• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus Hak Kekayaan Intelektual (Merek) dalam peninjauan kembali telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

LIE WIE BING, bertempat tinggal di Jl. Simolawang 2 No. 66A Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Ir. HEROE M. SOEWARNO, SH, Advokat berkantor di Kantor Advokat dan Konsultan Hukum “Ir. HEROE M. SOEWARNO, SH & REKAN”, Komp. Citra 5 Blok D1 No. 54 Jakarta Barat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 November 2011;

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/ Tergugat; m e l a w a n

ONG BAMBANG HARTONO, bertempat tinggal di Jl. Pisces No. 23A Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada: R. BOBBY WIJANARKO, SE., SH., M.Hum., Advokat berkantor pada Kantor Hukum “BOBBY WIJANARKO & PARTNERS di Jl. Rungkut Asri Tengah 2/25, Surabaya, berdasarkan surat kuasa tanggal 8 September 2012;

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/ Penggugat;

d a n

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA CQ. DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL CQ. DIREKTUR MEREK, berkedudukan di Jl. Daan Mogot Km.24 Tangerang;

Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Turut Termohon Kasasi/Turut Tergugat;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Tergugat telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah Agung RI No. 248 K/Pdt.Sus/2011 Hal. 1 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tanggal 28 Juni 2011 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan

Termohon Peninjauan Kembali dan Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi//Penggugat dan Turut Termohon Kasasi/Turut Tergugat dengan posita gugatan sebagai berikut:

MEREK PENGGUGAT;

Bahwa Penggugat telah mengajukan permohonan pendaftaran merek MICHAEL LAURENS dibawah agenda no. D10.2008.0000 tertanggal 06 Mei 2008, untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 25, yaitu, "pakaian pria, anak-anak, celana pria, celana anak-anak-anak, jaket, T-shirt, kaos oblong, kemeja, mantel, pakaian kerja, celana jeans, celana pendek, baju mantel luar, baju hangat, mantel jas panjang" di Kantor Wilayah Jawa Timur di Surabaya, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (bukti P-1 s/d P-3);

Bahwa, permohonan pendaftaran merek ''MlCHAEL LAURENS", kelas 25 dibawah agenda no. D10.2008.0000 tanggal 6 Mei 2008, merupakan hasil karya yang sesungguhnya dari saya dan bukan peniruan atau penjiplakan dari merek pihak lain. Oleh karenanya, permohonan tersebut telah dilandasi dengan itikad baik (good faith) dan patut untuk dapat terdaftar dalam Daftar Umum Merek;

Bahwa, kata "Michael Laurens" berasal dari nama anak Penggugat yaitu Michael Laurensius Hartono yang lahir pada 15 Juli 2002 (bukti P-4);

Bahwa Penggugat menggunakan kata MICHAEL yang berasal dari nama malaikat perang Tuhan, LAURENS adalah kependekan dari pada LAURENSIUS, arti semua kata MICHAEL LAURENS adalah suatu nama yang disertai oleh malaikat Tuhan;

Bahwa Penggugat menggunakan merek dagang MICHAEL LAURENS dimulai akhir Februari 2008 untuk produk: kemeja pria (bukti P-5);

Bahwa Penggugat telah memasarkan produk dengan merek dagang MICHAEL LAURENS di berbagai daerah di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, dan Sumatra dari akhir Februari 2008 hingga saat ini;

Bahwa Penggugat telah memasang counter/rak untuk display merek dagang MICHAEL LAURENS di beberapa toko di berbagai daerah pemasaran, selain memenuhi fungsi utama merek juga sebagai wujud keseriusan PENGGUGAT dalam membangun dan mengembangkan mereknya (brand building);

Bahwa PENGGUGAT menemukan bahwa merek MICHAEL LAURENS yang diajukan permohonannya melalui Kantor Wilayah Jawa Timur, di bawah agenda no.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

D10.2008.0000 yang telah dikonversi oleh Turut Tergugat menjadi No. Agenda

DOO.2008.18929;

Bahwa, PENGGUGAT mengetahui adanya nama MICHAEL LAURENS dipergunakan oleh TERGUGAT I sejak bulan September 2008 yang dipakai oleh TERGUGAT I untuk memproduksi barang dengan kelas dan jenis barang yang sama (kelas 25), yaitu kemeja pria dan dengan sengaja menjatuhkan harga produk kemeja pria dengan merek dagang MICHAEL LAURENS jauh di bawah harga yang ditetapkan oleh PENGGUGAT dan memasarkannya di area pemasaran yang sama, dengan tujuan untuk menghancurkan reputasi merek MICHAEL LAURENS yang telah dengan susah payah dibangun oleh PENGGUGAT;

Bahwa PENGGUGAT baru mengetahui ternyata TERGUGAT I telah memperoleh Sertifikat Merek MICHAEL LAURENS pada tanggal 21 April 2010 dari utusan TERGUGAT I yang mengaku bemama Bapak Erik nomor ponsel 0811339198;

Bahwa PENGGUGAT mencari informasi Sertifikat Merek MICHAEL LAURENS milik TERGUGAT I dengan mendatangi Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, di Daan Mogot km 24, Tangerang tanggal 26 April 2010;

Bahwa setelah melakukan penelusuran merek, baru diketahui bahwa merek MICHAEL LAURENS milik TERGUGAT I ternyata benar telah mendapatkan sertifikat Merek yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT di bawah Pendaftaran no. ID M000243390;

FlLING DATE/TANGGAL PENERIMAAN;

Bahwa, PENGGUGAT telah mengajukan permohonan pendaftaran merek MICHAEL LAURENSyang melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 25 di bawah agenda no. D10.2008.0000 tertanggal 06 Mei 2008, melalui Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Kantor Wilayah Jawa Timur di Jalan Kayun no. 50-52, Surabaya dengan diberikan surat pengantar nomor W10.HI.06.01-161 tanggal 6 Mei 2008 yang ditandatangani langsung oleh Bapak Drs. Sjamsul Bahri, SH. yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah;

Bahwa, surat pengantar nomor W10.HI.06.01-161 tanggal 6 Mei 2008 tersebut telah melampirkan berkas antara lain:

a Isian Formulir pendaftaran merek rangkap 4; b Surat Pernyataan bermeterai Rp 6.000,-; c Fotocopy KTP pemilik merek 2 lembar; d Logo/etiket merek sebanyak 25 lembar; Hal. 3 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

e Bukti pembayaran biaya PNPB melalui BRI;

Bahwa, dasar hukum permohonan pendaftaran merek melalui Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Kantor Wilayah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.11-PR.07.06, tahun 2003 tentang Penunjukan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI untuk menerima permohonan pendaftaran HKI jo. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Hale Kekayaan Intelektual nomor H01.PR.07.06 tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan Permohonan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual melalui Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, yang keduanya masih berlaku hingga saat ini;

Bahwa tanggal penerimaan merek (filing date) sesuai dengan Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek diberikan setelah memenuhi seluruh persyaratan administratif, dimana hal ini telah dipenuhi melalui Surat Pengantar Nomor W10.HI.06.01-161 tangga16 Mei 2008;

Bahwa dengan demikian merek dagang MICHAEL LAURENS milik Penggugat sudah seharusnya mendapatkan Tanggal Penerimaan (filing date) yang sama dengan tanggal permohonannya yaitu tanggal 6 Mei 2008, oleh karena telah memenuhi seluruh persyaratan administratif sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 15 ayat 1 Undang Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek;

Bahwa saya telah menulis surat kepada Ombudsman RI sebagai pihak yang berkompeten, tanggal 27 April 2010 yang telah ditanggapi oleh pihak Ombudsman RI berdasarkan surat No.1208/KLA/0250.2010/TM.22/V/1010;

Bahwa terkait dengan masalah tanggal penerimaan (filing date), telah dilakukan gugatan Pembatalan Surat Keputusan Tata Usaha Negara nomor D102008018929 tanggal 20 Mei 2010 terhadap TURUT TERGUGAT di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung no. 61/G/2010/PTUN-BDG pada tanggal 16 Juli 2010, melalui kuasa hukum saya Bapak Julius A.H. Gultom, SH ;

TERGUGAT I MEMPEROLEH HAK.DILANDASI OLEH ITIKAD TIDAK BalK; Bahwa terdapat banyak pilihan kata atau nama yang dapat di gunakan atau dipilih TERGUGAT I sebagai merek dagangnya untuk produk di kelas 25, tetapi mengapa TERGUGAT I menjatuhkan pilihannya pada nama merek dagang MICHAEL LAURENS yang merupakan nama anak dari PENGGUGAT???;

Bahwa PENGGUGAT mengajukan merek dagang MICHAEL LAURENS tanggal 6 Mei 2008, dan TERGUGAT I baru mengajukannya setelah itu yaitu tanggal 26

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mei 2008, artinya PENGGUGAT mengajukan lebih dulu dan lebih berhak atas merek

dagang MICHAEL LAURENS;

Bahwa etiket merek MICHAEL LAURENS yang telah terdaftar no. IDM000243390 milik TERGUGAT I, ternyata tidak sesuai dengan etiket merek yang ditempel di produk milik TERGUGAT I, dalam hal ini merek milik TERGUGAT I tidak dipergunakan dan dapat dikatakan bukan sebagai merek yang didefinisikan pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yaitu: "Merek adalan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan wama atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa";

Merek milik PENGGUGAT Merek milik TERGUGAT I IDM000243390

Diajukan tanggal 6 Mei 2008 Diajukan tanggal 26 Mei 2008

Bahwa etiket merek MICHAEL LAURENS milik TERGUGAT I dengan

nomor agenda D00.2008.029478 dengan tanggal Penerimaan 13 Agustus 2008, muncul melalui Berita Resmi· Merek No. I74/A/IX/A/2009 yang diumumkan tanggal 26 Oktober 2009 - 26 Januari 2010 dengan jelas menjiplak etiket merek PENGGUGAT dari unsur pemilihan font (huruf) yang jelas telah diajukan oleh PENGGUGAT tiga (3) bulan sebelumnya;

Bahwa ada ribuan jenis font di software pengolah kata (words processor), baik itu Arial, Times New Roman, Avan Garde, dll, tetapi mengapa jenis font milik PENGGUGAT yang dipilih? Apakah lagi-lagi merupakan suatu kebetulan belaka?;

MICHAEL LAURENS milik TERGUGAT I dengan nomor agenda

D00.2008.029478 dengan tanggal Penerimaan 13 Agustus 2008, muncul melalui Berita Resmi Merek No. 174/A/IX/A/2009;

Diajukan tanggal 6 Mei 2008 Diajukan tanggal 13 Agustus 2008 Merek milik Penggugat Merek milik Tergugat I

Hal. 5 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

MICHAEL LAURENS

Michael Laurens

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

D00.2008.029478

Bahwa TERGUGAT I memperoleh hak atas merek MICHAEL LAURENS daftar no. IDM000243390 terbukti dilandasi dengan itikad tidakbaik, sehingga tidak patut untuk mendapatkan perlindungan hukum dan harus dibatalkan;

Untuk selanjutnya dengan memperhatikan ketentuan Pasal 70 ayat (3) Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Penggugat dengan ini mohon kepada Ketua Pengadilan Niaga Surabaya pada Pengadilan Negeri Surabaya yang terhomat agar memberikan putusan sebagai berikut:

1 Mengabulkan gugatari. Penggugat untuk seluruhnya;

2 Menetapkan tanggal 6 Mei 2008 sebagai tanggal penerimaan (filing date) untuk merek dagang MICHAEL LAUREN8-·KELAS 25 milik PENGGUGAT dengan no.agenda D00 200 8.18929;

3 Menyatakan bahwa merek dagang MICHAEL LAURENS KELAS 25 milik Penggugat memiliki tanggal penerimaan (filling date) lebih awal dibandingkan dengan merek dagang MICHAEL LAURENS KELAS 25 Daftar No. IDM000243390 atas nama TERGUGAT I;

4 Menyatakan pendaftaran merek dagang MICHAEL LAURENS KELAS 25 Daftar No. IDM000243390 atas nama TERGUGAT I, dilandasi oleh itikad tidak baik, karena meniru nama MICHAEL LAURENS yang diambil dari nama anak PENGGUGAT yang bernama MICHAEL LAURENSIUS HARTONOyang lahir sejak tanggal15 Juli 2002;

5 Menyatakan batal menurut hukum pendaftaran merek dagang "MICHAEL LAURENS" Daftar Nomor IDM000243390 atas nama TERGUGAT I, dengan segala akibat hukumnya;

6 Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk mencoret pendaftaran Merek Dagang MICHAEL LAURENS kelas 25 Daftar Nomor IDM000243390 atas nama TERGUGAT I (LIE WEI BING) dari Daftar Umum Merek, Kementerian Hukum dan HAM RI qq Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual qq Direktorat Merek;

7 Menghukum TERGUGAT I untuk membayar biaya perkara menurut hukum; Atau: mohon putusan yang adil (ex aequo et bono);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan

eksepsi dan gugatan balik (rekonvensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

Dalam Eksepsi:

1 Bahwa, materi gugatan tentang obyek/pokok sengketa Pembatalan Pendaftaran Merek Dagang "MICHAEL LAURENS" dengan Reg. No.IDM000243390. yang merupakan Hak milik sah dari LIE WIE BING telah berulang kali diajukan oleh Penggugat melalui Kuasa Hukumnya di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, yaitu : Pada tanggal 10 Juni 2010 yang kemudian tidak ada kelanjutannya, dan selanjutnya Penggugat mengajukan kembali gugatannya dengan materi gugatan yang obyek/pokok sengketanya sama persis yaitu tentang Pembatalan Pendaftaran Sertifikat Merek milik

Tergugat I yaitu Merek "MICHAEL LAURENS" Reg. No.

IDM000243390, yang Gugatannya di ajukan oleh Penggugat melawan Subyek Hukum yang sama yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia cq.

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual cq. Direktur Merek sebagai Tergugat

(yang dalam Perkara ini adalah sebagai Turut Tergugat) di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada tanggal16 Juli 2010, sesuai yang telah dinyatakan pada butir 19 daliI gugatan pada oosita Penggugat. Bahwa kemudian pada tanggal 16 Agustus 2010, Penggugat mengajukan kembali Gugatan yang materi/obyek sengketanya adalah SAMA yaitu tentang gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek Dagang "MICHAEL LAURENS" Daftar Nomor IDM000243390, milik Tergugat I yang telah diajukan oleh Penggugat pada Peradilan yang berbeda yaitu di Pengadilan Niaga Surabaya pada Pengadilan Negeri Surabaya. Bahwa berdasarkan Prinsip Logis Hukum bahwa, setiap gugatan yang materi/ obyek gugatannya pada pokoknya adalah sama dan apalagi dalam perkara ini subyek hukum atau Para Pihaknya dalam Gugatan adalah juga sama, adalah merupakan gugatan yang mengarah pada gugatan ne bis in idem;

2 Bahwa hal itu telah menunjukkan dan membuktikan adanya kesengajaan yang telah dilakukan oleh Penggugat untuk tujuan memporak-porandakan/ mengacaukan putusan-putusan sehingga dari gugatan-gugatan Penggugat yang obyek/materi

perkaranya pada pokoknya sama dan dengan subyek hukum yang sama, yang diaiukan pada Peradilan-Peradilan yang berbeda tentunya mengakibatkan putusan-putusan yang tumpang tindih, dan pasti menciptakan ketidak-pastian hukum yang bertentangan dengan Azas Penegakan Keadilan untuk mewujudkan kepastian hukum, sehingga gugatan Penggugat terbukti beralaskan niat yang tidak baik. Bahwa jelas-jelas Penggugat

Hal. 7 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mengharapkan akan terjadinya putusan hukum yang TUMPANG TINDIH dalam perkara

ini, sehingga hal tersebut tentunya selain akan menciptakan ketidakpastian hukum dari

kepastian hukum yang telah secara sah dimiliki oleh Tergugat I atas merek "MICHAEL LAURENS" Terdaftar No. IDM000243390 milik Tergugat I, dan hal ini sangat merugikan Tergugat

I sebagai pemilik merek yang sah yang seharusnya dilindungi secara hukum dari

perbuatan gugatan Penggugat yang dilakukan secara serampangan (tidak berdasarkan teori dan kaidah hukurn yang benar dalam mengajukan gugatan) dan jelas-jelas bertentangan dengan azas kepastian hukum, oleh karena itu gugatan Penggugat a quo demi hukum sudah seharusnya oleh Majelis Hakim dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvakelijk verklaard);

3 Bahwa, gugatan Penggugat sudah jelas dan pasti berpotensi ne bis in idem (hanya

menunggu waktu sampai adanya putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap

terlebih dahulu. Apabila kita telah mengetahui persis akan POTENSI PASTI akan terjadi NE BIS IN IDEM jika Majelis hakim menerima dan memeriksa perkara ini, apakah kita

tetap biarkan untuk menerima dan memeriksa perkara ini?). Justru gugatan yang

demikianlah yang akan menjadi DILEMA dalam sistem peradilan kita untuk

mewujudkan kepastian hukum yang didambakan oleh setiap Warga Negara Republik

Indonesia, sehingga sudah seharusnya dilakukan terobosan hukum yang berlandaskan

pada logika hukum dan keberanian Nurani untuk TIDAK MEMBIARKAN terjadinya

kondisi tumpang tindihnya putusan yang mengakibatkan ketidak pastian hukum yang semestinya dapat kita CEGAH. Oleh karena itu mohon kepada Majelis Hakim terhormat yang memeriksa perkara ini untuk mempertimbangkan dan demi hukum berani menyatakan menolak dalil gugatan Penggugat atau setidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvakelijk verklaar);

4 Bahwa, dalil-dalil gugatan Penggugat pada butir 1, butir 2, butir 3, butir 4; butir 5, butir 6, butir 7, butir 11, butir 12, butir 13, butir 14, butir 15, butir 16, butir 17, butir 18, butir 22, butir 23 da!am perkara ini adalah menyatakan tentang keberatanIoposisi dan sanggahan Penggugat yang dalam perkara ini memposisikan dirinya sebagai Pemohon

Pendaftaran Merek, dimana sebenarnya tentang keberatan dan sanggahan Pemohon/

Penggugat yang didalilkan sebagai gugatan dalam perkara ini adalah merupakan

ketentuan Prosedural dari Pendaftaran Merek yang ketentuannya telah diatur pada Bab

IV, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001, tentang Permohonan

Pendaftaran Merek dan Bab IV tentang tahapan-tahapan

PENDAFTARAN MEREK dan pada Pasal 24 jo. Pasal 25 tentang Keberatan dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sanggahan, yang sama sekali bukanlah ketentuan persyaratan Substantif di mana hampir

seluruh dalil gugatan Penggugat dalam positumnya tersebut di atas hanya memuat tentang keberatan dan sanggahan Pemohon Merek yang sebenarnya permohonan keberatan dan sanggahan Penggugat telah diajukan oleh Penggugat sebagai Pemohon pendaftar merek dan TIDAK DIKABULKAN oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, bahwa posita gugatan Penggugat telah ternyata TIDAK RELEVAN dan tidak mendukung serta tidak berkaitan pada petitum pokok gugatan yaitu pada butir 5. pokok petitum yang menyatakan batal menurut hukum pendaftaran merek dagang "MICHAEL LAURENS" Reg.No.IDM000243390 yang ketentuannya diatur pada Pasal 68 jo.PasaI 69 jo.Pasal 70 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001, oleh karena itu petitum yang tidak di dukung oleh Fundamentum petendi atau dalil gugatan Penggugat pada butir-butir dalil gugatan yang telah disebutkan di atas adalah menunjukkan ketidak selarasan antara positum dengan petitum yang dimohonkan sehingga jelas membuktikan bahwa dalil gugatan Penggugat adalah kabur (Obscuur Libel), sehingga gugatan Penggugat seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima oleh

Majelis Hakim. (Yurisprudensi MARI No. 720

K/Pdt/1997 tanggal 9 Maret 1999); Dalam Rekonvensi:

1 Bahwa, Tergugat I sekarang Penggugat Rekonvensi, adalah pemilik sah atas

merek "MICHAEL LAURENS" Terdaftar no.IDM000243390 yang memiliki Hak

Eksklusif yang diberikan oleh Negara, bahwa sejak tanggal di sahkannya Sertifikat Merek tersebut diatas yaitu tanggal 9 April 2010, maka telah ada Jaminan Perlindungan yang melekat atas Hak: Merek "MICHAEL LAURENS" Reg.No.IDM000243390 atas nama pemilik yang berhak yaitu LIE WIE BlNG (Bukti T1-1) yang diberikan oleh Negara dan telah ada KEPASTIAN HUKUM yang jelas atas Kepemilikan Hak atas Merek milik Penggugat Rekonvensi tersebut di atas sehingga merek tersebut haruslah diutamakan perlindungan-nya terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran atas merek tersebut;

Bahwa, ternyata Penggugat Rekonvensi telah menemukan bukti petunjuk awal adanya dugaan pelanggaran atas Merek milik Penggugat Rekonvensi yaitu , adanya penggunaan Merek dengan sengaja dan tanpa Hak yang pada pokoknya sama dengan Merek "MICHAEL LAURENS" Terdaftar milik Penggugat Rekonvensi yang telah diproduksi dan/diperdagangkan oleh dan atas inisiatif yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat (Bukti T1-2);

Hal. 9 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa, hal tersebut telah mengakibatkan kerugian yang sangat bagi Tergugat I

Konvensi Penggugat Rekonvensi, baik kerugian nyata berupa materiil maupun kerugian imateriil yaitu ketidak tenangan pikiran dan ketidak nyamanan yang dialami Penggugat Rekonvensi yang seharusnya memperoleh jaminan atas perlindungan dan keamanan atas hak merek yang dimilikinya secara sah tetapi justru Tergugat

Rekonvensi dengan sengaja

melakukan pelanggaran hukum atas merek Penggugat Rekonvensi, Oleh karena itu Penggugat Rekonvensi menuntut ganti rugi dan penghentian atas semua perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat yang berkaitan dengan penggunaan tanpa hak: atas merek milik Penggugat Rekonvensi. Bahwa berdasarkan bukti terlampir yang cukup (bukti Tl-2) dan sesuai dengan Pasal 85 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001, dengan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I mengajukan Permohonan kepada Majelis Hakim untuk menerbitkan Surat

Penetapan Sementara guna mencegah berlanjutnya dugaan Pelanggaran Merek

"MICHAEL LAURENS" Terdaftar No. IDM000243390 milik Penggugat Rekonvensi

yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat, dan berdasarkan pemeriksaan

lebih lanjut oleh Majelis Hakim atas Penetapan Sementara, maka Penggugat

Rekonvensi mohon kepada Majelis Hakim untuk menguatkan Surat Penetapan

Sementara tersebut sehingga Penggugat Rekonvensi dapat mengajukan gugatan ganti

rugi dan penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tanpa hak oleh Tergugat Rekonvensi sebagaimana diatur pada Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tabun 2001;

2. Bahwa. Tergugat Rekonvensi/Penggugat telah dengan sengaja dan tanpa Hak

mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya

informasi Elektronik dan/atau Dokumen elektronik yang memiliki muatan

penghinaan dan/atau pencemaran nama baik Penggugat Rekonvensi/Tergugat I yaitu dengan mendistribusikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi yang pada pokoknya berjudul DUGAAN MAFIA HAKI yang sengaja di TULIS oleh Penggugat

pada Portal Berita Hukum dan Politik http://www.primaironlie.com dengan

menuliskan inisial LWB yang adalah jelas merupakan singkatan dari nama LlE WIE

BING yaitu Penggugat Rekonvensi;

Bahwa, Tergugat Rekonvensi juga menuliskan dan membuat berita yang sangat

mendeskriditkan Penggugat Rekonvensi yang di tulisnya dengan inisial LWB pada bttp:llus.suarapembaca.detik.comsehingga dapat diakses oleh Khalayak .yang isinya pada pokoknya tentang Dugaan Mafia HAKI, dimana telah jelas dalam interpretasi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dan konotasi kata Mafia pada kalimat adanya dugaan mafia berarti adanya unsur

kerjasama Persekongkolan dalam suatu kelompok yang disebutkan sebagai mafia

yang bertujuan

TIDAK. BAIK, yang dituduhkan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat TANPA

DASAR yang mengakibatkan rasa malu bagi Penggugat Rekonvensi walaupun isi

dari Tulisan yang dibuat oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat adalah TIDAK BENAR dan tanpa dasar, tetapi Tulisan Tergugat Rekonvensi tersebut telah benar-benar mencemarkan dan sangat mempengaruhi nama baik Penggugat Rekonvensi dan sangat merugikan bagi Penggugat Rekonvensi. Oleh karena itu Penggugat Rekonvensi menuntut atas kerugian atas pencemaran nama baik Penggugat Rekonvensi yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi dengan kompensasi kerugian imateriil sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan meminta Tergugat Rekonvensi untuk memulihkan nama baik Penggugat Rekonvensi melalui media yang sama, sehingga Penggugat Rekonvensi tidak membawa permasalahan ini kepada tuntutan hukum pidana dan gugatan hukum perdata lebih lanjut;

3. Bahwa, atas kerugian nyata yang diakibatkan oleh perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oIeh Tergugat Rekonvensi/Penggugat dengan ditemukannya bukti awal adanya pelanggaran hukum atas Merek milik Penggugat Rekonvensi yaitu ''MICHAEL LAURENS" Terdaftar No. IDM000243390 sebagaimana telah diuraikan pada butir 1 gugatan Tergugat Rekonvensi, maka terhadap kerugian nyata/materiil yang diakibatkan secara langsung karena terhambatnya pemasaran dan penjualan barang hasil produksi merek ASLI "MICHAEL LAURENS" Terdaftar milik Penggugat Rekonvensi, maka Penggugat Rekonvensi meminta kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk mewajibkan kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar ganti kerugian yang nyata/materiil yang ditimbulkan oleh Tergugat Rekonvensi yang dengan sengaja dan tanpa hak telah merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik Penggugat Rekonvensi untuk barang sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan oleh Tergugat Rekonvensi, yaitu dengan membayar ganti kerugian yang di kompensasikan sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

4. Bahwa, untuk kerugian Imateriil yang diakibatkan oleh perbuatan melanggar hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat atas pelanggaran terhadap merek sah milik Penggugat yaitu "MICHAEL LAURENS" Terdaftar No. IDM000243390 tersebut di atas yang mengakibat-kan Penggugat Rekonvensi terus

merasa terancam dan terganggu konsentrasinya dan kenyamanannya dalam

Hal. 11 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

melaksanakan usahanya

dan kegiatannya sehari-hari yang di sebabkan oleh tindakan melawan hukum Tergugat Rekonvensi atas pelanggaran terhadap Hak MerekI Sertifikat Merek sah milik Penggugat Rekonvensi sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas. Oleh karena itu Penggugat Rekonvensi meminta kompensasi atas kerugian imateriil yang dialaminya tersebut sejumlah Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah);

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi mohon kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya supaya memberikan putusan sebagai berikut:

1 Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi Untuk Seluruhnya;

2 Menerbitkan dan menguatkan surat penetapan sementara Pengadilan tentang penyimpanan alat bukti yang berkaitan dengan Pelanggaran Merek milik Penggugat Rekonvensi;

3 Menghukum Tergugat Rekonvensi, yang telah terbukti dengan sengaja melakukan pelanggaran hukum atas merek yang tanpa hak memproduksi dan memperdagangkan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek "MICHAEL LAURENS" milik Penggugat Rekonvensi yang mengakibatkan kerugian Materiil Nyata dengan mengganti kerugian materiil sejumlah Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) kepada Penggugat Rekonvensi;

4 Menghukum Tergugat Rekonvensi yang telah terbukti melakukan pelanggaran hukum dengan tanpa hak telah menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan dengan Merek "MICHAEL LAURENS" Terdaftar milik Penggugat Rekonvensi untuk mengganti kerugian imateriil sejumlah Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) kepada Penggugat Rekonvensi;

5 Menghukum Tergugat Rekonvensi yang telah terbukti dengan sengaja dan tanpa hak telah membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik yang memiliki muatan pencemaran nama baik Penggugat Rekonvensi dengan mengganti kerugian imateriil atas pencemaran nama baik yaitu sejumlah Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) kepada Penggugat Rekonvensi;

6 Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada

permohonan banding atau kasasi;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Surabaya No. 03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby. tanggal 2 November 2010 adalah sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:

• Menolak eksepsi Tergugat I; DALAM KONPENSI:

• Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;

• Menetapkan tanggal 06 Mei 2008 adalah tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan ( filing date) untuk merek MICHAEL LAURENS kelas 25 milik Penggugat dengan No. Agenda :D002008.18929;

• Menyatakan bahwa merek dagang MICHAEL LAURENS kelas 25 milik Penggugat memiliki tanggal penerimaan (filing date) lebih awal dibandingkan dengan merek dagang MICHAEL LAURENS kelas 25 daftar No.IDM000243390 atas nama Tergugat I;

• Menyatakan pendaftaran merek dagang MICHAEL LAURENS kelas 25 daftar IDM000243390 atas nama Tergugat I dilandasi itikat tidak baik ,karena meniru MICHAEL LAURENS yang diambil dari anak Penggugat;

• Menyatakan batal menurut hukum pendaftaran merek dagang “MICHAEL LAURENS” kelas 25 daftar No.IDM000243390 atas nama Tergugat I dengan segala akibat hukumnya;

• Memerintahkan Turut Tergugat untuk mencoret pendaftaran merek dagang MICHAEL LAURENS kelas 25 daftar No.IDM000243390 atas nama Tergugat I (Lie Wie Bing) dari Daftar Umum Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual;

DALAM REKONVENSI: - Menolak gugatan rekonvensi;

DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI:

• Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.447.000,- (empat ratus empat puluh tujuh ribu rupiah);

Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 248 K/ Pdt.Sus/2011 tanggal 28 Juni 2011 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: LIE WIE BING tersebut; Hal. 13 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara ddalam

tingkat kasasi sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung RI No. 248 K/Pdt.Sus/ 2011 tanggal 28 Juni 2011 diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/Tergugat pada tanggal 5 Oktober 2011 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi/Tergugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 November 2011 diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 13 Desember 2011 sebagaimana ternyata dari Akte permohonan peninjauan kembali No. 248 K/Pdt.Sus/2011 jo No. 03/ HKI.Merek/ 2010/PN.Niaga Surabaya yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya, permohonan mana disertai dengan memori peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya tersebut pada tanggal 13 Desember 2011 hari itu juga;

Bahwa setelah itu oleh Termohon Kasasi/Penggugat yang pada tanggal 30 Desember 2011 telah diberitahu tentang memori peninjauan kembali dari Pemohon Kasasi/Tergugat diajukan jawaban memori peninjauan kembali diterima di Kepaniteraan Pengadialan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 26 Januari 2012;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat dalam memori peninjauan kembali tersebut pada pokoknya ialah:

1 Bahwa, Judex Juris yang telah memeriksa dan memutus perkara aquo SAMA

SEKALI telah mengabaikan dan TIDAK MEMPERTIMBANGKAN terhadap

keberatan PEMOHON KASASI DALAM EKSEPSI perkara No. 248 K/ Pdt.Sus/2011 jo. No. 03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby. tanggal 28 Juni 2011, yang memohon agar gugatan PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA;

Bahwa, gugatan PENGGUGAT/TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI pada dasarnya adalah mempermasalahkan tentang FILING DATE (tanggal Penerimaan Permohonan) yang sebenarnya adalah mengenai ALASAN PROSEDURAL (BUKAN ALASAN SUBSTANTIF) yang seharusnya tidak dapat diterima untuk dipertimbangkan dan diputuskan dalam Perkara aquo, karena Gugatan Pembatalan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Permohonan Merek HANYAlah dapat diajukan BERDASARKAN ALASAN

SUBSTANTIF sebagaimana diatur pada Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2001;

Bahwa, keberatan yang telah diajukan oleh PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI dalam permohonan Kasasi DALAM EKSEPSI, pada per-timbangan hukum PutusanNo. 03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby. pada halaman 44 ,menyatakan bahwa PETITUM PENGGUGAT adalah tentang Pembatalan Merek “MICHAEL LAURENS” Terdaftar No.IDM000243390 milik TERGUGAT I/PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI, sedangkan dalam POSITA PENGGUGAT adalah tentang Tanggal Penerimaan (Filing date) sebagaimana diatur pada Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, adalah merupakan Syarat FORMAL Prosedural/Administratif dan BUKAN SYARAT SUBSTANTIF sebagaimana diatur dalam Pasal 4, Pasal 5 atau Pasal 6 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001;

Bahwa, berdasarkan Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2001 dengan jelas mengatur bahwa Gugatan pembatalan Pendaftaran Merek dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan HANYA berdasarkan alasan SUBSTANTIF sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,pasal 5 ,atau Pasal 6 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001.

Oleh karena itu, Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum karena telah melanggar ketentuan Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2001, dan sudah semestinya Demi Hukum haruslah DIBATALKAN;

Bahwa, antara posita gugatan PENGGUGAT/TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI (mengenai syarat formal) dan petitumnya (mengenai syarat Substantif) sehingga tidak ada relevansinya oleh sebab itu dalil Gugatannya adalah kabur (Obscuur Libel) sehingga seharusnya Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaar); Yurisprudensi MARI No. 720 K/Pdt/1997 tanggal 9 Maret 1999;

2 Bahwa, Judex Juris telah mengabaikan dan sama sekali tidak mem-pertimbangkan Keberatan PEMOHON KASASI yang sebenarnya adalah merupakan Fakta-fakta hukum yang SANGAT PENTING sebagai pertimbangan dalam memutuskan perkara aquo, bahkan justru seolah-olah Judex Juris TIDAK PERDULI akan Upaya penegakan Hukum PEMOHON KASASI sebagai pencari keadilan, karena Judex Juris serta merta dalam pertimbangan hukumnya hanya menyatakan bahwa, dalam pemeriksaan Kasasi “ Mengenai penilaian hasil Hal. 15 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan TIDAK DAPAT

DIPERTIMBANGKAN “, Padahal telah di jelaskan berulang kali oleh PEMOHON KASASI dalam permohonan kasasinya , bahwa Uraian PEMOHON KASASI hanyalah untuk menerangkan tentang adanya kekeliruan dalam Putusan yang tidak didasarkan pada Fakta-fakta Hukum yang terungkap di persidangan dan BUKANLAH melakukan penilaian terhadap hasil pembuktian yang bersifat Penghargaan tentang suatu kenyataan, dan PEMOHON KASASI ingin menyampaikan dan memohon keadilan kepada Majelis Hakim kasasi dengan mengungkapkan dan menunjukkan Fakta hukum bahwa, memang benar telah terjadi kesalahan penerapan Hukum oleh Majelis hakim Pengadilan Niaga (Judex Facti) yang telah melakukan keberpihakan dalam memutus perkara aquo tanpa mempertimbangkan seluruh Dalil dan Alat Bukti serta Keterangan Saksi di Persidangan dan telah dengan sengaja TIDAK MEMASUKKAN KETERANGAN SAKSI–SAKSI yang telah diambil Sumpahnya di hadapan majelis hakim yang adalah merupakan Pengabaian terhadap Fakta Hukum dan kebenaran materiil yang terungkap di persidangan;

Bahwa, pada halaman 51 Alinea ke 2, pertimbangan hukum putusan Pengadilan Niaga No. 03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby. menyatakan bahwa, “dari keterangan ketiga Saksi tersebut tidak dapat sebagai pedoman pemakai pertama yang diakui oleh Negara oleh karena dalam Undang-Undang Merek pada dasarnya menganut Sistem Wajib Daftar (konstitutif system), dimana hak atas merek diberikan atas dasar permohonan dan Prinsip pendaftar Pertama (First to File)”; Bahwa, dari pertimbangan tersebut sudah ternyata terdapat 3 (TIGA) KEKHILAFAN/KEKELIRUAN YANG NYATA dari Judex Facti (Pengadilan Niaga Surabaya) yang TIDAK SESUAI FAKTA DI PERSIDANGAN yaitu; Kekhilafan / Kekeliruan Pertama, Saksi yang diajukan oleh TERGUGAT adalah 4 (empat) orang Saksi (bukan tiga orang Saksi) seperti yang di pertimbangkan Judex facti )yaitu :

1 Sdr.MICHAEL TSANG. 2 Sdr.FARID MUKKARAM,SE. 3 Sdr.ERIC GONDOWIJOYO. 4 Sdr.RENDRA RUSLYANTO.

Bahwa, Judex Facti sama sekali telah mengabaikan keterangan Saksi Sdr. FARID MUKARRAM,SE, yang pada tahun 2007 telah diberi baju/ kemeja merek “Michael Laurens” oleh TERGUGAT I yang label mereknya sama dengan dengan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

baju reject (Vide Bukti T1-12) , dimana baju tersebut telah dibawa dan ditunjukkan

kepada majelis hakim di persidangan;

Bahwa, Judex Facti telah jelas-jelas telah nyata-nyata mengHILANGkan/ mengabaikan ALAT BUKTI yaitu keterangan salah seorang Saksi yang mana para Saksi tersebut telah memenuhi syarat sebagai Saksi dan telah diambil Sumpahnya di depan Persidangan, bahwa, menurut system HIR dan Rbg,seharusnya Hakim terikat dengan alat-alat bukti yang sah yang telah diatur oleh Undang-undang dan tidak boleh mengabaikan Alat bukti apalagi dengan sengaja menghilangkan Alat Bukti (Abdulkadir Muhammad,SH- Hukum Acara Perdata Indonesia hal.133 );

Oleh karena itu telah terbukti Judex Facti telah melakukan kekhilafan dalam mempertimbangkan hukum yang dijadikan dasar untuk memutuskan Perkara aquo, sehingga Judex Juris yang juga tidak mempertimbangkan hal tersebut diatas dan menyatakan Judex Facti tidak melakukan kesalahan penerapan hukum adalah jelas-jelas telah TIDAK CERMAT dalam memutuskan perkara a quo;

APAKAH menurut Judex Juris bahwa, Pengabaian keterangan Saksi/Alat Bukti yang sah menurut hukum itu itu BUKANlah merupakan suatu Pelanggaran Hukum yang berlaku atau Bukanlah merupakan suatu Kekhilafan Hakim ?.

Bahwa, keterangan seluruh saksi-saksi (saksi-saksi PENGGUGAT maupun saksi– saksi TERGUGAT) di persidangan yang adalah merupakan Fakta Hukum tersebut telah dengan sengaja dituangkan dan diuraikan seluruhnya dalam KESIMPULAN TERGUGAT I, supaya benar-benar terang apa yang terjadi di persidangan dan terdapat kejelasan tentang apa yang telah terungkap di persidangan, Namun ternyata Judex Facti (Pengadilan Niaga Surabaya) sama sekali tidak memasukkan Fakta-fakta Hukum yang menguatkan dalil TERGUGAT (termasuk walaupun keterangan dari Saksi-saksi PENGGUGAT yang justru menguatkan dalil TERGUGAT I), bahkan Judex Facti berani menganulir keterangan Saksi AYUB al LAHJI (Saksi PENGGUGAT) pada pertimbangannya halaman 37 (penjelasan lebih lengkap pada butir 3 Memori PENINJAUAN KEMBALI ini), hal ini tentu saja SANGAT MERUGIKAN bagi TERGUGAT I, dan menunjukkan Judexfacti telah melakukan Kekhilafan dan melanggar Asas Persamaan kedudukan dalam Hukum ,karena Judex facti telah mengesampingkan Alat Bukti yaitu Keterangan Saksi yang sebenarnya di persidangan dan judex facti hanya menerima keterangan dari salah satu pihak sebagai benar dan pihak lawan TIDAK DIDENGAR keterangannya dan tidak di pertimbangkan dalam Putusan, bahwa, pertimbangan Hal. 17 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Judex facti yang demikian jelas adalah merupakan suatu kelalaian dan melanggar

Asas Audi et alteram partem yang terkandung dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2004, Bahwa, di dalam Hukum Acara , Apabila Judex Facti telah terbukti dalam memutus perkara tidak mempertimbangkan seluruh Dalil dan Alat Bukti maupun Keterangan saksi yang telah dikemukakan di persidangan, maka konsekwensi hukumnya adalah Batalnya putusan Perkara No. 03/HKI/Merek/2001/PN.Niaga,Sby, jo No. 248 K/Pdt/ Sus/2011;

Oleh karena itu putusan perkara No. 248K/Pdt.Sus/2011 tanggal 28 Juni 2011 haruslah di BATALkan;

Kekhilafan/Kekeliruan Kedua, bahwa, Keterangan beberapa saksi–saksi yang telah diambil Sumpahnya di persidangan yang berdiri sendiri-sendiri (Saksi Michael Tsang, saksi Farid Mukarrram, SE, saksi Eric Gondowijoyo, saksi Rendra Ruslyanto) tentang suatu kejadian atau keadaan yang digunakan sebagai Alat bukti sah yang kuat Apabila keterangan Saksi-saksi tersebut ada hubungannya yang satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau suatu keadaan tertentu (yang membuktikan bahwa, TERGUGAT I telah memproduksi dan memperdagangkan kemeja merek “MICHAEL LAURENS” sejak tahun 2006 sedangkan PENGGUGAT baru memproduksi dua tahun kemudian yaitu tahun 2008);

Jadi SANGATLAH mungkin, logis dan masuk akal sehat, apabila dalam perkara ini Justru Barang kemeja yang telah di produksi oleh TERGUGAT I dan beredar di pasaran sejak tahun 2006 telah MENGILHAMI PENGGUGAT yang berambisi untuk memiliki Merek “Michael Laurens” dengan mulai memproduksi barang yang sama pada tahun 2008 , karena Merek tersebut dirasa cocok dan sesuai dengan nama anak PENGGUGAT yang kebetulan bernama Michael Laurentius Hartono;

Bahwa, berdasarkan fakta-fakta di dalam PEMBUKTIAN di persidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah disumpah dan berdasarkan Alat Bukti yang telah diajukan sesuai dengan Daftar alat Bukti Surat dan Barang Bukti yang dibawa dan ditunjukkan ke Majelis hakim di persidangan, telah mengungkapkan dan tidak terbantahkan bahwa, TERGUGAT I/ PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI adalah memang benar pengguna dan pemakai Pertama Merek “MICHAEL LAURENS“ yang telah memproduksi jauh lebih dulu memproduksi dan memperdagangkan kemeja merek ‘MICHAEL LAURENS “

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yaitu sejak tahun 2006, sedangkan PENGGUGAT mengakui baru mulai

memproduksi pada tahun 2008;

Bahwa, TERGUGAT I/PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI adalah Pemohon Merek yang beritikad baik yang TIDAK PERNAH mengetahui sebelumnya apalagi meniru/menjiplak Merek yang diklaim milik PENGGUGAT yang baru di buat pada tahun 2008 jauh setelah TERGUGAT I terlebih dulu telah memproduksi yaitu tahun 2006,sehingga TERGUGAT I memenuhi syarat yang diatur pada Pasal 4 UURI No.15 tahun 2001,sebagai Pemohon yang BERITIKAD BAIK;

Oleh karena itu ,Menurut nalar berfikir yang wajar/AKAL sehat (redelijk), dasar pertimbangan Judex Facti yang menyatakan TERGUGAT telah MENIRU atau MENJIPLAK PENGGUGAT adalah sama sekali TIDAK BERDASAR sehingga seharusnya fakta hukum di persidangan yang menjadi keberatan PEMOHON KASASI tersebut dipertimbangkan oleh Judex Juris dalam putusan a quo namun kenyataannya Judex Juris telah mengabaikan Fakta hukum yang terungkap di persidangan oleh karena itu seharusnya dan semestinya Putusan aquo di Batalkan; Kekhilafan/Kekeliruan Ketiga, bahwa, pada pertimbangan hukum halaman 51 putusan No. 03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby. yang menyatakan Undang-Undang Merek pada dasarnya menganut Sistem Wajib Daftar (Konstitutif System), dimana hak atas merek diberikan atas dasar permohonan dan Prinsip daftar pertama (First to File), adalah BENAR dengan Pengertian bahwa, Hakekat Sistem Wajib Daftar HANYALAH memberikan kepada orang atau Badan Hukum yang Mereknya didaftarkan tersebut DIANGGAP sebagai “ PEMAKAI PERTAMA” DARI Merek tersebut “SAMPAI DIBUKTIKAN HAL SEBALIKNYA OLEH PIHAK LAIN“, sebagaimana dalam perkara aquo, telah dibuktikan sebaliknya oleh TERGUGAT I berdasarkan keterangan Saksi-saksi yang diucapkan di bawah Sumpah di hadapan persidangan, bahwa TERGUGAT I telah memproduksi lebih dulu kemeja Merek “ MICHAEL LAURENS” yaitu sejak tahun 2006, bukan PENGGUGAT mengakui baru mulai memproduksi pada tahun 2008.Oleh karena itu TERGUGAT I/ PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI lah sebenarnya adalah PEMAKAI PERTAMA.sesuai dan berdasarkan Yurisprudensi MARI No. 677 K/ Sip/ 1972;

Bahwa, dalam pertimbangannya Judex Juris yang menyatakan Judex Facti (Pengadilan Negeri/Niaga Surabaya) tidak salah menerapkan Hukum ,adalah merupakan suatu kekhilafan dan suatu kekeliruan yang nyata, karena Judex Facti sudah terjebak dengan kebenaran SEMU (semata-mata hanya mempertimbangkan Hal. 19 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Prinsip Pendaftar Pertama) First to File pada Pasal 15 UURI No. 15 Tahun 2001,

dan ternyata Justru Judex Facti telah MENGABAIKAN yang lebih HAKIKI yaitu tentang syarat SUBSTANTIF pada Pasal 4 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, yang menyatakan bahwa,Merek TIDAK DAPAT DIDAFTARKAN atas dasar Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang beritikad TIDAK BAIK;

Karena Faktualnya yang terungkap di persidangan, bahwa, TERGUGAT I lah yang lebih dulu memproduksi kemeja merek “ MICHAEL LAURENS’ yaitu sejak tahun 2006 sedang PENGGUGAT baru mulai memproduksi pada tahun 2008. (SANGAT tidak memungkinkan bagi TERGUGAT I/ PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI untuk Meniru/Menjiplak merek dari PENGGUGAT, sehingga seharusnya PENGGUGAT lah yang adalah Pemohon yang beritikad TIDAK BAIK);

3Bahwa, Judex Juris juga telah mengabaikan dan tidak mempertimbangkan kekeliruan Judex Facti yang telah mengabaikan dan mengesampingkan fakta hukum yang telah di uraikan pada butir 2 DALAM POKOK PERKARA yang di mohonkan PEMOHON KASASI, yaitu bahwa, pada halaman 37 pertimbangan putusan Pengadilan Niaga Surabaya (Judex Facti) telah berani menganulir kesaksian dari Saksi Sdr. AYUB al LAHJI yang telah di “benarkan” dan diakui oleh PENGGUGAT dipersidangan yaitu yang menyatakan bahwa, ciri khas ke ASLI an Merek “MICHAEL LAURENS” milik PENGGUGAT adalah kancingnya yang Salah bertuliskan “MICHAEL LOURENS” oleh Judex Facti dianulir dengan menyatakan kemudian DIBETULKAN Menjadi “MICHAEL LAURENS”, secara LOGISnya apabila memang Saksi mengatakan “DIBETULKAN menjadi merek “ MICHAEL LAURENS” tentunya Saksi AYUB al LAHJI tidaklah mungkin dalam kesaksiannya menyebutkan CIRI KHAS ke ASLI an merek milik PENGGUGAT Terletak pada penulisan pada kancingnya yang bertuliskan ‘ MICHAEL LOURENS “ dan secara LOGIS pula tidak perlu TERGUGAT I menyatakan dalilnya pada butir 10 KESIMPULAN TERGUGAT I yang menyatakan bahwa, penggugat TELAH TERBUKTI MENIRU YANG SALAH dengan memproduksi kancing yang SALAH milik TERGUGAT I sesuai Kronoligis IDE dan Latar belakang Pembuatan Merek MICHAEL LAURENS milik TERGUGAT I (terlampir pada butir 10 KESIMPULAN TERGUGAT I/PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI); Bahwa, Pernyataan Saksi AYUB al LAHJI telah terbukti telah BERTENTANGAN dengan KEBENARAN MATERIIL (fakta sebenarnya) yang telah didalilkan oleh

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

TERGUGAT I/PEMOHON PENINJUANAN KEMBALI dengan mengajukan Alat

Bukti yaitu Bukti T1-8 dan Bukti T1-10, yaitu Kemeja yang di produksi oleh PENGGUGAT dan telah di beli oleh TERGUGAT PADA TANGGAL 11 September 2010 di toko “Golden Market“ Jember dan pada tanggal 24 September 2010 di toko “Sanggar Busana” Pucang Anom Lantai II no.15 Surabaya.(Bukti T1-8 merupakan lampiran dari Alat Bukti T1-2 dan Bukti T1-10 merupakan lampiran Alat Bukti T1-7);

Bahwa, fakta yang sebenarnya adalah bahwa, kancing kemeja yang telah diproduksi milik TERGGUGAT I/PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI adalah bertuliskan “MICHAEL LOURENS” sesuai Kronologis IDE AWAL yaitu IDE MURNI pengusulan nama merek yang di berikan Saksi Sdr. ERIC GONDOWIJOYO kepada TERGUGAT I pada awal tahun 2006. (terlampir pada butir 5 KESIMPULAN TERGUGAT I), tetapi PENGGUGAT terbukti meniru pembuatan kancing kemeja yang salah yang bertuliskan “MICHAEL LUORENS”, kemudian untuk produksi selanjutnya PENGGUGAT merubah penulisan kancing kemeja menjadi “MICHAEL LAURENS“, sedangkan Saksi Sdr. AYUB al LAHJI menyatakan di persidangan dan tidak pernah membetulkan penulisan pada kancing kemeja JUSTRU menyatakan bahwa, ke ASLI an Merek PENGGUGAT adalah penulisan kancing yang “ SALAH tulis “ tetapi Judex facti telah menganulir pernyataan Saksi Sdr. AYUB al LAHJI seolah-olah Saksi mengatakan adanya perubahan/ perbaikan penulisan pada kancing. Kalau memang benar ada perbaikan penulisan Mengapa pada saat di persidangan saksi menyatakan keASLIannya adalah yang SALAH penulisannya (“MICHAEL LUORENS”)?;

BUKANKAH KESAKSIAN dari Saksi PENGGUGAT Sdr. AYUB al LAHJI adalah justru mendukung Dalil dan kebenaran TERGUGAT I sebagai Pemakai PERTAMA merek “ MICHAEL LAURENS” ?.

4 Bahwa, telah terjadi keKHILAFAN dan KEKELIRUAN NYATA dari Judex Facti maupun Judex Juris yang memutuskan Perkara aquo, karena pada Alinea terakhir halaman 43 Pertimbangan Putusan Judex Facti (Pengadilan Niaga Surabaya) yang menyatakan “ Segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan untuk memperkuat uraian putusan cukup menunjuk BERITA ACARA PERSIDANGAN yang dianggap termuat dalam putusan dan yang merupakan yang tidak terpisahkan; adalah HANYA merupakan Kalimat FORMALITAS yang SAMA SEKALI TIDAK BENAR dari Judex Facti karena faktanya bahwa, pada tanggal 2 November 2010 Putusan perkara No.03/HKI/Merek/2010/PN.Niaga.Sby Hal. 21 dari 25 hal. Put. No. 131 PK/Pdt.Sus/2012

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penyelesaian pembiayaan Non Performing Financing (NPF) menggunakan metode penjadualan kembali bank tidak diperbolehkan menambah jumlah tagihan pembiayaan yang

Pada siklus II aktivitas guru kembali mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama siklus II memperoleh skor 32 dengan persentase 89% berkategori amat baik,

Informan Sematara ini yang dilakukan oleh pihak madrasah dalam menyelesaikan penghambat peningkatan kompetensi tersebut yaitu dengan cara mencari donator tetap yang berasal

Pada Gambar 6 ditunjukkan plot PNLT untuk pesawat C, rata-rata tiap plot PNLT tiap pesawat memiliki bentuk yang hampir sama dan tidak ada satupun sampel pesawat C yang

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Muchtadi (1997) dalam Martunis (2012) yang menyatakan bahwa nilai kadar air yang meningkat dan tidak merata merupakan akibat dari

pembebanan terhadap jaminan fidusia adalah menjadi mutlak dilakukan dalam bentuk akte notaris dan terdaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia diberikan kepada

Visi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang adalah “Menjadi Fakultas Sains dan Teknologi terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan

11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum, Bank Syariah dan UUS dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa pelaksanaan pelaksanaan prinsip- prinsip GCG minimal