• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR) TAHUN PELAJARAN 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR) TAHUN PELAJARAN 2020/2021"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

BELAJAR DARI RUMAH (BDR)

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

ALAMAT : JL.GOLF RT.003 RW.007 NO.52 CIRIUNG TELP& FAX No. 021-8750466 KECAMATAN CIBINONG - KABUPATEN BOGOR 16918

Website : http//www.smkpgri2cibinong.sch.id e-MAIL : smkpgri2cibinong@gmail.com

2020

(2)

1 |

PEDOMAN BELAJAR DARI RUMAH

SMK PGRI 2 CIBINONG KABUPATEN BOGOR

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan penyebaran Covid-19, seluruh sekolah tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring atau luring. Model

Blended Learning dilakukan sebagai alternatif jika kondisi belajar dengan tatap muka memungkinkan dilakukan dengan syarat infrastuktur sekolah sudah memenuhi standar protokoler kesehatan.

Pemerintah memperkenalkan PJJ pada masa Pandemi Covid- 19 dengan istilah Belajar Dari Rumah (BDR). Berdasarkan hasil informasi dan evaluasi dari stake holder pendidikan, masa BDR menuai beberapa kekurangan dan kelemahan. Untuk mendapatkan data akurat dinas pendidikan melaui Satgas Covid -19 melakukan survey pelaksanaan BDR kepada orang tua dan siswa.

Pada masa Pandemi Covid-19 hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah keberlangsungan pendidikan anak-anak dan keterjaminan kesehatannya. Diperlukan data otentik untuk memotret secara langsung permasahalan apa yang dihadapi orang tua dan anak-anak selama BDR.

Survey dilakukan pada tanggal 28 Mei s.d 1 Juni 2020 oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Survey berhasil menjangkau 95.279 responden orang tua siswa dari berbagai latar belakang tingkat pendidikan dan pekerjaan. Orang tua yang merespon adalah 31,1% laki-laki dan 68,9% perempuan. Kecenderungan

(3)

2 |

respon orang tua berlatar belakang pendidikan 38.7% SMA, 17,4% SMP, 20,4% SD, dan 12,9% S1. Responden orang tua sebagian besar berlatar belakang pekerjaan sebagai pegawai swasta 40,99%, wiraswasta 21,70%, pegawai pemerintah 16,85%, pendidik dan tenaga kependidikan 9,62%. Orang tua rata-rata memiliki anak sekolah 1 orang 45,3%, 2 orang 40,4%, dan 3 orang 11,4%. Secara beurutan sebagian besar responden memiliki anak di tingkat SD, SMA, SMK, SMP, PAUD dan SLB. Anak-anak yang mereka sekolahkan 97,5% tinggal bersama orang tua.

Selama BDR teknologi informasi yang anak-anak gunakan untuk belajar adalah media komunikasi whatsapp 90,9%, telepon 13,3%, SMS 4%, sisanya menggunakan aplikasi pembelajaran beragam. Masih ada yang melakukan luring 3,7%. Kecenderungan pembelajaran mengguakan perangkat HP smartphone dengan laptop dan 50% lebih sudah punya layanan Internet sendiri.

Pada saat berlaku BDR orang tua rata-rata mengalami kesulitan untuk mendampingi anaknya belajar di rumah. Kesulitan orang tua dialami karena pelajaran terlalu sulit dan tidak mudah untuk dipahami, kesulitan mengatur waktu membimbing belajar anak karena orang tua memiliki aktivitas atau pekerjaan, anak susah diatur, dan susah diajak belajar karena bosan. Kesulitan yang cukup signifikan juga masalah kuota atau koneksi Internet. Orang tua siswa hampir 100 persen setuju bahwa berharap anak-anaknya bisa belajar mandiri tanpa tergantung pada guru dan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua harus tetap terjalin. Hal-hal baik lainnya yang perlu dikembangkan terus adalah tentang kebiasaan hidup sehat sesuai protokoler kesehatan (22%), kedisiplinan anak dalam membagi waktu belajar dan bermain (19%), dan penggunaan teknologi untuk pembelajaran (14%), anak mandiri dan bertanggung jawab 6%.

Selain Responden kepada orang tua, Satgas Covid-19 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melakukan survey kepada peserta didik dari 28 Mei s.d. 1 Juni 2020 dengan tanggapan 100.546. Sebagian besar repsonden siswa adalah perempuan

(4)

3 |

(60,4%), laki-laki (39,6%), di dominasi oleh kelas X dan XI SMA/SMK. Sebanyak 77,4% sekolah negeri dan 22,6% sekolah swasta, tersebar di seluruh kabupaten kota di Jawa Barat. Selama diberlakukan BDR sebanyak 96,5% siswa melakukan pembelajaran di rumah. Waktu nonton TV anak anak terdistribusi secara merata mulai dari pagi, siang, sore, dan malam. Paling banyak di malam hari dan paling sedikit di pagi hari. Sebanyak 62,9% tidak tiap hari nonto, 10,1% tiap hari nonton TVRI dan sebanyak 26,9% tidak pernah nonton TVRI. Anak yang masih mendengarkan radio RRI hanya 7,6%, 20,5% mendengarkan radio lainnya.

Di atas 60.000 responden anak merasa bisa memahami materi, dibimbing orang tua, dan mudah mendapat akses belajar. Antara 40.000 s.d 60.000 anak bisa belajar di rumah menyenangkan dan bisa konsetrasi belajar. Sebanyak 50,8% anak anak belajar antara 2-4 hari dalam seminggu dan sebanyak 22,5% belajar lima hari dari Senin sampai Jumat. Sebanyak 13,1% seminggu sekali dan 13,5 tidak teridentifikasi. Rata-rata belajar per hari dominan 1-2 jam per hari (47,4%), 22,3% selama 2-3 jam perhari, dan 18,3% dibawah 1 jam per hari. Pelaksanaan pembelajaran didominasi oleh pengerjaan latihan soal 79,6% dan 61,7% menggunakan berbagai media di Internet. Buku teks, TV, interaktif online, aplikasi pembelajaran swasta, termasuk bahan belajar yang digunakan dalam pembelajaran selama BDR. Interaksi antara guru dengan siswa lebih banyak dilakukan dalam kelas online dan interaksi media sosial. Ada 27,7% sekolah yang belum memberikan dukungan pada anak-anak selama belajar di rumah. Sebanyak 12,2% menggunakan aplikasi mandiri dan sebagian besar menggunakan aplikasi belajar dari pihak swasta di Internet. Selama masa BDR ada 14,6% anak-anak tidak menonton TV, dan paling banyak nonton TVRI.

Hambatan terbesar yang dihadapi anak-anak pada saat BDR adalah kesulitan memahami pelajaran (70%). Selanjutnya 57,1% merasa bosan, 56,6% kurang konsentrasi, 56,5% sulit komunikasi dengan guru, kurang jelas tugas yang diberikan guru, dan jaringan Internet kurang memadai. Listrik, Internet, dan Handphone, diatas

(5)

4 |

75.000 responden telah memilikinya secara memadai. Sebagai besar (70%) menyelesaikan masalah pembelajaran berdiskusi dan komunikasi dengan teman dan melakukan aktivitas lain untuk mengurangi kejenuhan. Harapan anak-anak untuk perbaikan pembelajaran adalah kejelasan tugas pada saat BDR dilakasanakan. Jam belajar terstruktur, dan penugasan secara terstrukur yang dilakukan oleh guru. Hal-hal yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam pembelajaran adalah kemampuan belajar mandiri (59, 4%) dan belajar hal-hal yang lebih kontekstual tidak terlalu fokus pada substansi pada mata pelajaran di sekolah (61,1%). Saran dari anak-anak untuk guru lebih fokus pada pengelolaan proses belajar yang jelas dan tugas-tugas yang tidak membebani serta terencana dengan adanya jadwal. Harapan anak-anak dari orang tua adalah adanya pendampingan, motivasi, dukungan dan ketersediaan waktu untuk mereka selama BDR.

Berdasarkan data hasil survey di atas diperoleh sebuah gambaran umum tentang berjalannya proses BDR selama beberapa bulan ke belakang. Masalah-masalah yang cenderung dihadapi orang tua dan siswa selama BDR adalah:

[1] Media Pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh siswa adalah

WhatsApp.

[2] Orang tua mengalami kesulitan mendampingi belajar anak karena materi terlalu sulit, kesulitan mengatur waktu dan punya pekerjaan.

[3] Harapan orang tua melatih anak-anaknya belajar mandiri dan disiplin dalam belajar.

[4] Beberapa orang tua terbebani dengan kuota Internet yang harus disediakan untuk BDR anak-anak.

[5] Selama BDR siswa melakukan pembelajaran di rumah, televisi bisa jadi alternatif pendukung belajar di rumah.

[6] Sebagian besar anak-anak merasa kesulitan mamahami tugas yang diberikan guru, bosan, kurang konsentrasi, dan sulit komunikasi dengan guru.

[7] Hal yang disenangi anak-anak adalah pembelajaran konstekstual, tugas tidak membenani, terencana dan berjadwal.

(6)

5 |

[9] Selama BDR pembelajaran harus dilakukan secara daring atau luring karena ada beberapa anak yang tidak memiliki akses Internet dan alat komunikasi.

Berdasarkan hasil survey dibutuhkan protokol kesehatan untuk guru, siswa, dan orang tua selama masa BDR berlaku. Protokol kesehatan dibutuhkan untuk mengurangi kesenjangan harapan anak-anak pada masa BDR bisa melakukan pembelajaran secara berkualitas, bermakna dan menyenangkan (Meaningfull Learning) Bagi guru-guru protokol kesehatan dapat menjadi pegangan standar layanan berkualitas pada masa BDR diberlakukan.

B. DASAR HUKUM

[1] Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional;

[2] Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

[3] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana.

[4] Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Meneteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);

[5] Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Covid 19 Di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi;

(7)

6 |

[6] Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Penanggulangan Covid-19 di Wilayah Provinsi Jawa Barat; [7] Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020

tentang Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Coronavirus Disease 19 (Covid-19) di Jawa Barat;

[8] Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.274-Hukham/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tingkat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam rangka percepatan penanggulangan Coronavirus Disease 19 (Covid-19) Pelaksanaan PSBB di Tingkat Provinsi Jawa Barat berakhir pada tanggal 29 Mei 2020

[9] Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/6937– Set.Disdik tanggal 29 Mei 2020 tentang Standar Operasional Prosedur Kegiatan Layanan Pendidikan SMA/SMK/SLB selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat

[10] Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

[11] Kalender Akademik tahun ajaran 2020/2021

C. TUJUAN

[1] Memberikan kepastian layanan pendidikan berkualitas selama diberlakukan Belajar Dari Rumah (BDR)

[2] Memberikan panduan standar minimal yang jelas kepada Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Orang Tua pada saat BDR.

[3] Memberikan arahan tentang Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menjamin pelaksanaan BDR

[4] Memudahkan kegiatan evaluasi BDR bagi Dinas Pendidikan dan pihak berkepentingan dalam melihat efektivitas pelaksanaan BDR.

(8)

7 |

D. PRINSIP PENYUSUNAN

[1] Fokus. Prinsip dalam menyusun pedoman adalah fokus melayani kebutuhan anak-anakselama BDR mengacu pada kompetensi inti

[2] Adil. Pembelajaran melayani semua siswa dengan memperhatikan latar belakang ekonomi,sosial, dan budaya anak-anak

[3] Jelas. Memberikan kemudahan kepada siswa pada saat melakukan BDR [4] Fleksibel. Layanan pendidikan pada masa BDR bersifat fleksibel, dilarang

memaksakan penuntasan kurikulum dan fokus pada pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) Meaningfull Learning,Joyful Learning dan Wellbeing

disesuaikan tuntutan anak, agar imunitas tubuh anak tetap sehat

[5] Kolaboratif. Pembelajaran bersifat kolaboratif, lintas mata pelajaran, dan melibatkanorang tua.

[6] Berkarakter. Pebelajaran selama BDR melatih anak-anak berkarakter mandiri, tanggungjawab, disiplin, dan religius.

E. SASARAN

Pedoman pembelajaran daring dan luring diarahkan untuk memberi pemahaman kegiatan BDR kepada siswa, guru, kepada sekolah dan orang tua. Siswa dari semua Jenjang Satuan Pendidikan.

F. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika penyusunan Panduan Belajar dari Rumah disusun sebagai berikut, Bab 1 berisi pendahuluan memuat penjelasan tentang latar belakang, dasar hukum, prinsip penyusunan, sasaran dan sistematika penyusunan. Bab II berisi langah pelaksanaan Belajar dari Rumah, dijelaskan melalui kajian literatur, metode dan media pelaksanaan Belajar dari Rumah, yang disusun secara Daring dan Luring, serta Monitoring dan Evaluasi. Bab III Panduan Pembiayaan Kegiatan BDR dan Bab IV Penutup.

(9)

8 |

BAB II

LANGKAH PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR)

A. KAJIAN LITERATUR TENTANG BDR

Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) adalah layanan proses belajar mengunakan teknologi informasi untuk menjangkau keterbatasan akses peseta didik dengan memanfaatkan berbagai media atau sumber yang tersedia di Internet agar pembelajaran lebih bermakna. Belajar efektif menurut psikoanalitik harus mendorong tiga bagian dalam kepribadian yaitu id (kesenangan), ego (kenyataan), dan super ego berakaitan dengan boleh dan tidak boleh. Pembelajaran pada prinsipnya harus menyenangkan Id, kemudian diwujudkan dalam langah-langkah yang konkret oleh Ego demi memuaskan Id. Langkah-langkah teknis yang dilakukan Ego tidak beretantangan dengan Super Ego. (Supardan, 2015, hlm. v). Itulah tiga unsur kepribadian anak yang harus diperhatikan oleh para pendidik dalam mengelola pembelajaran.

Peserta didik pada dasarnya adalah anak-anak yang baik. Maslow berpendapat “setiap bayi yang lahir terdapat kemampuan yang aktif, kearah kesehatan, pertumbuhan atau aktualisasi potensi-potensi manusia. Manusia memiliki kodrat bawaan yang pada hakikatnya adalah baik. Manusia menjadi destruktif apabila kodrat batinnya dibelokkan, disangkal atau dikecewakan. (Supardan, 2015, hlm. 219). Pendidikan adalah upaya mendorong potensi-potensi bawaan baik pada peserta didik tumbuh hingga mampu beraktualisasi diri.

Kesulitan dan kejenuhan dalam belajar selama BDR harus dihindari. Pembelajaran pada masa BDR harus mampu mengaktifkan berbagai bakat bawaan yang dimiliki oleh peserta didik. Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran yang dilakukan para guru harus memperhatikan psikologis dan

(10)

9 |

mendorong mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara mandiri dan bertanggung jawab.

Panduan pembelajaran pada masa BDR perlu disusun untuk menjaga layanan pembelajaran tetap menyenangkan dan memotivasi para peserta didik berkarakter mandiri. Pendekatan pembelajaran harus variatif dan mengaktifkan seluruh kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Howard Gardner memetakan sedikitnya ada Sembilan kecerdasan yang dimiliki peserta didik, dan kesembilan tersebut harus terfasilitasi dalam setiap pembelajaran. Sembilan kecerdasan tersebut antara lain, logika, seni, linguistik, kinestetik, antarprsonal, interpersonal, natural, spasial, dan spiritual. Beraneka ragam mata pelajaran tujuannya adalah memberikan variasi pengalaman belajar kepada peserta didik agar seluruh kecerdasannya terus berkembang. Sekalipun pada faktanya setiap anak memiliki kecenderungan pada satu atau dua kecerdasan. Untuk itu Langkah-langkah pembelajaran kolaboratif dan pendekatan belajar kooperatif perlu dikembangkan agar mereka bisa saling bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Bahan ajar yang disusun oleh guru harus memberikan samangat, optimisme, dan harapan-harapan baik ketika mereka mampu memahaminya. Dekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Derrida memberi peluang kepada guru untuk kreatif menuangkan ide-idenya dalam mengembangkan pembelajaran dan berfokus pada penumbuhan seluruh kecerdasan yang dimiliki para peserta didik serta memperhatikan perbedaan karakterisik yang di miliki peserta didik. Setiap peserta didik bukan tidak suka belajar tetapi terkadang apa yang dia miliki tidak terfasilitasi di dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak bisa diberlakukan sama pada setiap peserta didik. Evaluasi pembelajaran harus memperhatikan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.

Kompetensi Inti yang ada dalam Kurikulum 2013 harus jadi fokus pengembangan kompetensi minimal yang harus dimiliki peserta didik. Setiap mata pelajaran

(11)

10 |

harus merancang setiap pembelajaran mengacu kepada pengembangan kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi spiritual dan sosial diajarkan dengan pembiasaan, kompetensi pengetahuan dan ketermapilan diajarkan dengan melatih peserta didik mengolah pengetahuan melalu kegiatan analisis, sintesa, evaluasi dan mencipta. Bahan ajar yang disajikan harus mengembangkan empat kompetensi inti tersebut. Pendekatan rekonstruksionis dalam pembelajaran harus memberi peluang kepada peserta didik membangun kemampuan persepsi yaitu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mendeteksi atau menginterpretasi informasi yang diterima oleh alat indera. Selain itu pembelajaran memberi pengalaman untuk menumbuhkan kesadaran siapa dirinya dan dimana lingkungan dia tinggal. (Baihaqi, 2016, hlm. 20, 48). Pendekatan-pendekatan pembelajaran setidaknya mengembangkan kecerdasan abad 21 yang harus dimiliki para peserta didik yaitu Communication, Collaboration, Cooperation, dan Creativity. Pengenalan dunia Internet (Internet of things) dan penguasaanya harus dijadikan sebagai dasar pengembangan model-model pembelajaran di abadi 21.

Berdasarkan hasil survey, metode pembelajaran BDR yang dikembangkan guru tidak boleh membebani peserta didik dan merepotkan orang tua. Waktunya ditentukan sesuai kesanggupan para peserta didik ketika belajar di rumah. Modul yang dikembangkan memberi pemahaman mendalam melalui penjelasan kasus dan evaluasi melalui pengenalan soal-soal Higher Order of Thingking. Pembelajaran Jarak Jauh harus didukung oleh Bahan Ajar yang bisa memfasilitasi anak-anak belajar mandiri dengan mengikukti instruksi pembelajaran yang terdapat di dalam modul yang dikembangkan guru. Dengan demikian pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan daring atau luring menjadi tidak membebani peserta didik dan orang tuanya. Adapun kebijakan pada saat pandemi adalah Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai, dilarang memaksakan penuntasan kurikulum dan Fokus pada pendidikan kecakapan hidup. sedangkan materi yang diberikan fokus pada Literasi dan numerasi; Pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19; Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas);

(12)

11 |

Kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik; Spiritual keagamaan; dan/atau Penguatan karakter dan budaya.

B. METODE DAN MEDIA PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH 1. DARING

a. Persiapan 1) Siswa

a. Memiliki program BDR secara tertulis dalam bentuk jadwal pelajaran

b. Memiliki petunjuk pelaksanaan Daring atau Luring.

c. Memiliki Bahan Ajar yang dilengkapi langkah-langkah pembelajaran yang jelas lengkap dengan alat evaluasi

d. Memiliki alat komunikasi dan kemampuan akses Internet

e. Memiliki kontak person guru atau teknisi sekolah jika terjadi kesulitan belajar.

2) Guru

a. Menyiapkan program pembelajaran BDR selama satu semester b. Memiliki bahan ajar yang berorientasi pada pengembangan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan literasi. c. Memiliki alat evaualsi dalam bentuk soal-soal HOTS.

d. Memiliki media pembelajaran multimedia dengan memanfaatkan berbagai media di Internet.

e. Menggunakan model pembelajaran yang direkomendasikan pada kurikulum 2013

3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

a. Membentuk tim pengembang kurikulum BDR b. Menentukan teknik pembelajaran daring

c. Menetapkan protokol kesehatan pembelajaran pada masa BDR. d. Mengalokasikan biaya pembuatan modul berbasis keterampilan

berpikir

e. Mengalokasikan pelatihan pembuatan soal-soal HOTS

f. Mengalokasikan biaya pelatihan pembuatan media pembelajaran g. Melakukan supervisi pembelajaran daring

(13)

12 |

h. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran secara daring

4) Pengawas Sekolah

a. Membuat program monitoring pelaksanaan BDR

b. Membuat alat evaluasi periodik tentang pelaksanaan belajar sesuai protokol kesehatan,

c. Membuat laporan pelaksanaan BDR secara periodik

5) Orang tua siswa

a. Mengalokasikan anggaran untuk kuota Internet bagi yang mampu. b. Memiliki edaran program dan jadwal pelaksanaan BDR

c. Memiliki kontak person guru/wali kelas atau teknisi sekolah

6) Infrastrukutur a. Alat komunikasi b. Jaringan Internet

c. Ruangan nyaman untuk belajar d. Bahan Ajar dan media belajar

b. Pelaksanaan 1) Siswa

a. Sebelum belajar siswa melakukan pembiasaan dalam rangka pembentukan karakter misalnya; menyanyikan lagu Indonesia raya, literasi, dhuha, berdoa dll

b. Melaksanakan instruksi pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan model pembelajaran yang dikembangkan guru

c. Melaksanakan pembelajaran dengan menganalisis, sintesis,

evaluasi dan mencipta terhadap materi belajar yang tersedia dalam modul.

d. Melakukan komunikasi dua arah dengan guru melalui media komunikasi yang disediakan dan disepakati oleh guru.

e. Melakukan evaluasi pembelajaran dengan mengerjakan soal HOTS atau unjuk kerja secara virtual.

(14)

13 |

2) Guru

a. Mengecek kehadiran peserta didik

b. Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan Pendidikan Karakter

c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dilakukan siswa

d. Menjelaskan hasil yang harus dicapai siswa

e. Membahas jawaban hasil evaluasi yang dikerjakan siswa.

f. Membuka ruang dialog sebagai bahan untuk umpan balik pembelajaran berikutnya.

3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

a. Melakukan monitoring terhadap guru dalam melaksanakan BDR b. Melakukan monitoring terhadap kehadiran peserta didik dalam

kegiatan BDR.

c. Melakukan evaluasi periodik terhadap kendala pelaksanaan BDR guru dan siswa.

d. Membangun komunikasi dengan komite sekolah dan orang tua e. Membuat laporan periodik kepada pihak dinas melalui pengawas

pendidikan.

4) Pengawas Sekolah

a. Melakukan monitoring manajemen BDR

b. Membuat pembinaan dan pengayaan untuk kegiatan BDR

5) Orang tua siswa

a. Mendampingi peserta didik selama BDR berlangsung b. Mengawas peserta didik selama BDR

c. Memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab

d. Membantu kesulitan teknis belajar peserta didik melalui komunikasi dengan guru

(15)

14 |

6) Infrastrukutur

a. Memiliki jaringan Internet yang memadai b. Alat komunikasi berfungsi dengan baik c. Memiliki Bahan ajar daring

7) Kurikukulum

a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada pendidikan karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong royong, religius, dan keterampilan berpikir.

b. Pendekatan kolaboratif atau tematik.

c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.

8) Proses pembelajaran

a. Melatih kemampuan berpikri tingkat tinggi b. Melatih komunikasi

c. Melatih kreativitas

d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis

e. Membuat produk karya kreatifitas berbasis multimedia dan Internet f. Mempublikasikan karya di media sosial Internet.

9) Media pembelajaran a. Video tutorial di lntenet b. Aplikasi belajar di Internet c. Televisi streaming

d. Radio streaming

10) Penilaian hasil pembelajaran a. Evaluasi soal uraian CBT

b. Evaluasi soal pilihan ganda CBT c. Unjuk kerja virtual

(16)

15 |

2. LURING

a. PERSIAPAN

1. Siswa

a. Memiliki jadwal belajar BDR b. Memiliki Bahan Ajar

2. Guru

a. Menyusun Progam BDR satu semester. b. Memiliki Bahan Ajar

c. Memiliki jadwal BDR

3. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

a. Menetapkan tim pengembang kurikulum luring b. Menetapkan jadwal BDR

c. Menetapkan program monitoring BDR

d. Menetapkan PROTOKOL KESEHATAN layanan BDR luring

4. Pengawas Sekolah

a. Memiliki program monitoring BDR b. Menetapkan sistem pelaporan BDR luring

c. Menyusun sistem pelaporan BDR luring ke Dinas Pendidikan

5. Orang tua siswa

a. Memiliki kontak person guru atau wali kelas b. Menyediakan tempat belajar nyaman di rumah c. Memiliki jadwal BDR

d. Memahami teknis belajar BDR melalui luring

6. Infrastrukutur

a. Tempat belajar luring b. Bahan ajar

c. Alat evaluasi

(17)

16 |

b. PELAKSANAAN

1. Siswa

a. Melakukan kegiatan pembiasaan

b. Melakukan pembelajaran melalui bahan ajar

2. Guru

a. Membuat petunjuk teknis kegiatan belajar luring mandiri b. Memantau kegiatan belajar melalui kunjungan periodik

c. Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan Pendidikan Karakter

d. Menyediakan waktu berkumpul dengan peserta didik secara terbatas

e. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran siswa

f. Memberikan umpan balik kualitatif terhadap hasil belajar siswa.

3. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah a. Merencanakan kegiatan tatap muka terbatas

b. Melakukan monitoring kegiatan pembelajaran luring

c. Melakukan evaluasi periodik efektivitas kegiatan belajar luring

4. Pengawas Sekolah a. Monitoring periodik b. Laporan periodik

5. Orang tua siswa

a. Mendampingi belajar peserta didik

b. Mengkomunikasikan kegiatan belajar peserta didik c. Memotivasi kegiatan belajar peserta didik

6. Infrastruktur a. Sumber belajar b. Media belajar

(18)

17 |

7. Kurikukulum

a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada pendidikan karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong royong, religius, dan keterampilan berpikir.

b. Pendekatan kolaboratif, tematik, blok.

c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.

8. Proses pembelajaran

a. Melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi b. Melatih komunikasi

c. Melatih kreativitas

d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis

9. Media pembelajaran a. Televisi

b. Radio

c. Alat tulis cetak

10.Penilaian hasil pembelajaran

a. Penilaian uraian paper soal-soal HOTS b. Penilaian pilihan ganda soal-soal HOTS c. Angket

d. Daftar Ceklis

C. MONITORING DAN EVALUASI 1. Monitoring

a. Program monitoring menggunakan aplikasi harian

b. Program moniteoring menggunakan daftar ceklis atau angket periodik

2. Evaluasi

a. Data ketercapaian kegiatan pembelajaran b. Diagram Kendali pembelajaran yang dihadapi c. Rencana tindak lanjut untuk perbaikan program

(19)

18 |

3. Sanksi

a. Teguran Lisan b. Teguran Tertulis

c. Sanksi administrative sesuai dengan peraturan yang berlaku

BAB III

PEMBIAYAAN

Selama kegiatan BDR segala bentuk pembiayaan yang timbul akibat kegiatan BDR dibebankan kepada BOS dan Bantuan Pendanaan Pendidikan dari Pemerintah Daerah atau Bantuan Komite Sekolah. Biaya selama kegiatan mengacu kepada juklak dan juknis penggunaan dana yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bagi anak-anak dengan kemampuan ekonomi lemah diprioritaskan untuk mendapat bantuan demi kelancaran kegiatan BDR daring maupun luring sesuai dengan juknis penggunaan dana pendidikan. Komite Sekolah dapat dilibatkan dalam penyediaan sarana prasarana atau kegiatan lain yang membantu pelaksanaan pembelajaran secara sukarela tanpa ditentukan besarannya dan dikelola oleh Komite Sekolah berkoordinasi dengan pihak sekolah.

BAB IV PENUTUP

Kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) dilakukan selama masa pandemic Covid 19 berdasarkan aturan dari pemerintah. Pembelajaran harus tetap berlangsung dengan tetap mempertimbangkan kualiatas layanan dan keterjangkauan layanan pembelajaran kepada siswa baik daring maupun luring harus segera mendapatkan penyelesaian dengan cepat agar siswa dapat terlayani dengan baik.

(20)

19 |

Jika terjadi perubahan dalam kebijakan, pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Pengawas Pendidikan secepatnya melakukan penyesuaian program secara cepat dan tepat. Fasilitas sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan tatapmuka terbatas harus memenuhi standar protokoler kesehatan sebagaimana disosialisasikan pemerintah dan mengikuti PROTOKOLER KESEHATAN AKB yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan.

Segala bentuk kekurangan yang terdapat dalam protocol kesehatan pembelajaran, dapat dilakukan perubahan secara periodic dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas dan pengawas pendidikan. Pihak sekolah menyediakan kotak layanan atau Call Center untuk segala pengaduan tentang kelemahan dan kekurangan selama pelaksanaan BDR berlangsung.

Cibinong, 01 Juli 2020

Kepala SMK PGRI 2 Cibinong

Dra. ENDANG SUSILOWATI, MM

Referensi

Dokumen terkait

Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo SIK melalui Kasat Reskrim AKP Kholiq Mawardi mengatakan, tersangka dan korban baru berkenalan satu Minggu, namun demikian

Pengamatan mikroskopis yang telah dilakukan diperoleh ciri- ciri sel sebagai berikut berbentuk batang dengan ukuran (0,4- 0,5) x (1,1- 1,6) µm dan Gram negatif, sedangkan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percoban ini adalah minyak kelapa yang berfungsi sebagai bahan baku pembuatan sabun, NaOH yang berfungsi sebagai pereaksi,

(3) Interaksi lama hari rawat dengan penyakit penyulit merupakan faktor yang paling mempengaruhi beban bia- ya sendiri pasien rawat inap peserta Askes di RSUD dr... KESMAS,

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh keahlian, pengalaman, situasi audit, etika audit, dan independensi auditor

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan intervensi mirror therapy, selama pasien melakukan latihan area yang aktif adalah korteks prefrontal area pramotor

Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu

Program pengobatan penyakit tuberkulosis paru antara lain obat diperoleh secara gratis dan prasarana, sarana, petugas Puskesmas Lawang dalam pelayanan pengobatan