• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal Sosial Fukuyama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modal Sosial Fukuyama"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Kepercayaan, Norma dan Jaringan dalam Teori Modal Sosial Konsep Kepercayaan, Norma dan Jaringan dalam Teori Modal Sosial Konsep Modal Sosial

Konsep Modal Sosial

Salah satu konsep yang dianggap sebagai jembatan antara konsep sosiologi dan konsep Salah satu konsep yang dianggap sebagai jembatan antara konsep sosiologi dan konsep ekonomi adalah konsep modal sosial. Konsep modal sosial merupakan perkembangan ekonomi adalah konsep modal sosial. Konsep modal sosial merupakan perkembangan teori dan penelitian yang relatif baru, namun sekarang ini modal sosial telah banyak teori dan penelitian yang relatif baru, namun sekarang ini modal sosial telah banyak digunakan dalam

digunakan dalam berbagai bidang, Ha (20berbagai bidang, Ha (2010). 10). Menurut Liu et. al (20Menurut Liu et. al (2014) konsep modal14) konsep modal sosial telah dijadikan pertimbangan penelitian pada berbagai bidang (multidisipliner) sosial telah dijadikan pertimbangan penelitian pada berbagai bidang (multidisipliner) dalam beberapa dekade terakhir ini.

dalam beberapa dekade terakhir ini.

Modal sosial pertama kali dikemukakan oleh Bourdieu yang sering digunakan acuan Modal sosial pertama kali dikemukakan oleh Bourdieu yang sering digunakan acuan oleh tokoh-tokoh la

oleh tokoh-tokoh lain dalam mein dalam mendefiniskan mndefiniskan modal sosial. odal sosial. Menurut Bourdieu (1992Menurut Bourdieu (1992)) definisi modal sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual atau virtual (tersirat) definisi modal sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual atau virtual (tersirat)  yang berkembang pada

 yang berkembang pada seorang individu atau seorang individu atau sekelomposekelompok individu k individu karena kemampuankarena kemampuan untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan  yang lebih kurang telah diinstitusikan berd

 yang lebih kurang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahasarkan pengetahuan dan pengenalan timbaluan dan pengenalan timbal  balik.

 balik. Konsep Konsep definisi definisi modal modal sosial sosial lainnya lainnya yang yang sering sering digunakan digunakan adalah adalah menurutmenurut Coleman dalam Yustika (2013) yang mendefinisak modal sosial menurut fungsinya Coleman dalam Yustika (2013) yang mendefinisak modal sosial menurut fungsinya  yaitu

 yaitu modal modal sosial sosial itu itu bukanlah bukanlah entitas entitas tunggal, tunggal, tetapi tetapi entitas entitas majemuk majemuk yangyang mengandung dua elemen. Pertama, modal sosial mencakup beberapa aspek dari mengandung dua elemen. Pertama, modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur sosial. Kedua modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku dalam struktur sosial. Kedua modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku dalam struktur tersebut.

struktur tersebut.

Selain itu tokoh terkenal yang mendifinaskan modal sosial lainnya adalah Putnam Selain itu tokoh terkenal yang mendifinaskan modal sosial lainnya adalah Putnam (1996) yang menyatakan bahwa modal sosial adalah corak-corak kehidupan sosial (1996) yang menyatakan bahwa modal sosial adalah corak-corak kehidupan sosial  jaringan-jarin

 jaringan-jaringan, gan, norma-norma norma-norma dan dan kepercayaakepercayaan n yang yang menyanggupkan menyanggupkan parapara partisipan untuk bertindak bersama lebih efektif untuk mengejar tujuan-tujuan partisipan untuk bertindak bersama lebih efektif untuk mengejar tujuan-tujuan  bersama. Burt (dalam Portes

 bersama. Burt (dalam Portes, 1998) , 1998) memaknai modamemaknai modal sosial sebagai teman, kolega, danl sosial sebagai teman, kolega, dan lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi pemanfaatan modal lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi pemanfaatan modal ekonomi dan manusia. Uphoff (dalam Yustika, 2013) menyatakan bahwa modal sosial ekonomi dan manusia. Uphoff (dalam Yustika, 2013) menyatakan bahwa modal sosial dapat ditentukan sebagai akumulasi dari beragam tipe dari aspek sosial, psikologi, dapat ditentukan sebagai akumulasi dari beragam tipe dari aspek sosial, psikologi,  budaya,

 budaya, kelembagaankelembagaan, , dan dan aset aset yang yang tidak tidak terlihat terlihat (intangible) (intangible) yang yang memengaruhimemengaruhi perilaku kerjasama.

perilaku kerjasama.

Seiring berjalannya waktu konsep modal sosial mengalami perkembangan. Berbagai Seiring berjalannya waktu konsep modal sosial mengalami perkembangan. Berbagai penelitian modal sosial telah dilakukan sehingga menciptakan banyak konsep tentang penelitian modal sosial telah dilakukan sehingga menciptakan banyak konsep tentang modal sosial. Menuruut Lyon (2000) modal sosialberasal dariinteraksidari modal sosial. Menuruut Lyon (2000) modal sosialberasal dariinteraksidari  berbagaifaktor

 berbagaifaktor,yang ,yang masing-masinmasing-masingmemerlukangmemerlukanhubungan hubungan sosialyangsosialyang membentukbagaimanamasyarakat bereaksi, danreaksi-reaksi inidibentuk olehmodal membentukbagaimanamasyarakat bereaksi, danreaksi-reaksi inidibentuk olehmodal sosialyan

(2)

Secara umum modal sosial bisa didekati dari dua perspektif. Pertama, mengkaji modal sosial dari perspektif pelaku (actor’s perspective) yang diformulasikan oleh Bourdieu,  yang melihat modal sosial berisi sumber daya-sumber daya di mana pelaku individu

dapat menggunakannya kerena kepemilikannya terhadap jaringan secara eksklusif (exclusive networks). Kedua, mencermati modal sosial dari perspektif masyarakat (society’s perspective) yang dikonseptualisasikan oleh Putnam, yang melihat modal sosial sebagai barang publik yang diatur oleh organisasi dan jaringan horizontal yang eksis dalam masyarakat. Coleman melihat langsung dari dua sudut pandang tersebut, tetapi dengan cakupan yang lebih luas (wider range) mengenai bentuk-bentuk modal sosial, termasuk ekspektasi, norma, dan sanksi (Rosyadi, 2003).

Modal sosial merupakan hasil dari kerja sama, mengembangkan kepercayaan, dan membangun rangkaian sosial. Membangun modal sosial untuk menyusun lingkungan sosial yang kaya akan partisipasi dan peluang. Seperti suatu lingkungan yang memungkinkan pelaku untuk kerap bertemu, di mana berbagi nilai dan norma sosial dapat terus dipelihara. Hal ini lalu mendongkrak kemungkinan atas keberlanjutan interaksi berulang ke depan, kemudian mengurangi ketidakpastian dan memperkecil risiko (Ramstrom dalam Yustika, 2008). Bourdieu (dalam Yustika, 2008) memandang modal sosial sebagai aset produktif yang dibangun melalui investasi pada hubungan sosial; memerlukan waktu, usaha, bahkan uang untuk mengakumulasinya. Sekali terbangun, seperti modal lainnya (fisik maupun manusia), modal sosial kembalian, terdepresiasi oleh waktu, dan harus terus dijaga agar tidak berhamburan dan menjadi usang. Suatu investasi individual atas modal sosial tergantung pada karakteristik sosio-ekonomi perseorangan, pada usia tertentu, latar belakang keluarga tertentu, tingkat modal manusia (pendidikan dan pekerjaan), serta pendapatan (Coleman, 1988).

Modal sosial mengasumsikan sumber daya yang terdapat dalam salah satu hubungan sosial dapat digunakan untuk mendukung adanya kewirausahaan, yang diekspektasikan pada kepastian penjelasan yang lebih lengkap tentang fenomena, dan mengungkapkan tambahan wawasan untuk keberhasilan pembangunan kewirausahaan dalam kontek negara berkembang (Zhao et. al, 2011). Menurut Nahapiet dan Ghoshal (1998) pengertian modal sosial adalah jumlah dari sumber daya aktual dan potensial yang tertanam didalamnya, tersedia melalui, dan berasal dari jaringan hubungan yang dimiliki oleh individu atau sosial.

Dimensi relasional modal sosial mengacu pada kualitas atau

kekuatan ikatan sosial, yang biasanya merupakan cerminan dari durasi hubungan yang  berkelanjutan, tingkat keintiman emosional, dan frekuensi perilaku timbal balik. Menurut Lesser (2000), modal sosial sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas; (2) menjadi media pembagian kekuasaan dalam komunitas; (3) mengembangkan

(3)

solidaritas; (4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas; (5) memungkinkan pencapaian bersama; dan (6) membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas.

Coleman (dalam Yustika 2013) menyebut setidaknya terdapat tiga bentuk dari modal sosial. Pertama, struktur kewajiban (obligations), ekspektasi (expectations), dan kepercayaan (trustworthiness). Kedua, jaringan informasi (information channels). Informasi sangatlah penting sebagai basis tindakan. Dengan demikian individu yang memiliki jaringan lebih luas akan lebih mudah (dan murah) untuk memeroleh informasi, sehingga bisa dikatakan modal sosialnya tinggi; demikian pula sebaliknya. Ketiga, norma dan sanksi yang efektif (norms and effective sanctions).

Menurut Lopez et.al (2012) Moal sosial merupakan variabel tambahan yang baru dalam permodelan pertumbuhan yang mewakili bentuk dari kepercayaan dan jaringan sosial pada produktivitas yang menyebabkan pertumbuhan. Dengan kata lain yang dimaksud disini bahwa modal sosial merupakan salah satu variabel yang mendorong adanya pertumbuhan ekonomi melalui kepercayaan dan jaringan sosial. Karena menurut Robison et. Al (2011) modal sosial merupakan orang atau kelompok yang memiliki simpati atau perasaan wajib seseorang pada kelompok atau orang lain. Dari definisi-definisi modal sosial yang berkembang, secara umummodal sosial dapat diartikan sebagai jaringan, norma dan kepercayaan dalam hubungan sosial individu maupun kelompok (Lukatela, 2007)

Konsep modal sosial dalam ekonomi digunakan untuk menjelaskan fenomena ranging dari adopsi tehnologi kelembagaan formal dan informal. Pada level mikro, sosial capital  berdampak yag berfokus pada agribisnis, perdagangan internasional, pendapatan rumah tangga, transaksi keuangan, dan pengetahuan pertukaran antara pemodal dan perusahaan. Selain itu, modal sosial digunakan untuk menjelaskan fenomena pada level agregat seperti wilayah dan nasional. Berdasarkan bukti empiris dan teori menyatakan  bahwa modal sosial merupakan konsep kekuatan yang menjelaskan tentang fenomena

ekonomi (Shideler dan Kraybill, 2009). Norma, Kepercayaan dan Jaringan

Jones (2005) menyatakan bahwa modal sosial dibedakan menjadi dua dimensi yaitu kognitif dan struktural. Dimensi kognitif meliputi nilai, tingkah laku, norma, dan kepercayaan. Dengan kata lain dimensi ini memiliki persepsi perilaku motivasi atau dorongan, timbal balik, berbagi dan saling percaya. Menurut Liu et.al (2014) modal sosial kognitif merupakan mediator yang menghubungkan antara manfaat ekonomi dan penduduk yang berperilaku pro lingkungan. Sedangkan modal sosial dalam dimensi struktural meliputi komposisi, praktek, kelembagaan formal dan informal yang membantu memfasilitasi saling memanfaatkan dalam tindakan kolektif. Baik dari segi

(4)

kognitif maupun struktural modal sosial secara positif berhubungan dengan aktifitas dan lingkungan masyarakat (Jones, 2010).

Penelitian Pretty dan Smith (2003) menunjukan bahwa hubungan antara kepercayaan, timbal balik dan pertukaran, peraturan biasa, norma dan sanksi dan keterkaitan dengan masyarakat semuanya merupakan hal penting untuk mencegah adanya tindakan individual agar secara positif menghasilkan outcome yang baik. Tridico (2013) menyatakan bahwa modal sosial dibagi menjadi beberapa nilai yaitu kepercayaan, kerjasama, masyarakat sipil yang melibatkan diri dalam urusan publik, kesadaran dalam peraturan, jaringan sosial, reputasi, dan norma sosial anti korupsi. Putnam (dalam Tridico, 2013) menyatakan bahwa modal sosial meruapakan fitur organisasi sosial seperti jaringan, norma, dan kepercayaan sosial yang dapat memfasilitasi koordinasi dan kerja sama untuk manfaat bersama. Dengan demikian atribut pokok modal sosial terdiri dari norma (norm), kepercayaan (trust), jaringan (networking). Menurut Frick et.al (2012) modal sosial dilihat sebagai penghubung dalam menciptakan norma dan kepercayaan dalam struktur jaringan.

Norma

Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Menurut Hasbullah (2006) aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Menurut Fukuyama (2000), norma merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah, tokoh kharismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Menurut Liu et. al (2014) tingkah laku modal sosial penduduk secara langsung digambarkan melalui norma, nilai dan aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Kepercayaan

Kepercayaan(trust) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Putnam, 1995). Menurut Fukuyama (2001), trust merupakan sikap saling mempercayai di masyarakat tersebut saling bersatu dengan  yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Francois (2003)

memandang trust sebagai komponen ekonomi yang relevan melekat pada kultur yang ada pada masyarakat yang akan membentuk kekayaan modal sosial. Menurut Setiawati

(5)

dan Alam (2010) kepercayaan mampu memfasilitasi masyarakat untuk saling  bekerjasama dan tolong-menolong.Menurut Pretty dan Ward (2000), Terdapat dua

macam kepercayaan: kepercayaan terhadap individu yang kita mengenalnya, dan kepercayaan terhadap orang yang kita tidak tahu, namun akan meningkat karena kenyamanan kita dalam pengetahuan struktur sosial. Saling percaya terhadap yang lain dalam sebuah komunitas memiliki harapan yang lebih untuk dapat berpartisipasi dalam memecahkan permasalahan lingkungan (Liu et. Al (2014); Krisnhna dan Uphoff, (1999); Jones (2005, 2010); Pretty dan Ward (2001).

Jaringan

 Aspek ketiga dalam modal sosial adalah jaringan. Menurut J. Mawardi (2007) modal sosial tidak dibangun hanya oleh satu individu, melainkan terletak pada kecenderungan  yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang melekat. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologis khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pada kelompok sosial biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis turun temurun (repeated sosial experiences) dan kesamaan kepercayaan pada dimensi kebutuhan (religious beliefs) cenderung memiliki kohesif tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan serta dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern, akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang  jaringan yang lebih luas. Pada tipologi kelompok yang disebut terakhir akan lebih  banyak menghadirkan dampak positif bagi kelompok maupun kontribusinya pada

pembangunan masyarakat secara luas (Hasbullah, 2006).

Tinsley dan Lynch (2001) menyatakan bahwa kekuatan jaringan tergantung dari sudut apa jaringan tersebut, yaitu pertimbangan asal dan berada pada tingkat mana jaringan tersebut. Jaringan masyarakat paling kuat dan paling tebal pada tingkat tujuan dan  berlanjut menjadi lemah ketika melihat pada tingkatan daerah, nasional dan internasional. Menurut Tridico (2013) jaringan dan koneksi baik dibangun pada grup kecil dan suku dominan di Rusia. Menurut Fields (dalam Tridico, 2013) jaringan dan koneksi memiliki sisi gelap yaitu ketika dibawa pada lingkungan untuk hal-hal yang tidak terlihat dalam menjelaskan modal sosial.

Contoh Penelitian Modal Sosial

Judul : dampak dari perbedaan dimensi Modal Sosial pada kegiatan inovasi: studi kasus di Eropa pada tingkat Regional

(6)

Tahun: 2009

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat hubungan antara modal sosial dengan tingkat inovasi masyarakat di Eropa. Dimana inovasi berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dalam penelitian ini menghubungkan antara aspek jaringan, norma dan nilai kepercayaan dalam modal sosial yang terlajin di masyarakat Eropa dalam berinovasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan model SEM. Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan dimensi modal sosial berpengaruh terhadap inonasi melalui R&D dan modal manusia. Namun dampak dari perbedaan dimensi modal sosial tidak selalu positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif. Adanya kepercayaan, kepatuhan terhadap norma yang berlaku, dan jaringan sangat berpengaruh terhadap inovasi  berupa R&D di Eropa. Dampak negatif dari modal sosial dikompensasi dengnan

dampak positif.

Judul: Social Capital: An analysis of factor influencing investment Penulis: David W. Shideler, David S. Kraybill

Jurnal: The Journal of Socio-Economics 38, pp: 443-455 Tahun: 2009

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan model teori investasi modal sosial individu dan memberikan perkiraan empiris bagaimana keputusan individu untuk berinvestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor.metode yang digunakan adalah bentuk fungsi dari permodelan modal sosial secara neoklasik dengan estimasi parameter menggunakan fitting data secara komputerisasi dari responden di daerah franklin Ohio USA. Hasil dari penelitian ini adalah investasi modal sosial terjadi terlepas dari manfaat masa depan, karakteristik pribadi mempengaruhi tingkat dan varians dari investasi selama siklus hidup, dan lembaga-lembaga penting dalam menentukan perilaku investasi modal sosial

(7)

Daftar Pustaka

Bourdiau, P. And Wacquant, L. 1992. An Invitation to Reflexive Sociology. Chicango. University of Chicango Press.

Francois, P. 2003.Sosial Capital and Economic Development. London: Routledge.

Frick, JE., Eriksson, LT., Hallen, L. 2012. Effects of Social Capital on Processes in A Regional Strategic Network. Industrial Marketing Management 41, pp: 800-806

Fukuyama, F. 1995. Trust: The Sosial Virtues and The Creation of Prosperity. London: Hamish Hamilton.

Fukuyama, F. 1997. Sosial Capital ang The Modern Capitalist Economy: Creating a High Trust Workplace. Stren Bussiness Magazine Vol.4 no.1.

Fukuyama, F. 2001. Sosial Capital, Civil Society, and development. Third Word Quarterly, 22(1):7-200.

Ha, Seong-Kyu. 2010. Housing, Sosial Capital and Community development in Seoul. Cities 27 (2010).

Hasbullah, J. 2006. Sosial Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press.

J. Mawardi M. 2007. Peranan Sosial Capital Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Komunitas Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 3 Nomor 2.

Jones S. 2005. Community-Based Ecotourism the significance of Sosial Capital. Annals of Tourism Research Vol. 32 No 2.

Jones, N. 2010. Enviromental activation of citizen in the context of policy agenda formation and the influence of sosial capital. The Sosial capital Journal 47, 121-136

Kassa, A. 2009. Effects of different dimension of social capital on inovative activity: Evidance from Europe at Regional Level. Technovation 29, pp: 218-233

Krishna, A., dan Uphoff. 1999. Conceptual and Empirical study of Collective Action for Conserving and Developing Watershed in Rajasthan India. Sosial Capital Inisiative  Working Paper No.13. The World Bank.

Lesser, E.2000. Knowledge and Sosial Capital: Foundation and Application, Boston-Boutterwhorth-Heinneman

(8)

Liu, J., Qu, H., Huang, D., Chen, G., Yue, X.,Zhao, X., Liang, Z. 2014. The Role of Sosial Capital in encouraging Residents‘ pro-environmental Behaviours in Community Based Ecotourism. Tourism Management 41, 190-201

Lopez, A.F., Catarina, R.P., Tiago, N.S. 2012. When Sociable Workers Pay-Off: Can Firms Internalize sosial Capital Eksternalities. Structural Change and Economic Dynamics 23, 127-136

Lukatela, A. 2007. The Importance of Trust-Building in Transition: A Look at Sosial Capital and Democratic Action in Eastern Europe. Canadian Slanovic paper pp. 49

Lyon, F. 2000. Trust, Network and Norms: The Creation of Sosial Capital in Agricultural Economies in Ghana.World Development Vol. 28, No. 4

Nahapit, J. Dan Ghoshal, S. 1998. Sosial Capital, intellectual Capital, and the Organizational Advantage. The Academy of Management Review, 23 (2).

Portes, Alejandro. 1998. Sosial Capital: Its Origins and Application in Modern Sociology. Annual Review Sociology, vol. 24: 1-24.

Pretty, J., Smith, D. 2003. Sosial Capital in biodeversity conservation and management. Consevation Biology 18, 631-638

Pretty, J., Ward, H. 2001. Sosial Capital and The Environment. World Development Vol. 29, No. 2.

Putnam RD. 2000. Bowling Alone: the Collapse and Revival of American Community. Simon and Schuster, New York.

Putnam, R. D. 1996. “Who Killed Civic America?” Prospect. 7. 24. 66-72.

Putnam, R.D. 1995. Turning In, Turning Out: The Strange Disappearance of Sosial Capital in America. Political Science and Politics 28.

Putnam, Robert D. 1993. The Prosperous Community: Sosial Capital and Public Life. The American Prospect No. 13 Spring.

Robison, L.J., Macelo, E.S., Songqing, J. 2011. Sosial Capital and The Distribution of Household Income in The United States: 1980,1990, and 2000. The Journal of Socio Economics 40, 538-547

Rosyadi, S. 2003. Community-Based Forest Management in Java, Indonesia: The Issues of Poverty Alleviation, Deforestation and Devolution. Socioeconomics Studies on Rural Development vol. 135 Wissenshaftsverlag Vauk Kiel KG. Germany.

(9)

Shideler, DW., Kraybill, DS. 2009. Social Capital: An Analysis of Factor Influencing Invesment. The Journal of Social Economics 38, pp: 443-455

Referensi

Dokumen terkait

indecora yang diinfestasikan pada tanaman inang yang disungkup yaitu tanaman mete (Annacardium occidentale) , mangga ( Mangifera indica ), dan rambutan ( Nephelium

Selulosa pada penelitian ini dibuat dari sari ketela pohon (Manihot esculanta) yang masih mengandung glukosa sebesar 30% sehingga dapat digunakan sebagai media

Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Wideband amplifier adalah Penguat sinyal untuk gelombang yang mampu melakukan transmisi data dengan

Penelitian kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara deskriptif dalam bentuk

Agar dapat digunakan sebagai antena penguatan sinyal GSM ( Global system for mobile ). Antena Helical harus dibuat dengan perhitungan yang benar dan teliti sehingga

Sumber pengendapan sedimen di muara umumnya berasal dari lahan tanah di daerah hulu yang telah menyerap 210 Pb unsupported dengan partikel penyusun tanah yang

Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan, dapat diketahui rata-rata aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 berada dalam