T
dan
116
sampel
adalah
l00oloPMDRI,86Y,
mutasitidak
ditemukan padakodon
7A34, 1042,dn
1246 yangjrrya
menimbulkan resistensiHorokuin
di
wilayah
lain.
Sementaradi 4
wilayahIndonesia
timur
ditemukan mutasi
PfMDRI,S6Y lebih
rendahdan
ditemukanPenelitian
ini
mencoba
menggambarkanefektivitas dan
kemungkinanadmya
resistensi
nalaria
falsiparum terhadap
AAQ
melalui
dua
mstode pemeriksaanyaitu
tes standar7 hari WHO
yang disederhanakan danpolyterase
Mn
reaction
restrictianfragment
lenght
polymorphisms(PcR-R[rP)
sebagaipcm€riksaan standar
untuk
mendeteksi resistensi obat akibat mutasigenetik
ataupcnandamolekulerkegagalan pengobatan dan se.kaligus menganalisis
faktor-faktor
y'mg diduga mempengaruhi tingkat resistensi P.
falciparumtertndap
AAQ.
lJ
Identifikasi
Masalah
l.
Berapa besar resistensi P.falciparum
terhadap kombinasi artesunat amodiakuinsesara
invivo?
2- Apakah ada hubrmgan mutasi alel gen PfATP6 dBn
PflvIDRl
dengan resistensiterhadap kombinasi artesunat amodiakuin ?
3. Apakah ada hubungan fa}tor-fbktor
jtnis
kelamin, endemisitas asal daeralo, dan densitas parasit dengan resistensi terhadap kombinasiini
?l3Triuan
Penelitian
l3.l
TujuanUmurr
Mengetahui hubungan
mutasi
alel
gen PfATP6 dan
PfMDRI
dengan resistensi malaria falsiparum terhadap kombinasi artesunat amodiakuin serta13.2 Tujuan Khusus
l.
Menentukanresistensi
malaria
falsiparum
terhadapkombinasi
artresunatamodiakuin dengan tes
invivo
standar 7hari
yang disederhanakanwHo
2.
Menilai proporsi mutasi alel PfATP6 danPfl\dDRl
padamalaria falsiparum3-
Menilai
mutasi alel genPfATP6
danPfl\dDRl
dengan resistensimalaria
falsipanrm
terhadap kombinasi artesunat amodiakuin4.
Melihat
hubunganjenis
kelanrin,
endenrisitasasal
daeraludan
densitasparasit
terhadap resistensil,il. @otesis
Penelitian
l- Te'rdapat
mutasialel
genPfATP6
danPfl\dDRl
dengan
resistensimalaria
falsiparum
terhadap kombinasi artesunat amodiakuint
Te'rdapat hubunganjenis
kelarnin, endemisitas asal da€rah" dan densitas parasitdengan resistensi malaria falsiparunfterhadap kombinasi artesunat amodiakuin
L![
ililrnfaat
Penelitian
l.
Dengan menentukan resistensiini
maka
dapatdiketahui
apakah kombinasiatesunat amodiakuin masih
efe}:tif
digunakan
sebagaiterapi
standar antimalaria
di
Sumatera Barat.L
Dengan diketahui mutasi alel maka dapat dijadikan penanda dalam mendeteksilL
Kerangka Konseptual
Ti*man
Obat@dstensi
silang)Mdasi
Spontan*s,@,#&:tri?*f**ai:i3 ::+.e*e''+-i:..rr+i,:,
f
,.rq+@g.
'-L-'
Parasit
tMutan
"""i.ar*'
Gen Target P.
falciparmt
t
L
Mutasi alel
L2638 PfATP6 danNS6Y PfMDRI
.t L
Mutasi PfATP6 dan PtoIDRl
Yahnl a makamn P - falcipwum
Amodiakuin
I
PrArP6
I t
pa,rnRr
I
>(-Akitrtas
endoperoksidasedan
fungsi
trznspor
obetinektif
Kematian Parasit Menurun
RESISTENSI
Keterangan gambar:
Adanya mutasi spontan parasit atau pengaruh tekanan obat melalui resistensi
silang obat yang segolongan yang terus menen$ pada populasi menyebabkan
mutasi
padatingkat
genyaitu
kodon
N86Y PflvIDRl
dan L263E
PfATP6yang
menyebabkanpenrhhan
asam
amino
dari
protein yang
mengaturmekanisme
kcrja
obat dalam valcrola makanan P.Jiilcipanm,
schingga ikatanobat dan
protein
transpornf
yaitu
PfMDRI
dengan
amodiakuin
ataumungkin
ART
sertaprotein
spesifik yang mengatur mekanismekerja
OAM
endoperoksidase
dengan
derivat
ART
akan terhambat. Selaqiutnya
akanmenimbulkan parasit-parasit mutan pada populasi, akibatnya
aktifitas
firngsiendoperoksidase
dan
transpor
obat
benrbah
(inakti$,
ditandai
dengankematian parasit
yang
meilrrun
sebagaiakibat
penurunanefektifitas
kerjaobat (selelsi obat).
Hal
ini
dapat
dinilai
dengan adanyaresistensi
atauBAB N
TINJAUAI\I PUSTAKA
2.1 Situasi
Melaria
Dan ResistensiObat
Anti Melaria
Di Dunia
DanIndonesia
Malaria
masih meqiadi
masalah kesehatan masyarakatdi
lebih
dari
100 negara yaitu dengan perkiraan 4V/o darj- total pendudukdrmia
Prrevalensi penyakitini
diperkirakan sekitar
300-500juta
kasus
klinis
sctiap tahun.
Di
Indonesia didapatijumlah
kabupaten/kota endemik pada tahun 2004 sebanyak 424 da.rl. 579kabupaten/kota" dengan persentase
penduduk
yang berisiko
penularan
sebesar42A2%terpusat pada wilayah Indonesia bagran
Timur.
13Di
Jawa-Bali angka kasus
malaria yang
sudah
dikonfirmasi
peneribu
penduduk atau Annual Parasite Incidence
(APD
selama tahun 2006 adalahO,lg/a
sementara
diluar
Jawa-bali didapati angkaklinis
malaria perseribu penduduk atauAnmnl Malaria
Incidence(AMI)
selama tahun 2006 sebesar 23,98o/o atau secaraumum
cenderung menurundibanding
tahun
2000-20A6namuo
meningkatjika
dibanding selamatahun 2CI02-2004. Sementarauntuk tahun Z0A7,API dan
AMI.di
Indonesia terlihat pada gambar dibawah
ini
13' 14t
*t
it
ta
q-ANI{UAL PARASIIE BTCIDSIT{CE (APD/
,{(N[IAL ilfALARIA$TCIDE'NCE tAMf) ftler 1000
Mtdnkl
TAIITII2&?'#i,kjfu.!&w,stG|'.81,&
r*l,*r*r€r..<r&
rq-r-*g-t
.-t
E:t!6Ff eF-6tC*t S
Drbs-rtdgiE!tss,Eouijstt[.rqsgsE Esai.o{dr&er llltletqEit{}ediBdi!'&0:43Is tE06Fa&d*. seA*a*l8r*sgi
[image:21.427.8.408.49.445.2]Ejdi&gFrEEdFbiao,$l}{E f0{0?def tu4alIr l?6.t4?dr M6paaA*.
Gambar
2.1
API
danAMI
Indonesia tahun 20A7 14hoporsi
kematian berdasarkan survei kesehatan rumatr tarryga tahun 2001desa
2%
dandalarn periodeini,
kejt'ian
luar biasa(KLB)
terjadidi
23 propinsi,5l
kabnpaten/kot4
meliputi
108
desa
denganjumlah
panderita 11.597
darLkmatian
298jiwa.
Mortalitas tahun 2005 sebesar O,gz%odan tatnm 2Cf7 0,2o/o 3'r3Di
Indonesiatedapat
berbagai suku bangsa dengan mgam kebiasaan danF11aku yang
merupakan
faktor
berpengaruhdalam
menunjang
keberhasilanptisipasi
masyarakatdalam program
pengendalianmalaria
Beberapa perilakuymg
tidak
menunjang adalah kebiasaan masyarakat
yang terbiasa
mencaripengobatan
sendiri
denganmembeli obat
ke
warung dan
menggunakan obatdengan dosis tidak adekuat yang
dapat
timbulnya resistensi obat. ratl fi
r: t: IE
Menurut
laporan
WHO
2006
resistensi penggunaanselunrh
golonganOAM
terus meningket kecuali derivatART. Hal
ini
meningkatkan suatu serangannrlaia
global
dan penangaffn yang
utamadalam
melakukankonfol
malaria.Admya
penyebmluesan
dan
mendiskriminasi
penggrmaan
suaftr
golonganrrimalaiq
menyebabkan penekanan terhadap kekuatan yang bersifat selektif padaF6it
rmtuk berke,mbang meqiadi situasidengan
tingkat
resistensi yangtinggi.
raristensi
dapat dicegahatau
onsffiya
diperlambat dengan mengkombinasikanlolmgan OAM
yangmemiliki
mekanisme aksi obat berbeda dan kepastian angkah+cmbrrhan yang mngat
l'ngg
untuk me,mperbaiki regimendosis
10Pada awalny4
pemberian antimalaria
yang
tidak
adekuat
menyebabkanrri*nsi
dengan tingkat yang rendah serta prevalensi matariajuga
rendah namuntd
ini
ternyata me,mbahayakan.Pada
ini
pasien merasalebih
baikdma
beberapaminggg
kemrdian
gejala mrmculkembali
umrlrnnyal€bih
dari&a
minggu
dttandai dengan
anemill yang membrnuk serta menjadi
suatugametosit (yang membawa gen
resistensi)
sumber
malaria
Se@iuftrya para atrli kesehatan mengartikan keadaan
ini
sebagai suatu perluasaninfeksi yang baru
(reinfeksi).
Pada saatitu
jika
percobaan obatklinis dilakr*a&
rimnya
resistensitidak bisa dikenali.
Selamaperbuukan
gejala
ini
timbullah
resistensi
yang
berlangsrmgantara
infeksi primer dan
rekrudensi,
sehinggapenanda diagnostik yang pasti dari resistensi akan eagal
memprbaiki
pemberianF4i
pilihan selanjuhya. 15'16Resistensi terhadap
OAM
menjadi perrnasalahandidmia
terutama padaP-
fulciparum
yang
mengalami
secara hras terhadap penggunaanfnrohin,
SP
dan meflokuin,
hal
ini
sudah diobsenrasi sepertiterlihat
padatmba
peta penyebaran resistensi dibawahini.
Di
Indonesia resistensi terhadapbiga
golongan antimalaria tersebut juga terjadi. r0//\\
:{
\'
L-"
)
Y-i
C-nmbar
2.2
Are* Transmisi
Malaria
dan Distribusi Laporan
ResistensiAteu
Gagal
Pengobatan
Dengan
Antimalaria Tertentu
(resistensireflokuin Afrika
masih dalam bentuk review) r0Resistensi
yang
paling luas
tetjadi pafu
penggunaan
antimalariaH61ohrin Iful ini
dilaporkan pertamakali di
Thailand dan Colombirapda
tahm
1950 setelah12tahwrobat
ini
diperkenalkanTahm
1980 diselunrh area endemisfi
Amedka
Selatandan tahun
1989
di
Asia dan
Oceaniabdadi
resistensifnqokuin
Di Afrika
resistensiklorokuin
menimbulkan keadaan daruratdi
Utara l.E*E[r*rffi@Otshlb4t-Ft?aed{doqruffi
,- &r?annfreflfh€dlmffi t ffd?crn toq#ffii*rs tlLG.&Em
Afrrta
dan
menyebar secaragradual
selatanAeika
sepanjang tahunl$t).
Saat
ini
di
Amerika
Serikat
resistensi terdokumentasidi
selunrh
area'ra.
is
malaria falsipannn kecuali Amerika
Tengah
dan Karibia.
Hal
ini
raasari penelitian molekular yang menitik beratkan adanya resistensi
klorokuin
Fdn
kasus-kasusmalaria
di
Afrika
yang
berasaldari
utara
Asia.
Resistensithokuin
telah menimbulkan situasi daruratlebih kurang
l0
kali
pada 50 tahuntr*fiir.
Distribusi
penyebaran resistensiklorokuin
di
dunia
dapatdilihat
padaInbc
dibawahini:
ro [image:24.436.5.409.47.469.2]I tuGdrl-GaE'@#€@.dtu.e>lA [=sffidad*
Gambar 2.3 Distribusi Penyebaran Resistensi
Klorokuin
Di
Dunia r0Seperti halnya
klorokuin
pada penggunaanAAQ
dijumpai
angla
yanglcbfr
tinggi
pada angka kegagalanklinis
dan parasitologis kombinasiini
setelahpcmantauan
2S haxi
dengan pemeriksaanPCR.
Dilaporkan
adanya
adanyarcinfeksi
setelah penggunaanAAQ di
Afrika
bervariasi
yaltu
l,2o/odi
Angola Dft
t
35'/o
dr
Senegal, 4o/odi
Uganda, 6,8a/odr
Kongo,
9,2yodi
Tannba4
7,2o/o diSudan danlg,s%adi Rwanda 15
Ll,
illckrnisme
Kerja,
Resistensi
Dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Bcdstensi
Artesunat
Amodiakuin
Obat-obat antimalaria
yang ada
saat
ini
dapat dikelompokkan
pada bcbcrapa golongan, beberapa obat barutelah dipakai
dalam20
tahun terakhirtilnrm
kegagalan pengobatan masih sering dilaporkan khususnyajika
obat-obatgsebut
diberikan
secaratunggal.
Pada ganrbardibawah
ini
memperlihatkanrwrggolongan obat antimalaria dan targefirya pada organela
utana
trofozoit
P.friryum
didalameritrosit baik
yang sedang digunakan saatini
maupun obathu
yang masih dalam penelitian :BulF I ::r':!l:il o Qirpllrec inler*twi0r '
tmrlwin
' Percxir€s oxkfo€,*rdnr€ft . g*p
g|e r€r"d€free rdcd$ FiiGnii#:i
- etl}actarxpp{t., - t{ubixrt lFtale . r - Na'l}t' dtEpo.t :
rfrffil
.llEiiica ittibrF€ rr r€inlrasalion Gi efacyane ano doxycyclf,e)
b
ardtrdscfitiort
fr toproleit
Drugs
'AlE ra$rdlg
XqrggA*
[image:25.449.9.419.296.700.2].lf$tiir&iilili
Gambar
2.4
TaryetObat Berdasarkan Golongan AntimalariaPadaOrganelaP'
FalciPoru*
KtrtiotT'tanrtilfpts
:q; . Gayvnrvsis (e-g. Itctale
" &trlrdrogelwe;
iH
\wr--''
a'htSetelah
dilakukan berbagai upaya
pemberantasantetapi
prevalensinataria
masih tetaptinggi.
Hal
ini
disebabkan berbagai harnbatan antara lainrcsistensi
vektor
terhadap
insektisida dan
resisteirsi
parasit
terhadap
obatrrtimalaria
tenrtamaklorokuin,
begltu pulaAAQ
yang efikasi dan efektifitasnyabehm
banyakditeliti.
Bebe.rapa
teori dikmbangkan
untuk me.njelaskao mekanismekcja
ART
dm
turunannyayaitu
berkaitan
dengan adanyastnrktur
rantai
1,2,4tioksan
(ilratan
endoperoksida),
bila
terjadi
resistensi
akibat mutasi
gen
dapatmenghambatmekanisme kerja dibawah
ird'
r8' re'20a
Teori
pertama meqielaskanbahwa
ART
bekerja
dengancara
membentukradikat bebas yang
berinti
karbon (C-centeredfree radical)
dengan bantuanlognm
Fe2*atau
Ferriprotoporphyrin
D(
(FPIE.
Radikal
bebas tersehrtke,rnudian akan mengikat dan menghambat kerja beberapa biomolekul parasit
seperti
translationally controlled tumor
protein
(TCTP),
P
Falciparumhistidin rich protein
II
(PftIRP
If),
dan hemoglobin.
Terhambatnya kerjabiomolekul-biomolekul tersebut
pada
akhirnya menimbulkan
kematian parasit.J
Flsd.cd 'q
awlsdatim + a'R --.--.
H
ilytctJqy:lga.on 'b
- F€{llt
of badrcl€fl|€s - Ct-R
s/
Jffi
R=:r'*"'"t
Gambar 2.5 Mekrnisme Pembukaan atau Pemutusan Ikatan Peroksida
dari
i:
Artemisin.
(A)
Pemutusan secarareduksi
dari
ikatan
peroksida danh
$
pembentukan C-centeredrdical.
@) Pembukaan Rantai dari ikatan peroksida$
*
-*
membentuk hidroperoksida dan jalur dekomposisi subsekuen. 20E
[
" Ibi
Keduayaitu
ART
bekerja secara spesifik pada proteinkalsium
ATPase[
fis
tucoendopla.smik
Retihtlum
calcium-ATPase(SERCA) yang
dikenalE
X
dqgl$
PfATP6. PfATP6 adalah protein yang masuk dalam kelompok SERCAj
t
h
berfirngsi mengatur regutasiion
kalsium
dalarn sitoplasmasel
mamalia!.
I
fu4
kalsium
ini
pada membran parasit berperan pada metabolisme sel,l
E
Fbelaban
dan diferensiasi sel termasuk motilitas dan invasi ke dalarn sel dari Tp
-"
Kalsium
juga
penting
rmtuk
diferensiasi
gametosit
plasmodium
dani
'
fikonisasi
siklus hidup parasit dalam respon terhadap produksi melatonin darid
ittan*:o'zt
ffi
paasit malaria
protein tersebut diharrbat secara spesifrk olehART
meskifffida
molekul
dari
selektivitas tersebut belumjelas. Diduga
ART
bekerjaFdr
rdah
berikatan thapsigargin berdasarkan kesamaan stnnktw tapsigargin.
|-b
l3-.R [image:27.433.11.414.30.649.2]Bcdasdan
kesamaanstnrktur molekul
antaraART
dengan thapsigargin,ilh
inhibitor spesifik
dad
ATP6
mrmcul
dugaanbatrwa
ART
mungkinrEtun€rtksi
denganATP6
pada ranah perikatan thapsigargin.ART
berefek!fr'
C-centeredftee
radical yang
dibangrmmetalui reaksi
antara
ikatanprua
danion fe
(bersifat Fe dependent)dari
spesies sebagai mekanisme*d
hiologis dariART.
2o'2rrrrrrfing
itu
kerjalain
dariART
adalah menghambat nutrisi masuk kedalamfrhmakenatr
sehingga t€fjadi defisiensi asam amino disertai pembentr*antroh
yang selanjuhya
menimbulkan kematian parasit karenaHflxrgan
sitoplasma, menghambat hemoglobinase, menghambat detoksifikasi&
ftrohe,me, alkilasiDNA,
pembentukan radikal bebas, oksidasi dan alkilasiffiftu
serta
menghambat peroksidasilipid
seperti
terlihat
pada
gambarfuini:2
hntftoll !t lraplr 9"oerc bt txhfr
I
[image:29.411.29.355.56.285.2]Parasilc' D€ol,lr
Gambar 2.6 Skema Diagram Mekanisme
Aksi
KerjaArtemisinin
danAntimalaria Endoperoksida 2 I
Menurut Jung
dkk
(2005)
adanyainteraksi
hidrofobik
ART
denganFotein PfATP6
dan
terputusnyeikatan
endoperoksidaoleh
ion
besi
untukme,mbentuk
C-centered
radical
yang
menimbulkan
inaktivasi
enzim
dankematian parasit. Bentuk ikatan
temebut
interaksihidrofobik
antararmtai
luar
derivat
ART
dengan residuhidrofobik
dai
asamamino
PfATP6s€perti
LEV263, lLE272,
PYIE273dan
merupakanbentuk
yang
konsistergsehingga
dikatakan bahwa
residu 263 turlibat
pada
pengikatanART
padaPfATP6.
Penelitian
ini
jrya
menyatakanbahwa ikatan
ART
pada
PfATP6mendahului aktivasi ikatan pereksida oleh Fe spesies.
a
Hubungan stnrktur dan fungsi SERCA disimpulkan bahwa residu asaur
mno
L263
berperanpada
sensitivitas terhadap
ART.
Penrbahan leusinmenjadi
asam glutamat (mutasiresidu)
merupakan residu pada daerah yangsama
di
SERCA
nanralia
menyebabkan resistensirelatif
padammalia
dan p€nurunan terhadap efekinhibisi
ART.
saatini
polimorfisme
DNA
pada genPIATP6 telah
dilaporkan pada
isolat
p.
fatciparwn
di
lapangan rnauprmhboratoriunr,
seperti S769N pada artemether,E43lK
A6238,dan lain-lain
nrnnun
dengan resistensi terhad4pART
masih belum jelas.
23,u,2s"
Teori ketiga
yaitu
efek
ART
diperantarai
perusakanpotensial
membranmitokondria karena
perekatannya
dengan
rantai
traasfer
elekfion
yang me'nyebabkanrusaknya
fungsi
mitokondria. Selain
itu
hilangnya
potensialmembran
mitokondria
menyebabkan gangguanjalur
sintesispirimidin
yangda
akhimya menyebabkan kematian parasit. Disampingitu
delesi genNDE15"mg menyandi
NADH
dehidrogendse yang merupakan salah satu subrmit padarmtai
respirasi kompleksI
di
mitokondri4
juga berhubungan dengan resistensitshadap
ART,
sedangkan overekspresidari
gen
ini
berhubungan dengan peningkatan sensitivitamya. l8Menurut Cowman (1991) pada umumnya
bila
terjadi resistensi padaOAM
*am diikuti
resistensi terhadapOAM
lain, karenaitu
diduga mekanisme resistensilHtrokuin
sama denganOAM
lainnya.
Resistensigen
karenamutasi gen
dapatFiadi
akibat tekanan obat yang terus menerus.Akibat
mutasi, parasit dapat tetaphil'lqry dengan menganrbil
jalur
metabolismelain
sehingga terhindar dari pengaruhobd. Aktivitas
malaria terjadi dalam vakuola mak4nan, molekul yang bertanggrrngtsnab
ataskeluar
oba
ke dalam vakuola makanm adalah glikoprotein P(Plfuoprotein
homologuel/Pghl)
yang disandi oleh gen p.fulciparum Muttidrug
laiststce
/
(Pft4DRl)
dalam va*ruola
obat
yang masuk dalam
vakuoladan
tidak
bisakeluar
lagi
sehingga dapat membunuh parasit.Bila
Sadi
mutasi akan terjadi anrplifikasi dan
overekspresigen yaog
mengaturCftoerotein-P
sehinggafungsinya
berubahdan
memodulasi resistensi.Hat
ini
roryebabkan
obat dapat keluarlagi
(eflufts) dan masuk kedalam sitoplasma danfiiimktifkan
sehinggaprasit
tidak terbunuh. 26'27Secara lebih
jelas
mekanisme dan target kerja sertafaktor-faktor
resistensipg
diduga dari derivatART
dapatdilihat
pada garrbar dibawahini
dimana targethja
ART
dan
resistensinyapada protein PfATP6 dan PfTCTP
sementararrL*nisme
resistensi yang masih diduga yaitu pada selain padaprotein
PfATP6i
g
@PrcRT,PflUDRl,UBP-l
Gambar
2.7
M;elra;nismeTarget
dan
Fakfor-Faktor
Resistensi
ART
Pada
P.
faleiparum.
Protein yang
mengalami
mutasi
(titik
meratr)menunju**an
pe,ningtcatan(panah) atau
penurunan
(garis
hambatan)sensitivitas
secarainvitro
dari
ART,
warna
oranye adalah
target
atau mekanisme yang diduga dan#ama
kuning
adalahfaktor-fakror
resistensi yang diduga) 2EDilain
pihak
telah diketahui mekanisme kerja amodiakuin terhadap mutasiPfMDRl,
dimana efektifitas
amodiakuin
lebih
potensial dibanding klorokuin
berhubungan dengan peningkatan akumulasi obat atau
metabolihya
dalam vakuolamakanan-
Dengan demikian
bila
terjadi
mutasi pada
gen
Pfl\dDRl
dapat mempercepat pengeluaran amodiakuin . 23' 2eMekanisme resistensi yang diketahui yang berbasis molekular
ini
memanglebih
jelas
ditemukan pada penggunaan amodiakuin dibandingART
tetapi belumse'penuhnya
dikenal,
tetapi
bukti invivo
dan
invitro
memperlihatkan
bahwa resistensi terhadap amodiakuin berkaitan dmgan Single Nucleatide Polymarphism(SNP) pada P.
falciparum
Chloroquine ResistanceTrawporter (PfCRT)
T76 danPftdDRl.
Laporan meirgeirai prevalansi yangtinggi
dari
mutasigar
PfCRT
T76dit€mukan
di
Ghana dan sudan sedangkanPfi\dDRl
di Burkina Fasio. 3ortWalaupun amodiakuin diketahui
lebih
potensial
daripada klorokuin,
teuryata
efektifitas kerjanya menurun didaerah dimana lesistensi
terhadapklorokuin
trngg
disebut sebagai resistensi silang dikarenakan keduanya termasukgolongan
OAM
yang
samayaitu
&aminokuiaolin.
Laporan mengenaihal
ini
di
daerah Sudan Selatan diketahui adanya hubungan gen
pCRT
danpfl\dDRl,
yaitudua gen
penandaresistensi
klorokuin
dengan
penelitian
secarainvivo
padaklorokuin dan amodiakuiq
data
menrurjul*an
hubunganyang
kuatresistensi
silang akibat mutasi kedua gsn
tersebut.
Dokomajilar
dkk
(2006)mendapatkan
bahwa mutasi
PfMDRl'memainkan
pemnanyang lebih
pentingdalam memediasi respon terhadap amodiakuin dibandingkan
klorokuia
dan mutasialel 86Y adalah prediktor kuat kegagalan terapi amodialnrin (p< 0,002) 2e'31,32
Mengenai
artemisinin"
Afonso
dkk
(2006) meneliti kaitan
resistensiklorokuin
denganART
dan
mendapatkan adanya tendensiint€raksi
fungsionalyang
sama antarajalur
yang
mendasari resistensiklorokuin
dan
ART
dimanapemindahan alel
wild
type (narrrral)dari
gen (mandasari resistensiART)
dengan alel mutan dapat menurunkan sensitivitasART
hanya pada klon resisten klorokuin.Hat
ini
menandakan bahwa penggrmaan yanglama
suatu obatdi
wilayah
yang resisten terhadapoAM
lainnya (dengan klorokuin kfiususnya) telah merata. 25Riset
biologi
molekuler
dengan
menggunakantehnik
komplementasigenetik
atauuji
pertukaranalef
meirunjukkan bahwaalel-alel mutan
pflUDRl
yang
menyebabkantingkat
resistensi
lebih
tinggi
terhadap
klorokuin
juga
mempenganrhi sensitivitas terhadap
OAM lain
soperti kina" meflokuin" danART,
sementara transmisi mutasi
alel 86Y
genPfMDRI
telah diketahui tersebar luasdi
Asia
dan
Afrika
2{
a
Pickarddkk
(2003) rneneliti
genetikpolimorfisme
padaPfi\4DRl di
Asia
Tenggara dan mendapatkan prevalensipolimorfisme
s6y
padasepetiga
(37W
isolat
atau
sampelyang
diteliti
padapenggrrnaan
meflokuin,artesunat dan
ART.
33Penelitian mengenai resistensi terhadap
ART
dan derivatnyatidak
banyakdilakukan
Polimorfisme gen
PflvIDRl telah
dihubungkan dengan peninekatan sensitivitas terhadapART
yaituNs6Y,
sl034c, Nl042D,
dan1246y.
Mekanismelainnya melalui mutasi
gen
terhadapPfAtp6
padakodon
L2638
pada derivatART
dan S769N pada artemeter (gangguaninhibisi
membran sarkoendoplasmikCut)
dapatdilihat
pada gambar dibawahini'
2s,3r,3aFoollusrolt
[image:35.436.35.410.55.227.2]t& rl -J
Gambar
2.8
Peta GenPfoIDRl
dm
Alel-Alet
Mutannya
33Definisi
resistensi parasit malaria terhadap suatu obat adalah kemampuanparasit
untuk
dapathidrp
dan berkembangbiak
setelahdiberi obat
dalam dosisoptimal
ataulebih
tingg,
tetapi masih dalam toleransipnderita.
Resistensi srultuprasit
terhadapOAM
terjadi
akibat adanya mutasi-mutasi gen yangterjadi
secaraqpontan
yang
mempetrgaruhiffi,dan
aktivitas
sasaranobat
pada
tingkatmolekul
atau mempengaruhi akses obat terhadap targefirya padapaasit.
Parasit-parasit mutan akan
tetap hidup walaupun
OAM
cukup untuk
menghambat pertumbuhan parasit normal namrmtidak
adekuat unfuk membunuh parasit mutan,fenomena
ini
dikenal sebagai seleksi obat. 3r'35White
(2005) menyatakan bahwa mekanisme genetik dari resistensiOAM
yang
menopang kelaog$mganhidup
parasit
timbul
s@araspontaq
jarang
dandiduga
tidak
tergantung pada penggunaan obat. Terdapat mutasi atau perubahanpada sejurnlah salinan gen yang mengkode atau berhubungan dengan target kerja
obt
atau
memompa
kelum
masuknya
obat
yang
mempenganrhi
kadarnya intraparasit.36Hasting dan Watkins (2005)
menyatakan intensitas penyebaran malariatidak
langsung mempengaruhi perkembangan resistensi. Terdapat dua mekanisrneutama resistensi obat yaitu mutasi secara random spontan yang terjadi pada siklus
hi&p
dan menyebabkan timbulnyainfeki.
Ini
adatah tipe mutasi berdasarkan tcorigenetik populasi
standaryang
bertanggungjawab
padatingkat
resistensi yangrcndah berhubungan dengan penyebaran
obat. Yang
kedua adalahmelalui
obatpng
menjembatani prosesselelsi
mutasi s@ara spontan pada subpopulasi parasit,)aitu bila
penderitadiobati,
maka obat tersebut akan mengeliminasi bentuk yangtidak mutan sementara mutan yang resisten akan lolos, berkembang dan disebarkan
(seleksi obat).3?
Berkaitan dengan kerja obat Afonso
dkk
(2006) menyatakan satu dari yangterbanyak dasar genetik
dari
rcsistensi'obat adalahselelsi
melalui
tekanan obat,dimana parasit yang sensitif obat atau resisten, secara genetik
identik
(isogenik)kecuali beberapa mutasi
terlibat.
Dari
hasil
observasi disimpulkan bahwa parasit malaria tidak hanya secara genetik ataubiologi mampu
menghasilkan parasit yangstabil
resistensinya terhadapART
arauklorokuin"
tetapi
juga
dapat
melewati telcman obat. 2sSementara
itu
intensitas
penyebaranmalaria temyata
tidak
langsrmgmempengaruhi perkembangan
dari
resistensiitu
sendiri yang dipengaruhi
tigamediator
klini#epidemiologis (klonal yang beragan,
pengobataninfeksi,
dantingkat
imunitas manusia) yang
menentukandinamika
resistensimelalui
lima
vadab€l efektor yang
menrpengmuhitinggi
rendahnyaintensitas
penyebaran resistensi obat (rekombinasi sekstral, dinamikadi
datam tubuh inangnya obat yangdigunaka& proporsi inf€ksi yang diobati, dan jumlah parasit
di
tubuhinangnya)
3?Resistensi terhadap
OAM
biamnya meningkatakibat
salahmtu dari
&1amekanisme
yang mungkin yaitu
perubahan pada disposisiobat
(biasanya selalukc€na
peningkatan pengeluaran obat dari parasit) dan perubahan pada pencapaianfterja
dari
target
otlat
Pengawasan penanda genotipedari
resistensiobat
dapatdi4likasil€n
pada kedua target disposisi tersebut. Selainitu
telahteridentifkasi
dua
mekanismer*ama yang
berperanpada
proses resisteirsiyaitu
penrbahanaanspor
obat
yatg
dapatdilibt
pada resistensi parasit terhadapobat
misalnyagolongan
kuinolin
dan mrmgkin
ART
serta perubahanafinitas
perikatan enzimymg
t€rlihat pada golongan misalnya antifolat" sulfa dan analog koenzimq.3&u
Untuk
melakukan penelitian
dengenai
resisteirsiteftadap
antimalari4
WHO
merekomendasikanbeberap
metodeuji
standar secarainvivo.
Saatini
rekomendasi
WHO yaitu
dengan melakukan durasi pemantauan selamaZ
23 haridau
minimal 14
fur:',
pada
arca dengan intensitas transmisi
ren&h
hinggamenengalr.
Hal
ini
dilatarbelakangi dengan pertimbangan adanya kegagalan terapiyang bermakna yang mrmcul sebelum
l4hai,dimana
periode observasi yang lebihpend€kmenjadi masalahpadauji
obat
x 13Hal
ini
menjadi pennasalahan pada wilayah dengan tingkat resistensi yang rendah disertai angka kegagalan yang rendah. Penelitian dengan durasi>
28 haxitersebut
juga
mempunyairisiko
hilangnya pemantauan ataudrop
ou!
sebaiknyadidampingi
d€ngan pem€riksaanmolekuler
sepertipcR
gerctyping
yang dapat membed"kan reknrdensi dari reinfeksi. Jika surveilan tidak mempunyaijalw
untukmelakukan t€hnik molekular tersebuL penelitian dengan durasi 14 hari tanpa pCR
masih
dawt
membrikan
informasi tentang gagal
pengobatan"pcR
dapatme'mbandingkan gen
polimorfik
pada parasitterutama
yang mengkode beberapa variasi blokade sepertiPlasmodiumfalcipuwn
Merozoite proterh2 (PffrdSP2)juga
Pfi\,ISPl
dero,Plasnodiwtt
falcipannn
GlutamateRich
protein
(pctllRp)
pada selunrh komponen darah sebagai mmpel selama infeksi akut dan rekutett- 13'eFaktor-faktor yang telah
diteliti
mempenganrhipenpbaran
resistensi p.falciparum
terhadapOAM
yaitu
faktor
umur
danjenis
kelamin
dimana setiaporang
dryat terinfeksi malaria
perbedaanprevalensi menunrt
umur
dan jeniskelamin
berkaitanpula
dengan derajat kekebalan karenavariasi
terpapar glgrtannyamulq
sementarabayi
didaerah endemis dikatakan
mendapatantibodi
maternalyang diperoleh
secara transplasental. Perempuan mempunyairespon
imtur
lebih kuat
dibandinglaki4aki
namun kahamilan dapat menambahrisiko malaria. al
Falctor
lainnya
yaitu faktor
imunitas
dimana selama penderitatidak
imunatau imunitasnya
sangat rendah,gejala
klinis
akan
semakinberat
bila
derajatresistensi semakin
tinggi
dan sebaliknya semakintinggi
imunitas penderita gejalaklinis relatif
akan semakin ringan rneskipun parasitnya sernakin resiste&hal ini
akan mempengaruhi respon terhadap terapi secara
tidak
langsung. Respon terapidilihat dari keadaan hilangnya parasit dan secara
klinis
dari hilangnya demam. r?'4rTingkat
imunitas berhubungan dengan endemisitas suatu daeratr. Imunitasterhadap
malaria
timbul
lambat dantidak
rnenetap, hingga banr didapat setelatrdewasa
dan
setelahterinfeksi
berulang-ulang,karena
itu
hanya didapat
padapenduduk didaerah endemis
yang
tiap
hari
terpapar dengan
parasit.
Unhrkpenduduk yang tinggal dida€rah non-endemis dimana
derajat
rendah,jaang
atau musiman maka
mekanisme perlindungan seperti didaerah endemistidak t€rjadi.
umumnya
al<antimbul
gejalaklinis
yang beratjika
terinfeksi. arDisamping
itu
faktor
densitasparasit
dari
beberapapenelitian juga
me'uopengartrhi
tingkat
resistensiyaitu
adanya hubungan antara parasitemia yang-irgg
pada saat
pemeriksaan dengan peningkatan
risiko
kegagalan
terapi.
Penderita
dengan
derqiat
parasitemia
lebih
tinggr
pada
awal
terapi
akan strain parasit yang resisten atau mutan resisten secara spontan alLL
Resistensi P.Falciparum Terhadap Artesunat
Amodiakuin
Mekanisme resistensi plasmodium terhadap
AAQ
belum
banyakditeliti,
bahkan penelitian mengenai
efikasi
kombinasi obatini
belum banyakdilahkan.
Penelitian yang ada lebih banyak pada anak-anak terutama
di
negara-negara bagianAfrika.
Telah dilaporkan adanya efikasi yang rendahdi
Rwanda" Afganistan dan padapenelitian
di
Kailahun"
Sierra leone dilaporkanefikasi kombinasi
ioi
pudaH14 adalah 98,2 Yt menjadi 84,5 Ys pada
H28
dan49,lYo mengalami reinfeksi.Di
Ghana dilaporkan adanya insiden potensial yang
tinggl
pada parasit yang resistenmodiakuin
dimana ditemukanFnurunan
efikasi
monoterapi amodiakuin denganmgka
kesembuhandibawah
507o, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenaiefektifitas amodiakuin sebagai kombinasi terapi dengan ACT.43
Penelitian Mutabingwa
dkk
(2005) terhadap empat empat mac4m obat yaitumodiakuin
tunggal,Amodiakuin+
SP,AAQ,
danAL
pada anak-anakdi
Tanzaniarendapati
sudah terjadi tingkat resistensi yangtinggi
pada SP dan amodiakuin,AL
merupakan kombinasi yang
paling
efektif.
Penelitianini
memperlihatkan bahwadidaerah
dimana
klorokuin,
amodiakuin
dan
SP
terjadi
kegagalan
terapi, p€nggunaan salah satu obat tersebut dalam kombinasitidak
bekerja dengan baik, [image:40.453.33.440.357.552.2]terlihat padatabel dibawah
ini:
4
Tabel 2.1 Angka Kegagalan Parasitologis Satu tahun Pertama
Diuji
Dengan PCR4
hd1h
h*$inntbtuqFdb*
hdryiffffi
lfurduhtrn
E*F*Hd$lnixhfrl*dryn$l{
lrf4l$$
*s{la*andx*adftln*rngffitl
$nl$i}tn&*mrf&1t{
$S*ilp*lryfih*nkfthdryhdry*
S$$fbilb6fu*ar6tcr#ollt[Fr*lF6bt
ff
ttllllFs]Hflu*n*!{S
llxHF*rtr*hh*
*.t*5sfi0fifif ry$$6ii 11.?r r#$tFS rwts$ #r
#rt
ld151Fft)liltllrl
1fr srut{][} rf,{Er}s
ll.fr {f5fA}f{tlr}
slr rrFjpfr| yflrfi) Srl$
Pada
Penelitian Dondorp
dkk
(2009)
di
perbatasanKamboja Barat
danTailand terjadi penurunan respon terapi secara
invivo dari
artesunat tunggal 7 haridm
artesunatditambah
meflokuin
selama
3
hari,
hal
ini
berkaitan
dengan sejumlah salinanPffvIDRl
dan mutasi pada PfATP6 tetapi tidak dapat{ielaskan
mutasi dari meflokuin atau artesunat. a5Indikasi
memrrunnyaefikasi
AAQ di
Indonesia telah ditemukandi
PapuaGmika)
oleh badan Litbangkes yang melakukanuji
coba me,mbandingkanAAQ
dm
dihidroartemisinin-piperakuin(DIP),
pada 334 pasien dengan malaria. Hasilpenelitian mentrnjulftan insiden
infeksi
rekuren
padahari
ke 42
lebih
rendah sctelah terapiDHP
dibanding yang mendapat terapiAAQ
(2,8yo vs 13% ,F0.01).
DHP
ternyatalebih
ampnh daripadaAAQ
dan
lebih sedikit
efe;k sampingnya,selain itu
juga efektif
untuk P.falciparwn
dan P.vivm,
tersedianya obatini
dalamttformulasifaed
dose akan meningkatkan kepatuhan minum obat, sehingga akandiceai
angka kesembuhanlebih tinggi.
Depkes memutuskan pemakaianDIIP di
Prya
sejakatftir
tahun 2007 atau awal 2008. t0' 46'47Sementara
itu
penelitian yang meadukung mengenai resistensiAAQ
yangdimediasi
oleh
mutasi genetik
yang
dilakukan
oleh
Nsobya
dkk
(2007)mendapatkan pada pemakaian kombinasi
AAQ di
Uganda adanya polimorfismepada
PfCRT
pada selunrhisolat
danpolimorfisme
PflVfDRl 86Y
(90,57o) dan1246Y yang mendasari dan prevalensinya meningkat secara signifikan pada isolat
baru yang
diteliti
sesudahterapi.
Hal
ini
mengindikasikan bahwatelah
terjadiseleksi mutasi terapi yang berhubungan dengan penunrnan respon dari amodiakuin.
€
pada penelitian
sebelumnyaoleh
Holmgren
dkk
(2006)
mendapati adanyahubungan
seleksi mutasi PfCRT,76T
dan
PfMDRI,S6Y pada
penggunaanmodiakuin
monoterapi. ae1oo%
IM
&
70'6
&
5('t6
4g*
*% M
1tD%
g-%
[image:42.436.25.412.43.289.2]36f t84t tmV 86Y+124FY
Gambar 2.9
Seleltifitas
Alel-Alel
PffvIDRI Sebelum dan Sesudah Terapi AAQ o*Penelitian
Lim
dkk
(2009) menemukanhubungan adanya sej *mlah salinangen
PfivIDRl
ssSagai penandamolekuler
terhadap kegagalanterapi
artesunatmeflokuin
sebagaiterapi
malaria falsipagum diperbatasan kambojadan
Tailand,bertaitan
dengan pemakaian artesunat.50
Witkowski
dkk
(2003)
melalnftanmalisis
resistensi terhadapkomposisi
berbagaiOAM
dan
gen
resistensi yang m€mpengaruhinya, seperti terlihat pada tabel dibawahini:
5rtmV 86Y+124FY
Tabel2.2 Golongan
Anti
Malaria, Kelas, PenggunaarL Targetdan
Gen Resiste,nsi 5lruddA t dsdn tt a trlEt Ftgmyd
F.f*ryri tu l!'c f&tFE
IH afpccilboW* d rcd-qede t&rildyr
E4tlt*
-t9m:rykAr* OfmqlirE nt th19rtr
A&iE +++ ltzrytrtr
lletqdrE # t|rryadr
Jttiod4d!. * fi-tt$ Itld*bc r+ ltstfin
Irmcf*ir * ttsd ittr'rddtir + fiEGf a.l
trtr.Bai + tleidh fiGrtfber & fiodrrs*
tl€oJm@fiEtk+'rt
gd$drir ++r fift
Pyrhcrlalb * Itm PtltJd ++r Dtfl
ilmrp6gt s t1l6
ffi**t F.kd€trl(zf,xDrat
sid|rEi:t(2fr}l)
futldd'- r*tddttrl{axB}dd Firt€.rL{lFn} 1frr&ttlda. kd€rd.(rgr!{)xtl
Ptic€Eirl{eog
/'!/',fr'td't rerEry*{{rscn
flt*tttdv Hetd.(reer)
diet ffiuer:l{2iX$}
d'a,&rrtu fticErrt{lrBn}
Wrltu Fricetrl{i*19}
fuefl*r,mbos rti.(Zlct) wrq.t*(tscD Fr*rm*{,(f9$} FeErm*LtgDol l(onilek*d.{m0} lttt' ,+ .+l
*
f,*
++ J+ 4+ # # r+ + rf&t $il{, 6d{;' rfryd . srD (20ori 8d llolaad {zxn}.'Ih3re.
' tlmsix ryadadc inhodreuok{rp *t 1996}
' Etnarcefruqaa*cy {+}Ft'rlr€of rcdrtffq {-ietrcnoe of rcJ*me.
' I bDtrtstJ,{!xr5}ud"**r:ubs#r€ri.{lc}41
Uiqlec:na*sdetehslpasti*dsidErlrdtbuuarosilrrqC$rn
Artesunat (Artesunate
atauArtesunic
Acid)
Obat
ini
tersedia dalam benttrk tablet untuk pemberian peroral, dan bentukserbuk
kering
dalam ampul
dengan
dt*ot
5%
NaHCO3
untuk
pemkrian
parenteral (
tV
atauIM).
Satu tablet mengandrmg 50 mg artesunat dan 60 mg dalamI
arrpul.
Konsentrasi puncak artesunat oral dalam plasma dicapai dalamI jam
danwaktu paruhnya adalah 4-8
jam
sedangkan parenteral sangat c€pat diperkirakan 48menit. Dosis pengobatan malaria falsiparum tanpa
komplikasi
yangMDR
per oraladalah dosis harian tunggal 4mglkgbb selama 3 hari. s2
Amodiekuin
Termasuk senyawa
4
aminokuinolin
merupakanobat antimalaria
dimanastruktur dan aktivitasnya
mirip
denganklorokuin. Memprnyai
efekantipiretik
dandiradang
sepertiklorokuin.
Penyerapanmelalui
usus cepat dan sempurn4 segeradubah dihati
menjadi metabolit
aktif
disetilamodialuin.
Konsentrasi
puncakbcapai
dalam 8
jam
sedangkanwaktu
paruh sangat paqiang mencapail8
hari.Dosis amodiakuin basa dengan dosis harian tunggal
l0
mg/kgbb selama 3 hari 52Kombinasi
artesunatamodiakuin
Scsilai komponen
kombinasi obat
ini,
spektnrm
aktivitas obat
ini
luas
yaitu
*izontosida
darah terhadap semuajenis
plasmodium manusia terutanrauntuk
P.Pciptum
resisten Horokuin" gametosida darah terhadap semnajenis
plasmodiuurmmusia kecuali
gametosit matangP.
falciparum.
Kombinasi
ini
dipilih
dalamtroeram Depkes
RI
sejak2003 yane menetapkanAAQ
sebagai penggantikloro*uin
utrtuk pengobatan
malaria
falsipartrm tanpakomplikasi
resistenklorokuin.
DosisHdiri
dari 200 mg artesunat dan 600 mg anrodial$in untuk dewasa 5Efek
samping
yang
sering
timbul yaitu mual,
muntah
dan sakit kepala
Efeksmping lain
yaitu
peningkatan kadar SGPT danBUN,
sinusbradikardi, ikterik,
oliguria hipoglikemi4
edema pulmonal, hipotensi, henti jantung paru" perdarahansalgran
cerna,
agranulositosisdan hemoglobinrnia.
Efek
sampingberat
adalahgrnitus,
abnormalitas kardiovaskular,diskinesia
gangguan saraf dan pendengaran.Hati-
hati penggunaannya pada ibuhamil
dan menyusui, sebaiknyatidak
dibedkanpada kehamilan fiimester pertama. 5'52
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
ilJ-Disain
Penelitian
Penelitian
Deskdptif
aoalitik
dengandisain potong lintang
dimana variabel yangdiuhr
dilala*an
pada satu saat.t2.
Tempat
danWaktu
Penelitian
Penelitian
dilakukan
padapendedta
yang
secara parasitologi positif
menderita malaria yang dirawat inap di bangsal Penyakit Dalam RS Dr.
M. Djamil
dan RS daerah (Pasaman Barat, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Solok)
di
Sumbar selarna6 bulanTabel
3.1
Jadwal KegiatanKEGIATAN BIJLAN
KE
t23456
Persiapan
x
PengllmpulanDataxxxxxx
Analisis Data
Penulisan Hasil
x
[image:45.451.40.426.381.571.2]ll3
Kriteria Inklusi:
Penderita
yang
secaraklinis
diduga
me,nderitamalaria dan
pada pemeriksaanparasitologis ditemukan P.
falciparzrz
stadium aseksual pada hapusan darah tepilf{.
Kriteria
Eksklusi
:l.
Penderita berusia<
12 talrun2.
Malaria berat atau dengan komplikasi3.
Kehamilandanmenyusui4.
Adanya penyakit berat ataumalnufisi
5.
Infeksi canpuranatauparasit lain (P. vivaks, ovale, malariae)t.5,
SampelPenelitian
Penderita yang diduga
kuat
secaraklinis
menderita malaria yang dirawatirap
di
bangsalPenyakit
Dalam RS
Dr.
M.
Djamil
Padangdan RS
daerah(Pasaman Barato
Posisir
Selatan, KabupatenSolok)
di
Sumbar
dengan besar