• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI HYGIENE DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI HYGIENE DAN LINGKUNGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DESTIANA HERDIYANTI

RONAL

STIE MURA LUBUKLINGGAU

Jurnal Media Ekonomi Vol. 18 No.

(2)

DESTIANA HERDIYANTI

RONAL

STIE MURA LUBUKLINGGAU

Jurnal Media Ekonomi Vol. 18 No.

2,Agustus 2013 27

ISSN : 1693-4768 Jurnal Media Ekonomi

Volume 18, Nomor 2, Agustus 2013

Tim Redaksi : Pembina/Penanggung Jawab

Drs. H. Sardiyo, MM

Ketua

Dra. Hj. Jumroh, M. Pd

Penyunting

Prof. Dr. Faizal Badarudin Daud, MP Ngatijo, S. Pd, MM

Supriyanto, SP, SE, M. Si Ronal Aprianto, SE, M. Si Herman Paleni, SE, M. Si

Penerbit

STIE Musi Rawas Lubuklinggau

Alamat Redaksi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Lubuklinggau

Jl. Yos Sudarso Kel. Lubuk Kupang, Kec. Lubuklinggau Selatan I. Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan

Jurnal Media Ekonomi merupakan sarana komunikasi ilmiah, Terbit 3 (kali) sekali setahun (April, Agustus, Desember)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas izin dan karunia-Nya, Jurnal Media Ekonomi yang merupakan Media Komunikasi Ilmiah STIE Mura Lubuklinggau Volume 18 Nomor 2, Agustus 2013 dapat diterbitkan. Terbitan jurnal ini dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jurnal ini berisi hasil-hasil penelitian yang diharapkan dapat menjadi media informasi dalam penyebaran Ilmu Pengetahuan khususnya terkait dengan bidang ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak berkepentingan.

Penyusunan Jurnal Media Ekonomi ini dilaksanakan melalui beberapa proses yang tersistematis sehingga dibutuhkan dukungan beberapa pihak untuk menjalankan dan mempertahankan kelangsunganya di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Redaksi mengharapkan partisipasi para Dosen dan Tenaga Peneliti Akademis, Swasta, dan Pemerintah untuk mengirimkan naskah tulisan hasil penelitiannya pada Jurnal Media Ekonomi.

Atas keberhasilan diterbitkan jurnal Media Ekonomi ini, Tim Redaksi mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang mendukung.

Lubuklinggau, Agustus 2013

(4)

JURNAL MEDIA EKONOMI

Volume 18, Nomor 2, Agustus 2013

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

PENGARUH DISIPLIN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR UNIT PELAKSANA TEKNIS IRIGASI MUSI RAWAS DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Derry Candra & Maulana... 1-25

PENGARUH MOTIVASI HYGIENE DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA LUBUKLINGGAU

Destiana Herdianti & Ronal Aprianto ... 26-46

PENGARUH SKILL KONSEPTUAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA LUBUKLINGGAU

Edi Azhari & Supriyanto ... 47-70

PENGARUH PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT. COLOMBUS KOTA LUBUKLINGGAU

Emi Susanti & M. Effendi ... 71-89

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. WAHANA ARTHA PERKASA LUBUKLINGGAU Efa Enica dan Dewi Anggraini ... 90-111

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Martinawati & Herman Paleni ... 112-132

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA CV. BUMI ANGKASA SEJAHTERA LUBUKLINGGAU

(5)

PENGARUH MOTIVASI HYGIENE DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTALUBUKLINGGAU

Destiana Herdiyanti dan Ronal Aprianto

ABSTRAK

Pengaruh Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Pengaruh Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.Populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang pegawai dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pegawai. Teknik sampling yangdigunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) yang telah diuji cobakan terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik ( uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitasdan uji liniearitas), regresi linear berganda dan uji F. Dimana peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20.

Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y = 12,757 + 0,382X1 + 0,290X2, yang artinya

Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja. Hasil analisis regresi juga memperoleh nilai koefisien korelasi (R=0,766) atau sebesar (76,6%) dan nilai koefisien determinasi (R2=0,587) atau sebesar (58,7%). Ini berarti (58,7%) variabel Kinerja Pegawaidipengaruhi oleh variabel Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja. Sisanya sebesar (41,3%) dijelaskan oleh variabel lain sepertiDisiplin, Pengalaman Kerja, Pendidikan dan Pelatihan. Kesimpulannya adalah Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerjasecara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadapKinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitungsebesar 19,191% diterima pada taraf signifikansi 5%.

Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

(6)

STIE MURA LUBUKLINGGAU

Jurnal Media Ekonomi Vol. 18 No.

2,Agustus 2013 30

terampil serta memiliki keinginan untuk bekerja dengan giat yang dapat mencapai hasil kerja yang optimal dalam suatu organisasi.

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau yang merupakan salah satuinstansi pemerintahan yang berperan dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas dan mengkoordinasi unsur pemuda dan olahraga dalam masyarakat di tingkat daerah. Di instansi inilah aktivitas para pegawai diharapkan mampu berperan dalam mewujudkan prestasi pemuda dan prestasi olahraga serta mampu mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan pemuda dan olahraga dilingkup daerah maka harus didukung sumber daya manusia yang terampil dan handal yang salah satunya adalah para pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.

Peneliti mengamati bahwa pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau kinerja yang dirasakan kurang baik disebabkan oleh motivasi hygieneyang cenderung masih rendah karena masih ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dimana mereka kurang termotivasi dengan pekerjaannya. Hal ini dipengaruhi oleh rasa ketidakpuasan pada pekerjaan yang i akibatkan oleh kebijakan dan administrasi yang cenderung kurang memihak kepada pegawai,hubungan kerja juga cenderung kurang harmonis antara bidang-bidang yang ada, kondisi kerja yang dirasakan kurang sehat karena rasa bosan terhadap pekerjaan atau tanggungjawab yang diberikan, tempat bekerja cenderung tidak terjamin keamanannya, dan juga status pekerjaan yang dilakukan masih terlihat sering membingungkan sehingga membuat pegawai masih kurang termotivasi dalam bekerja.

(7)

Kinerja pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau masih dirasakan kurang baik karena masih banyak dirasakan pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yang pastinya akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi pegawai, instansi dan juga masyarakat.Jika motivasi hygiene yang baik dan lingkungan kerjayang kondusifsudah dapat diwujudkan, maka kinerja dari seluruh pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau akan meningkat.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengambil judul yaitu “Pengaruh Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah Bagaimanakah Pengaruh Motivasi

Hygiene dan Lingkungan KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai padaDinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis dan informasi atau referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian masalah manajemen sumber daya manusia khususnya tentang pengaruh motivasi hygiene dan lingkungankerja terhadap kinerja pegawai. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau dalam meningkatkan kinerja pegawai melalui peningkatan motivasi hygiene dan perbaikan lingkungankerja.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Hygiene

Faktor pemeliharaan, juga disebut motivasi hygiene merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemelirahaan ketentraman dan kesehatan. Motivasi hygiene adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. (Edy Sutrisno 2012, h. 131).Menurut Frederick Herzberg faktor ketidakpuasan (dissatisfacation), biasa juga disebut sebagai

(8)

(working condition), keamanan kerja (job security) dan status pekerjaan (job status). Faktor ketidakpuasan ini biasa juga disebut sebagai motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation), karena faktor-faktor yang menimbulkannya bukan dari diri seseorang melainkan dari luar dirinya. (Wilson Bangun2012, h. 318-319).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi MotivasiHygiene

Menurut Wilson Bangun (2012, h. 320) Faktor ketidakpuasan (dissatisfaction),biasa juga disebut sebagai hygienefactorataufaktor pemeliharaan antara lain yaitu :

a. Kebijakandan administasi perusahaan (company policy and administration). b. Hubungan kerja (interpersonal relation)

c. Kondisi kerja (working condition) d. Keamanan kerja (job security) e. Status pekerjaan (job status)

Pengertian Lingkungan Kerja

Pendapat Sunyoto(2012, h. 43) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain.Sedangkan menurut Sedarmayanti (2011, h. 2) lingkungan kerja maksudnya adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011, h. 28) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adalah: 1. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja

(9)

STIE MURA LUBUKLINGGAU

Jurnal Media Ekonomi Vol. 18 No.

2,Agustus 2013 33

Pengertian Kinerja

Menurut Wilson Bangun (2012, h. 231) kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).Kemudian menurut Mangkunegara (dalam Pasolong 2007, h. 176) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Standar Kinerja Karyawan

Menurut Wilson Bangun (2012, h. 234) untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami melalui:

1. Jumlah Pekerjaan

Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.

2. Kualitas Pekerjaan

Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.

3. Ketepatan Waktu

Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.

4. Kehadiran

Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan.

5. Kemampuan Kerjasama

(10)

Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir Pengaruh Motivasi Hygienedan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.

Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel a. Variabel Penelitian

Variabel-variabel tersebut adalah :

1. Independent variable (X1) : Motivasi Hygiene

(11)

3. Dependent variable (Y) : Kinerja

b. Definisi Operasional Variabel

Tabel1

(12)

No Variabel Definisi Indikator Skala

3. Kinerja (Y) Kinerja(performance)adalahhas ilpekerjaan yang

Sumber : Pemikiran peneliti berdasarkan teori 2013.

Populasi dan Sampel

(13)

orang Pegawai Negeri Sipil dan 6 orang honorer. (data terlampir).Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, karena jumlah seluruh pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau adalah sebanyak 30 orang. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel, Sangadji dan Sopiah (2010, h. 189).

Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2010, h. 151).

Analisis Regresi Linear Berganda

Rumus persamaan regresi linear berganda yaitu :

(Sugiyono 2012, h. 192)

Y’ = a + b X + b X

Keterangan :

Y = Kinerja

X = Motivasi Hygiene

X = LingkunganKerja

a b

= =

Konstanta Koefisien Regresi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas

Data yang diperoleh terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas data. Data primer yang diuji berasal dari variabel bebas yaitu motivasi hygiene dan lingkungan kerja serta variabel terikat kinerja.

a. Uji Validitas

(14)

dibentuk apabila nilai corrected item total correlation (skor korelasi) > r (0,361) dengan nilai df 30 dan alpha 5%. Hasil olahan data menunjukkan bahwa semua indikator dalam variabel menunjukkan

bahwa data dapat dikatakan valid.Hasil uji validitas secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2

(15)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah skor hasil pengukuran terbebas dari kesalahan pengukuran atau menunjukkan tingkat konsisten alat ukur. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan 100% reliabel jika nilai alpha > 0,5. Dari hasil olahan data dengan menggunakan uji reliability analisis menunjukkan bahwa semua data dapat dinyatakan reliabel, ini dilihat dari nilai alpha yang diperoleh > 0,5.Hasil olahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

No Kode Variabel Hasil Pengukuran () Standar

Reliabilitas Reliabilitas

1. Motivasi Hygiene (X1) 0.927 0.5 Reliabel

2. Lingkungan Kerja (X2) 0.910 0.5 Reliabel

3 Kinerja (Y) 0.910 0.5 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data SPPS 20, Tahun 2013

Uji Asumsi Klasik

Oleh karena peneliti menggunakan statistik untuk pengolahan datanya, maka perlu dilakukan berbagai uji untuk membuktikan bahwa tidak terjadi berbagai macam pelanggaran yang dapat menyebabkan hasil penelitian akan tampak bias. Dikarenakan teknik analisis data menggunakan Analisis Regresi Berganda, maka peneliti malakukan Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Liniearitas dan Uji Heteroskedastisitas).

Berikut di bawah ini adalah Uji Asumsi Klasik pada variabel Motivasi Hygiene (X1), Lingkungan

Kerja (X2) dan Kinerja (Y) dengan menggunakan SPSS 20.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu bentuk distribusi frekuensi yang memenuhi ciri-ciri kurva normal yang berbentuk seperti lonceng (bell shaped) selisih terhadap rerata (mean), bentuknya tergantung pada dua parameter yaitu rerata dan standar deviasi, dengan luas wilayah kurva normal 100%.

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

(16)

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Imam Ghozali (dalam artikel Sisca 2007, h. 110-112).

Untuk menganalisis dengan SPSS lihat hasil output data primer pada gambar "Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual". seperti pada gambar 2 dan 3 sebagai berikut: Pada Uji Normalitas Sebaran, data yang diambil telah mengikuti distribusi Normal. Distribusi Normal ditandai dengan Output Histogram yang dihasilkan. Pada gambar 2, Histogram Uji Normalitas tampak bahwa tiap data menyebar ke seluruh daerah Normal. Daerah Normal itu sendiri adalah daerah yang berada di bawah kurva tersebut yang bentuknya seperti lonceng terbalik.

Sumber: Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013 Gambar 2

Histogram Uji Normalitas

(17)

Sumber: Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013 Gambar 3

Hasil P-P Plot Uji Normalitas

Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.

Pada Uji Kolmogorov Smirnov sehingga hasilnya dapat ditentukan bahwa data mempunyai distribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi (> 0,05).

Tabel 4

Sumber : Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013

(18)

tabel 4.38 nilai signifikan "Asymp. Sig. (2-tailed)" lebih dari (>0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa uji normalitasnya terpenuhi.Duwi Priyatno (2013, h. 38).

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal,Imam Ghozali (dalam artikel Sisca 2007, h. 91). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF (> 10), terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF (< 10), tidak terjadi multikolinearitas, Wijaya (dalam artikel Siska 2009, h.119).

Untuk analisisnya dengan SPSS dilihat dari hasil output data primer pada tabel 5 "Coefficients", sepertiberikut ini:

Sumber: Pengolahan Data SPPSS, Tahun 2013

(19)

3. Uji Linearitas

Menurut Suliyanto (2012, h. 145), pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dibuktikan merupakan model linier atau tidak.

Untuk menganalisisnya menggunakan hasil data output SPSS dilihat pada tabel 6 dan 7 "ANOVA Table", sepertiberikut ini:

Tabel 6

Hasil Uji Linearitas antara Motivasi Hygiene dan Kinerja Pegawai ANOVA Table Between Groups Linearity Y * X1 Deviation from Sumber: Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013

Tabel 7

Hasil Uji Linearitas antaraLingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai ANOVA Table Between Groups Linearity Y * X2 Deviation fromLinearity

Sumber: Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013

(20)

Kedua nilai Sig. pada uji linearitas baik antar Kinerja Pegawai dengan Motivasi Hygiene, maupun Kinerja Pegawai dengan Lingkungan Kerja sama-sama (>0.05). Apabila nilai Sig. lebih besar dari (0.05) mengartikan hubungan prediktor dan dependen variabel bersifat linear, maka kedua nilai Sig. pada ANOVA Table memenuhi syarat linear.

Kesimpulan Uji Linearitas di sini berarti bahwa antar variabel bebas dan terikat yang diteliti bukanlah sesuatu yang memiliki suatu sifat siklus dan tidak linear. Siklus sendiri biasanya terjadi pada hal-hal yang tertentu.Duwi Priyatno (2013, h. 40).

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan metode grafik yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Duwi Priyatno (2013, h. 69).

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknyaHeterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas, Elmasari (dalam artikel Sisca 2010, h. 53).Uji Heteroskedastisitas atau Homogenitas menggunakan Scatter Plot nilai residual variabel dependen.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(21)

Gambar 4

Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.4 diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah atau data menyebar ke segala bidang.Sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwaUji Heteroskedastisitas terpenuhi.

Berdasarkan hasil pengujian validitas, reliabilitas dan asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa dapat disimpulkan tidak terjadi adanya pelanggaran asumsi dan semua data memenuhi syarat untuk diuji selanjutnya, yaitu uji regresi linear bergandadan tidak akan mendapatkan hasil yang bias.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh data primer yang diuji, yang berasal dari 2 variabel bebas yaitu Motivasi Hygienedan Lingkungan Kerjaterhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau. Dalam uji ini akan digunakan alat bantu komputer untuk software statistik dengan program SPSS versi 20.0. Hasil uji secara rinci akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 8

Hasil regresi linier berganda

thitung Sig

0 12.757 3.057 0.005

X1 0.382 3.822 0.001

X2 0.290 2.506 0.019

R = 0.766 R2= 0.587 Fhitung= 19.191 Sig F = 0.000

Sumber: Pengolahan Data SPPSS 20, Tahun 2013

(22)

Keterangan :

Dari persamaan nilai estimasi fungsi regresi di atas terlihat bahwa nilai konstanta yang diperoleh adalah sebesar 12,757. Hal ini menggambarkan bahwa tanpa dipengaruhi oleh variabel bebas (X) maka kinerja pegawai (Y) adalah sebesar 12,757.

Nilai koefisien regresi mewakili variabel motivasi hygiene yang diperoleh sebesar 0,382 menunjukkan bahwa setiap perubahan pada motivasi hygiene maka kinerja pegawai akan berubah berbanding lurus, yakni sebesar 0,382 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

Nilai koefisien regresi mewakili variabel lingkungan kerja yang diperoleh sebesar 0,290 menunjukkan bahwa setiap perubahan pada lingkungan kerja maka kinerja pegawai akan berubah berbanding lurus, yakni sebesar 0,290 dengan asumsi variabel bebas lainnya yaitu motivasi

hygienekonstan.

Nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh, adalah positif sebesar 0,766. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama dapat dikatakan sangat tinggi yaitu sebesar 76,6%. Sedangkan suatu korelasi dapat dikatakan sempurna jika nilai yang diperoleh mencapai 1 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan.

(23)

Hasil Uji Serentak (Uji F)

(24)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression

1 Residual Total

267,379 2 133,690 19,191 ,000b

188,087 27 6,966

455,467 29

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1

Uji serentak (Uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama. Berdasarkan rekapitulasi hasil uji regresi linier berganda, didapat bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah 19,191> F tabel = 3,35dan tingkat kemaknaan secara serentak signifikansinya adalah 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas penelitian (motivasi hygiene dan lingkungan kerja) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja).

Hasil uji serentak (Uji F) ini juga membuktikan bahwa hipotesis kedua penelitian ini yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama pada Pengaruh Motivasi Hygiene

dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.”terbukti kebenarannya dan hipotesis diterima.

Pembahasan

(25)

Motivasi Hygiene dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau”, terbukti kebenarannya dan hipotesis diterima.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian : Lucky Wulan Analisa (2010), berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Motivasi dan Lingkungan Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang dengan besar pengaruh sebesar 36,2% .Sartika Hayulinanda Halim (2012), berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan yang ditunjukkan dengan koefisien variabel dimana faktor motivasi bertanda positif, sedangkan faktor lingkungan kerja memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan.

Merujuk pada teori-teori sumber daya manusia dan hasil penelitian terdahulu, terlihat bahwa motivasi hygiene dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi hygienedan lingkungan kerjaterhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau, dimana variabel motivasi hygiene dan variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang tinggi yaitu 58,7% terhadap kinerja pegawai.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau perlu memperhatikanMotivasi Hygieneagar terwujud kesejahteraan seluruh pegawai serta kenyamanan dan keharmonisan kerja diantara atasan dan bawahan serta antar sesama pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau sehingga kinerja pegawai dapat ditingkatkan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan status atau jabatan seseorang dalam organisasi, membina hubungan baik bawahan dengan atasannya, menciptakan keharmonisan hubungan antar pegawai, pengambilan kebijakan yang memihak kepada seluruh pegawai, sistem administrasi yang teratur dalam organisasi, serta memperhatikan kondisi kerja dan keamanan di lingkungan kantor.

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Wahyudi dan Jarot Suryono. 2006. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Informasi Komunikasi & Kehumasan Kabupaten Boyolali. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol. 1 No. 1.

Ana Sri Ekaningsih. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dengan Persepsi Lingkungan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang).

Jurnal-jurnal Ilmu Sosial.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Duwi Priyatno. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Mediakom.

Edy Sutrisno. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Etta Mamang Sangadji & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Danang Sunyoto. 2012. Teori, Kuisioner, dan Analisis Data (Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Gilang Gumilang, Saryadi dan Wahyu Hidayat. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Produksi PT. MeubelindoSemarang. Jurnal

Ekonomi. Harbani Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik.Bandung : Alfabeta.

Lucky Wulan Analisa. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ekonomi.

Lukmanul Hakim. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen STIE Totalwin Semarang.Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan. Vol 2 Nomor 2.

Presilia dan Regina Fortunata Octavia. 2011. Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerjaan, dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Megatama Plasindo. Jurnal Ekonomi. Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja.Bandung : CV. Mandar Maju.

Setyaningsih Sri Utami dan Agus Hartanto. 2010. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol. 4 No. 1.

Suliyanto. 2011.Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Untung Sriwidodo dan Agus Budhi Haryanto. 2010. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo.

Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol. 4 No. 1.

Wilson Bangun. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga : Jakarta.

h

tt p ://ca r a p a n d a ngk u . b l o gs po t. co m / 2011 / 07 / u j i - a s u ms i - k las i k - d e ng a n - s p ss - p

Gambar

Gambar 1Kerangka berpikir Pengaruh Motivasi Hygienedan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Tabel 3Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 2Histogram Uji Normalitas
Gambar 3Hasil P-P Plot Uji Normalitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kadar penggunaan penggunaan polimer menjadi faktor yang mempengaruhi kecukupan pembentukan sistem dalam mengenkapsulasi protein secara efisien serta menentukan

Nadalje, najvažnija prednost tehnike sviranja pedala na klavikordu jest kvaliteta završetka tona (otpuštanja tipke, odnosno kod orgulja – zatvaranja ventila pedalne svirale)..

Mariana Kristiyanti, Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Pembangunan Nasional, Majalah Ilmiah Informatika Vol.. usaha perorangan atau perusahaan yang

d. Membantu kesulitan teknis belajar peserta didik melalui komunikasi dengan guru.. Memiliki jaringan Internet yang memadai b. Alat komunikasi berfungsi dengan baik

Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi

Endapan batuan pembawa unsur kalium di daerah eksplorasi umum, adalah dari jenis batuan volkanik pembawa leusit yang berupa retas leusitit, basal leusit serta breksi laharik yang

Salah satu faktor keuangan yang dilihat oleh PEFINDO adalah profitabilitas, apabila suatu perbankan memiliki rasio net interest margin yang tinggi, akan

Hasil dari data diatas menunjukan bahwa secara deskriptif kuantitatif, Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Bapenda Kabupaten Lebak rata-rata mengalami fluktuatif