• Tidak ada hasil yang ditemukan

referat hidrosefalus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "referat hidrosefalus"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala(1). Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorsi dari cairan CSS(2). Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan ini di sebut sebagai hidrosefalus internal(3). Penyebab hidrosefalus yang sering terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain adanya kelainan kongenital, infeksi, neoplasma, perdarahan tetapi faktor yang paling sering terjadi pada masyarakat karena adanya kelainan kongenital(4).

Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur dan tidak ada perbedaan ras. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus Infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas perkembanga otak, 50% karena pendarahan subaraknoid dan meningitis, kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior(5).

Dalam kasus hidrosefalus, pemberian non- nutritivesucking (NNS) dapat membantu untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Nyeri adalah fenomena kompleks yang paling sulit dipahami. Nyeri akut merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul akibat kerusakan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam kondisi akibat kerusakan yang tiba-tiba atau lambat dengan berbagai tingkatan baik sedang hingga tinggi dengan diantisipasi atau diprediksi serta waktunya kurang dari 6 bulan.

Penatalaksanaan hidrosefalus masuk pada kategori “live saving and live sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan selanjutnya, dengan cepat. Penatalaksanaan hidrosefalus mempunyai prinsip yaitu: mengurangi produksi cairan serebrospinal, menghambat pembentukan cairan serebrospinal berlebihan, memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat absorbsi, pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial (6).

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI(1,2)

Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala. Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorsi dari cairan CSS.

Gambar 2.1 Perbandingan otak normal dengan hidrosefalus 2.2 EPIDEMIOLOGI(5)

Frekuensi hidrosefalus lebih kurang 2 kasus per 1.000 kelahiran. Frekuensi hidrosefalusdan spina bifida adalah 9,7% diantara kelainan perkembangan sistem saraf. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur dan tidak ada perbedaan ras. Pada remaja dan dewasa lebih serig disebabkan oleh toksoplasmosis.

Hidrosefalus infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena pendarahan subaraknoid dan meningitis, kurang dari 4% akibat tumor frossa posterior.

Insiden hidrosefalus kongenital di AS adalah 3 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan insiden untuk hidrosefalus akuisita (aquired hydrocephalus) tidak diketahui secara pasti karena penyebab penyakit yang berbeda-beda. Pada umumya, insiden hidrosefalus adalah sama untuk kedua jenis kelamin, kecuali pada sindrom bicker-adam, X-linked hidrosefalus ditularkan oleh perempuan dan diderita oleh laki-laki. Hidrosefalus dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus.

(3)

Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain: a. Berdasarkan Anatomi/ tempat Obstruksi CSS

1) Hidrosefalus tipe obstruksi/ non komunikans

Dapat terjadi apabila CSS otak terganggu (gangguan di dalam atau pada sistem ventrikelyang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak), yang banyak disebabkan oleh kongenital: stenosisakuaduktus sylvius (menyebabkan dialatasi ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan, radang (eksudat, infeksi meningeal). Pendarahan/ trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior). 2) Hidrosefalus tipe komunikans

Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan (gangguan di luar sistem ventrikel). Penyebab hidrosefalus tipe komunikans antara lain:

a) Pendarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan blokade villi arachnoid

b) Radang meningeal c) Kongenital:

- Perlekatan arachnoid/ sistema karena gangguan pembentukan - Gangguan pembentukan villi arachnoid

- Papilloma plexus choroides b. Berdasarkan Etiologi

Tipe Obstruksi 1) Kongenital

a) Stenosis Akuaduktus Serebri

Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabka oleh infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sangat jarang. b) Sindrom Dandy-Walker

Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui . malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis cerebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat dan hal ini dapat tampil saat lahir, namun 80% kasusya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus kalosum, labiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung dan sebagainya.

(4)

Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis.

d) Aneurisma Vena Galeni

Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena galen megalir di atas akuaduktus sylvii, mengembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus. e) Hidracephaly

Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.

2) Didapat (Acquired)

a) Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)

Infeksi oleh bakteri meningitis, menyebabkan radang pada selaput (meningen) disekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villii arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.

b) Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial c) Hematoma Inraventrikuler

Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap CSS.

d) Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)

Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior.

Jenis lain dari tumor otak yang dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus

choroideus (termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang berada di

bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk mengobati

(5)

hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.

e) Abses/ Granuloma f) Kista Arakhnoid

Kista dalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran arakhnoid. Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang shunt utuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.

c. Berdasarkan Usia (8,9)

1) Hidrosefalus tipe kongenital/ infantil (bayi)

2) Hidrosefalus tipe juvenile/ adult (anak-anak/ dewasa)

Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi dan usia, terdapat juga jenis Hidrosefalus tekanan normal; sesuai konvensi, sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan peninggian TIK.

Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak tidak normal.

Pada dewasa dapat timbul “hidrosefalus tekanan normal” akibat dari: a) Perdarahan subarachnoid

b) Meningitis c) Trauma kepala d) Idiopathic Dengan trias gejala:

a) Gangguan mental (dementia) b) Gangguan koordinasi (ataksia)

c) Gangguan kencing (inkontinentia urin) 2.4 ETIOLOGI (2,4,10)

(6)

Hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obsruksi dan absorbsi dari CSS. Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarakhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsiyang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan CSS yang sering terjadi pada bayi dan anak:

a. Kelainan bawaan

1) Stenosis akuaduktus sylvii 2) Spina bifida dan kranium bifida 3) Sindrom Dandy-Walker

4) Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah

b. Infeksi

Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.

c. Neoplasma

Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.

d. Perdarahan

Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.

2.5 PATOFISIOLOGI(2, 9)

Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorbsi dan gangguan sirkulasi CSS. Selain akibat gangguan pada produksi, absorbsi dan sirkulasi, hidrosefalus juga dapat timbul akibat disgenesis serebri dan atrofi

serebri. Dikarenakankondisi CSS yang tidak normal, hidrosefalus secara teoritis terjadi

sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu produksi likour yang berlebihan, peningkatan reistensi aliran likour dan peningkatan tekanan sinus venosa. Konsekuensi tiga

(7)

mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakanial (TIK) sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari kompresi sistem serebrovaskuler, redistribusi dari likour serebrospinalis atau cairan ekstraseluler, perubahan mekanis dari otak, efek tekanan denyut likour serebrospinalis, hilangnya jaringan otak dan pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial.

Produksi likour yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran likour merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likour secara proporsional dalam upaya mempertahankan reasorbsi yang seimbang. Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likour terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak.

2.6 GEJALA KLINIS(2,4,6)

Pada permulaan terjadi pembesaran tengkorak yang disusul oleh gangguan neurologik akibat tekanan likour yang meningkatyang menyebabkan hipotrofi otak. Gejala klinis hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi obstruksi, durasi dan perlangsungan penyakit.

Gejala yang menonjol merupakan refleksi dari peningkatan TIK. Rincian gejala klinis adalah sebagai berikut:

a. Neonatus

Gejala hidrosefalus yang paling umm dijumpai pada neonatus adalah iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum, kadang-kadang kesadaran menurun kearah letargi. Anak kadang-kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala lainnya belum tampak, sehingga apabila dijumpai gejala-gejala seperti diatas, perlu dicurigai hidrosefalus. b. Anak berumur kurang dari 6 tahun

Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala, sebagai suatu manifestasi peningkatan TIK. Lokasi nyeri tidak khas. Kadang-kadang muntah di pagi hari. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus.

Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara bejalan. Hal ini disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks pareital sebagai

(8)

akibat pelebaran ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang medial lebih dahulu tertekan, sehingga menimbulkan pola berjalan yang khas.

Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar. Apabila dilakukan pemeriksaan psikometrik akan terlihat adanya labilitas emosional dan kesulitan dalam hal konseptualisasi.

Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi menangis. Peningkatan TIK akan mendesak darah vena dari alur normal dibasis otak menuju ke sistem kolateral.

Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas yang disebut sebagai setting-sun sign: skelera yang berwarna putih akan tampak diatas iris. Paralisis nevus abdusens, yang sebenarnya tidak menunjukan letak lesi, sering dijumpai pada anak yang lebih tua atau pada orang dewasa.

Kadang-kadang terlihat nistagmus dan strabismus. Pada dihrosefalus yang sudah lanjut dapat terjadi edema papil atau atrofi papil.

c. Dewasa

Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan visus gangguan motorik/berjalan dan kejang terjadi 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologi pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan atau paralisis nervus abdusens.

d. Hidrosefalus tekanan normal

Hidrosefalus ini dicirikan dengan trias demensia, gangguan berjala dan inkontinensia urin. Hal ini terutama pada penderita dewasa. Gangguan berjalan dicirikan oleh berjalan lambat, langkah pendek dengan pengurangan ketinggian yang bervarisasi. Pada saat mata tertutupkan tampak jelas ketidakstabilan postur tubuh. Tremor dan gangguan gerakan halus jari-jari tangan akan mengganggu tulisan tangan penderita.

Pemeriksaan fisik meliputi: 1) Bayi

a) Pembesaran kepala, lingkar kepala berada pada 98 persentil dari umur atau lebih.

b) Lepasnya sutura: ini dapat dilihat atau diraba.

c) Pelebaran vena scalp: scalp menjadi tipis dan berkilau dengan vena-vena yang mudah dilihat.

d) Ketegangan fontanela. Fontanela anterior pada bayi yang ditarik lurus dan tidak menangis mungkin sangat tegang.

e) Peningkatan tonus tungkai. Penyebabnya adalah peregangan serabut-serabut traktus piramidal periventrikuler oleh hidrosefalus.

(9)

2) Anak-anak

a) Edema papil: jika peningkatan TIK tidak diobati dapat menyebabkan atrofi optik dan kebutaan.

b) Tanda Macewen: suara pot pecah terdengar pada perkusi kepala. c) Gaya berjalan yang tidak stabil

d) Kepala besar: sutura tertutup namun peningkatan TIK kronik akan menyebabkan pertumbuhan kepala abnormal.

e) Kelumpuhan nervus abducens unilateral atau bilateral karena peningkatan TIK.

3) Dewasa

a) Edema papil: karena peningkatan TIK, bisa menyebabkan atrofi nervus optikus.

b) Gaya berjalan yang tidak stabil: dikarenakan ataksia pada tungkai. c) Kepala besar: kepala mungkin sudah besar sejak anak-anak.

d) Kelumpuhan nervus abduces unilateral atau bilateral karena peningkatan TIK.

4) NPH

a) Kekuatan otot biasanya normal, tidak ada gangguan sensoris.

b) Refleks dapat meningkat dan refleks babinsky dapat ditemukan pada satu atau kedua kaki.

c) Kesulitan berjalan: bervariasi dari ketidakseimbangan yang ringan sampai ketidakmampuan untuk berjalan atau berdiri.

d) Refleks menghisap dan menggenggam muncul pada tahap lanjut.

Perkusi pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Pada hidrosefalus akan terdengar suara yang sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka masak. Pada anak lebih tua akan terdengar suara kendi retak (cracked-pot). Hal ini menggambarkan adanya pelebaran sutura.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG(1,10) a. Foto kepala x-ray, didapatkan:

o Tulang tipis

o Disproporsi kraniofasial o Sutura melebar

(10)

Gambar 2.2 Foto kepala pada anak dengan hidrosefalus Dengan prosedur ini dapat diketahui:

1) Hidrosefalus tipe kongenital/ infantil

2) Hidrosefalus tipe juvenile/ adult: oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.

b. Transiluminasi; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5 cm, oksipital 1 cm.

c. Pemeriksaan CSS, dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel/ punksi fontanela mayor, menentukan:

o Tekanan

o Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan/ infeksi

o Adanya eritrosit, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik d. Ventrikulografi

Yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung di foto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanella telah menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kraniumbagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT-scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

(11)

Gambar 2.3 Foto USG kepala fetus pada trimester ketiga. Tampak dilatasi bilateral dari kedua ventrikel lateralis (gambar a) dan penipisan jaringan otak (gambar b).

Dilakukan melalui fontanella anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai didalam menentuan keadaan sistem ventrikel, hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT-scan.

f. CT-scan kepala

a. Otak normal b. Otak hidrosefalus

Gambar 2.4 CT-scan kepala potongan axial pada pasien hidrosefalus

Pada hidrosefalus obstruksi CT-scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi diatas ventrikel lebih besar dari occipital homs pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorsi transependimal dari CSS.

Pada hidrosefaluskomunikan gambaran CT-scan menujukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.

Keuntungan CT-scan: o Gambaran lebih jelas o Non traumatik

(12)

o Menetukan prognosis

o Penyebab hidrosefalus dapat diduga g. MRI

Gambar 2.5 MRI potongan sagital pada gidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi pada foramen Luscka dan magendie

Dengan menggunakan MRI pada pasien hidrosefalus, kita dapat melihat adanya dilatasi ventrikel dan juga dapat menunjukan penyebab dari hidrosefalus tersebut. Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut. Selain itu pada MRI potongan sagital akan terlihat penipisan dari korpus kalosum.

2.8 PENATALAKSANAAN(1,10)

a. Prinsip tatalaksana hidrosefalus yaitu:

1) Menguragi produksi cairan serebrospinal degan merusak pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan.

2) Dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.

3) Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkanventrikel dengan subarachnoid.

4) Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial. b. Terapi medikamentosa

Ditunjukkan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorpsinya. Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:

o Asetasolamid

Cara pemberian dan dosis, per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari

o Furosemid

Cara rmberian dan dosis, per oral 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6 mg/kgBB/hari. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.

(13)

c. Terapi Operasi

Operai biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan: mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.

2.9 KOMPLIKASI(2)

Komplikasi yang terjadi tergantung pada kausa dan progresivitas hidrosefalus. Komplikasi tindakan biasanya berupa input atau output. Buntu input disebabkan oleh melekatnya kateter pada otak, tertutup pleksus khoroid atau dinding ventrikulus, jaringan otak, bekuan darah, debris atau adanya peningkatan protein CSS. Buntu output terjadi akibat tertutup omentum mayus. Sementara itu, sewaktu operasi dapat terjadi hematoma subdural.

2.10 PROGNOSIS(2)

Prognosis hidrosefalus bergantung pada tingkat progresivitas, keberhasilan tingkat operasi, Pengaruh tindakan operasi dan penyulit yang terjadi. Pada umumnya hidrosefalus kongenitas mempunyai gangguan neurologik dan intelektual atau mental yang sulit diperbaiki.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.

2. Klasifikasi hidrosefalus:

a. Berdasarkan Anatomi/ tempat Obstruksi CSS: Hidrosefalus tipe obstruksi/ non komunikansHidrosefalus tipe komunikans

b. Berdasarkan Etiologi: Kongenital, dan didapat (Acquired)

c. Berdasarkan Usia: Hidrosefalus tipe kongenital/ infantil (bayi) dan Hidrosefalus tipe juvenile/ adult (anak-anak/ dewasa)

3. Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan

absorbsi dan gangguan sirkulasi CSS. Selain akibat gangguan pada produksi, absorbsi dan sirkulasi, hidrosefalus juga dapat timbul akibat disgenesis serebri dan atrofi serebri.

(14)

Gambar

Gambar 2.1 Perbandingan otak normal dengan hidrosefalus 2.2 EPIDEMIOLOGI (5)
Gambar 2.2 Foto kepala pada anak dengan hidrosefalus Dengan prosedur ini dapat diketahui:
Gambar 2.3 Foto USG kepala fetus pada trimester ketiga. Tampak dilatasi bilateral dari kedua ventrikel lateralis (gambar a) dan penipisan jaringan otak (gambar b).
Gambar 2.5 MRI potongan sagital pada gidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi pada foramen Luscka dan magendie

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode diatas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa penanggulangan tindak pidana peredaran obat

NHLNXWVHUWDDQ GDODP RUJDQLVDVL VRVLDO 7LQJNDW SDUWLVLSDVL SHWDQL KXWDQ GDODP 3+%0 0XQJJRUR GDQ $OLDGL SHUHQFDQDDQ NHJLDWDQ SURJUDP 3+%0 SHQDQDPDQ WDQDPDQ NHUDV GDQ WDQDPDQ

• Menindaklanjuti kebijakan Pemimpin Umum untuk mengangkat dan memberhentikan personalnya dengan menempatkan wakil Pemimpin Redaksi, Sekretaris Redaksi, Redaktur

Judul skripsi ini adalah “Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan

Total produksi ban Perusahaan pada tahun 2009 turun menjadi 27,8 juta ban dari 29,5 juta ban pada tahun 2008, terutama karena terjadi penurunan permintaan pasar

Yayasan sebagai badan hukum membawa dampak bagi setiap orang yang ingin mendirikannya dimana Yayasan tidak dapat lagi didirikan dengan sembarangan dan harus merujuk kepada

Setelah menamatkan pendidikan selama 3 tahun pada tahun 2009, Penulis kembali melanjutkan pendidikan pada tahun 2010 ke Sekolah Menengah Atas hingga tahun 2013 di SMA Negeri 1

• Dasar dari pendekatan FF/MM ini adalah bahwa molekul tersusun atas unit dengan struktur yang serupa hanya berada dalam molekul yang berbeda.. • Misalnya semua ikatan ini sama