ANAMNESIS PENYAKIT
TROPIS DAN INFEKSI
ANAMNESIS PENYAKIT
TROPIS DAN INFEKSI
dr. Armon Rahimi, Sp.PD-KPTI
Kontributor Blok Penyakit Tropis dan Infeksi
Skill’s Lab Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
dr. Armon Rahimi, Sp.PD-KPTI
Kontributor Blok Penyakit Tropis dan Infeksi
Skill’s Lab Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Tiga Faktor yang Berperan sehingga Penyakit Tropis Infeksi merupakan salah satu masalah utama di Indonesia
Alur Pola Berfikir Penegakkan Diagnosis
Pasti Penyakit Tropis dan Infeksi
ANAMNESIS PENYAKIT TROPIS DAN
INFEKSI
1. Anamnesis
Pribadi
Data identitas penderita, penting diketahui
karena pada penyakit infeksi terkadang terdapat
hubungan antara data identitas dengan penyakit
infeksi yang diderita saat dahulu maupun
sekarang
Anamnesis Pribadi mencakup : nama, umur,
jenis kelamin, alamat, agama, bangsa /
suku,status perkawinan, pekerjaan
2. Anamnesis Keluhan Utama
keluhan yang dirasakan penderita yang menyebabkan penderita datang ke dokter untuk berobat.
Keluhan utama beragam, mulai yang bersifat sistemik (demam) sampai keluhan infeksi organ (bintik-bintik merah pada kulit tungkai, batuk, sesak nafas, gatal, nyeri dada, nyeri perut, diare, ikterus serta
pembesaran organ seperti hati dan limpa).
Ditanyakan lama keluhan, misal : demam, sejak 5 hari yang lalu atau BAB cair (diare) sejak 2 hari yang lalu. Ditanyakan juga keluhan lain (keluhan tambahan),
misalnya nyeri ulu hati, nyeri otot dan belakang bola mata (Demam Dengue).
3. Anamnesis Penyakit
Sekarang
Keluhan utama penyakit infeksi memiliki karakter atau sifat yang berbeda. Keluhan sistemik seperti demam, dibagi 5 jenis berdasarkan sifatnya yaitu:
4.
Anamnesis Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit yang telah pernah diderita
pasien sejak masih kanak-kanak sampai
dewasa, yang mungkin berhubungan dengan
penyakit infeksi yang dialami pasien saat ini,
karena beberapa penyakit infeksi memiliki
kecenderungan untuk kambuh kembali.
Hal ini karena, organisme patogen penyebab
infeksi tidak dapat hilang sepenuhnya baik
dengan pengobatan maupun oleh sistem imun
tubuh (malaria dan hepatitis)
5. Anamnesis
Organ/Sistem
Ditanyakan apakah ada keluhan atau
gejala klinis yang memiliki hubungan
dengan organ tubuh tertentu yang belum
didapat pada anamnesis keluhan utama,
penyakit sekarang ataupun anamnesis
penyakit terdahulu.
Kemudian ditulis secara sistematis dari
kepala hingga ekstremitas.
6.
Anamnesis
Riwayat
Pribadi
Riwayat kebiasaan hidup pasien,
yang mungkin memiliki hubungan
dengan penyakit infeksi yang
dideritanya.
misal: demam tifoid ( kebiasaan
penderita mengkonsumsi makanan
jajanan yang dijual di kaki lima), pada
malaria dan demam dengue ( aktifitas
atau pekerjaan penderita)
7. Anamnesis Riwayat
Penyakit Keluarga
Penting ditanyakan terutama pada penyakit
infeksi yang penularannya secara kontak
langsung seperti disentri, infeksi jamur pada
kulit (tinea versicolor, tinea kruris, tinea
korporis), hepatitis dan lain-lain
Ditanyakan adakah anggota keluarga yang
mengalami sakit yang sama dengan penderita.
Bila ada yang meninggal dunia, sebutkan
Penting ditanyakan riwayat pengobatan
pasien, apakah pasien pernah berobat sebelumnya atau tidak, jika pernah obat
apa yang telah dikonsumsi pasien, apakah ada perbaikan atau tidak, termasuk riwayat alergi pengobatan
7. Anamnesis Riwayat
Pengobatan
8.
Anamnesis Sosial Ekonomi
8. Anamnesis Sosial Ekonomi
Ditanyakan keadaaan keluarga penderita
terutama perumahan, lingkungan dan daerah
tempat tinggal penderita. Misal demam dengue
atau malaria ( penderita tinggal di lingkungan yang
kumuh atau berdekatan dengan tempat yang
dapat menjadi sarang nyamuk, sering terjadi
wabah penyakit , adakah tetangga atau orang lain
disekitar tempat tinggal penderita yang mengalami
sakit yang sama dengan penderita), demam tifoid
(makanan yang dikonsumsi keluarga terutama air,
apakah dimasak, asal air yang dikonsumsi, MCK
di rumah atau di lingkungan sekitarnya).
9. Anamnesis
Gizi
Untuk mencari hubungan antara makanan
yang dikonsumsi dengan penyakit
infeksi yang diderita pasien.
Misalnya : Jenis makanan yang dimakan,
porsi dan frekuensi, penurunan, atau
penambahan berat badan dll.
Kriteria Pemilihan Kasus Simulasi
Kasus yang banyak ditemukan di masyarakat.
Merujuk pada level kompetensi pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2006, yaitu level kompetensi 3 (3A, atau 3B), dan 4.
Persetujuan dari kontributor blok.
Kasus yang disimulasikan pada anamnesis:
1. Demam Tifoid (4)
2. Demam Berdarah Dengue (3A)
3. Malaria (4)
4. Varicella (cacar air/chicken pox) (4)
5. Disentri Basiler (4)
6. Penyakit Kecacingan yang Ditularkan Melalui Tanah (4)
1. Demam
Tifoid
KU : Demam
O : Demam meningkat perlahan
D : Demam > 5 hari
C : Demam meningkat seperti anak tangga, demam dapat turun biasanya pada pagi hari
namun suhu tubuh tidak pernah mencapai suhu normal (remitten) pada minggu pertama. Demam dapat mencapai suhu 400C. Pada minggu kedua
penderita akan terus menerus berada dalam
keadaan demam, dan demam berangsur-angsur turun pada minggu ketiga.
Gejala Penyerta : Nyeri otot, sakit kepala,
badan terasa lemah, nafsu makan menurun, mual, muntah, sulit buang air besar, perut
kembung dan diare.
Anamnesis pribadi : kebiasaan makan makanan yang tidak bersih (jajanan) atau minum air dari sumber air yang terkontaminasi kotoran
manusia.
Anamnesis sosial ekonomi : sanitasi di tempat tinggal atau di lingkungan sekitarnya. Misalnya apakah sarana MCK sudah memadai atau
2.
Demam Berdarah
Dengue
KU : Demam
O : Demam mendadak tinggi
D : Demam < 7 hari (antara 2-7 hari)
C : Demam mendadak tinggi dan terus menerus
selama 2-7 hari, kemudian suhu tubuh akan turun dengan cepat. Demam jarang mencapai suhu 40oC. Kadang-kadang pada hari ke-3
atau ke-4 suhu tubuh akan turun sekitar 2 hari dan kemudian naik kembali. Dengan demikian kurva suhu tubuh penderita akan memberikan gambaran kurva bifasik (saddle back fever).
Gejala penyerta: Nyeri anggota badan (kepala, bola mata, punggung dan sendi), ruam pada kulit dan bila terjadi hemokonsentrasi penderita dapat mengeluh adanya mimisan, perdarahan gusi serta kencing dan buang air besar hitam.
Anamnesis pribadi : aktifitas / pekerjaan sehari-hari meningkatkan resiko penderita digigit nyamuk aedes aegypti (vektor utama).
Riwayat sosial ekonomi : mengenai kondisi sanitasi di tempat tinggal atau di lingkungan sekitar (rawa-rawa, selokan besar yang airnya tidak mengalir,
kolam-kolam genangan air), daerah tempat tinggal penderita merupakan daerah wabah Demam Dengue.
3.
Malaria
KU : Demam
O : Demam meningkat
perlahan-D : Demam > 7 hari
C : Demam bersifat periodik (intermitten) berkaitan dengan pematangan skizon. Pada malaria tertiana, pematangan skizon terjadi setiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan pada malaria kuartana, pematangan skizon terjadi
setiap 72 jam sehingga periodisitas demamnya setiap hari ke-4.
TRIAS Malaria (menggigil selama 15 menit hingga satu jam, puncak demam antara 2-6 jam dan berkeringat
Gejala Penyerta: fase rigor (penderita mengigil)
walaupun suhu tubuhnya tinggi, stadium panas (penderita pusing, muntah-muntah, muka memerah dan dapat
terjadi kejang-kejang pada anak, stadium berkeringat (penderita sangat lelah dan lemah)
Anamnesis pribadi : aktifitas sehari-hari atau pekerjaan
yang dapat meningkatkan resiko penderita untuk digigit nyamuk anopheles (vektor).
Riwayat sosial ekonomi : kondisi sanitasi tempat tinggal
atau lingkungan sekitarnya (dekat rawa-rawa, selokan
besar yang airnya tidak mengalir, kolam-kolam genangan air), daerah tempat tinggal penderita merupakan daerah endemi atau sering wabah malaria atau sebelum sakit penderita bepergian ke daerah endemik malaria.
4.
Varicella (cacar
air/chicken pox)
KU :Bintil-bintil berisi cairan pada seluruh tubu
O : Bintil-bintil berisi cairan yang timbul secara mendadak
L : Di seluruh badan
D : Bintil-bintil akan seluruh badan dalam waktu 2 har
C : Lesi diawali ruam kemerahan pada seluruh tubuh dan gatal. Beberapa jam ruam menjadi bintil-bintil berisi cairan berbentuk seperti tetesan embun (tear drops) dan tidak mudah pecah. Bila digaruk bintil dapat pecah dan menimbulkan bekas (”bopeng”).
Bintil-bintil (vesikel) akan matang dalam 24 jam dan menjadi kerak (krusta).
Tidak terdapat gangguan persarafan pada daerah tubuh yang
terkena (herpes zoster) Sementara proses ini berlangsung, bintil yang baru akan muncul. Bila terjadi infeksi sekunder bintil-bintil dapat berisi nanah (pustul). Pustul dapat mencekung di tengah dan bila mengering akan menimbulkan kerak.
R : Bintil-bintil awalnya pada badan, kemudian
menyebar secara sentrifugal ke muka dan ektremitas.
Gejala Penyerta : Diawali demam tidak terlalu
tinggi, badan terasa lemah, nyeri kepala dan
nyeri otot-otot badan (flu like syndrom) sekitar 2-3 hari sebelum timbulnya ruam dan bintil-bintil.
Anamnesis penyakit terdahulu penderita
akan mengatakan bahwa dirinya baru
pertama kali menderita penyakit ini karena
varicella hanya diderita sekali seumur
Anamnesis riwayat keluarga : ada tidak anggota
keluarga, teman atau tetangga yang mengalami sakit serupa (menular melalui kontak dengan
lesi pada kulit penderita), pemakaian
benda-benda penderita atau penyebaran virus melalui udara (aerogen).
Riwayat sosial ekonomi : personal hygine
penderita, keluarganya dan masyarakat yang tinggal di sekitar tempat tinggal penderita
5.
Disentri
Basiler
KU : BAB berdarah
O : BAB berdarah timbul mendadak
C : Diawali BAB seperti air dengan sedikit darah
yang berulang (diare : BAB cair > 3 kali/hari, WHO 1980), frekwensi dapat >20 kali/hari. Tinja bercampur lendir warna kemerah-merahan (red currant jely). Rasa sakit di dubur setelah BAB (Tenesmus).
Pada keadaan berat, kotoran hanya terdiri dari lendir yang bening bercampur darah. bedakan
dengan diare pada kolera, tinja tampak berbuih-buih dan mirip air cucian beras.
Gejala Penyerta: Demam mendadak, suhu
bervariasi, dapat >390c atau hanya demam sub
febris, sakit kepala, sakit perut terus menerus seperti melilit, terutama di sebelah kiri, mual,
muntah-muntah dan rasa lemas apabila terjadi dehidrasi. Anamnesis penyakit dahulu : mungkin didapat
penyakit berulang.
Anamnesis riwayat pribadi : kebiasaan makan makanan jajanan, atau minum air yang tidak dimasak terlebih dahulu.
Anamnesis riwayat keluarga : ada tidaknya anggota keluarga atau tetangga yang menderita penyakit
yang sama, apakah keluarga mengkonsumsi air yang tercemar dengan kotoran penderita atau air yang tidak dimasak terlebih dahulu.
Anamnesis sosial ekonomi : kondisi sanitasi di
tempat tinggal penderita atau lingkungan sekitar yang biasanya kotor dan tercemar dengan kotoran penderita disentri, disekitar rumah penderita
biasanya terdapat sungai yang penuh dengan
sampah dan kotoran serta menjadi sarang vektor penyebab disentri yaitu lalat. Sarana MCK , apakah menggunakan kakus dengan septiktank, jamban
kering yang kotorannya langsung dibuang ke sungai atau kotoran dibuang pada lubang dan ditutup
dengan papan.
Disentri juga dapat menjadi wabah, apakah daerah
tempat tinggal penderita banyak orang yang terkena penyakit ini dalam kurun waktu tertentu.
6.
Penyakit Kecacingan yang
Ditularkan Melalui Tanah
KU: Batuk-batuk, nyeri perut atau keluar cacing dari
hidung/mulut pada penyakit askariasis, rasa gatal pada anus pada waktu malam hari (oxyuriasis/kremian), batuk yang dapat berdarah atau mencret-mencret pada infeksi cacing tambang.
L : Rasa gatal pada anus (oxyuriasis). D : jangka waktu lama.
C : Batuk-batuk lama sering dengan atau tanpa dahak
biasanya tanpa demam disertai gejala-gejala anemia (badan lemas, mudah capek) pada infeksi askaris dan cacing
tambang. Pada penyakit oxyuriasis didapatkan rasa yang saat gatal pada anus terutama pada malam hari. Rasa gatal tidak dipengaruhi oleh adanya keringat dan tidak timbul karena
Gejala Penyerta
: Badan lemas,
mudah capek (anemia), gatal-gatal
dan timbulnya ruam pada kulit kaki,
rasa tidak enak di ulu hati, sulit
buang air besar atau diare pada
infeksi cacing tambang. Badan
menjadi kurus, tidak mau makan dan
rewel (pada anak-anak ), nyeri perut,
mual, muntah dan mencret pada
oxyuriasis. Gatal pada kulit mirip
gatal alergi.
Anamnesis riwayat pribadi : kebiasaan, aktifitas
atau kebiasaan penderita yang dapat
menyebabkan infeksi cacing terutama yang
berhubungan dengan tanah yang mengandung telur atau larva cacing (anak-anak yang sering bermain tanah atau bermain tanpa alas kaki, petani yang sewaktu bekerja kontak dengan
tanah, makan sayur yang tidak dicuci bersih dan menggunakan tinja sebagai pupuk)
Anamnesis riwayat keluarga dan sosial ekonomi:
kondisi sanitasi tempat tinggal dan lingkungan sekitar penderita yang biasanya kotor, sarana MCK.