• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITOKIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITOKIMIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

EKSTRAKSI SINAMALDEHIDE PADA KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl ) DENGAN METODE MASERASI

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas fitokimia

Disusun oleh : DitaFitriani (31112015) Muhammad Anwar (311120) Rani Rahmawati (311120) Ratnasari (311120) WiddyFitriani (311120)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BHAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena berkat karunia dan Hidayah-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Fitokimia.

Dalam penyelesaian makalah ini. Kami mencari bahan informasi dari situs Internet dan berbagai pustakalainnya. Yang akhirnya Kami dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktunya.

Akhirnya dalam kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan serta bimbingannya, terutama kepada teman-temankelompok yang sudahmaubekerjasamadalammenyelesaikantugasini.

Tentunya dalam penyelesaian tugas ini banyak kekurangannya, maka dari itu kami mengharapkan tegur sapa dan kritik yang sifatnya membangun demi tersusunnya tugas yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Tasikmalaya, 12 Februari2014

(3)

DAFTAR ISI Hal Kata pengantar ... i Daftar Isi... ii BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatile oil adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri adaloah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Minyak dari batang kulit kayu manis adalah jenis rempah-rempah yang vanyak di gunakan sebagai bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, bahan adaftif pada pembuatan farfum serta obat-obatan.

Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi diIndonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diusahakan di Indonesia.Peluang pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di dalam maupun luar negeri. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hanya sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diproduksi di Indonesia. Pada proses penyulingan minyak atsiri dibutuhkanwaktu sekitar 6 - 8 jam dengan bahan baku 400 kg daun memliki kadar persen rendemensebesar 2% (Ernest Geunther).

Komposisi kimia yang terkandung dalam minyak kayu manis jenis ini adalahsebagai berikut : sinamat aldehyde, sinamil acetate, salisil aldehyde, asam sinamat, asam salisilat, o-metoksin, benzaldehyde, metil-o-coumaraldehyde dan phenilpropilasetat.

Minyak kayu manis selain mengandung sinamldehia juga mengandung senyawa-senyawa lain seperti benzaldehida, limonen, 1,8-sineol, α-copana, bornil asetat, β-caryofilen, 1,4-terpinol, cadinena, trans-cinna-maldehida, trans cinamil asetat, miristisin, kumarin, asam tetradecadonat (Lawless,2002)

Permintaan minyak atsri diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk dunia hal ini terjadi karena dilihat dari kegunaanya yang banyak diantranya dapat di gunakan sebangai minyak wangi, kosmetik, dan obat-obatan.

(5)

Industri kosmetik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, sampo, lotion, parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap dan penambah cita rasa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memisahkan sinamaldehid yang terdapat dalam minyak kulit batang tumbuhan kayu manis melalui penambahan pereaksi tertentu.

Jenis ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi secara dingin dengan metode maserasi. Maserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Prinsip maserasi, serbuk simplisia direndam dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya.Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel . B. Perumusan Masalah

Bagaimana cara membuat ekstrak sinamaldehid dari kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl ) sampai didapatkan isolat murni?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat ekstrak sinamaldehid dari kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl ) sampai didapatkan isolat murni

(6)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Mengetahui tentang cara pembuatan ekstrak sinamaldehid dari kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl ) sampai didapatkan isolat murni.

D. Hipotesis

Dari kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl ) terdapat kabdungan senyawa sinamaldehida yang diperoleh dari hasil isolat murni yang diidentifikasi dengan spektrofotometri UV-Vis dan KLT.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan obat tradisional menjadi sediaan fitofarmaka. Kandungan senyawa yang diteliti ini adalah senyawa sinamaldehida dari kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl )

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl)

(7)

Kayu manis merupakan pohon yang bisa mencapai tinggi 15 m, kadang berbanir kadang tidak berbanir pepagannya licin tidak tidak bergaris dan berwarna coklat keabu-abuan hingga coklat kemerahan dengan bau aromatik yang kuat , getahnya keputihan atau kuning muda, daunnya agk berhadapan berseling atau spiral dengan titik kelenjar dan berbau harum ketika di remas, berbentuk lonjong menjorong hingga melanset.

2. Habitat

Kayu manis terdapat di Indonesia hingga ketinggian 200 m dari permukaan laut, tetapi daerah yang paling cocok pada ketinggian 500-1500 m dari permukaan laut. Dengan curah hujan 2000-2500 mm per tahun. Tanah yang di senangi adalah tanah yang lempung berpasir yang subur dan sedang dapat menghasilkan kulit kayu yang terbaik.

3. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomun burmanii (Nees & Th. Nees)

4. Kulit kayu manis ( Cinnamoni Burmani Cortex )

Kulit kayu manis adalah kulit batang atau ranting Cinnamomum burmanni Ness ex Bl suku Lauraceae yang sudah terbebas dari bagian kulit gabus terluar dan dikeringkan, berupa kulit tergulung, patahan, atau serbuk mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 1,50% v/b dan kadar sinamaldehida tidak kurang dari 0,50%.

(8)

Kulit kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkna produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau d bersihkan dari kulit luar, kemudian di belah-belah menjadi berukuran lebar 3-4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur bi bawah terik matahari selama 2-3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50%. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempatpenjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh ( Rimunandar dan Paimin, 2001)

Sifat tanaman kayu manis mempunyai sifat khas pedas, agak manis dan menghangatkan yang berkhasiat analgesik, stomakik dan aromatika.

Pemerian dari simplisia ini berupa batangan atau kulit menggulung, membujur, pipih atau berupa berkas yang terdiri atas tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur, panjang hingga 1m, tebal kulit 1-3 mm atau lebih, warna coklat kekuningan, bau khas, rasa sedikut manis, permukaan luar yang tidal bergabus berwarba coklat kekuningan atau cikelat sampai cokelat kemerahan, bergaris puvcat bergelombang memanjang dan garis-garis pendek melintang agak menonjol atau agak berlekuk ynag bergabus berwarna hijau kehitaman atau coklat kehitaman. Permukaan dalam berwarna coklat kemerahan tua sampai coklat kehitaman, bekas pataha tidak rata.

B. Sinamaldehida

Minyak atsiri atau minyak terbang (volatile oil) ataupun juga sering disebut sebagai minyak esteris (minyak esensial) merupakan salah satu sisa metabolisme yang disintesa dalam sel kelenjar (glandular cell) jaringan tanaman. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari tanaman yaitu dari bagian seperti daun, buah atau kulit buah, akar atau rhizome, batang atau kulit batang, dan bunga.

(9)

Menurut (Guenther, 1987), minyak atsiri memiliki sifat fisik seperti berbau wangi sesuai aroma tanaman penghasilnya, mempunyai rasa getir (pungent taste), mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, larut dalam pelarut organik seperti (alkohol, eter, petroleum, serat benzena), dan tidak larut dalam air.

Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propan. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman.

Penggolongan minyak atsiri: 1. Minyak atsiri hidrokarbon.

2. Minyak atsiri alkohol. 3. Minyak atsiri aldehida. 4. Minyak atsiri keton. 5. Minyak atsiri fenol. 6. Minyak atsiri eter 7. Minyak atsiri oksida. 8. Minyak atsiri ester.

Pada umumnya komponen minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hidrokarbon

Persenyawaan yang terdiri dari golongan ini terbentuk dari unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Komponen kimia golongan hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak 2. Oxygenated Hydrocarbon (Hidrokarbon Beroksigen)

Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Komponen kimia dalam kedua persenyawaan ini berbau wangi khas yang berbeda-beda pada setiap jenis minyak yang berlainan. Selain itu minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat menguap.

(10)

Sinamaldehida merupakan komponen kimia yang terdapat dalam kulit kayu manis, sinamaldehid terjadi secra alami yag terdapat dalam kulit pohon kayu manis dan spesies lain yang termasuk dalam genus chinnamomum seperti akasia. Sinamaldehid yang terdapat dalam kayu manis sekitar 90%, sinamaldehid dapat dipisahkan dari minyak kayu manis dengan cara penambahan natrium bisulfit menghasilkan senyawa hasil adisi berupa garam yang mudah dipisahkan dari sistem campuran. Sinamaldehid hasil isolasi dari minyak kayu manis berupa cairan berwarna kekuningan dengan randomen 42,67%,kemurnian 99,8723%.

Sifat fisika sinamaldehid berbentuk cairan minyak yang berwarna kuning dan lebih viscos dibandingkan air, bau sinamaldehid seperti bau kulit kayu manis. Sinamaldehid menyebabkan iritasi kulit dan mengandung racun pada pemakaian dalam skala besar, tetapi tidak menyebabkan kasinogen.

Sinamaldehid terdiri dari aromatik dan aldehid, sinamaldehid mempunyai monosubtited cincin benzen. Konjugasi ikatan rangkap dua (alkana) membuat geometri senyawa pelanar.

Kegunaan dari sinamaldehid :

a. Sinamaldehid sebagai pemberi rasa paa ice cream, permen dan minuman. b. Sinamaldehid digunakan dalam beberapa parfum natural, dan parfum aroma

buah-buahan.

c. Sinamaldehid digunakan pada penggunaan fungisida

d. Sinamaldehid juga diketahui dapat mencegah korosi pada baja

e. Sinamaldehid digunakan sebagai kombinasi atau komponen tambahan dari dispersing agent solven dan surfaktan.

f. Sinamaldehid dapat digunakan sebagai campuran makanan. C. Ekstraksi Metode Maserasi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.

(11)

Istilah maceration berasal dari bahasa latin macerate yang artinya “merendam”. Maserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperature kamar yang terlindung dari sinar matahari, cairan penyari akan akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrsi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan di ganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi di lakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya di pekatkan.

.

(12)

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.

Prinsip maserasi : Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :

a. Modifikasi maserasi melingkar b. Modifikasi maserasi digesti

c. Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat d. Modifikasi remaserasi

e. Modifikasi dengan mesin pengaduk D. Kromatografi LapisTipis

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium

(13)

tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara duabuah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diamakan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fasegerak akan bergerak lebih cepat.Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan,atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas).Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponenyang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yangberbeda bergerak pada laju yang berbeda. Proses kromatografi juga digunakan dalam metode pemisahankomponen gula dari komponen non gula dan abu dalam tetes menjadifraksi-fraksi terpisah yang diakibatkan oleh perbedaan adsorpsi, difusi daneksklusi komponen gula dan non gula tersebut terhadap adsorbent dan eluent yang digunakan.

a. Fase diam

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 Um. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensinya dan resolusinya. Penjerap yang sering digunakan adalah silica dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbsi.

b. Fase gerak

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik(ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending).

(14)

Kromatografi merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan seragam (Uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau plat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom.

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hamper semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat.

Beberapa keuntungan lain kromatografi planar adalah :

1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analaisis 2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi

warna, flourosensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet.

3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi

4. Penetapan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak

Prinsip dari kromatogarafi kolom sama dengan kromatografi lapis tipis. Digunakan untuk memurnikan senyawa atau memisahkan campuran yang dilaksanakan dalam suatu kolom yang diisi dengan fase diam dan fase gerak. Fase diamnya padat dan cair.Sedangkan fase geraknya cair dan gas.Mekanisme pemisahan kromatograf i kolom yakni :

a. Kromatografi Adsorbsi, komponen yang dipisahkan secara selektif teradsorbsi pada permukaan adsorben.

(15)

b. Kromatografi Partisi, analit mengalami partisi antara lapisan cairan fase diam (stasioner) &eluensebagai fase gerak (mobile).

c. Kromatografi Pertukaran Ion, komponen berbentuk ion yang terikat pada penukar ion sebaga fase stasioner secara selektif akan terlepas/terelusiolehfase mobile.

d. Kromatografi Filtrasi Gel,fase diam berupa gel permeabel, pemisahan berlangsung spt proses pengayakan yang didasarkan pada ukuran molekul dari komponen yang dipisahkan.

GambarKromatografikolom

Cara penggunaankromatografikolom

1. Sampel dikeringkan menggunakan fase diam 2. Sampel dituangkan melalui atas kolom 3. Masukkan pelarut kedalam kolom

4. Komponen dalam sampel teradsorbsi oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan kolom.

(16)

5. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom akant erbentuk pita yang setiap zona berisi satu macam komponen.

6. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar kolom

BAB III

METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

1. Alat : Maserator Pipa kapiler Gelas kimia Benang Batang pengaduk Chamber

Gelas ukur Alat kromatografi kolom Timbangan Spektrofotometer UV Plat KLT

2. Bahan : Kulit kayu manis Etanol 70% Kloroform Etil asetat Pereaki tollens NaHSO3 39% Toluen B. Prosedur 1. Penyiapan sampel

a. Siapkan kulit kayu manis yang sudah kering

b. Haluskan kulit kayu manis tersebut sebanyak yang di butuhkan 2. Skrining fitokimia

(17)

b. Tambakan air 100ml kemudian panaskan sampai mendidih sambil di aduk-aduk

c. Kemudian saring d. Identifikasi :

1) Saponin : masukan 3ml larutan sampel kocok dengan kuat adanya busa positif tanin.

2) Tanin dan polifenol: larutan sampel + FeCl3 adanya biru posistif tanin

3) Tanin : larutan sampel + gelatin 1% adanya endapan putih posistif tanin.

4) Flavonid : larutan sampel + serbuk Zn+ larutan alkohol asam klorida (1:1)+ amil alkohol kocok , filtrat berwarna merah yang akan di tarik oleh amil alkohol

5) Kuinon : larutan sampel + NaOH positif adanya warna kuning Alkaloid

a. Simplisia + amonia encer di gerus + kloroform sambil terus di gerus kemudian disaring

b. Filtrat tambahkan HCL 2N

c. Lapisan asam dipisahkan di bagi menjadi 3 bagian - Bagian 1 blangko

- Bagian 2 menggunakan mayer - Bagian 3 menggunakan dragendroff

- Bagian 2 dan 3 adanya endapan putih positif alkaloid Triterpeniod steroid

a. Simplisia disari dengan eter, diuapkan sampai kering b. Pada residu tambahkan liebermen-burchard

c. Warna ungu poitif triterpenoid d. Warna hijau biru positif steroid Monoterpenoid seskuiterpen

a. Simplisia disari dengan eter, diuapkan sampai kering b. Pada residu tambahkan vanilin-asam sulfat

c. Adanya warna-warna posirif kedua senyawa tersebut. 3. Ekstraksi metode maserasi

a. Siapkan kulit kayu manis yang telah di haluskan

b. Timbang serbuk kayu manis tersebut sebanyak 10 gram c. Kemudian masukan ke dalam maserator

(18)

d. Tambahkan etanol 70% sebanyak 100 ml (10 bagian dari serbuk kayu manis)

e. Di rendam selama 6 jam sesekali di aduk f. Diamkan selama 18 jam (lakukan duplo)

g. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan sampai terbentuk ekstrak kental

4. Pemantauan ekstrak (KLT)

a. Siapkan lat dan bahan yang akan di gunakan b. Fase diam : silika gel

c. Fase gerak : Toluen : etil asetat (97:3) d. Volume penotolan : totolkan 5µL e. Deteksi : UV254

5. Fraksinasi (ECC)

a. Timbang ekstrak kental yang sudah di buat sebanyak .... b. Larutkan menggunakan etanol 70%

c. Masukan ke dalam corong pisah kemudian tambahkan kloroforn d. Di kocok dan diamkan sampai keduanya memisah

e. Akan terbentuk 2 fraksi (fraksi etanol dan fraksi kloroform) f. Kemudian fraksi etanol dimasukan ke dalam corong pisah dan

tambahkan etil asetat

g. Kocok dan diamkan sampai terbentuk 2 fraksi ( fraksi etanol dan fraksi etil asetat )

h. Jadi di dapatkan 3 fraksi ( fraksi etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi kloroform)

i. Lakukan skrining kembali untuk mengetahui fraksi mana ynga mengandung sinamaldehida dengan :

1) Pereaksi tollens

a) Masukan kedalam tabung reaksi1 mL perak nitrat 10 % + 1 mL NaOH 10 % + NH4OH sampai warna perak hilang

b) Tambahkan 1-3 tetes isolat c) Kocok selama 1 menit d) Panaskan selama 5 menit

e) Terbentuk cermin perak positif adanya sinamaldehida 2) Bisulfit

1) Masukan kedalam tabung reaksi 5 mL NaNSO3 39% 2) Tambahkan 1-3 tetes isolat

3) Kocok selama 1 menit

4) Adanya endapan kristal putih positif adanya sinamaldehida 6. Pemantauan fraksi (KLT)

a. Siapkan lat dan bahan yang akan di gunakan b. Fase diam : silika gel

c. Fase gerak : Toluen : etil asetat (97:3) d. Volume penotolan : totolkan 5µL

(19)

e. Deteksi : UV254 7. Subfraksinasi (KK)

a. Sebanyak 4 gram ekstrak etanol di larutkan ke dalam etanol kemudian di campur dengan silika gel (105 gram) hingga merata.

b. Campuran ini dimasukan ke dalam kolom kromatografi diameter 3 cm dan panjang 60 cm

c. Fase gerak toluen etil asetat (x:x) (mL) , (97:3, 96:4, 95:5, 94:6, 93:7, 92:8, 91:9, 90:10, 89:11, 87:12)

d. Untuk pemisahan komponen dari ekstak kasar etanol digunakan eluen etil asetat: metanol.

e. Larutan yang keluar dari kolom ditampung dalam botol yang masing-masing 10 ml.

8. Pemantauan subfraksi (KLT)

a. Siapkan lat dan bahan yang akan di gunakan b. Fase diam : silika gel

c. Fase gerak : Toluen : etil asetat (97:3) d. Volume penotolan : totolkan 5µL e. Deteksi : UV254

f.

9. Pemurnian dengan KLT preparatif

a. Siapkan lat dan bahan yang akan di gunakan b. Fase diam : silika gel

c. Fase gerak : Toluen : etil asetat (97:3)

d. Volume penotolan : totolkan 5µL dilakuakan sebanyak 3 kali ulangan e. Deteksi : UV254

10. Uji kemurnian dengan KLT 2 dimensi

a. Siapkan lat dan bahan yang akan di gunakan b. Fase diam : silika gel

c. Fase gerak : Toluen : etil asetat (97:3) d. Volume penotolan : totolkan 5µL e. Kemudian plat di putat 1800

f. Kemudian elusi dengan eluen dengan yang berbeda toluen dengan etil asetat ( 90:10)

g. Deteksi : UV254

11. Karakterisasi menggunakan UV

a. Kerok spot pada klt yang menunjukan senyawa sinamaldehid ( di lihat dari Rf nya)

b. Kemudian larutkan dengan etanol dan sentrifugasi

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH RELIGIUSITAS

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan pembinaan kepada kelompok-kelompok BKB HI yang ada di Kab/Kota. Tujuan diberikannya dukungan pembinaan ini adalah

Peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan terkait perpindahan kalor pada logam dan besi, misalnya: “Antara sendok logam dan sendok plastik, manakah yang lebih

Istana ini telah di perbaiki dan sampai saat ini telah di jadikan museum (Freely, 2012: 444). Mustafa \\\Kemal jelas membawa perubahan yang sangat besar bagi negara Republik Turki

8 Modul Komputer Akuntansi : Praktik MYOB Versi 18 EDU (Perusahaan Dagang) 4) Tambahkan nama akun Header pada bagian “Account Name”, 5) Klik “OK”. Perhatikan gambar

Permasalahan kebersihan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah terbatasnya sarana dan Prasarana penunjang, hanya memiliki 42 TPS permanen terbuat dari pasangan bata dan cor

Polipropilena merupakan bahan polimer sintetik yang bersifat termoplastis sehingga mudah untuk diproses memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang baik, ketahanan yang tinggi

Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sediment tanah, dan juga peralatan batu yang dulu pernah dibuat