• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA GORONTALO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR KOMISI

PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA GORONTALO

RIAWATI ABAS1, Sahmin Noholo2,

Amir Lukum

3

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan sistem

informasi akuntansi terhadap penyajian laporan keuangan di Kantor

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berada dilingkungan

Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo yang

berjumlah 46 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

data primer yang dikumpulkan dari instrumen kusioner kepada

pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Gorontalo. Penelitian

ini menggunakan dua variabel yaitu pengaruh penerapan sistem

informasi Akuntasi (X), dan penyajian laporan keuangan (Y). Data

dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem informasi akuntasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyajian laporan

keuangan pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota

Gorontalo. Koefisien regresi dari penelitian ini sebesar 43,6%

sedangkan 53,94% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntasi, Penyajian Laporan Keuangan

1

Riawati Abas Mahasiswi Pada Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo, 2

Sahmin Noholo, SE, MM Dosen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo,

3

Amir Lukum, S.Pd, MSA Dosen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

Sistem informasi berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan pada suatu instansi pemerintah atau perusahaan, hal ini ditujukan untuk memperlancar operasional kerja. Berkembangnya teknologi informasi memiliki peranan sangat penting dalam menjadwalkan aktivitas manusia, baik dalam dunia sosial maupun dunia pekerjaan (Handayani, 2012: 6).

Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi komputer dan informasi, sistem informasi akuntansi konvensional telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Sistem Informasi Akuntansi yang berbasis komputer memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dan menyajikannya lebih cepat dan akurat mengenai informasi keuangan. Informasi keuangan sangat penting bagi perusahaan/lembaga untuk melakukan riset mengenai informasi yang disajikan, dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode yang sebelumnya. Menurut standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat atau periode tertentu (Kasmir, 2013: 220).

Pembuatan sistem infomasi akuntansi dimulai dari analisis dan pengamatan terhadap sistem perusahaan. Kemudian dari data yang ada, dilakukan perancangan sistem informasi akuntansi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam Sistem Informasi berbasis komputer dapat dilakukan dengan sekali entry (input) data atau transaksi saja, hal ini dalam buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah Laporan Keuangan juga (Handojo, 2004).

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan atau instansi lain untuk mencapai akuntabilitas laporan keuangan. Menurut Hastuti (2005) dalam Prasinta (2012), menyatakan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

(4)

lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Suatu perusahaan dengan manajemen yang menerapkan sistem pengelolaan yang baik akan memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada para stakeholdersnya. Oleh karena itu, manajemen berkewajiban memberikan informasi akurat tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Akuntabilitas laporan keuangan merupakan syarat terciptanya

penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik, demokratis, amanah. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang telah diterima secara umum (Renyowijoyo, 2008: 65). Berdasarkan pertimbangan tersebut, Komisi Pemilihan Umum Kota Gorontalo khususnya pada bagian keuangan dituntut dapat memberikan pelayanan administrasi keuangan kepada seluruh satuan sekretariat dalam lingkungan Komisi Pemilihan Umum Kota Gorontalo. Apabila hal ini dilaksanakan dengan baik maka akan memberikan dukungan terhadap penyajian laporan keuangan.

Komisi Pemilihan Umum Kota Gorontalo merupakan pelaksana Pemilu di wilayah Kota Gorontalo. Sebagai penyelenggara Pemilu di Kota Gorontalo, KPU Kota Gorontalo terbentuk berdasarkan pada: Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, KEPRES Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum, dan KEPRES Nomor 67 Tahun 2001 tentang Perubahan KEPRES Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2000.

Berdasarkan peraturan KPU nomor 22 tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja KPU Kota Gorontalo terdiri dari biro perencanaan dan data, biro keuangan, biro hukum, biro umum, biro sumber daya manusia, biro teknis dan hubungan partisipasi masyarakat, biro logistik dan inspektorat

(5)

(Laporan, 2012: 48). Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, segala kegiatan akuntansi telah menggunakan sistem berbasis komputer.

Dengan bantuan Komputer semua pekerjaan menyangkut laporan keuangan akan lebih mudah dan dapat terselesaikan tepat waktu, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silviana (2013) dengan judul Hubungan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Survey Pada 9 Kota Di Provinsi Jawa Barat). Hasil penelitian menunjukkan, nilai koefisien korelasi sebesar 0.686, dan nilai koefisien determinasi sebesar 47.10%. Belum maksimalnya kontribusi sistem informasi akuntansi dalam menjelaskan variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diantaranya disebabkan oleh: masih ada entitas yang terlambat menyerahkan laporan keuangan sistem informasi akuntansi dan pelaporan masih ada yang belum memadai; sistem informasi akuntansi dan pelaporan masih ada yang belum didukung Sumber Daya Manusia yang memadai, sehingga disarankan agar pemerintah daerah khususnya pemerintah kota untuk dapat lebih meningkatkan lagi hal-hal yang masih belum memadai tersebut.

METODE PENELITIAN

jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara tepat mengenai fakta, keadaan gejala, yang merupakan objek penelitian. penelitian yang data yang diperoleh dan dianalisis dalam bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan dari hasilnya.

penggunaan pendekatan kuantatif dalam penelitiaan ini adalah karena penelitian ini berusaha untuk menjelaskan suatu suatu permasalahan terkait dengan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Penyajian Laporan Keuangan. Pendekatan kuantitatif menjadikan teori sebagai pedoman penting dalam merencanakan penelitian. Teori dalam hal ini memberi pedoman tentang kerangka berpikir yang harus dimiliki oleh peneliti, data apa saja yang harus yang harus dikumpulkan oleh peneliti.

(6)

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Basuki (2006: 147) meliputi:

1. Observasi nonpartisipan (Pengamatan tidak terkendali) Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi. Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku pemustaka di perpustakaan.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Basuki, 2006: 110). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dimana pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Normalitas Data

Sebelum data di analisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi linier sederhana, data tersebut harus memenuhi syarat normalitas data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai alpha (0,05) atau dibawahnya berarti data distribusi tidak normal.

Pengujian Heterokedastisitas Data

Uji heteroskedasitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang

(7)

ada. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdasitas. Berikut hasil pengolahan data (Scatterplot) untuk menguji heterokedastisitas:

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen) serta memprediksi nilai variabel tergantung (dependen) dengan menggunakan variabel bebas (independen). Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Pengujian Hipotesis

Setelah diperoleh model persamaan regresi, maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel untuk masing-masing

koefisien regresi. Jika nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

artinya signifikan. Jika nilai thitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

artinya tidak signifikan.

2. Cara yang kedua selain dengan kriteria perbandingan thitung dengan ttabel, yaitu

dengan menggunakan kriteria nilai pvalue (kekuatan koefisien regresi dalam

menolak H0). Jika Pvalue< 0,05 maka H0 ditolak dan apabila Pvalue> 0,05 maka

H0 diterima.

Adapun hasil Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 16 beikut:

Tabel 16 : Hasil Uji Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23,038 4,015 5,738 ,000 Sistem_Informasi_Akuntansi ,818 ,140 ,660 5,828 ,000

(8)

Hasil analisis pada tabel 16 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel

Sistem Informasi Akuntansi diperoleh sebesar 5,828, sedangkan nilai t-tabel pada

tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 =46-1-1= 44 sebesar 2,015 (pengujian dilakukan dengan metode 2 pihak didasarkan pada hipotesis yang dibangun). Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar

dibandingkan dengan nilai t-tabel (5,828>2,015) sehingga H0 ditolak dan H1

diterima artinya signifikan.

Koefisien Determinasi

Berikut ini hasil pengujian koefisien determinasi variabel dalam penelitian:

Tabel 17: Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,660a ,436 ,423 3,38794

Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2014

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada tabel di atas menunjukkan besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0,436. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 43,6% variabilitas Penyajian Laporan Keuangan pada Kantor KPU Kota Gorontalo dapat dipengaruhi oleh Sistem Informasi Akuntansi, sedangkan sisanya sebesar 56,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

PEMBHASAN

Sejak tahun 2003 telah dikeluarkan paket Undang-Undang (UU) pengelolaan keuangan negara yang meliputi yaitu UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga paket UU ini merupakan produk legislasi sebagai wujud dari kehendak untuk melaksanakan reformasi di bidang keuangan negara sekaligus menuntut suatu perubahan mendasar di bidang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. (Anwar, 2009).

Pemerintah harus dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah). Salah satu prasyarat untuk

(9)

mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan reformasi dalam penyajian laporan keuangan, yakni pemerintah harus mampu menyediakan semua informasi keuangan relevan secara jujur dan terbuka kepada publik, karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka melaksanakan amanat rakyat. Steccolini (2002) menyatakan bahwa laporan keuangan meskipun belum melaporkan akuntabilitas secara keseluruhan dari entitas pemerintahan, namun mengandung dua tujuan yang diterima secara umum dari laporan keuangan sektor publik yaitu accountability (akuntabilitas) dan decision usefulness (pengambilan keputusan).

Dalam penyajian laporan keuangan, laporan tersebut harus disajikan secara akurat, relevan dan tepat waktu. Dengan penggunaan Informasi Akuntansi (SIA) akan menciptakan keuntungan yakni adanya peningkatan kecepatan keakuratan pengolahan data informasi akuntansi (Aviana, 2012: 8). Untuk itu Salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas adalah sistem informasi akuntansi, dimana laporan keuangan dihasilkan dari suatu proses yang didasarkan pada input yang baik, proses yang baik dan output yang baik. Ketiga aspek tersebut haruslah terpadu dan berkesinambungan sebagai pondasi sistem pelaporan keuangan yang baik. (Selamet, 2011).

Sistem Informasi Akuntansi menurut Mulyadi (2001: 3) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. sehingga dapat dijabarkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.

Departemen dalam negeri telah menyediakan sistem informasi akuntansi untuk dipergunakan oleh pemerintah daerah dalam rangka menghasilkan lapoaran keuangan yang berkualitas, namun kenyataannya masih ada kelemahan penerapan sistem informasi akuntansi di pemerintah daerah (pemda) maupun instansi publik lainnya termasuk didalamnya Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo

(10)

Berdasarkan identifikasi dan survei awal berkaitan dengan sistem informasi akuntansi ditemukan bahwa pada KPU Kota Gorontalo terdapat masalah meliputi operator sistem bagian keuangan KPU Kota Gorontalo belum menguasai SIA dan sering terjadi kesalahan dalam penginputan data laporan keuangan. Permasalahn yang berhubungan dengan SIA ini dikarenakan adanya operator yang tidak melakukan perawatan pada perangkat dari sistem tersebut. Perangkat dari sistem informasi akuntansi tersebut berupa perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Berdasarkan temuan dalam deskripsi variabel penelitian ditemukan pula bahwa skor terendah dari pengujian terletak pada indikator perawatan yang memiliki skor sebesar 60,4% (terletak pada kategori cukup baik). Fungsi dari perawatan yakni untuk menjaga perangkat dari sistem agar berfungsi dengan maksimal terutama sistem yang tujuannya untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas.

Pemeliharaan sistem dapat dilakukan dalam 3 hal yakni pemeliharaan korektif, pemeliharaan adaptif dan pemeliharaan preventif (Lientz dan Swanson dalam Simarmata 2010: 329). Pemeliharaan korektif yang merupakan bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu tinggi nilainya dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan, pemeliharaan adaptif yang dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai baru. Lingkungan tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian, sistem harus terus merespon perubahan persyaratan pemakai. Terakhir pemeliharaan preventif yang terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan. Karena personil pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali menemukan cacat-cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan permasalahan potensial .

Dengan adanya perawatan maka sistem akan semakin baik fungsinya sehingga akan menghasilkan penyajian laporan keuangan yang baik. Pada KPU Kota Gorontalo ditemukan pula permasalahan yang berhubungan penyajian laporan keuangan yakni data laporan keuangan yang dikirim tidak sesuai dengan data yang diterima pada saat melakukan rekonsiliasi di KPPN Kota Gorontalo. Berdasarkan deskripsi jawaban responden terhadap kusioner, dapat dirumuskan

(11)

bahwa hal tersebut terjadi karena adanya penyediaan laporan keuangan yang masih kurang sistematis seperti penyajian laporan harian dan laporan mingguan. Dalam pengujian deskripsi responden, kedua pernyataan memiliki skor paling rendah yakni 74,8% dan 73,5%.

Penyajian laporan keuangan yang belum realtime (masih bersifat tahunan/output diakhir tahun) dan bersifat angka-angka historis, mengakibatkan laporan keuangan belum bisa sepenuhnya dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan/keputusan manajemen pemerintahan sehari-hari. Laporan keuangan (terutama yang WTP) belum digunakan sebagai persyaratan dalam pengambilan kebijakan menyangkut alokasi pendanaan ke daerah. Tujuan laporan sektor publik lebih rumit dibandingkan sektor swasta, karena menyangkut aspek ekonomi, serta aspek sosial dan politik dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan cenderung hanya bisa menyajikan aspek ekonomi (melalui jenis belanja berdasarkan klasifikasi ekonomi) sedangkan aspek sosial dan politik tentunya sulit untuk disajikan dalam laporan keuangan. Sulit untuk menilai atau mengukur dari laporan keuangan apakah sektor publik telah memberikan pelayanan secara efisien dan efektif kepada rakyatnya (Silviana, 2013: 2)

Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Aviana (2012: 8) bahwa dalam penyajian laporan keuangan, laporan tersebut harus disajikan secara akurat, relevan dan tepat waktu. Dengan penggunaan Informasi Akuntansi (SIA) akan menciptakan keuntungan yakni adanya peningkatan kecepatan keakuratan pengolahan data informasi akuntansi. Dengan teori tersebut maka hipotesis penelitian ini yakni adanya pengaruh dari sistem informasi akuntansi terhadap penyajian laporan keuangan.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis ditemukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Sistem Informasi Akuntansi lebih besar dibandingkan

dengan nilai t-tabel sehingga dapat pula dilihat bahwa nilai signifikansi dari

pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Sistem Informasi Akuntansi terhadap Penyajian Laporan Keuangan pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo.

Dapat pula diketahui bahwa sumbangan sistem informasi akuntansi terhadap penyajian laporan keuangan yang berkualitas yakni sebesar 43,6%

(12)

atau dengan kata lain pengaruh dari penerapan sistem informasi terhadap penyajian laporan keuangan. Sehingga hipotesis statistik diterima. Hasil pengujian hipotesis yang menemukan adanya pengaruh ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat A. (2012) dalam skripsinya yang menemukan bahwa Prosedur pencatatan secara komputer sudah dilaksanakan dengan baik oleh pegawai, Semua system akuntansi telah didukung dengan formulir-formulir untuk memudahkan pencatatan dan pemeriksaan untuk kepentingan perusahan/instansi.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan sistem informasi akuntansi terletak pada kriteria yang baik. skor tertinggi dalam variabel terletak pada indikator pengelolaan data keuangan sedangkan skor terendah terletak pada indikator perawatan. Oleh karena itu perlunya perhatian terhadap perawatan perangkat sistem informasi.

2. Penyajian laporan keuangan terletak pada kategori yang baik. Skor tertinggi dimiliki oleh indikator akurat dan yang terendah dimiliki oleh indikator tepat waktu.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis (H0)

yang diuji ditolak, dan sebaliknya hipotesis penelitian (H1) yang diajukan

diterima. Hal ini terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai ttabel baik

pada taraf signifikan α sebesar 5%. Ini mengindikasikan sistem informasi

akuntansi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penyajian laporan keuangan pada KPU Kota Gorontalo, hal ini juga didukung oleh koefisien determinasi sebesar 43,6%.

SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Perlunya perhatian oleh ketua dan sekretaris KPU Kota Gorontalo dalam hal perawatan perangkat sistem informasi akuntansi yang meliputi perawatan

(13)

sofware dan hardware. Secara sederhana perawatan tersebut akan membuat kualitas input dan proses semakin baik yang implikasinya terhadap output yang berkualitas, termasuk output dari penyajian laporan keuangan.

2. Perlunya laporan dan pelaporan keuangan yang realtime dan tidak hanya bersifat angka-angka historis sehingga laporan keuangan secara sepenuhnya

dapat dimanfaatkan/dipakai dalam pengambilan kebijakan/keputusan

manajemen pemerintahan sehari-hari..

3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih memperdalam analisis mengenai hubungan dan pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap penyajian laporan keuangan dengan sampel yang lebih besar dan mencakup pada seluruh instansi, serta mengembangkan perspektif yang diteliti lebih luas lagi misalnya faktor -faktor lain yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan. hal ini dikarenakan hasil penelitian ini pengaruh dari variabel sistem informasi terhadap penyajian laporan keuangan hanya sebesar 43,6%.

DAFTAR PUSTAKA

Aviana, P. 2012. Penerapan Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Jurnal Ilmiah vol. 12. Fakultas Bisnis - Jurusan Akuntansi Gedung Benediktus, Unika Widya Mandala.

Arikunto 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rhineka Cipta. Jakarta.

Almilia dan Briliantien 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. STIE Perbanas Surabaya.

Bodnard dan Hoopwood 2000. Accounting Information Sytem, Fifth Edition.

Baridwan 1996. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

(14)

Basuki 2006. Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta 2003 Skripsi, Universitas Mercubuana.

Cole, 1991. T.M dan H.H Hannan. 1990. Dissolved Oxygen Dynamics dalam Reservoir Lymnology : Ecological Perspectives edited by K.W Thornton; B. L Kimmel; E.R Payne. A Wiley Interscience Publication. New York.

Cushing dan Romney 1997. Accounting Information System, 7

th

Edition, USA: Addition Wesley Publishing Company Inc.

Fitria,Faujiah Thahir, FE UI 2008. Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual, Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi Ke-8, Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Ikatan akuntan indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit PT. Salemba Empat Jakarta.Kusnandar 2007. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam penelitian, Yogyakarta Liberti.

Koniyo, Andri dan Kusrini. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic dan SQL. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

(15)

Narimawati. Umi. 2007. “Riset Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Agung Media.

Prasinta D. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal vol.03 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Renyowijoyo, M. 2008. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Steven A Moscove. 1998 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPerusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak

Susanto 2004. Mbus. Akuntansi Ak-24, Sistem Informasi Akuntansi, Bandung Lingga Jaya.

Sudaryono dan Astuti 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu (Penelitian pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Malang), Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.

Sugiyono 2011. M etode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Selamet 2011. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating Terhadap Kinerja Manajerial. Fakultas Ekonimi. STMIK, HIMSYA, Semarang.

Sastrawan U. 2012. Perbandingan Penerapan Sistem Akuntansi Konvensional Dengan Sistem Akuntansi Berbasis Komputer Pada Perusahaan Dagang, Jurna vol. 08 Universitas Malang

Referensi

Dokumen terkait

SSagai altematifformulasi dari Model Basis Ekspor adalah Ivtiodel Basis Ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah yang

FEAR OF SUCCESS PADA WANITA YANG BEKERJA DITINJAU DARI NEED FOR ACHIEVEMENT YANG DIMILIKI.. bcnar-benar merupakan hasil karya

Pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut, (3) Observasi meliputi ; Observasi yang berlansung siklus I aktivitas siswa belum terlihat menunjukan perubahan hal ini

Kabupaten Gunung Kidul mempunyai beberapa daerah pesisir sebagai penghasil ikan dan daerah wisata sehingga merupakan daerah yang strategis untuk pengembangan usaha yang

Berdasarkan hasil observasi pada bulan April tahun 2018 di TK RW XIII Gubeng Kertajaya Surabaya pada anak kelompok B, kemampuan dalam penguasaan motorik kasar yaitu melempar

Hasil penelitian disebutkan bahwa, kerangka epistemologi pemikiran politik Islam yang bercorak abad klasik dan pertengahan sudah saatnya untuk direkonstruksi sesuai dengan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, serta pembahasan terdapat beberapa strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial yaitu menirukan apa yang diucapkan oleh

Menurut Festinger (1957) disonansi kognitif adalah ketidak sesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang menyebabkan ketidak nyamanan psikologis