• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PhET DAN IMPLEMENTASINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PhET DAN IMPLEMENTASINYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B-208

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENDUKUNG

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PhET DAN

IMPLEMENTASINYA

Mohammad Taufiq, Tukiran, Muslimin Ibrahim

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa pendukung

simulasi PhET guna meningkatkan motivasi belajar siswa.Penelitian ini menggunakan desain

one group pretest-posttest design dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Ujicoba I dilakukan pada 10 siswa dan ujicoba II dilakukan pada 34 siswa kelas XI IPA SMA

Sejahtera Surabaya. Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang validator dilaporkan bahwa

Silabus, RPP, dan LKS pendukung simulasi PhET yang telah dikembangkan berkategori baik,

dan hasil validasi Lembar Penilaian berkategori valid. Keterlaksanaan RPP menggunakan

media simulasi PhET berkategori baik artinya semua tahapan pembelajaran dilakukan guru

dengan baik. Aktivitas guru paling dominan adalah membimbing keterampilan proses. Aktivitas

siswa paling dominan adalah mengerjakan LKS pendukung simulasi PhET dan mengoperasikan

media simulasi PhET. Ketuntasan hasil belajar produk, proses, psikomotor, dan afektif secara

klasikal telah tercapai. Penguasaan keterampilan proses siswa yang telah dilatihkan meliputi

mengoperasikan program software PhET, mengerjakan LKS pendukung simulasi PhET

memasukkan data ke dalam tabel, dan membuat kesimpulan dapat dikatakan meningkat

berdasarkan tes hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata pretes dan postes yang dicapai

siswa adalah 42 dan 83 pada ujicoba I dan 43,24 dan 85,88 pada ujicoba II. Respon positif siswa

terhadap pembelajaran menggunakan media simulasi PhET berkategori baik. Kendala lapangan

yang ditemui selama pembelajaran menggunakan media simulasi PhET adalah beberapa siswa

mengalami kesulitan karena belum terbiasa menggunakan media simulasi PhET. Akhirnya

dapat disimpulkan bahwa lembar kegiatan siswa pendukung simulasi PhET yang dikembangkan

efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMA.

Kata Kunci: LKS, PhET.

A. Latar Belakang Masalah

Sistem

Pencernaan

yang

merupakan salah satu materi yang dipelajari

bersifat abstrak terjadi di dalam tubuh

sehingga siswa sulit belajar langsung untuk

media yang memudahkan transformasi

abstrak dengan menggunakan multimedia

pembelajaran. Multimedia pembelajaran

adalah media yang menggabungkan dua

unsur atau lebih media yang terdiri dari

teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan

animasi secara terintegrasi. Secara umum

manfaat yang dapat diperoleh adalah proses

pembelajran

multimedia

jelas

lebih

menarik, lebih interaktif, jumlah waktu

mengajar

(ceramah)

dapat

dikurangi,

kualitas

belajar

siswa

dapat

lebih

termotivasi dan terdongkrak dan belajar

mengajar dapat dilakukan dimana dan

kapan saja (sangat fleksibel), serta sikap

dan

perhatian

belajar

siswa

dapat

ditingkatkan dan dipusatkan. Manfaat di

atas

akan

gampang

direalisasikan

mengingat terdapat keunggulan dari metode

multimedia

pembelajaran,

yaitu:

1).

Memperbesar benda yang sangat kecil dan

tidak tampak oleh mata, seperti kuman,

bakteri, elektron, dan sebagainya. 2).

Memperkecil benda yang sangat besar yang

tidak mungkin dihadirkan ke sekolah,

seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain.

3). Menyajikan benda atau peristiwa yang

kompleks, rumit, dan berlangsung cepat

atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,

bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet

Mars, berkembangnya bunga dan masih

banyak lagi. 4). Menyajikan benda atau

peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang,

(2)

B-209

salju, dan lain-lain. 5). Menyajikan benda

atau peristiwa yang berbahaya, seperti

letusan gunung berapi, harimau, racun, dan

lain-lain. 6). Meningkatkan daya tarik dan

perhatian siswa (Niken, 2010). Salah satu

dari multimedia pembelajaran adalah PhET.

PhET

(Physics

Education

Technology) ialah sebuah situs yang dibuat

oleh University of Colorado dengan

sponsor utama The William and Flora

Hewlett Foundation dan National Science

Foundation. Situs ini menyediakan simulasi

pembelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi

yang gratis untuk diunduh (download) guna

kepentingan pengajaran di kelas atau dapat

digunakan

untuk

kepentingan

belajar

individu. Simulasi yang disediakan PhET

sangat interaktif yang mengajak siswa

untuk belajar dengan cara mengeksplorasi

secara langsung.

Simulasi PhET ini

membuat suatu animasi sains yang abstrak

atau tidak dapat dilihat oleh kasat mata,

seperti: Eating & Exercise, Simplified MRI,

Stretching DNA, Curve Fitting, dan Plinko

Probability.

Interaksi

yang

dilakukan

berupa menekan tombol, menggeser benda

atau memasukkan suatu data. Kemudian

saat itu juga akibat dari interaksi yang

dilakukan akan segera terlihat. Untuk

eksplorasi secara kuantitatif, simulasi PhET

ini memiliki alat-alat ukur di dalamnya

seperti penggaris, stop-watch, voltmeter,

dan termometer. Siswa tinggal memakainya

untuk mengukur suatu besaran. Simulasi

PhET ini sendiri mudah digunakan, selain

online

langsung,

dan

dapat

menggunakannya secara off line di rumah.

Hasil angket yang dilakukan di 10

sekolah di daerah Surabaya baik SMA

Negeri maupun SMA Swasta diperoleh

96% guru pernah menggunakan media IT

dalam kegiatan belajar mengajar, 4% tidak

pernah menggunakan media IT dalam

kegiatan belajar mengajar. Dari 96% yang

menggunakan media IT diperoleh antara

lain 32% menggunakan media flash, 48%

menggunakan

media

powerpoint,

0%

menggunakan

media

PhET,

20%

menggunakan media e-learning. 68% guru

melengkapi pembelajaran IT menggunakan

LKS berbasis IT, sedangkan 32% tidak

menyertakan LKS berbasis IT. Untuk hasil

belajar siswa menggunakan media IT 88%

guru memperoleh hasil belajar siswa yang

lebih baik, dan 12% guru memperoleh hasil

belajar siswa sama saja. Kesimpulan dari

hasil angket peneliti didapati tidak ada yang

menggunakan media IT dengan simulasi

PhET. Dan hasil rata-rata materi sebelum

Sistem Pencernaan 54,60 sedangkan KKM

70 maka hasilnya masih di bawah KKM.

Hal ini mendasari peneliti untuk

menerapkan penggunaan media simulasi

PhET pada materi Sistem Pencernaan

namun LKS pendukung program simulasi

PhET belum tersedia, untuk membantu

siswa dalam memahami media simulasi

PhET diperlukan lembar kegiatan siswa

(LKS) yang melibatkan interaksi siswa

sehingga siswa lebih memahami materi

yang bersifat abstrak tersebut yaitu Sistem

Pencernaan. Berdasarkan teori kode ganda

atau dual code theory of memory dari

Paivio, Clark dan Paivio (dalam Nur, dkk.,

2004:26) PhET cocok digunakan untuk

mengadakan konsep abstrak seperti sistem

pencernaan.

Berdasarkan penelitian Samsuri

(2010) pada materi listrik dinamis yang

bersifat abstrak dengan menggunakan PhET

diperoleh hasil ketuntasan hasil belajar

siswa 82% dan siswa termotivasi dalam

belajar.

Berdasarkan latar belakang masalah

tersebut di

atas,

peneliti

bermaksud

melakukan

penelitian

dengan

judul:

“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

Sebagai

Pendukung

Pembelajaran

Menggunakan Media Simulasi PhET dan

Implementasinya.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang

diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan LKS pendukung

program PhET yang dikembangkan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang

belajar menggunakan program PhET

yang

didukung

LKS

yang

dikembangkan?

3. Bagaimana

hambatan-hambatan dari

pembelajaran

yang

menggunakan

program PhET yang didukung LKS

yang dikembangkan?

Untuk menjawab permasalahan di atas

dijabarkan sebagai berikut:

(3)

B-210

1. Bagaimana kelayakan LKS pendukung

program PhET yang dikembangkan?

a. Bagaimana kebenaran konsep pada

LKS pendukung program PhET yang

dikembangkan ?

b. Bagaimana keterbacaan atau bahasa

pada LKS pendukung program PhET

yang dikembangkan ?

c. Bagaimana kesesuaian pertanyaan

dengan tujuan pembelajaran di LKS

pendukung program PhET yang

dikembangkan ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang

belajar menggunakan program PhET

yang

didukung

LKS

yang

dikembangkan?

a. Bagaimanakah aktivitas siswa selama

proses

pembelajaran

dengan

menggunakan

lembar

kegiatan

siswa program PhET pada pokok

bahasan Sistem Pencernaan ?

b. Bagaimana respon siswa terhadap

kegiatan

pembelajaran

dengan

menggunakan

lembar

kegiatan

siswa program PhET pada pokok

bahasan Sistem Pencernaan ?

3. Bagaimana hambatan-hambatan dari

pembelajaran

yang

menggunakan

program PhET yang didukung LKS

yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian, antara lain:

1. Mendeskripsikan

kelayakan

LKS

pendukung

program

PhET

yang

dikembangkan.

a. Mendeskripsikan kebenaran konsep

pada LKS pendukung program PhET

yang dikembangkan.

b. Mendeskripsikan keterbacaan atau

bahasa

pada

LKS

pendukung

program PhET yang dikembangkan.

c.

Mendeskripsikan

kesesuaian

pertanyaan

dengan

tujuan

pembelajaran di LKS pendukung

program PhET yang dikembangkan.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa

yang belajar menggunakan program

PhET

yang

didukung

LKS

yang

dikembangkan.

a. Mendeskripsikan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar kegiatan siswa

program PhET pada pokok bahasan

Sistem Pencernaan.

b.

Mendeskripsikan

respon

siswa

terhadap

kegiatan

pembelajaran

dengan

menggunakan

lembar

kegiatan siswa program PhET pada

pokok bahasan Sistem Pencernaan.

3. Mendeskripsikan

hambatan-hambatan

dari pembelajaran yang menggunakan

program PhET yang didukung LKS

yang dikembangkan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi:

1. Pelaksana pendidikan (khususnya guru):

Memberikan

wawasan

tentang

tersedianya LKS pendukung program

PhET yang akan diterapkan oleh guru

saat proses pembelajaran dan hasil

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

LKS acuan untuk membuat perangkat

pembelajaran yang sejenis untuk topik

yang lain.

2. Bagi Siswa :

Dengan

tersedianya

LKS

pendukung program simulasi PhET

diharapkan

dapat

tercipta

suasana

belajar yang kreatif, variatif, inovatif

dan kondusif, sehingga motivasi belajar

siswa di bidang Biologi semakin

meningkat, dan adanya LKS pendukung

media simulasi PhET yang memberikan

gambaran

nyata

fenomena

Sistem

Pencernaan

diharapkan

dapat

mengembangkan kemampuan siswa baik

aspek

kognitif,

afektif

maupun

psikomotor.

E. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

adalah materi ajar yang sudah dikemas

sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan

dapat mempelajari materi ajar tersebut

secara mandiri, di samping itu dalam LKS

siswa dapat menemukan arahan yang

terstruktur untuk memahami materi yang

diberikan (Ahmadi dalam Husna, 2004:

21).

F. Media Simulasi PhET

PhET

(Physics

Education

Technology) adalah sebuah situs yang

dibuat oleh University of Colorado dengan

sponsor utama The William and Flora

(4)

B-211

Foundation. Situs ini menyediakan simulasi

pembelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi

yang gratis untuk di unduh (download)

guna kepentingan pengajaran di kelas atau

dapat digunakan untuk kepentingan belajar

individu. Simulasi yang disediakan PhET

sangat interaktif yang mengajak siswa

untuk belajar dengan cara mengeksplorasi

secara langsung.

G. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

pengembangan karena mengembangkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran,

Lembar Kegiatan Siswa, dan Instrumen

Evaluasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

sebagai

pendukung

pembelajaran

menggunakan media simulasi PhET. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yang artinya mendeskripsikan hasil yang

diperoleh dari kondisi yang ada melalui

instrumen.

Selanjutnya

perangkat

pembelajaran terutama Lembar Kegiatan

Siswa pendukung media simulasi PhET

yang dikembangkan ini diimplementasikan

dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

H. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah

perangkat pembelajaran Biologi berupa

LKS dengan menggunakan media simulasi

PhET

pada

pokok

bahasan

Sistem

Pencernaan

yang

berupa

LKS

dikembangkan. Sasaran penelitian dalam

ujicoba perangkat yang telah dikembangkan

adalah siswa SMA Sejahtera Surabaya

Kelas XI IPA tahun pelajaran 2010/2011

yang

sedang

mengembangkan

proses

pembelajaran dengan menggunakan ICT.

I. Rancangan Penelitian

Implementasi ujicoba dilakukan

dengan menggunakan rancangan penelitian

One Group Pretest-Posttest Design karena

hanya menggunakan satu kelompok saja

tanpa

adanya

kelompok

pembanding

(Tuckman, 1978:42).

J. Prosedur Penelitian

Prosedur

penelitian

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

Four-D model yang dikembangkan oleh

Thiagarajan,

Sammel,

&

Semmel

(1975),

yang

meliputi

tahap

Pendefinisian (Define), Perancangan

(Design), Pengembangan (Develop),

dan Penyebaran (Desstimate). Penelitian

ini

diawali

dengan

melakukan

pengembangan perangkat pembelajaran

yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP),

dan

Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) pendukung

simulasi PhET. Dalam penelitian ini

pengembangan perangkat pembelajaran

yang dilakukan peneliti menggunakan

hanya sampai pada tahap yang ketiga

yaitu

dari

tahap

pendefinisian,

perancangan, dan pengembangan yang

diterapkan di SMA Sejahtera Surabaya.

K. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan

hasil

pretest

dan

posttest

menggambarkan

bahwa

hasil

penguasaan konsep pada materi Sistem

Pencernaan nilai rata-rata pretest pada uji

coba I sebesar 42 dan uji coba II sebesar

43,24 yang artinya siswa kurang bisa

menguasai materi Sistem Pencernaan sesuai

lampiran 8, hal: 215. Salah satu upaya yang

dilakukan pada penelitian ini adalah

menggunakan media simulasi PhET yang

dipadu dengan LKS pendukung media

simulasi PhET untuk meningkatkan hasil

belajar

siswa,

ternyata

dari

hasil

perhitungan nilai rata-rata posttest diperoleh

bahwa hasil belajar Sistem Penceraan

dengan menggunakan media simulasi PhET

yang dipadu LKS pendukung media

simulasi PhET pada uji coba I diperoleh

hasil 83 dan uji coba II diperoleh hasil

85,88, maka dapat dikatakan bahwa media

simulasi

PhET

dipadu

dengan

LKS

pendukung media simulasi PhET dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sesuai

pada lampiran 8, hal: 215. Hal ini dikuatkan

dengan

penelitian

sebelumnya

yang

dilakukan oleh Samsuri pada materi Listrik

Dinamis

hasil

belajar

meningkat.

Berdasarkan Teori Kode Ganda, media

simulasi PhET yang dipadu dengan LKS

pendukung media simulasi PhET yang

menyatakan media PhET lebih memotivasi

siswa karena dalam media simulasi PhET

menggunakan audio visual dan interaktif.

Hasil sensivitas pretest dan posttest hasil

belajar siswa meningkat dan berkategori

baik artinya menggunakan media simulasi

(5)

B-212

PhET berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa.

L. Temuan

Perangkat

pembelajaran

yang

dikembangkan adalah LKS pendukung

media simulasi PhET. Aktivitas siswa

selama KBM dengan LKS pendukung

simulasi PhET berkategori baik, karena

siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kegiatan paling menonjol selama KBM

adalah menggunakan media simulasi

PhET. Respon siswa terhadap KBM

dengan LKS pendukung simulasi PhET

menyatakan senang, berminat, dan

berharap materi pokok yang lain juga

dilakukan

dengan

kegiatan

media

simulasi PhET. Hasil belajar siswa telah

mencapai ketuntasan secara individual

maupun klasikal dengan menggunakan

media simulasi PhET yang dilihat dari

nilai rata-rata pretes dan postes yang

dicapai siswa adalah 42 dan postes 83

pada ujicoba I dan 43,24 dan 85,88

pada

ujicoba

II.

Keterlaksanaan

pembelajaran dengan LKS pendukung

simulasi PhET berdasarkan analisis data

berkategori baik yang ditunjukkan

dengan antusias siswa dalam mengikuti

KBM. Aspek kinerja yang meliputi

menyiapkan

alat

dan

bahan,

mengoperasikan komputer dan software

PhET, mengerjakan LKS 2 dengan

menggunakan

media

PhET,

dan

menarik kesimpulan telah terpenuhi

dengan baik yang artinya siswa mampu

melakukan dengan baik saat proses

pembelajaran berlangsung. Hambatan

yang

ditemui

dalam

proses

pembelajaran dengan kegiatan adalah

tidak adanya bantuan dari laboran

komputer

dalam

mempersiapkan

komputer. Hal ini disiasati dengan guru

atau peneliti datang lebih awal untuk

mempersiapkan komputer atau laptop

terlebih dahulu. Hambatan lain adalah

siswa

belum

terbiasa

dengan

menggunakan media simulasi PhET

sehingga diperlukan banyak waktu

untuk mengoperasikan media simulasi

PhET.

M. Simpulan

Bahwa LKS pendukung simulasi

PhET dapat digunakan untuk memotivasi

dan menarik siswa dalam pembelajaran

Biologi khususnya pada materi sistem

pencernaan karena dengan program media

simulasi PhET mampu membuat materi

yang bersifat abstrak menjadi dimengerti

oleh siswa, sehingga siswa termotivasi

dalam belajar dan hasil belajar siswa

meningkat.

N. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian

yang telah dilakukan disarankan sebelum

menggunakan media simulasi PhET siswa

dijelaskan

terlebih

dahulu

tentang

penggunaan dan mengoperasikan media

simulasi PhET. Makanan yang ada pada

media simulasi PhET tidak berasal dari

Indonesia sehingga siswa kurang mengenal

makanan itu, aktivitasnya pada media PhET

belum disesuaikan dengan Indonesia. Serta

tidak diketahui cara menghitung energi

pada media simulasi PhET.

O. Daftar Pustaka

Achsin, A.1996. Media Pendidikan

dalam

Kegiatan

Belajar

Mengajar. Ujung Padang:

Penerbit IKIP Ujung Padang.

Aiken, L.1997. Psychological Testing

and Assessment, Ninth Edition.

New

York:

McGraw

.Hill

Company.

Ariani,

N.

2010.

Pembelajaran

Multimedia di Sekolah Pedoman

Pembelajaran

Inspiratif,

Konstruktif,

dan

Prospektif.

Jakarta:

PT.

Prestasi

Pustakaraya.

Arikunto,

S.

2001.

Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: PT . Raja Grafindo

Persada.

Basri,

H.T., 2003. Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Melalui

Media

VCD.

Makalah

(6)

B-213

Komprehensif. Surabaya: PPs

Unesa.

Borich, G.D.1994. Observative Skill for

Effective Teaching. New York:

Mc Millan Publishing Company.

Brings, L.J.1977. Instructional Design;

Principles

and

Application.

Englewood Cliffs: Educational

Publication.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan

Kompetensi

Dasar

Sekolah

Menengah Atas Biologi. Jakarta:

Depdiknas

Carin, A, 1993. Teaching Modern

Science 3

rd

Edition . New York.

Macmillan Publishing.

Campbell,

Reece-Mitchell.

2003.

Biologi, Edisi Kelima, Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Dayton, Kemp, J.E, and Deane, K.,

1985. Planning and Producing

Intructional Media, New York:

Harper & Row

Depdiknas. 2006. Sosialisasi KTSP:

Contoh Silabus dan Rencana

Pelaksanan

Pembelajaran.

Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Sosialisasi KTSP:

Rancangan

Penilaian

Hasil

Belajar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.

2006.

Panduan

Pengembangan

Bahan

Ajar.

Jakarta: Depdiknas.

Dewi, I. 2007. Penerapan Multimedia

CAI pada Tata Surya. Tesis.

Surabaya : PPs Unesa.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta :

Rineka Cipta.

Edidas.

2002.

Perancangan

dan

Pembuatan Situs Web untuk

Belajar Windows 95 Bagi Siswa

SMK Kelompok Teknologi dan

Industri. Tesis. Surabaya: PPs

ITS.

Fathurrohman, N. 2006. Implementasi

Model Pembelajaran Langsung

pada Pokok Bahasan Listrik

Dinamis.

Makalah

Komprehensip. Surabaya: PPs

Unesa.

Gronlund, N. E. 1985. Constructing

Achievement Test. 5

th

Edition.

New York: Prentice Hall, Inc.

Hamalik,O.1994. Media Pendidikan.

Cetakan ke-7 Bandung: PT Citra

Aditya Bakti.

Hamzah,

B.U.

2008.

Model

Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D.

1999. Instructional Media and

Technologies for Learning. New

York: Printice-Hall,Inc.

Husna,

Q.

2004.

”Meningkatkan

Kemampuan

Siswa

untuk

Belajar

Mandiri

Melalui

Penggunaan

LKS”

Skripsi

Sarjana Pendidikan Universitas

Negeri Surabaya

Ibrahim, M., Rachmadiati, F., Nur, M.,

Ismono. 2002. Pembelajaran

Kooperatif. Surabaya: PSMS

Unesa

Ibrahim, M., Rachmadiati, F., Nur, M.,

Ismono. 2005. Pembelajaran

Langsung.

Surabaya:

PSMS

Unesa.

Junglas, P. 2003. Using Applets for

Physics Education Case Study

Nonlinier Systems and Chaos.

Proc. 7

th

Vol.9, No. 1, hal.35-42.

Kanginan, M. 2007. Fisika SMA X-B.

Jakarta: Erlangga.

Kardi,

S.

Dan

Nur,

M.

2002.

Pengajaran

Langsung.

Surabaya: PSMS Unesa.

Kemp, J.E.1985. Instructional Design

Process.

Alih

Bahasa

Marjohan,A.

Bandung:

ITB

Bandung.

Kemp, J.E. Gary, R.M. and Steven,

M.R. 1994. Designing Effective

Instruction.

New

York:

Macmillan College Publishing

Company.

(7)

B-214

Madlazim. 2007. Metode Praktis

Mendesain

Simulasi

Fisika

Interaktif. Surabaya: University

Press Unesa

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat membuat sistem generator melodi seperti itu, pada tesis ini dikaji tiga hal utama, yaitu bagaimana memodelkan proses pembuatan melodi oleh komposer untuk

Terlihat bahwa terjadi pergeseran indeks kenyamanan yang cukup mencolok, yaitu pada tahun 1994 di kota Semarang masih dalam nyaman karena masih dalam daerah THI 20- 26, sedangkan

 penyakit yang yang stabil stabil dan dan kondisi kondisi yang yang agak agak sedikit sedikit buruk. Sementa Sementa ra ra yang yang lain lain memiliki

Mengawali belajar mengajar, mengawali dengan salam, berdoa, apersepsi, penyampaian materi, praktek, Sebelum pelajaran diakhiri, mahasiswa menyampaikan kesimpulan dari materi

berarti setiap kenaikan 1 rupiah pada Sektor industri Kabupaten Bajarnegara mengakibatkan naiknya PDRB Perkapita Kabupaten Banjarnegara sebesar 66,292 rupiah.Hasil

Nilai probabilitas variabel pendapatan non usaha tani sebesar 0,927 yaitu lebih besar dari α=0,05 yang berarti bahwa H0 diterima untuk variabel ini yaitu tidak

25 Dapat diartikan, walaupun di undang-undang telah diatur batasan usia untuk melakukan perkawinan yaitu bagi minimal berusia 19 tahun dan bagi wanita minimal berusia

Seluruh negara yang terdampak pandemi Covid -19 saat ini sedang melakukan adaptasi agar pendemi ini tidak berdampak jauh lebih buruk pada semua aspek