MAKALAH
REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL KE LAPORAN
KEUANGAN FISKAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Mata kuliah Perpajakan II dengan dosen Diah Andari,S.E.,M.Acc.,Ak.
Disususn Oleh : Kelompok :
Ari lukman (0113U552) Fauziah Yuniara A (0115101010) Tia Chintya Tambunan (0115101094) Fahmi Pratama P (0115101071) Peby Rhamadani (0115101478) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 3
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
I.I. LATAR BELAKANG ... 4
I.II. PERMASALAHAN ... 4
I.III. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ... 5
BAB II ... 6
PEMBAHASAN ... 6
II.I. LATAR BELAKANG ... 6
II.II. HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ... 6
II.III. REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL KE LAPORAN KEUANGAN FISKAL ... 7
II.IV. PENGERTIAN REKONSILIASI ... 7
II.V. KESINAMBUNGAN REKONSILIASI ... 8
BAB III ... 12
KESIMPULAN ... 12
III.I. SIMPULAN ... 12
III.II. SARAN ... 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah yang membahas tentang rekonsiliasi laporan keuangan komersial ke laporan keuangan fiskal ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Bandung, 7 november 2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANGLaporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus disajikan pada akhir periode untuk disampaikan kepada pihak manajemen. Laporan yang dihasilkan dari akuntansi komersial ini menggunakan konsep, metode, prosedur, dan teknik-teknik tertentu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada aset perusahaan sebagai entitas. Pengguna konsep,metode maupun prosedur diperlukan juga dalam perpajakan sebagai dasar menghitung besarnya pajak terutang.
Tujuan pokok akuntansi komersial adalah menyajikan secara wajar keadaan atau posisi keuangan dari hasil usaha perusahaan sebagai entitas. Informasi berupa laporan keuangan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan ekonomi. Penyajian informasi keuangan memerlukan proses penetapan dan penandingan (matching) secara periodik antara pendapatan dan beban sehingga dapat menentukan besarnya laba (rugi) komersial. Demikian halnya dalam akuntansi pajak dengan menggunakan istilah penghasilan dan pengeluaran sebagaimana diatur pada pasal 4 dan pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pada akuntansi perpajakan inilah terlihat tujuan pokoknya menetapkan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PhKP) apabila ditinjau dari kewajiban Pajak Penghasilan, tetapi untuk jenis pajak lainnya juga akan terlihat dari transaksi-transaksi keuangan yang dibukukannya, seperti kewajiban untuk memungut Pajak Pertambahan nilai (PPN) dan pajak Penjualan atas Barang Mewah(PPnBM).
Proses penyusunan laporan keunagan komersial akan dijelaskan pada bab ini termasukdalam kategori laporan keuangan fiskal, sedang bagian-bagian tertentu yang memerlukan penjelasan terperinci, seperti masalah penghasilan, pengeluaran, rekonsiliasai fiskal dan lain sebagainya,akan disampaikan pada bab-bab yang berkaitan.
I.II. PERMASALAHAN
Masalah yang akan di angkat dan di bahas dalam makalah ini adalah tentang pengertian Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, dan perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal.
I.III. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini meliputi tentang pengertian Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, dan perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal.
BAB II
PEMBAHASAN
II.I. LATAR BELAKANGRekonsiliasi dilakukan karena terdapat perbedaan penghitungan, khususnya laba menurut akuntansi (komersial) dengan laba menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta., sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak. Untuk kepentingan komersial atau bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK); sedangkan untuk kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan peraturan perpajakan (Undang-undang Pajak Penghasilan disingkat UU PPh). Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan perhitungan laba (rugi) suatu entitas (Wajib Pajak).
Menurut Bambang Kesit (2001), ada beberapa pendekatan dalam penyusunan laporan keuangan fiskan, yaitu :
1. Laporan keuangan fiskal disusun secara beriringan dengan laporan keuangan
komersial. Artinya, meskipun laporan keuangan komersial atau bisnis disusun berdasarkan prinsip akuntansi bisnis, tetapi ketentuan perpajakan sangat dominan dalam mendasari proses penyusunan laporan keuangan.
2. Laporan keuangan fiskal ekstrakomtabel dengan laporan keuangan bisnis. Artinya,
laporan keuangan fiskal merupakan produk tambahan, diluar laporan keuangan bisnis. Perusahaan bebas menyelenggarakan pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi sbisnis. Laporan keuangan fiskal disusun secara aterpisah di luar pembukuan (ekstrakomtabel) melalui penyesuaian atau proses rekonsiliasi
Laporan keuangan fiskal disusun dengan menyiapkan ketentuan-ketentuan pajak dalam laporan keuangan bisnis. Artinya, pembukuan yang diselenggarakan perusahaan didasarkan pada prinsip akuntansi bisnis, tetapi jika ada ketentuan perpajakan yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi bisnis maka yang diprioritaskan adalah ketentuan perpajakan
II.II. HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Masalahnya kemudian apakah perlu disusun suatu laporan keuangan fiscal sebagai produk akuntansi pajak berdasarkan standar yang terpisah dari standar akuntansi keuangan
yang disusun organisasi profesi, ataukah berdasarkan standar ganda. Cara pendekatan yang diungkapkan oleh kelompok kerja standar akuntansi OECD, dalam laporan seri harmonisasi standar akuntansi, sebagai solusi antara akuntansi dan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dilakukan sebagai berikut :
1. Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan secara dominan
mewarnai praktik akuntansi, walaupun telah disusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan, laporan keuangan fiskalnya hendaklah diselenggarakan sesuai ketentuan peraturang perundang-undangan perpajakan tanpa eksepsi terhadap ketidaksamaan standar.
2. Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan merupakan standar
independen yang terpisah dari standar akuntansi keuangan, maka laporan keuangan dapat disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan dan laporan keuangan fiscal disusun secara terpisah di luar jaringan pembukuan melalui rekonsiliasi.
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan merupakan sisipan dari standar
akuntansi keuangan yang disebut sebagai konsep common basic yang menyatakan bahwa pada umumnya ketentuan akuntansi pajak menggaris bawahi prinsip akuntansi keuangan.
II.III. REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL KE LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Perbedaan yang terjadi antara penghasilan sebelum pajak dan penghasilan kena pajak disebabkan oleh perbedaan permanen dan perbedaaan waktu. Perbedaan permanen tidak memerlukan prosedur alokasi pajak penghasilan interperiode, sedang perbedaan waktu memerlukan alokasi pajak penghasilan interperiode akibat adanya counterbalance pada akhir suatu periode.
II.IV. PENGERTIAN REKONSILIASI
Rekonsiliasi itu sendiri merupakan penyesuaian antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiscal melalui perbedaan permanen dan perbedaan sementara atau koreksi fiscal positif dan koreksi fiscal negative. Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiscal yang merupakan data yang akan dimasukkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan badan atau SPT tahunan pajak penghasilan pribadi.
II.V. KESINAMBUNGAN REKONSILIASI
Untuk menjaga kesinambungan rekonsiliasi masih diperlukan semacam catatan untuk membukukan semua pos-pos dalam laporan keuangan yang memperlihatkan perbedaan antara standar akuntansi keuangan dengan ketentuan peraturang perundang-undangan perpajakan yang diperlukan untuk penyusunan rekonsiliasi berikutnya.
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN ALOKASINYA
1. Jumlah awal di daftar penyusutan diisi dengan harga perolehan, apabila menggunakan
metode garis lurus dan diisi dengan harga sisa buku apabila menggunakan metode saldo ganda menurun.
2. Penambahan di daftar penyusutan diisi dengan harga perolehan untuk kedua metode
yang digunakan.
3. Penarikan di daftar penyusutan diisi dengan harga perolehan, apabila menggunakan
metode garis lurus dan diisi dengan harga sisa buku apabila menggunakan metode saldo ganda menurun.
4. Dasar penyusutan dihitung sebagai berikut :
Tahunan : Jumlah awal – penarikan (bila ada)
Parsial : Penambahan
5. Tarif penyusutan disesuaikan dengan metode penyusutan yang digunakan.
6. Penyusutan merupakan perkalian antara dasar penyusutan dengan tariff, yang dihitung
sebagai berikut :
Tahunan : Dasar penyusutan tahunan x Tarif
Parsial : Dasar penyusutan parsial x Tarif x Jlh bulan sejak bulan
dilakukannya pengeluaran
7. Jumlahkan seluruh penyusutan fiscal untuk kemudian dibandingkan dengan
8. Pindahkan angka jawaban 7 ke jumlah alokasi, sesuai dengan kolomnya masing-masing untuk selanjutnya dihitung alokasinya sesuai dengan petunjuk berikut ini.
9. Alokasi penyusutan komersial tidak perlu dihitung lagi, salin saja dari saldo komersial
masing-masing rekonsiliasi.
10.Alokasi penyusutan fiscal dihitung berdasarkan persentase yang telah ditentukan.
11.Kolom selisih dicari dengan cara mencari selisih antara penyusutan komersial dengan
penyusutan fiscal masing-masing alokasi.
12.Pindahkan kolom angka alokasi ke masing-masing rekonsiliasi.
TEKNIK REKONSILIASI FISKAL
Teknik rekonsilias fiskali dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tapi tidak diakui menurut fiskal
maka rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal.
2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tapi diakui menurut fiskal
maka rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersbut pada penghasilan menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut fiskal.
3. Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansi tapi tidak diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut fiskal.
4. Jika suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi dapat diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal.
Wajib Pajak X Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20xx
Laba Bersih (menurut akuntansi komersial) xx
Koreksi Fiskal Positif :
- xx
- xx
- Xx
Total koreksi positif xx (+)
Koreksi Fiskal Negatif :
- Xx
- Xx
Total koreksi negatif xx (-)
Laba (penghasilan) kena pajak (menurut fiskal) xx
Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi fiskal positif apabila:
1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu
penghasilan diakui menurut fiskal, tetapi tidak diakui menurut akuntansi
2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih kecil dari pada menurut akuntansi atau
suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut fiskal, tetapi diakui menurut akuntansi.
1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan tidak diakui menurut fiskal (bukan Objek Pajak), tetapi diakui menurut akuntansi
2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau
suatu biaya/pengeluaran diakui menurut fiskal, tetapi tidak diakui menurut akuntansi
3. Suatu pendapatan telah dikenakan pajak penghasilan bersifat final
Wajib Pajak X Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20xx
keterangan Menurut
Akuntansi
Koreksi Fiskal Menurut
Fiskal
Beda Tetap Beda Waktu
Pendapatan - - Biaya-biaya - - Laba (penghasilan) laba bersih sebelum pajak laba (penghasilan) kena pajak
Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh WP badan dan WP orang pribadi yang wajibn menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan pendekatan akuntansi (komersial). Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPH dan menyusun laporan keuangan fiskal sebagai lampiran SPT Tahunan PPh. Rekonsiliasi yang dibahas dalam buku ini hanya dibatasi pada rekonsiliasi laporan laba rugi
BAB III
KESIMPULAN
III.I. SIMPULAN
Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance).
Akuntansi yang menjembatani aktivitas ekonomis dengan para pengambil keputusan, baik internal maupun eksternal, menyajikan kepada para pengguna informasi tersebut dalam bentuk laporan keuanga. Perbedaan kepentingan antar pengguna kelompok pengguna laporan keuangan tersebut menyebabkan pula ketidaksamaan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut.
III.II. SARAN
Penulis tidak membatasi kritikan maupun saran yang ingin masuk. Karena Tak ada gading yang tak retak, maka dari itu, penulis sendiri merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan sangat mengharapkan sekali kritikan dari para pembaca