Nosionol
Pendidikon Vokosi
3f!:2,::y:
t:!u":^o,*"
pendiditran Vokasi datam Meningtratkan Daya Saing Gtobat norer Jlnggasana, gO Agustus 90I4PENGARUH
PENDIDIKAN DAII
PENGETAIIUAI\I TENTANG
PENCEMARAAI
TERHADAP
PERILAKLTPENGELOLAAIY
LIMBAII
BENGKEL KENDARAA]\I
BERMOTOR
BERWAWASAN LINGKUNGATI
DI KOTA MAKASSAR
,,til#;},#iiii#Hf"*
Universitas Negeri Makassarl.2
Abstrak
Kota Makassar yang memiliki luas wilayah 175,77 km^2 berpenduduk 1.352.1 36
jiwa
terdapat 1'088.000 kendaraan.bermotor beropeiasi
di
KotaMakassar, ditambah lagi sejumlah kendaraan yang berasal dari
\ota kabupaten tirdekat (kawasan Maminasata). Selain itu, terdapat 416 unit bengkel tersebar pada 14 wilayah kecamatan dan 143 kelurahan
mer*ot*
i"rawatan
dan perbaikan kendaraanbermotor
y*g
dit"rg*ai
menghasilkanlimbah padat,air, dan gas yang
berpotensi mencemari. lingkungan.
selumh[
pengelia
u"*0,
masih berperilaku negatif,seperti; membuang
"ui.T
bekas cucianrp*"
purtdi
salurai air, membaka6u*furr, tiautmensortir berbagai limbah yang dihasilkan secara baik dan benar. penelitian ini
meritgunatan pendekatan kuantitatif dalam..pengyiiqp hipotesis serta metode
survei dengan
-i?!,*o,"n
kuesioner' Instrumen
,
yang
aigunafan dikembangkan oieh-peneliti,
rneliputi:
kuesionerpendidikan pengelola bengkel, pengetahuan tentang pencemaran, serta perilaku pengelolaan limbah berwawasan lingkungan. BerJasarkan metode analisis SEM,
maka dapat dikatakan bahwa
Y-art"-b-"1 pendidikan
(Xl),
dan pengetahuan (X2), berpengaruh secara langsung terhaJap erilaku(Y). Hal ini ditandai dengan diperolehnya nilai p_value ,-O.OS.
Kata Kunci : Perilaku, pengerolaan Limbah, Bengkel
Kendaraan Bermotor
A.
PendahuluanSebagai
pusat
pengembangankawasan strategis
di
kawasan
timurlndonesia,
Kota
Makassar
cenderung mengalami pertumbuhan yang pesat diberbagai bidang teknologi,
industri,termasuk
seklor
transportasi
unfukmendukung
aktivitas
masyarakat yangpenting
saat
ini.
Kemajuan
teknologi akan terus menimbulkan dampakpositif
maupun negatif pada lingkungan, berupa pencemarandan
kerusakan lingkunganhidup dan
penurunan
kualitas lingkungan (Zhao, 20 I 0).Pembangunan
industriperbengkelan
kendaraan
bermotordituntut
memenuhi kebutuhan ekonomi(aspek ekonomi), keadilan antar generasi
(aspek sosial)
dan
pelestarian
daya dukung lingkungan tempat usaha (aspeklingkungan), sekaligus mencegah jurang
pemisah
yang makin melebar
antarayang
kaya dan miskin
di
pihak
lain,dengan cara
memperluas kesempatankerja dan
berusaha
(London,
ZO0g,Elliott,
2005). Lebihjauh
Salikin (2003) menyatakan bahwa mengelola kegiatanusaha bengkel
kendaraan
bermotor berwawasan lingkungan ditengaraitiiak
mudah karena dihadapkan pada berbagai
permasalaiiian
seperti
kualitas
sumber daya manusia, dan kendala sumber daya alam.Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sumber Doya Pendidikan Vokasi dalam Meningkatkan Daya Saing Global Hotel Singgasana, 3o Agustus 20l.t
Terdapat limbah
oli
bekas sekitar23.630.748
juta ton
(Mediadata riset, 2009), dimana menurut Mukono (2008)bahwa
I
galonoli
bekas diindikasikandapat mengkontaminasi
I
juta
galon airminum. Demikian
pula
temuan David,Wulandari
(2009),oli
bekas,air
raksa,kadmium, dan
timbal
digunakan dalambanyak proses
industri,
namun setelahdipakai
biasanyadibuang
begitu
saja.Masalah
pengendalian
pencemaranlingkungan,
semestinya sudah menjadiprioritas
pembangunan
yang
sejajardengan
pembangunansektor
lainnya.Tetapi
fenomenadi
seluruhkota
besarIndonesia, dari hasil observasi'awal yang
dilakukan
pada
beberapa
bengkel diperoleh temuan bahwa bengkel kurangserius melakukan penanganan terhadap
limbah yang dihasilkan
baik
limbahpadat,
cair,
maupun gas.
Akibatnyamuncul
masalahlingkungan,
ekonomidan
kesehatan
yaitu
meningkatnyajumlah
penderita
penyakit
infeksisaluran
pernapasan
akut
(ISPA)(Soemarwoto, 1999).
Permasalahan
utama
yangdihadapi
oleh
bengkel
kendaraanbermotor antara
lain: 1)
bengkelberlokasi
di
dalam kota,
2)
bengkelmemiliki
pekarangan
sempit,
3)pemanfaatan
tempat
penampunganlimbah belum optimal,
4)
pengelola bengkelmemiliki
pendidikan bervariasi,5)
limbah tidak
banyak
dimanfaatkankembali,
6)
limbah
dibakardi
pinggirselokan, 7) limbah dibuang disembarang
tempat.
Pendekatanmodel
diperlukanuntuk
memahami
perilaku
pengelola bengkel sehingga altematif pengendalian dan strategi pengelolaan limbah menjadilebih et'ektif dan terpadu (Pongracz Evao 2011).
Bertolak dari pemaparan atas,
penelitian
ini
mencoba
menemukan pengaruh pendidikan pengelola bengkel,dan
pengetahuantentang
pencemaranterhadap
perilaku
pengelolaan limbahberwawasan
lingkungan
di
KotaMakassar yang dapat digunakan sebagai
alat
pengambil
kebijakan dalam meningkatkan kualitasberkelanjutan.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan
masalahdikaji
adalah
Apakahpengelola bengkel,
dantentang
pencemaranyang
yang
akmpendidikan
pengetahuan
terhadap
perilaku dalam
penge limbah berwawasan lingkungan?C.
Tujuan
Penelitian,Menganalisis
pengaruh
pendidipengelola
bengkel,
dantentang pencemaran terhadap peri
dalam pengelolaan limbah lingkungan.
D.
Manfaat
penelitian.Manfaat
dari
Penelitian adalah:a.
Menjadi dalamrujukan
bagi
pemememberikan
kebijprogram
dan
kegiatanberhubungan
denganpengelolaan
limbahlingkungan
padaPendidikon Vokosi
optimqlisasi Sumber Daya Pendidikan vokasi dalam Meningkatkan Daya saing Globql Hotel Singgasana, 5O Agustus 2014,
pengelola
bengkel
kendaraan bermotor, terkait dengan pendidikan pengelola bengkel, dan pengetahuan tentang pencemaran.b.
Pengembanganilmu
pengetahuandalam bidang
ilmu
kependudukan lingkungan hidup yang berhubungan dengan perilaku pengelolaan limbah berwawasan I ingkungan.Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian
ini
termasuk
penelitiankuantitatif,
karena
akan
mengkaji pengaruh pendidikan pengelola bengkel,dan
pengetahuantentang
pencemaranterhadap
perilaku dalam
pengelolaan limbah berwawasan lingkunganb.
Teknik Penarikan sampelTeknik
pengambilan sampel dalampenelitian
ini
adalah dengan
metodeProporsiv proposional random sampling
dari
populasi bengkel umum berjumlah343
unit
tersebar pada 14 kecamatan diwilayah
Kota
Makassar.
Selanjutnyadengan memakai metode proporsional
sampling,
menetapkanjumlah
sampel58,3lyo
setiap kecamatan dengan totalsampel
sebanyak200
bengkel
umum kendaraan bermotor (Ferdinand, 2006),yang
kemudian
masing-masing pengelola ditetapkan sebagai responden.E.
a-Gambar 1. Penarikan Sampel
46s I I i i -F€rrEl*flrea: li .[Ir-lcaro5.*: tr fE Tarrolsrc: l.{ Slt*rrggrrlu: 7 Tail,s:2I U.i- t'atre!:l*g: I {,1 6 3A g l.G L0 6 24 34. 5 12 27 4 1G 5
Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sumber Drya Pendidilran Yokasi datam Meningkatlran Doya Saing Global
Hotel Singgasana,30 Agustus zot+
c.
DesainPenelitian.Dalam penelitian
ini
semuavariabel
dianggaP
homogen,dimana variabel
indePendenpendidikan pengelola
bengkel(X1),
dan
Pengetahuan tentangpencemaran
(X2)
memPunYaihubungan secara langsung mauoun
tidak
langsung terhadaP variabeldependen
perilaku
dalam pengelolaan limbah(Y).
Adapun Desain Penelitian adalah:
penelitian
I Pendidikan Pengelola Bengkel Perilaku Pengelolaan Limbah berwawasan Lingkungan Pengetahuan tentang PencemaranGambar 2. Hubungan antara variabel.
d.
Teknik Analisis data.Teknik
analisis
Yangdigunakan
dalam Penelitian
ini
'adalah Structural Equation Model
(SEM
yang
dioPerasikan melalui program AMOS 6.0.F.
Ilasil
Penelitian dan Pembahasana. Analisis DeskriPtif
jumlah responden (orang),
nilai
mean
terhadaP
butirpertanyaan yang ada Pada
pendidikan
pengelola(X1),
pengetahuanpencemaran
(X2),
dan pengelolaan limbahtingkungan
(Y)
yang
di berdasarkan kumulatif pertanAnalisis
bertujuan
untuk variabel-variabelmelalui
interpretasifrekuensi
jawaban secara keseluruhan, deskriptif mendiskripsikan penelitian distribusi respondenbaik
dalambeI
k
!_fti7llisasi Sumber Daya Pendidikan Vokasi dalam Meningkotkan Daya Saing Global Hotel Singgasana, gO Agustus ZOr,1,
Dari
tabel diatas, dapat dijelaskanbahwa
rata
-
rata
kumulatif
jawaban
dari
variabel pendidikan(Xl)
adalah
60.68
dengan nilaiminimum
, kumulatif
jawabanpertanyaan
sebesar
44
danmaksimum
kumulatif
jawabanpertanyaan sebesar
96.
Rata-ratakurnulatif
jawaban
dari
variabelpengetahuan
(X2)
adalah
23.77dengan
nilai
minimum kumulatif
jawaban pertanyaan sebesar 14 dan
maksimum
kumulatif
jawabanpertanyaan sebesar
29.
Rata-ratakumulatif jawaban
dari
variabelperilaku
(Y)
adalah 99.76 dengannilai
minimum
kumulatif jawabanpertanyaan
sebesar
60
danmaksimum
kumulatif
jawaban pertanyaan sebesar 143.b. Hasil Pengujian Asumsi SEM Asumsi normalitas
univoriate
diuji
dengan
bantuansoftwore
AMOS 6.0. Jika
nilaimutlak
CR
Univariate
datalebih
kecil
dariZ
5%yaitu
1.96, makaasumsi normal
univariateterpenuhi, sebaliknya
jika
nilai
CRMultivariate
datalebih
besar dari1.96
maka
asumsi
normalunivariate
tidak
terpenuhi, artinya data tidak no(mal. Hasil pengujianberikut
tabel
Assessment
of
normality, memperlihatkan mayoritas
nilai
mutlak CR
<
1.96maka asumsi normalitas univariate terpenuhi.
Dari
tabel
diatas,
dapatdilihat
bahwa
secara
univariatenilai
critical skewness (ke.mencengan)sebagian
besarvariabel
yakni tidak
terlalu
jauhdari
+
2.58 (signifikan
pada lo/o)sehingga dapat
disimpulkan
datamendekati
distribusi
normal.Secara
multivariate
nilai
5I.447merupakan
koefisien
darimultivariate kurtosis dengan nilai
critical
37.129
yakni
mendekatidiatas
+
2,58.
Hal
tersebutmembuktikan
bahwa
secaramultivariate
data
tersebut
bisadikatakan berdistribusi
normal,.baik
secara
univariate
maupun multivariate.a . 'I'able
l)escri
StatisticsN
Minimum
Maximum Meanstd. Deviation pendidikan pengetahuan perilaku Valid
N
(listwise) 200 200 200 200 44.00 14.00 60.00 96.00 29.00 t43.00 60.6800 23.7750 99.7600 5.79964 3.t6297 13.44493 467Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Opfimalisasi Sumber Doya Pendidikan Vokasi dalam Meningkatkan Daya Saing Global
Hotel Singgasana, 3o Agustus 20I'1'
Tabel
2.
Tabel
Assessment
of
normality
(Group
number
1)Variable
min
max
skew c.r. kurtosis
c.r.pengetahuan pendidikan perilaku Multivariate
14.000
29.00044.000
96.00060.000
143.000.5t7
2.984.824
4.757.032
.187.02s
.0736.177
17.833.549
1.585s1.M7
37.129c. Pengujian Goodness of
Fit
SEMModel teoritis
Padakerangka
konsePtual
Penelitian, dikatakanfit
jlka
didukung
olehdata
empirik.
Hasil
Pengujiangoodness
of
frt
model,
sesuaidengan
hasil
analisis
denganbantuan program
AMOS
secaralengkap disajikan outPut
sePertipada tabel. Pada intinYa Goodness
of
Fit
adalahuntuk
mengetahui apakahmodel
hiPotetik didukungoleh data empirik. AdaPun ukuran
Goodness of
Fit
antara lain sebagaiberikut:
l)
Chi-squareChi-square
digunakanuntuk
menguji
seberaPa dekat kecocokan antara matriks kovarian sampel S dengan matriks kovarianmodel
X(e).
Peneliti
berusahamemperoleh
nilai
chi-squore Yangrendah
yang
menghasilkansignificance level lebih besar atau
sama
dengan
0.05.
Hal
ini
menandakan bahwa hiPotesis nol
diterima dan matriks inPut
Yangdiprediksi dengan yang sebenarnya
(actual)
tidak
berbeda
secara statistik. Meskipun demikian,jika
chi-square besar
dan
significontlevel
Lebihkecil
dari
0.05
Yang berarti hipotesisinol
ditolak,
kitatidak
serta
metta
menYatakanbahwa
matriks
inPut
Yangdiprediksi tidak sama dengan
inPff
sebenarnya,
harus
diteliti
lebihlanjut
seberaPa
t
ketidakcocokan
tersebut.
Mu(1996)
memberikancatatan
tentang
kekurangansqudre untuk
menguji, hikecocokan data-model, yaitu:
a)
Uji
chi-square terganttlngbeberapa
asumsi
yangprakfik jarang
bisasecara lengkap.
b)
Untuk
memperolehdata
-
model yang
lebihsering
diperlukan
modelmodel
yang
lebih dibandingkansederhana.
c)
Ketika
n
(ukuran
Imeningkat,
nilai
chi' akan meningkat danke
penolakan modelchi-square,
meskipunperbedaan antara
S
dantelah minimal dan kecil.
Berbagai
alasanmenyebabkan
chi-squoredapat digunakan
sebagaisafunya
ukuran
dartkeseluruhan model. Untuk
iur
peneliti
mengembangkanalternatif ukuran
dartdata-model
untuk yangI
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sumber Daya Pendidilan Yokasi dalam Meningkatlan Daya Saing Globat Hotel Singgasana, 50 Agustus 2014
meningkatnya model.
kompleksitas
2)
Goodness ofFit
Index (GFI)GFI
dapat diklasifikasikan sebagai ukuran kecocokan absolut,karena
pada
dasarnya
GFImembandingkan
model
yangdihipotesiskan dengan
tidak
adamodel sama sekali.
Nilai
GFI berkisar antara0
@oorfit)
sampaiI
(pedect"fit), dannilai
GFI > 0.90merupakan
good
fit
(kecocokan yang baik), sedangkan 0.80<
GFImorginalfit.
3)
Root Mean
Square
Error
of
,Approximalion (RMSEA)
menandakan close 1frt, sedangkan
menunjukkan
goodfit
(Brown dan Cudeck, 1993).McCallum
(1996)mengkolaborasi
lebih
jauhberkaitan dengan
cut
point
ini
dengan menambahkan bahwa nilai
RMSEA
antra
0.80
sampai 0.10 menunjukkan mediocre (marginol)menunjukkan
poorfit-4) Adjusted Goodness of
Fit
Index(AGFr)
Seperti
halnya GFI,
nilai
AGFI
berkisar antara0
sampai Imenunjukkan good
fit
Sedangkan 0.80<
GFI
<
0.90 sering disebutsebagai
marginalfit.
5)
ComparativeFit
Index(CFI)
Nilai CFI
akan
berkisardari
0
sampail.
Nilai
CFI
>
0.90 menunjukkan goodfit,
sedangkan0.80
<
CFI
<
0.90 sering disebutsebagai
marginalfit.
Hasil
pengujian Goodnessof
Fit
Overall
berdasarkan tabel, dapatdiketahui bahwa semua
kriteriamenunjukkan model sangat baik.
Tabel3. Hasil Pengujian Goodness
of
'
Hasil
pengujian Goodnessof
Fit
Overall
berdasarkan
tabel,
dapatdiketahui bahwa semua
kriteriamenunjukkan
model
Fit. Hal
ini
ditunjukan dengan
nilai
GFI yaitu 0.990 yang bemilai>
0.90 merupakangoodfit
(kecocokan yang baik),
nilai AGFI
yangbernilai
0.925
>
0,90, demikian
pulanilai
cut
off
value yanglain.
Sehingga model masih bisadinilai
sebagai model yang baik.d.
Analisis lnferensia 1) Analisis Model StrukturalPada model struktural hakekatnya
adalah
pengujian
hipotesis
padapenelitian
ini.
Terdapat
tiga
jenis pengaruhyang
akan
disajikan
dalammodel
struktural,
yaitu
pengaruh langsung (DirectEffict),
pengaruh tidakFit
Fit
lndex
Recommended
Value Value
,2t
af
Nilai
yang kecil s.478 p-value p-value > 0.05 0.065GFI
GFI > O,9O 0.990 RMSEA RMSEA < O,O8 0.070AGFI
AGFI>
O,9O 0.925TLI
TLI
> 0,95 0.952CFI
cFI
> 0.90 0.940 Sumber: Hasil Analisis. 2014Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sttmber Daya Pendiditan Volrosi dalam Meningkatkan Daya Saing Global Hotel Singgasana, 30 Agustus 2ol4
maka dapat disimpulkan tidak langsung (Indirect
Effict),
dan pengaruhtotal (Tetal Effect).
Pengujian
hipotesis
Pengaruhlangsung dilakukan
dengan pengujianCritical,Rafro (CR) pada masing-masing
jalur
pengaruh langsung secara parsial. Jikanilai
CR>
1.96 ataunilai
P<
0.05,maka
dapat
disimPulkan
terdaPatpengaruh
yang signifikan,
sebaliknyajika nilai
CR<
1.96 ataunilai
P>
0'05pengaruh. Hasil analisis secara lengkap, terdapat dalam hasil analisis SEM. Tabd
berikut yang rnenyajikan hasil pengujian
hipotesis pengaruh langsung
( effect).model)
Tabel
number
1
- Default
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Tabel5.
Standardized Regression\ileights: (Group number
I
-Default
Estimate
perilaku
<---
pendidikanperilaku
<---
pengetahuan.037 .020
Sumber: Hasil Analisis, 201 4
Dari
tabel, dapat dianalisa bahwavariabel
pendidikan
(X1),
dan pengetahuan (X2) berpengaruh langsungdan
signifikan
terhadapperilaku
(Y).Hal
tersebutditunjukkan
dengannilai
signifikansi p
-
value < 0.05.Berikutnya dilakukan
pengujianpengaruh
tidak
langsung.
Pengujian pengaruh tidak langsung digunakan daribeberapa
hasil
pengujian
pengaruhlangsung. Koefisien pengaruh
tidaklangsung diperoleh dari hasil
kali
antaradua
koefisien pengaruh langsung yangmembentuknya.
Pengaruh
tidaklangsung dinyatakan signifikan jika
kedua koefisien pengaruh langsung yang membentuknya adalah signifikan. Secara
lengkap hasil pengujian pengaruh langsung disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6. Direct Effects
(Group
n1 - Default model)
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Dari
tabel
di
atas, dapatdili
bahwa tedapat pengaruh tidak
antara
variabel
pengetahuan
(X2terhadap perilaku
(Y)
sebesar 0.054variabel pendidikan
(Xl)
perilaku
(Y)
sebesar 0.101.4.
Regression
Weights:
(GrouPEstimate
S.E.
C.R. P
Label.489
.113 13.150
*** par]
-.085 .196
-.434 .664 par
6perilaku
<---
pendidikanpengetahuan
pendidikanNosionol
pendidikon Vokosi
optimalisasi sumber Dava pendidirran Yokasi datam Meningkatkan
Doya saing Grobat Hotel Singgasana, 30 Agustus zot+
bahwa
terdapat
pengaruh
tidaklangsung
yang
positif
antara variabel pengetahuan(X2)
dan pendidikan(Xl)
terhadap perilaku
(y).
2)
Pengujian Hipotesis
dan Pembahasan
Berdasarkan pemaparan diatas
dapat
dianalisis,
hipotesis
sebagaiberikut: pengaruh pendidikan p"rrg"lJlu
bengkel,
dan
pengetahuan
tentang pencemaran terhadap
perilaku
dalam
pengelolaan
limbah
berwawasanlingkungan
Hol :
Tidak
terdapat
pengaruhpendidikan pengelola
bengkel,dan
pengetahuan
tentangpencemaran
terhadap
perilakudalam
pengelolaan
limbahberwawasan lingkungan
H"1:
"Terdapat
pengaruh pendidikanpengelola
bengkel,
dan pengetahuan tentang pencemaranterhadap
perilaku
dalam pengelolaanlimbah
berwawasan Iingkungan..
Berdasarkanhasil
analisis SEMmodel struktural,
besarnya hubunganpendidikan pengelola bengkel,
danpengetahuan
tentang
pencemaranterhadap
perilaku
pengelolaan limbahbengkel adalah sebesar 0.4g9, dan 0.0g5,
dengan
nilai
critical ratib
(CR)
sebesar3.150,
dan4.434,
dengan probabilitas(P)
sebesar0.000,
dan '0.004.Karena
nilai
CR
>
t.g6,'O*
nifoi
p:;;;,
sehingga
dapat
dijelaskan
bahwaterdapat pengaruh langsung
yangsignifikan
pendidikan
p"rg"lolu
bengkel,
dan
pengetahuan
tentangpencemaran
terhadap
perilaku pengelolaan limbah "bengkelkendaraan
bermotor. Besarnya,koefisien pengaruh
langsung pendidikan Fe4gelola bengkel,
dan
pengetahuantentang
p.n".-*un
adalah bertanda
positif
yakni
sebesar0.637, dan 0.020. Hal
ini
mengindikasikan pengaruh pendidikan
pengelola bengkel,
dan
pengetahuantentang pencemaran terhadap perilaku
pengelolaan
limbah
bengkel
adalah
positif. Artinya,
semakin
tinggipendidikan pengelola bengkel,
dan pengetahuan tentang pencemaranr.naka
semakin
tinggi pula
perilaku pengelolabengkeel
dalam
pengelolaan
limbahbengkel kendaraan bermotor.
Tabel 7.
Indirect
Effectsnumber
I
= Default prodel)
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sumber Daya Pendidikan Vokasi dalam Meninglcatkan Daya Saing Global Hotel Singgasana, 3o Agustus 2014,
3)
Hubungan
antaraVariabel
denganIndikatomya
a)
Pengaruh
setiap
indikatorterhadap pendidikan pengelola bengkel
adalah pendidikan Formal (X1.1) dengan nilai 0.42.70; indikator Bpendidikan :Non
Formal CXf.2)
dengannilai
pengaruhA31.77; dan indikator
pendidikan In
Formal
CX1.3) dengannilai
pengaruh 0.25.52.b)
Pengaruh
setiap
indikatorterhadap
pengetahuan
tentangpencemaran
adalah
indikatorpencemaran
tanah
(X2.1)
dengannilai
0.31.52; indikator
pencemaran udara(X2.2)
dengannilai
pengaruh 0.21.16;indikator
pencemarandari
emisi
gasbuang
(X2.3)
dengan
nilai
pengaruh0.17.95;
indikator
kebisingan
suara(X2.4)
dengannilai
pengaruh 0.15.70;Gambar 3. Hubungan antaravariabel dengan
Indikatornya-dan indikator
pencemaran air dengan nilai pengaruh 0.13.66c)
Pengaruh
setiapterhadap
perilaku
dalamlimbah
berwawasan lingkunganindikator pensortiran
(Y.1)
denganpengaruh
0.39.15;penampungan
(Y.2)
denganpengaruh
0.20.91;penyimpanan
(Y.3)
denganpengaruh 0.11.24; indikator
kembali
(Y.4)
dengan nilai0.80.23; indikator
pengangkutan dengannilai
pengaruh 0.70.86;pembuangan
(Y.6)
dengan pengaruh0.70.64;
dan
indikatorulang
(Y.7)
dengan
nilai0.40.97. xt.14.42.70 xL.24.31.77 Yl:0.39.15 x2.14.31.52 x2.34.17.95
t
I
i
I
i
optimalisasi sumber Da'ya Pendidikan Yokasi dolam Meningkatkan Doya saing Gtobal Hotel Singgasana, go Agustus 20I,l.
G.
Kesirnpulan dan Sarana.
Kesimpulan.Berdasarkan
hasil
analisis datadan perhitungan
statistik
seperti yangdiuraikan
pada
pembahasan, makadalam penelitian
ini
diperoleh temuansebagai berikut:
1)
Pendidikan pengelola
bengkelberpengaruh
langsung
positif
terhadap perilaku dalam pengelolaan limbah berwawasan lingkungan.
2) Pengetahuan
tentang
pencemaranberpengaruh
langsung
positif
terhadap perilaku dalam pengelolaan limbah berwawasan lingkungan.
Berdasarkan temuan-temuan
diatas,
maka
dapat disimpulkan
bahwaperilaku dalam
pengelolaan
limbahberwawasan lingkungan
dipengaruhisecara
langsung
antara
lain
olehpendidikan pengelola bengkel,
danpengetahuan tentang pencemaran.
b.
SaranBerdasarkan
kesimpulan
yangdikemukakan,
maka dalam
upaya mewujudkan perilaku pengelola bengkeldalam pengelolaan
limbah
berwawasanlingkungan
di
Kota
Makassar, penelitimemberikan
saran
sebagai
berikutkepada:
1)
Pemerintah
Kota
Makassar
untukmendorong peningkatan pendidikan
pengelola bengkel, dan'pengetahuan tentang pencemaran.
Hal
ini
pentingkarena dapat meningkatkan perilaku
dalam
pengelolaan
limbah berwawasan lingkungan. Oleh karenaitu,
pengambilan
kebijakanpengelolaan
limbah
bengkelberwawasan
lingkungan
perlu memperhatikan faktor- faktor tersebut. Masyarakat pengelola bengkelkendaraan bermotor untuk berperilaku berwawasan lingkungan dalam
pengelolaan limbah yang dihasilkan
dengan cara pensortiran, penampungan,
dan penyimpanan berdasarkan jenis
limbah, pemanfaatan kembali, pengangkutan, pembuangan dan daur ulang limbah bengkel secara baik. Untuk
itu, diperlukan peningkatan pendidikan pengelola bengkel, dan pengetahuan
tentang pencemaran.
H.
Daftar
PustakaBiro
Pusat Statistik (BPS),
zAD.
Maksssar
dalam
Angka: Makassar: BPSBurnie David,
WulandariT.
A.,
2009. Bengkelllmu
Ekologi, Gramedia,Jakata.
Ferdinand,
A-
2006. Metode PenelitianManajemen
Badan
PenerbitUniversitas
Diponegoro:Semarang.
Hungerford,
H.
R.,&
Volk, T.L.,
1990.Changing
Learner
Behavior Through ErwironmentalEducation,
EnvironmentalyEducation,
Vol, 21
(3),
United States: Spring.Jennifer
A. Elliott,
2005.
An
.Introduction
to
SustainableDevelopment,
Third
edition. Simultaneously publishedin
theUSA
and Canadaby
Routledge270
Madison
Ave, New
York,NY
10016.Seminor
Nosionol
Pendidikon Vokosi
Optimalisasi Sumber Daya Pendidikan Vokasi dalam Meningkatkan Daya Saing Global
Hotel Singgasana, 30 Agustus 20l+
Jingzhu
Zhao,
2010. Ecological
andEwironmental
Science
&
Technologt
in
China:
ARoadmaP
to
2050.
SPringer-Heidelberg Dordrecht
London New York.Mediadatariset,
2009-
TentangPengumPulan
Oli
Bekas.Airlangga UniversitY
Press: Surabaya.Mukono
J. H.,
2004.
PrinsiP
Dasar'
Kesehatan
Linglatngan-Airlangga UniversitY
Press: Surabaya.Pongracz
Eva,
2011. Evolving
the Theoryof
WasteManagement-Implications
to
WosteMinimizatior.
Llniversity College Northampton,Environmental
School
of
Science,
Sustainable Wastes Management, United Kingdom.
Richard
SharpleY
London,
2009.Tourism
DeveloPmentand
theErwironment:
BeyondSustainability?.
Published
bYEarthscan in the