• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN INDEKS DAYA SAING DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN INDEKS DAYA SAING DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2020"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN DAERAH

KABUPATEN DEMAK

LAPORAN

INDEKS DAYA SAING DAERAH

KABUPATEN DEMAK TAHUN 2020

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KEPALA DAERAH ... i

KATA PENGANTAR KEPALA BAPPEDA LITBANG KAB. DEMAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I KEADAAN TERKINI ... 1

A. Identifikakasi Peluang/ Kendala dan Inventarisasi Urgensi ... 1

B. Pemetaan Sektor Andalan ... 5

BAB II ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN. ... 7

A. Formulsi Kebijakan melalui Dokumen Perencanaan Pembangunan ... 7

B. Extraordinary Strategy melalui Research-Based Planning (RBP) dan Planning-Based Devement (PBD) ... 8

C. Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian ... 8

BAB III SOLUSI MENYELURUH ... 8

A. Agenda Kerjasama dan Kolaborasi ... 8

B. Resolusi Tahunan ... 8

C. Konektivitas Antar Kelembagaan dan Kewenangan Pemerintah ... 9

BAB IV TATA KELOLA DAN DUKUNGAN ... 9

A. Agenda Kerja Tim Daya Saing Daerah melalui Innovation Hub ... 9

B. Anggaran, Human Capital dan Inovasi ... 9 LAMPIRAN ...

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebijakan dan Strategi Kelitbangan dalam rangka Peningkatan Daya Saing Daerah ( RIK untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah)

10

Tabel 2. Agenda Kerjasama dan Kolaborasi………..……….. 11-12 Tabel 3. Konektivitas antar Kelembagaan dan Kewenangan Pemerintahan…… 13-14 Tabel 4. Arah Kebijakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Demak 15 Tabel 5. Anggaran Riset dan Inovasi………...

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. PetaKabupaten Demak ……….………... 1

Gambar 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Demak……….. 3

Gambar 3. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Demak ………. 3

Gambar 4. Harapan Lama Sekolah ( HLS ) Kabupaten Demak ……… 4

Gambar 5. Perbandingan Berdasarkan Nilai Aspek ……… 5

(7)

BAB. I

KEADAAN TERKINI

A. Identifikasi Peluang/ Kendala dan Inventarisasi Urgensi

Pembangunan wilayah dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat daya saing (competitiveness) merupakan salah satu parameter dalam konsep kabupaten berkelanjutan. Sejalan dengan peningkatan daya saing Kabupaten Demak, maka dapat di artikan tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin tinggi.

Gambar 1. Peta Kabupaten Demak

Sumber : Bappeda Litbang)

Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Demak Tahun 2020 Tahap keempat pada Perwujudan Masyarakat Cerdas, Sehat dan Berdaya Saing serta Mewujudkan Kabupaten Demak sebagai Kabupaten Pintar (Smart City). Kebijakan ini difokuskan pada perwujudan masyarakat Demak yang mampu mengakses pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan mudah; Masyarakat Demak memiliki kompetensi yang baik sehingga tingkat pengangguran mulai ditekan; serta Permasalahan-permasalahan sosial mampu dilaksanakan dengan baik dengan konsep kota pintar. Prioritas pembangunan ditujukan untuk :

1. Rehabilitasi Jalan Rusak ringan dan sedang;

2. Penanganan Rumah Tidak Layak Huni berdasarkan data PBDT dan pemetaan data kemiskinan Tahun 2018;

3. Pembangunan Embung di Wilayah Selatan dan Jaringan; 4. Pembangunan Pasar/Rehabilitasi/Revitalisasi;

5. Pembangunan PAMSIMAS, Pembangunan jalur Perpipaan PDAM dan prasarana sumber Air baku; 6. Peningkatan akses sanitasi;

7. Rehabilitasi Drainase;

8. Pengadaan Sarana dan Prasarana Perhubungan; 9. Peningkatan Kinerja dan Kapasitas ASN;

10. Peningkatan sarana prasarana pelayanan Publik; 11. Pendampingan Usaha Kecil;

12. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi sekunder dan tersier; 13. Peningkatan kualitas dan Pendampingan petani;

14. Peningkatan kapasitas pelaku perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor; 15. Pembangunan sarana prasarana dalam rangka penataan PKL;

16. Pembangunan Kapasitas Petani Budidaya dalam mencapai sertifikasi CBIB; 17. Peningkatan Kualitas dan Ketrampilan nelayan Budidaya dan Tangkap; 18. Pembangunan dan Rehabilitasi Destinasi Pariwisata;

19. Peningkatan kualitas ruang kelas;

20. Peningkatan sekolah memilki laboratorium dan perpustakaan; 21. Pemberian beasiswa melalui Beasiswa Miskin Daerah;

22. Pengadaan sarana dan Prasarana Rumah Sakit, Operasional RS; 23. Penanganan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak;

24. Sistem Pelayanan Publik yang mudah diakses (Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Kependudukan);

(8)

25. Pembangunan Pusat-pusat Informasi yang berbasis IT; 26. Pembinaan Pemuda dan atlet;

27. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga.

Prioritas pembangunan Kabupaten Demak untuk tahun 2020 meliputi beberapa isu strategis yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kemiskinan.

2. Pembangunan Ekonomi.

3. Perwujudan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih, transparan, efektif dan efisien (good governance).

4. Pengangguran Terbuka. 5. Pembangunan Infrastruktur.

6. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat. 7. Rob, Abrasi, Kekeringan dan Banjir.

Sebagai gambaran umum Aspek Daya Saing Daerah berisi mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Demak :

a. Aspek Faktor Penguat/Enabling environment.

Aspek Faktor Penguat/Enabling environment ada 3 (tiga) pilar yaitu : 1. Pilar kelembagaan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Inspektorat Provinsi Jawa Tengah atas nama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah melaksanakan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Demak Tahun 2019. Pelaksanaan evaluasi tersebut berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Evaluasi ditujukan untuk menilai tingkat akuntablitas atau pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya Pemerintah yang berorientasi kepada hasil ( result oriented government ) serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan. Hasil evaluasi Pemerintah Kabupaten Demak mendapat nilai 63,11 atau dengan predikat penilaian “B”.

2. Pilar Infrastruktur.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kualitas Kondisi Jaringan Jalan” dengan indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik mencapai 102,44 %. Prosentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah 96,85% dari target yang ditetapkan sebesar 94,54%, sehingga capaian kinerja di tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 102,44%. Adapun panjang jaringan jalan dalam kondisi baik pada tahun 2019 telah mencapai 413.075 Km dari target 403.223 Km atau sebesar 102,44%, sedangkan total panjang jalan yang akan diselesaikan sampai berakhirnya RPJMD sepanjang 411,752 Km. Jika dibandingkan dengan total panjang jalan sampai berakhirnya RPJMD maka capaian kinerja di tahun 2019 sebesar 100,32%. Trend peningkatan kinerja dapat dilihat dari capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 sebesar 96,75% dan tahun 2017 sebesar 95,28%. Sedangkan pembangun infratruktur pendukung lainnya berupa peningkatan akses air minum Air minum tidak dapat terlepas dari kehidupan makhluk hidup. Karena setiap aktifitas manusia membutuhkan air. Tidak hanya untuk minum dan memasak tetapi juga untuk cuci pakaian, mandi (termasuk sanitasi), bersih rumah dan ibadah. Pada Permen PU tentang Standar Pelayanan dan Minimal, kebutuhan pokok minimal setiap orang adalah 60 liter per hari. Definisi air minum terlindungi/ aman berdasarkan BPS adalah air leding, keran umum, air hujan atau mata air dan sumur tertutup yang jaraknya lebih dari 10 m dari pembuangan kotoran dan pembuangan sampah. Penyediaan air minum di Kabupaten Demak tidak hanya melalui PDAM, tetapi juga melalui beberapa kegiatan diantaranya yaitu :

1. Penyediaan air minum melalui sumur

2. Kegiatan Pengelolaan PAMSIMAS dan hibah air minum perdesaan; 3. Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Minum (DAK);

4. Penyediaan air minum oleh pihak swasta.

Capaian kinerja pelayanan air minum belum memenuhi target. Dari jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Demak yaitu 311.443 rumah tangga, yang mengakses air bersih layak hanya 76,04% nya saja yaitu 216.834 rumah tangga yang terdiri dari 76.023 rumah tangga mengakses air minum perkotaan (PDAM) dan 140.811 rumah tangga mengakses air minum perdesaan. Untuk realisasi layanan air minum perkotaan adalah 88,86%. Sedangkan realisasi pelayanan air minum perdesaan adalah 70,54%. Capaian kinerja pelayanan air minum pada tahun 2019 tidak dapat mencapai target. Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk semakin bertambah yang diikuti peningkatan kebutuhan air minum pula. Tetapi kemampuan anggaran pembangunan pemerintah Kabupaten Demak dalam menyediakan sarana dan prasarana air minum masih kurang. Beberapa pembangunan SPAM dan sumur masih ada yang belum sampai pada sambungan perpipaan ke rumah-rumah penduduk, sehingga belum dapat menambah angka capaian kinerja. Upaya pemerintah daerah Kabupaten Demak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat pun sudah dilakukan melalui DAK fisik bidang air minum.

(9)

Pertumbuhan energi listrik Kabupaten Demak pada Tahun 2019 informasi dari PLN UP3 Demak berada diatas capaian nasional. Di Kabupaten Demak tercatat pertumbuhannya sebesar 5,58% lebih, adapun pertumbuhan energy listrik nasional sebesar 5,15%. Untuk rasio elektrifikasi Tahun 2019 di Kabupaten Demak telah mencapai 100% dimana jumlah pelanggan listrik rumah tangga telah mencapai jumlah KK, jadi semua rumah di Kabupaten Demak telah mendapatkan manfaat dari energi listrik.

3. Pilar Perekonomian Daerah.

Gambar 2.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Demak (2020)

Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Harga konstan yang digunakan dalam pembahasan ini yaitu menggunakan harga tahun 2010 sebagai dasar penilaian. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak sangat dinamis dan fluktuatif dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Demak selama tahun 2015-2019 yaitu 5,52%. Angka ini di atas rata-rata Provinsi Jawa Tengah (5,34%) dan nasional (5,14%).

Selama lima tahun terakhir, laju pertumbuhan ekonomi sektor informasi dan komunikasi mengungguli sektor lain. Hal ini menunjukkan peningkatan penggunaan jaringan komunikasi dan informasi, khususnya internet di kalangan masyarakat Demak. Sebaliknya, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terendah selama empat tahun terakhir, bahkan di tahun 2019 mengalami penurunan 0,08%

b. Aspek Sumber Daya Manusia/ Human Capital

Aspek Sumber Daya Manusia/ Human Capital ada 2 (dua) pilar yaitu : 1. Pilar Kesehatan

Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) merupakan perkiraan usia tertua yang bisa dimiliki seseorang saat lahir. Angka ini mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH Kabupaten Demak tahun 2019 mencapai 75,31 tahun, sehingga bisa diartikan bayi yang lahir di tahun 2019 mempunyai harapan hidup sampai usia 75-76 tahun. Angka ini di atas AHH Jawa Tengah dan juga Nasional.

Gambar 3.

Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019

Sumber: BPS Kab. Demakc (2019), BPSc (2020)

Kualitas kesehatan masyarakat Jawa Tengah secara umum semakin membaik berdasarkan rata-rata usia harapan hidup yang semakin panjang. Angka Harapan Hidup Jawa Tengah

dalam lima tahun terakhir meningkat dari 73,28 tahun pada tahun 2013 menjadi 74,08 tahun pada tahun 2017 Angka tersebut menggambarkan bahwa secara rata-rata, anak yang dilahirkan dapat bertahan hidup hinggausia 73-74 tahun.

2. Pendidikan dan Ketrampilan

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak usia 7 tahun ke atas di masa mendatang. Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. HLS Kabupaten

(10)

Demak pada tahun 2018 meningkat cukup tajam sebesar 2,55% dari 12,57 di tahun 2017 menjadi 12,86 dan meningkat lagi pada tahun 2019 menjadi 13,01. Hal ini menunjukkan adanya upaya serius dari Pemerintah Kabupaten Demak dalam memperbaiki fasilitas dan kualitas pendidikan. Peningkatan angka HLS menjadikan HLS masyarakat Demak berada di atas HLS Provinsi Jawa Tengah dan Nasional.

Gambar 4.

Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019

Sumber: BPS Kab. Demakc(2019), BPSc (2020)

c. Aspek Pasar/ Market

Aspek Pasar/ Market ada 4 (empat) pilar yaitu : 1. Pilar Efisiensi Pasar Produk.

Dalam upaya peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di daerah, Kabupaten Demak melaksanakan Pembangunan atau Revitalisasi Pasar rakyat yang dipandang sebagai wadah aktivitas perekonomian daerah dari sektor perdagangan. Jumlah pasar di Kabupaten Demak ada 18 pasar, namun bangunan pasar yang memenuhi syarat kesehatah, ketertiban, keamanan dan kenyamanan pada tahun 2017 baru ada 1 pasar, tahun 2018 ada 3 pasar dan tahun 2019 sebanyak 5 Pasar. Meskipun masih adanya pasar kondisi bangunannya kurang layak untuk tempat berjualan bagi pedagang pasar, capaian kinerja terkait dengan target Pendapatan Retribusi Pasar dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 ada kenaikan dan terealisasi sesuai target yang ditentukan. Hal ini menunjukkan hasil yang positif terhadap indikator kinerja Persentase Pertumbuhan sektor Perdagangan di Kabupaten Demak. Meningkatnya volume penjualan produk ekspor ( Nilai Bersih Ekspor Perdagangan ) juga memberikan kontribusi terhadap sektor perdagangan di daerah. Nilai Ekspor tahun 2017 sebesar $ 77.283.215,35, tahun 2018 sebesar $ 67.435.131,32 dan tahun 2019 sebesar $ 67.056.658,75. Penghargaan yang diperoleh Perusahaan sebagai eksportir Tangguh Juara 2 tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Kontribusi Sektor Perdagangan dalam PDRB Kabupaten Demak mengalami kenaikan dari tahun 2017 sebesar 15,65 %, tahun 2018 sebesar 15,73 % dan tahun 2019 sebesar 15,83 %.

2. Pilar Ketenagakerjaaan.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kompetensi dan Daya Saing Tenaga Kerja” dengan indikator Rasio daya serap tenaga kerja lokal mencapai 99,57%. Pemerintah Kabupaten Demak berusaha secara optimal dalam penyerapan tenaga kerja lokal. Hal itu dinilai dapat membantu persoalan ketenagakerjaan dan angka pengangguran di Kabupaten Demak. Capaian atas kinerja sasaran meningkatnya kompetensi dan daya saing tenaga kerja sebesar 99,57 % dengan realisasi sebesar 94,54% yang hampir mendekati angka target yang telah ditentukan sebesar 94,77%. Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentasi angkatan kerja yang bekerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 3. Pilar Akses Keuangan.

Pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro menjadi usaha kecil pada tahun 2017 dari 2.809 unit usaha, tahun 2018 jumlah 3.082 unit dan pada tahun 2019 menjadi 3.125 unit usaha atau naik sebesar 1,36%. Hal tersebut membuktikan bahwa UMKM naik kelas dari segi produksi, pemasaran maupun pengelolaan manajemen.

4. Pilar Ukuran Pasar.

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB menggambarkan posisi sektor perdagangan dalam struktur perekonomian wilayah. Pada kurun waktu lima tahun terakhir (2014-2018), kontribusi sektor perdagangan dalam struktur perekonomian Kabupaten Demak menunjukkan kecenderungan positif dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,21%. Pada tahun 2014 kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB ADHB Kabupaten Demak sebesar 7,19%, lalu meningkat di tahun-tahun setelahnya sehingga mencapai 7,54% di tahun 2018.

d. Aspek Ekosistem Inovasi

Pengembangan ekosistem inovasi saat ini sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan revolusi industri. Kemampuan inovasi bertumpu terhadap lembaga litbang untuk menyokong ekosistem inovasi. Aspek Ekosistem Inovasi terdapat 3 (tiga) pilar yaitu :

(11)

1. Dinamika bisnis.

Jumlah Usaha Kecil dan Menengah juga berhasil meningkat dilihat dari asset, omset dan jumlah tenaga kerja. Peningkatan jumlah pelaku Usaha Kecil Menengah dari tahun 2015 berjumlah 2.205 unit usaha dan pada akhir 2019 berjumlah 3.206 unit usaha atau sekitar 1.000 unit. Itu menunjukkan bahwa UKM menjadi naik Skala, dahulu masih usaha mikro mengalami peningkatan Skala menjadi usaha kecil. Berbagai factor yang mempengaruhi UMKM Naik Skala adalah tumbuhnya semangat kewirausahaan di masyarakat, kemudahan akses permodalan dari perbankan, dan peningkatan SDM pelaku usaha melalui pelatihan, sosialisasi, workshop yang diselenggarakan oleh DINDAGKOP UKM Kab.Demak. 2. Kapasitas inovasi.

Kabupaten Demak dalam pengembangan ekosistem inovasi memiliki beberapa sarana seperti Lomba Kreatifitas dan Inovasi Daerah (Krenova), Pameran Inovasi, Workshop Inovasi dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Koordinasi SIDa Kabupaten Demak telah di bentuk Tim SIDa dengan Keputusan Bupati Demak Nomor 072.3/150/2018 tentang pembentukan tim koordinasi sistem inovasi daerah Kabupaten Demak.

3. Kesiapan teknologi.

Pemerintah Kabupaten Demak sedang menggenjot sektor industri. Dari pinggir jalan raya Semarang-Demak, Jawa Tengah, di lokasi kawasan industri JatengLand Industrial Park Sayung terlihat aktivitas pembangunan kawasan. Kawasan yang ditargetkan seluas 300 hektare itu, yang separo sudah dibebaskan, siap melayani investor yang ingin membangun pabrik, gudang, atau kantor. JatengLand Industrial Park Sayung, di Desa Batu, Karang Tengah itu adalah icon baru daerah ini untuk menggaet investor. Untuk memudahkan investasi, Pemerintah Demak membuat inovasi dalam hal perizinan.

B. Pemetaan Sektor Andalan.

Tahapan pencapaian kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan daerah perlu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk menciptakan daya saing daerah. Pembentuk daya saing daerah dapat di hitung dari 4 aspek (Faktor Penguat, Sumber Daya Manusia, Faktor Pasar dan Ekosistem Inovasi), aspek ini di dukung oleh 12 pilar dan 23 dimensi serta 97 indikator.

Gambar 5

Perbandingan Berdasarkan Nilai Aspek

Aspek Faktor Penguat/ Enablling Enviromental Kabupaten Demak merupakan nilai yang paling unggul sebesar 3.708 dari rata rata nilai 2.861 dengan pilar kelembagaan yang memiliki nilai tertiinggi dan pada dimensi Keamanan dan ketertiban. Rasio jumlah Satlinmas di Kabupaten Demak adalah jumlah Satlinmas pada Tingkat RT atau sebutan lainnya yang tugasnya membentu pelayanan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut membantu memelihara kantrantibmas dan kegiatan social kemasyarakat dengan formulasi jumlah Satlinmas 1 Kabupaten / Jumlah RT dalam satu Kabupaten. Jumlah RT di Kabupaten Demak sebanyak 6.647 dan jumlah Satlinmas sebanyak 7.338 personil sehingga untuk jumlah Satlinmas sudah memenuhi target dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Cakupan Rasio petugas Perlindungan Masyarakat di Kabupaten.

Aspek Sumber Daya Manusia/ Human Capital Kabupaten Demak memiliki nilai 2,896 menempati peringkat kedua dari rata rata nilai sebesar 2.861 dengan pilar kesehatan yang memiliki nilai tertiinggi sebesar 4.000. Persentase gizi buruk merupakan perbandingan antara jumlah balita gizi buruk dengan jumlah balita yang ditimbang. Persentase balita yang mengalami gizi buruk dari tahun 2015-2019 menunjukkan tren data yang fluktuatif. Pada tahun 2015 persentase balita gizi buruk sebesar 0,067%, menurun pada tahun 2016, yaitu menjadi 0,062%. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan, menjadi 0,069%. Penyebab meningkatnya kejadian gizi buruk adalah adanya kecenderung masyarakat berada pada daerah sosial masyarakat yang rawan, asupan gizi masyarakat masih kurang, terjadinya penyakit infeksi, pola asuh balita tidak baik, kemiskinan, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi balita. Namun, 2 tahun kemudian berturut-turut menunjukkan terjadinya penurunan jumlah balita yang menderita gizi buruk secara sigifikan, yaitu pada tahun 2018 turun menjadi 0,068%, diikuti pada tahun 2019 turun menjadi 0,066%. 3,708 2,895 2,562 2,279 0 1,000 2,000 3,000 4,000

Faktor Penguat/Enabling Enviromental

Sumber Daya Manusia/Human Capital

Aspek Pasar/Market

(12)

Rata-rata persentase pertumbuhan balita yang mengalami gizi buruk dalam 5 tahun terakhir menunjukkan capaian -0,337%. Prosentase negatif tersebut menggambarkan bahwa pertumbuhan kejadian gizi buruk di Kabupaten Demak menurun. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan kinerja program penanganan Gizi Buruk di Kabupaten Demak. Upaya yang telah dilakukan yaitu perbaikan gizi masyarakat dalam bentuk kegiatan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan selama 180 hari, perawatan serta pengobatan baik di rumah, di puskesmas perawatan maupun di Rumah Sakit yang di dukung dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS maupun yang bersumber dari APBD Kabupaten Demak

Catatan aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan daya saing daerah adalah Aspek Ekosistem Inovasi, dimana pada aspek ini hanya memiliki nilai 2.279 menjadi terendah dari ke empat aspek dan di bawah nilai rata-rata 2.861 dengan nilai terendah pada pilar kapasitas inovasi sebesar 1.462 dan terendah pada dimensi komersialisasi sebesart 1.000 Rendahnya nilai pada aspek ekosistem inovasi dipengaruhi antara lain masih rendahnya perguruan tinggi dan institusi kelitbangan di daerah yang telah melakukan komersialisasi inovasi, tidak adanya dunia usaha dan industri yang memiliki unit penelitian dan pengembangan dan masih banyak lagi indikator pada aspek ini yang belum terpenuhi seperti tehkno park dan pusat unggulan iptek yang belum terbangun.

Aspek Faktor Pasar/ Market yang memiliki nilai 2.562 juga memiliki nilai dibawah rata-rata 2.861. nilai terendah pada pilar ukuran pasar hanya 0.333 dan pada dimensi ukuran pasar sebesar 0.333 Rendahnya nilai pada aspek ini dipengaruhi antara lain, persentase pertumbuhan kredit lembaga keuangan bukan bank (LKBB) (termasuk di dalamnya modal ventura dan fund rising) kepada UMKM untuk pengembangan usaha , persentase

pertumbuhan (tahun ini/tahun sebelumnya) < 20% , persentase pertumbuhan kredit lembaga keuangan mikro

(LKM) kepada petani/ nelayan (tahun ini/tahun sebelumnya) < 20% Gambar 6

Perbandingan Berdasarkan Nilai Pilar

Pilar Kelembagaan di Kabupaten Demak merupakan pilar dengan nilai tertinggi yang memiliki nilai 4.375 diatas rata-rata nilai 2.833, hal ini dipengaruhi oleh beberapa indikator yang mempunyai nilai range tinggi seperti Indeks reformasi birokrasi berdasarkan Kementerian PAN dan RB yaitu A ( Sangat baik ), tingkat penyelesaian pelanggaran K3 ( Keamanan,Ketertiban, Keindahan ) ≥ 70% dan persentase penegakan Peraturan Daerah ( PERDA) juga ≥ 70%

Pilar Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak merupakan pilar dengan nilai tertinggi ke dua yang memiliki nilai 4.005 diatas rata-rata nilai 2.833, hal ini dipengaruhi oleh beberapa indikator yang mempunyai nilai range tinggi seperti Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja (TPAK) ≥ 65 %, Persentase jumlah tenaga kerja terdidik terhadap total angkatan kerja ≥ 60% dan < 80% dan Peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan tenaga kerja terampil dengan Program pelatihan tenaga kerja terampil yang tersertifikasi oleh dunia usaha.

Pilar Kapasitas Inovasi di Kabupaten Demak merupakan pilar dengan nilai paling rendah yaitu 1.462 jauh diatas rata-rata nilai 2.833, hal ini dipengaruhi oleh beberapa indikator yang mempunyai nilai range rendah seperti jumlah artikel ilmiah jurnal yang dihasilkan oleh perguruan tinggi atau lembaga litbang setempat yang di publikasikan dalam jurnal nasional selama 3 tahun terakhir (1 sampai dengan 50), jumlah dunia usaha yang memiliki unit penelitian dan pengembangan ( Nihil) Jumlah perguruan tinggi dan lembaga kelitbangan di daerah yang telah melakukan komersialisasi inovasi (1 sampai dengan 5), kondisi techno park dan pusat unggulan iptek ( Nihil ). 4,375 3,250 3,500 4,000 1,791 3,416 4,000 2,500 333 2,375 1,462 3,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000Kelembagaan Infrastruktur Perekonomian Dearah Kesehatan Pendidikan dan… Efisiensi Pasar Produk Ketenagakerjaan Akses Keuangan Ukuran Pasar Dinamika Bisnis Kapasitas Inovasi Kesiapan Teknologi Pilar

(13)

BAB II

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

A. Formulasi Kebijakan melalui Dokumen Perencanaan Pembangunan.

Prioritas pembangunan Kabupaten Demak untuk tahun 2020 meliputi beberapa isu strategis yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kemiskinan.

Terdapat berbagai pendekatan dalam mendefinisikan kemiskinan. BPS mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, yang kemudian batasan dari sisi pengeluaran ini disebut sebagai Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, ada 3 (tiga) indikator kemiskinan yang digunakan yaitu:

1. Persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan.

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan, yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

3. Indeks Keparahan Kemiskinan, yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Demak pada bulan Maret 2019 sebesar Rp. 411.202,00, di atas GK Provinsi Jawa Tengah (Rp. 381.992,00)(BPS Prov. Jateng, 2020) dan di bawah GK nasional (Rp. 425.250,00) (BPS, 2020). Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Dalam kurun waktu lima tahun, jumlah penduduk miskin telah berkurang 23.300.

Kondisi luar biasa terjadi pada tahun 2020 dengan adanya pandemi Covid-19. Sektor ekonomi terutama industri dan perdagangan mengalami hantaman yang cukup keras dengan dirumahkannya sebagian pekerja. Kelompok pedagang kecil termasuk pedagang di lingkungan sekolahan berhenti berjualan dengan diliburkannya sekolah selama masa pandemi. Keadaan ini berpotensi menyebabkan naiknya jumlah penduduk miskin.

2. Pertumbuhan Ekonomi.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tahun 2021 diperkirakan meningkat dari tahun 2020 tetapi masih di bawah capaian tahun 2019. mengalami penurunan sampai pada kisaran angka 0,64%. Hal ini disebabkan sempat terhentinya aktivitas ekonomi, baik produksi, distribusi maupun konsumsi, pada bulan April – Mei. Pada bulan Juni, aktivitas perekonomian mulai bergerak lagi dengan menerapkan sistem tatanan normal baru. Diperkirakan tidak ada kenaikan PDRB pada sektor industri, perdagangan, transportasi, akomodasi, konstruksi dan real estate, sedangkan sektor lain hanya mampu menaikkan perolehan PDRB setengah dari PDRB tahun 2019.

3. Perwujudan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih, transparan, efektif dan efisien (good governance).

Peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara guna menciptakan pelayanan publik yang benar-benar berpihak kepada rakyat dengan dukungan teknologi informasi. Peningkatan implementasi e-government secara optimal untuk mendukung peningkatan kinerja pemerintahan daerah yang cepat, akurat, transparan dan akuntabel.

4. Pengangguran Terbuka.

Penghentian aktivitas ekonomi menyebabkan sejumlah karyawan dirumahkan. Sebagian karyawan telah bekerja kembali secara berangsur-angsur dari Bulan Juni, tetapi ada pula yang kehilangan pekerjaan total. Dengan minimnya lapangan kerja baru dan sejumlah PHK, diperkirakan ada tambahan pengangguran setidaknya 7.500 orang di tahun 2020, sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 8,74%.

Bertambahnya jumlah pengangguran berpotensi menambah jumlah penduduk miskin, mengingat angka ketergantungan Kabupaten Demak cukup tinggi (43,89%). Tingkat kemiskinan diperkirakan naik menjadi 12,8%.

5. Pembangunan Infrastruktur.

Infrastruktur jalan di Kabupaten Demak sudah cukup bagus.Namun cakupan drainase yang layak dan irigasi masih belum tersedia baik di Kabupaten Demak.Masih banyaknya daerah atau areal persawahan di daerah selatan yang belum dapat dialiri air pada musim kering dikarenakan tidak adanya embung atau waduk sebagai tempat untuk menampung air yang mampu dialirkan kesawah- sawah.Selain itu, masih belum optimalnya pengelolaan sampah dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana serta kurangnya kesadaran masyarakat.

6. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang menunjukkan aspek-aspek peluang hidup panjang dan sehat, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, serta hidup layak. Indeks tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi, yaitu indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks pengeluaran. Indeks kesehatan dicerminkan melalui indikator Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH).

(14)

Indeks pendidikan dikonstruksi dari indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), sedangkan indeks pengeluaran digambarkan melalui indikator pengeluaran per kapita.

Secara nasional, IPM terus naik dari tahun ke tahun, tak terkecuali Kabupaten Demak. Pada tahun 2019, IPM Kabupaten Demak lebih tinggi dari IPM Provinsi Jawa Tengah, tetapi masih di bawah IPM Nasional. Dengan angka 71,87, IPM Kabupaten Demak masuk dalam kelompok tinggi (nilai IPM antara 70 sampai dengan 80). Pertumbuhan IPM di tahun 2019 sebesar 0,86% (BPS Prov. Jateng, 2020).

7. Rob, Abrasi, Kekeringan dan Banjir.

Perubahan iklim memberikan dampak terjadinya rob, abrasi, banjir dan kekeringan di Kabupaten Demak. Rob dan banjir merupakan ancaman bencana yang masih dihadapi oleh Kabupaten Demak.

B. Extraordinary Strategy melalui Research-Based Planing (RBP ) dan Planning Based Development (PDB).

Peningkatan daya saing melalui inovasi perencanaan dan pengembangan wilayah dari hasil IDSD terkait dengan kelitbangan sebagai fungsi penunjang pemerintah perlu untuk meningkatkan kebutuhan terhadap hasil-hasil penelitian dan pengembangan dan peningkatan daya saing daerah dihadapkan pada permasalahan : a. Pemanfaatan hasil litbang guna mendukung kebutuhan perencanaan pembangunan masih belum optimal. b. Hilirisasi hasil litbang dan inovasi belum optimal untuk mendukung daya saing daerah.

Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Demak dalam peningkatan daya saing daerah antara lain:

1. Pengembangan inovasi teknologi melalui peningkatan kreativitas dan inovasi masyarakat dengan mengadakan lomba inovasi secara individu maupun kelompok masyarakat dalam bidang agribisnis dan pangan, energy, kehutanan dan lingkungan hidup, kelautan dan perikanan, kesehatan, obat-obatan dan kosmetika, pendidikan, rekayasa teknologi dan manufaktur, kerajinan dan industri rumah tangga, pariwisata, sosial.

2. Memperkenalkan produk inovasi teknologi dengan mengikut sertakan pameran inovasi teknologi yang di selenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka memperingati Hari Teknologi Nasional. 3. Memberikan bekal pagi para inventor/ innovator dalam berbagai bidang dengan mengadakan pelatihan/sosialisasi/workshop jaringan penelitian dan pengembangan dengan narasumber Tingkat Provinsi maupun Nasional.

4. Keberadaan program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang sebelumnya dikenal dengan FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion) atau forum untuk pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja pada tingkat Kabupaten/Kota yang berorientasi pada program kemitraan yang terlembaga bagi para stakeholder di daerah yang relevan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi melalui usaha-usaha atau kegiatan bersama, telah banyak memberikan kontribusi positif baik pemikiran dan sumbang saran kepada Pemerintah Daerah maupun dunia usaha termasuk UMKM, petani serta nelayan.

C. Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian.

Kebijakan dan strategi kelitbangan dalam rangka peningkatan daya saing daerah (Rencana Induk Kelitbangan (RIK) Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah) TABEL 1 ( Terlampir )

BAB III

SOLUSI MENYELURUH

A. Agenda Kerjasama & Kolaborasi.

Berdasarkan kondisi pengukuran Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Demak, analisis dan rekomendasi untuk perencanaan pembangunan daerah dalam bentuk berbagai program yang bersifat lintas sektoral dan kolaboratif antar berbagai stakeholder terkait.

TABEL 2 (Terlampir).

B. Resolusi Tahunan;

Langkah percepatan dalam bentuk berbagai program/ kegiatan dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui:

1. Pengurangan angka kemiskinan, dengan fokus pada:

a. Penanganan rumah tidak layak huni berdasarkan data PBDT 2015 b. Peningkatan kualitas dan pendampingan petani

c. Pembangunan kapasitas petani budidaya dalam mencapai sertifikasi CBIB d. Peningkatan kualitas ruang kelas

e. Peningkatan sekolah memiliki laboratorium dan perpustakaan f. Pemberian beasiswa melalui beasiswa miskin daerah

(15)

2. Pertumbuhan ekonomi, dengan fokus pada: a. Pembangunan pasar/rehabilitasi

b. Pembangunan Sub Terminal

c. Pelatihan dan pendampingan pada usaha mikro

d. Peningkatan kapasitas pelaku perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor e. Penataan PKL

3. Pengurangan tingkat angka pengangguran, dengan fokus pada:

a. Peningkatan kualitas dan ketrampilan nelayan budidaya dan tangkap b. Pembangunan dan rehabilitasi destinasi pariwisata

4. Perwujudan dan peningkatan good governance, dengan fokus pada: a. Sinkronisasi penyusunan E Planning, E Budgeting dan E Evaluasi b. Peningkatan kinerja dan kapasitas Aparatur Sipil Negara

c. Peningkatan sarana prasarana pelayanan public

d. Pembangunan Shelter penanganan korban kekerasan perempuan dan anak

e. Sistem pelayanan public yang mudah diakses (pelayanan pendidikan, kesehatan dan administrasi kependudukan)

f. Pembangunan CCTV di setiap pelayanan public dan area public g. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga

h. Pembinaan pemuda dan atletik

5. Pengembangan infrastruktur , dengan fokus pada: a. Rehabilitasi jalan rusak ringan dan sedang

b. Pembangunan embung di wilayah selatan dan jaringan

c. Pembangunan PAMSIMAS, pembangunan jalur perpipaan PDAM d. Peningkatan akses sanitasi

e. Rehabilitasi drainase

f. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier

C. Konektivitas antar Kelembagaan &Kewenangan Pemerintahan

Strategi perencanaan pembangunan yang melibatkan sinkronisasi kewenangan antar tingkatan pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta konektifitas antar stakeholders terkait di daerah (pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat dan lembaga lainnya)

TABEL 3 (Terlampir )

BAB IV

TATA KELOLA DAN DUKUNGAN

A. Agenda Kerja Tim Daya Saing Daerah melalui Innovation Hub (I-hub)

Dalam rangka mendorong percepatan peningkatan daya saing daerah, Pemerintah Kabupaten Demak telah menyusun tim Koordinasi Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Demak dengan Keputusan Keputusan Bupati Demak Nomor : 072.3/150 Tahun 2018 tentang Tim Koordinasi Sistem Inovasi Daerah, yang beranggotakan unsur Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi.

Rencana/agenda kerja tahunan dalam upaya meningkatkan kinerja tim peningkatan daya saing daerah lintas sektoral ( tim koordinasi sistem inovasi daerah ) sebagai berikut :

TABEL 4 (Terlampir)

B. Anggaran, Human Capital, & Inovasi.

Optimalisasi anggaran pembangunan daerah melalui berbagai program/kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta upaya mendorong implementasi inovasi di berbagai sektor pembangunan dalam rangka mendukung peningkatan daya saing daerah.

(16)

LAMPIRAN :

Lampiran Tabel

TABEL 1

Kebijakan dan Strategi Kelitbangan dalam rangka Peningkatan Daya Saing Daerah ( RIK untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah )

Agenda Strategis Strategi Program Prioritas

Program prioritas bidang inovasi dan pengembangan IPTEK

1. Pengembangan inovasi teknologi melalui peningkatan kreativitas dan inovasi masyarakat dengan mengadakan lomba inovasi secara individu maupun kelompok masyarakat dalam bidang agribisnis dan pangan, energy, kehutanan dan lingkungan hidup, kelautan dan perikanan, kesehatan, obat-obatan dan kosmetika, pendidikan, rekayasa teknologi dan manufaktur, kerajinan dan industri rumah tangga, pariwisata, sosial. 2. Memperkenalkan produk inovasi teknologi

dengan mengikut sertakan pameran inovasi teknologi yang di selenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka memperingati Hari Teknologi Nasional. 3. Memberikan bekal pagi para inventor/ innovator dalam berbagai bidang dengan mengadakan pelatihan/sosialisasi/workshop jaringan penelitian dan pengembangan dengan narasumber Tingkat Provinsi maupun Nasional.

4. Keberadaan program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang sebelumnya dikenal dengan FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion) atau forum untuk pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja pada tingkat Kabupaten/Kota yang berorientasi pada program kemitraan yang terlembaga bagi para stakeholder di daerah yang relevan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi melalui usaha-usaha atau kegiatan bersama, telah banyak memberikan kontribusi positif baik pemikiran dan sumbang saran kepada Pemerintah Daerah maupun dunia usaha termasuk UMKM, petani serta nelayan.

- Pengembangan data/ informasi / statistika daerah.

- Pengembangan sentra-sentra industri potensial.

(17)

TABEL 2

Agenda Kerjasama dan Kolaborasi Aspek dalam Pengukuran IDSD Analisis Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Program Lintas Sektoral Stakeholders Terkait Faktor Penguat/ Enabling Environment Rendahnya Pilar Infrastruktur Daerah pada Dimensi Infrastruktur air bersih, RTH dan Kelistrikan - Meningkatkan rumah tangga berakses air minum layak. - Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku - DINPERKIM - DIN LH - Bappeda Litbang - Dinas Kesehatan - Meningkatkan koefisien Daerah Hijau (KDH) - Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah - DINPERKIM - DIN LH - Bappeda Litbang - Dinas Kesehatan - Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan - DINPERKIM - DIN LH - Dinas Kesehatan - Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup - DINPERKIM - DIN LH - Bappeda Litbang Faktor Sumber Daya Manusia/ Human Capital Rendahnya Pilar Pendidikan dan Ketrampilan pada Dimensi Pendidikan - Meningkatkan APK Perguruan Tinggi. - Meningkatkan penduduk berpendidikan diploma I/II/III. - Meningkatkan penduduk berpendidikan D4/S1 - Meningkatkan penduduk berpendidikan S2 - Meningkatkan penduduk berpendidikan S3. - Meningkatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) - Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan - DINDIKBUD - DINPORA - Bappeda Litbang Rendahnya Pilar Pendidikan dan Ketrampilan pada Dimensi Ketrampilan - Meningkatkan jumlah program latihan Balai Latihan Kerja untuk profesionalisme angkatan kerja pada tahun ini dan tahun sebelumnya. - Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja - DINDIKBUD - DINPORA - Bappeda Litbang - Dinakerind - BLK - Program Peningkatan Kesempatan Kerja - DINDIKBUD - DINPORA - Bappeda Litbang - Dinakerind - BLK - Program Perlindungan dan Pengembangan - DINDIKBUD - DINPORA - Bappeda Litbang - Dinakerind - BLK

(18)

Lembaga

Ketenagakerjaan Faktor Pasar/

Market

Rendahnya Pilar Akses Keu pada Dimensi Stabilitas Pasar - Meningkatkan persentase pertumbuhan nilai ekspor - Program peningkatan dan pengem-bangan ekspor - Dindagkop UKM - DPMPTSP - DINLUTKAN - DINAKERIND - Meningkatkan

persentase nilai neraca perdagangan. - Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan - Dindagkop UKM - DPMPTSP - DINLUTKAN - DINAKERIND Faktor Ekosistem Inovasi Rendahnya Pilar Kapasitas inovasi pada Dimensi Komersialisasi - Meningkatkan pertumbuhan usaha industri kecil dan menengah. - Program Pengem-bangan Kewira-usahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah - Dindagkop UKM - DINPERMASDES P2KB - DINAKERIND - Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah - Dindagkop UKM - DINPERMASDES P2KB - DINAKERIND Rendahnya Pilar Kapasitas inovasi pada Dimensi Penelitian dan Pengembangan. - Meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga, dan atau litbang dengan Pemerintah Daerah dalam program pengembangan

teknologi dan inovasi

- Program Sistem Inovasi Daerah (SIDA) - Bappeda Litbang - Dindagkop UKM - DINPERMASDES P2KB - DINAKERIND - Program Kerjasama Pembangunan - Bappeda Litbang - Dindagkop UKM - DINPERKIM - DPUTARU - DINAKERIND - BAGIAN PEMBANGUNAN TABEL 3

(19)

Konektivitas antar Kelembagaan dan Kewenangan Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Pembangunan Stakeholder

Mewujudkan reformasi birokrasi

Meningkatnya akuntabiltas kinerja aparatur.

Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur melalui peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran, peningkatan pengawasan pelaksanaan pembangunan, dan evaluasi perencanaan Pemerintah Kab. Demak, Akademisi

Meningkatnya nilai laporan keuangan daerah.

Meningkatkan kinerja keuangan daerah melalui peningkatan kualitas penganggaran,

pelaksanaan pembangunan,

peningkatan sistem keuangan daerah dan pengelolaa aset daerah

Pemerintah Kab. Demak, NGO

Terwujudnya Smart City. Mempercepat perwujudan Smart City melalui pembuatan sistem informasi pada pemberian pelayanan publik, dan peningkatan pelayanan publik Pemerintah Kab. Demak, Swasta, NGO Meningkatkan kinerja perindustrian dan perdagangan serta kapasitas koperasi dan UMKM

Meningkatnya perkembangan industri kecil dan menengah

Meningkatkan

perkembangan industri kecil dan menengah melalui peningkatan ketrampilan industri kecil dan menengah, membuka akses jejaring pemasaran, pemanfaatan teknologi dan membangun sentra-sentra industri

Pemerintah Kab. Demak, Swasta, NGO

Meningkatnya nilai ekspor, kualitas pasar dan penataan PKL meningkatkan perkembangan perdagangan melalui penataan PKL, pasar tradisional, peningkatan perluasan daerah ekspor dan pengawasan metrologi

Pemerintah Kab. Demak, Swasta, NGO

Meningkatnya kapasitas UMKM dan koperasi

Meningkatkan kapasitas UMKM dan koperasi melalui peningkatan ketrampilan usaha pada UMKM, peningkatan ketrampilan managerial koperasi, memberikan akses jejaring pemasaran dan permodalan Pemerintah Kab. Demak, Swasta, NGO Meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja

Menurunnya angka pengangguran

Pengurangan tingkat pengangguran melalui pemberian pelatihan bagi calon tenaga kerja, pelaksanaan bursa kerja, meningkatkan kapasitas lembaga ketrampilan kerja dan membuka jejaring

Pemerintah Kab. Demak, Swasta, NGO

(20)

dalam penempatan tenaga kerja

Meningkatkan daya saing pariwisata dan pelestarian

kebudayaan

Meningkatnya kotribusi pendapatan pariwisata dalam PAD

Meningkatkankan daya saing pariwisata melalui pembukaan destinasi baru, peningkatan promosi pariwisata, memperkuat kelompok sadar wisata, dan meningkatan event event pariwisata

Pemerintah Kab. Demak, Masyarakat Swasta, NGO

Meningkatnya pelestarian keragaman dan kekayaan budaya daerah

Pelestarian keragaman dan kekayaan budaya daerah melalui pendataan, perawatan dan pemeliharaan benda situs dan kawasan cagar budaya. Pemerintah Kab. Demak, Masyarakat Swasta, NGO Meningkatkan nilai dan jumlah investasi Kabupaten Demak Meningkatnya jumlah investasi baik PMA maupun PMDN

Meningkatan nilai dan jumlah investasi melalui peningkatan kualitas pelayanan PTSP, peningkatan promosi, dan pemberian insentif bagi investor

Pemerintah Kab. Demak, Masyarakat Swasta, NGO Meningkatnya jumlah

perijinan dan non perijinan yang dilayani oleh PTSP Meningkatkan

kualitas pelayanan publik

Meningkatan nilai dan jumlah investasi melalui peningkatan kualitas pelayanan PTSP, peningkatan promosi, dan pemberian insentif bagi investor

Peningkatan pelayanan publik melalui peningkatan kapasitas Perangkat daerah dalam memberikan pelayanan, penyusunan SOP, dan SP

Pemerintah Kab. Demak, Masyarakat Swasta, NGO

(21)

TABEL 4

Arah Kebijakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Demak

Dalam upaya meningkatkan kinerja tim peningkatan daya saing daerah ( tim koordinasi sistem inovasi daerah) , arah kebijakan dan strategi penguatan SIDa Kabupaten Demak terdiri dari 2 (dua ) prakarsa utama yaitu (1) Penguatan SIDa, (2) Pengembangan Inovasi dan 1 (satu) prakarsa termatik yaitu Pengembangan Klaster UMKM berbasis teknologi.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Pengembangan

Kelembagaan Inovasi Daerah Kabupaten Demak

Membangun kelembagaan sistem inovasi yang handal sampai pada tata pemerintahan terendah dan masyarakat a. Penguatan SIDa b. Pengembangan Desa Inovasi. 1. Mengembangkan kerangka umum kebijakan inovasi. 2. Menumbuh kembangkan

kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi 3. Membangun budaya inovasi di daerah 4. Menumbuh kembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi di daerah 5. Meningkatkan penyelarasan dengan perkembangan global Pengembangan Jaringan Inovasi Daerah Kabupaten Demak Mewujudkan keberlangsungan

komunikasi intensif dan mobilitas iptek yang difasilitasi oleh pemerintahan daerah Kabupaten Demak Pengembangan jaringan inovasi Pengembangan Kesumberdayaan Inovasi Daerah Kabupaten Demak Meningkatkan kemampuan pengelolaan sumber daya SIDa yang terintegrasi guna menumbuhkembangkan ekonomi produktif berbsis potensi lokal

Pengembangan klaster UMKM berbasis teknologi

(22)

TABEL 5

Anggaran Riset dan Inovasi

No Kegiatan Anggaran APBD

Tahun 2019

Pihak-Pihak Terkait 1 Riset dan Pengembangan 1.906.034.400. - OPD Kabupaten Demak

a. Penelitian - Perguruan Tinggi

b. Kajian Strategi - Swasta/ Pihak 3/ Masyarakat c. Seminar

2 Inovasi dan Teknologi 200.000.000. - OPD Kabupaten Demak a. Pameran Produk Inovasi - Perguruan Tinggi

Referensi

Dokumen terkait

A déli és északi hegylábi területek cönológiai mintavételeinek ökológiai mutatók és klaszteranalízis alapján elemzett adatsorai azt igazolják, hogy a déli terület

SMP N 1 Sleman merupakan salah satu sekolah yang menjadi tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2016. Gedung utama SMP N

Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara dan/atau penanggung jawab tempat/kegiatan dan fasilitas umum yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka

Jawaban : ILC adalah salah satu gagasan Bapak Karni Ilyas, sebagai pribadi yang masih terus bersemangat untuk tetap menjadi seorang Jurnalis, meski sudah menjadi

pembahasan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan fitur copy cataloging pada aplikasi SLiMS dengan menggunakan fitur protokol Z39.50 di

I. Christina Whidya Utami, MM., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Yulius Runtu, M.Si., selaku Sekretaris Fakultas Bisnis

Sebagai masukan bagi investor dan kreditor agar memperhatikan kualitas akrual, corporate governance dan kepemilikan institusional karena berpengaruh terhadap biaya

Pada fase ini, anda membuat audiens untuk mengubah keinginannya dengan menjelaskan bagaimana yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi