ASUHAN KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
HIRSCHPRUNG HIRSCHPRUNG
disusun Oleh : disusun Oleh :
IIiis s PPrriihhaassttuuttii ((PP1177442200220099001155)) M.
M.IlIlhaham m NuNurhrhididayayatat (P(P171742420202090902027)7) R
Roonnnny Jy Juulliiaannddiittaa ((PP1177442200220099003355))
Kelas 2A Kelas 2A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PURWOKERTO PURWOKERTO
2011 2011
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
HIRSCHPRUNG HIRSCHPRUNG
A.
A. PePengngerertitianan
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak – sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan (Cecily Betz & Sowden : 2002).
adanya evakuasi usus spontan (Cecily Betz & Sowden : 2002). Pen
Penyakyakit it HirHirschschsprsprung ung atau atau MegMega a KolKolon on adaadalah lah kelkelainainan an bawbawaanaan peny
penyebab ebab gangggangguan uan pasapasase se usus tersering pada usus tersering pada neonneonatus, dan atus, dan kebankebanyakanyakan terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir ≤≤ 3 Kg, lebih banyak laki – laki3 Kg, lebih banyak laki – laki dari pada perempuan.
dari pada perempuan. (Arief Mansjoeer : 2000 ). (Arief Mansjoeer : 2000 ).
Hirschprung adalah penyakit akibat tidak adanya sel –sel ganglion di Hirschprung adalah penyakit akibat tidak adanya sel –sel ganglion di dalam usus yang terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak dalam usus yang terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak tertentu. (Behrman &
tertentu. (Behrman & vaughan,1992:42vaughan,1992:426)6)
Hirschprung adalah aganglionosis ditandai dengan tidak terdapatnya Hirschprung adalah aganglionosis ditandai dengan tidak terdapatnya neuro
neuron n mientemienterikus dalam rikus dalam sengmsengmen en kolokolon n distadistal l tepat disebelah proksimaltepat disebelah proksimal sfingter ani
sfingter ani (Isselbacher,dkk,1999:25(Isselbacher,dkk,1999:255)5)
Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion p
paarraassiimmppaattiis s ppaadda a uussuuss, , ddaappaat t ddaarri i kkoolloon n ssaammppaai i uussuus s hhaalluuss ( Ngastiyah,2005:219)
( Ngastiyah,2005:219)
B.
B. KlKlasasififikikasasii
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, Hirschprung dapat dibagi menjadi Berdasarkan panjang segmen yang terkena, Hirschprung dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
dua, yaitu : 1
1)) PPeennyyaakkiit t hhiirrsscchhpprruunng g sseeggmmeen n ppeennddeek k
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70% dari kasu
70% dari kasus penyakis penyakit hirschsprt hirschsprung ung dan lebih serindan lebih sering ditemukg ditemukan padaan pada anak laki- laki dibanding anak perempuan.
2
2)) PPeennyyaakkiit t hhiirrsscchhpprruunng g sseeggmmeen n ppaannjjaanngg
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon at
atau au ususus us hahalulus. s. DiDitemtemukukan an sasama ma babanynyak ak babaik ik lalaki ki – – laklaki i mamaupupunun perempuan.
perempuan.
C.
C. EtEtioiolologigi
Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi Hirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena :
Hirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena : o
o Faktor genetik dan lingkungan, sering terjadi pada anak denganFaktor genetik dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan Down syndrom.
Down syndrom. o
o Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus,Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
plexus.
A.
A. PaPatotofifisisiolologogii Istil
Istilah ah congecongenital nital agangaganglionic Mega lionic Mega ColoColon n menggmenggambarkambarkan an adanyadanyaa kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tid
tidak ak adaadanya gerakanya gerakan n tentenaga aga penpendordorong ong ( ( perperististaltialtik k ) ) dan dan tidtidak ak adaadanyanya evaku
evakuasi asi usus spontausus spontan n serta spinkter rectum serta spinkter rectum tidak dapat tidak dapat berelaberelaksasi sehinggaksasi sehingga me
mencncegegah ah kekeluluarnarnya ya fesfeses es sesecacara ra nonormrmal al yayang ng memenynyebebababkakan n adadananyaya aku
akumulmulasi asi padpada a usuusus s dan dan disdistentensi si padpada a salsalurauran n cercerna. na. BagBagian ian proproksiksimalmal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon (Cecily Betz & Sowden, sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon (Cecily Betz & Sowden, 2002:196).
2002:196).
Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan
Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerahfeses terkumpul didaerah terseb
tersebut, ut, menyemenyebabkababkan n terdilterdilatasinyatasinya a bagiabagian n usuusus s yang proksimal terhadapyang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebut daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebut melebar ( Price, S & Wilson, 1995 : 141 ).
melebar ( Price, S & Wilson, 1995 : 141 ).
Aganglionic mega colon atau hirschprung dikarenakan karena tidak Aganglionic mega colon atau hirschprung dikarenakan karena tidak ad
(a
(auurbrbacach) h) titiddak ak diditetemumukakan n ppadada a ssatatu u atatau au lelebibih h bbagagiaian n ddarari i kkololoonn me
menynyebebababkakan n pepeririststalaltitik k ususus us ababnonormrmalal. . PePeririststalaltitik k ususus us ababnonormrmalal me
menynyebebababkakan n kokonsnstitipapasi si dadan n akakumumululasasi i sisisa sa pepencncernernaaaan n di di kokololon n yayangng be
berakrakibaibat t timtimbulbulnya nya dildilataatasi si usuusus s sehsehingingga ga terterjadjadi i megmegakoakolon lon dan dan paspasienien menga
mengalami lami distendistensi si abdomabdomen. en. AgangAganglionolionosis sis mempemempengarungaruhi hi dilatadilatasi si sfingsfingter ter ani interna menjadi tidak berfungsi lagi, mengakibatkan pengeluaran feses, ani interna menjadi tidak berfungsi lagi, mengakibatkan pengeluaran feses, gas dan cairan terhambat. Penumpukan sisa pencernaan yang semakin banyak gas dan cairan terhambat. Penumpukan sisa pencernaan yang semakin banyak mer
merupaupakan kan medmedia ia utautama ma berberkemkembanbangnygnya a bakbakterteri. i. IskIskemiemia a salsalurauran n cerncernaa berhubungan dengan peristaltik yang abnormal mempermudah infeksi kuman berhubungan dengan peristaltik yang abnormal mempermudah infeksi kuman ke lumen usus dan terjadilah enterocolitis. Apabila tidak segera ditangani anak ke lumen usus dan terjadilah enterocolitis. Apabila tidak segera ditangani anak yang mengalami hal tersebut dapat mengalami kematian (kirscher dikutip oleh yang mengalami hal tersebut dapat mengalami kematian (kirscher dikutip oleh Dona
Dona L.Wong,1999:2L.Wong,1999:2000)000)
B.
B. MaManinifefeststasasi Klini Klinisis
Bayi baru lahir tidak bisa mengeluarkan Meconium dalam 24 – 28 jam Bayi baru lahir tidak bisa mengeluarkan Meconium dalam 24 – 28 jam p
perertatama ma sesetetelalah h lalahihir. r. TaTampmpak ak mamalalas s memengngkokonsnsumumsi si cacairiranan, , mumuntntahah bercampur dengan cairan empedu
bercampur dengan cairan empedu dan distensi abdomen. (Nelson, 2000 : 317).dan distensi abdomen. (Nelson, 2000 : 317). Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi den
dengan gan PenPenyakyakit it HirHirshsshspruprung ng dapdapat at menmenunjunjukukkan kan gejgejala ala kliklinis nis sebsebagaagaii be
berikrikut. ut. ObsObstrutruksi ksi tottotal al saasaat t lahlahir ir dendengan gan munmuntahtah, , disdistentensi si abdabdomeomen n dandan ketidakadaan evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi mekonium diikuti ketidakadaan evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi mekonium diikuti obstruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi obstruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam. Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam. Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda yang Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda yang khas. Bila
khas. Bila telah timbul telah timbul enteroenterokolitkolitis is nikronikrotiskatiskans ns terjadterjadi i distedistensi nsi abdomabdomenen hebat dan diare
hebat dan diare berbau busuk yang berbau busuk yang dapat berdarah ( Nelson, 2002 : 317 dapat berdarah ( Nelson, 2002 : 317 ).). Gejala Penyakit Hirshprung menurut ( Betz Cecily & Sowden, 2002 : Gejala Penyakit Hirshprung menurut ( Betz Cecily & Sowden, 2002 : 197)
197) 1.
1. Masa Masa neonatalneonatal a.
b
b.. MMuunnttaah h bbeerriissi i eemmppeedduu cc.. EEnnggggaan n mmiinnuumm
d
d.. DDiisstteennssi i aabbddoommeenn 2.
2. Masa Masa bayi bayi dan dan anak anak – – anak anak aa KKoonnssttiippaassii
b
b DiDiarare e beberurulalangng
cc TinTinja seja seperperti pti pita dita dan ban berberbau bau busuusuk k d
d DiDiststenenssssi abdi abdomomenen
ee AdAdanyanya masa masa dia difecafecal dapl dapat dat dipaipalpalpasisi ff GGaaggaal l ttuummbbuuhh
g
g BiaBiasansanya tamya tampak kpak kuraurang nung nutristrisi dan ani dan anemiemi
C.
C. KoKompmplilikakasisi
Menurut Corwin (2001:534) komplikasi penyakit hirschsprung yaitu Menurut Corwin (2001:534) komplikasi penyakit hirschsprung yaitu gangguan elektrolit dan perforasi usus apabila distensi tidak diatasi.
gangguan elektrolit dan perforasi usus apabila distensi tidak diatasi. Men
Menuruurut t ManMansjosjoer er (20(2000:00:381381) ) menmenyebyebutkutkan an komkompliplikaskasi i penpenyakyakitit hirschprung adalah:
hirschprung adalah:
aa.. PPnneeuummaattoossiis s uussuuss
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang iskemik distensi berlebihan
iskemik distensi berlebihan dindingnya.dindingnya. b
b.. EEnntteerrookkoolliittiis s nneekkrroottiiookkaannss
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang iskemik distensi berlebihan
iskemik distensi berlebihan dindingnya.dindingnya. cc.. AAbbssees s ppeerri i kkoolloonn
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang iskemik distensi berlebihan
iskemik distensi berlebihan dindingnya.dindingnya. d
d.. PPeerrffoorraassii
Disebabkan aliran darah ke mukosa berkurang dalam waktu lama. Disebabkan aliran darah ke mukosa berkurang dalam waktu lama. ee.. SSeeppttiikkeemmiiaa
Diseb
Disebabkan karena abkan karena bakterbakteri i yang berkembanyang berkembang g dan dan keluakeluarnya rnya endotendotoxinoxin karena iskemia kolon akibat
Sedangkan komplikasi yang muncul pasca bedah antara lain: Sedangkan komplikasi yang muncul pasca bedah antara lain:
aa.. GGaawwaat t ppeerrnnaaffaassaan n ((aakkuutt))
Disebabkan karena distensi abdomen yang menekan paru – paru sehingga Disebabkan karena distensi abdomen yang menekan paru – paru sehingga mengganggu ekspansi paru.
mengganggu ekspansi paru. b
b.. EEnntteerrookkoolliittiis s ((aakkuutt))
Disebabkan karena perkembangbiakan bakteri dan
Disebabkan karena perkembangbiakan bakteri dan pengeluaran endotoxin.pengeluaran endotoxin. cc.. SStteennoossiis s ssttrriikkttuurra a aannii
Gerakan muskulus sfingter ani tak pernah mengadakan gerakan kontraksi Gerakan muskulus sfingter ani tak pernah mengadakan gerakan kontraksi dan relaksasi karena ada colostomy sehingga terjadi kekakuan ataupun dan relaksasi karena ada colostomy sehingga terjadi kekakuan ataupun penyempitan.
penyempitan.
D.
D. PemPemereriksiksaan Peaan Penunnunjajangng 1.
1. PePememeririksksaaaan n dedengngan an babaririum um enenemema, a, dedengngan an pepememeririksksaaaan n inini i akakanan bisa ditemukan:
bisa ditemukan: aa DDaaeerraah th trraannssiissii b
b GaGambmbararan an kokontntraraksksi i uususus s yayang ng titidadak k teteraratutur r di di babagigian an ususus us yayangng menyempit
menyempit
cc EnEntrtrokokololititis pis padadasasegegmemen yan yang mng melelebebar ar d
d TerTerdapdapat rat reteetensi nsi barbarium ium setsetelah elah 24 24 – 4– 48 j8 jamam
Pada bayi baru lahir, barium enema tidak selalu memperlihatkan Pada bayi baru lahir, barium enema tidak selalu memperlihatkan gambaran yang jelas dari penyakit apabila seluruh kolon tidak mempunyai gambaran yang jelas dari penyakit apabila seluruh kolon tidak mempunyai sel ganglion. Hal ini terjadi meskipun pengeluaran barium terlambat 24 sel ganglion. Hal ini terjadi meskipun pengeluaran barium terlambat 24 jam setelah pemeriksaan diagnostik.
jam setelah pemeriksaan diagnostik. 2
2.. BBiiooppssi ii issaap rp reekkttuumm
Hendaknya tidak dilakukan kurang dari 2 cm dari linea dentata untuk Hendaknya tidak dilakukan kurang dari 2 cm dari linea dentata untuk menghindari daerah normal hipogang lionosis dipinggir anus. Biopsi ini menghindari daerah normal hipogang lionosis dipinggir anus. Biopsi ini dilakukan untuk memperlihatkan tidak adanya sel – sel ganglion di sub dilakukan untuk memperlihatkan tidak adanya sel – sel ganglion di sub mukosa atau pleksus saraf intermuskular.
mukosa atau pleksus saraf intermuskular. 3
3.. BBiiooppssi i rreekkttuumm
Biopsi rektum dilakukan dengan cara tusukan atau punch atau sedotan 2 Biopsi rektum dilakukan dengan cara tusukan atau punch atau sedotan 2 cm diatas garis pektinatus memperlihatkan tidak adanya sel – sel ganglion cm diatas garis pektinatus memperlihatkan tidak adanya sel – sel ganglion
di sub mukosa atau pleksus saraf intermuskular. di sub mukosa atau pleksus saraf intermuskular. 4
4. . BBiiooppssi oi ottoot rt reekkttuumm Pen
Pengamgambilbilan an otootot t rekrektumtum, , dildilakuakukan kan berbersifsifat at trautraumatmatik, ik, menmenunjunjukaukann aganglionosis otot rektum.
aganglionosis otot rektum. 5
5.. MMaannoommeettrri i aannoorrekekttaall
Dilakukan dengan distensi balon yang diletakan di dalam ampula rektum. Dilakukan dengan distensi balon yang diletakan di dalam ampula rektum. Balon akan mengalami penurunan tekanan di dalam sfingter ani interna Balon akan mengalami penurunan tekanan di dalam sfingter ani interna pada pasien yang normal. Sedangkan pada pasien yang megacolon akan pada pasien yang normal. Sedangkan pada pasien yang megacolon akan
mengalami tekanan yang luar biasa. mengalami tekanan yang luar biasa. 6
6.. PePememeririksksaaaan n cocololok k ananuuss
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu tinja Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu tinja yan
yang g menmenyemyemproprot. t. PemPemerikeriksaasaan n ini ini untuntuk uk menmengetgetahu ahu bahbahu u dardari i tintinja,ja, kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah dan kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah dan akan terjadi pembusukan.
akan terjadi pembusukan. 7.
7. FoFoto to rorontntgegen n ababdodomemenn
Didasarkan pada adanya daerah peralihan antara kolon proksimal yang Didasarkan pada adanya daerah peralihan antara kolon proksimal yang melebar normal dan colon distal tersumbat dengan diameter yang lebih melebar normal dan colon distal tersumbat dengan diameter yang lebih kec
kecil il karkarena ena usuusus s bebesar sar yanyang g tantanpa pa gangangliglion on tidtidak ak berberelaelaksaksasi. si. PadPadaa p
pememererikiksasaan an fofoto to popololos s ababdodomemen n akakan an diditetemumukakan n ususus us memelelebabar r // gambaran obstruksi usus letak rendah.
gambaran obstruksi usus letak rendah.
E.
E. PePenanatatalalaksksananaaaann 1
1.. MMeeddiiss Pe
Penanatatalalaksksaaaan n opopererasasi i adadalalah ah ununtutuk k memempmpererbabaikiki i poportrtioionn ag
agananglglioioninik k di di ususus us bebesasar r ununtutuk k memembmbebebasaskakan n dadari ri obobststruruksksi i dadann men
mengemgembalbalikaikan n motmotilitilitas as ususus us besbesar ar sehsehingingga ga nornormal mal dan dan jugjuga a funfungsigsi spinkter ani internal.
spinkter ani internal.
Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis yaitu : Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis yaitu :
aa TeTempmpororari ari osostotomy my didibubuat at prprokoksisimamal l teterhrhadadap ap sesegmgmen en agagananglglioioninik k un
untutuk k memelelepapaskskan an obobststruruksksi i dadan n sesecacara ra nonormrmal al memelelemamah h dadann terdilatasinya usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya. terdilatasinya usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya.
b
b PePembmbededahahan an kokorekreksi si didiseselelesasaikikan an ataatau u didilalakukukakan n lalagi gi bibiasasananya ya sasaatat berat anak mencapai sekitar 9 Kg ( 20 pounds ) atau sekitar 3 bulan berat anak mencapai sekitar 9 Kg ( 20 pounds ) atau sekitar 3 bulan
setelah operasi pertama setelah operasi pertama
Ad
Ada a bebebeberarapa pa prprososededur ur pepembmbededahahan an yayang ng didilalakukukakan n sesepepertrtii Swenson, Duhamel, Boley & Soave. Prosedur Soave adalah salah satu Swenson, Duhamel, Boley & Soave. Prosedur Soave adalah salah satu prosedur yang paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus besar prosedur yang paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus besar
yang normal bagian akhir dimana
yang normal bagian akhir dimana mukosa aganglionik telah diubah.mukosa aganglionik telah diubah.
2
2.. PPeerraawwaattaann Pe
Perhrhatatikikan an peperarawawatatan n tetergrganantutung ng papada da umumur ur ananak ak dadan n titipepe pelaksanaanya bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, pelaksanaanya bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama antara lain :
perhatikan utama antara lain :
aa MeMembmbanantu tu ororanang g tutua a ununtutuk k memengngetetahahui ui adadananya ya kekelalaininan an kokongngenenititalal pada anak secara dini
pada anak secara dini b
b MemMembanbantu petu perkerkembambangangan ikan ikatan antan antara otara oranrang tua dg tua dan anan anak ak
cc MemMemperpersiasiapkapkan orann orang tua akag tua akan adann adanya intya intervervensensi medii medis ( pembs ( pembedaedahanhan ))
d
d MeMendndamampipingngi i ororanang g tutua a papada perada perawawatan coltan colosostotomy my sesetetelalah h renrencancanaa pulang ( FKUI, 2000 : 1135 )
Distensi abdomen Distensi abdomen Ekspansi paru Ekspansi paru menurun menurun D.
D. PAPATHTHWWAYAYSS
Aganglionik Aganglionik saluran cerna saluran cerna Peristaltik menurun Peristaltik menurun
Perubahan pola eliminasi Perubahan pola eliminasi
(konstipasi) (konstipasi)
Akumulasi isi usus Akumulasi isi usus
P
Prroolliiffeerraassi i bbaakktteerrii DDiillaattaassi i uussuuss
Pengeluaran endotoksin Pengeluaran endotoksin
iinnffllaammaassii ddiiaarree
Feses membusuk produks gas meningkat Feses membusuk produks gas meningkat
Mual & muntah Mual & muntah
Penekanan pada diafragma Penekanan pada diafragma Anoreksia
Anoreksia Drainase gaster Drainase gaster Enterokolitis
Enterokolitis
Pola nafas tidak efektif Pola nafas tidak efektif Ketidakseimba Ketidakseimba ngan nutrisi < ngan nutrisi < dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh tubuh Resiko Resiko kekurangan kekurangan volume cairan volume cairan Prosedur operasi Prosedur operasi Nyeri akut Nyeri akut Imunitas menurun Imunitas menurun Perubahan Perubahan tumbuh kembang
ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS HIRSCHPRUNG / MEGA COLON PADA KASUS HIRSCHPRUNG / MEGA COLON
A. PENGKAJIAN A. PENGKAJIAN
Menurut Menurut SuriaSuriadi di (2001(2001:242) fokus :242) fokus pengkpengkajian ajian yang dilakukan padayang dilakukan pada penyakit hischprung adalah :
penyakit hischprung adalah :
1. Riwayat pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama setelah lahir, 1. Riwayat pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama setelah lahir,
biasanya ada keterlambatan biasanya ada keterlambatan 2.
2. Riwayat tinja Riwayat tinja seperti pita seperti pita dan dan bau bau busuk.busuk. 3.
3. Pengkajian Pengkajian status status nutrisi nutrisi dan dan status status hidrasi.hidrasi. a.
a. AdaAdanya nya mumual, mal, muntuntah, aah, anornorekseksia, mia, mencencretret b.
b. KeaKeadaadaan turn turgor kgor kuliulit biat biasansanya meya menurnurunun c.
c. PenPeningingkatkatan atan atau peau penurnurunaunan ben berat brat badaadan.n. d.
d. PenPengguggunaanaan nutrn nutrisi daisi dan rehidn rehidrasi parasi parenrenterteralal 4.
4. Pengkajian status Pengkajian status bising ubising usus usus untuk melihat ntuk melihat pola bunpola bunyi hiperaktif pyi hiperaktif padaada ba
bagiagian n proproximximal al karkarena ena obsobstrutruksiksi, , biabiasansanya ya terjterjadi adi hiphiperperperieristalstaltik tik usus.
usus. 5.
5. Pengkajian Pengkajian psikososial psikososial keluarga keluarga berkaitan berkaitan dengandengan a.
a. AnaAnak : k : KemKemampampuan beruan beradaadaptaptasi dengsi dengan penyan penyakiakit, mekat, mekanisnismeme koping yang digunakan.
koping yang digunakan. b.
b. KeluarKeluarga : Resga : Respon empon emosionosional kelual keluarga, koarga, koping ping yang dyang digunigunakanakan ke
keluluarargaga, , pepenynyesesuauaiaian n kekeluluararga ga teterhrhadadap ap ststreress ss memengnghahadadapipi penyakit anaknya.
penyakit anaknya. 7.
7. PemPemerieriksaksaan an lablaboraoratortorium darah hemoium darah hemogloglobinbin, , leuleukoskosit it dan albudan albuminmin ju
juga ga perperlu lu dildilakuakukan kan untuntuk uk menmengkagkaji ji indindikaikasi si terterjadjadinyinya a aneanemiamia,, infeksi dan kurangnya asupan protein.
infeksi dan kurangnya asupan protein.
Menurut Wong (2004:507) mengungkapkan pengkajian pada penyakitMenurut Wong (2004:507) mengungkapkan pengkajian pada penyakit hischprung yang perlu ditambahkan selain uraian diatas yaitu :
hischprung yang perlu ditambahkan selain uraian diatas yaitu : 1.
1. LakukLakukan pengkajiaan pengkajian melalui wawancara terutama identin melalui wawancara terutama identitas, keluhantas, keluhan utama, pengkajian pola fungsional dan keluhan
2.
2. MonitMonitor bowel eliminatioor bowel elimination pattern : n pattern : adanyadanya a konskonstipasitipasi, pengeluara, pengeluarann mekonium yang terlambat lebih dari 24 jam, pengeluaran feses yang mekonium yang terlambat lebih dari 24 jam, pengeluaran feses yang berbentuk pita dan berbau busuk.
berbentuk pita dan berbau busuk. 3.
3. UkuUkur r linlingkagkar r abdabdomeomen n untuntuk uk menmengkagkaji ji disdistentensi si abdabdomeomen, n, linlingkagkar r abdomen semakin besar seiring dengan pertambahan besarnya distensi abdomen semakin besar seiring dengan pertambahan besarnya distensi abdomen.
abdomen. 4.
4. LakukLakukan an pemerpemeriksaan TTV, perubahiksaan TTV, perubahan an tanda viatal mempengtanda viatal mempengaruhiaruhi keadaan umum klien.
keadaan umum klien. 5.
5. Observasi Observasi manifestasi manifestasi penyakit penyakit hirschprunghirschprung a.
a. PePeririodode bae bayi byi bararu lau lahihir r 1
1.. GGaaggaal l mmeennggeelluuaarrkkaan n mmeekkoonniiuum m ddaallaam m 2244 -48 jam setelah lahir
-48 jam setelah lahir 2
2.. MMeennoollaak k uunnttuuk k mmiinnuum m aaiir r 3
3.. MMuunnttaah h bbeerrwwaarrnna a eemmppeedduu 4
4.. DDiisstteennssi i aabbddoommeenn b
b.. MMaassa ba baayyii 1
1.. KKeettiiddaakkaaddeekkuuaattaan n ppeenneemmbbaahhaan n bbeerrtta a bbaaddaann 2
2.. KKoonnssttiippaassii 3
3.. DDiisstteennssi i aabbddoommeenn 4
4.. EEppiissoodde e ddiiaarre e ddaan n mmuunnttaahh 5
5.. TTaanndda a – – ttaanndda a oommiinnoouus s ((sseerriinng g mmeennaannddaakkaann adanya enterokolitis : diare berdarah, letargi berat)
adanya enterokolitis : diare berdarah, letargi berat) c.
c. MaMasa sa kakananak –k –kakannak ak 1
1.. KKoonnssttiippaassii 2
2.. FFeessees s bbeerrbbaau u mmeennyyeennggaat t ddaan n sseeppeerrtti i kkaarrbboonn 3
3.. DDiisstteennssi i aabbddoommeenn 4
4.. AAnnaak k bbiiaassaannyya a ttiiddaak k mmeemmppuunnyyaai i nnaaffssuu makan dan pertumbuhan yang buruk
makan dan pertumbuhan yang buruk 6.
6. Bantu Bantu dengan dengan prosedur prosedur diagnostik diagnostik dan dan pengujianpengujian
aa)) RRaaddiiaassi i : : FFootto o ppoolloos s aabbddoommeen n yyaanngg akan ditemukan gambaran obstruksi usus letak rendah
b
b)) BBiiooppssi i rreekkttaal l : : mmeennuunnjjuukkaann aganglionosis otot rektum
aganglionosis otot rektum
cc)) MMaannoommeettrri i aannoorreeccttaal l : : aadda a kkeennaaiikkaann tekan
tekanan an paradoparadoks ks karena rektum dikembankarena rektum dikembangkan / gkan / tekantekanan an gagalgagal menurun.
menurun.
Lakukan pengkajian fisik rutin, dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat Lakukan pengkajian fisik rutin, dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat terutama yang berhubungan dengan pola defekasi
terutama yang berhubungan dengan pola defekasi Kaji status hidrasi dan nutrisi umum
Kaji status hidrasi dan nutrisi umum
-- MoMoninitotor bor bowewel ell elimimininatatioion pan patttterernn -- UUkkuur lr liinnggkkaar ar abbddoommeenn
-- ObObseservrvasasi mani manifeifeststasasi peni penyayakikit hist hischchprprunungg Periode bayi baru lahir
Periode bayi baru lahir
-- GagGagal mal mengengelueluarkarkan man mekoekoniunium dam dalam 2lam 24 – 44 – 48 ja8 jam sem seteltelah laah lahir hir -- MeMennololak ak uuntntuuk mk mininuum am air ir
-- MuMuntntah ah beberwrwararna na emempepedu du / h/ hijijauau -- DDiisstteennssi i aabbddoommeenn
Masa bayi Masa bayi
-- KeKetitidadakakadedekukuataatan pn penenamambabahahan ben berarat bat badadann -- KKoonnssttiippaassii
-- DDiisstteennssi i aabbddoommeenn
-- EEppisisoode de ddiaiare re dadan mn muuntntahah
-- TanTanda – tada – tanda onda ominminous (ous (sersering ming menaenandandakan akan adandanya enya enterterokookolitlitis)is) -- DDiiaarre e bbeerrddaarraahh
-- DDeemmaamm -- LLeettaarrggi i bbeerraatt
Masa kanak – kanak (gejala lebih kronis) Masa kanak – kanak (gejala lebih kronis)
-- KKoonnssttiippaassii
-- FeFeseses bs berberbau au memenynyenengagat st sepeperterti ki kararbobonn -- DDiisstteennssi i aabbddoommeenn
-- MaMasa sa fefekkal al dadappat at teterarabbaa
yang buruk yang buruk
B.
B. DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATANKEPERAWATAN 1.
1. Pola Pola nafas nafas tidak tidak efektiefektif b.d f b.d penurpenurunan unan ekspekspansi ansi paruparu 2.
2. Nyeri Nyeri akut akut b.d b.d inkontinuitas inkontinuitas jaringanjaringan 3.
3. KetidKetidakseimakseimbangan nutrisbangan nutrisi i kurankurang g dari kebutuhdari kebutuhan tubuh an tubuh b.d masukab.d masukann makanan tak adekuat dan r
makanan tak adekuat dan rangsangan muntah.angsangan muntah. 4.
4. PerPerubaubahan han polpola a elieliminminasi asi (ko(konstnstipaipasi) si) b.d b.d defdefek ek perpersyasyarafarafan n terhterhadaadapp aganglion usus.
aganglion usus. 5.
5. ResResiko iko kekkekuraurangangan n volvolume ume caircairan an b.d muntab.d muntah, h, diadiare re dan pemasdan pemasukaukann terbatas karena mual.
terbatas karena mual. 6.
6. Resiko tinggResiko tinggi infeksi i infeksi b.d imunb.d imunitas menurun itas menurun dan proses dan proses penyakitpenyakit
C. INTERVENSI C. INTERVENSI 1
1.. DDx x 11
Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru NOC : Respiratory status
NOC : Respiratory status Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil : 1.
1. FreFrekuekuensi pnsi pernernafasafasan daan dalam blam batas natas normormalal 2.
2. IraIrama nma nafas afas sessesuai uai yanyang dig diharharapkapkanan 3.
3. EkEkspspanansi si dadada da sisimemetrtrisis 4.
4. BBerernnafafas as mumuddahah 5.
5. KeKeadadaaaan in insnspipirarasisi
NIC : NIC :
Respiratory monitoring Respiratory monitoring
1.
1. MonitMonitor or frekuefrekuensi, nsi, ritme, ritme, kedalkedalamam amam pernapernafasan.fasan. 2.
2. Catat pCatat pergeraergerakan dadkan dada, kesia, kesimetrismetrisan, penan, penggunggunaan otoaan otot tambt tambahan.ahan. 3.
4.
4. PaPalplpasasi ei ekskspapansnsi i paparuru 5.
5. AuAuskskulultatasi susi suara peara pernrnafafasasanan Oxygen therapy
Oxygen therapy 1.
1. AtAtur pur pereralalatatan okan oksisigegenanasisi 2.
2. MoMoninitotor ar aliliran ran okoksisigegenn 3.
3. PerPertahtahankankan jan jalaalan nan nafas fas yanyang pg patenaten 4.
4. PePertrtahahanankakan pon posisisi psi pasasieienn
2
2.. DDx x 22
Nyeri akut b.d inkontinuitas jaringan Nyeri akut b.d inkontinuitas jaringan NOC : Pain level
NOC : Pain level Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1
1.. MMeennggeennaalli i ffaakkttoor r ppeennyyeebbaabb 2
2.. MMeenngggguunnaakkaan n mmeettoodde e ppeenncceeggaahhaann 3
3.. MMeenngggguunnaakkaan mn meettoodde e ppeenncceeggaahhaan nn noonn analgetik untuk mengurangi nyeri.
analgetik untuk mengurangi nyeri. 4
4.. MMeenngggguunnaakkaan n aannaallggeettiik k sseessuuaai i kkeebbuuttuuhhaann 5
5.. MMeennggeennaalli i ggeejjaalla a – – ggeejjaalla a nnyyeerrii
NIC : NIC :
Pain management Pain management
1.
1. KaKaji ji sesecacara ra kkomompprerehhenensisif f tetentntanang g nynyereri i memelilipuputi ti : : lolokkasasi i ,, kar
karaktakterieristik stik dan dan onsonset, et, durdurasiasi, , frekfrekuenuensi, si, kuakualitlitas, as, intintensensitaitas s atauatau beratnya nyeri dan faktor – faktor presipitasi
beratnya nyeri dan faktor – faktor presipitasi 2.
2. ObObseservrvasasi i isisyayararat t – – isisyayararat t nonon n veverbrbal al dadari ri keketitidadaknknyayamanmananan,, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif 3
3.. GGuunnaakkaan n kkoommuunniikkaassi i tteerraappeeuuttiik k aaggaar r ppaassiieen n ddaappaatt mengekspresikan nyeri
mengekspresikan nyeri 4.
4. KoKontntrorol l fakfaktotor r – – fafaktktor or lilingngkukungngan an yayang ng dadapapat t memempmpenengagaruruhihi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ex : temperatur ruangan , respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ex : temperatur ruangan , penyinaran)
5.
5. AjaAjarkarkan n penpengguggunaanaan n tekteknik nonfnik nonfarmarmakoakologlogi i (mi(misalsalnya : nya : relrelaksaksasiasi,, guided imagery, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas)
guided imagery, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas) Analgetik administration
Analgetik administration 1.
1. TenTentuktukan lokasan lokasi, karaki, karakteriterististik, kualik, kualitastas, , dan deradan derajat nyeri sebejat nyeri sebelumlum pemberian obat.
pemberian obat. 2.
2. Cek inCek instrukstruksi dosi dokter tekter tentang jntang jenis oenis obat, dbat, dosis osis dan fredan frekuenskuensii 3.
3. PilPilih analgih analgetik yanetik yang diperlg diperlukaukan / n / komkombinbinasi dari analasi dari analgetgetik ketikik ketikaa pemberian lebih dari satu.
pemberian lebih dari satu. 4.
4. TentuTentukan pkan pilihan ilihan analganalgetik tetik tergantergantung tiung tipe dape dan beran beratnya tnya nyeri.nyeri.
3
3.. DDx x 33 Ket
Ketidaidaksekseimbimbangangan an nutnutrisrisi i kurkurang ang dari dari kebkebutuutuhan han tubtubuh uh b.d b.d masmasukaukann makanan tak adekuat dan r
makanan tak adekuat dan rangsangan muntah.angsangan muntah. NOC : Status nutrisi
NOC : Status nutrisi Kriteria hasil :
Kriteria hasil : 1
1.. SSttaammiinnaa
2
2.. TTeennaaggaa
3
3.. KKeekkuuaattaan n mmeennggggeennggggaamm 4
4.. PPeennyyeemmbbuuhhaan n jjaarriinnggaann 5
5.. DDaayya a ttaahhaan n ttuubbuuhh 6 6.. PPeerrttuummbbuuhhaann NIC : NIC : Manajemen nutrisi Manajemen nutrisi 1.
1. TiTimbmbanang Beg Berarat bt badadanan 2.
2. AnjuAnjurkan rkan pada pada keluarkeluarga paga pasien sien untuuntuk mek memberikmberikan ASan ASII 3.
3. AnjuAnjurkan prkan pasien asien untuk untuk meninmeningkatkagkatkan pron protein dtein dan vian vit Ct C 4.
4. KolKolaboaborasrasikaikan n dendengan ahli gizi untgan ahli gizi untuk meneuk menentuntukan jumlkan jumlah kalorah kalorii dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Monitoring nutrisi
Monitoring nutrisi 1.
2.
2. MoMoninitotor mr muaual dl dan an mumuntntahah 3.
3. MoMoninitotor ir intntakake ne nututririsisi 4.
4. MonMonitoitor pertr pertumbumbuhauhan dan pn dan perkerkembembanganganan
4
4.. DDx x 44 Per
Perubaubahan han polpola a elieliminminasi asi (ko(konstnstipaipasi) si) b.d b.d defdefek ek perpersyasyarafarafan n terterhadhadapap aganglion usus
aganglion usus
NOC : Bowel elimination NOC : Bowel elimination
Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1.
1. PolPola ela elimiiminasnasi dai dalam lam batbatas nas normormalal 2.
2. WarWarna na fesfeses es daldalam am batbatas as nonormarmall 3.
3. FesFeses les lunaunak / lk / lembembut dut dan ban berberbententuk uk 4.
4. Bau feBau feses dses dalaalam batam batas nors normal (tmal (tidaidak menk menyenyengatgat)) 5.
5. KoKonsnstitipapasi tsi tididak tak tererjadjadii
NIC : Bowel irigation NIC : Bowel irigation
1.
1. TTetetapapkkan an alalasasan an ddililakakukukan an titinndadakkan an ppemembebersrsihihan an sisisstetemm pencernaan.
pencernaan. 2.
2. PilPilih ih pempemberberian ian eneenema yma yang ang teptepatat 3.
3. JelJelaskaskan an proprosedsedur ur padpada pa pasiasienen 4.
4. MonMonitoitor efek sampr efek samping daring dari tindai tindakan irikan irigasgasi atau pembi atau pemberierian obatan obat oral
oral 5.
5. CatCatat keuat keuntuntungangan dari pemn dari pemberberian enian enema laema laxatxatif if 6.
6. InfInformormasiasikan pada paskan pada pasien kemuien kemungkngkinainan n terterjadjadi i perperut kejanut kejang g atauatau keinginan untuk defekasi.
keinginan untuk defekasi.
5
5.. DDx x 55 Res
Resiko iko kekkekuraurangangan n volvolume ume caircairan an b.d b.d munmuntahtah, , diadiare re dan dan pempemasuasukankan terbatas karena mual.
terbatas karena mual. NOC : Fluid balance NOC : Fluid balance
Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1.
1. KesKeseimeimbanbangan igan intantake dke dan ouan outputput 24 jt 24 jamam 2.
2. BeBerarat bt badadan an ststababilil 3.
3. TiTidadak k adada ma mata ata cekcekunungg 4.
4. KelKelembembabaaban kun kulit lit daldalam bam batas atas nornormalmal 5.
5. MeMembmbraran mn mukukososa la lemembababb
NIC : NIC :
Fluid management Fluid management
1.
1. TimTimbanbang pg popoopok jk jika ika dipdiperlerlukaukann 2.
2. PerPertahtahankankan inan intaktake dan oue dan outputput yant yang akug akuratrat 3.
3. MoMoninitotor r ststatatus us hihidrdrasasi i (k(kelelemembabababan n memembmbraran n mumukokosasa, , nanadidi adekuat, tekanan darah)
adekuat, tekanan darah) 4.
4. MoMoninitotor vr vitital al sisigngn 5.
5. KolKolaboaborasrasikaikan pn pembemberierian can cairaairan IVn IV 6.
6. DoDororong mng masasukukan oan orarall 7.
7. DorDorong kong kelueluargarga untua untuk memk membanbantu pastu pasien maien makankan
6
6.. DDx x 66
Resiko tinggi infeksi b.d imunitas menurun dan proses penyakit Resiko tinggi infeksi b.d imunitas menurun dan proses penyakit NOC :Imune status
NOC :Imune status Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1
1.. PPaassiieen n bbeebbaas s ddaarri i ttaanndda a ddaan n ggeejjaalla a iinnffeekkssii 2
2.. MMeennjjeellaasskkaan n pprroossees s ppeennuullaarraan n ppeennyyaakkiitt 3
3.. MMeennjjeellaasskkaan fn faakkttoor yr yaanng mg meemmppeennggaarruuhhii penularan serta penatalaksanaannya
penularan serta penatalaksanaannya 4
4.. MMeennuunnjjuukkaan n kkeemmaammppuuaan n uunnttuuk k mmeenncceeggaahh timbulnya infeksi
timbulnya infeksi 5
5.. MMeennuunnjjuukkaan pn peerriillaakku hu hiidduup p sseehhaatt
NIC : NIC :
Infection protection Infection protection
1.
1. MonitMonitor taor tanda nda dan gdan gejala ejala infeksinfeksi sisi sistemik temik dan dan lokallokal 2.
2. MonMonitoitor kerr kerententanaanan tern terhadhadap inap infekfeksisi 3.
3. InsInspekpeksi kulisi kulit t dan memdan membrabran n mukmukosa terhosa terhadaadap kemerp kemerahaahan, panan, panass dan drainase
dan drainase 4.
4. InsInspekpeksi ksi kondondisi lisi luka uka / in/ insissisi bedi bedahah 5.
5. DorDorong ong masmasukaukan nun nutritrisi ysi yang ang cukcukupup 6.
6. DoDororong ng isistitirarahahatt
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily, dkk. 2002.
Betz, Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Buku Saku Keperawatan Pediatrik , Edisi 3. Jakarta :, Edisi 3. Jakarta : EGC.
EGC. Hidayat, Alimul Aziz. 2006.
Hidayat, Alimul Aziz. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Pengantar Ilmu Keperawatan Anak , buku 2. Jakarta :, buku 2. Jakarta : Salemba Medika
Salemba Medika Ngastiyah. 2005.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Perawatan Anak Sakit , Edisi 2. Jakarta : EGC, Edisi 2. Jakarta : EGC Sacharin, Rosa M. 1993.
Sacharin, Rosa M. 1993. Prinsip Keperawatan Pediatrik Prinsip Keperawatan Pediatrik , Edisi 2. Jakarta : EGC, Edisi 2. Jakarta : EGC Suriadi, dkk. 2001.
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Asuhan Keperawatan Pada Anak , Edisi 7. Jakarta : PT. Fajar , Edisi 7. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Interpratama Wong, Donna L. 2003.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Pedoman Klinis KeperawataKeperawatan n Pediatrik Pediatrik , Edisi 4. Jakarta :, Edisi 4. Jakarta : EGC