• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buerger Disease

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buerger Disease"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Buerger Disease (Thromboangiitis Obliterans)

Buerger Disease (Thromboangiitis Obliterans)

DEFINISI DEFINISI Pen

Penyakyakit it buebuergerger r atau atau thrthrombomboanoangiigiitis tis oblobliteiteranrans s (TA(TAO) O) adaadalah lah suasuatu tu konkondisdisii inflamasi oklusif segmental dari arteri dan vena dengan thrombosis dan rekanalisasi pada inflamasi oklusif segmental dari arteri dan vena dengan thrombosis dan rekanalisasi pada  pembuluh darah tersebut.

 pembuluh darah tersebut.

Penyakit ini merupakan penyakit inflamasi non-aterosklerosis yang berpengaruh pada Penyakit ini merupakan penyakit inflamasi non-aterosklerosis yang berpengaruh pada arteri ukuran kecil dan sedang serta vena pada ekstremitas atas maupun bawah.

arteri ukuran kecil dan sedang serta vena pada ekstremitas atas maupun bawah. Penyakit buerger’s

Penyakit buerger’s (thromboangitis obliterans / TAO) ditandai dengan tidak adanya(thromboangitis obliterans / TAO) ditandai dengan tidak adanya at

atau au hahanynya a sesedidikikit t atatereromoma, a, dedengngan an ininflaflamamasi si vavaskskululer er sesegmgmenentatal, l, adadananya ya fefenonomemenana vasooklusif, dan keterlibatan dari arteriola dan venula dari ekstremitas atas dan bawah.

vasooklusif, dan keterlibatan dari arteriola dan venula dari ekstremitas atas dan bawah.

EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI

Tingkat kejadian TAO lebih besar di Asia dibandingkan di Amerika atau Eropa utara Tingkat kejadian TAO lebih besar di Asia dibandingkan di Amerika atau Eropa utara dan Afrika. Sedangkan India, Korea, Jepang, Israel, Yahudi mempunyai insiden penyakit dan Afrika. Sedangkan India, Korea, Jepang, Israel, Yahudi mempunyai insiden penyakit yang paling tinggi. Juga sering pada asia selatan dan asia tengah.

yang paling tinggi. Juga sering pada asia selatan dan asia tengah.

Sering terjadi pada orang yang merokok. Banyak pasien dengan penyakit buerger  Sering terjadi pada orang yang merokok. Banyak pasien dengan penyakit buerger  adalah perokok berat, tetapi beberapa kasus terjadi pada pasien perokok sedang. Disebutkan adalah perokok berat, tetapi beberapa kasus terjadi pada pasien perokok sedang. Disebutkan   b

  bahahwa wa pepenynyakakit it inini i memerurupapakakan n rereakaksi si auautotoimimun un yayang ng didipapacu cu ololeh eh babahahan n dididadalalamm rokok.bagaimanapun faktor

rokok.bagaimanapun faktor risiko kardiovaskuler lain selain risiko kardiovaskuler lain selain rokok juga penting rokok juga penting ,khususnya,khususnya intoleransi glukosa.

intoleransi glukosa.

75-90% terjadi pada pria kurang dari 45 tahun. 10-25% terjadi pada pasien wanita. Paling 75-90% terjadi pada pria kurang dari 45 tahun. 10-25% terjadi pada pasien wanita. Paling sering pada umur 20-40 tahun, jarang di atas 50 tahun,

sering pada umur 20-40 tahun, jarang di atas 50 tahun,

Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien   pe

  penyanyakit kit ini ini yanyang g teruterus s mermerokookok, k, 43% dari 43% dari penpenderderita ita harharus us melmelakuakukan kan satsatu u atau atau leblebihih amputasi

amputasi pada 6-7 pada 6-7 tahun tahun kemudian.kemudian.

Data terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, Data terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian,  bulan, ras dan jenis kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision,1992),  bulan, ras dan jenis kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision,1992),

tel

telah ah dildilapoaporkarkan n tottotal al dardari i 9 9 kemkematiatian an berberhubhubungungkan kan dendengan gan TroTrombomboangangitiitis s OblObliteiteranrans,s, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam adalah dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam adalah 8:1.

(2)

ETIOLOGI

Penyebab penyakit buerger tidak diketahui dengan jelas, tetapi penyakit tersebut  berhubungan erat dengan penggunaan rokok. Penggunaan atau terpaparnya r okok merupakan

hal yang mendasari inisiasi dan progresifitas dari penyakit ini.

Disebutkan adanya tromboangitis obliterans memiliki peningkatan sensitivitas selular  kolagen tipe I dan II dibandingkan pada pasien dengan aterosklerosis obliterans atau pasien dengan kontrol normal.

Kelainan ini hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans memiliki predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit buerger adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun study imunositokimia mengidentifikasikan deposisi linear dari immunoglobulin dan factor komplemen lamina elastik. Adanya antigen tidak ditemukan. Peranan hyperhomocysteinemia dalam pathogenesis dari penyakit buerger, adalah masih kontoversial.

Hubungan antara kondisi trombofilik seperti sindrom antifosfolipid dan penyakit  buerger juga telah pula diusulkan. Endothelial perifer tergantung vasodilatasi terganggu pada  pasien dengan penyakit buerger yang mana mekanisme endothelial vasodilatasi terlihat intak.

PATOFISIOLOGI

Mekanisme penyebaran penyakit Buerger belum jelas, tetapi beberapa penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya  pembuluh darah dan wilayah sekitar trombus. Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endotelial antibody sel , dan merusak endotel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer.

Meningkatkan prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga secara genetik memiliki penyakit ini.

Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan  patologis :

(a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis,

(b) tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis,

(c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi,

(3)

(f) ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.

GEJALA KLINIS

Gejala karena berkurangnya pasokan darah/ iskemia ke lengan atau tungkai terjadi secara  perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan  gangren (kematian jaringan). Sekitar 40%  penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki

atau tungkai.

• Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) yang patognomonik  untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea.

• Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar. Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud  ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal :   jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin) dan kram otot,  biasanya di telapak kaki atau tungkai.

• Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama. •   Nyeri istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki,

tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa falang distal yang berlanjut menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.

• Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting. Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum tampaknya gejala sumbatan penyakit Buerger.

• Fase akut menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan   berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas yang berbenjol-  benjol.Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, maka ini hampirberbenjol-   patognomonik untuk tromboangitis obliterans.

Gejala klinis Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam. Ulkus dan gangrene terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari kemerahan sampai ke tanda selulitis.

Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit  berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari demi  jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat diramalkan. Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya. Penderita  biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu oleh nyeri iskemia.

(4)

DIAGNOSIS

Diagnosis penyakit Burger ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisikdan arteriorgrafi. Terapi dan follow up.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi penyakit ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya. Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger :

a. Adanya tanda insufisiensi arteri  b. Umumnya pria dewasa muda

c. Perokok berat

d. Adanya gangren yang sukar sembuh e. Riwayat tromboflebitis yang berpindah

f. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain g. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah Diagnosis pasti dengan patologi anatomi

Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau jari-jari kaki. Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih tanda klinis  berikut ini :

a. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa muda dengan riwayat merokok yang berat.

 b. Klaudikasi kaki

c. Tromboflebitis superfisialis berulang d. Sindrom Raynaud

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal.

Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati; determinasi konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen, pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis) sindrom dan scleroderma dan

(5)

screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien buerger sangat dianjurkan

Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis   penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri

yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian  pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau

stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.

Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.

Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh trombus yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah secara difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan rekanalisasi.

Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit Buerger masih belum dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus kaki yang dicurigai Tromboangitis Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan kaki.

Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah Allen’s test , untuk menilai aliran arteri radialis dan arteri ulnaris. Hasil abnormal menunjukan adanya sumbatan pada arteri distal dan menunjukan keterlibatan ekstremitas atas. Ini dapat digunakan untuk membedakan dari  penyakit aterosklerosis.

Ada pula sistem skoring dari Papa untuk membantu penegakkan diagnosis Buerger’s disease sebagai berikut

Poin positif 

Kriteria +1 +2

Usia onset 30-40 tahun <>

Klaudikasio intermiten kaki Ada riwayat Ada saat pemeriksaan Ekstremitas atas asimptomatik Simptomatik  

Tromboflebitis superficial migrans

Ada riwayat Ada saat pemeriksaan Fenomena Raynaud Ada riwayat Ada saat pemeriksaan Angiografi, biopsi Khas untuk salah satu Khas untuk keduanya Poin negatif 

Kriteria -1 -2

Usia onset 45-50 tahun >50 tahun Jenis kelamin, kebiasaan

merokok 

(6)

lokasi 1 ekstremitas Tidak ada ekstremitas yang terlibat

Hilangnya pulsasi brakial Femoral Artiosklerosis, DM,

hipertensi, hiperlipidemi

Terdiagnosis dalam 5-10 tahun kemudian

Terdiagnosis dalam 2-5 tahun kemudian

Interpretasi dari total poin-poin tersebut antara lain 0-1 diagnosis Buerger’s diseasetersingkirkan 2-3 tersangka, probabilitas rendah

4-5 probabilitas sedang

≥6 probabilitas tinggi, diagnosis dapat dipastikan

DIAGNOSIS BANDING

Penyakit Buerger harus dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik aterosklerotik. Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi aterosklerotik  diabetes timbul dalam distribusi yang sama seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi neuropati  penyerta. biasanya menghalangi perkembangan klaudikasi kaki.

PENATALAKSANAAN

A. Terapi secara umum

Pasien dengan penyakit buerger dianjurkan untuk berhenti merokok secepatnya dan total. Ini cukup efektif dalam sebagai terapi. Selain itu terapi lain belum disetujui sbagai konsesus sebagi pilihan terapi. Terapi suportif antara lain meliputi:

• Pemijatan lembut dan penghangatan untuk meningkatkan sirkulasi

• Menghindari kondisi yang mengurangi sirkulasi perifer, seperti kondisi dingin • Menghidari duduk atau berdiri pada satu posisi dalam waktu lama

• Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan  panas atau juga luka karena kimia lainnya.

• Menghindari pakaian yang ketat

• Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk  menghindari infeksi

(7)

Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan

anti platelet, dapat memperbaiki klaudikasio hingga 40-60% melalui

mekanisme yang belum sepenuhnya jelas.

2,4

Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten

Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah

Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi vasospasme

• Aspirin dosis rendah dan obat iloprost (analog prostasiklin)

• Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder.

• Masih dalam tahap penelitian penggunaan stem sel terapi untuk mengobati gejala yang

 berhubungan dengan iskemik yang mana terapi konvensional gagal.

• Pengobatan lain yang diusulkan meliputi: carperitide ( atrial peptide natriuretic),

limaprost dan analog prostaglandin lainnya

•   jika dicurigai penyakit ini disebabkan sensitifitas dari komponen nikotinn dari rokok 

maka nicotine replacement therapy (NRT) dapat digunakan, bagaimanapun, penemuan saat ini mendukung adanya hubungan pengurangan rokok dengan pengurangan iskemik   progresif dan oleh karena itu semua produk tembakau seharusnya dihentikan.

C. Terapi Bedah

Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan nekrotik  atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi telapak tangan atau simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfat

1. Revaskullarisasi Arteri

Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai terjadi  penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog sebaiknya dipertimbangkan.

2. Simpatektomi

Dikatakan simpaktektomi dapat mencegah amputasi. Simpatektomi dapat dilakukan untuk  menurunkan spasma arteri pada pasien penyakit Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan luka ulkus pada pasien penyakit   buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama keuntungannya belum dapat

(8)

Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat paling sedikit 3 buah ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan dihilangkan dan  pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau tangan dirasakan lebih

hangat.

3. Amputasi

Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers, gangrene yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya gagal. Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin.

PROGNOSIS

Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi; apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene, angka kejadian amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi. Pada   pasien ini selainUmumnya dibutuhkan amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan

klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar   berhenti mengkonsumi tembakau

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001225/ http://emedicine.medscape.com/article/460027-overview#a0104

Referensi

Dokumen terkait

Absorbsi perkutan suatu obat umumnya disebabkan oleh penetrasi obat melalui stratum korneum yang terdiri dari kurang lebih 40% protein (pada umumnya keratin) dan

9ila klien tidak haid( insersi dapat dilakukan setiap saat( asal saa diyakini tidak  teradi kehamilan( angan melakukan hu!ungan se3ual atau gunakan metode kontrasepsi

ragum penjepit yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuaidengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudahterpasang dengan baik dan kuat.. 5.Memilih

Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus Niger Menggunakan Substrat Jerami Dengan Sistem..

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan rujukan dalam bidang pelaksanaan model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan referensi

Secara geologi Jalur Pegunungan Cycloop tempat indikasi kromit ditemukan terjadi dalam batuan ultrabasa kelompok ofiolit yang merupakan batuan induk (host rock) dari kelompok

dari defnisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang memiliki nilai secara sukarela diantara kedua belah

Kemajuan ini akan ditandai dengan tatanan kehidupan yang dinamis, kompetitif, inovatif, memiliki batiniyyah ( inner dynamics ) yang kuat untuk meraih